Anda di halaman 1dari 95

RENCANA PENATAAN

LINGKUNGAN PERMUKIMAN

KELURAHAN
PRAWIRODIRJAN [RPLP]
KEC. GONDOMANAN (Review Tahun 2021)
KOTA YOGYAKARTA
PENGESAHAN DOKUMEN
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
[RPLP]
(DOKUMEN REVIEW TH. 2021)
KELURAHAN PRAWIRODIRJAN KEC. GONDOMANAN

Pada hari Senin tanggal Dua puluh satu bulan Desember tahun Dua ribu dua puluh satu, telah dilaksanakan pengesahan Dokumen Rencana
Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) (Review Th. 2021) Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan Gondomanan. Dokumen ini berisi rencana
penanganan permukiman yang meliputi kegiatan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman di Kelurahan Prawirodirjan.
Maka dengan disahkannya dokumen Dokumen Review Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini, menjelaskan bahwa dokumen ini
merupakan dokumen resmi Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan Gondomanan TA. 2021 s/d 2026

Yogyakarta, …. Desember 2021

Disusun Oleh:
Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)
Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan Gondomanan
Disahkan oleh:

Lurah Badan Keswadayaan Masyarakat/ Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)


Kelurahan Prawirodirjan BKM Prawirodirjan Kelurahan Prawirodirjan

Hadi Mulyono Ir.H. Ajar Purnomo. MM


……………………………………. Koordinator Ketua
NIP. ………………………………..
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah rahmat-Nya Penyusunan Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Prawirodirjan dapat diselesaikan. Semoga rahmatNya selalu dilimpahkan agar apa yang tertuang
dalam profil ini dapat terlaksana seperti apa yang diharapkan kita bersama.
Dokumen Perencanaan ini merupakan cerminan kondisi dan kehendak masyarakat Kelurahan Prawirodirjan, oleh karenanya Dokumen
Perencanaan ini diharapkan akan membawa masyarakat Kelurahan Prawirodirjan menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera. Profil ini
disusun untuk dijadikan sebagai acuan dasar bagi pemerintah kelurahan dan BKM maupun stakeholder lokal, dll. Untuk menyesuaikan
terhadap perkembangan dan kondisi saat ini, maka perlu dilakukan review perencanaan agar dapat disesuaikan dengan persoalan dan
kebutuhan masyarakat, yang faktanya berkembang secara dinamis.
Hal atas proses dan hasil pembelajaran di masyarakat, maka kami mengharapkan saran dan kritik.
Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i, kami mengucapkan terima kasih

Tim Inti Perencanaan Partisipatif


Kelurahan Prawirodirjan
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar ISI.
BAB IV. SKENARIO PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS
BAB I. PENDAHULUAN PERMUKIMAN
1. Latar Belakang 1. Konsep dan Skenario Kawasan Permukiman
2. Visi dan Misi 2. Skenario Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
3. Maksud Tujuan dan Sasaran Permukiman
4. Landasan Hukum 3. Aturan Bersama
5. Keterkaitan Aspek Kumuh dengan SDGs
BAB V. RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
BAB II. GAMBARAN UMUM DAN FENOMENA KEKUMUHAN 1. Gambaran Umum Kawasan Prioritas
1. Letak Geografis dan Batas Administrasi 2. Rencana Pencegahan Permukiman
2. Kondisi Demografi 3. Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman
3. Kondisi Sosial Ekonomi Budaya
4. Kondisi Penggunaan Lahan BAB VI. RENCANA TEKNIS PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
1. Rencana Teknis Penanganan Permukiman Kumuh
5. Kondisi Bangunan
a.Rencana Bangunan Gedung
6. Kondisi Jalan Lingkungan
b.Rencana Jalan Lingkungan
7. Kondisi Drainase lingkungan c.Rencana Drainase Lingkungan
8. Kondisi Persampahan. d.Rencana Air Minum / Air Bersih
9. Kondisi Air Minum e.Rencana Pengelolaan Air Limbah
10.Kondisi Limbah. f. Rencana Pengelolaan Persampahan.
11.Kondisi Kebencanaan 2. Rencana Fasilitas Sosial, Ekonomi dan Budaya
12.Kondisi Legalitas Lahan
BAB VII. RENCANA INVESTASI
1. Rencana Investasi Peningkatan Kualitas Permukiman
BAB III. ANALISA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS 2. Rencana Investasi Pencegahan Permukiman
PERMUKIMAN
1. Analisis Kebijakan Perencanaan Kota BAB VIII. PENUTUP
2. Analisis Sarana dan Prasarana Umum
3. Analisis Ekonomi, Sosial, dan Budaya
4. Analisis Kebencanaan
4
5. Analisis GESI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Cipta Karya dalam rangka percepatan penanganan Kumuh pada tahun
2015-2019 adalah Strategi Pembangunan Infrastruktur berbasis Masyarakat.
Perpres No 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 mengamanatkan pembangunan kawasan
perkotaan melalui penanganan kualitas lingkungan permukiman yaitu peningkatan kualitas permukiman,pencegahan tumbuhnya kawasan
kumuh baru dan penghidupan yang berkelanjutan.Pada Tahun 2016 masih terdapat 35,291 Ha kawasan kumuh yang ada di seluruh
Indonesia.Kondisi tersebut kemungkinan masih akan terus bertambah bilamana tidak ada bentuk penanganan yang inovatif.

Dengan akan berakhirnya pelaksanaan Rencana Pembangunan SDGs (Sustainable Development Goals) adalah kesepakatan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019 serta menjelang mulainya pembangunan baru yang mendorong perubahan perubahan yang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020 – bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan
2024 maka sangatlah penting untuk menata kembali data dan Hak Asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong
indikator yang akan digunakan dalam proses perencanaan, pembangunan sosial,ekonomi dan lingkungan hidup. untuk
monitoring dan evaluasi. Perubahan signifikan yang akan dilakukan mewujudkan sasaran RPJMN 2015-2019. Hal ini sejalan dengan
adalah dengan mengubah pendekatan indikator dari yang konsep SDGs antara lain :
sebelumnya berbasis keluaran (output) menjadi berbasis hasil  Pembangunan yang menjaga dan meningkatkan ekonomi
(outcome) masyarakat
Indonesia telah mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan  Keberlanjutan sosial
komitmen yang kuat dan mengambil tindakan awal, termasuk  Pembangunan menjaga kualitas lingkungan hidup
menghubungkan sebagian besar target dan indikator SDGs ke  Pembangunan yang menjamin keadilan dan tatakelola kualitas
dalam RJPMN. Program KOTAKUadalah salah satu program hidup dari generasi ke generasi berikutnya
pemerintah pusat
SDGs di lakukan dengan memegang prinsip prinsip Universal
,intregrasi dan inklusif untuk menyakinkan bahwa tidak ada
seorangpun yang terlewatkan atau No One Left Behind
Sebagai bentuk Komitmen Pemerintah telah menerbitkan PP no 59
tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan(TPB).
1.2. VISI DAN MISI

Kelurahan Prawirodirjan pada dasarnya memiliki potensi sebagai kawasan hunian berbasis pariwisata. Letaknya yang berada pada sisi timur pusat wisata
Kota Yogyakarta merupakan kekuatan dalam memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh wilayah.
Lebih dari itu, keberadaan permukiman di bantaran Sungai Code tentu dapat menjadi nilai lebih yang dapat dimaksimalkan. Untuk itu, Tim Inti
Perencanaan Partisipatif membangun visi penataan kawasan untuk menuju :

VISI
MEWUJUDKAN PRAWIRODIRJAN “DAMAI ABADI“ (DAERAH AMAN, MAKMUR, INOVASI, ASRI, BERBUDAYA, DAMBAAN
INSANI)

MISI
1. Menyelenggarakan Pembangunan Di Wilayah
Prawirodirjan Agar Tertata Dan Bebas Kumuh
2. Pemberdayaan Dan Kemitraan Masyarakat.
3. Mensinergikan Semua Program Yang Mendukung
Permukiman Kumuh
4. Meningkatkan Kualitas SDM
5. Memaksimalkan SDA Yang Ada
1.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Maksud Sasaran
Maksud dari penyusunan dokumen RPLP ini adalah: 1. Lokasi penataan permukiman mencakup wilayah kelurahan
1. Menyiapkam rencana kegiatan masyarakat dalam bentuk Prawirodirjan
dokumen untuk selanjutnya dapat dipakai sebagai acuaan dasar 2. Lokasi sasaran sesuai surat penetapan lokasi dari SK Kumuh
dalam kegiatan peningkatan kualitas permukiman bagi Walikota No 216 tahun 2016
masyarakat Prawirodirjan
2. Penyusunan dokumen RPLP ini juga mempunyai maksud agar
masyarakat Prawirodirjan melalui TIPP dapat berupaya semaksimal
mungkin dapat menyelesaikan permukiman kumuh secara
mandiiri dan berkelanjutan.

Tujuan
1. Menurunnya luas kawasan permukiman kumuh menjadi 0 Ha;
2. Mencegah terjadinya penurunan kualitas infrastruktur
permukiman;
3. Tersusunnya rencana penanganan kumuh tingkat kelurahan dan
tingkat masyarakat yang terlembagakan melalui Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kelurahan (RPJM Kel);
4. Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) melalui penyediaan infrastruktur dan kegiatan
peningkatan penghidupan masyarakat untuk mendukung
pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman
kumuh; dan
5. Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat dan pencegahan
kumuh.
6. Meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar
di Kelurahan Tahunan untuk mendukung terwujudnya
permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan.
1.4. LANDASAN HUKUM
Rujukan peraturan yang digunakan dalam penyusunan RPLP ini diantaranya
yaitu sebagai berikut:
1. Amanat UUD’ 1945 Pasal 28 H Ayat 1
2. Undang-Undang No 25 tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
3. Undang-undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
4. Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
5. PP Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
6. Permen PUPR No 01/PRT/M/2014 tentang Standart pelayanan minimal
bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
7. Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019
8. Permen PUPR No 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
9. SE DCJK PUPR No 40/SE/DC/2016 Tentang Pedoman Umum Program Kota
Tanpa Kumuh
10. Surat Edaran DCJK PUPR No. 40/SE/DC/2016 Tentang Pedoman Umum
Program Kota Tanpa Kumuh
11. Perda Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Yogyakarta
12. Perda Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata
Ruang dan Zonasi Kota Yogyakarta Tahun 2015-2035
13. Perda Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
14. SK Walikota Yogyakarta No 393 tahun 2014, tanggal 26 September 2014
Tentang Penetapan Lokasi kawasan Kumuh Tidak Layak Huni di Kota
Yogyakarta
15. SK Walikota Yogyakarta No. 216 Tahun 2016 tanggal 11 Februari 2016 Tentang
Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh Kota Yogyakarta
BAB 2.
GAMBARAN UMUM
2.1. LETAK GEOGRAFIS &
BATASADMINISTRASI
Kecamatan Gondomanan merupakan salah
satu kecamatan di Kota Yogyakarta dengan
luas 1,12 km2 dan terdiri dari 2 kelurahan dan
110 RT dengan kepadatan penduduk 13.377
orang/km2.
Sebagai daerah perkotaan yang padat dan
menjadi subjek pariwisata, sebagian penduduk
Kecamatan Gondomanan bekerja sebagai
pedagang. Gondomanan merupakan
jantungnya kota, pusat perekonomian
Yogyakarta yang terkenal dengan kawasan
Malioboro dan Pasar Beringharjo. Gondomanan
juga masih memiliki gedung-gedung
peninggalan sejarah, sekarang disebut dengan
gedung cagar budaya seperti Benteng
Vandenburg, gedung Agung/ Istana Negara.

Kelurahan Prawirodirjan termasuk dalam wilayah


Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan luas wilayah 45,6 ha. Kelurahan ini
terbagi dalam 18 RW dan 61 RT yang secara
administratif berada di selatan pusat kota. Jarak
Secara administratif wilayah Kelurahan Prawirodirjan berbatasan dengan :
dengan pusat pemerintahan adalah sebagai
• Sebelah Utara: Kel. Ngupasan, Kecamatan Gondomanan
berikut:
• Sebelah Selatan: Kel. Keparakan, Kecamatan Mergangsan
• Jarak dari Pusat Pemerintah Kecamatan :1Km
• Sebelah Barat: Kel. Panembahan, Kecamatan Kraton
• Jarak dari Ibukota Kabupaten/ Pemkot :1Km
• Sebelah Timur: Kel. Wirogunan, Kecamatan Mergangsan
• Jarak dari Ibukota Propinsi :2Km
KONDISI FISIK DASAR
Kelurahan Prawirodirjan memiliki ketinggian rata- Area yang cenderung curam
rata 13 m dari permukaam laut. Kondisi topografi di di banding dengan wilayah
Kelurahan Prawirodirjan terdiri dari daerah dengan yang lain
kondisi :
A. Relatif datar terdapat di daerah atas atau
daerah yang dekat dengan Jalan Brigjend
Katamso-Gondomanan
B. Agak curam terdapat di daerah yang
berdekatan dengan bantaran Sungai Code
C. Kondisi struktur tanah menurut jenisnya adalah
dataran. Sesuai dengan konsep perencanaan
Area relatif datar,yang mana
yang berwawasan lingkungan maka dalam
menjadikan kawasan
perencanaan jaringan jalan dan penataan
tersebutr sebagai pusat
pemukiman beserta system infrastrukturnya
ekonomi
disesuaikan dengan kondisi kontur dan
kemiringan tanah.
2.2. KONDISI DEMOGRAFI
1200
Perempuan

Laki-laki
1000

800

600

400

200

0
Penduduk sebagai sumber daya yang ada RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 RW 5 RW 6 RW 7 RW 8 RW 9 RW RW RW RW RW RW RW RW RW
diwilayah merupakan asset utama dalam 10 11 12 13 14 15 16 17 18

penataan dan pengembangan permukiman.


RW Laki-laki Perempuan Jumlah
Kedudukannya sebagai aktor utama dalam
pembangunan. RW 1 163 126 289
Untuk penduduk di Kelurahan Prawirodirjan RW 2 106 98 204
didominasi berjenis kelamin perempuan. RW 3 118 115 233
Dengan jumlah KK sebanyak 3005 KK terdapat total RW 4 276 262 538
9.361 Jiwa penduduk di Kelurahan Prawirodirjan RW 5 348 321 669
pada tahun 2016. RW 6 207 221 428
RW 18 adalah RW dengan jumlah penduduk RW 7 233 244 477
terbanyak yaitu sebanyak 953 jiwa den RW 2 RW 8 167 219 386
RW 9 253 280 533
merupakan RW dengan jumlah penduduk paling
RW 10 221 269 490
sedikit dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu
RW 11 183 210 393
sebanyak 204 jiwa RW 12 260 344 604
RW 13 259 273 532
Jumlah penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh RW 14 276 262 538
faktor kelahiran, kematian dan migrasi/ RW 15 278 261 539
perpindahan penduduk. Berdasarkan data dari RW 16 323 388 711
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah RW 17 412 432 844
penduduk terbanyak terletak di Kelurahan RW 18 495 458 953
Prawirodirjan dengan jumlah penduduk sebanyak TOTAL 4.558 4.816 9.374
9.374 jiwa dengan rincian, jumlah laki-laki adalah
4.558 jiwa dan perempuan sebanyak 4.816 jiwa.
Kepadatan penduduk 20.831 (Jiwa/ Km2)

11
2.3. KONDISI SOSIAL BUDAYA & EKONOMI

Kondisi perekonomian, sosial, dan budaya di


Kelurahan Prawirodirjan secara umum diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dari pertimbangan tingkat ekonomi keluarga di
baseline yang menunjukkan semakin banyaknya
GEREJA PASAR
MBR/ Masyarakat Berpenghasilan Rendah di tepi LEDOK GONDOMANAN
A
bantaran Sungai Code serta jenis usaha warga
sangat terkait sosial dan budaya yaitu pengusaha
industri rumah tangga dan PKL/ Pedagang Kaki
Lima.
Keterkaitannya hal tersebut dengan infrastruktur
adalah bagaimana meningkatnya kelayakan
kesehatan lingkungan di lokasi usaha.

Mata pencaharian penduduk Kelurahan


Prawirodirjan didominasi oleh 4.693 orang bekerja B YUDONEGARAN
JL. IBU RUSWO
pada sektor jasa, Karyawan Swasta 2.774 orang dan
Wiraswasta atau Pedagang sejumlah 2.364 orang. C KLENTENG
Beberapa pedagang melakukan usahanya di luar
wilayah kelurahan, tapi ada pula yang menjalankan
usahanya di wilayah kelurahan Prawirodirjan.

