Anda di halaman 1dari 17

SEMINAR ARSITEKTUR

PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

BAB VI
ANALISA TAPAK DAN BANGUNAN

VI.1 Analisa Ukuran dan Peraturan

Gambar VI.1.Peta Kondisi Site

Sumber : Google Earth dan Analisa Penulis

1. Garis Sempadan Bangunan


Lebar Jalan : 8 meter
GSB : (½ x lebar jalan) + 1
: (½ x 8) + 1
: 5 meter (jarak minimal)
2. Garis Sempadan Pantai

Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah


Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, pasal (31) menyatakan:
a. Pemerintah Daerah menetapkan batas sempadan pantai yang disesuaikan
dengan karakteristik topografi, biofisik, hidrooseonografi pesisir, kebutuhan
ekonomi dan budaya, serta ketentuan lain.
b. Penetapan batas sempadan pantai mengikuti ketentuan:
1) Perlindungan terhadap gempa dan/atau tsunami;

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 147


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

2) Perlindungan pantai dari erosi dan abrasi;


3) Perlindungan sumberdaya buatan di pesisir dari badai, banjir, dan
bencana alam lainnya;
4) Perlindungan terhadap ekosistem pesiisir, seperti lahan basah,
mangrove, terumbu karang, padang lamun, gumuk pasir, estuaria, dan
delta;
5) Pengaturan akses publik; serta
6) Pengaturan untuk saluran air dan limbah.

3. Koefisien Dasar Bangunan


Menurut Peraturan Walikota Pariaman Nomor 7 tahun 2013 tentang Intensitas
Bangunan Gedung di daerah kepadatan rendah di jalan lingkungan 6 s/d 12
meter Koefisen Dasar Bangunan maksimal kategori non Perumahan selain RTH
yaitu seluas 65 % dari luas tapak.
Luas Tapak : 20.000 m²
KDB : 65% x Luas Tapak
: 65% x 20.000
: 13.000m²
4. Koefisien Luas Bangunan
Luas Tapak : 20.000 m²
KDB : 35% x Luas Tapak
: 35% x 20.000
: 7.000 m²

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 148


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

VI.2 Analisa Aksesbilitas dan Sirkulasi


VI.2.1 Analisa Sirkulasi Kendaraan

Ke Pusat Kota Pariaman

Ke Pusat Pariwisata

Ke Bandara/Padang

Gambar VI.2 Aksesbilitas Kendaraan

Sumber : Analisa Penulis

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa site berada diantara jalur
penghubung Pariaman-Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Dapat
diasumsikan bahwa banyak pengendara yang ingin ke Padang maupun ke
Pariaman yang melalui jalur ini karena jalur ini merupakan jalur alternative
tercepat menuju Bandara Padang. Dan juga site dekat dengan jalur menuju pusat
Pariwisata pantai.
Site memiliki 2 jalur sirkulasi yaitu jalan Syekh Burhanuddin dan juga
jalan di tepian pantai. Jalan Syekh Burhanuddin merupakan jalur utama
sedangkan jalur pantai merupakan jalur bagi pengguna pariwisata pantai.
a. Jenis Sirkulasi

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 149


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

1) Sirkulasi kendaraan pada kawasan ini berupa jalur 1 arah.


2) Sirkulasi manusia/pejalan kaki, pada kawasan ini memiliki
pedestrian akan tetapi pedestrian tersebut terpakai sebagaian
untuk bangunan, dan sebagaiannya lagi pejalan kaki
menggunkan sebagian badan jalan, hal ini sangat
membahayakan keselamatan pejalan kaki.

b. Dimensi Sirkulasi
a) Sirkulasi kendaraan
Sirkulasi ini memiliki lebar jalan 5 m
b) Jenis Kendaraan
Adapun jenis kendaraan yang melalui kawasan ini yaitu:
 Kendaraan pribadi Roda 2, roda 4 atau lebih
 Kendaraan angkutMobil truk, pick up, dll

Masuk

Membuat 2 jalur untuk kendaraan


masuk yaitu dari jalur primer yaitu
jalan Syekh Burhanuddin dan dari
jalur pantai. Agar kendaraan keluar
menjadi terpusat.
Keluar

Masuk

Gambar VI.3 Analisa Sirkulasi Kendaraan

Sumber : Analisa Penulis

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 150


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

VI.2.2 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki

Gambar VI.4 Sirkulasi Pejalan Kaki

Sumber : Analisa Penulis

Akses Pejalan kaki dari lingkungan ke tapak dari arah timur dan arah barat
sesuai dengan kondisi eksisting jalan aspal. Tanggapan perencanaan analisa
sirkulasi pejalan kaki sesuai dengan kriteria desain yaitu memisahkan entrance
ke tapak antara pengunjung dan pengelola.

