Anda di halaman 1dari 24

BACAAN KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER MANGUNWIJAYAN

POLTEKA MANGUNWIJAYA - SEMARANG

ROMO MANGUN DAN KARYA ARSITEKTURNYA

Wastu citra …

Tersirat sendi-sendi filsafat yang tercitra seperti puisi dalam karya Romo
Mangun. Desain-desain bangunan (wastu) yang sederhana yang lebih
memanusiakan manusia tetap berestetika (citra) dalam sentuhan tangan Romo
Mangun.

Romo Mangun adalah seorang arsitek, budayawan, rohaniawan, praktisi, dan juga
pendidik. Bernama asli Yusuf Bilyarta Mangunwijaya. Lahir di Ambarawa, Jawa
Tengah, 1929. Sebagian besar karya-karya beliau adalah bangunan religius.
Wastu diambil dari kata “ vasthuvidya “, berasal dari bahasa jawa kuno yang
berarti pemahaman hakikat, hal, perkara, kenyataan, norma, tolak ukur
kesusilaan. Citra adalah keselarasan dengan kosmos, spiritual, dan bersifat
transformasi.

Wastucitra tersirat dalam prinsip Romo Mangun dalam berarsitektur, antara lain
:

1. Arsitektur nusantara (vernakular)


2. Sikap arsitek yang berpihak pada yang lemah
3. Keindahan pada waktu yang tepat

Tidak jarang Romo Mangun lebih sering melakukan perancangan di lapangan.


Karena itulah perubahan sangat sering terjadi. Alasan beliau mengenai seringnya
terjadi perubahan desain adalah, “ dunia berubah dengan sangat cepat”.
Yang membuat karya-karya Romo Mangun menjadi lebih bermakna adalah
karena ada cerita di balik karya-karya itu…

A. Arsitektur Gereja

Bangunan gereja karyanya umumnya berdenah bujur sangkar, berbentuk


pendopo terbuka tanpa dinding, dengan atap limas.

Prinsip Romo Mangun dalam berarsitektur yaitu: membangun serendah


mungkin, dengan bahan bangunan seringan mungkin, memisahkan bangunan
dengan fungsi berdikari yang bentuknya tidak majemuk.

1. Gereja St. Maria Assumpta, Klaten


Sebagian orang memaknai bentuk bangunan gereja ini sebagai “burung yang
sedang membentangkan sayap”. Sebagian lagi juga melihat simbol-simbol pohon
kehidupan pada relief dinding luarnya. Lebih jauh lagi ternyata kolom tengah
adalah bagian dari saka guru (simbol jawa). Di dalamnya sangat banyak
komponen bangunan dengan berbagai makna. Bangunan ini sungguh kaya dari
segi bentuk dan pemaknaannya.
Pembangunan ini diawali dengan dibongkarnya gereja lama yang kemudian
digunakan untuk membangun gereja Jombor.

Gedung gereja ini pun menjadi fenomena arsitektur sekaligus fenomena


ekspressi rohani, sebuah gedung gereja besar yang menampilkan kesederhanaan,
keakraban dan serba keterbukaan.

2. Gereja St. Maria Fatima, Sragen


Dibangun tahun 1965 oleh Y.B Mangunwijaya dengan inkulturasi Jawa. Terlihat
dari bentuk atap rumah joglo dan tiang-tiang yang menyimbolkan soko guru
menjadikan bangunan gereja ini tampak kokoh. Tidak ada dinding masif pada
bangunan ini, Romo Mangun berusaha menghadirkan suasana yang menyatu
dengan ruang luar. Dinding batu alam menjadi latar belakang mimbar.
Plafon kayu yang divernis mendominasi ruang dalam dengan pola garis lurus dan
mengerucut di puncak. Menyimbolkan kesatuan yang hakiki dalam peribadatan.
Kursi-kursi yang dirancang tanpa sandaran dimaksudkan agar orang-orang yang
beribadah selalu fokus dan tidak mengantuk saat beribadah.

Ruangan begitu luas. Tiang-tiang hanya tampak pada sisi-sisi pinggir gereja untuk
menciptakan kesatuan tanpa sekat.

Tidak perlu ada maintenance berkala pada bangunan ini.