JOGJATRONIK

D
E
DATA DISABILITAS KEL. PRAWIRODIRJAN
Tahun Umur
No RW RT Jumlah Disabilitas
Lahir (Tahun)
1 008 022 4 Rungu Tunggal 1933 88
Depresi Tunggal 1975 46
Rungu Tunggal 1979 42
Rungu Tunggal 1938 83
2 009 025 4 Lambat Belajar (ada hasil tes intelegensi) Tunggal 1984 37
Eks. Psikotik(eks. Gangguan Jiwa) Tunggal 1992 29
Eks. Psikotik(eks. Gangguan Jiwa) Tunggal 1969 52
Akibat Stroke Tunggal 1931 90
3 016 054 5 Lambat Belajar (ada hasil tes intelegensi) Tunggal 1993 28
Lambat Belajar (ada hasil tes intelegensi) Tunggal 1979 42
Anxietas Tunggal 1982 39
Skizofrenia Tunggal 1961 60
Tubuh Kaki Tunggal 1976 45
4 018 060 5 Rungu Tunggal 1990 31
Depresi Tunggal 1956 65
Depresi Tunggal 1960 61
Depresi Tunggal 1971 50
Lambat Belajar (ada hasil tes intelegensi) Tunggal 1964 57
5 018 061 1 Wicara Tunggal 1983 38 RT022-RW008
TOTAL 19 4 orang

RT025-RW009 RT054-RW016
4 orang 5 orang

Kondisi masyarakat dengan keterbatasan khusus di


Prawirodirjan terdapat di 5 RT. Dengan total 19 orang
dan kategori disabilitas yang beragam.

Dalam kesehariannya, aktivitas disabilitas tidak bisa


terwadahi oleh keterbatasan infrastruktur yang
ramah untuk mereka. Sehingga hal ini menyulitkan
dalam hal Sosial, ekonomi akibat akses yang
terbatas. RT060-RW018 RT061-RW018
5 orang 1 orang

Sebaran Divable
2.4. KONDISI PEMANFAATAN LAHAN

Jl. Panembahan Senopati

Merupakan pusat
perdagangan
dan jasa yang
mana berada di jl
Jendral Katamso.

Merupakan area
bantaran sungai
Penggunaan lahan Kelurahan Prawirodirjan Code,kombinasi
beragam dengan luas permukiman 31,85 Ha. permukiman dan
Penggunaan lahan paling banyak adalah untuk perdagangan jasa.
perumahan yaitu sebesar 1.391 bangunan
permukiman dengan luas 27 Ha (dan untuk jasa
sebesar 13 bangunan dengan luas 4,825 Ha. Merupakan pusat
perdagangan
dan jasa yang
mana berada di jl
Jendral Katamso.
2.5. KONDISI BANGUNAN

Karakteristik
 2.6 permukiman Kelurahan Prawirodirjan
KONDISI BANGUNAN
secara umum bercirikan permukiman perkotaan, 1 2 3
yang terlihat dari sebagian besar bangunan
rumah mempunyai kepadatan yang relatif tinggi.
 Dengan konstruksi bangunan rumah sebagian
besar menggunakan material tembok.
 Serta sedikitnya bangunan dengan area terbuka
hijau/ pekarangan. Juga dengan persebaran
rumah warga cenderung merata di semua
wilayah.
 Jarak antar bangunan menjadi lorong yang
dimanfaatkan oleh warga untuk sirkulasi

2
3
2.6. KONDISI JALAN LINGKUNGAN
2.7 KONDISI JARINGAN JALAN
 Panjang jalan total ada 6855 m’
 Kategori jalan lingkungan yang layak teknis
meliputi tiga aspek yaitu lebar badan jalan
minimal 1,5 m, kualitas permukaan jalan tidak
rusak dan sudah diperkeras (paving, cor beton,
aspal), serta adanya saluran air hujan layak
teknis di samping kanan dan kiri jalan.
 Aksesbilitas jalan di Kelurahan Prawirodirjan 64%
kawasan permukiman terlayani jaringan jalan
yang memadai dan 44 % atau sepanjang 6.476
ml kondisi jaringan jalan kawasan permukiman
memiliki kualitas baik.
 Selanjutnya hanya terdapat 30% atau 3.388 m
jalan yang dilengkapi dengan Sal Samping
jalan.
2.7. KONDISI DRAINASE
Saluran drainase menyempit karena bangunan, saluran berupa perpipaan, inlet kurang
 Panjang drainase total ada 2.870 m’ dan banyak yang tidak berfungsi, tempat untuk meresapkan air kurang (tata guna lahan),
 Wilayah yang terdapat genangan di Kelurahan topografi (pemukiman lebih rendah dari sungai jika hujan lebat), banyak rumah tangga
Prawirodirjan, menurut data SSK Kota yang membuang limbah langsung ke saluran drainase.
Yogyakarta yaitu di Jl. Secodiningratan, dan
sekitar Ledok Gondomanan RW 05, 14, 15, 16, Kemudian terdapat jaringan drainase pada lokasi permukiman yang belum memiliki kualitas
17, dan 18 bantaran kali Code, Kel. Prawirodirjan minimum memadai yaitu sebesar 27 % atau sepanjang 365 m dari total 2.870 m jaringan
dengan luas genangan seluas 0.006 Ha, tinggi drainase yang ada. Kondisinya meliputi beberapa bagian drainase yang rusak dan masih
genangan 0.3 m, lama genangan 1 Jam, terbuka sehingga cukup berbahaya bagi masyarakat di kawasan permukiman tersebut
frekuensi kejadian 5 kali genangan per tahun,
disebabkan posisi jalan lebih rendah pancasila
daripada Jl. Panembahan Senopati sehingga air
dari utara dan dari timur masuk ke jalan yang
posisinya paling rendah.
 Panjang Kondisi jaringan drainase pada lokasi
permukiman memiliki kualitas tidak
rusak/berfungsi baik 2.625 m. Persentase Jaringan Drainase
 Selanjutnya hanya terdapat 30% atau 3.388 m memiliki kualitas Minimum
jalan yang dilengkapi dengan Sal Samping
jalan.
27%

73%
jaringan
drainase pada
lokasi
permukiman…

area beresiko tinggi (resiko 3) dengan permasalahan mendesak dalam drainase


yaitu: kondisi SAH rusak, berlumpur dan kurang baik (Hasil studi EHRA
2.8. KONDISI PERSAMPAHAN

Pengelolaan sampah di Kelurahan Prawirodirjan secara umum masih menggunakan jasa


petugas kebersihan atau pengangkutan sampah dari rumah ke Tempat Pembuangan
Sampah (TPS) secara berkala. Sebagian besar kondisi pengelolaan persampahan
dikawasan ini sudah cukup baik dimana 85% atau sejumlah 675 Unit rumah sampah
domestik rumah tangganya sudah terangkut ke TPS/TPA minimal 2x seminggu.

Penampungan di titik-titik
pelayanan Kota
2.9. KONDISI AIR MINUM
Semua masyarakat Kelurahan Prawirodirjan pada dasarnya 100% sejumlah 746 Rumah
tangga terpenuhi kebutuhan air minimal 60 liter/orang/hari untuk mandi, minum, cuci
dengan sumber air dari sumur dan PDAM.

Namun masih terdapat rumah hunian pada lokasi permukiman terlayani air bersih/ baku
perpipaan atau non-perpipaan terlindungi yang tidak layak.
Hal ini dikarenakan kondisi permukiman yang sangat padat sehingga jarak antar sumber
air cenderung berdekatan dengan kamar mandi atau MCK.

Peta Jaringan Air Bersih


Sumber: RTRW Kota Yogyakarta 2010
2.10. KONDISI LIMBAH
 Sistem pembuangan air limbah dipermukiman secara umum 59 % atau 36 RT
masih tercampur dengan drainase yaitu di RW 4, RT 13 dan 14 RW 5, RW 6, RT 21
RW 7, RT 23 dan 24 RW 8, RW 9, RT 37, 38, dan 39 RW12, RW 13, RT 45, 46, 48 RW 14,
RW 15, RW 16, RT 55 RW 17 dan RW 18. Hal ini terlihat dari adanya aliran saluran
drainase ketika tidak sedang hujan. Kondisi tentu sangat tidak baik karena selain
menimbulkan pencemaraan juga menjadi sumber penyakit bagi warga.
 Dari 1282 total bangunan sekelurahan Prawirodirjan, terdapat 17% persentase
bangunan dengan system pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan
persyaratan teknis 218 KK.
 Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
Teknis 34 % atau sejumlah 427 KK

 Untuk wilayah di bantaran tidak mampu mengakses


jaringan limbah Lateral Kota
 Wilayah rendah di Bantaran sungai menggunakan
pengolahan limbah setempat (IPAL Komunal) baik type
besar maupun type kecil skala 2-3 Rumah.

Peta Jaringan Limbah Lateral


Sumber: Diolah
2.11. KONDISI KEBENCANAAN
Kawasan Permukiman di Prawirodirjan yang total satu kelurahan
meliputi 61 Rukun Tetangga / RT ini mempunyai potensi resiko C. BENCANA LONGSOR
bencana yang relative tinggi. Hal ini bisa ditinjau dari tiga aspek Wilayah permukiman bantaran yang merupakan belokan dari
yaitu : sungai Code berpotensi terjadi longsor. Ada 2 titik lokasi yang salah
satunya terjadi longsor pada tahun 2018.
A. BENCANA KEBAKARAN
Potensi bencana kebakaran di kawasan permukiman disebabkan C. BENCANA WABAH PENYAKIT
adanya 87% sebanyak 649 Unit Bangunan tidak memiliki Wabah penyakit merupakan potensi bencana yang ada
ketersediaan sarana prasarana proteksi kebakaran. dikawasan permukiman prawirodirjan, hal ini disebabkan adanya
Disamping itu kepadatan bangunan yang menyebabkan adanya ketidakteraturan bangunan, ketidaklayakan bangunan, kepadatan
aksesbilitas jalan yang sempit sehingga mengakibatkan mobil bangunan, dan masih bercampurnya saluran air limbah/ SAL
pemadam tidak bisa masuk di kawasan permukiman. dengan drainase di beberapa bagian kawasan.

B. BENCANA BANJIR
Rawan Banjir
Bangunan hunian di Kawasan Permukiman Prawirodirjan sebagian
besar berada dibantaran sungai Code dan beresiko terkena banjir.
Kondisi ini lebih terjadi akibat limpasan lahar dingin yang masuk ke
sungai Code saat terjadi bencana letusan gunung merapi yang
mengakibatkan pendangkalan sungai dan air meluap ke
permukiman.

Rawan Kebakaran

Rawan Longsor

Permukiman rawan kebakaran


2.12. KONDISI LEGALITAS LAHAN
Dilihat aspek non fisik bangunan hunian pada lokasi permukiman sebagian
besar belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan/ IMB.
Selain itu juga terdapat 30% atau sebanyak 394 lahan bangunan tidak
memiliki memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah
BAB 3.
ANALISA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN
3.1. ANALISA KEBIJAKAN PERENCANAAN KOTA

RTRW
Berdasarkan Pasal 15 ayat 1 PERDA Nomor 2 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah/ RTRW Kota
Yogyakarta kecamatan Gondomanan yang dimaksud
Kelurahan Prawirodirjan termasuk salah satu kawasan
RENCANA PENGEMBANGAN STRUKTUR RUANG KOTA
KAWASAN PUSAT.
sebagai kawasan sistem pusat-pusat pelayanan kota (pasal
19 ayat 1), meliputi kegiatan perdagangan, jasa,
pemerintahan, fasilitas umum dan pelayanan lingkungan
terpusat di dalamnya (pasal 18) menjadikan demikian
pentingnya dilakukan peningkatan kualitas permukiman di
kawasan tersebut

Sungai Code, yang mengalir melalui Kecamatan


Gondomanan, juga ditetapkan sebagai jalur kota yang
menyiratkan citra alami dan merupakan kawasan strategis
penyangga citra kota (pasal 74).
Kebijakan pengembangan kawasan lindung pasal 10 ayat 3
yang menyebutkan strategi untuk pencegahan dampak
negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup salah satunya adalah dengan
mengendalikan kegiatan di dalam kawasan sempadan
sungai.
ANALISIS RDTRK
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2015 tentang
PENETAPAN SEMPADAN SUNGAI
Rencana Detail Tata dan peraturan Zona di Kota Yogyakarta.
Penetapan sempadan sungai diatur sebagai berikut: Pertama, bagi
sungai yang tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
Pada Paragraf 2 Pasal 12 RDTR mengenai Zona Ruang Terbuka Hijau ditetapkan dengan kriteria: paling sedikit berjarak 10 m dari tepi kiri
(RTH) Kota. RTH merupakan area memanjang atau mengelompok dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 m (tiga meter);
tanaman, baik yang tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara paling sedikit berjarak 15 m (lima belas meter) dari tepi kiri dan kanan
alamiah maupun sengaja ditanam. Pada Pasal 10 huruf b yaitu palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai
Subzona RTH-2 ditetapkan seluas lebih kurang 24 Ha. RDTR pada lebih dari 3 m (tiga meter) sampai dengan 20 m (dua puluh meter);
laporan ini mengenai Sub BWP D Gondomanan di Blok D1 paling sedikit berjarak 30 m (tiga puluh meter) dari tepi kiri dan kanan
Prawirodirjan (Gambar 3.1.3). palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai
Paragraf 1 Pasal 15 menjelaskan mengenai zona perumahan. Zona lebih dari 20 m (dua puluh meter). Kedua, bagi sungai bertanggul
perumahan merupakan kawasan rumah sebagai bagian dari dalam kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 3 m
pemukiman yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas (tiga meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Zona perumahan (R) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(1) huruf a, terdiri dari:
a. Subzona rumah kepadatan tinggi (R-1), ditetapkan seluas
kurang lebih 943,8 Ha berupa kegiatan rumah kepadatan tinggi
sebagai perumahan dan permukiman yang tersebar pada
beberapa tempat salah satunya Sub BWP D Gondomanan,
meliputi D1 Prawirodirjan. Subzona perumahan kepadatan tinggi
ditentukan dengan kriteria perencanaan memiliki kepadatan
bangunan 100-1000 rumah/hektar;
b. Subzona rumah kepadatan sedang (R-2), ditetapkan seluas
kurang lebih 700 Ha berupa kegiatan rumah kepadatan sedang
sebagai fungsi perumahan dan permukiman yang tersebar
salah satunya Sub BWP D Gondomanan, meliputi Blok D1
Prawirodirjan. Kelurahan Prawirodirjan termasuk zona
perdagangan dan jasa (K) dan zona budidaya pada RDTR ini
Sub BWP D Gondomanan (Pasal 14 ayat (1) huruf b, Gambar
3.1.4). Zona budidaya adalah area dalam bagian wilayah
perkotaan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
kegiatan budidaya atas dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Paragraf 3 Pasal 17 membahas zona perkantoran. Zona perkantoran  Pengembangan jalan lingkungan primer dan sekunder
(KT) s juga termasuk zona budidaya. ditetapkan seluas kurang lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi semua
84,5 Ha meliputi subzona kantor pemerintah dan swasta (KT) pada ruas jalan penghubung antara lingkungan perumahan penduduk
RDTR ini Sub BWP D Gondomanan, meliputi: Blok D1 Prawirodirjan. ( dengan jalan lokal diantaranya jalan di Kelurahan Prawirodirjan.
Pasal 14 ayat (1) huruf c),
Rencana Jaringan Prasarana bagian kedua Pasal 23 yaitu Rencana  Bagian keenam Pasal 27 (4) mengenai sistem pembuangan
Pengembangan Jaringan Pergerakan. Pada pengembangan Jalan limbah setempat yang diarahkan dengan penggunaan septiktank
Kolektor Sekunder (JKS) Jalan Brigjen Katamso termasuk salah komunal Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah lokasi Blok D1
satunya (Gambar 3.1.5). Prawirodirjan Sub BWP D Gondomanan dengan sistem terpusat
(Gambar 3.1.7). Dengan demikian, rencana penataan lingkungan
permukiman di Kelurahan Prawirodirjan ditetapkan sebagai pusat
administrasi kecamatan, pusat perdagangan, jasa dan
pemasaran, pusat pelayanan sosial (kesehatan, agama, dll), dan
pusat kegiatan pariwisata (Tabel 3.1.1 halaman 33).
Matrik Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Yogyakarta
Kelurahan Prawirodirjan

