Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN ELEMEN PERANCANGAN HAMID SHIRVANI PADA

KAWASAN KOTA

ABSTRAK. Kota satelit merupakan suatu daerah yang memiliki sifat perkotaan dan daerah ini memberi
daya dukung bagi kehidupan kota, Kota satelit terbentuk akibat perkembangan yang terjadi di dalam inti
kota. Bsd City, Bintaro dan Lippo Karawacki merupaka kota satelit dari Kota Jakarta yang letaknya
berada di pinggiran kota Jakarta, oleh karena itu kajian elemen perancangan kota ini perlu dilakukan
untuk mengetahui dikawasan Bsd City, Bintaro dan Lippo Karawacki menerapkan prinsip dari ahli
perancangan Kota Hamid Shirvani.

Kata kunci: Kota satelit Bsd City, Bintaro dan Lippo Karawaci

PENDAHULUAN dan sektor-sektor informal semakin meningkat.


Kebutuhan tersebut tidak dapat lagi ditampung
Seiring berkembangnya kota-kota di
di perkotaan sehingga pembangunan
Indonesia, lajunya pertumbuhan penduduk di
perumahan berpindah ke kota-kota kecil sekitar
pusat kota dipengaruhi oleh meningkatnya
perkotaan, kota-kota penunjang tersebut
urbanisasi. Perkembangan perkotaan memang
dikenal sebagai istilah kota-kota satelit. Kota-
akan meningkatkan perkembangan ekonomi.
kota satelit yang menunjang kota Jakarta antara
Kota-kota besar merupakan pusat dari segala
lain seperti BSD city, Bintaro jaya, dan Lippo
kegiatan baik kegiatan-kegiatan pemerintahan,
Karawaci.
kegiatan sosial budaya maupun kegiatan-
kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi berupa Konsep perancangan kota satelit
perdagangan, jasa dan industri yang dikembangkan untuk menunjang aktifitas dari
berkembang pesat di perkotaan menyebabkan inti kota, berbagai fasilitas dibangun seperti,
banyaknya pendatang yang masuk ke daerah fasilitas pendidikan, perdagangan, perkantoran,
perkotaan. hunian dan lain-lain. Penerapan konsep kota
satelit di Indonesia sering bertolak belakang
Dengan semakin banyaknya kegiatan dan
dengan teori-teori para ahli perancangan kota.
padatnya penduduk menyebabkan sebuah kota
Kota satelit merupakan suatu daerah yang
tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan warganya
memiliki sifat perkotaan dan daerah ini
secara optimal sehingga diperlukan adanya
memberi daya dukung bagi kehidupan kota.
kota-kota penunjang yang dapat menampung
kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dipenuhi di Kota satelit terbentuk akibat perkembangan
perkotaan. Sebagai contoh masalah kebutuhan yang terjadi di dalam inti kota. Menurut F.
perumahan, di perkotaan harga tanah sangat Schnore, dalam (Nurul Hasanah 2015) kota
mahal, sementara kebutuhan perumahan bagi satelit merupakan pusat-pusat kecil dibidang
masyarakat terutama masyarakat menengah ke industri yang berfungsi sebagai kota produksi.
bawah yang bekerja disektor-sektor insdustri Kota satelit dilihat melalui karakteristik
kawasan, menurut pakar Arsitektur kota Hamid dibahas dari hasil survei literatur dan survei
Shirvani (1985) dalam bukunya “the Urban secara langsung.
Design Process”, memiliki 8 elemen yang
PEMBAHASAN
membentuk fisik kota yakni Tata Guna Lahan
(Land Use), Pembentuk dan Tatanan Massa Pemaparan data dari hasil survey/observasi
Bangunan (Building Form and Mass Building), yang dilakukan pada 3 studi kasus yang
Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking), ditentukan sebelumnya, serta pembahasan yang
Ruang Terbuka (Open Space), Papan Iklan/ berisikan analisis dari data yang telah
Rambu (Signages), Pedestrian Pedestrian Ways, didapatkan.
Aktifitas pendukung Support Activity, Dalam sub bab ini, terdapat pemaparan data
Preservasi (Preservation). dari 3 obyek studi kasus yang telah disurvey
Berdasarkan ulasan tersebuat, akan sebagai bentuk data yang mengacu pada 8
dilakukan kajian tentang elemen-elemen elemen perancangan kota satelit yang
perancangan kota yang ada di kota-kota sekitar digunakan dalam tahap analisa pada sub bab
Jakarta berdasarkan teori Hamid Shirvani, selanjutnya.
kawasan Bsd City, Bintaro dan Lippo Karawaci. 1. Kawasan Bintaro Jaya
TUJUAN Bintaro merupakan kota satelit di pinggiran
kota Jakarta yang dikembangkan untuk
Beberapa tujuan dilakukannya penelitian ini,
mendukung aktifitas kota Jakarta, oleh karena
yaitu:
itu beragam fasilitas dan elemen pembentuk
1. Untuk mengetahui penerapan elemen kota dibangun di kawasan ini yang diharapkan
perancangan kota pada kawasan Bsd City, dapat mendukung kawasan tersebut sebagai
Bintaro dan Lippo Karawaci. kota satelit, elemen tersebut sebagai berikut.
2. Memahami kajian elemen perancangan a) Tata guna lahan (Land Use)
kota Hamid Shirvani.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode


