Ngayogyakarta Hadiningrat. Pada saat itu pemerintahan suatu wilayah dipimpin oleh seorang
Bekel dan Demang, kemudian melebur menjadi Kelurahan. Berdirinya kelurahan-kelurahan di
Wilayah Ngayogyakarta Hadiningrat juga turut mempengaruhi berdirinya Desa Sitimulyo yang
merupakan gabungan dari Kelurahan Mojosari, Madugondo, Cepokjajar, dan Ngablak.
1. Kelurahan Mojosari terdiri dari lima dusun yaitu Babadan, Karang Anom, Karang
Tengah, Mojosari, dan Karang Ploso.
2. Kelurahan Madugondo terdiri dari lima dusun yaitu Nglengis, Madugondo,
Somokaton, Munggang, dan Karanggayam.
3. Kelurahan Cepokojajar terdiri dari empat dusun yaitu Kuden, Padangan, Ngampon, dan
Cepokojajar.
4. Kelurahan Ngablak terdiri dari tujuh dusun yaitu Ngablak, Banyakan I, Banyakan II,
Banyakan III, Nganyang, Pagergunung I dan Pagergunung II.
Desa Sitimulyo terletak di Kecamatan Piyungan dan termasuk ke dalam Sub Wilayah
Pengembangan (SWP) VI yang diarahkan sebagai kawasan perindustrian, serta merupakan
derah rawan bencana. Secara umum desa Sitimulyo arah pengembangannya merupakan
kawasan perindustrian dan pertanian yang meliputi:
Desa Sitimulyo terletak di bagian timur laut wilayah Kabupaten Bantul dengan jarak lima
kilometer dari Ibukota Kecamatan dan 18 km dari Ibukota Kabupaten. Adapun batas Wilayah
Desa Sitimulyo adalah sebagai berikut:
- Dukuh Babadan
- Dukuh Kuden
- Dukuh Karang Anom
- Dukuh Cepokojajar
- Dukuh Karang Tengah
- Dukuh Padangan
- Dukuh Mojosari
- Dukuh Ngampon
- Dukuh Karang Ploso
- Dukuh Pagergunung I
- Dukuh Nglengis
- Dukuh Pagergunung II
- Dukuh Madugondo
- Dukuh Nganyang
- Dukuh Somokaton
- Dukuh Banyakan I
- Dukuh Monggang
- Dukuh Banyakan II
- Dukuh Karang Gayam
- Dukuh Ba
- Dukuh Ngablak
Profil Masarakat
Jumlah penduduk Desa Sitimulyo sebanyak 15.930 jiwa (pada tahun 2015) dengan sebaran
penduduk yang cenderung merata kecuali di daerah-daerah pegunungan. Penduduk cenderung
bermukim secara berkelompok di wilayah yang memiliki permukaan rata dan lebih tinggi,
selanjutnya wilayah ini disebut sebagai Dusun. Hal tersebut terjadi karena tanah yang berada
di bawah dan rata dapat digunakan sebagai lahan pertanian.
Kondisi sosial masyarakat Desa Sitimulyo mayoritas merupakan usia porduktif (usia 18 hingga
49) tahun dengan tingkat dan latar pendidikan yang bermacam-macam sehingga tingkat
kesejahteraan dan taraf hidup yang variatif. Akan tetapi dengan kedekatan emosional yang ada
di lingkungan masyarakat Desa Sitimulyo sangat erat karena kecenderungan tempat tinggal
warga yang berdekatan di wilayah pedesaan. Bentuk kedekatan emosional ini dapat terlihat
dari adanya beberapa kegiatan rutin yang dihadiri oleh hampir seluruh warga di masing-masing
dusun seperti gotong royong mingguan, pertemuan rutin RT, pertemuan rutin dusun, pertemuan
ibu-ibu, menjenguk tetangga yang sedang sakit, pertemuan yang bersifat kerohanian, sripahan,
dan lain sebagainya.
Selain itu, masyarakat Desa Sitimulyo juga memiliki aneka ragam kebudayaan yang masih
dilestarikan hingga saat ini. Jenis kesenian yang saat ini masih rutin dilakukan antara lain Seni
Ketroprak, pendalangan, tari, sholawat, Qosidah, Hadroh, Gamelan, Campursari, seni musik
dan beberapa kesenian yang lain. Sedangkan untuk kegiatan kebudayaan, Desa Sitimulyo
memiliki agenda Upacara Merti Dusun, Kenduri, dan Kirab Jodang.