Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Tadulako

yang penerapannya sejak tahun 1981 ini merupakan implementasi dari

Tridarma Pendidkan yakni Orientasi Pengabdian Masyakarat, dimana

hingga pada tahun 2002 masih bersifat konvensional yaitu Mahasiswa

bertindak didalam melaksanakan program kerja lebih terfokus pada paket

program yang dirancang oleh Panitia pelaksana.

Lembaga Pengabdian Mahasiswa (LPM), melalui Lokakarya telah

merekomendasikan model pelaksanaan KKN menjadi beberapa bentuk

antara lain KKN konvensional serta KKN thematik. KKN Thematik ini

dapat diarahkan dalam bentuk karateristik bidang Keilmuan masing-

masing yang kemudian dikemas berupa Kuliah Kerja Profesi. Sasaran

yang ingin dicapai adalah ingin mengoptimalkan wujud pengabdian

kepada masyarakat dengan lebih menonjolkan pendekatan profesional

akademik oleh mahasiswa tersebut.

Dengan KKN ataupun KKP ini mahasiswa dapat secara langsung

mengamplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki secara

selektif dan melembaga untuk dapat didayagunakan dalam membantu

masyarakat maupun pemerintah. Kuliah Kerja Profesi Universitas

Tadulako tahun 2010 merupakan Kuliah Kerja Profesi yang merupakan

1
angkatan kelima bagi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tadulako

(KKP Angkatan V Fatek Untad) yang berlangsung Selama 2 bulan. Kuliah

Kerja Profesi Fakultas Angkatan V Teknik Universitas Tadulako lebih

ditekankan pada program kerjasama dengan PNPM Perkotaan dan juga

program kerja mandiri yakni menyangkut perencanaan mikro hidro di

dusun Salena.

Fokus utama dari Kuliah Kerja Profesi Angkatan II Fakultas Teknik

UNTAD kali ini yakni pada Program perencanaan mikro hidro yang akan

di fungsikan untuk masyarakat Dusun Salena, disamping itu juga menjalin

kerja sama dengan PNPM dan BKM, melalui komitmen kerjasama ini

diharapkan mahasiswa dan Tim Fasilitator melakukan kemitraan yang

saling mendukung dalam rangka memberdayakan potensi dan masalah

yang ada di lingkungan masing-masing. Khusus lokasi sasaran BKM di

Kecamatan Palu Barat dalam hal ini Kelurahan Buluri, telah

merekomendasikan beberapa Program kerja yang telah tertuang dalam

kegiatan, Pengelolaan Lingkungan/Tata Ruang.

Dengan menjalin kemitraaan melalui komitmen dan kerjasama yang

dituangkan dalam bentuk kesepakatan pemberdayaan masyarakat melalui

badan yang telah dibentuk ditiap-tiap kelurahan yang ada. Badan tersebut

adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang keanggotanya

adalah tenaga sukarela dari penduduk masyarakat setempat yang

dipercaya sebagai wakil-wakil dari masyarakatnya yang mengemban

amanah untuk menjalankan beberapa tugas berupa proyek perbaikan

2
atau penambahan sarana dan prasarana dilingkungannya, antara lain :

Proyek Neighhborhood Upgrading And Shelter Sector Project (NUSSP)

dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Wilayah

Sulawesi Tengah, merupakan kegiatan yang dianggap relevan dengan

orientasi KKP yang tertuang dalam kurikulum yakni adanya unsur

Pendampingan pemberdayaan Masyarakat kemudian ditindaklanjuti

dengan perjanjian kerjasama oleh Pihak Fakultas Tehnik dengan Team

yang terkait dengan proyek tersebut, untuk itu kami sebagai mahasiswa

sangat mengharapkan bantuan berupa kerjasama yang baik dari

pemerintah setempat (Pemerintah kelurahan) untuk menunjang

kelangsungan perencanaan mikro hidro.

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

a. Mengimplementasikan disiplin Ilmu / Profesionalisme kejuruan yang

ada dengan potensi Sumber daya daerah dan masalah yang

dihadapi

b. Membantu Instansi Pemerintah dalam mensosialisasikan program-

program Pembangunan maupun dalm hal mengarahkan pengelolaan

Standar Teknis penataan Lingkungan fisik baik mikro maupun secara

Makro.