kualitatif. Pendekatan penelitian yang
dilakukan adalah penelitian deskriptif. Sasaran Pada dasarnya kawasan Bintaro
dalam penelitian deskriptif kualitatif menurut dikembangkan untuk kawasan pemukiman
Sarwono (2006) berupa kejadian, sejarah, sehingga, tidak ditemukan pengaturan
benda berupa foto, artefak, peninggalan- pengunaan lahan untuk menentukan pilihan
peniggalan peradaban kuno dan lain yang terbaik dalam mengelola fungsi-fungsi
sebagainya. Dalam kajian elemen perancangan lain terutama fungsi komersil. Hal tersebut
Hamid Shirvani pada kawasan kota satelit akan terlihat di sektor 1,2,3,4,5, dan 9 wilayah yang
terlihat tidak memperhatikan tata guna lahan kurangnya fasilitas parkir yang hanya
terutama adalah di sektor 3, sektor 5 dan disediakan di depan ruko-ruko pada kawasan
sebagian sektor 9. Pada sektor-sektor tersebut di ini. Laju kendaraan di kawasan ini kisaran 40-
atas area komersil bermunculan disepanjang 60 kilo meter perjam.
jalan utama, yang pada awalnya merupakan d) Ruang Terbuka (Open Space)
bangunan rumah tingga yangkemudian berubah
fungsi menjadi area komersil.
b) Bentuk dan Massa Bangunan (Building
Form and Massing)

Ruang Terbuka (Open Space) di Bintaro


hanya berupa taman-taman kota yang
ditumbuhi banyak pohon-pohon dan rumput

Kawasan bintaro terdiri dari beberapa jenis yang ditata oleh pemrtintah setempat, hal ini

bangunan dengan berbagai gaya arsitektur pada dikarenakan padatnya kawasan tersebut. Ruang

bangunannya, ketinggian bangunan yang terbuka di kawasan ini sering dimanfaatkan

berbeda-beda dan jarak bangunan satu dengan masyarakat setempat untuk berinteraksi

bangunan yang lainnya jauh, sehingga tidak bersama keluarga di alam terbuka.

dapat membentuk Skyline di setiap e) Pedestrian (Pedestrian Ways)

lingkungannya (sektor 2 sampai dengan sektor


9).
c) Sirkulasi dan Parkir (Sirculation and
Parking)