3. Gereja St. Maria Fatima, Sragen (1967-1968)


https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10151116379959638.5
40833.91119074637&type=1

4. Gereja Maria Assumpta, Klaten (1968-1969)

https://www.google.com/maps/uv?pb=!1s0x2e7a43f676f37c5d%3A0x
e1924e6b867baf3a!3m1!7e115!4shttps%3A%2F%2Flh5.googleusercon
tent.com%2Fp%2FAF1QipNBpzKrHRrNoitsfp9x1iHa50lH-
q_yXNX9ZvD_%3Dw240-h160-k-
no!5sGereja%20Maria%20Assumpta%2C%20Klaten%20-
%20Google%20Search!15sCgIgAQ&imagekey=!1e10!2sAF1QipNBpzKr
HRrNoitsfp9x1iHa50lH-q_yXNX9ZvD_&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj4w-
fOgKT2AhXQ7HMBHcGpC14Qoip6BAgyEAM

5. Gereja St. Yusuf Jurukarya, Gondangwinangun, Klaten (1969-1970)


https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10151024150814638.53666
5.91119074637&type=3&l=03c11345e9

6. Gereja Santo Petrus, Borobudur, Magelang (1970)

https://www.google.com/maps/uv?pb=!1s0x2e7a8cf3594538c3%3A0x960
fd083fee866e3!3m1!7e115!4shttps%3A%2F%2Flh5.googleusercontent.co
m%2Fp%2FAF1QipMwcNuKLt7TBb-
y2FkedZGZz1nBREqiPGVLXl_O%3Dw313-h160-k-
no!5s4.%20Gereja%20Santo%20Petrus%2C%20Borobudur%20-
%20Google%20Search!15sCgIgAQ&imagekey=!1e10!2sAF1QipPqA305cRq
CXW9gcF5p0sL3-vNZiQStNCbWYPzi&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwimh-
irgqT2AhVj5nMBHRLuA-oQoip6BAgmEAM

7. Gereja St. Yusuf, Desa Bogo, Kalibawang (1970-1971)


8. Gereja San Inigo, Dirjodipuran, Solo - sudah dibongkar
9. Wisma dan Gereja St. Theresia, Salam (1971)
https://www.google.com/maps/uv?pb=!1s0x2e7a8ab940ccda29%3A0x3090
6eda19265ba2!3m1!7e115!4shttps%3A%2F%2Flh5.googleusercontent.com
%2Fp%2FAF1QipPDGT2JXJ_IenVOuAHP68mSxWGzOzwvQbwDFyk%3Dw213-
h160-k-
no!5sh7.%20Wisma%20dan%20Gereja%20St.%20Theresia%2C%20Salam%
20-
%20Google%20Search!15sCgIgAQ&imagekey=!1e10!2sAF1QipPDGT2JXJ_IenV
OuAHP68mSxWGzOzwvQbwDFyk&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjv9KHigqT2Ah
Xd9nMBHXfcBc4Qoip6BAggEAM

10. Gereja St. Lukas, Desa Tambran, Bantul, Selatan Yogyakarta (1970-1971)
11. Wisma Unio dan Gereja Jetis, Yogyakarta

B. Arsitektur Kawasan

1. Peziarahan Sendangsono, Muntilan, Jateng

Bangunan yang mendapat penghargaaan dari IAI AWARD tahun 1991. Penataan
kompleks peziarahan sendangsono sangat menekankan aspek harmoni dengan
alam. Bentuk bangunan yang tidak mewah dan tidak pula sederhana. Dengan
memanfaatkan kontur alam yang cukup curam Romo Mangun menciptakan
sebuah arsitektur yang menyatu dengan alam.
Video: https://www.youtube.com/watch?v=CTQwIl3HiY8

2. Kawasan Pertapaan Trapistin Bunda Pemersatu, Gedono, Salatiga (Tahap I:


1984-1988 dan Tahap II:1988-1991)
https://id.worldorgs.com/katalog/semarang/biara/pertapaan-bunda-
pemersatu-gedono

3. Kawasan Sungai Code – Yogyakarta


Pemukiman Tepi Kali Code, Gondolayu, Yog- yakarta (1983-1987)
https://historead.co.id/kisah-tiga-kampung-di-lembah-code/

