Anda di halaman 1dari 3

PONDOK RANJI 2

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DASAR HUKUM TOD DALAM RENCANA TATA RUANG
KOTATANGERANG SELATAN
Studi Literatur PERMEN ATR NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN
Merupakan standar pembangunan yang TOD Standard adalah ringkasan kebijakan dan alat KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT
berorientasi transit dan inklusif yang ukur penilaian prinsip-prinsip dasar TOD yang
lokasi berkawasan TOD harus memenuhi:
mengintegrasikan desain ruang kota untuk inklusif dalam Principles of Urban Development for
Berada pada Simpul Transit jaringan angkutan umum massal yang berkapasitas tinggi
menyatukan manusia, kegiatan, bangunan, dan Transport in Urban Life oleh ITDP, dan
ruang publik melalui konektivitas yang mudah mengidentifikasi sasaran kunci yang penting untuk berbasis rel
dengan berjalan kaki dan bersepeda serta dekat mengimplementasikan prinsip tersebut dalam Memenuhi persyaratan intermoda dan antarmoda transit
dengan pelayanan angkutan umum yang sangat pembangunan perkotaan. Selain sebagai sistem Dilayani paling kurang 1 (satu) moda transit jarak dekat dan 1 (satu) moda transit jarak jauh
baik ke seluruh kota. Standar yang inklusif penghargaan terhadap produk pembangunan Sesuai dengan arah pengembangan pusat pelayanan dan kegiatan
diharapkan menjadi upaya dalam mengatasi yanitu g memberikan kinerja terbaik untuk Berada pada kawasan dengan kerentanan bencana rendah disertai dengan mitigasi untuk
keberlanjutan, kesejahteraan masyarakat, dan mencapai sasaran TOD dan mewujudkan prinsip-
mengurangi risiko bencana
keamanan kota. prinsip TOD.
Berada pada kawasan yang tidak mengganggu instalasi penting negara
8 PRINCIPLES
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

PERPRES NOMOR 55 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA


INDUK JABODETABEK TAHUN 2018-2029
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NO.9 TAHUN
2019:
Pasal 1 Ayat (79)
Kawasan Berorientasi Transit atau dapat disebut Kawasan TOD adalah kawasan yang
ditetapkan dalam rencana tata ruang sebagai kawasan terpusat pada integrasi intermoda
dan antar moda yang berada pada radius 400 (empatratus meter sampai dengan 800
(delapanratus meter dari simpul transit moda angkutan umum massal yang memiliki fungsi
pemanfaatan ruang campuran dan padat dengan intensitas pemanfaatan ruang sedang
hingga tinggi.
Pasal 25 Ayat (3)
Pengembangan stasiun penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
b. Rencana pengembangan stasiun penumpang yang terintegrasi dengan sistem angkutan
umum massal perkotaan dan antar kota serta pengembangan Kawasan TOD;
c. Penyediaan fasilitas parkir kendaraan pribadi dengan konsep park and ride di stasiun;
d. Pengembangan kawasan TOD di stasiun, meliputi:
Kawasan TOD skala kota berada pada stasiun Rawa Buntu dan stasiun Jurangmangu; dan
Kawasan TOD skala sub kota berada pada stasiun Serpong, Stasiun Sudimara, Stasiun Pondok
Ranji.

Pasal 84 ayat 1 didapatkan data:


KDB 60%
KLB 9
KDH 15%
KTB 70%

STUDI PRESEDEN
ABOUT Takanawa Gateway Station
Dibuka tahun 2020 merupkan sebuah proyek pembuka dari pengembangan
kawasan di Shinagawa. Stasiun ini adalah gerbang menuju ke kota baru,
ECOSTE
stasiun ini menjadi pusat transit pada area pengembangan tersebut dan
pertemuan antara 2 rute kereta perkotaan di Tokyo yaitu Yamanote line yang
mengelilingi pusat-pusat kota, serta Keihin-Tohoku line yang menuju wilayah
pinggiran kota.
WHY: Pengenalan teknologi terbaharukan stasiun ini juga sebagai
media promosi kota yang baru dan persiapan pengembangan serta
kegiatan yang terus menerus menciptakan bisnis dan budaya baru
dari kawasan,