Pedestrian (Pedestrian Ways) di kawasan


Bintaro sektor 1-4 hanya berukuran kurang
lebih 150 cm saja dan hanya di gunakan untuk
pejalan kaki saja, tidak ditemukan pendukung
aktifitas pejalan kaki seperti tempat duduk,
Sirkulasi di kawasan Bintaro terbilang tempat sampah, jalur untuk penyandang cacat,
padat dikarenakan aktifitas di kawasan ini yang jalur sepeda dan akses untuk menuju sarana
ramai, dan dipengaruhi oleh kurangnya komesil seperti toko, restoran dan café,
angkutan umum yang menyebabkan banyak sehingga dibutuhkan desain pedestrian yang
orang menggunakan kendaraan pribadi. Sistem baik yang disesuaikan dengan rencana
sirkulasi yang tidak baik juga mempengaruhi perubahan atau pembangunan fisik kota di masa
padatnya sirkulasi ditambah lagi dengan mendatang. Pada sebagian sektor 5-9 sudah
mulai menerapkan desain pedestrian yang baik
diantaranya terdapat fasilitasfasilitas seperti
pengguna berjalan di bawah pohon, terdapat
jalur untuk sepeda, jalur jogging track,
pedestrian yang lebar dan pembatas berupa Papan penanda (Signage) di kawasan
kawat baja di sepanjang pedestrian sehingga Bintaro cukup baik hanya saja tidak di desain
pejalan kaki akan terasa nyaman dan aman dari agar lebih baik dengan mengatur jarak dan
pengendara bermotor. ukuran sehingga bisa menjamin jarak
f) Aktivitas Pendukung (Support Activity) penglihatan dan menghindari kepadatan
kendaraan. Petunjuk arah di kawasan bintaro
juga cukup baik, namum masih terdapat rambu-
rambu lalulintas yang di tempatkan pada posisi
yang tidak pas, sehingga pengendara tidak
dapat melihat rambu dengan jelas. Sehingga
dibutuhkan penempatan rambu atau petunjuk
arah yang baik yang bisa memberikan informasi
pengendara dengan jelas dan tidak
menimbulkan pengaruh negatif dan tidak
mengganggu lalulintas.
h) Preservasi
Pada kawasan Bintaro tidak ditemukan
Terdapat beberapa aktivitas pendukung di gedung tua yang nantinya akan di lakukan
kasawan ini diantaranya sering di adakan pasar pereservasi atau perlindungan terhadap fungsi
murah atau bazar di salah satu plaza pusat dan keberadaan bangunan. Namun untuk masa
perbelanjaan di bintaro, pada sektor 8-9 rutin yang akan datang fasilitas-fasilitas yang dapat
diadakan kegiatan CFD (car firee day), di dipreservasi dari kawasan kota satelit bintaro
kompleks-kompleks perumahan sering juga adalah fasilitas berupa taman-taman kota yang
diadakan senam pagi oleh ibu-ibu. Beberapa saat ini sudah terlihat baik trutama di area-area
aktivitas pendukung ini memberikan daya tarik sektor 7,8 dan 9. Dari pengamatan dan analisa
kepada masyarakat luas untuk bermukim di berdasarkan teori perancangan kota Hamid
kawasan bintaro. Shirvani yang dilakukan pada kawasan Bintaro
g) Perpapanan-nama/penanda (Signage) Jaya dapat disimpulkan bahwa kawasan ini
belum sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip
perancangan kota. Beberapa sektor dari
kawasan ini hampir tidak ditemukan elemen
perancangan kota yang sesuai dengan teori
perancangan kota, hal ini disebabkan oleh
prinsip awal dari kawasan ini yang pengelola kawasan BSD City membedakan
dikembangkan untuk pemukiman sehingga tataguna lahan berdasarkan fungsi yang
pada sektor 1-5 tidak ditemukan elemen nantinya akan dibagun ruang-ruang tiga
perancangan kota yang didesain sesuai dengan dimensi pada lokasi tersebut. Lokasi-lokasi
teori Hamid Shirvani, namun pada sektor 6-9 tersebut memiliki kriteria sebagai berikut, tipe
sudah mulai terlihat beberapa elemen penggunaan lahan yang diijinkan, hubungan
perancangan kota yang didesain sesuai teori fungsional yang terjadi antara area yang
perancangan kota hal ini disebabkan oleh berbeda, jumlah lantai yang dapat ditampung
meningkatnya kepadatan dan tidak teraturnya dalam suatu area, tataguna lahan, skala
sektor 1-5 sehingga pengembang kawasan ini bangunan baru, tipe bangunan yang akan di
mulai menata sektor 6-9 berdasarkan teori kembangkan dalam area dengan kriteria
perancangan kota. tertentu. Hal tersebut diterapkan dengan tujuan
agar kawasan BSD City tetap tertata dengan
2. Kawasan BSD City rapih dan menjadi kawasan yang diimpikan
oleh masyarakat luas.
b) Pedestrian (Pedestrian Ways)
Pedestrian di kawasan ini cukup baik
dikarenakan banyak fasilitas-fasilitas yang
disediakan pada pedestrian ini sehingga
membuat pejalan kaki merasa nyaman, kondisi
Bumi Serpong Damai (BSD) atau BSD City pedestrian yang lebar, terdapat bangku-bangku
adalah salah satu kota terencana, BSD City taman tempat sampah, lampu-lampu jalan
merupakan salah satu kota satelit dari Jakarta sehingga berjalan di malam haripun masih
yang pada awalnya ditujukan untuk menjadi aman dan nyaman.
kota mandiri, dimana beberapa elemen c) Aktivitas Pendukung (Support Activity)
pembentuk kota dibangun di kawasan ini
diantaranya adalah:
a) Tata guna lahan (Land Use)