3
2. Tujuan

Tujuan dari dilaksanakannya Kuliah Kerja Profesi ini adalah :

a. Memberi pengalaman belajar kepada mahasiswa tentang

Pembangunan Masyarakat dan pengalaman kerja nyata secara

profesional sesuai disiplin ilmu yang ditekuni.

b. Mendekatkan Universitas Tadulako dengan masyarakat.

1.3. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan :

Bab I menjelaskan latar belakang , maksud dan tujuan, serta

sistematika pembahasan

Bab II : Gambaran Umum Lokasi KKP

Pada bab ini menjelaskan Sejarah singkat kelurahan, kondisi

geografis, kondisi demografi, serta kondisi sosial budaya dan ekonomi

Bab III : Pelaksanaan Program Kerja KKP

Pada bab ini menjelaskan tentang strategi dan pendekatan yang

digunakan, faktor pendukung dan penghambat, serta hasil yang dicapai

4
Bab IV : Penutup

Berupa kesimpulan dan saran, Lampiran-lampiran antara lain : Peta

kelurahan, program kerja KKP dan dokumentasi kegiatan KKP

5
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI KKP

2.1. Sejarah Singkat Kelurahan Buluri

Kelurahan Buluri yang terletak di kecamatan Palu Barat, memiliki

beberapa lingkungan daerah yakni; Lingkungan I yang diberi nama Katoyo

yang letaknya di bagian Selatan Keluraha Buluri sendiri, Lingkungan II

yang diberi nama Benteng letaknya berada di bagian Utara Kelurahan

Buluri, dan Lingkungan III dengan nama Dusun Salena berada di bagian

Barat Kelurahan Buluri lebih tepatya lagi berada di daerah pegunungan.

Berdasarkan sejarahya, masyarakat Salena berasal dari suku kaili

Unde dimana masyarakatnya masih sangat tradisional dan tinggal di

kampong di pegunungan yang dinamakan Bolonggima. Hal ini dibuktikan

dengan adanya peta wilayah yang beredar dari peninggalan orangtua

dulu. Sampai dengan tahun 1977, tidak ada pemerintah atau aparat desa,

yang ada adalah orang tu-tua adat yang memimpin sampai dengan

sekarang yang bernama Like Sando dan Taya.

Pada tahun 1980, warga Salena diminta untuk ikut program

transmigrasi ke daerah Banpres Palolo. Warga menolak dan

menandatangani pemerintah untuk meminta supaya mereka menjadi

warga Salena. Pada tahun 1988, pemerintah memberikan bantuan

pembangunan balai pertemuan atau bantaya dimana tenaga

pembangunannya merupakan swadaya dari masyarakat. Sampai dengan

6
sekarang, sudah terjadi pembangunan kembali sebanyak 3 kali untuk

bantaya tersebut.

Pada tahun 1990, pemerintah membangun Sekolah Dasar di Salena

dan pada tahun yang sama, masyarakat secara swadaya juga

membangun Masjid.

2.2. Kondisi Geografis

Secara geografis kondisi kelurahan Buluri memiliki Topografi dataran

tinggi, dengan ketinggian tanah antara 0 – 450 meter (Dusun Salena) dari

permukaan laut.

Wilayah kelurahan Buluri mempunyai batas teritorial sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Watusampu

• Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Palu

• Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Tipo

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Marowola dan

Kabupaten Dongala

7
POSISI KELURAHAN BULURI TERHADAP KECAMATAN PALU

BARAT

kelurahan buluri

(Sumber : google eart)

Gbr.Peta Kota Palu

PETA KEL. BULURI

Utara berbatasan dengan Kel.Watusampu

Barat berbatasan

dengan

Kec. Marowola

Timur

berbatasa

dengan

Teluk

Palu

Selatan berbatasan dengan Kel. Tipo

8
2.3. Kondisi Demografi

Secara teritorial kelurahan ini termasuk dalam wilayah Kecamatan

Palu Barat yang mempunyai Luasan wilayah 1.445 Ha atau 14,45 Km2.

Banyaknya lingkungan ada 3, dengan Jumlah RT. di Kelurahan Bulurii

adalah 15 RT dan 6 RW. Dengan sarana dan prasarananya yaitu tempat

ibadah (Masjid) 5 Unit, Puskesmas pembantu 3 Unit, Posyandu 4 Unit,

Sekolah Dasar 3 unit, MTs 1 buah yaitu MTs Al-Khairat.

