8
Tabel. 2.1 Perbedaan Perguruan Tinggi Di Indonesia
Jenis Perguruan Tinggi Definisi Perbedaan
Universitas Terdiri dari sejumlah
fakultas yang
menyelenggarakan
pendidikan akademik
dan/atau Pendidikan
vokasi dalam sejumlah
ilmu pengetahuan, seni,
dan teknologi. Jadi,
universitas bisa
menyelenggarakan dua
jenis pendidika tinggi,
yaitu Pendidikan
akademik dan Pendidikan
vokasi.
Insstitut Terdiri atas sejumlah Bedanya, fakultas-
fakultas yang fakultas dalam institut
meneyelenggarakan berasal dari dua jenis
Pendidikan akademik keilmuan saja. Berbeda
dan/atau Pendidikan dengan universitas yang
vokasi dalam jumlah ilmu fakultasnya berasal dari
pegetahuan, teknologi, berbagai jenis keilmuan.
dan seni. Sama seperti
universitas, institute bisa
menyelenggarakan dua
jenis Pendidikan tinggi.
Sekolah Tinggi Perguruan tinggi yang Namun berbeda dengan
melaksanakan Pendidikan universitas dan isnstitut,
akademik dan/Pendidikan sekolah tinggi cuman
vokasi dalam jumlah ilmu terdiri dari satu fakultas
pegetahuan, teknologi, yang terbagi kedalam
dan seni. Sama seperti berbagai jurusan.
universitas, institut, bisa
menyelenggarakan dua
jenis pendidikan tinggi.
Politeknik Politeknik adalah sekolah
tinggi yang hanya
menyelenggarakan
Pendidikan vokasi. Jadi,
politeknik tidak
9
menyelenggarakan
penidikan akademik.
Sumber : youthmanual.com
10
Penamaan Sekolah Tinggi Tahfidz Al-Quran berlandaskan dari keputusan
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3389 Tahun 2013. Dengan merujuk
kepada UU No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
dan Peraturan Menteri Agama No.36 Tahun 2009 Tentang Pembidangan Ilmu dan
Gelar Akademik pada Perguruan Tinggi Agama Islam dan Peraturak Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1429 tahun 2012 Tentang Penataan Program
Studi di Perguruan Tinggi Agama Islam. Penamaan PTAI baru juga bisa berpijak
pada misi atau core keilmuan yang akan diselenggarakan seperti Thafidz Al-
Quran, Filsafat, Aqidah/Theology, dan sejenisnya. Sehingga dari sisi penamaan
memungkinkan untuk eklusif seperti Sekolah Tinggi Tahfidz Al-Quran (STTQ),
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA), Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Islam
(STIFI) dan sejenisnya.4
4
Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3389 Tahun 2013
11
4. Dosen dan tenaga pendidikan lainnya dan pengembangannya.
5. Bidang ilmu yang akan diselenggarakan
6. Daya tamping mahasiswa dalam lima tahun mendatang
Gambar Tabel 2.2 Persyaratan minimal sarana dan prasarana sekolah tinggi
Sarana dan Akademi Politeknik Sekolah Institute Universitas
prasarana tinggi
12
Ruang kuliah 100 m2 300 m2 200 m2 600 m2 1.000 m2
Ruang 20 m2 40 m2 30 m2 60 m2 80 m2
kantor
administrasi
Ruang 150 m2 300 m2 200 m2 450 m2 600 m2
Perpustakaan
Ruang 180 m2 360 m2 270 m2 540 m2 720 m2
komputer
Ruang 200 m2 400 m2 300 m2 600 m2 800 m2
laboratorium
Ruang dosen 30 m2 90 m2 60 m2 180 m2 300 m2
tetap
Tanah 5.000 m2 5.000 m2 5.000 m2 3.000 m2 10.000 m2
13
Gambar 2.2 Skema Bagian Perguruan Tinggi
Sumber : Mhd.Fuad Hidayat, 2011
c. Perpustakaan
14
Gambar 2.4 pengaturan meja untuk ruang perpus
Sumber :Joseph De Chiara & Jhon Callender, 1983
15
Gambar 2.6 ukuran standar orang membaca buku
Sumber :Joseph De Chiara & Jhon Callender, 1983
16
Gambar 2.8 ukuran standar ruang baca perpustakaan
Sumber :Joseph De Chiara & Jhon Callender, 1983
17
Sumber :Joseph De Chiara & Jhon Callender, 1983
18
Gambar 2.13 model meja baca
Sumber :Joseph De Chiara & Jhon Callender, 1983
19
Gambar 2.14 Contoh Bentuk Aula
Sumber : Mhd.Fuad Hidayat, 2011
d. Sirkulasi
Sirkulasi bagaimana pencapaian mahasiswa/dosen menuju kesebuah
ruangan/kelas. Berikut bentuk-bentuk sirkulasi :
1. Bentuk linear
Jalan lurus yang mengorganisir sederet ruang-ruang.