Gambar VI.5 Sirkulasi Pejalan Kaki ke Jalan

Sumber : Analisa Penulis

Pejalan kaki dapat memanfatkan pedestrian sebagai sirkulasi ke dalam


tapak bangunan. Disamping itu, demi kenyamanan pejalan kaki dalam
penyeberangan disediakan zebra cross dan penanda jalan/rambu jalan.

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 151


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

Penggunaan ramp untuk Jalan setapak sebagai penghubung akses


penyandang disabilitas pejalan kakai pada bangunan

Gambar VI.6 Sirkulasi Pejalan Kaki ke dalam Tapak

Sumber : Analisa Penulis

VI.3 Analisa Utilitas

Tiang lisrik
Saluran
PDAM
Tiang lisrik

Tiang lisrik

Tiang lisrik

Riol Kota

Gambar VI.7 Analisa Utilitas

Sumber : Analisa Penulis

Saluran PDAM dan listrik terdapat disepanjang jalan utama, yaitu jalan
Syekh Burhanuddin. Jadi, untuk keperluan utilitas air bersih dan listrik bangunan
pada tapak dapat mengambilnya timur tapak. Sedangkan untuk saluran sanitasi

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 152


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

atau saluran pembuangan, saluran riol kota terdapat di kedua sisi tapak yaitu
jalan utama dan jalan sekunder. Saluran ini merupakan saluran pembuangan
utama pada area pemukiman penduduk.

Jl. Syekh Burhanuddin

Gambar VI.8 Tanggapan Perancangan Sistem Utilitas

Sumber : Analisa Penulis

Instalasi listrik dan air menggunakan sistem bawah tanah untuk menghidari
gangguan pandangan terhadap lingkungan sekitarnya.

VI.4 Analisa View

1 1
42 1
2
4
3 3 2
3

4
Keterangan:
View Bagus
View Kurang
bagus
Gambar VI.9 Analisa View

Sumber : Analisa Penulis

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 153


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

Pada gambar dijelaskan bahwa ada beberapa view terhadap site, yaitu:
1. Bagian timur :View Pada bagian ini termasuk bagus karena
terdapat lahan yang masih kosong dan dipenuhi oleh tumbuh-
tumbuhan.
2. Bagian selatan : View pada bagian ini kurang bagus karena
bersampingan dengan rumah warga.
3. Bagian Barat : View pada bagian ini termasuk bagus karena
berhadapan langsung dengan pantai cermin.
4. Bagian utara : View pada bagian ini kurang bagus karena
bersampingan dengan rumah warga.

Bukaan yang lebar dan tinggi ke a rah view


laut dan pepohonan terhadap ruang yang
sering digunakan

View Ke Laut

Berikan fungsi teras sebagai tempat


untuk bersantai dan menikmati view

Gambar VI.10 Tanggapan Perancangan View Ke Luar Tapak 1

Sumber : Analisa Penulis

Tutup pandangan ke jalan dan tanah kosong


berpagar dengan peohonan yang tinggi

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 154


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

Gambar VI.11 Tanggapan Perancangan View Ke Luar Tapak 2

Sumber : Analisa Penulis

VI.5 Analisa Kebisingan

Bising Sedang
Sangat Bising

Sangat Bising

Bising Sedang

Gambar VI.12 Analisa Kebisingan

Sumber : Analisa Penulis

Jauhkan jarak bangunan dari jalan dan


tanam pohon untuk meredam kebisingan

Gambar VI.13 Tanggapan Perancangan Analisa Kebisingan

Sumber : Analisa Penulis

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 155


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

VI.6 Analisa Angin

Angin Darat ke
Lautan

Angin Laut
Kedaratan

Gambar VI.14Analisa Angin

Sumber : Analisa Penulis

Angin adalah potensi yang baik untuk memberikan kenyamanan di dalam


tapak. Dengan adanya angin ada banyaknya keuntungan, seperti kenyamanan
thermal manusia bias dicapai dan pengudaraan alami yang dapat menghemat
biaya listrik untuk pendingin ruangan. Pada siang hari angin berhembus dari
barat ke timur pada site merupakan angin yang berasal dari laut, pada malam
hari angin berhembus dari timur ke barat yang berasal dari angin darat menuju
ke laut. Kendala yang didapat jika angin berhembus adalah adanya tiupan debu
yang akan berhembus ke tapak. Mengingat site berada dekat dengan laut pantai,
angin yang berhembus lumayan kuat. Maka dari itu, perlu adanya penanaman
pohon untuk penyaringan udara yang berdebu.