Gambar : Fasilitas - fasilitas Umum pada kelurahan Buluri hasil survey

Mahasiswa KKP-FT Angkatan V Tahun 2010 sebagai berikut :

Kantor Kelurahan Buluri Salah Satu Mesjid di Salah Satu Pustu di

Kelurahan Buluri Kelurahan Buluri

Salah Satu SD Negeri Buluri MTs Al-Khairaat Buluri Palu

di Buluri Palu

9
Menurut data statistik, penduduk kelurahan Buluri pada tahun 2007

berjumlah 2.558 jiwa dan kepadatan mencapai 177 pddk / km2 dengan

jumlah 540 KK. Adapun Komposisi penduduknya dapat kita lihat

berdasarkan :

a. Tabel : Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin adalah :

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki 1.296 Jiwa

Perempuan 1.262 Jiwa

Sumber : Data Monografi Kelurahan Buluri 2007

b. Tabel : Fasilitas Kesehatan adalah sebagai berikut :

Fasilitas Jumlah
3
Puskesmas

Pembantu
-
Polindes

Pos KB -
Sumber : Data Monografi Kelurahan Buluri 2007

c. Tabel : Fasilitas Tempat Ibadah adalah sebagai berikut :

10
Tempat Ibadah Jumlah
5 Unit
Masjid
Musholah -
Gereja -
Pura -
Vihara -
Sumber : Data Monografi Kelurahan Buluri 2007

d. Tabel : Jumlah penduduk Menurut Pendidikan adalah sebagai

berikut :

Lulusan Pendidikan Umum Jumlah


Taman Kanak-kanak -
Sekolah Dasar 105 Orang
SMP/SLTP/MTs 110 Orang
SMU/SLTA 106 Orang
DI/DII/D3/S1 2 Orang
JUMLAH 323 Orang

Sumber : Data Monografi Kelurahan Buluri 2007

2.4. Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi

Masyarakat yang bermukim di Kelurahan Buluri sangat heterogen

namun sebagian besar adalah suku kaili yang merupakan suku asli dan

sebagian lagi berasal dari suku bugis, jawa dan suku-suku pendatang

lainnya. Walaupun terdiri dari berbagai macam suku, masyarakat

kelurahan Buluri masih memiliki semangat gotong royong serta

kekeluargaan yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan-

11
kegiatan yang dilaksanakan, baik kegiatan tersebut berupa acara adat

maupun kegiatan yang di laksanakan di lingkungan sekitar tempat tinggal

mereka.

Pola hidup masyarakat kelurahan Buluri masih kental dengan

kehidupat adat budaya suku Kaili, hal ini terbukti masih adanya orang

kepercayaan masyarakat yang angkat dan di tuakan sebagai ketua adat

yang berperan untuk mengatur adat istiadat di kelurahan.

Tingkat perekonomian masyarakat di Kelurahan Buluri rata-rata

berada pada tingkat menengah kebawah. Hal ini dapat di lihat dari tingkat

pendapatan masyarakat di Kelurahan Buluri, dimana masyarakat yang

bermukim di pesisir pantai bekerja sebagai nelayan yang masih

menggunakan alat-alat tradisional untuk mencari ikan, dan sebahagian

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai tukang batu, pengangkut

pasir (pekerjaan Serabutan), jasa, pedagang, swasta, dan pegawai negeri.

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM KERJA KKP

3.1. Strategi dan Pendekatan yang Digunakan

Dalam aplikasi pelaksanaan program kerja Kuliah Kerja Profesi

angkatan V selama kurang lebih dua bulan di Kelurahan Buluri Kecamatan

12
Palu Barat, kami mahasiswa KKP FT UNTAD menggunakan strategi dan

pendekatan sebagai berikut :

1. Menjalin koordinasi yang berkesinambungan dengan pihak

pemerintah Kelurahan Buluri, tim fasilitator PNPM-MP Kota Palu,

serta Badan Keswadayaan Masyarakat ‘Sintuvu Nabelo’ Kelurahan

Buluri yang merupakan unsur yang paling terlibat dalam aplikasi

program kerja pendampingan Langsung Masyarakat bidang

pekerjaan fisik lingkungan.

2. Menjalin kerjasama dengan warga dalam hal pembuatan papan

nama jalan dan lorong serta silaturrahmi dengan warga sekitar.

3.2. Faktor Pendukung dan Penghambat

Pelaksanaan program kerja KKP FT V UNTAD tidak lepas pula dari

faktor-faktor pendukung dan faktor penghambat. Namun kami selaku

mahasiswa peserta KKP sadar bahwa proses KKP tersebut merupakan

pembelajaran terhadap kemampuan dalam memecahkan masalah secara

mandiri, sehingga kegiatan pengambilan keputusan dalam usaha

memecahkan masalah yang kami temui dilapangan dilakukan secara

musyawarah sesama mahasiswa peserta KKPT.