2. Bentuk radial
Jalan lurus yang berkembang atau berhenti pada sebuah pusat
20
Gambar 2.16 Contoh Bentuk sirkulasi radial
Sumber : Mhd.Fuad Hidayat, 2011
3. Bentuk Spiral
Jalan tungal menerus, yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan
jarak berubah.
4. Bentuk grid
Dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan
membentuk ruang segi empat
21
Sumber : Mhd.Fuad Hidayat, 2011
5. Bentuk Jaringan
Jarak yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang
6. Bentuk komposit
Kombinasi keseluruhan pola jalur ruang.
22
Gambar 2.21 gerak manusia normal
Sumber : Mhd.Fuad Hidayat, 2011 dalam Neufert, 2002
23
Gambar 2.22 Standar untuk pengguna kursi roda
Sumber :Joseph De Chiara & Jhon Callender, 1983
24
Gambar 2.24 Standar untuk pengguna kursi roda
Sumber :Joseph De Chiara & Jhon Callender, 1983
25
Sumber :Joseph De Chiara & Jhon Callender, 1983
d. Bukaan
26
Pintu- pintu memberikan jalan masuk dala ruang dan menentukan pola gerak
serta penggunaan ruang didalamnya. Jendela-jendela akan mendorong masuknya
cahaya kedalam ruang dan memberikan penerangan pada permukaan ruang,
menawarkan suatu pemandangan dari dalam ruang kearah luar, membangun
hubungan visual antara suatu ruang dengan ruang-ruang yang lain yang
berdekatan, serta memberikan ventilasi alami kedalam ruangan.
e. Pencahayaan
Pencahayaan bertujuan untuk mencapai fungsi penerangan fungsional,
terutama untuk bangunan yang memerlukan penerangan yang optimal demi
kejelasan belajar mengajar dan mebantu meningkatkan konsentrasi dalam
beraktivitas. Adapun jenis-jenis lampu yan bias menjadi rujukan (fisika bangunan,
2008), yaitu :
1. Lampu pijar (incandencents lamp)
2. Fluorescent lamp
3. High intensity discharge (hid) lamps
27
Penempatan dan penentuan lampu apa yang akan dipakai dalam
suatu bangunan,memudahkan aktivitas pengguna bangunan
tersebut.
f. Penghawaan
Penggunaan penghawaan membantu pengguna ruangan dalam mengatur
temperature udara dalam ruangan tersebut.
1. Penghawaan alami
Penghawaan alami dengan memaksimalkan potensi alam, adapaun
beberapa cara yang dapat ditempuh dalam penghawaan alami
adalah :
- Penggunaan ventilasi silang pada bangunan
- Menempatkan vegetasi dan air
- Peletakan massa atau bangunan
2. Penghawaan buatan
g. System keamanan
Pada sebuah perancagan bangunan maupun massa bangunan, untuk
menjaga keamanan penggua dalam melakukan aktivitas didalam bangunan
diberikan pelayanan keselamatan. Pelayanankeselamatan ini meliputi terhadap
bahaya-bahaya yang mungkin timbul. Diantara bahaya-bahaya tersebut adalah
bahaya kebakaran, bahaya tindak criminal dan bahaya terhadap bencana alam.
Untuk bahaya bencana alam yang menjadi prioritas adalah bahaya petir,
karena lokai masih sangat terbuka sehingga peluang untuk terkenanya petir sangat
besar, yaitu :
1. Bahaya kebakaran
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran, dibutuhkan alat-alat pemadam
kebakaran yang praktis, mudah digunakan dan mudah dijangkau. Alat-alat
tersebut adalah :
- Heat detector
28
Suatu alat untuk mendeteksi panas, seperti suhu atau
temperatur
- Smoke detector
Suatu alat untuk mendeteksi asap apabila terjadi kebakaran
ataupun asap yang timbul dari asap rokok, asap pembakaran
kertas, asap pembakaran sampah, dan lain sebagainya.