Tata guna lahan (Land Use) pada kawasan


BSD City di bedakan atas dua bagian yaitu
tataguna lahan untuk area pemukiman dan Pada kawasan ini terdapat beberapa

tataguna lahan untuk area komersil. Pihak aktifitas pendukung diantaranya, sering
diadakan pasar murah di kawasan ini, terdapat
gedung Indonesia Convention Exhibition (ICE) mengakses kawasan perkantoran maupun
yang sering digunakan untuk pameran dan pusat-pusat perbelanjaan dengan lebar jalan 8
kegiatan-kegiatan lainnya, di kawasan BSD meter 2 jalur dengan kecepatan kendaraan 40-
City juga rutin diadakan CFD dan senam pagi. 80 kilo meter perjam. Jalan lokal primer yang
Beberapa aktifitas pendukung ini memberikan digunakan utuk menuju pompleks perumahan
ketertarikan bagi masyarakat untuk berkunjung dengan lebar jalan 6 meter, 1 jalur dengan
sehingga kawasan BSD City terlihat ramai. kecepatan kendaraan 20-50 kilo meter perjam.
d) Perpapanan-nama/penanda (Signage) Beberapa perbedaan kelas jalan ini diterapkan
agar kenyamanan dan keamanan pengendara di
kawasan ini terjamin dan tingkat kemacetan
yang diakibatkan volume kendaraan dapat
teratasi. Area-area parkir pada kawasan BSD
terdapat di setiap area komersil. Area parkir di
kawasan BSD cukup memadai dan tertib hal ini
terlihat di sepanjang jalan pada kawasan ini
Di kawasan BSD City terdapat banyak tidak ditemukan kendaraan yang parkir di badan
papan penanda di setiap persimpangan terdapat jalan.
papan petunjuk, di sepanjang jalan terdapat f) Bentuk dan Massa Bangunan (Building
papan-papan iklan. Form and Massing)
e) Sirkulasi dan Parkir (Sirculaon and
Parking)