4. Kawasan Wisma Salam – Magelang


Wisma dan Gereja St. Theresia, Salam (1971)
https://www.google.com/maps/uv?pb=!1s0x2e7a8ab940ccda29%3A0x3090
6eda19265ba2!3m1!7e115!4shttps%3A%2F%2Flh5.googleusercontent.com
%2Fp%2FAF1QipPDGT2JXJ_IenVOuAHP68mSxWGzOzwvQbwDFyk%3Dw213-
h160-k-
no!5sh7.%20Wisma%20dan%20Gereja%20St.%20Theresia%2C%20Salam%
20-
%20Google%20Search!15sCgIgAQ&imagekey=!1e10!2sAF1QipPDGT2JXJ_IenV
OuAHP68mSxWGzOzwvQbwDFyk&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjv9KHigqT2Ah
Xd9nMBHXfcBc4Qoip6BAggEAM

Video: https://www.youtube.com/watch?v=3iqyllCPr2w
5. Sekolah Mangunan, Berbah Sleman Yogyakarta

Ketika merancang SD Mangunan, nalurinya sebagai pendidik yang prihatin pada


pendidikan dasar di Indonesia dan punya pemihakan pada kelompok yang
terpinggirkan juga ikut melibat.

SD Kanisius Mangunan ini merupakan SD alternatif yang mengadopsi home-


schooling, menghadirkan sekolah sebagai rumah kedua. Bangunan sekolah
beratap pelana memanjang berdampingan dengan asrama arita yang mirip
dengan bangunan pada kampung Code dan Sendangsono. Konstruksi dari kayu
dan bilik-bilik bambu, dengan atap seng pada bangunan sekolahnya. Sedangkan
wisma atau asrama arita beratap genteng. Ciri bangunan Mangunwijaya pada
bangunan ini adalah terdapatnya 6 tiang kolom dengan dimensi 2 x (3×3 m2).
Pola desain sekolah yang bersahabat dengan lingkungan masyarakat sekitarnya
tidak menimbulkan kesan kontradiktif.
Pola belajar dengan kurikulum baru 75% Kanisius Mangunan dan 25%
kurikulum nasional. Guru dan murid saling komunikatif dan guru mengikuti
pertumbuhan psikologis dari anak. Sehingga membuat pola ruang yang terbentuk
di sekolah ini berbeda dengan sekolah pada umumnya. Pola tempat duduk
merupakan pola diskusi kelompok berbentuk U, dimana guru berbaur sangat
dekat dengan para murid.

Bangunan sekolah ini sangat sederhana sekali. Terdiri dari sekat-sekat ruang
dari bilik dan papan kayu. Kuda-kuda kayu terekspose karena tidak tertutup
adanya plafond. Ventilasi cukup lebar dan panjang. Ventilasi atau jendela terbuka
keatas atau ke samping dengan engsel di tengah dan hampir membagi di tengah -
tengah kusen, menyerupai sirip. Lantai ubin dengan tekstur atau cetakan yang
mirip anyaman bilik bambu.

C. Rumah tinggal

1. Wisma Kuwera, Mrican, Yogyakarta


Karakteristik dinding pada wisma ini juga diwujudkan dengan adanya dualisme
fungsi sebuah elemen arsitektural yang berbeda-beda. Pondasi dapat menjadi
dinding, atap dapat menjadi dinding, langit-langit dapat menjadi dinding

Pada atap wisma ini tidak memakai kuda-kuda, hanya serangkaian usuk dan
reng yang diapit oleh anyaman bambu sebagai plafond dan ‘eternit’ yang terbuat
dari lembaran kubus berdimensi ±40×40 cm2. lembaran ‘eternit’ ini dipasang
secara diagonal, menyerupai sisik ikan, pada bagian ujungnya dijepit oleh
lembaran seng yang dilipat keluar pada ujung-ujungnya.

Wisma Kuwera (1986-1999), Jogjakarta, dikenal sebagai rumah kediaman


Mangunwijaya yang cukup lama dihuni, dibangun secara bertahap atau lebih
tepat disebut sebagai rumah tumbuh.

Ornamen ciri dari romo Mangun, sering di sebut tektonika.


Karakteristik dinding pada wisma ini juga diwujudkan dengan adanya dualisme
fungsi sebuah elemen arsitektural yang berbeda-beda. Pondasi dapat menjadi
dinding, atap dapat menjadi dinding, langit-langit dapat menjadi dinding

Pada atap wisma ini tidak memakai kuda-kuda, hanya serangkaian usuk dan
reng yang diapit oleh anyaman bambu sebagai plafond dan ‘eternit’ yang terbuat
dari lembaran kubus berdimensi ±40×40 cm2. lembaran ‘eternit’ ini dipasang
secara diagonal, menyerupai sisik ikan, pada bagian ujungnya dijepit oleh
lembaran seng yang dilipat keluar pada ujung-ujungnya.