- Flame detector
Suatu alat untuk mendeteksi lidah api seperti terjadinya
kebakaran
- Lampu darurat
Suatu alat yang berupa lapu yang akan menyala begitu alarm
aktif dengan kata lain sebagai tanda darurat bila terjjadi
sesuatu. Biasanya pada lampu ini berwarna merah ataupun
kuning.
- Sprinkler
Alat untuk memadamkan api dengan cara menemprotkan air
ataupun bahan pemadam lainnya seperti gas tertentu. Radius
yang dapat dijangkau adalah 25 m2/ unit.
- Hidran luar dan dalam
Alat untuk memadamkan api bila membesar. Hidran dalama
diletakkan didalam bangunan, sedangkan hidran luar diletakkan
disisi bangunan.
- Pemadam ringan
Alat pemadam yang digunakan dengan cara disemprotkan.
Dalam alat ini berisi bahan kimia yang dapat memadamkan api
bila terjadi kebakaran dan alat ini dapat dibawa berpindah-
pindah tempat.
- Bahaya tindak criminal
Untuk mengantisipasi bahaya tindak criminal, maka system
keamanan yang digunakan adalah dengan menyediakan alat-
29
alat keamanan seperti CCTV, alarm dan dengan adanya
penjaga yang selalu siaga untuk menatasi tindakan criminal.
30
Rasio Luas
Rasio Luas Luas Lahan Lahan Luas Lahan
Program
Lahan peryangPascasarjana Program Pascasarjana
Tambahan Tambahan yang
Minimum (m2)
Berdiri Bergabung
Mahasis Mahasiswa (m2/
Sendi Minimum
per dengan Program (m2)
Sarjana
wa mahasiswa) ri Mahasiswa
(m2/
Rasio Luas
Rasio Luas Luas mahasiswa)
Lantai Luas Lantai
Lantai Lantai Bangunan Bangunan
≤ 60Jumla 7,9 474
Bangunan 3,5 210
h Bangunan per Minimum Tambahan Tambahan
> 60
Mahasis 7,6 3,5
Mahasiswa (m2) per Minimum
wa
Catatan: Ketentuan
(m2/ tentang luas lahan minimum hanya digunakan bila perkalian
Mahasiswa (m2)
jumlah mahasiswa dengan rasio luas lahan per
mahasiswa) (m2/mahasiswa lebih kecil dari angka
luas lahan minimum. mahasiswa)
7. Koefisien Dasar Hijau (KDH), yaitu persentase bagian lahan yang dihijaukan terhadap
≤ 60 luas lahan keseluruhan,
7,6 456
harus mengikuti Peraturan2,6 156
Daerah Kabupaten/Kota
> 60 setempat tentang7,3 2,4
Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Rinci Tata Ruang atau
Catatan:Peraturan
Ketentuan tentang
Zonasi. Bilaluas lantaiDaerah
Peraturan bangunan minimum
dimaksud belumhanya digunakan
tersedia, Koefisienbila
Dasar
perkalian jumlah mahasiswa
Hijau minimum adalah dengan rasio luas lantai bangunan per mahasiswa lebih kecil dari
angka luas
10%.lantai bangunan minimum.
8. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa,
serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat.
9. Kemiringan lahan rata-rata untuk pendirian bangunan kurang dari 15%.
10. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut.
a. Pencemaran air, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan
peraturan penggantinya.
b. Pencemaran udara, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan peraturan penggantinya.
c. Kebisingan, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor
Kep. 48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Mutu Kebisingan dan peraturan
penggantinya.
B. Ketentuan Bangunan
11. Rasio Luas Bangunan Perguruan tinggi sebagai berikut :
12. Bangunan memenuhi ketentuan intensitas dan tata bangunan yang diatur dalam
31
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota setempat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah,
Rencana Rinci Tata Ruang, Peraturan Zonasi, Bangunan, atau peraturan lainnya yang
mengikat. Bila Peraturan Daerah dimaksud belum tersedia, maka:
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu persentase luas lantai dasar bangunan
terhadap luas lahan, maksimum adalah 80% dari luas lahan di luar luas lahan praktik
dan parkir di luar bangunan.
b. Jarak bebas bangunan gedung yang meliputi Garis Sempadan Bangunan terhadap as
jalan batas kepemilikan persil (Garis Sempadan Pagar atau Garis Sempadan Jalan), tepi
sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan jarak antara bangunan
gedung dengan batas-batas persil mengikuti peraturan yang berlaku nasional.
c. Garis Sempadan Bangunan muka minimum 10 meter, dan Garis Sempadan
Bangunan samping dan belakang minimum 4 meter.
13. Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan berikut:
a. Memiliki konstruksi yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan
maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta
untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam
lainnya, semuanya sesuai dengan standar yang berlaku.
b. Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
c. Dilengkapi peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat dengan
lebar
minimum 1,2 meter, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau
bencana lainnya.
d. Dilengkapi akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi
penunjuk arah yang jelas.
14. Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan berikut:
a. Mempunyai fasilitas secukupnya untuk penghawaan dan pencahayaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung meliputi saluran air bersih,
saluran air kotor, sumber air bersih, instalasi pengolahan limbah, tempat sampah, dan
saluran air hujan.
c. Menggunakan bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
d. Menyediakan instalasi pengolahan limbah khusus sesuai kebutuhan dan persyaratan
program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
15. Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan
nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan pengguna lain yang memiliki
keterbatasan kemampuanbergerak.
16. Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan berikut:
a. Bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan
pembelajaran.
b. Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik.
c. Setiap ruangan dilengkapi dengan jendela yang tanpa atau dengan lampu penerangan
dalam ruangan tersebut dapat memberikan tingkat pencahayaan yang memadai untuk
melakukan kegiatan belajar.
17. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga yang bentuk, lokasi dan jumlahnya
mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna.
Bangunan bertingkat lebih dari empat lantai dilengkapi dengan elevator.
18. Bangunan dilengkapi sistem keamanan dengan setiap ruangan dapat dikunci dengan
32
baik saat tidak digunakan
19. Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya yang memadai untuk menunjang
seluruh peralatan listrik yang digunakan, minimum 5 VA untuk setiap m2 luas lantai
bangunan. Instalasi memenuhi ketentuan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
20. Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi
secara profesional.
21. Kualitas bangunan gedung minimum adalah kelas A, sesuai dengan Pasal 45 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, dan mengacu pada SNI konstruksi yang diterbitkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum.
22. Bangunan perguruan tinggi dapat bertahan minimum 20 tahun.
23. Pemeliharaan bangunan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
a. Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian
daun jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik,
dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun.
b. Pemeliharaan berat, meliputi penggantian sebagian kecil atau sebagian besar rangka-
rangka bangunan terutama yang terbuat dari kayu, serta penutup atau pelapis atap,
dilakukan minimum sekali dalam 20 tahun.
C. Sarana dan Prasarana
24. Kelompok Sarana dan Prasarana Akademik terdiri atas:
Sarana dan Prasarana Akademik Umum:
1) sarana dan prasarana kuliah,
2) sarana dan prasarana perpustakaan,
3) sarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
4) sarana dan prasarana dosen,
5) sarana dan prasarana belajar mandiri
6) sarana dan prasarana bersama
33
7) bengkel,
8) tempat parkir.
(Sumber: Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Peta Lokasi
Alamat Jl. Taman Ratu Safiatuddin, Jalan Sultan Malikul Jl. Syiah Kuala, Alue Naga,
Kuta Alam, Banda Aceh Saleh, Lhong Raya, Kuta alam, Banda Aceh
Banda Raya, Kota Banda
Aceh
Batasan Site Secara Geografis site Secara Geografis site Secara Geografis site
berbatasan dengan : berbatasan dengan :. berbatasan dengan :
1.Timur : Berbatasan 1.Timur : Jalan Sultan 1.Timur : Perumahan
dengan Kantor Gubernur Malikul Saleh 2.Barat : Tambak dan
Aceh 2. Barat : Perumahan Pohon Bakau
2.Barat : Masjid Oman warga dan sawah 3.Selatan : Perumahan
3.Selatan : Stadion Haji 3. Selatan : Perumahan 4.Utara : Tambak dan
Dimurthala warga dan sawah Pohon Bakau
4.Utara : Komplek Sultanah 4. Utara : Perumahan
Ratu Safiatuddin Warga dan Sawah
Landuse Jasa dan Pelayan umum Perdagangan dan Jasa Perumahan dan Cagar
Budaya
Luas site 1.8 ha 1.8 ha 1.2 ha
34
2.3.2 Studi Kelayakan Tapak
Kriteria Lokasi 1 Skor
Letak Lokasi Jl. Taman Ratu Safiatuddin, Kuta Alam, Banda Aceh 3
Luas Lahan 18.000 m2 3
Batasan Site 1.Timur : Kantor Gubernur Aceh 3
2.Barat : Masjid Oman
3.Selatan : Stadion Haji Dimurthala
4.Utara : Komplek Sultanah Ratu Safiatuddin
Akses Akses ke site sangat mudah 3
35
Penduduk sehingga padat jumlah penduduk
Jumlah Traffic Dijalan T.Nyak Makam 2
Pusat Sangat ramai, sewaktu-waktu karena dekat dengan kompleks 1
Keramaian taman kebudayaan Aceh, Masjid Oman, Stadion Dhimurthala
Kompetisi -
Sirkulasi Mudah dilalui dan diakses karena banyak kendaraan melintas 3
dan merupakan jalan arteri primer serta memiliki luas jalan 12
M dan jalan kolektor dengan luas jalan 3 M.