Kawasan BSD memiliki penataan massa


bangunan yang baik, setiap area komersil
memiliki bentuk massa bangunan yang
berbeda-beda sehingga kawasan ini terlihat
Sirkulasi di kawasan BSD terbagi atas rapih dan memiliki skyline yang terbentuk dari
beberapa sirkulasi diantaranya jalur utama atau massa-massa bangunan tersebut.
jalan arteri primer yang digunakan pengendara g) Ruang Terbuka
untuk menuju lokasi-lokasi yang akan dituju
dengan lebar jalan 10 meter, terdapat 2 jalur
masing-masing jalur terdapat 3 lajur dengan
kecepatan kendaraan 50-80 kilo meter perjam.
Jalan arteri sekunder digunakan untuk
elemen perancangan kota yang ada pada
kawasan ini diterapkan sesuai dengan prinsip
teori perancangan kota. Hanya saja perlu
ditambahkan ruang terbuka yang cukup di
setiap bangunan komersil yang nantinya bisa
digunakan selain untuk area interaksi publik
juga untuk area evakuasi pada saat terjadi hal-
(Open Space) Ruang Terbuka (Open Space)
hal yang tidak diinginkan. Aktifitas pendukung
di kawasan BSD City berupa taman-taman kota
perlu diperbanyak sehingga bisa menjadi daya
yang sering digunakan untuk pertunjukan
tarik pada kawasan ini.
musik atau pasar murah dan plaza di beberapa
3. Lippo Karawaci
bangunan yang berada di kawasan ini. Ruang
Lippo Karawaci adalah salah satu kota
terbuka yang berupa plaza digunakan untuk
mandiri dan merupakan Kota satelit dari Kota
area berkumpul dan digunakan untuk
Jakarta, Beberapa elemen perancangan kota
kepentingan sosial. Ruang terbuka yang berupa
yang terdapat pada kawasan Lippo Karawasi
plaza juga digunakan untuk menunjang
diantaranya adalah:
kebutuhan dari gedung itu sendiri, sedangkan
a) Tata guna lahan (Land Use)
ruang terbuka yang berupa taman digunakan
untuk kepentingan umum.
h) Preservasi
Di kawasan BSD City tidak ditemukan
bangunan tua hal ini disebabkan oleh kawasan
BSD dikembangkan dari lahan kosong, maka
dapat simpulkan bahwa kawasan ini tidak Kawasan Lippo karawaci masih memiliki
memiliki preservasi atau perlindungan terhadap banyak lahan-lahan atau persil-persil yang
fungsi dan keberadaan gedunggedung tua atau nantinya akan digunakan untuk proyek-proyek
bersejarah. Namun akan dilihat kembali atau akan dibangun gedung perkantoran
keberadaan bangunan-bangunan tua yang maupun perumahan mewah, dan setiap
memiliki nilai sejarah berdirinya kawasan ini persilpersil di kawasan ini sudah ditata oleh
dan bangunan yang menjadi aikonik atau pengelola kawasan ini, sesuai dengan
identitas dari kawasan ini yang nantinya akan di peruntukkannya masing-masing.
lakukan pereservasi dikemudian hari. Setelah b) Bentuk dan Massa Bangunan (Building
dilakukan pengamatan dan analisa pada Form and Massing)
kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) maka
bisa disimpulkan bahwa kawasan ini sudah
menerapkan teori perancangan kota Hamid
Shirvani, hal ini terlihat pada beberapa elemen-
di kawasan ini sangat baik, dilihat dari
sepanjang jalan di kawasan ini tidak mengalami
penumpukan kendaraan. parkir yang digunakan
untuk kepentingan umum atau siapa pun bisa
mengunakan fasilitas parkir tersebut. Di sisi
lain kawasan ini juga menyediakan lahan parkir
Bentuk massa bangunan di kawasan ini untuk pengunjung pusat perbelanjaan atau
cukup baik sehingga terlihat garis langit atau pekerja di perkantoran yang berada di lapangan
skyline yang menjadikan kawasan lippo parkir tiap kantor atau pusat perbelanjaan. Hal
karawaci mempunyai nilai estetika yang baik. ini yang menjadikan kawasan ini terbebas dari
c) Sirkulasi dan Parkir (Sirculation and kemacetan yang disebabkan oleh kendaraan
Parking) yang parkir di badan jalan.
d) Ruang Terbuka (Open Space)