Lantai ubin cetak dengan tekstur garis diagonal. Kasar dan terlihat sangat
sederhana
Roaster dengan metode cetak beton, finishingnya masih terlihat karakter beton
yang terkesan cair dan bisa dibentuk secara dinamis. Kesan dinding lebih
ringan.

Finishing lantai dapur dari mozaik pecahan keramik. Dari sisa menjadi bernilai
seni.
Bentuk jendela bulat dari kaca bening tanpa kusen bertengger diantara expose
anyaman bata dan plesteran dinding. Kontras.
2. Rumah Arief Budiman, Salatiga

Lokalitas tampak pada fasad bangunan rumah ini. Atap limas yang terlihat curam
didesain untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi dan tempias. Dinding dari
bilik bambu yang tidak masif memungkinkan aliran udara yang lancar dari celah -
celahnya.

Desain panggung tampak seperti bangunan rumah adat. Selain tidak merusak
lahan dan kondisi tanah, juga untuk menghindari kelembaban udara yang
berlebihan.
Detail arsitektur yang sederhana justru menjadi keindahan tersendiri pada
rumah ini. Material yang digunakan oleh Y.B. Mangunwijaya adalah material yang
mudah di dapat di Indonesia. Seperti bambu, kayu, batu alam. Detail arsitektur
ikut bersahabat lewat karakteristiknya terhadap iklim di Indonesia.

Mangunwijaya mampu mengolah material alam menjadi satu kesatuan ke dalam


desain arsitekturnya.
Material pada detail-detail bangunan ini sebagian besar terekspos. Dinding bata
dibiarkan tanpa plesteran, balok dan plafon dibiarkan polos tanpa cat. Detail
arsitektur dibuat sejujur mungkin oleh Ramamangun.

3. Seminarium Fermentum, Citepus, Bandung (1996)


https://www.google.com/maps/place/Fermentum+Major+Seminary/@-
6.9002134,107.5883662,3a,75y,90t/data=!3m8!1e2!3m6!1sAF1QipOd dsJB
j4j0X0xcaM54Hf58VNDBJ_N8I2pnO9_M!2e10!3e12!6shttps:%2F%2Flh5.go
ogleusercontent.com%2Fp%2FAF1QipOddsJBj4j0X0xcaM54Hf58VNDBJ_N8
I2pnO9_M%3Dw203-h152-k-
no!7i4032!8i3024!4m5!3m4!1s0x2e68e66fafb41f3d:0x4ba8c69508afb8f4!
8m2!3d-6.9002934!4d107.5883446?hl=en

Daftar Arsitektur YB Mangunwijaya


1. Gereja St. Maria Fatima, Sragen (1967-1968)
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10151116379959638.5
40833.91119074637&type=1

2. Gereja Maria Assumpta, Klaten (1968-1969)

https://www.google.com/maps/uv?pb=!1s0x2e7a43f676f37c5d%3A0x
e1924e6b867baf3a!3m1!7e115!4shttps%3A%2F%2Flh5.googleusercon
tent.com%2Fp%2FAF1QipNBpzKrHRrNoitsfp9x1iHa50lH-
q_yXNX9ZvD_%3Dw240-h160-k-
no!5sGereja%20Maria%20Assumpta%2C%20Klaten%20-
%20Google%20Search!15sCgIgAQ&imagekey=!1e10!2sAF1QipNBpzKr
HRrNoitsfp9x1iHa50lH-q_yXNX9ZvD_&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj4w-
fOgKT2AhXQ7HMBHcGpC14Qoip6BAgyEAM

3. Gereja St. Yusuf Jurukarya, Gondangwinangun, Klaten (1969-1970)


https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10151024150814638.53666
5.91119074637&type=3&l=03c11345e9