Drainase Terdapat drainase dalam site yang tersambung dengan 3
drainase perkotaan yaitu sungai disamping site
Kebisingan Tingkat kebisingan tinggi karena sumber bising berasal dari 1
kendaraan jalan raya utama.
Jumlah 17
36
kosong dengan pemandangan sawah.
View kiri: view negatif karena berhadapan dengan belakang
perumahan warga yang tampilan bangunannya kurang bagus.
View belakang: view positif karena terdapat lahan kosong
dengan pemandangan sawah.
Kontur Memiliki kontur kecil, berair karena tanah persawahan. 2
Kepadatan Sedang, karena terdapat perumahan warga dan bangunan 2
Penduduk disampingnya, dan termasuk area perdagangan dan jasa.
Jumlah Traffic Banyak kendaraan melintas, karena dekat jalan utama yaitu 2
Jalan Sultan Malikul Saleh sebagai jalan arteri sekunder.
Pusat Sedang, karena hanya terdapat pemukiman penduduk dan 2
Keramaian ruko dan jauh dari pusat kota.
Kompetisi -
Sirkulasi Mudah dilalui dan diakses karena banyak kendaraan melintas 2
dan merupakan jalan arteri sekunder serta memiliki luas jalan
12 M.
Drainase Tidak terdapat system drainase di dalam site. 2
Kebisingan Tingkat kebisingan tinggi karena sumber bising berasal dari 2
kendaraan jalan utama dan perumahan warga.
Jumlah 32
37
View utara : view negative karena berhadapan dengan
perumahan warga
View belakang: view positif karena behadapan dengan danau
dan pohon bakau
Kontur Memiliki kontur kecil, berair. 2
Kepadatan Kepadatan penduduk sedang 3
Penduduk
Jumlah Traffic Tidak terdapat traffic pada site 3
Pusat Sedang, pusat keramaian terjadi disekitar wisata cagar budaya 3
Keramaian makam syiah kuala, dan pantai syiah kuala
Kompetisi -
Sirkulasi Sirkulasi satu arah dengan lebar jalan 6 m 3
Drainase Mengikuti drainase alami dalam site, yaitu memanfaatkan 3
sungai disekeliling.
Kebisingan Tingkat kebisingan rendah, karena sumber bising berasal dari 2
kendaraan yang lewat dan angin laut
Jumlah 39
Kesimpulan jumlah total setiap alternatif site
Site 1 Site 2 Site 3
17 32 39
Alamat Jl. Klaten -Solo km 04 Jalan Hamzah, Ampang Bandar Seri Begawan,
belangwetan,Klaten Peca, Kuala Kubu
Brunei Darussalam
Utara, Jawa Tengah Bharu, Selangor Darul
Ehsan.
38
Bangunan
Sirkulasi
3. Gedung asrama
39
3. Perpustakaan
4. Gedung administrasi
4. Masjid
6. Masjid
6. Ruang Publik
40
3. Fasilitas yang akan dirancang pada Sekolah Tinggi Tahfidz Al-Quran
di Banda Aceh berdasarkan Standar BSNP atapun sesuai kebutuhan
pengguna
4. Kegiatan penunjang pada Sekolah Tinggi Tahfidz Al-Quran di Banda
Aceh adalah Islamic Exhibition, Daurah, dan Halaqah Tarbawiyah
41