Dokumen Arahan
Kelurahan Program Lokasi Kawasan
Perencanaan Pengembangan
Program untuk pelestarian dan 1. Alur Sungai Winongo, Code dan Sungai
peningkatan nilai kawasan lindung yang Gajahwong sebagai jalur kota yang
ditetapkan sebagai cagar budaya dan ilmu menyiratkan citra alami;
pengetahuan serta warisan dunia meliputi :
a) Menetapkan kawasan strategis daerah yang 2. Masjid Besar Kauman, Masjid Mataram
berdasarkan kepada Citra Kota; Kotagede, Gereja Antonius Kotabaru, Gereja
b) mencegah pemanfaatan ruang di kawasan Santo Yusuf Bintaran dan Kelenteng
Penataan strategis Daerah yang berpotensi mengurangi Gondomanan sebagai titik kota yang
Prawirodirjan RTRW Kawasan fungsi lindung kawasan terutama yang termasuk menyiratkan citra religio- kultural;
Strategis Kota dalam inti pelestarian;
c) mengatur pemanfaatan ruang pada kawasan 3. Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Masjid
strategis Daerah baik yang termasuk inti Syuhada dan bangunan lain yang
pengembangan maupun kawasan penyangga; mempunyai kaitan dengan sejarah
d) merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang perjuangan sebagai bangunan tetenger kota
menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang menyiratkan citra peninggalan sejarah
yang berkembang di dalam dan di sekitar perjuangan
kawasan strategis Daerah
Dokumen Arahan
Kelurahan Program Lokasi Kawasan
Perencanaan Pengembangan
Peningkatankualitassarana dan prasarana jalan Kelurahan Prawirodirjan
dan
jembatan
1. Peningaktan kualitas talud/bronjong dan saluran
pengairan
2. Peningkatan kualitassystem jaringan drainase
Mewujudkan 3. Peningkatan kualitas sarana dan prasaran air
sarana dan limbah
Prawirodirjan RPJMD prasarana 4. Peningkatan kualitassarana dan prasarana air
perkotaan yang minum
memadai 5. Peninglatan kualitas sarana dan prasarana
persampahan
6. Peningkatankualitas sarana dan prasarana
dasar pemukiman berbasis kewilayahan
7. Pemenuhan kebutuhan bangunan gedung
pemerintah sesuai standar kebutuhan khususnya
yang ada di wilayah dan berwawasan inklusif
RPKPP Pengembangan Aspekpenanganan,meliputi: Kawasan prioritas pembangunan perkotaan
Kawasan aspek fisik, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek adalah Kawasan Sungai Code dengan
Permukiman kebencanaan rencana pengembangan dan pembangunan
Prioritas • Program Strategis, meliputi: bangunan, RTH, Jalan tahap I, dilakukan pada kawasan permukiman
dan Jembatan, Air Bersih, Drainase, Sanitasi dan prioritas
Limbah, Sampah, Pelatihan, penyuluhan dan
Sosialisasi, serta program penanganan bencana,
meliputi: Pembangunan Talud dan Jaringan
Hydrant.
• Progam Penanganan, meliputi semua
penjabaran programPembangunan Talud dan
Jaringan Hydrant.
• Pihak Yang Berperan, terkait dengan institusi, baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat, yang
menjadi penanggung jawab atau yang terlibat
dalam penanganan dari masing-masing program
• Pembiayaan dan tahun pelaksanaan,
merupakan penjabaran biaya masing- masing
program penanganan, baik secara total maupun
pembiayaan per tahun
Dokumen Arahan
Kelurahan Program Lokasi Kawasan
Perencanaan Pengembangan
Penyediaanairbersihperpipaan
Kawasan Sungai Code
Pengembangan SPAM dalam rangka peningkatan pelayanannya tersebar diseluruh
Prawirodirjan RISPAM Kawasan Sungai Winongo
Perpipaan Kecamatan secara merata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Kawassan Sungai Gajahwong
kota.
Pengembangan SPAM Penyediaanairbersihnon perpipaan untuk memenuhi Kawasan Sungai Code
Non Perpipaan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah Kawasan Sungai Winongo
Kawassan Sungai Gajahwong
SSK Penyediaan Optimalisasi IPAL Sewon Pengembanganjaringanterpusat
Pelayanan Air • Implementasi perda tentang Pengelolaan dan retribusi Pelanggan IPAL Sewon untuk Seluruh Kota
Limbah Domestik • Sosialisasi pada masyarakat tentang kesadaran perawatan sarana Yogyakarta
IPAL Pengembangan IPAL Komunal
• Sosialisasi pada masyarakat tentang kesadaran perawatan sarana untuk masyarakat disekitar
septik-tank yang aman Kawasan Sungai Code, Winongo
• Implementasi perda tentang Pengelolaan dan retribusi Pelanggan dan Gajahwong
• Implementasi pembangunan IPLT
dan sistem jaringan
Penyediaan Penyediaan tempat pembuangan Tersebar di seluruh Kota
Pelayanaan sampah Yogyakarta
Persampahan • Sosialisasi pentingnya pengelolaan sampah
• Sosialisasi 3R
• Pelatihan pengelolaan persampahan sistem 3R
• Pembangunan TPST 3R
Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) Kelurahan Prawirodirjan Berdasarkan RTRW

Kelurahan Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Lokasi Batas

Prawirodirjan Kawasan Citra inti pelestarian Kota Yogya mempunyai pengaruh besar terhadap tata Alur Sungai Winongo, Code dan Sungai
ruang sekitarnya dan peningkatan Gajahwong sebagai jalur kota yang
kesejahteraan masyarakat serta dimaksudkan menyiratkan citra alami
untuk mewadahi sejarah dan masa depan

Kawasan strategis Inti penyangga citra mempunyai pengaruh besar terhadap tata Kawasan Malioboro dengan
kota ruang sekitarnya dan peningkatan batas jalan Kyai Mojo, jalan Pangeran
kesejahteraan masyarakat serta dimaksudkan Diponegoro, jalan Jenderal Sudirman,
untuk mewadahi sejarah dan masa depan Sungai Code, jalan Panembahan Senopati,
jalan Ahmad Dahlan, Sungai Winongo
sebagai kawasan pembatas dan jalur
bercitra budaya, parisiwata dan atau
perjuangan,
3.2. ANALISIS SARANA DAN PRASARANA UMUM
Kondisi sarana dan prasarana umum sangat diperlukan guna menunjang kegiatan warga. Ketersediaan sarana prasarana yang layak dapat
mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat ditinjau dari segi sosial, ekonomi maupun lingkungan dan keehatan.
Berdasarkan data baseline Kelurahan Prawirodirjan tahun 2021 dan rembug warga dapat dianalisa permasalahan sarana dan prasarana di kelurahan
Prawirodirjan adalah sebagai berikut :

Sarana/Prasa
No Permasalahan Penyebab Alternatif Solusi
rana Umum
1 Aksesibilitas Jalan lingkungan baru dgn lebar≥1,5 meter yang 1. perlunya keterhubungan dengan kelurahan lain dan 1. pembangunan jalan inspeksi
Lingkungan dibutuhkan di Kelurahan Prawirodirjan antar permukiman yang padat 2. pelebaran jalan dengan penataan rumah terdampak
2. rumah yang mepet sungai ada yang sudah melampaui dilengkapi surat pernyataan kesediaan warga sebagai
kelayakan batas sempadan sungai/batas aman dari pengamanan sosial lingkungan(safeguard)
banjir 3. BPN diharapkan dapat menfasilitasi kemudahan
3. beberapa lokasi ada yang hanya bersifat sementara perubahan pengurusan sertifikat SHM dari status
sementara saja kerelaan pemilik tanah pribadi untuk pekarangan menjadi gang
gang
jalan lingkungan yang permukaannya tidak diperkeras Pemeliharaan kerusakan jalan rendah Perlu ada organisasi pemeliharaan jalan dengan surat
dan rusak pernyataan safeguard
2 Drainase Ketidaktersediaan Drainase Genangan air hujan Pembangunan drainase baru di tanah umum dengan
Lingkungan pengamanan sosial lingkungan(safeguard)
ketidakterhubungan Drainase Melimpas ke rumah Pembangunan drainase baru di tanah umum
Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman Masih adanya sampah di saluran, kurang pemeliharaan Di perlukan Aturan Bersama/AB dan organisasi
memiliki kualitas minimum yang belum memadai serta terjadi kerusakan pada saluran drainase dan masih pemeliharaan, perbaikan dan penutupan drainase.
terdapat saluran drainase yang belum tertutup.
3 Pengelolaan prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai Kesadaran pola perilaku hidup bersih sehat/pphbs masih Penguatan kapasitas warga
Sampah dengan persyaratan Teknis rendah
sistem pengolahan sampah tidak sesuai standar teknis kurangnya kesadaran sampah domestik rumah tangga Penguatan kapasitas bank sampah tiap RT atau RW untuk
agar dapat terangkut ke TPS/TPA min. dua kali seminggupenyediaan jangkauan sistem pengangkatan sampah
berkala secara baik.
sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara Kurangnya kesadaran terhadap perilaku sehat dan belum Penguatan kapasitas kesadaran masyarakat, bank
terdapat sistem pengangkatan sampah berkala secara sampah, serta KPP/Kelompok Pemelihara dan Pemanfaat
baik. sapras
4 Air Minum Permukiman yang tidak terlayani Sarana Air Minum Sumber air masih ada yang tercemar akibat resapan Perlu adanya Pembuatan sumur umumdengan kualitas
untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non yang berdekatan di permukiman padat air layak dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau
perpipaan terlindungi yang layak) septic tak komunal/biofil

5 Pengelolaan Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai standar Keadaan ekonomi yang lemah dan perilaku kurang sehat Penguatan kapasitas dan Pembangunan MCK baik
Air Limbah teknis pribadi maupun komunal (IPAL Komunal)
prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak Keadaan ekonomi yang lemah dan perilaku kurang sehat Penguatan kapasitas dan sosialisasi hidup sehat
sesuai dengan persyaratan teknis
6 Pengamana unit bangunan tidak memiliki prasarana proteksi a.belum terdapat prasarana Perlu adanya penyediaan sarana penanganan
n Bahaya kebakaran b.akses jalan sempit kurang dari 1,5 m kebakaran berupa Hidran Kering
Kebakaran bangunan hunian tidak terlayani sarana proteksi a.Mahal a.Jalin kolaborasi untuk mendapatkan prasarana
kebakaran b.Rendahnya kesadaran akan kemungkinan terjadinya b.penguatan kesadaran warga dan KPP/Kelompok
bahaya kebakaran Pemelihara & Perawatan
7 RTP/Ruang Jumlah RTP kurang tertata dan tidak memadai Lahan sempit dan Masyarakat kurang berperan aktif dan a.penguatan kesadaran warga dan KPP/Kelompok
Terbuka kurang keterampilan dalam merawat taman Pemelihara & Perawatan
Publik b.Pembuatan taman hidroponik di setiap rumah
3.3. ANALISIS EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
Tabel 3.4 Analisa Permasalahan Ekonomi

Masalah Akibat Potensi Alternatif Solusi


Sebagian jalan sudah relatif lebar;
Aturan Bersama; M3K; perbaikan
Kerelaan masyarakat melakukan
Sempit; barang-barang pemilik rumah Transportasi dan distribusi barang & jalan; Pembangunan gerbang
Jaringan M3K;Tersedia lokasi strategis untuk
diletakkan di depan rumah/pinggir manusia kurang lancar; tidak nyaman penanda wilayah/welcomegate;
jalan gerbang masuk wilayah hunian yang
jalan; Jalan rusak dilalui Pembangunan sarana pendukung
menjadi daya tarik calon konsumen
jalan (e.g. pergola)
produk lokal
Drainase tidak memadai baik kualitas Pembuangan air tidak lancar;
Sudah tersedia saluran walaupun
maupun kuantitas; Pembuangan air terkesan kumuh; tidak menarik orang Perbaikan dengan gotong royong
Drainase masih perlu penyempurnaan;
limbah bercampur dengan luar datang melakukan untuk minimalisir biaya
penambahan saluran/pelebaran
pembuangan air hujan bisnis/perdagangan
Kemampuan ekonomi tidak memadai Tidak dapat memperbaiki tempat
Rehab rumah; menambah jumlah
untuk perbaikan/pembangunan; tinggal agar layak; Tidak mampu
lantai rumah (tingkat/susun);
tanah warisan dengan luasan relatif pindah mencari tempat tinggal yang Penataan kembali bangunan &
Keteraturan Pembangunan ruang untuk
sempit karena sudah dibagi-bagi; lebih layak; Hasil produksi makanan wilayah permukiman; Tersedia tempat
Bangunan berdagang; Penyediaan ruang untuk
jumlah penghuni banyak; Rumah konsumsi tidak higienis; Produk yang potensial untuk pemasaran
berdagang yang mendukung &
tidak sehat; Ruang perdagangan rumahan susah dipasarkan,
dekat
kurang tersedia berdagang di luar area produksi
Kapasitas MCK yang tersedia tidak
Pembuatan IPAL komunal;
Sanitasi memadai; Pembuangan limbah Pencemaran air tanah; Tersedia IPAL tapi kurang memadai
Pembuatan MCK umum
bercampur dengan SAH
Masih ada masyarakat yang
Gangguan aliran air sungai;
membuang sampah di sungai; Tingkat Pembangunan/pembuatan tempat
Mengganggu pemandangan yang Ada kelompok pengelola sampah &
Persampahan ekonomi rendah berakibat tingkat sampah umum; Penyadaran
berakibat nilai ekonomis permukiman daur ulang sampah
pendidikan juga rendah, tidak masyarakat tentang PHBS
rendah & kesulitan pemasaran produk
memahami tentang PHBS
Harga alat penanggulangan
kebakaran relatif tidak terjangkau
Bahaya bencana kebakaran karena Ada kelompok TAGANA; Sumber air Sosialisasi tentang bahaya kebakaran
masyarakat; Tingkat ekonomi rendah
Kebakaran alat penanggulangan minim & untuk pemadaman jika kebakaran berikut tindakan preventive&curative -
berakibat tingkat pendidikan juga
tindakan preventive tidak dilakukan dekat (minimalisir biaya) nya
rendah, tidak memahami tentang
pencegahan kebakaran
Pencemaran sumber air minum; Jarak
Perlu ekstra biaya untuk mendapat air Masih ada sumber air yang layak Membuat bak penampungan air
sumber air minum dengan
Air Minum layak minum; Hasil produksi makanan konsumsi, dapat disalurkan dengan bersih layak minum; pemasangan
septictank<10m; Perlu biaya ekstra
konsumsi tidak higienis pemipaan waterpurifier; Pemipaan
untuk mendapatkan air layak minum
3.4. ANALISIS KEBENCANAAN
ANCAMAN KEBAKARAN

JENIS AKTIFITAS YANG LOKASI SUMBER JANGKAUAN DAMPAK CATATAN REKOMENDASI UNTUK
KODE KAWASAN BERPOTENSI SUMBER INTENSITAS ANCAMAN KEBAKARAN KONDISI EKSISTING KAWASAN MENGELOLA AKTIFITAS YANG BERPOTENSI
KEBAKARAN (INTERNAL/EKSTERNAL) (INTERNAL/EKSTERNAL) MENJADI SUMBER KEBAKARAN
A Permukiman Padat Memasak 2 Internal Internal Terdapat jalan inspeksi dengan lebar minimal 2,5 - 3m
(Salah satunya RT.050-RW.015, Korsleting Listrik 1 Internal Internal Terdapat sumber air di MCK umum
RT.54-RW.16, RT.61-RW.018) Membakar Sampah 1 Internal Internal Tiap RW memiliki APAR
Kawasan berada di tepi sungai Code
terdapat KTB tingkat kelurahan
masih terdapat rumah yang didominasi oleh bahan kayu
SKOR RATA-RATA 1.33

B Permukiman Padat Memasak 2 Internal Internal sebagian besar jalan sempit, memiliki lebar antara 1-2,5 m
(Salah satunya RT.025-RW.009) Korsleting Listrik 1 Internal Internal Tiap RW memiliki APAR
Membakar Sampah 1 Internal Internal terdapat KTB tingkat kelurahan
Terdapat sumber air di MCK umum
masih terdapat rumah yang didominasi oleh bahan kayu
SKOR RATA-RATA 1.33

C Permukiman Padat Memasak 2 Internal Internal Dilalui jalan kota, Jl. Brigjen Katamso dan jl. Ireda
Perdagangan dan Jasa Korsleting Listrik 1 Internal Internal Sebagian besar jalan lingkungan sempit dengan lebar 1-2,5m
UMKM (Perdagangan dan Jasa) 2 Eksternal Eksternal Tiap RW memiliki APAR
terdapat KTB tingkat kelurahan
masih terdapat rumah yang didominasi oleh bahan kayu
SKOR RATA-RATA 2.00

D Permukiman Padat Memasak 2 Internal Internal Dilalui jalan kota Jl. Ibu Ruswo dan jl. Sambilolo
Perdagangan dan Jasa Korsleting Listrik 1 Internal Internal Sebagian besar jalan lingkungan memiliki lebar minimal 3m
UMKM (Perdagangan dan Jasa) 2 Eksternal Eksternal Tiap RW memiliki APAR
terdapat KTB tingkat kelurahan
SKOR RATA-RATA 2.00
KERENTANAN KEBAKARAN

D D

C C
B A B A

KODE/KAWASAN
A B C D KONDISI KERENTANAN KEBAKARAN LEBIH BANYAK DI
JENIS KERENTANAN PERMUKIMAN PADAT
PERMUKIMAN PADAT
PERMUKIMAN PADAT, PERMUKIMAN PADAT, SEBABKAN FAKTOR :
(RT.050-RW.015, RT.54-
(RT.025-RW.009)
PERDAGANGAN DAN PERDAGANGAN DAN • Kepadatan Bangunan (cukup tinggi)
RW.16, RT.61-RW.018) JASA JASA • Material Bangunan (Dinding dan Atap)
KEPADATAN
3 3 3 3
PENDUDUK
KEPADATAN
BANGUNAN
3 3 3 3 KONDISI KERENTANAN EKONOMI :
KEBERADAAN ♦ Apabila terjadi kebakaran maka Asset beresiko hilang
MATERIAL ♦ Warga yang terutama Industri rumah tangga dan
3 3 2 1
BANGUNAN MUDAH Kuliner akan kehilangan asset yang berupa alat,
TERBAKAR sehingga untuk memulai usaha akan semakin susah
KEBERADAAN
3 3 2 1
KELOMPOK RENTAN
SUMBER MATA
3 3 1 1
PENCAHARIAN
PENDAPATAN 3 3 1 1
KEMUNGKINAN
3 3 2 1
KEHILANGAN ASET
SKOR RATA-RATA 2.33 2.33 1.56 1.22
KAPASITAS MENGHADAPI KEBAKARAN