1. Faktor Pendukung

Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan

Kuliah Kerja Profesi di Kelurahan Buluri antara lain :

13
- Dukungan yang baik dari pemerintah Propinsi Sulawesi

Tengah, pemerintah Kota Palu, pihak Kelurahan, tokoh masyarakat,

tokoh adat, serta tokoh pemuda Kelurahan Buluri.

- Kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat dan Fasilitator

Kelurahan PNPM yang sangat baik, sehingga proses pendampingan

persiapan pekerjaan pembangunan fisik dapat terlaksana dengan

lancar.

- Koordinasi yang baik antara Mahasiswa peserta KKP FT V

UNTAD Kelurahan Buluri dengan Dosen Pembimbing dan

Mahasiswa KKP FT di Kelurahan Tipo, sehingga diskusi-diskusi

mengenai perkembangan pelaksanaan program kerja KKP dapat

terlaksana secara berkesinambungan.

- Prasarana yang cukup memadai pada posko KKP FT.

- Kondisi keamanan yang baik.

- Warga Kelurahan Buluri yang sangat bersahabat dan ramah

dengan Mahasiswa KKP baik yang berada di lingkungan Katoyo,

Benteng maupun di Salena.

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat antara lain :

- Kurangnya Komunikasi antara panitia KKP FT dengan pihak

PNPM, sehingga perencanaan dan pelaksanaan program kerja

14
mandiri sedikit terlambat dikarenakan pada awalnya Mahasiswa KKP

terfokus pada program kerja yang diusulkan oleh pihak PNPM.

- Kurang lengkapnya data-data penunjang yang terdapat di

kantor Kelurahan.

3.3 Hasil Yang Dicapai

Hasil yang Dicapai antara lain :

- Pembuatan Peta Sarana dan Prasarana Kelurahan

- Pembuatan Peta lokasi bangunan fisik yang dibuat PNPM TA

2007-2008

- Perencanaan Aula/ruang rapat kelurahan

- Perencanaan papan nama (Plat Beton) Kelurahan

- Perencanaan dan pembuatan papan nama jalan/lorong dan

perangkat kelurahan

- Pengembangan Mikrohidro di Dusun Salena

- Bakti Sosial di Dusun Salena

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

15
Kuliah Kerja Profesi (KKP) Angkatan V Fakultas Teknik Universitas

Tadulako tahun 2010 merupakan KKP yang kelima dari Fakultas Teknik

dengan mengusung konsep Pengelolaan Lingkungan/Tata Ruang sesuai

dengan profesi kemahasiswaan pemberdayaan terhadap masyarakat

dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berada

dilingkungnnya.

Penentuan Program kerja oleh mahasiswa KKP sendiri tidak lepas

dari tujuan utamanya yaitu Pengelolaan Lingkungan/ Tata Ruang, serta

ada beberapa tambahan program kerja yang dibuat yang masih relevan

dengan profesionalitas mahasiswa. Dengan konsep ini diharapakan

bahwa masyarakat dapat berperan penting dan mengelola lingkungan

sekitar. Mahasiswa KKP Angkatan V sendiri berfungsi sebagai fasilitator,

mitivator serta pendamping.

4.2 Saran

a. Perlunya perekrutan dan pendistribusian mahasiswa untuk

setiap tempat baik desa maupun kelurahan agar mahasiswanya

yang mempunyai kemampuan kepemimpinan dibagi secara merata.

b. Perlunya penambahan waktu untuk pembekalan pemberian

materi.

c. Waktu untuk pemberian materi pembekalan sebaiknya lebih

awal agar mahasiswa lebih siap dalam menghadapi masyarakat saat

pelaksanaan KKP Fakultas Teknik Angkatan V.

16
d. Sebaiknya panitia pelaksanaan KKP bekerja sama langsung

dengan pemerintah kecamatan atau kelurahan dalam pelaksanaan

KKP sehingga program-program pembangunan di kelurahan/desa

yang akan dan sedang dilaksanakan dikelurahan tersebut dapat

diketahui dan dimasukkan ke dalam program kerja mahasiswa KKP.

Hal ini bertujuan agar mahasiswa KKP tidak kaku dalam menyusun

program kerja.

17

Anda mungkin juga menyukai