Ruang terbuka pada kawasan Lippo


Karawaci berupa taman kota yang di fungsikan
Sirkulasi pada kawasan lippo karawaci di
untuk area penghijauan dan area resapan air,
bagi atas 3 jenis jalan yaitu jalan arteri primer
ruang terbuka tersebut juga sering digunakan
yang digunakan sebagai jalan utama menuju
untuk kegiatan-kegiatan pendukung lainnya
kawasan lippo karawaci dengan lebar jalan 10
yang menunjang aktifitas kawasan ini. Plaza
meter yang terdiri dari 2 jalur, setiap jalur
pada setiap bangunan komersil yang berupa
memiliki 3 lajur dengan pembatas jalan yang
kantor sewa maupun pusat perbelanjaan yang
berupa taman dan pohon-pohon sepanjang jalan
memiliki plaza bisa digunakan untuk titik
dengan kcepatan kendaraan 50-100 kilo meter
kumpul, ruang terbuka sosial dan area untuk
perjam. Jalan arteri sekunder yang digunakan
evakuasi dari bangunan tersebut ketika terjadi
untuk menuju kawasan perumahan, ruko-ruko
kondisi yang tidak dinginkan.
dan area perkantoran memiliki lebar jalan 8
e) Aktivitas Pendukung (Support Activity)
meter, dengan 1 jalur untuk kecepatan
kendaraan 40-80 kilo meter perjam. Jalan
kolektor primer digunakan pada kawasan
kompleks perumahan untuk menuju hunian
masing-masing, jalan ini memiliki lebar jalan 7
meter, 1 jalur dengan dengan kecepatan Terdapat beberapa aktifitas pendukung di

kendaraan 30-50 kilo meter perjam. Dengan kawasan Lippo Karawaci seperti sering

dilakukannya pembagian jalan maka sirkulasi diadakan konser atau pertunjukan, diadakan
pasar murah yang diselenggarakan oleh lengkapi dengan jalur khusus untuk
pemerintah kota Tangerang dan beberapa pusat penyandang disabilitas sehingga mereka tidak
perbelanjaan di sekitar Lippo Karawaci. Selain dapat mengunakan fasilitas ini secara mandiri
itu sering juga diadakan kegiatan olahraga harus bergantung pada bantuan orang lain.
seperti senam dan beberapa kegiatan olahraga h) Preservasi
lainnya. Di kawasan Lippo Karawaci tidak
f) Perpapanan-nama/penanda (Signage) ditemukan bangunan-bangunan tua yang di
jadikan preservasi atau perlindungan terhadap
bungsi dan keberadaan gedung, hal ini
disebabkan oleh kawasan ini baru
dikembangkan. Namun bangunan-bangunan
yang memiliki nilai sejarah dan bangunan atau
tempat yang mempunyai nilai identitas bagi
Penandaan pada kawasan Lippo Karawaci kawasan ini akan di preservasi dikemudian hari.
sangat jelas dan tertata sehingga setiap orang Dari pengamatan dan analisa yang dilakukan
yang melintas di kawasan ini akan jelas melihat pada kawasan Lippo Karawaci dapat
informasi melalui papan petunjuk atau papan disimpulkan bahwa penerapan teori
iklan. Untuk papan iklan disediakan tempat perancangan kota di kawasan ini sudah baik
oleh pihak pengelola kawasan Lippo Karawaci dibandingkan dengan kawasan kota satelit
yaitu pada jembatan penyebrangan orang atau lainnya. Hal ini terlihat pada elemen-elemen
space iklan raksasa yang disewakan untuk perancangan kota yang tersedia di kawasan ini
perusahaan-perudahaan yang akan sudah berdasarkan dengan teori perancangan
mempromosikan produk-produknya. kota Hamid Shirvani. Namun beberapa elemen
g) Pedestrian (Pedestrian Ways) perancangan kota pada kawasan ini harus
disempurnakan lagi misalnya pada jalur
pedestrian yang belum menerapkan desain yang
universal atau desain fasilitas yang bisa di
gunakan oleh semua kalangann.