1. Terdapat KTB tingkat


Kelurahan
2. Jarak dari POS Damkar
terdekat di Balaikota ± 3-
5 Km dengan jarak
tempuh 5-10 menit
3. Beberapa wilayah
D
memiliki akses utama
jalan selebar 3-4 m dan
terhubung dengan Jalan
Primer
4. Dilalui oleh sungai Code
C
B A

JENIS KAPASITAS
LEMBAGA /
AKSESIBILITAS JARAK KEBERADAAN SKOR
KOMUNITAS
KODE KAWASAN JALAN BAGI SUMBER AIR RUANG RATA-
DALAM APAR
PEMADAM (TERMASUK TERBUKA RATA
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN HIDRAN) PUBLIK
KEBAKARAN
PERMUKIMAN
PADAT (RT.050-
A RW.015, RT.54- 3 1 2 3 1 2
RW.16, RT.61-
RW.018)
PERMUKIMAN
B PADAT (RT.025- 3 1 2 3 1 2
RW.009)
PERMUKIMAN
PADAT,
C 3 2 2 3 2 2.4
PERDAGANGAN
DAN JASA
PERMUKIMAN
PADAT,
3 3 2 3 2 2.6
PERDAGANGAN
D DAN JASA
RESIKO BENCANA KEBAKARAN

RESIKO BENCANA KEBAKARAN


KERENTANAN KAPASITAS
KODE KAWASAN ANCAMAN THD SKOR
MENGHADAPI MENGHADAPI
KEBAKARAN
KEBAKARAN KEBAKARAN
PERMUKIMAN PADAT
A (RT.050-RW.015, RT.54- 1.33 2.33 2.00 1.56
RW.16, RT.61-RW.018)

PERMUKIMAN PADAT
B 1.33 2.33 2.00 1.56
(RT.025-RW.009)

PERMUKIMAN PADAT,
C 2.00 1.56 2.40 1.30
PERDAGANGAN DAN JASA

PERMUKIMAN PADAT,
2.00 1.22 2.60 0.94
PERDAGANGAN DAN JASA
D

KAPASITAS
• KTB melakukan sosialisasi dan pembekalan secara rutin kepada masyarakat terkait tangguh
Bencana. Minimal mampu melakukan tindakan awal saat kejadian Bencana.
• Sosialisasi juga dilakukan kepada ibu Rumah tangga yang lebih banyak beraktifitas masak
memasak yang berpotensi munculnya api/ kebakaran.
RESIKO BENCANA TANAH LONGSOR

RT.085-RW.020
• Kondisi wilayah Kelurahan Prawirodirjan sebagian besar di
dataran rendah dan landai.
• Wilayah yang Kelurahan prawirodirjan yang masih memiliki
ancaman tanah longsor berada di sepanjang sungai Code,
khususnya di RT.61-RW.18 dimana terdapat warung, hunian
dan fasum yang berada di sempadan sungai Code.
• Dengan kondisi eksisting bantaran sungai sudah tertalud
.
RESIKO BENCANA GEMPA BUMI

Alun – Alun
Utara

RTH/ Publik

ANCAMAN
• Kota Yogyakarta termasuk Kelurahan Prawirodirjan, masuk dalam kategori RAWAN BENCANA
GEmpa.
• Dengan kondisi eksisting wilayah di Kelurahan Prawirodirjan yang sebagian besar masuk dalam
permukiman dengan kepadatan tinggi, sehingga rentan terhadap bencana gempa bumi.
• Masih terdapat bangunan yang tidak memperhatikan kaidah bangunan tahan gempa,
khususnya bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

KAPASITAS
• Terdapat ruang terbuka (lapangan, halaman sekolah/kantor) yang dapat dijadikan tempat
evakuasi sementara.

PROGRAM KERJA
• Perlu adanya sosialisasi dan simulasi penanganan bencana gempa secara berkala
• Adanya penunjuk/ penanda ke jalur evakuasi (titik kumpul sementara) yang aman.
• Penataan bangunan untuk memudahkan mitigasi
Sebaran Lokasi Sumber Ancaman Banjir

Sumber Ancaman:
1 • Air kiriman dari Outfal saluran drainase
kota (Jl Monjali)
Jangkauan Dampak:
• Memberikan limpahan kecil2 ke
permukiman
• Gogosan tanah di sekitar saluran
berpotensi terhadap penurunan tanah

Sumber Ancaman:
3 • Pendangkalan Sungai
• Sampah
Jangkauan Dampak:
• Meluap di permukiman sekitar sungai

Sumber Ancaman:

Sumber Ancaman:
4 • Saluran drainase meluap akibat dangkal
Jangkauan Dampak:
• Air kiriman dari Outfal saluran drainase
kota (Jl. Magelang) 5 titik yang cukup
2 • Melimpah ke permukiman sekitar
drainase
besar
Jangkauan Dampak:
• Memberikan limpahan kecil2 ke
permukiman

38
Sumber Ancaman
Jangkauan Dampak
Sebaran lokasi ancaman bencana banjir A
Wilayah RW 005

Daerah Sepanjang
B Bantaran S. Code

Wilayah RW 015,
Kejadian banjir akibat C dan RW 016

luapan sungai Code,


beberapa titik masuk ke
permukiman dan rumah
warga.di level bawah

Wilayah RW 022
D
Wilayah RW 017,
E dan RW 018

Sebaran Lokasi
Jangkauan Lokasi
Ancaman terhadap banjir kelurahan
Prawirodirjan LOKASI JANGKAU
SUMBER AN
ANCAMA DAMPAK CATATAN REKOMENDASI UNTUK
JENIS ANCAMAN INTENSI N BANJIR MENGELOLA AKTIFITAS YANG
KODE KAWASAN KONDISI EKSISTING KAWASAN
BANJIR TAS (INTERNA (INTERNA BERPOTENSI MENJADI SUMBER
L/ L/ ANCAMAN BANJIR
EKSETER EKSETER
NAL) NAL)
Banjir luapan Badan sungai cukup lebar dan lurus arus
2 Internal Internal EWS
PERMUKIMAN, sungai cepat, tempat limpahan drainase Kota
A PERDAGANGAN Banyak mengalami kikisan Perkuatan barier sungai
DAN JASA Drainase jalan utama kota cukup besar Pemecahan aliran drainase kota agar tidak
External
debitnya membebani terlalu banyak
SKOR RATA-RATA 2
Banjir luapan Badan sungai cukup lebar dan lurus
2 Internal Internal EWS
sungai melambat
PERMUKIMAN Banyak mengalami pendangkalan disisi
Normalisasi dan pembersihan badan sungai
PADAT (Sepanjang barat
B
bantaran sungai) Sungai banyak dipenuhi dengan sampah,
Banjir bandang 2 Internal Internal M3K
buangan material dan tumbuh2an
Drainase jalan utama kota cukup besar Pemecahan aliran drainase kota agar tidak
External
debitnya membebani terlalu banyak
SKOR RATA-RATA 2
Saluran drainase/irigasi tidak dapat Normalisasi dan pembersihan badan
PERMUKIMAN Banjir daratan 2 Internal Internal
C menampung air hujan wilayah atas saluran
PADAT
External saluran eksisting mengalami pendangkalan pembenahan pintu saluran irigasi
SKOR RATA-RATA 2
PERMUKIMAN Saluran drainase/irigasi tidak dapat Normalisasi dan pembersihan badan
Banjir daratan 1.5 Internal Internal
SEDANG, menampung air hujan wilayah atas saluran
D
PERDAGANGAN
External saluran eksisting mengalami pendangkalan
DAN JASA
SKOR RATA-RATA 1.5
Banjir luapan Mendapatkan limpahan dari banjir dari
1.5 Internal Internal EWS
sungai permukiman diatasnya
PERMUKIMAN Banyak mengalami pendangkalan Normalisasi dan pembersihan badan sungai
SEDANG, Saluran drainase/irigasi tidak dapat Normalisasi dan pembersihan badan
E Banjir daratan 2 Internal Internal
PERDAGANGAN menampung air hujan wilayah atas saluran
DAN JASA External saluran eksisting mengalami pendangkalan
Relokasi permukiman/ peninggian lantai
rumah minimal sejajar dengan tinggi talud
SKOR RATA-RATA 1.75
KERENTANAN BANJIR KELURAHAN PRAWIRODIRJAN

KONDISI BANJIR LEBIH


BANYAK DI SEBABKAN
FAKTOR :
• Kali Code overload terhadap
pembuangan air hujan dan
buangan melalui saluran
sekunder
• Pendangkalan sungai
• Hambatan karena
Sedimentasi penumpukan sampah di
beberapa bagian
• Posisi pada alur belokan
sungai, berpotensi melimpah
• Sedimentasi pada titik tetap

Kepadatan
bangunan tinggi

Limpasan Air
(tinggi)

KERENTANAN TERHADAP BANJIR KELURAHAN PRAWIRODIRJAN


Kerentanan Fisik A B
NILAI KERENTANAN
C D E
1.Lokasi-lokasi dengan PERMUKIMAN
kepadatan bangunan tinggi, PADAT PERMUKIMAN PERMUKIMAN
VARIABEL PERMUKIMAN,
(Sepanjang PERMUKIMAN SEDANG, SEDANG,
minim peresapan PERDAGANGA
bantaran PADAT PERDAGANGA PERDAGANGA
2.Lokasi-lokasi dengan limpasan N DAN JASA
sungai) N DAN JASA N DAN JASA
air tinggi
3.Elevasi lebih rendah dari SEJARAH BENCANA BANJIR 2 3 3 2 2
sungai POTENSI (PERMODELAN
2 3 3 1 2
4.Penumpukan/ Sedimentasi BENCANA BANJIR-RTRW)
sungai banyak JARAK DARI SUNGAI 2 2 1 1 3
5.Hambatan sampah di sungai SKOR RATA-RATA 2 2.67 2.33 1.33 2.33
NILAI KERENTANAN
A B C D E
KERENTANAN SOSIAL EKONOMI PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN
VARIABEL PERMUKIMAN,
PADAT PERMUKIMAN SEDANG, SEDANG,
PERDAGANGA
(Sepanjang PADAT PERDAGANGA PERDAGANGA
N DAN JASA
bantaran sungai) N DAN JASA N DAN JASA
KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/ HA) 2 3 2 2 2
Kerentanan Sos-Ek KEBERADAAN KELOMPOK RENTAN
2 3 3 2 2
1.Tingkat kepadatan penduduk tiap RT/RW tinggi, (BALITA, LANSIA)
permukiman semakin tertutup krn kebutuhan hunian SUMBER MATA PENCAHARIAN 2 3 3 1 2
PENDAPATAN 2 3 2 1 1
2.Perekonomian berjalan di rumah tangga,
KEMUNGKINAN KEHILANGAN ASET/
pembuangan limbah dan sampah masih belum tertib PROPERTI
2 2 2 1 1

SKOR RATA-RATA 2 2.28 2.40 1.40 1.60

KONDISI KERENTANAN EKONOMI :


• Apabila terjadi banjir maka beresiko kerusakan Asset
• Warga yang terutama Industri rumah tangga dan Kuliner
akan terganggu/ terhenti sementara aktifitas usahanya
• Untuk memulai usaha kembali memerlukan waktu
beberapa hari
• Untuk Asset yang rusak karena banjir akan semakin
menyulitkan usaha warga

Tabel Rekap Kerentanan Terhadap Banjir Di Delineasi Kumuh Kelurahan Prawirodirjan

KODE/KAWASAN
A B C D E
PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN
JENIS KERENTANAN , PADAT PADAT SEDANG, SEDANG, CATATAN
PERDAGANG (Sepanjang PERDAGANG PERDAGANG
AN DAN JASA bantaran AN DAN JASA AN DAN JASA
sungai)
TINGKAT KEPADATAN
2 3 2 2 2
PENDUDUK
TINGKAT
2 2 2 2 2
PEREKONOMIAN
TINGKAT KEPADATAN
2 3 3 2 2
BANGUNAN
TINGKAT LIMPASAN AIR 2 3 3 3 2
JARAK KE SUNGAI 2 3 3 1 2
TINGKAT SEDIMENTASI
0 3 3 0 0
SUNGAI
SKOR RATA-RATA 1.67 2.83 2.67 1.40 1.67
KAPASITAS MENGHADAPI banjir deliniasi kumuh

Legenda :
U
! Pusat Informasi KTB
A
! Titik Hydrant
Jalan 3-4 m
POS KTB-1

1. POS KTB (Kampung Tangguh Bencana) di


sepanjang Code ada 3 di Kelurahan. Pelayanan
Jalan L=3- yang dilakukan lintas Kampung.
4M’ 2. Jarak untuk ke lokasi yang lebih tinggi terdekat
POS KTB-2 ±50 m
3. Beberapa wilayah memiliki akses utama jalan
selebar 3-4 m dan terhubung dengan Jalan
Jalan L=3- Primer
4M’ 4. Terdapat ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan
POS KTB-3 untuk evakuasi (dalam jumlah Kecil)
Area lebih
tinggi

Area lebih
tinggi
Jalan L=3-
4M’ REKAP KAPASITAS TIAP DELINEASI KUMUH DI KELURAHAN PRAWIRODIRJAN
JENIS KAPASITAS
Terlayani
lembaga/
VEGETASI RUANG
komunitas yang
DENGAN TERBUKA SKOR
KAPASITAS KELEMBAGAAN KODE KATEGORI berkapasitas
DAYA DAN DI RATA-RATA
• KTB melakukan sosialisasi dan pembekalan secara rutin kepada dalam
RESAP DATARAN
penanggulanga
masyarakat terkait tangguh Bencana. Minimal mampu TINGGI TINGGI
n bencana
melakukan tindakan awal saat kejadian Bencana. banjir
• Sosialisasi juga dilakukan kepada ibu Rumah tangga yang lebih PERMUKIMAN, PERDAGANGAN DAN
banyak beraktifitas masak memasak yang berpotensi munculnya A 3 1 1 1.67
JASA
api/ kebakaran. PERMUKIMAN PADAT (Sepanjang
B 3 1 0 1.33
bantaran sungai)
C PERMUKIMAN PADAT 3 1 0 1.33
PERMUKIMAN SEDANG, PERDAGANGAN
D 3 1 1 1.67
DAN JASA
PERMUKIMAN SEDANG, PERDAGANGAN
E 3 1 2 2.00
DAN JASA
RESIKO BENCANA BANJIR DELINIASI KUMUH
Peta Risiko Bencana Banjir Kelurahan Prawirodirjan
RESIKO BENCANA BANJIR
KERENTANAN KAPASITAS RESIKO
KODE / ANCAMAN THD • Resiko berada di Kaw. C yang
NO KAWASAN MENGHADAPI MENGHADAPI SKOR
RT BENCANA merupakan kawasan kumuh dibagian
BENCANA BENCANA
BANJIR hilir sungai
BANJIR BANJIR
PERMUKIMAN, • Wilayah bantaran sungai semua
1 A PERDAGANGAN DAN 2 1.67 1.67 1.78 beresiko banjir, mengingat debit banjir
JASA kiriman berbanding luas tampang
PERMUKIMAN PADAT sungai tidak mampu menampung
2 B (Sepanjang bantaran 2 2.83 1.33 2.06 banjir kiriman wilayah di atasnya
sungai)
3 C PERMUKIMAN PADAT 2 2.67 1.33 2.00
PERMUKIMAN SEDANG,
4 D PERDAGANGAN DAN 1.5 1.40 1.67 1.52
JASA
PERMUKIMAN SEDANG,
5 E PERDAGANGAN DAN 1.75 1.67 2.00 1.81
JASA

Dalam upaya menciptakan permukiman yang aman dari banjir maka perlu
dilakukan :
• Pengaturan jarak antar bangunan untuk penyediaan area resapan
• Memperkuat sarana dan prasarana tindakan pertama kejadian banjir
• Penyiapan jalur-jalur evakuasi dan mitigasi yang langsung terhubung dengan lokasi yang lebih tinggi
• Penyiapan kantong lokasi evakuasi sementara untuk semua kejadian bencana (bisa juga berFungsi RTH/P)
• SOSIALISASI pencegahan bahaya banjir kepada Masyarakat dengan edukasi-edukasi pencegahan banjir, tentang
tertib pembuangan sampah dan penyediaan resapan air
ANCAMAN TERHADAP PENYAKIT EPIDEMI

SUMBER ANCAMAN :
• Penyakit Perut
• Penyakit Pernafasan
• Penyakit karena Hewan
(Tikus, Nyamuk)
D

KELURAHAN PRAWIRODIRJAN
• Pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi, juga mempengaruhi
kehidupan masyarakat di Kelurahan Prawirodirjan khususnya
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
• Dengan kondisi eksisting sebagian wilayah di Kelurahan
Prawirodirjan permukimna padat, masih minim menyediakan
sarana dan prasarana pencegahan pandemi Covid-19.
• Masyarakat khususnya yang berpenghasilan menengah ke
bawah masih minim mematuhi protokol kesehatan Covid-19
• Perlu penyediaan sarana pencegahan Covid-19 (contoh :
tempat cuci tangan) di fasum yang ada.
• Penggalakan sosialisasi secara rutin tentang PHBS dan
pencegahan penularan penyakit Covid-19.
ANCAMAN TERHADAP PENYAKIT EPIDEMI