4. Gereja Santo Petrus, Borobudur, Magelang (1970)

https://www.google.com/maps/uv?pb=!1s0x2e7a8cf3594538c3%3A0x960
fd083fee866e3!3m1!7e115!4shttps%3A%2F%2Flh5.googleusercontent.co
m%2Fp%2FAF1QipMwcNuKLt7TBb-
y2FkedZGZz1nBREqiPGVLXl_O%3Dw313-h160-k-
no!5s4.%20Gereja%20Santo%20Petrus%2C%20Borobudur%20-
%20Google%20Search!15sCgIgAQ&imagekey=!1e10!2sAF1QipPqA305cRq
CXW9gcF5p0sL3-vNZiQStNCbWYPzi&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwimh-
irgqT2AhVj5nMBHRLuA-oQoip6BAgmEAM

5. Gereja St. Yusuf, Desa Bogo, Kalibawang (1970-1971)


6. Gereja San Inigo, Dirjodipuran, Solo - sudah dibongkar
7. Wisma dan Gereja St. Theresia, Salam (1971)
https://www.google.com/maps/uv?pb=!1s0x2e7a8ab940ccda29%3A0x3090
6eda19265ba2!3m1!7e115!4shttps%3A%2F%2Flh5.googleusercontent.com
%2Fp%2FAF1QipPDGT2JXJ_IenVOuAHP68mSxWGzOzwvQbwDFyk%3Dw213-
h160-k-
no!5sh7.%20Wisma%20dan%20Gereja%20St.%20Theresia%2C%20Salam%
20-
%20Google%20Search!15sCgIgAQ&imagekey=!1e10!2sAF1QipPDGT2JXJ_IenV
OuAHP68mSxWGzOzwvQbwDFyk&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjv9KHigqT2Ah
Xd9nMBHXfcBc4Qoip6BAggEAM

8. Gereja St. Lukas, Desa Tambran, Bantul, Selatan Yogyakarta (1970-1971)


9. Wisma Unio dan Gereja Jetis, Yogyakarta

10. Rumah Tahanan Politik di Pulau Buru, (belum disurvey)


11. Perancangan Koridor Urban Malioboro, Yogya- karta
12. Wisma Sang Penebus, Nandan, Yogyakarta (1978)

13. Biara Redemptori's, Waikabubak, Sumba Barat (belum disurvey)


14. Seminari Anging Mammiri, Kaliurang, Yogyakarta (1977-1978)

15. Bentara Budaya, Jakarta (1984)


https://www.google.com/maps/place/Bentara+Budaya+Jakarta/@-
6.2102742,106.7955007,3a,75y,90t/data=!3m8!1e2!3m6!1sAF1QipOn3-
ehMROCMM5cVDJoyFcsvC7XTj4C4yu8MxiW!2e10!3e12!6shttps:%2F%2Flh5.
googleusercontent.com%2Fp%2FAF1QipOn3-
ehMROCMM5cVDJoyFcsvC7XTj4C4yu8MxiW%3Dw114-h86-k-
no!7i5632!8i4224!4m7!3m6!1s0x2e69f6b6378d1f63:0xb16842e1965bea93!
8m2!3d-6.2108956!4d106.7958011!14m1!1BCgIgAQ?hl=en

16. Peziarahan Sendang Sono, Sendang Sono (1972-1991)


https://www.google.com/maps/uv?pb=!1s0x2e7af365afe024cf%3A0xee795e
7b762fae8a!3m1!7e115!4shttps%3A%2F%2Flh5.googleusercontent.com%2F
p%2FAF1QipM2B2DfaWMiIb5nMBka316RZzPPhkc8U9rVgkmC%3Dw240-
h160-k-
no!5s16.%20Peziarahan%20Sendang%20Sono%2C%20Sendang%20Sono%2
0-
%20Google%20Search!15sCgIgAQ&imagekey=!1e10!2sAF1QipM2B2DfaWMiI
b5nMBka316RZzPPhkc8U9rVgkmC&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjHk6vmh6T2
AhVR8HMBHas1C2MQoip6BAgkEAM

17. Gereja Salib Suci, Cilincing, Jakarta (1983)


https://www.google.com/maps/uv?pb=!1s0x2e6a200442cb0729%3A0x36e7
d78befc0c0ad!3m1!7e115!4shttps%3A%2F%2Flh5.googleusercontent.com%
2Fp%2FAF1QipNWOut36ZhL3ffyf-gMLFnlhMLudkkWZopKVTE7%3Dw160-
h160-k-
no!5s17.%20Gereja%20Salib%20Suci%2C%20Cilincing%2C%20Jakarta%20-
%20Google%20Search!15sCgIgAQ&imagekey=!1e10!2sAF1QipNWOut36ZhL3
ffyf-
gMLFnlhMLudkkWZopKVTE7&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi78OiViKT2AhVrT
2wGHf9XAOcQoip6BAgvEAM

