DISUSUN OLEH :
JOKO BUDI NUGROHO
NPM : 16701250004
PROGRAM STUDI : T. ARSITEKTUR
SEMESTER : 5
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
“UNIVERSITAS SATYAGAMA”
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu,tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul : “kritik Arsitektur Bangunan Museum Penerangan”
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu,
saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan dari pembaca sekalian, Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
(Joko Budi N)
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang Arsitek harus menguasai Teknik – teknik dalam perhitungan suatu Struktur Bangunan
maka dari itu untuk menguasainya harus dilakukan Penelitian atau Pengalaman, dengan
dilakukannya PERANCANGAN & PENELITIAN BANGUNAN MUSEUM maka kita akan
mendapatkan suatu ilmu yang berguna bagi Seorang Calon Arsitek.
C.) Tujuan
Tujuan diadakannya Penelitian ini untuk menambah Wawasan atau Ilmu yang berkaitan dengan
Jurusan di Akademik, jadi nanti saat Mahasiswa sudah selesai menuntut ilmu dan melanjutkan
untuk terjun langsung ke dalam Pekerjaan yang sebidang makan tidak akan terjadi kesalahan
karena sudah mempunyai Pengalaman sebelumnya.
Metode penelitian ini menggunakan sistem evaluasi jadi saya mengevaluasi semua data* yang
ada saya kumpukan dan mentukan kesimpulan dari semua Data yang ada.
F.) Sistematika Penulisan
Lokasi wisata ini mempunyai bentuk bangunan berupa bintang bersudut lima sebagai lambang
dari Pancasila serta 5 penyangga unsur penerangan. Di bagian depan, ketika kita masuk di
halaman, kita bisa menjumpai tugu seperti penyangga lambang penerangan dan dikelilingi
patung juru penerang serta air mancur. Pertemuan air dari atas tugu serta air yang memancar
dari bawah adalah lambang hubungan timbal balik dari pemerintah, masyarakat serta media
masa. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai dan menggambarkan kehidupan masa lalu, sekarang
serta masa akan datang. Pada puncak gedung dengan bentuk silinder, memiliki makna serta
mencitrakan kenthongan untuk bentuk penerangan tradisional dan penyangga menara antena
adalah bentuk penerangan yang sudah modern. Sejarah penerangan dari pergerakan nasional
sampai sekarang ini bisa kita lihat di lokasi wisata tersebut. Hal ini digambarkan dengan koleksi
di dalamnya seperti di luar gedung adalah kendaraan pada masa itu digunakan oleh TVRI
(Televisi Republik Indonesia) untuk siaran luar, mobil unit sinerama PFN, mobil panggung
penerangan, mobil siaran luar RRI serta mobil siaran luar dari TVRI. Mobil tersebut digunakan
untuk meliput Asia Games IV tahun 1963 dan diselenggarakan di Jakarta. Mobil tersebut
merupakan inventaris pertama saat awal berdirinya TVRI.
Foto Lantai Dasar
Ketika memasuki gedung lantai pertama, kita bisa menyaksikan benda-benda dengan nilai
sejarah informasi serta komunikasi dari radio, film, televisi, media tradisional, dan
perkembangan media pers serta grafika.
17 patung setengah badan tokoh-tokoh informasi serta komunikasi menjadi koleksi dari wisata
ini. 4 Diorama kecil juga melengkapi serta menggambarkan penerangan pada bidang pependes,
penanggulangan bencana alam serta klompencapir.
Koleksi lain dari museum ini ialah mesin ketik huruf Jawa dan dipergunakan dari tahun 1917
oleh Kraton Surakarta dan lain sebagainya.
Pohon Kehidupan
Sesi pertama yang akan dilihat oleh Pengunjung ialah Sesi Radio. Di sesi ini, Pengunjung bisa
mengetahui sejarah perkembangan radio di Indonesia, sejarah dari RRI (Radio Republik
Indonesia) sebagai radio pertama yang mengudara di Indonesia, berbagai macam model radio
dan hal-hal yang berhubungan dengan dunia penyiaran radio mulai dari para penyiarnya, tokoh-
tokoh & artis-artis yang pernah terkenal melalui siaran di radio.
Sesi Kedua adalah Sesi Televisi & Film. Di sesi ini Pengunjung bisa mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan dunia pertelevisian & perfilman. Mulai dari macam-macam peralatan
yang digunakan, perjalanan sejarah dari stasiun tv pertama di Indonesia yaitu TVRI (Televisi
Republik Indonesia), sampai dengan hal hal-hal yang berhubungan dengan dunia pertelevisian
dan perfilman mulai dari para pembaca berita, tokoh-tokoh perfilman & pertelevisian, beberapa
artis, Komedian serta berbagai macam-macam piala penghargaan dunia pertelevisian &
perfilman seperti Piala Bing Slamet, Piala Citra, Piala Ismail marzuki dan lain-lain.