LOKASI SUMBER JANGKAUAN DAMPAK CATATAN REKOMENDASI UNTUK


JENIS ANCAMAN
KODE KAWASAN INTENSITAS ANCAMAN (INTERNAL/ PENYAKIT (INTERNAL/ KONDISI EKSISTING KAWASAN MENGELOLA AKTIFITAS YANG BERPOTENSI
PENYAKIT
EKSETERNAL) EKSETERNAL) MENJADI SUMBER ANCAMAN PENYAKIT

A Permukiman Padat (Salah satunya Penyakit perut (typus, Masih terdapat rumah yang membuang limbah ke saluran
2 Internal Internal Pembuatan IPAL komunal
RT.050-RW.015, RT.54-RW.16, diare, kolera) drainase yang menuju ke sungai Gajahwong
RT.61-RW.018) Permukiman di bantaran sungai Gajahwong sudah Perbaikan dan pembangunan sumur umum
dibangunkan IPAL setempat yang layak konsumsi
Air sumur tercemar dengan bakteri e-coli dari limbah Penataan rumah yang lebih sehat
Bangunan dekat saluran irigasi satu sama lain sangat
Penyakit pernafasan
1 Internal Internal berhimpitan dan padat, sehingga sirkulasi pencahayaan dan Sosialisasi dan penyuluhan program PHBS
(Batuk, pilek)
penghawaan kurang
Permukiman dibantaran sungai gajahwong dan saluran
Penyadaran kepada masyarakat untuk tidak
Penyakit Kencing irigasi saling berhimpitan dan padat serta masih ada warga
1 Internal Internal menyimpan/meletakkan barang di teras
tikus (Leptospirosis) yang menyimpan barang/perkakas rumah di teras rumah.
rumah
Sehingga rawan jadi sarang tikus
Masih adanya warga yang membuang limbah rumah tangga
DBD, malaria, kaki Perlunya Aturan Bersama untuk mengatur
1 Internal Internal ke drainase, berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya
gajah hidup bermasyarakat
nyamuk
Bangunan dekat saluran irigasi satu sama lain sangat
berhimpitan dan padat, sehingga sirkulasi pencahayaan dan
penghawaan kurang. Kondisi ini menjadikan area tersebut
lembab, ideal untuk berkembangbiaknya nyamuk
SKOR RATA-RATA 1.25
B Permukiman Padat (Salah satunya Penyakit perut (typus, Masih terdapat rumah yang membuang limbah ke saluran
2 Internal Internal Pembuatan IPAL komunal
RT.025-RW.009) diare, kolera) drainase yang menuju ke sungai Gajahwong
Permukiman di bantaran sungai Gajahwong sudah Perbaikan dan pembangunan sumur umum
dibangunkan IPAL setempat yang layak konsumsi
Air sumur tercemar dengan bakteri e-coli dari limbah Penataan rumah yang lebih sehat
Bangunan dekat saluran irigasi satu sama lain sangat
Penyakit pernafasan
1 Internal Internal berhimpitan dan padat, sehingga sirkulasi pencahayaan dan Sosialisasi dan penyuluhan program PHBS
(Batuk, pilek)
penghawaan kurang
Permukiman dibantaran sungai gajahwong dan saluran
Penyadaran kepada masyarakat untuk tidak
Penyakit Kencing irigasi saling berhimpitan dan padat serta masih ada warga
1 Internal Internal menyimpan/meletakkan barang di teras
tikus (Leptospirosis) yang menyimpan barang/perkakas rumah di teras rumah.
rumah
Sehingga rawan jadi sarang tikus
Masih adanya warga yang membuang limbah rumah tangga
DBD, malaria, kaki Perlunya Aturan Bersama untuk mengatur
1 Internal Internal ke drainase, berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya
gajah hidup bermasyarakat
nyamuk
Bangunan dekat saluran irigasi satu sama lain sangat
berhimpitan dan padat, sehingga sirkulasi pencahayaan dan
penghawaan kurang. Kondisi ini menjadikan area tersebut
lembab, ideal untuk berkembangbiaknya nyamuk
Perlunya Aturan Bersama untuk mengatur
hidup bermasyarakat
SKOR RATA-RATA 1.25
ANCAMAN TERHADAP PENYAKIT EPIDEMI

LOKASI SUMBER JANGKAUAN DAMPAK CATATAN REKOMENDASI UNTUK


JENIS ANCAMAN
KODE KAWASAN INTENSITAS ANCAMAN (INTERNAL/ PENYAKIT (INTERNAL/ KONDISI EKSISTING KAWASAN MENGELOLA AKTIFITAS YANG BERPOTENSI
PENYAKIT
EKSETERNAL) EKSETERNAL) MENJADI SUMBER ANCAMAN PENYAKIT
C Permukiman Padat, Perdagangan Penyakit perut (typus, Kondisi permukiman padat sehingga banyak air sumur yang
2 Internal Internal Pembuatan IPAL komunal
dan Jasa diare, kolera) tercemar bakteri e-coli dari limbah
Masih adanya warga yang membuang limbah rumah tangga Pembuatan dan penyambungan ke limbah
ke drainase lateral kota
Air sumur tercemar dengan bakteri e-coli dari limbah Penataan rumah yang lebih sehat
Penyakit pernafasan permukiman padat, sehingga sirkulasi pencahayaan dan
1 Internal Internal Sosialisasi dan penyuluhan program PHBS
(Batuk, pilek) penghawaan kurang
permukiman padat, sehingga sirkulasi pencahayaan dan
penghawaan kurang serta masih ada warga yang Penyadaran kepada masyarakat untuk tidak
Penyakit Kencing
1 Internal Internal meletakkan barang di teras rumah. Menyebabkan kawasan menyimpan/meletakkan barang di teras
tikus (Leptospirosis)
tersebut lembab, ideal untuk tempat bersarangnya tikus dan rumah
nyamuk
Perlunya Aturan Bersama untuk mengatur
terdapat pasar, yang menjadi tempat bersarangnya tikus
hidup bermasyarakat
Masih adanya warga yang membuang limbah rumah tangga
DBD, malaria, kaki
1 Internal Internal ke drainase, berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya
gajah
nyamuk
permukiman padat, sehingga sirkulasi pencahayaan dan
penghawaan kurang serta masih ada warga yang
meletakkan barang di teras rumah. Menyebabkan kawasan
tersebut lembab, ideal untuk tempat bersarangnya tikus dan
nyamuk
SKOR RATA-RATA 1.25
D Permukiman Padat, Perdagangan Masih adanya warga yang membuang limbah rumah tangga
DBD, malaria, kaki Pembuatan dan penyambungan ke limbah
dan Jasa 1 Internal Internal ke drainase, berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya
gajah lateral kota
nyamuk
Sosialisasi dan penyuluhan program PHBS
Perlunya Aturan Bersama untuk mengatur
hidup bermasyarakat
SKOR RATA-RATA 1.00
KERENTANAN TERHADAP PENYAKIT EPIDEMI

KERENTANAN TERHADAP PENYAKIT LEBIH


BANYAK DI SEBABKAN FAKTOR :
• Kepadatan bangunan dan penduduk
• Limbah rumah tangga yang belum sesuai
dengan standar dan mencemari air sumur
• Kemampuan finansial
• Pendidikan yang rendah sehingga
mempengaruhi pola pikir selain kamampuan
finansial terbatas D

KODE/KAWASAN
A B C D
PERMUKIMAN
PERMUKIMAN PERMUKIMAN
JENIS KERENTANAN PADAT (RT.050- PERMUKIMAN
RW.015, RT.54- PADAT (RT.025-
PADAT, PADAT, B
PERDAGANGAN PERDAGANGAN
RW.16, RT.61- RW.009)
DAN JASA DAN JASA
RW.018)
SEJARAH BENCANA
2 2 1 1
PENYAKIT C
KEPADATAN
3 3 3 3
PENDUDUK
KEPADATAN
3 3 3 3
BANGUNAN
KEBERADAAN
3 3 2 1
KELOMPOK RENTAN
SUMBER MATA
3 3 2 1
PENCAHARIAN
PENDAPATAN 3 3 2 1
SKOR RATA-RATA 1.89 1.89 1.44 1.11
KAPASITAS TERHADAP PENYAKIT EPIDEMI

YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS


TERHADAP PENYAKIT :
• Terdapat kelembagaan fokus dalam bidang
kesejahteraan dan kesehatan, antara lain
PKK, Posyandu balita dan lansia
• Tingkat pendidikan warga, mempengaruhi
pola piker dalam kehidupan bermasyarakat
• Asuransi kesehatan yang melindungi
masyarakat, namun idak semua terlayani D
oleh BPJS Kesehatan

JENIS KAPASITAS
LEMBAGA /
KOMUNITAS DALAM BPJS/
SKOR B
KODE KAWASAN TINGKAT RATA-
PENANGGULANGAN ASURANSI
PENDIDIKAN RATA
BENCANA PENYAKIT KESEHATAN
(PKK,Posyandu)
PERMUKIMAN PADAT C
A (RT.050-RW.015, RT.54- 3 1 2 2.00
RW.16, RT.61-RW.018)
PERMUKIMAN PADAT
B 3 1 2 2.00
(RT.025-RW.009)
PERMUKIMAN PADAT,
C PERDAGANGAN DAN 3 2 2 2.33
JASA
PERMUKIMAN PADAT,
D PERDAGANGAN DAN 3 3 3 3.00
JASA
RESIKO TERHADAP PENYAKIT EPIDEMI

RESIKO TERHADAP PENYAKIT :


• Kawasan yang beriko terhadap
penyakit adalah kawasan dengan
kepadatan bangunan dan penduduk
tinggi, karena kebanyakan yang
menghuni masyarakat dengan
berpenghasilan menengah ke
bawah.
• Kawasan yang dengan resiko tinggi
D
terhadap penyakit adalah RT.25-
RW.09, RT.50-RW.15, RT.54-RW.16
dan RT.61-RW18

A
RESIKO BENCANA BANJIR
KERENTANAN KAPASITAS
ANCAMAN THD
KODE KAWASAN MENGHADAPI MENGHADAPI SKOR
BENCANA
BENCANA BENCANA
PENYAKIT
PENYAKIT PENYAKIT
B
PERMUKIMAN PADAT
A (RT.050-RW.015, RT.54- 1.25 1.89 2.00 1.18
RW.16, RT.61-RW.018)

C
PERMUKIMAN PADAT
B 1.25 1.89 2.00 1.18
(RT.025-RW.009)

PERMUKIMAN PADAT,
C PERDAGANGAN DAN 1.25 1.44 2.33 0.77
JASA

PERMUKIMAN PADAT,
D PERDAGANGAN DAN 1.00 1.11 3.00 0.37
JASA
ANALISA GESI KEL. PRAWIRODIRJAN

Pergerakan Divable

Ruang Terbuka Publik (RTP) BPM 20217

RT022-RW008
4 orang
Balai Pertemuan Warga RT025-RW009 RT054-RW016
4 orang 5 orang

 Diperlukan jalur-jalur dan penanda yang inklusif


terhubung ke akses Sosial, ekonomi dan mitigasi.
 Jaringan yang menuntun pergerakan sampai ke
jalur disabilitas Kota ke arah Jalan Bantaran, Jl.
Katamso, Jl. Ireda RT060-RW018 RT061-RW018
5 orang 1 orang
BAB 4. SKENARIO PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
PUSAT PERDAGANGAN RIVERSIDE
4.1. KONSEP DAN SKENARIO KAWASAN  Jl. Sultan Agung Riverside guna membuka area tepian sungai dan merangkai
 Jl. Katamso magnet-magnet kawasan tepian sungai seperti ruang terbuka,
PERMUKIMAN  Jl. Ireda area bermain anak, aman tepi sungai, pusat kuliner dan hasil
Merupakan distrik perdgangan dan jasa kerajinan tradisional.
utama Kota Yogyakarta selain Malioboro
Berbagai permasalahan pemukiman yang
terdapat di Kelurahan Prawirodirjan, antara lain di
sepanjang bantaran Sungai Code, yaitu tingginya
kepadatan penduduk, hunian yang kurang
tertata, status tanah illegal, perekonomian yang
kurang terdongkrak, dan pencemaran lingkungan
akibat urbansasi memerlukan penataan yang
terencana dan terkonsep secara matang

Dengan mengedepankan asas kemasyarakatan


berorientasi “outcome” atau hasil yang positif dan
berkelanjutan, peningkatan kualitas dengan cara
perbaikan pemukiman kumuh di bantaran sungai
code diharapkan menjadikan kawasan bantaran
Sungai Code yang meskipun berkepadatan tinggi,
tetap layak huni serta mempunyai sarana dan WISATA HERITAGE
Pusat Budaya dari Kraton
prasarana yang memadai dengan pola
pemanfaatan tempat tinggal di kawasan tersebut
sekaligus sebagai tempat bekerja; serta
menjadikannya sebagai pendukung kawasan
Malioboro. RUANG TERBUKA HIJAU/
Mengacu pada imbauan Gubernur dan Pemda PUBLIK
DIY dalam menangani kawasan kumuh yaitu Area interaksi dan mitigasi
bencana dalam
program penataan melalui konsep Mundur permukiman
Munggah Madhep Kali (M3K). Melalui konsep ini,
diharapkan permukiman mundur atau tidak
berada di sepadan sungai, munggah melalui
konsep rumah susun dan menghadap sungai.
Agar sungai dijadikan halaman depan, yaitu
centre of activity sehingga selalu terawat dengan
baik.

“Konsep Pengembangan Kawasan CODE = Buffer bagi Malioboro”


Kelurahan Prawirodirjan yang berada di jantung Kota, dekat dengan kawasan Malioboro dan
Kraton sangat strategis dalam menunjang peningkatan kegiatan perekonomian dan pariwisata.
Terdapat industry kerajinan oleh masyarakat tradisional sehingga menjadi potensi daya Tarik
Kelurahan Prawirodirjan sebagai Kawasan Ekowisata.
KONSEP KAWASAN PERMUKIMAN
 Berbagai permasalahan pemukiman yang terdapat di Kelurahan Prawirodirjan, terutama kawasan kumuh di bantaran
Sungai Code, yaitu penanganan kumuh yang diakibatkan TINGGINYA KEPADATAN PENDUDUK, HUNIAN YANG KURANG
TERTATA, STATUS TANAH ILLEGAL, PEREKONOMIAN YANG KURANG TERDONGKRAK, DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN. Hal ini
memerlukan penataan yang HOLISTIC sampai kepada penataan ke arah perubahan Struktur Ruang.

 Pemerintah mempunyai wewenang untuk melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat dalam pengelolaan sungai
melalui kegiatan sosialisasi, konsultasi publik dan pemberdayaan masyarakat.

 Pemograman peencanaan dan kegiatan peningkatan kualitas mengedepankan asas kemasyarakatan berorientasi
“outcome” atau hasil yang positif dan berkelanjutan

 peningkatan kualitas dengan cara perbaikan pemukiman kumuh di bantaran sungai Code diharapkan menjadikan
kawasan bantaran Sungai Code yang meskipun berkepadatan tinggi namun tetap layak huni serta mempunyai sarana
dan prasarana yang memadai dengan pola pemanfaatan tempat tinggal di kawasan tersebut

 Penyediaan jalur dan sarana prasarana yang INKLUSIF serta ramah Gender

 Skenario Struktur Ruang, Letak Kelurahan Prawirodirjan yang berada di jantung kota, dekat dengn kawasan malioboro dan
keraton, ditambah dengan dinamika komunitas yang tinggi sangat strategis dalam menunjang peningkatan kegiatan
perekonomian dan pariwisata. Dengan dinamika komunitas yang tingi, menunjukan adanya potensi daya tarik Kelurahan
Prawirodirjan sebagai kawasan ekowisata
SKENARIO STRUKTUR RUANG
Letak Kelurahan Prawirodirjan yang berada di jantung kota, dekat dengn kawasan malioboro dan keraton, ditambah dengan dinamika komunitas yang tingi
sangat strategis dalam menunjang peningkatan kegiatan perekonomian dan pariwisata. Dengan dinamika komunitas yang tingi, menunjukan adanya potensi
daya tarik Kelurahan Prawirodirjan sebagai kawasan ekowisata.
SKENARIO PEMANFAATAN LAHAN

KAWASAN LINDUNG DAN WISATA


Rencana penataan fasilitas untuk olahraga,
peningkatan pendidikan (edukasi non-formal),
Jl. Panembahan Senopati penataan area bermain anak di tiap lingkungan.
Peningkatan kualitas penghijauan di sepanjang jalan
lingkungan.

KAWASAN PERMUKIMAN
Perencanaan infrastruktur kawasan yang mendukung
berkembangnya kawasan. Baik meliputi jaringan
drainase, limbah rumah tangga (Black dan grey
water), Air minum/ air bersih.