18. Pemukiman Tepi Kali Code, Gondolayu, Yog- yakarta (1983-1987)


https://historead.co.id/kisah-tiga-kampung-di-lembah-code/

19. Rumah Arief Budiman, Salatiga (1987)


https://tektan.tumblr.com/post/62902420945/perjalanan-1-rumah-arief-
budiman-salatiga

20. Universitas Surabaya, Surabaya


21. Makolwihan II, (tdk dibangun)
22. Gereja Maria Diangkat ke Surga, Malang
23. Wisma Kuwera, Mrican, Yogyakarta, 1986-1999
http://www.pesonanusantaramedia.com/2019/01/rumah-kuwera-karya-
unik-romo-mangun.html

24. Penataan Lingkungan di Pantai Grigak, Desa di Gunung Kidul, 40 km Selatan


Yogyakarta (1987-1989)
25. Pertapaan Trapistin Bunda Pemersatu, Gedono, Salatiga (Tahap I: 1984-1988
dan Tahap II:1988-1991)
https://id.worldorgs.com/katalog/semarang/biara/pertapaan-bunda-
pemersatu-gedono

26. Bangunan Penampungan Korban Gempa, Mau- mere, Flores, 1993 (belum disurvey)
27. Rumah, Perahu, & Perpustakaan Terapung, Kedungombo, Boyolali (1989-1994)

28. SD Kanisius dan Wisma Arita, Desa Mangunan, Kalasan (1993)


29. Kapel Bunda Maria Sapta Duka, Desa Mendut, Mungkid, Magelang (1993-1994)
http://thebatabatastudiodesain.blogspot.com/2009/07/gereja-bunda-maria-
sapta-duka-mendut.html

30. Katedral Ambon, Ambon (tidak dibangun)


31. Seminarium Fermentum, Citepus, Bandung (1996)
https://www.google.com/maps/place/Fermentum+Major+Seminary/@-
6.9002134,107.5883662,3a,75y,90t/data=!3m8!1e2!3m6!1sAF1QipOd dsJBj4j
0X0xcaM54Hf58VNDBJ_N8I2pnO9_M!2e10!3e12!6shttps:%2F%2Flh5.googleus
ercontent.com%2Fp%2FAF1QipOddsJBj4j0X0xcaM54Hf58VNDBJ_N8I2pnO9_M
%3Dw203-h152-k-
no!7i4032!8i3024!4m5!3m4!1s0x2e68e66fafb41f3d:0x4ba8c69508afb8f4!8m
2!3d-6.9002934!4d107.5883446?hl=en

32. Panti Mlati, Sleman, 1998 (desain belum selesai)


33. Jurusan Arsitektur UGM lama
34. Relief Eksterior Masjid Salahuddin, Bulak- sumur, Yogya
35. Rumah Tinggal, Yogya
36. Bodi Mobil, Wonosari
37. Asrama Mahasiswa, Yogya
38. Rumah Parakitri T. Simbolon,
39. Relief Interior Gereja Sangkal Putung, Klaten
https://www.pantisemedi.com/in/ruang-doa-/5/kapel-st.-perawan-
maria.html#lg=1&slide=0

40. Katedral Dili (tdk dibangun)


41.Perpustakaan Pusat UGM (bentuk massa)
42. Rumah Senja Kardinal Justinus Darmoyuwono (belum sempat dibangun)
43. Relief dinding altar, meja altar, mimbar di Panti Semedi, Sangkal Putung, Klaten
44. Relief dinding altar dan meja altar di Gereja Muntilan
http://bimbingankatolik.blogspot.com/2019/08/gereja-katolik-santo-
antonius-muntilan.html

45. Gereja Mandongan di Srumbung.


46. Masjid di Roma (lomba) - gambar masih dicari

Sumber: https://destiasoewoyo.wordpress.com/2014/03/12/romo-mangun-
dan-sebagian-karyanya/

Video : https://www.youtube.com/channel/UCVPq2OBSzK3mTsBHNlP7kVQ

Semarang, 28 Februari 2022

Dr Materius Kristiyanto, Pr

Anda mungkin juga menyukai