Gambar VI.15Solusi terhadap angin dan

matahari

Sumber : www.google.com

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 156


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

Gunakan plafon tinggi untuk


mengalirkan udara panas ke atas

Penggunaan jendela di dua sisi


untuk mengalirkan udara masuk
dan udara keluar

Gambar VI.15 Tanggapan Perancangan Analisa Angin

Sumber : Analisa Penulis

VI.7 Analisa Matahari

Pagi
6.30

Sore
18.00

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 157


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

Gambar VI.16 Analisa Matahari

Sumber : Analisa Penulis

Dilihat dari lintasannya, Matahari baergerak melintang dari sisi timur ke


sisi barat site. Pada sisi sebelah utara berbatasan dengan perumahan warga, site
berpengaruh mendapatkan matahari total tetap pada titik puncaknya. Secara
klimatologi sinar matahari yang melewati site dapat di reduksi karena ada pohon
yang terdapat di belakang site .

Tanam pohon yang dapat tumbuh Bukaan ruang yang lebar dan tinggi
besar untuk menyaring cahaya untuk memaksimalkan cahaya
matahari ke dalam bangunan matahari masuk ke dalam bangunan

Gambar VI.17 Tanggapan Perancangan Analisa Matahari 1

Sumber : Analisa Penulis

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 158


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

Filter cahaya sore dengan susunan batu Sisi timur bangunan diletakan area
bata kerrawang didepan kaca untuk servis untuk mengurangi kelembaban
menjadikan sebuah bayangan di dalam bangunan

Gambar VI.18 Tanggapan Perancangan Analisa Matahari 2

Sumber : Analisa Penulis

Gundakan teritis yang panjang dan unik untuk


mengakomodir cahay matahari langsung

Gambar VI.19 Tanggapan Perancangan Analisa Matahari 3

Sumber : Analisa Penulis

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 159


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

VI.8 Analisa Ruang Dalam

Sebagai museum, Rumah Tabuik mendokumentasikan foto-foto perayaan


Tabuik dari masa ke masa. Mulai dari tahun 1920 hingga tahun-tahun
berikutnya, potret masa lalu Tabuik dapat dilihat di sini.

Gambar VI.20 Foto di Rumah Tabuik Pariaman

Sumber : Analisa Penulis

Selain itu, terdapat juga maket yang menggambarkan proses acara


Tabuik lengkap dengan detail penggambaran prosesnya.

Gambar VI.21 Maket Proses Pembuatan Tabuik di Rumah Tabuik Pariaman


Sumber : Analisa Penulis

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 160


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

Gambar VI.22 Maket Tabuik


Sumber : Analisa Penulis

Sementara itu, isi dari Museum Tabuik yang akan penulis rencanakan antara lain:

a. Video dokumentasi prosesi pembuatan tabuik yaitu dari ritual sampai dengan
pembuangan tabuik ke laut.

Gambar VI.23 Foto Prosesi Pembuatan Tabuik di Rumah Tabuik Pariaman


Sumber : Analisa Penulis

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 161


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

b. Benda - benda bersejarah, Batu prasasti, dll.

Gambar VI.24 Foto Benda-benda Bersejarah


Sumber : Analisa Penulis

c. Adat Minangkabau, Miniatur Rumah adat, Alat Musik

Gambar VI.25 Adat Istiadat, Rumah Adat, Alat Musik Tradisional


Sumber : Analisa Penulis

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 162


SEMINAR ARSITEKTUR
PERENCANAAN MUSEUM DI KAWASAN RUMAH TABUIK PARIAMAN

VI.9 Kesimpulan

Tapak yang dipilih berada pada lingkungan yang masih hijau dan minim
akan polusi udara sehingga penerapan analisa 11 elemen tapak berorientasi pada
desain berkelanjutan tapak tanpa harus mengintervensi kondisi yang ada dengan
munculnya bangunan di dalamnya.

MULYADI SAPUTRA (1110015111054) 163

Anda mungkin juga menyukai