RUANG TERBUKA HIJAU / PUBLIK


Rencana penataan fasilitas untuk olah raga,
peningkatan pendidikan (edukasi non-formal),
penataan area hiburan dan budaya. Peningkatan
sarana dan prasarana, penanaman pohon,
penataan dan pembersihan kawasan. Peningkatan
jalur hijau sepanjang jalan lingkungan.
Penataan ruang hijau di sub-sub kegiatan
masyarakat. Meningkatkan kinerja kelembagaan
yang ada saat ini. Membuat aturan-aturan
pemeliharaan dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan RTH/P.

KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA


Pengadaan lahan untuk penataan kawasan
campuran atau Mix Use. Peningkatan pelayanan
dan informasi tentang produk-produk unggulan
kawasan. Pengelompokan kegiatan usaha bersama.
Perencanaan infrastruktur yang mendukung
bekembangnya kawasan perencanaan.
Pengadaan saran akomodasi untuk kemudahan
pemasaran.
4.2. SKENARIO PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN
KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN
Skenario tematik kawasan permukiman Kelurahan Prawirodirjan 4. Drainase Lingkungan
dilakukan dengan penyusunan konsep terkait 7+1 indikator Skenario penyediaan sistem drainase lingkungan dilakukan dengan
permukiman yaitu Bangunan Gedung, Jalan Lingkungan, Penyediaan pembuatan jaringan drainase sesuai standart baik terbuka maupun
Air Minum, Drainase Lingkungan, Pengelolaan Persampahan, tertutup diintegrasikan dengan sistem drainase kota dan
Penanganan Bencana, serta Fasilitas Sosial, Perekonomian dan mempertimbangkan sebaran permukiman, sistem jaringan jalan dan
Budaya. Sekenario disusun berdasarkan kondisi dan permasalahan topografi kawasan, serta keberadaan sungai dan saluran air.
kawasan permukiman sebagai berikut:
5. Pengelolaan Air Limbah
1.Bangunan Gedung Skenario penyediaan saluran air limbah dilakukan dengan pemisahan
Untuk skenario penanganan dilakukan terhadap bangunan yang SAL dengan drainase. Untuk kasus SAL yang bercampur drainase
sudah ada yaitu pada bangunan tidak teratur dan tidak layak sekenario penanganannya dilakukan dengan penyediaan prasarana
ditangani dengan penataan dan perbaikan kondisi fisik bangunan. sanitasi yang memadai berupa jamban dan IPAL. Untuk kawasan tepi
Sementara untuk skenario pencegahan pada bangunan-bangunan sungai dilakukan penetapan sistem IPAL komunal posisi di bawah
baru perlu untuk mengikuti dan memperhatikan hal sebagai berikut: jalan.
a) Pembangunan Dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku 6. Pengelolaan Persampahan
b) Dibangun menghadap ke jalan dan/atau sungai Skenario pengelolaan sampah perlu antisipasi atau pengangkutan
c) Tidak dibangun di wilayah sempadan sungai (di atas atau di sampah berkala dan penyediaan tempat sampah dan penerapan
kanan-kiri sungai. sistem 3R serta pemisahan sampah.
d) Perumahan dan permukiman baru harus mempunyai akses jalan
dan transportasi 7. Penanganan Bencana
e) Dekat dengan fasilitas umum Kelurahan Prawirodirjan rentan akan bencana banjir, longsor dan
f) Berada di daerah dengan topografi datar sampai dengan bahaya kebakaran karena elevasi permukiman berada dibawah
bergelombang elevasi sungai Code serta kondisi bangunan hunian yang belum
g) Tersedia sumber air bersih yang cukup dan memenuhi standart teratur dan tidak layak. Maka dari itu perlu adanya penataan
mutu, bangunan dan penyediaan sarana kebakaran.
h) Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi,
abrasi) 8. Fasilitas Sosial, Perekonomian dan Budaya
Skenario penyediaan fasilitas sosial dilakukan terkait penanganan
2. Jalan Lingkungan kekurangan sarana ruang terbuka publik dengan optimalisasi ruang
Aksesibilitas jalan lingkungan perlu diperbaiki secara struktur dan terbuka privat dan pembuatan hidroponik di tiap rumah.
fungsinya sesuai dengan standart yang ada, selain itu perlu adanya Selanjutnya skenario peningkatan perekonomian dilakukan dengan
perbaikan jalan lingkungan yang rusak dengan melakukan pavingisai pendataan mata pencaharian dan jenis usaha penduduk untuk
sehingga jalan lingkungan juga tetap dapat meresapkan air hujan. dapat dikembangkan.
Kemudian untuk pinggiran sungai dilakukan penyediaan jalan inspeksi Memanfaatkan Cagar budaya yang ada untuk daya Tarik
yaitu 3m dari tanggul. pengadaan event-event masyarakat sebagai media ruang ekonomi
kreatif sekaligus melestarikan cagar budaya.
3. Penyediaan Air Minum
Skenario penyediaan air minum dilakukan dengan optimalisasi
sumber air tanah (sumur) yang telah ada dan juga melalui PDAM
sehingga seluruh kawasan dapat terlayani sarana air minum yang
layak.
SKENARIO PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
Peningkatan kualitas permukiman bertujuan meningkatkan daya dukung lingkungan yang lebih memadai bagi kelangsungan hidup manusia dan
pembangunan yang berkelanjutan. Peningkatan kualitas lingkungan dapat dilakukan melalui kegiatan :

PEMUGARAN
Dilakukan untuk perbaikan dan/ atau pembangunan kembali perumahan/ permukiman
menjadi perumahan yang layak huni.
A. Kumuh Ringan; Status Lahan “LEGAL” - penanganan PEMUGARAN
B. Kumuh Ringan; Status Lahan “ILEGAL” - penanganan PEMUKIMAN KEMBALI
C. Kumuh Sedang; Status Lahan “LEGAL” - penanganan PEMUGARAN/ PEREMAJAAN
D. Kumuh Sedang; Status Lahan “ILEGAL” - penanganan PEMUGARAN/ PEMUKIMAN
KEMBALI
E. Kumuh Berat; Status Lahan “LEGAL” - penanganan PEMUGARAN/ PEREMAJAAN
F. Kumuh Berat; Status Lahan “ILEGAL” - penanganan PEMUKIMAN KEMBALI

PEREMAJAAN/ RENEWAL
Dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan, dan permukiman yang lebih baik
guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat sekitar.
PEREMAJAAN dapat dilakukan dengan pembongkaran dan penataan secara menyeluruh
terhadap rumah, prasarana, dan utilitas umum

PEMUKIMAN KEMBALI
Dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan, dan permukiman yang lebih baik
guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat sekitar.
AREA PEMUGARAN
Harus dilakukan
peningkatan kualitas
hunian( sekitar sayidan)

AREA PEMUGARAN DAN


PEREMAJAAN
AREA PENCEGAHAN Harus dilakukan peningkatan
timbulnya kawasan kualitas hunian( perbatasan
KUMUH BARU dengan Kel Keparakan
(wilayah RW 01,02,03

AREA PENCEGAHAN
timbulnya kawasan
KUMUH BARU
(wilayah RW 01,02,03
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Masalah pembangunan merupakan masalah yang kompleks, misalnya dari sisi manajemen berarti perlu dilakuka perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan Evaluasi. Dari sisi bidang yang harus dibangun juga memiliki aspek kehidupan yang sangat luas.
Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan, memberdayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat terhadap
bidang dan sector kehidupan.

PENDAMPINGAN PELAYANAN INFORMASI


Kegiatan untuk memberikan informasi dalam meningkatkan Merupakan kegiatan-kegiatan pelayanan kepada masyarakat
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pencegahan dalam bentuk pemberitaan hal-hal terkait upaya
terhadap tumbuh dan berkembangnya permukiman ke arah negative. pencegahan. Informasi bias berupa:
A. Penyuluhan ; Memberikan informasi dalam meningkatkan 1. Rencana Tata Ruang Wilayah/ RTRW (Pemanfaatan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pencegahan Bangunan, Zonasi, dll)
terhadap perkembangan buruk dari permukiman 2. Penataan Bangunan dan lingkungan (Intensitas Bangunan;
B. Bimbingan; memberikan petunjuk atau penjelasan mengenai cara KDB, KLB, GSB, dll)
untuk mengerjakan kegiatan atau larangan aktifitas tertentu untuk 3. Perizinan IMB
mencegah turunnya kualitas permukiman 4. Standar Perumahan dan Permukiman
C. Bntuan teknis; Usaha untuk memberikan bantuan yang sifatnya
teknis bias berupa FISIK dan NON-FISIK
4.3. ATURAN BERSAMA
MATERI
BIDANG ATURAN DAN KESEPAKATAN
BAHASAN
 Bangunan baru dalam lingkungan/permukiman warga seijin IMB
 Bangunan berjarak minimal 3 m dari tanggul sungai
Bangunan  Bentuk dan konstruksi bangunan tidak boleh mengganggu kenyamanan lingkungan dan masyarakat
 Setiap rumah diharapkan memiliki akses terhadap jalan lingkungan min 1m
 Tidak boleh mendirikan bangunan di pinggir sungai/ talud
 Sampah, limbah industri,limbah rumah tangga,limbah ternak tidak boleh langsung dibuang/dialirkan kedalam saluran air
(drainase,irigasi,sungai,dll)
TATA
Sungai/Banta  Aktifitas MCK tidak di boleh di sungai dan di lakukan pada tempat yang sudah disediakan (MCK Kumunal/setempat)
BANGUNAN
ran Sungai  Rumah yang berhadapan dengan sungai diharapkan rumah manghadap ke sungai tidak membelakangi sungai
DAN
 Disepanjang tepi sungai diharapkan di buat jalan inspeksi mim 3 m
LINGKUNGAN
 secara tidak langsung menjadi daerah batas antara pemukiman dengan sungai (sebagai buffer zone)
 Jalan lingkungan di tanami vegetasi sebagai peneduh atau pengarah
 Jalan inspeksi diharapkan ditanami tanaman yang memilki estetika dan vegetasi yang tidak merusak struktur jalan/pondasi/bangket
 Penempatan pergola pada jalan inspeksi dan lingkungan memiliki fungsi sebagai peneduh dan untuk tanaman rambat.
RTH
 Setiap lingkungan rumah diharapkan mimiliki tanaman yang memiliki nilai ekonomis atau pot bunga
 Rumah yang memiliki pekarangan yang luas di himbau menanam tanaman sebagai penghijauan pekarangan/halaman.
 Halaman rumah diharapkan tidak dipekeras dengan hard material (cor paving blok ) tapi dengan media soft material (rumput,grass blok,dll)
 Usaha luar harus bermitra dengan para pelaku ekonomi local
 Usaha kecil di prioritaskan pada masyarakat lokal
 Pengaturan sentra kegiatan industri kecil dan ekonomi dengan ketentuan ijin usaha tingkat desa,tenaga kerja masyarakat
Pengembang lokal,penyelenggaraan kegiatan pelatian untuk meningkatkan kemampuan SDM pelaku industri kecil
an dan  Pengaturan tempat usaha dengan ketentuan, bangunan usaha dibuat semi permanen dengan lokasi diatur dan ditempatkan pada tempat
EKONOMI Peningkatan khusus
Ekonomi  Pemerintah desa memfasilitasi kegiatan promosi dan pemasaran untuk memberikan akses ekonomi bagi para pelaku industi kecil dan usaha
Lokal kecil melalui kegiatan even,workshoop dan showroom
 Pemerintah Desa Memfasilitasi kemitraan dengan pihak swasta atau pemerintah
 Pembuatan dan Pengajuan proposal kepada pihak swasta atau pemerintah
 Mengundang investor untuk meningkatkan potensi lokal
 Pengembangan kebudayaan yang berkembangan di setiap wilayah padukuhan
SOSIAL
Budaya Lokal  Memaksimalkan kelembagaan Desa dan pengaturan organisasi-organisasi baru
BUDAYA
 Pembangunan di kelola secara mandiri oleh masyarakat melalui beberapa lembaga
 Setiap rumah tangga di larang membuang air bekas (air sisa dapur,air mandi, air cuci) ke saluran air dan kebun/pekarangan
 Setiap rumah tangga dianjurkan membuat sumur-sumur resapan untuk limbah rumah tangga
Limbah  untuk pemukiman dengan kepadatan sedang/rendah dianjurkan membuat septictank komunal dan pemukiman dengan kepadatan tinggi
Rumah dianjurkan membuat sistem sanitasi IPAL Komunal
Tangga dan  Pembuatan septictank rumah tangga secara mandiri jarak septictank dengan sumber air mim 10 m
sanitasi  setiap rumah tangga diwajibkan menyediakan bak sampah/tong sampah
TATA  Pengelolaan dan pengolahan disediakan tempat sampah untuk sampah organik dan an organik
BANNGUNAN  Dibentuk lembaga masyarakat yang mampu mengolah dan mengelola sampah sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi ( Bank Sampah)
DAN  Bantaran sungai yang rawan terjadi longsor dapat diantipasi dengan penanaman pohon yang ramah lingkungan
Mitigasi
LINGKUNGAN  daerah yang rawan terjadi banjir atau genangan dibuatkan sistem infrastruktur yang saling terintegrasi satu sama yang lain.
Bencana
 Lokasi RTH disepakati ditingkat masyarakat, dimanfaatkan sebagai ruang evakuasi atau titik kumpul saat terjadi bencana
Sarana  Jalan inspeksi dibuat dengan lebar min 2 m
Infrastruktur  Jalan di pekeras dengan soft material (paving blok,grass blok) untuk membantu konserfasi air dan menyesuiakan dengan kondisi tanah
(Jalan,  Sarana jalan wajib ada saluran drainase
Drainase dan  Dimensi saluran drainase disesuikan dengan volume air/daerah cakupan dan layanan ( mim lebar 30 cm)
Penerangan)  setiap jalan lingkungan di wajibkan dilengkapi lampu penerangan jalan
BAB 5.
RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN

5.1. GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS


Wilayah Kelurahan Prawirodirjan terdiri atas 3
Kampung besar, yaitu:
1. Kampung Yudonegaran (RW 001, 002, 003)
2. Kampung Sayidan (RW004, 005, 006)
3. Kampung Prawirodirjan (RW 007, 008, 009,
010, 011, 012, 013, 014, 015, 016, 017, 018)

Kampung-kampong tersebut memiliki kekhasan


tersendiri, sehingga secara perencanaan
mampu menjadi daya Tarik yang berbeda. Prioritas 1
PENYEPAKATAN KAWASAN PRIORITAS

1. Kawasan Prioritas menggunakan basis P. 3


Kampung KAMPUNG P. 2
YUDONEGARAN KAMPUNG
SAYIDAN
2. Memiliki permasalahan air minum dan
sanitasi
3. Memiliki keselarasan yang tinggi dengan P. 1
rencana kota (dari sisi potensi lokal atau KAMPUNG
PRAWIRODIRJAN
sistem penanganan)
4. Memiliki risiko bencana yang relatif lebih
tinggi
5. Tidak memiliki permasalahan lahan (Clear
and Clean)
6. Jumlah kelompok rentan (disabilitas, lansia,
anak-anak, perempuan) yang kurang
akses terhadap air minum dan sanitasi
PRIORITAS 1
7. Faktor eksternal KAMPUNG PRAWIRODIRJAN
Kawasan ini meliputi wilayah Bantaran dan wilayah Non-Bantaran.
Kawasan PRIORITAS 1
Kawasan ini memiliki potensi yang cukup banyak
dan bias diolah menjadi kawasan dan
permukiman produktif.
Disamping itu juga terdapat DELINIASI KAWASAN
KUMUH sesuai SK Walikota No. 158 Tahun 2021
tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh. Yaitu berada di RT025-RW009,
dan RT054-RW016 seluas 0,75 Ha.
Dengan jumlah kependudukan 556 Jiwa
(Kepadatan >401 Jiwa/ Ha dan Nilai Kumuh 19
dengan kategori Kumuh Ringan
PROFIL KUMUH
DATA ISIAN INDIKATOR DAN PARAMETER KEKUMUHAN
KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN TA 2016
DATA UMUM KAWASAN
Kawasan : PRAWIRODIRJAN Luas SK : Ha
Kelurahan : PRAWIRODIRJAN Luas Verifikasi : 0.75 Ha
Kecamatan : GONDOMANAN Jumlah Bangunan : 53 Unit
Kab/Kota : KOTA YOGYAKARTA Jumlah Penduduk : 208 jiwa
Propinsi : D.I. YOGYAKARTA Jumlah KK : 61 KK

DATA NUMERIK PARAMETER KEKUMUHAN


1 ASPEK KONDISI BANGUNAN GEDUNG Numerik
a. Ketidakteraturan bangunan § Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 38 Unit
b. Tingkat Kepadatan Bangunan § Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan - Ha

c. Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis


19. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran 36% § Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 0 Unit
Bangunan
18. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran 100%
17. Tidakterpeliharanya Sapras Pengelolaan Persampahan 0% 2 ASPEK KONDISI JALAN LINGKUNGAN
16. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak sesuai… a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan § Panjang jalan ideal 1,059.00 m'
0%
§ Panjang jalan eksisting 1,039.00 m'
15. Sapras Persampahan Tidak Sesuai dengan persyaratan… 0%
14. Sapras Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai… 0% b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan § Panjang jalan dengan permukaan rusak 345.00 m'
13. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar… 38% 3 ASPEK KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
12. Kualitas Konstruksi Drainase a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum § Jumlah KK tidak terakses air minum aman 26.00 KK
11. Tidak terpeliharanya Drainase b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum § Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum minimalnya - KK
10. Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan 0% 4 ASPEK KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
9. Ketidaktersediaan Drainase a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air § Luas kawasan yang terkena genangan - Ha
8. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air
b. Ketidaktersediaan Drainase § Panjang drainase ideal 691.00 m'
5. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum
§ Panjang saluran drainase eksisting 145.00 m'
6. Ketersediaan Akses Aman Air Minum
5. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan e. Kualitas Konstruksi Drainase § Panjang saluran drainase rusak 10.0 m'
4. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 2% 5 ASPEK KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
3. Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis Bangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
§ Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis 23 KK
2. Kepadatan Bangunan Tdk Sesuai Ketentuan a. Standar Teknis
1. Ketidakteraturan Bangunan 72% Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah § Jumlah KK dengan sarpras air limbah tdk sesuai persyaratan
b 0 KK
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis teknis
0% 25% 50% 75% 100% 6 ASPEK KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak § Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tdk sesuai
a. 0 KK
Sesuai dengan persyaratan Teknis persyaratan teknis

Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak § Jumlah KK dg sistem pengolahan sampah tdk sesuai standar
b. 0 KK
sesuai Standar Teknis teknis

7 ASPEK KONDISI PROTEKSI KEBAKARN


Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi
a. § Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 53 Unit
Kebakaran

b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran § Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran - Unit
PRIORITAS 1
KAMPUNG PRAWIRODIRJAN
Kawasan ini meliputi wilayah Bantaran dan wilayah
Non-Bantaran, sehingga untuk pentahapan detail
penanganannya dibagi menjadi :

 SEGMEN 1 Terdiri dari RW 014, 015, 016, 017, 018.