ABOUT M Bloc Space &


Bellopuerto Resto
M Bloc Space hadir sebagai creative hub di pusat kota
Jakarta. M Bloc Space dapat diakses dari 2 arah Stasiun MRT
yaitu MRT Asean dan MRT Blok M.
WHY: Konektivitas moda transportasi MRT
mendorong pengunjung untuk berjalan kaki ke dalam
bangunan. Selain itu, MRT Blok M juga langsung
terhubung oleh 2 bangunan bersebrangan yaitu Blok
M Plaza dan Blok M Mall. Program desain yang aktif
dan vibrant dan mendorong perilaku masyarakat
untuk mengaktifkan kembali fungsi ruang publik

ILHAM ZAINUL AZIM 2018107001 | MUHAMMAD HAFIYYAN 2019101021 | WAFA ANIS MUAFA SADAD 2019101046 | SOVIA RAIHAN 2019101052 | SALINA WIDIYA 2019101033
PONDOK RANJI 2

ALTIZ

BINTARO PLAZA

BREEZE

RS MITRA KELUARGA

Dimensi Tapak

31

41
44
MASJIDIL AS- SUNNAH

DATA & ANALISIS TAPAK

37

57
ALFAMIDI SUPER

landmark existing

40
50
Stasiun Pondok Ranji terletak di Kelurahan Pd DATA TAPAK
Ranji, Kec. Ciputat Timur merupakan stasiun
LUAS : 5161 m²
sub kota yang melayani KRL rute Tanah KDB : 60% x 5161= 3,096 m²
Abang,-Serpong, Parung Panjang, Maja dan GSB : 1,5m/2= 0.75m
Rangkas Bitung. Selain itu stasiun ini menjadi GSJ : (7.5m/2) + 1= 4m
stasiun yang membatasi kecamatan Ciputat KLB : 9 X 5161 = m²
Timur dengan Pondok Aren GOJEK POINT RUKO KDH : 15% X 5000: 774.15 m²
Berdasarkan perolehan data 100 M 100 M jumlah lantai: 4 lantai
dari KAI, rata-rata volume KONEKTIVITAS TRANSIT
penumpang harian sebanyak

3.546
ORIENTASI MATAHARI DAN ANGIN
Kondisi iklim Pd Ranji berada di daerah tropis dan tidak
terlalu dekat dengan bidang ekuator sehingga kondisi iklim
penumpang per hari. cukup moderat
terdapat bangunan komersil serta retail dengan tinggi
bangunan 3 lantai sehingga tapak memungkinkan untuk
DEMOGRAFI PENDUDUK mendapatkan shading di bagian timur. Sedangkan angin
Data jumlah penduduk dan totalnya didominasi dari arah barat, barat laut, barat daya, timur laut.
Lainnya
Mengurus Rumah Tangga 3.7%
10.8%

Angkatan kekrja
Sekolah
31.2%
4.3%

KEBISINGAN
Bukan Angkatan Kerja
Kebisingan di tapak bersumber dari
18.8%
kepadatan lalu lintas (80 Db) pada jam
Pengangguran
padat dan saat kereta lewat
2.6%

VEGETASI
Bekerja
28.6%

Terdapat beberapa jenis tanaman di sekiar Pondok Ranji


tetapi hanya beberapa jenis tanaman pelindung seperti
pohon Akasia dan pohon Asam jawa. Sehingga kurangnya
vegetasi yang menyebabkan kurangnya pelindung
676 191 total disepanjang jalan (walk). Penambahan vegetasi peneduh,
1.354.350 buffer, dan pelantai dapat meningkatkan aktivitas
678 159 Jiwa pengguna jalan yang nyaman,
EXISTING REKAYASA
Sumber: BPS-Statistic of Tangerang Selatan Municipality (Population
Projections) tahun 2020