Di sesi berikutnya adalah sesi Penerangan Umum. Di sesi ini dijelaskan mengenai perjalanan
bangsa Indonesia dimana pada saat itu pemerintah ingin seluruh Rakyat Indonesia dari
perkotaan sampai dengan pedesaan memperoleh informasi secara merata. Oleh karena itu
melalui Program penerangan umum lah kita bisa melihat upaya pemerintah untuk memberikan
penerangan kepada warga negara Indonesia dari sabang sampai merauke. Di sesi ini berisi
berbagai macam Diorama Operasional Penerangan dimasing-masing daerah dan juga televisi
yang pertama kali menerima stasiun televisi pertama di Indonesia yaitu TVRI.
Di sesi berikutnya atau sesi yang terakhir di lantai satu adalah sesi Pers & Grafika. Disini
ditampilkan berbagai macam cetakkan surat kabar dari zaman perang kemerdekaan sampai
dengan masa pembangunan Indonesia. Tidak hanya itu saja, di sesi ini juga terdapat berbagai
macam alat-alat & mesin yang berhubungan dengan dunia percetakkan dan benda koleksi
peninggalan milik bapak Adinegoro, salah seorang tokoh jurnalistik terkemuka di Indonesia.
Oh iya di lantai ini Pengunjung akan melihat berbagai macam patung dari tokoh-tokoh yang
berjasa dalam bidang penerangan seperti Suryo Sumanto Pendiri PARFI, Pak Besut Wartawan 3
jaman, Djamaludin Adinegoro Tokoh Pers, H. Usmar Ismail Tokoh Perfilman dan lain-lain
beserta Biografi dari tokoh-tokoh tersebut yang bisa Traveler dengar melalui Headphone yang
ada di masing-masing Patung para Tokoh.
Lanjut di lantai 2 adalah lantai Diorama & sekaligus Lapangan Bulu tangkis. Di lantai ini
berisi berbagai macam diorama mengenai perkembangan informasi & komunikasi yang ada di
Indonesia. Selain Diorama peristiwa juga ada berbagai macam model kendaraan yang sempat
digunakan oleh departemen perhubungan, Foto Menteri-menteri penerangan & kominfo RI dan
diorama kecil yang menampilkan pergelaran seni yang diadakan dibeberapa daerah. Selain
diorama di sepanjang lantai dua ini juga ada sebuah Relief yang menggambarkan Sejarah
penerangan di indonesia selama lima periode, peran penerangan dalam membangun kesatuan &
persatuan bangsa, dan penyampain informasi melalui media cetak & elektronik baik tradisional
maupun modern.
Di lantai 3 terdapat tiga studio mini yaitu studio mini milik PARFI, TVRI dan RRI tapi
menurut informasi keadaan studio di lantai 3 sudah tutup & tidak digunakan lagi. Selain studio
mini juga ada Display Foto transparan.
Museum ini buka dari hari Senin-Minggu dari jam 09.00-16.00 dan sama seperti Museum Polri,
Museum ini tidak mengenakan biaya apapun alias gratis. jadi Pengunjung hanya cukup
membayar untuk masuk ke kawasan TMII saja.
Untuk sampai di TMII tidak begitu sulit. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi seperti
Motor / Mobil, Anda cukup mencari lokasi ini di Google Map kemudian mengikuti petunjuk
arah di sana.
Kesimpulan
Bangunan di Museum ini sangatlah menarik, sudah Modern, terdapat banyak koleksi
sejarah yang penting untuk menambah ilmu serta wawasan yang luas, namun masih
terdapat beberapa kekurangan,
seperti :
BAB III
CONTOH FOTO KONDISI
(yang harus diperbaiki)
*Contoh Foto Bagian” Bangunan atau Area Lingkungan yang mesti di Lakukan Perbaikan.
BAB IV
PENUTUP
Saran :
a.) Untuk Bangunan seharusnya segera di lakukan renofasi karena ada beberapa
tampilan yang sudah tidak rapi, seperti : warna cat yang luntur, dan cat yang
mengelupas.
e.) Informasi menuju ke Toilet atau Tempat Beribadah lebih di tingkatkan supaya lebih
mudah dijangkau.
Kesan : Dengan Meneliti bangunan di Museum ini banyak Ilmu yang saya dapat, dan
mendapatkan informasi sejarah yang sangat penting, bisa mendapatkan ide bangunan yang
baru, serta dapat mengomentari / mengkritik yang sifatnya membangun, supaya keadaan
museum disana lebih ditingkatkan.
Daftar Pustaka :
Joko Budi Nugroho. 2018. Kritik Arsitektur Bangunan Museum Penerangan. Makalah
jika ada salah dan kurangnya mohon dimaafkan, Terima kasih Wassallamualaikum Wr,Wb.