Kawasan ini memiliki kawasan kumuh sesuai SK
Walikota th. 2021 yang berada di bantaran
sungai code dengan permasalahan
kepadatan dan keteraturan bangunan yang
tinggi, legalitas tanah dan sempadan sungai,
infrastruktur dasar permukiman, dan wilayah
bencana.

 SEGMEN 2 terdiri dari RW 007, 008, 009, 010, 011, Segmen 1


012, 013. Kawasan ini berada di wilayah Non-
bantaran dengan permasalahan kepadatan
permukiman yang tinggi dan infrastruktur dasar
permukiman.
Segmen 2

Kawasan ekonomi kreatif dan lembah code.


 Dilihat dari berbagai potensi yang ada disekitar kawasan seperti kerajinan blangkon,
pembuatan lilin, kerajinan kayu, tas rajut, tanaman hias (bonsai), pertanian, perikanan
sehingga lembah code menjadi etalase kegiatan ekonomi warga sebagai daya tarik
wisata.
 Pola penataan bangunan untuk memperbaiki struktur ruang dan mendapatkan ruang
social serta aksesibilitas permukiman.
SEGMEN 1
Kawasan ini memiliki potensi yang cukup banyak
dan bias diolah menjadi kawasan dan
permukiman produktif.
Disamping itu juga terdapat DELINIASI KAWASAN
KUMUH sesuai SK Walikota No. 158 Tahun 2021
tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh. Yaitu berada di RT025-RW009,
dan RT054-RW016 seluas 0,75 Ha.
Dengan jumlah kependudukan 556 Jiwa
(Kepadatan >401 Jiwa/ Ha dan Nilai Kumuh 19
dengan kategori Kumuh Ringan
KONDISI EKSISTING SEGMEN 1
Kondisi Eksisting Bangunan hunian tidak teratur, di RT 54 RW 08. Dengan
status lahan Wedi kengser dan Sultan Ground berpotensi untuk di lakukan
peremajaan kawasan
Memiliki jalur jalan utama selebar 2m yang dilengkapi dengan sal. Drainase dan SPAH yang sudah tidak berfungsi.
Jalur ini merupakan jalur aktifitas paling ramai digunakan warga karena langsung terhubung dengan jalan Primer Kota.
Kondisi jalan sudah rusak, dan tanpa dilengkapi dengan fasilitas untuk disabilitas.
KONSEP & SKENARIO PENANGANAN
Konsep Tematik kawasan Segmen 1, yaitu Kawasan ekonomi kreatif dan lembah code. Dilihat dari berbagai potensi yang ada disekitar kawasan seperti
kerajinan blangkon, pembuatan lilin, kerajinan kayu, tas rajut, tanaman hias (bonsai), pertanian, perikanan sehingga lembah code menjadi etalase
kegiatan ekonomi warga sebagai daya tarik wisata.
Pola penataan bangunan untuk memperbaiki struktur ruang dan mendapatkan ruang social serta aksesibilitas permukiman.

IDE ALTERNATIF Konsep : “Lembah Code”


Penataan Riverside Pedestrian sebagai orientasi permukiman dalam
 Permukiman Hijau dan berBudaya
mewadahi aktifitas pengembangan ekonomi dan citra Kawasan Budaya
 Penyediaan RTP rekreatif dan area dagang seni masyarakat
 Optimalisasi Mata air sebagai sumber air minum
 Penyediaan koneksi jaringan jalan (permukiman)
 Penyediaan sar-pras dasar (drainase, sampah, limbah, dll)
 Mengembalikan identitas citra kawasan M3K dan Budaya
 Pertahanan terhadap kebencanaan dan Ekologi
 Pemakaian material ramah lingkungan/ alami
 Infrastruktur Kawasan yang Inklusif

KEGIATAN
1. Optimalisai penataan jalan Inspeksi
2. Penataan Bangunan hunian (Urban Renewal maupun Rumah deret)
3. Re-orientasi arah hadap bangunan
4. Rehab dan membuat jalan baru 3-3,5 m (Interkoneksi jaringan jalan
lingkungan dengan jalan bantaran)
5. Rehab Rumah Tidak Layak dan terdampak
6. Pembangunan Saluran Drainase (besar)
7. Pembangunan sistem perpipaan & IPAL Komunal
8. Pengolahan sampah berbasis masyarakat
9. Jaringan Hydrant lingkungan
10.Pembangunan RTH/ Publik fungsi Ekonomi budaya
11.Pembuatan pilar-pilar sculpture
12.Penguatan kelembagaan masyarakat (Pembentukan, pelatihan dan
operasional)
5.2.2 Rencana Infrastruktur
Rencana pengawasan dan pengendalian jaringan jalan akan
5.2. RENCANA PENCEGAHAN KAWASAN menganut konsep perbaikan jaringan jalan yang menjadi sirkulasi
PERMUKIMAN utama pada skala RT dan RW. Rencana meliputi jaringan jalan di
wilayah permukiman. Beberapa rencana yang dapat
dikembangkan antara lain:
Wilayah Kelurahan Prawirodirjan merupakan kawasan
pendukung perkotaan. Sebagai salah satu kawasan permukiman Rencana meliputi jaringan jalan di wilayah permukiman.
kota (yang berlokasi di pusat kota), kawasan di sepanjang Beberapa rencana yang dapat dikembangkan antara lain :
bantaran Sungai Code juga berperan sebagai penunjang
kegiatan kota, khususnya kegiatan di kawasan Malioboro. A. PERMUKIMAN
Tema pengembangan kawasan di Kelurahan Prawirodirjan yaitu Perbaikan jalan di wilayah permukiman dilaksanakan dengan
dengan penataan bangunan Lingkungan (tata bangunan, mempertimbangkan faktor kepentingan dan fungsi jalan bagi
Karakter bangunan, Ruang terbuka hijau/Taman, Sarana eksternal dan internal wilayah. Terdapat 2 (dua) jenis jalan:
prasarana persampahan, Air dan limbah), pemantapan struktur Jalan lingkungan
lingkungan, dan permukiman serta kawasan perdagangan dan Jalan lingkungan adalah jalan sekunder yang melayani skala
jasa sebagai penunjang diarahkan agar menjadikan Kelurahan kawasan untuk memfasilitasi kendaraan dengan laju kecepatan
Prawirodirjan sebagai kampung madani yang bernilai ekonomi rendah. Jalan lingkungan mempunyai standar lebar jalan ± 4
tingggi dan berwawasan lingkungan. Perencanaan pencegahan meter (SNI 03-1733-2004).
pemukiman kumuh, dilakukan melalui rencana pengawasan dan Jalan Kawasan
pengendalian kawasan serta rencana pemberdayaan Jalan kawasan adalah jalan sekunder yang melayani skala
masyarakat. kawasan untuk memfasilitasi kendaraan dengan laju kecepatan
sedang. Jalan kawasan mempunyai lebar jalan ± 3-7 meter (SNI
03-1733-2004).
5.2.1 Intensitas Pemanfaatan Lahan
Intensitas pemanfaatan lahan, sebagai gambaran tingkat alokasi
dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan/
tapak peruntukannya perlu dilakukan dengan tujuan mencapai
efisiensi dan efektivitas pemanfaatan lahan secara adil,
mendapatkan distribusi kepadatan kawasan yang selaras sesuai
dengan ketentuan rencana tata ruang wilayah terkait,
mendapatkan distribusi berbagai elemen intensitas lahan
pemanfaatan lahan ( KDB, KLB, KDH), merangsang pertumbuhan
kota dan berdampak langsung pada perekonomian kawasan,
serta mencapai keseimbangan dari berbagai elemen
pemanfaatan lahan dalam pencapaian fungsi, estesis, dan sosial,
antara kawasan perencanaan dan lahan diluarnya.
B. RENCANA SANITASI C. RENCANA PERSAMPAHAN
Sebagian besar masyarakat Kelurahan Prawirodirjan sudah Arahan rencana persampahan yang akan diterapkan di
menerapkan sistem sanitasi yang baik, namun masih terdapat Kelurahan Prawirodirjan adalah sebagai berikut:
beberapa warga yang mamiliki kebiasaan mandi, mencuci serta Penyuluhan
mandi di sungai. Untuk menciptakan tersedianya sistem sanitasi Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang
yang layak dan berkelanjutan untuk seluruh warga Kelurahan pengumpulan serta pengolahan sampah
Prawirodirjan, rencana penyediaan sanitasi yang akan diterapkan Pemilahan Sampah
antara lain: Sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga di Kelurahan
Prawirodirjan setiap harinya memiliki jenis yang berbeda, dan
Sistem Sanitasi On-Site membutuhkan metoda pengolahan yang berbeda pula. Oleh
Limbah cair yang berasal dari rumah tangga diolah dengan karena itu, pemilahan merupakan salah satu kunci dari sistem
sistem individual yang menggunakan fasilitas sanitasi setempat pengelolaan sampah yang akan diterapkan. Beberapa hal yang
(on-site sanitation) yaitu dengan menggunakan jamban keluarga perlu diperhatikan terkait pemilahan sampah ini antara lain:
dengan unit pengolahan yang dilengkapi dengan fasilitas sumur Jenis sampah yang dipilah berupa sampah organik dan non
peresapan. Konsep tersebut digunakan karena optimal untuk organik di masing-masing rumah.
menanggulangi permasalahan sanitasi untuk rumah dengan Pendekatan, sosialisasi, penyebaran informasi kepada warga
pekarangan yang luas. sehingga memiliki kemauan, kepedulian terhadap masalah
persampahan dan menjadi penggerak di lingkungannya.
Jarak dengan Sumur Pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
Jarak dari sumber air minum ke tempat penampungan kotoran penghijauan lingkungan dan 3R (reduce, reuse, recycle).
perlu diperhatikan. Semakin dekat jarak penampungan kotoran
dengan sumber air minum, kemungkinan besar akan
menimbulkan perembesan kotoran ke dalam sumber air minum. Proses Pengangkutan Sampah
Kondisi ini akan mempengaruhi kualitas air untuk keperluan rumah Sampah yang telah dipilah di masing-masing rumah tersebut
tangga. kemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan sampah
sementara yang ada di masing-masing Dukuh/RT/RW setempat
MCK Komunal sesuai dengan kesepakatan warga. Sampah yang berasal dari
Dibutuhkan adanya rencana sarana dan prasarana sebagai tempat sampah sementara tersebut kemudian diangkut menuju
sebuah percontohan yang ada di masing-masing RT. Rencana tempat pengolahan sampah terpadu.
sarana dan prasarana yang akan dilakukan adalah membangun
MCK umum dengan konsep sanitasi yang baik dan sesuai dengan Pengolahan Sampah Terpadu
kriteria. Sehingga selain sebagai contoh MCK yang baik, MCK Sampah-sampah yang telah dikumpulkan akan diolah menjadi
tersebut juga dapat diperuntukkan bagi warga yang terbiasa barang yang bernilai ekonomi. Pengolahan sampah ini nantinya
buang air di selokan atau sungai. tidak hanya memanfaatkan sampah yang berasal dari rumah
tangga, namun juga akan terintegrasi dengan kegiatan
peternakan yang menghasilkan kotoran ternak untuk dijadikan
pupuk kompos.
RENCANA PENCEGAHAN KAWASAN PERMUKIMAN
D. RENCANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Mengembangkan masyarakat permukiman perkotaan di wilayah Kelurahan Prawirodirjan dilakukan melalui alur peningkatan kualitas, yaitu
melihat dari potensi dan masalah terhadap lingkungan; infrastruktur; sosial ekonomi dan budaya; serta dilihat dari bangunan hunian sehingga
pengembangan dapat sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Rencana pemberdayaan masyaraat di Kelurahan Prawirodirjan
meliputi pemberdayaan kelembagaan, dalam sektor ekonomi, lingkungan maupun sosial budaya dan pendidikan (edukasi) melalui lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang sudah ada meliputi LPMK, PKK, KARANG TARUNA/Organisasi Kepemudaan, LEMBAGA SENI DAN BUDAYA/ADAT
“DAMAI ABADI”, BKM, UP2K, DBKS, Ranting Muhammadiyah, Kelompok Remaja Masjid, Ranting Aisyiyah, dll.

Industri Rumah Tangga Perdagangan dan Jasa


 Manajemen usaha (modal, tenaga kerja, distribusi, keterampilan, market, dsb) 
Pengembangan aya alah
Swad Mas

Manajemen usaha (modal, tenaga kerja, distribusi, dsb)


 Limbah industri yang belum teratasi  Penataan ruang dan sarana prasarana
 Mata pencaharian terbesar setelah Perdagangan  Mata pencaharian terbesar di Kelurahan Prawirodirjan
 Komoditasnya beragam, namun kegiatannya masih dalam skala individu.
 Menentukan komoditi yang menjadi brand image Kelurahan Prawirodirjan  Pengadaan sarana prasarana perdagangan di beberapa lokasi
 Labelisasi, registrasi produk strategis
Rencana

 Penguatan manajemen usaha


 Pembentukan kelompok pelaku industri
 Penanganan limbah industri
 Optimalisasi sumber daya lokal
 Dibentuknya kelompok industri dapat memudahkan akses ke modal,  Kawasan perdagangan menjadi lebih tertata dan difungsikan
Perubahan

pemasaran, optimal
Potensi

 Labelisasi juga berfungsi promosi  Selain meningkatkan pendapatan juga dapat menunjang
 Limbah industri dapat dimanfaatkan kembali sehingga tidak mencemari industri, perikanan, dan wisata budaya
lingkungan
 Memberdayakan remaja pemuda, wanita agar lebih produktif
Lokasi Industri rumah Tangga di Kelurahan Prawirodirjan berdekatan satu 
tasi Kegia
Lingk

 Lokasi sangat strategis karena terdapat di pinggir jalan


tan
Inves up

dengan yang lain kaliurang sehingga dapat mudah diakses


 Investasi untuk kegiatan industri cukup banyak, namun akan lebih mudah  Untuk skala kecil, dapat meminjam ke desa
diperoleh bila melalui kelompok/koperasi  Skala besar dengan kemitraan
5.3. RENCANA PENINGKATAN KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN

Rencana peningkatan kualitas pemukiman kumuh


di kelurahan prawirodirjan meliputi Rencana Bangunan Gedung
Arahan pengembangan Permukiman melalui ruang Permukiman di Kelurahan Prawirodirjan terletak menyebar dan merata di semua wilayah
yang diperuntukan bagi pengelompokan dari tepi jalan raya yang ramai hingga tepian Sungai Code dengan ruang terbuka
perumahan termasuk di dalamnya sarana/ publik yang hampir tidak ada (hanya 3 titik). Luasan bangunan gedung semakin
prasarana, social ekonomi, dengan dominasi menyempit ketika semakin mendekati Sungai Code sehingga rencana penataannya
kegiatan usaha non pertanian (pemerintahan, akan ada peningkatan kelayakan luasan lantai 7,2 m2 dengan rumah tumbuh dengan
perdagangan, jasa, industri) untuk menampung batasan 2 lantai (Tabel 5.1). Untuk bangunan yang tidak teratur akan direncanakan
penduduk yang ada saat ini maupun dengan merehab pintu dan jendela yang masih belum menghadap sungai.
perkembangannya dengan kriteria:
1. Pemanfaatan lahan sesuai dengan peraturan yg
berlaku, RTRW, Tata kelola berbasis masyarakat
2. Kecenderungan perkembangan pembangunan
permukiman baru
3. Daya tampung perkembangan pendududuk dan
sarana/ prasarana yang dibutuhkan
4. Usaha/ usaha kebijakan yang ada
5. Mengembalikan penggunaan lahan di
sempadan sungai menjadi Area terbuka hijau
dan area terbuka public.