AKTIVITAS USER LALU LINTAS


Berdasarkan hasil pengamatan pada pukul
10.00, 12.00, dan 17.00 untuk ASAM AKASIA Ketapang kencana Pohon Palem Pucuk Merah
JAWA (Terminalia
membandingkan intensitas kegiatan dan mantaly)
dari ketiga hasil pengamatan tersebut AKSESIBILITAS
dihasilkan aktivitas berikut: Lalu lintas aktif Jl.WR Supratman merupakan jalan arteri sekunder
yang menghubungkan jalan Bintaro utama 3A, Jl. Bintaro Utama 3
dan Jl. Pondok Betung Raya.
terdapat akses alternatif dari Jl .WR Supratman dan GG. Haji Sabit
dan GG Haji Saodah
Akses ke dalam maupun ke luar stasiun harus melewati rel
Jalan Arteri
Weekend
Jalan Kolektor
TOPOGRAFI
simpul trasnit
Weekdays Cenderung datar di zona perumahan dan menurun ke arah
Lalu lintas paling padat saat weekdays sekitar Titik titik Kemacetan Jalan Lokal stasiun.
pukul 07.00-09.00, 11.00-13.00 dan 17.00-19.00 poin penjemputan/drop off
Jalan Lingkungan VIEW
WIB.
View positif dapat diciptakan mengarah ke timur sehingga
kemacetan disebabkan oleh padatnya
kendaraan dan mobilitas dari stasiun sehingga menjadi focal point dari tapak
menghambat sirkulasi view negatif dari tapak didapatkan dari arah utara dan selatan
karena bersinggungan dengan pemukiman padat penduduk
FASILITAS DAN UTILITAS
Halte dan titik pemberhentian yang jauh
dari stasiun dan tidak terkoneksi
Perkerasan dan pedestrian sekitar tapak
masih kurang memadai sehingga perlunya
perbaikan
24 M
Drainase terbuka dan tidak langsung
28 M
disalurkan ke kota
32 M

ILHAM ZAINUL AZIM 2018107001 | MUHAMMAD HAFIYYAN 2019101021 | WAFA ANIS MUAFA SADAD 2019101046 | SOVIA RAIHAN 2019101052 | SALINA WIDIYA 2019101033
PONDOK RANJI 2
ANALISIS SWOT CROSS ANALYSIS
STRENGTH OPPORTUNITIES
Aksesibilitas terhadap transportasi

ST
Akses langsung dengan jalan utama
publik yang baik sehingga mudah

RA
Lokasi yang strategis.
Banyak orang transit dan pendatang
dicapai S W

TE
Berada di tengah kawasan komersil
Kontur cenderung datar

G
dan retail sehingga mendorong banyak

Y
Banyak fungsi bangunan penunjang
peluang ruang untuk dibangun

Menciptakan sebuah titik


temu dan fungsi baru Penambahan buffer dan
berupa ruang komersil, peneduh pada tapak
ruang retail, maupun office Menyediakan trotoar dan
0 yang memfasilitasi jalan yang user friendly di
penduduk lokal maupun sepanjang muka bangunan
pendatang

WEAKNESS THREATS Memberi akses alternatif


kemacetan yang menambah Sangat dekat dengan terminal cepat dari stasiun tanpa harus
intensitas kebisingan ke dalam transportasi publik sehingga melewati rel secara langsung
Menciptakan ruang terbuka
tapak sirkulasi rawan terganggu menyediakan area titik
yang mewadahi penduduk
Kualitas udara cukup moderat tapak berada di kawasan T kumpul bagi angkutan umum
lokal sekaligus pendatang
dapat mengganggu masyarakat padat penduduk sehingga tidak menghalangi
sensitif sirkulasi
tidak ada pedestrian yang jelas
minim RTH