Pedestrian pada kawasan ini cukup baik, hal


KESIMPULAN
ini terlihat pada lebar pedestrian yang rata-rata
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
lebarnya antara 2-3 meter, sepanjang jalur
pada studi kasus, tiga kawasan kota satelit yaitu
pedestrian pada kawasan ini terdapat pohon-
Bintaro Jaya, BSD City dan Lippo Karawaci,
pohon, bangku, tempat sampah, dan jogging
masing-masing memiliki karakter dan
treack sehingga penggunan bisa berjalan
perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan
dengan nyaman di kawasan Lippo Karawaci,
lainnya. Berdasarkan analisa yang dilakukan
namun pada jalur pedestrian ini tidak di
bisa dikatakan bahwa kawasan Bintaro Jaya
belum sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip sesuai dengan teori perancangan kota Hamid
perancangan kota yang dikemukakan ahli Shirvani.
perancangan kota Hamid Shirvani, di beberapa
sektor pada kawasan Bintaro tidak ditemukan DAFTAR PUSTAKA
elemen perancangan kota yang didesain Compact City Solusi Kota Berkelanjutan.
berdasarkan teori perancangan kota namun (t.thn.). Diambil kembali dari
dibeberapa sektor lainnya sudah menerapkan academia.edu:
prinsip-prinsip perancangan kota. Hal ini https://www.academia.edu/6978531/Compact_
disebabkan oleh prinsip awal kawasan ini yang City_Solusi_Kota_Berkelanjutan
di kembangkan untuk pemukiman namun Curitiba Kota Terhijau di Dunia. (t.thn.).
seiring berkembangnya zaman dan semakin Dipetik Maret 22, 2015, dari
berkembangnya roda perekonomian maka www.greeners.co:
kawasan ini dikembangkan lagi dengan http://www.greeners.co/ide-inovasi/curitiba-
penyediaan kawasan komersil yang pada kota-terhijau-di-dunia/
perkembangan selanjutnya perkembangan Green City. (t.thn.). Dipetik Maret 23, 2015,
selanjutnya sudah menerapkan prinsip-prinsip dari pu.go.id:
perancangan kota. http://pu.go.id/search?q=green%20city
Setelah dilakukan pengamatan pada Smart City. (t.thn.). Dipetik Maret 23, 2015,
kawasan BSD City dapat ditarik kesimpulan dari pu.go.id:
bahwa kawasan BSD City bisa di katakana http://pu.go.id/search?q=smart%20city
sudah menerapkan prinsip perancangan kota. Umum, K. P. (t.thn.). Pedoman Penyusunan
fakta yang membuktikan penerapan prinsip Reancana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.
perancangan kota pada kawasan ini terlihat dari Diambil kembali dari
elemen-elemen perancangan kota yang didesain penataanruang.pu.go.id:
sedemikian rupa agar penguna dari berbagai http://penataanruang.pu.go.id/taru/upload/
kalangan nyaman menggunakannya sehingga nspk/pedoman/peny_RTRK_perkotaan
bisa dikatakana kawasan ini sadah menerapkan .pdf
prinsip perancangan kota. Namun masih
terdapat beberapa elemen perancangan kota
yang harus dilakukan pengembangan desainnya
sehingga mendekati sempurna dalam penerapan
teori perancangan kota Hamid Sirvani.
Setelah dilakukan pengamatan dan analisa
terhadap kawasan Lippo Karawaci dapat
disimpulkan bahwa kawasan ini sudah
menerapkan prinsip perancangan kota hal ini
terlihat pada elemen-elemen kota yang desain

Anda mungkin juga menyukai