PEREMAJAAN (RENEWAL)
Pemugaran Kegiatan perbaikan
POLA PENANGANAN HUNIAN

untuk perbaikan dan/ atau bangunan gedung, TINDAKAN :


pembangunan kembali prasarana, sarana, dan/atau Penerapan M3K pada lokasi
perumahan dan permukiman utilitas umum yang dilakukan bantaran sungai untuk
menjadi perumahan dan tanpa perombakan mendasar mendapatkan RTH, sarana
permukiman yang layak huni dan bersifat parsial Sanitasi dan mitigasi

Peremajaan
untuk mewujudkan kondisi melalui pembongkaran dan TINDAKAN :
bangunan gedung, perumahan, penataan secara menyeluruh Penataan terhadap struktur
permukiman dan lingkungan terhadap bangunan gedung, ruang di dalam area
hunian yang lebih baik guna prasarana, sarana, dan/atau permukiman padat untuk
melindungi keselamatan dan utilitas umum mendapatkan 100%
keamanan penghuni dan Keteraturan bangunan
masyarakat sekitar
Penyelenggaraan Renewal
Pelepasan Hak Guna Tindak Lanjut
Persiapan Tanah dan Bangunan Pemindahan Desain ke Implementasi
Lapangan (Stacking Out)
Penjajakan
Data Fisik/
Yuridis

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV D

2021 2022

Penerbitan HGB
Penyusunan Penyusunan Desain DED Baru
Penetapan Lokasi Tapak baru Konsolidasi

Penegasan Obyek Tapak


baru/ SKT

Pemda + BPN+ Pemda + BPN +


Pemda + BPN Masyarakat
Masyarakat
Jalan Lingkungan
Secara umum jalan-jalan lingkungan di kelurahan Prawirodirjan sudah relatif baik. Namun masih
terdapat beberapa lokasi di kelurahan Prawirodirjan ada yang perlu perbaikan dan belum
memadai, sehingga perlu peningkatan jalan dibeberapa lokasi sebagi penunjang aksesbilitas
warga. Harapan ke depan jalan-jalan dilokasi kelurahan Prawirodirjan terutama yang belum
optimal dan maksimal fungsi jalannya dapat ditingkatkan dan dioptimalkan agar wilayah
kelurahan Prawirodirjan tidak terkesan kumuh nantinya. Perkerasan di beberapa lokasi
menggunakan perkerasan paving blok, agar air hujan dapat meresap ke dalam tanah.

Drainase Lingkungan
Sistem saluran drainase dalam rangka peningkatan kualitas kawasan kumuh harus saling
terintegrasi/terhubung antara wilayah satu dengan wilayah yang lain. Hal ini untuk mengatur arah
aliran air sehingga tidak terjadi luapan pada saluran drainase karena tidak mampu menampung
debit air. Tipe serta model saluran drainase disesuaikan pada karakter wilayah masing-masing
dimana saluran drainase dapat terletak disalah satu sisi jalan atau dua sisi disesuaikan dengan
area/daerah tangkapan air. Perawatan saluran drainase perlu di perhatiakan agar tidak
menambah kekumuhan kawasan terutama terkait pembuangan sampah.
Penyediaan Air Minum
Sumber air minum kelurahan Prawirodirjan masih mengandalkan air tanah. Beberapa rumah
tangga miskin masih belum terlayani air minum yang layak. Sehingga dalam rangka peningkatan
kualitas kawasan kumuh air minum sebagai salah satu indicator kelayakan kawasan kelurahan
bebas dari kumuh dengan pemenuhan terlayaninya air minum baku bagi seluruh masyarakat di
kelurahan Prawirodirjan.

Pengelolaan Air Limbah


Permukiman dengan tingkat kepadatan tinggi diarahkan untuk penanganan limbah rumah
tangganya secara komunal agar kualitas permukiman tidak menjadi kumuh. Pengembangan
sistem pengolahan ini ditekankan pada sumber air limbah rumah tangga (domestik). Sumber air
limbah yang terdiri dari limbah jamban (black water) dan limbah kamar mandi serta dapur (grey
water) dengan sistem komunal.

Pengelolaan Persampahan
Penanganan Masalah sampah di Kelurahan Prawirodirjan saat ini sudah cukup baik, dimana
hanya RW 10 dan RW 11 yang masih belum terdapat sistem pengankutan sampah secara
berkala. Kemudian juga sudah terdapat embrio bank smpah yaitu di RW 10, 14 dan 18 sehingga
potensi ini dapat dikembangkan keseluruh kawasan kelurahan Prawirodirjan.

Penanganan Bencana Kebakaran


Rencana Mitigasi Bencana secara makro adalah dengan melakukan edukasi terhadap
masyarakat seperti sosialisasi dan simulasi, Perbaikan sarana prasarana, Pemasangan
tanda/rambu (signage) yang mengarahkan pada saat terjadi bencana misalnya arah
penyelamatan, area penyelamatan, peringatan daerah rawan bencana di titik- titik strategis.
Kerjasama dengan berbagai pihak dalam peningkatan kapasitas dan koordinasi juga diperlukan
misalnya dinas pemadam kebakaran, BPBD, dan lain – lain.
Ruang Terbuka Publik
Rencana Vegetasi
Arahan rencana penataan vegetasi yang akan diterapkan di Kelurahan Prawirodirjan disesuaikan
berdasarkan masing-masing zona, antara lain:
Jalan Utama
Jalan masuk utama merupakan gerbang desa mencerminkan identitas Kelurahan Prawirodirjan
Untuk itu perlu adanya vegetasi yang menarik dan berkesan bagi orang yang melewati Kelurahan
Prawirodirjan. Dan juga berfungsi sebagai pengarah.
Permukiman
Penataan vegetasi di kawasan permukiman diarahkan sebagai batas antar rumah atau pagar
hidup, untuk mengatasi penggenangan, pelestarian air tanah, dan pemanfaatan lahan
pekarangan dengan tanaman produktif.
Bantaran Sungai
Penataan vegetasi di bantaran sungai akan berfungsi sebagai buffer dan pencegah terjadinya
erosi. Selain itu, konsep ini dimaksudkan untuk menciptakan kawasan bantaran sungai yang bersih
dan terawat.
Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Publik (RTP)
Ruang Terbuka Hijau (RTP) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu
wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna
mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTP dalam kota
tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan
tersebut.
RTP juga memiliki fungsi sosial sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dalam suatu wadah
publik yang bisa diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Fungsi lain yang juga dapat timbul akibat
adanya RTP adalah fungsi ekonomi. Munculnya aktivitas ekonomi sering kali bermula dari RTP
yang bersifat publik sebagai tempat berkumpulnya masyarakat.
Ruang terbuka memiliki fungsi :
Menyediakan cahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan terutama di pusat kota
Menyediakan area rekreasi dengan bentuk aktifitas khusus
Melindungi fungsi ekologi kawasan
Memberikan bentuk solid foid pada kawasan
Sebagai area cadangan untuk penggunaan di masa depan
Prioritas Pengembangan RTP
Taman Baca dan Bermain akan menganut konsep taman yang berguna dalam bidang
pendidikan, sosial dan lingkungan. Taman baca dan bermain merupakan taman pada suatu
lokasi di permukiman dengan desain yang fungsional namun menarik. Taman ini berfungsi sebagai
sarana pendidikan berupa perpustakaan dan tempat pendidikan informal bagi warga (PAUD, TK,
dll) serta dapat digunakan sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi oleh warga dari berbagai
umur. Kedua fungsi tersebut akan dipadukan dengan fungsi lingkungan sehingga warga dapat
lebih menghargai lingkungan alam.
Jalur Hijau, diproyeksikan berada di sepanjang jalan utama Kelurahan Prawirodirjan dan jalan
lingkungan utama di setiap dusun. Kegiatan ini dilakukan dengan penanaman pohon perindang
di jalan utama Desa Umbulmarti serta pohon produktif di jalan lingkungan setiap dusun.
Tamanisasi dilakukan di setiap dusun pada lokasi yang memungkinkan. Bertujuan untuk
menambah keindahan kawasan serta penghijauan permukiman. Pada lahan pekarangan warga
juga dapat ditanami pohon produktif sebagai alternatif penghijauan.
BAB 6. RENCANA TEKNIS PENANGANAN PERMUKIMAN
6.1. RENCANA TEKNIS PENANGANAN PERMUKIMAN 2. Rencana Jalan Lingkungan
Rencana peningkatan insfrastruktur jalan di titik beratkan kepada
Pentingnya penataan kawasan permukiman di Kota Yogyakarta seiring kemudahan aksesbilitas masyarakat diataranya perbaikan dan
dengan arah penataan ruang wilayah Kota Yogyakarta sebagai kota pembuatan akses baru. Perbaikan jalan ditekankan pada perkerasan
pariwisata berbasis budaya, dan pusat pelayanan jasa yang dan pelebaran jalan dengan wawasan lingkungan. Perkerasan jalan
berwawasan lingkungan. dengan struktur conblok dan grasblok yang berfungsi untuk membuat
Berdasar RTRW kebijakan pengembangan kawasan lindung pasal 10 laju air menjadi tertahan dan air bisa meresap kedalam tanah sehingga
ayat 3 yang menyebutkan strategi untuk pencegahan dampak negatif ketersediaan air akan tetap terjaga dan terlindungi. Dengan struktur
kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan conblok dan grassblok perawatan dan perbaikan juga akan mudah
hidup, salah satunya adalah dengan mengendalikan kegiatan di dalam dan secara biaya akan lebih ringan.
kawasan sempadan sungai. Berdasar RKP 2015, setiap permukiman
memerlukan sebuah strategi unutk menjaga selalu terciptanya
keselarasan dan kesimbangan pemanfaatan ruang antara kawasan
budidaya produktif dan kawasan lindung.
1. Rencana Bangunan
Rencana sebaran peningkatan kualitas bangunan permukiman
diarahkan sesuai dengan peraturan daerah, teratur, layak, memiliki
akses sarana dan prasarana umum serta sosial, berada pada topografi
datar, tidak pada lokasi rawan bencana, tidak pada kawasan
sempadan, dibangun menghadap jalan atau sungai.
Penataan unit hunian juga diperlukan dalam rangka memperbaiki
keteraturan bangunan untuk mendapatkan akses yang memadai.

3. Rencana Penyediaan Air Minum


Peningkatan Penyediaan air bersih
Dengan kondisi air minum yang belum
memenuhi kebutuhan masyarakat di
lokasi kawasan prioritas dapat
dibuatkan sumur komunal dan
penggunaannya untuk seluruh
masyarakat dengan dikelola seperti
PDAM. Dapat juga memanfaatkan
jaringan PDAM yang telah ada, agar
pemenuhan kebutuhan air minum di
lokasi prioritas dapat sesuai kriteria
layak.
4. Rencana Drainase Lingkungan
Sistem saluran drainase kawasan harus saling terintegrasi/berhubungan
antara wilayah satu dengan wilayah yang lain. Hal ini untuk mengatur
arah aliran air sehingga tidak terjadi luapan pada saluran drainse karena
tidak mampu menapung debit air. Tipe serta model suatu saluran drainase
disesuaikan pada kareakter wilayah masing-masing (tipe terbuka atau
type tertutup).
Saluran drainase terletak di salah satu sisi jalan atau dua sisi disesuaikan
dengan area/daerah tangkapan air. Perawatan saluran drainse perlu di
perhatikan terutama pada saluran drainse sistem terbuka karena
kebanyakan saluran terbuka sering kali digunakan untuk membuang
sampah.

5. Rencana Pengelolaan Air Limbah


Penanganan instalasi limbah di wilayah Kelurahan Prawirodirjan
menggunakan sistem komunal. Hal ini dikarenakan karakter permukiman
kumuh Kelurahan Prawirodirjan dimana dengan tingkat kepadatan tinggi,
maka diarahkan untuk penanganan limbah rumah tangga secara
komunal. Pengembangan sistem pengolahan ini ditekankan pada sumber
air limbah rumah tangga (domestik).

3. Rencana Penyediaan Air Minum


Peningkatan Penyediaan air bersih Dengan kondisi air minum yang belum
memenuhi kebutuhan masyarakat di lokasi kawasan prioritas dapat dibuatkan
sumur komunal dan penggunaannya untuk seluruh masyarakat dengan dikelola
seperti PDAM. Dapat juga memanfaatkan jaringan PDAM yang telah ada, agar
pemenuhan kebutuhan air minum di lokasi prioritas dapat sesuai kriteria layak.
6. Rencana Pengelolaan Persampahan 7. Rencana Penanggulangan Bencana
Rencana pengembangan dan pengolahan sampah bertujuan untuk Kelurahan Prawirodirjan rentan akan bencana banjir, tanah longsor, serta
menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Untuk rencana pengelolaan ancaman bahaya kebakaran. Hal ini dikarenakan permukiman berada di
sampah diarahkan dengan konsep pengolahan sampah terpadu yaitu bantaran sungai dengan elevasi permukiman lebih rendah dari dasar sungai.
pemilahan sampah organik dan anorganik yang dapat bernilai produktif dari tiap Permukiman dengan kepadatan bangunan yang tinggi, belum teratur dan tidak
warga per rumah. Sampah dari setiap rumah tangga kemudian ditampung di layak.
Rumah Pengolahan sampah untuk dipilah-pilah dan diolah sesuai dengan Maka dari itu perlu adanya penataan permukiman yang mencakup hunian, jalur
karakter sampah. Konsep pemilahan sampah dari setiap rumah tangga yaitu mitigasi, penyediaan fasilitas evakuasi serta system hydrant.
dengan pola 3R yaitu Re-use (menggunakan kembali kalau masih bisa lagi
dipakai, seperti kantong plastik dan kaleng cat bekas untuk pot bunga), Reduce
(mengurangi sampah, misalnya tidak perlu memakai tisu kalau sudah ada sapu
tangan), dan Recycling (daur ulang sampah, misalnya kemasan plastik
minuman untuk kerajinan tas).
Penerapan konsep sampah terpadu berorentasi pada keterlibatan masyarakat.
Masyarakat memiliki andil yang sangat penting didalam kegiatan pengolahan
sampah. Pengolahan sampah dari hulu ke hilir akan lebih efektif, dari hasil ini di
harapkan akan mampu memberikan dampak positif terhadap kebersihan
lingkungan. Penerapan konsep bank sampah memberikan dampak secara
ekonomi terhadap masyarakat.
6.2. RENCANA FASILITAS EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
Rencana Pengembangan Sarana Ruang Terbuka Kawasan prioritas adalah :
Pembangunan dan Peningkatan Ruang Pertemuan Warga (Ruang Publik), meliputi :
• Pembangunan dan peningkatan kualitas balai pertemuan RW
• Peningkatan poskamling yang dilengkapi papan informasi dan sarana lain
• Penggunaan masjid sebagai lokasi berkumpul dan berdiskusi
• Penggunaan rumah warga sebagai tempat pertemuan warga bagi RW yang belum mempunyai gedung
pertemuan.
• Pemanfaatan jaringan jalan lingkungan sebagai ruang publik dengan memperhatikan sirkulasi yang ada

Penyediaan sarana dan area olah raga, meliputi :


• Penyediaan jalur joging track dan fitnes area
• Penyedia jalur sepeda

Pembuatan Taman Lingkungan, meliputi :


• Pemanfaatan turus jalan utama kawasan prioritas sebagai taman.
• Pemanfatan lahan lahan tempat timbunan sampah yang diubah menjadi taman
• Pemanfaatan talud yang bisa digunakan dengan metode taman vertical
• Pemanfaatan ruang terbuka yang belum ada vegetasi.
KONDISI EKSISTING PERMUKIMAN
DI SEGMEN 2 RT 54

Jalan lingkungan di dalam permukiman yang tanpa dilengkapi dengan sal. Drainase.
Jalur ini merupakan jalur aktifitas warga sebagai pintu keluar masuk dari rumah.
Dengan lebar 0,8m s/d 1,25 m dan Kondisi jalan sudah rusak serta membahayakan bagi orangtua.
Dengan setting ulang permukiman, mempertahankan jaringan jalan utama dalam kawasan.
Memperoleh RTH dari sisa ruang antar abngunan eksisting yang disatukan sehingga menjadi
fasilitas Umum.
GAGASAN KONSEP PEREMAJAAN

Dengan setting ulang permukiman, mempertahankan jaringan jalan utama dalam kawasan.
Memperoleh RTH dari sisa ruang antar abngunan eksisting yang disatukan sehingga menjadi
fasilitas Umum.
GAGASAN KONSEP PEREMAJAAN
KAWASAN RT 54

Dengan setting ulang permukiman, mempertahankan jaringan jalan utama dalam kawasan.
Memperoleh RTH dari sisa ruang antar abngunan eksisting yang disatukan sehingga menjadi
fasilitas Umum.
SITEPLAN
SITEPLAN
SITEPLAN
DESAIN TEKNIS
SPOT RUANG TERBUKA PUBLIK

BEFORE

AFTER
DESAIN TEKNIS
SPOT JALAN LINGKUNGAN

BEFORE

AFTER
RENCANA INVESTASI
A. INDIKASI KEGIATAN LOKASI SK KEL PRAWIRODIRJAN

Anda mungkin juga menyukai