INITIAL STATEMENT
MAIN ISSUE:

kurangnya elemen ruang luar yang Tidak ada halte angkutan umum
terhambatnya sirkulasi karena
mengutamakan fasilitas bagi pesepeda, Kurangnya area resapan pada atau poin pemberhentian
hanya ada satu akses
pejalan kaki, dan komunitas difabel (ex: bagian selatan tapak yang akan yang dekat dengan akses
penyebrangan dari stasiun ke
lampu jalan, jalur sepeda, rambu, RAMP, direkayasa dan kurangnya utama stasiun sehingga
tapak
peneduh) sistem utilitas yang baik mengganggu aksesibilitas
Melihat dari isu tapak dan kawasan, berfokus pada
kepadatan penggunaan moda transportasi dan pengguna jalan
di kawasan stasiun
fasilitas ruang publik yang kurang memadai bagi semua kalangan
perilaku masyarakat yang masih mengandalkan kendaraan
pribadi
RESPON TOD ISU TAPAK Menciptakan kawasan yang
SHIFT memfasilitasi kegiatan
WALK Memaksimalkan lahan parkir yang
Perluasan dan pebaikan fasilitas digunakan untuk kendaraan produktif yang aman dan
pedestrian yang memadai
pengguna jalan
bermotor selain angkutan umum.
PRESEDEN nyaman bagi semua kalangan
serta mengaktifkan ruang
CYCLE MIX publik dengan mendorong
Perbaikan softscape & jalur sepeda
sebagai penyediaan jalan yang aman
Penggabungan fungsi bangunan
tertentu untuk efisiensi tata ruang
ACTIVATED aktivitas ramah lingkungan di
kawasan
bagi pesepeda.
DENSITY
PUBLIC SPACE
CONNECT Memanfaatkan dan memaksimalkan
Membuat akses altenatif dari stasiun lahan yang ada sesuai dengan GSB, TOD
ke bangunan KDB dan KLB dan aktivitas
pengunjung

TRANSIT COMPACT
Penataan Titik transit yang memadai Membuat akses yang terkoneksi dan
serta baik untuk sirkulasi baik menjangkau mobilitas pengunjung
kendaraan maupun pedestrian dari bangunan satu dengan lainnya

Membuat overpass Memperbaiki fasilitas penunjang dan sistem utilitas


atau akses altenatif pada area tapak
dari stasiun ke
bangunan
CONVENIENT & ACCESSIBLE

H
sumber: 99.co
Menciptakan akses ruang publik
yang mudah dijangkau, aman, HEALTH CARE
nyaman bagi seluruh kalangan memberikan fungsi tambahan berupa layanan klinik kesehatan
serta pertolongan pertama bagi publik

O
sumber: tribunnews-medan.com
RETAIL
Menciptakan ruang bertemu, bersantai, dan bekerja bagi Membuat meeting point yang baik bagi
CONNECTED penduduk lokal dan pnedatang yang nyaman dan mudah diakses
pengendara sepeda motor, pesepeda, dan

W
untuk seluruh kalangan.
Menciptakan sebuah titik temu dan pejalan kaki
fungsi baru berupa ruang komersil,
ruang retail, maupun office yang OFFICE
memfasilitasi penduduk lokal tempat yang mengakomodir pelaksanaan aktivitas perekonomian,

?
maupun pendatang melakukan transaksi bisnis dengan pelayanan profesional serta
lembaga dalam bentuk usaha komersial.
scandinavisa

memperbaiki
hardscape dan
softscape tapak (ex: menyediakan ruang terbuka bagi
GREEN BEHAVIOUR lampu jalan, jalur kawasan guna menambah area
Mengaktifkan ruang publik yang sepeda, rambu, resapan dalam tapak
mendorong aktivitas ramah RAMP, jenis vegetasi
lingkungan seperti berjalan kaki dan peneduh)
bersepeda.
sumber: 99.co
sumber: 99.co

ILHAM ZAINUL AZIM 2018107001 | MUHAMMAD HAFIYYAN 2019101021 | WAFA ANIS MUAFA SADAD 2019101046 | SOVIA RAIHAN 2019101052 | SALINA WIDIYA 2019101033

Anda mungkin juga menyukai