Anda di halaman 1dari 6

KRITIK ARSITEKTUR

Kritik EVOKATIF terhadap bangunan Masjid Al – Irsyad,


kota baru Parahyangan, Bandung.

PEMBIMBING
Shofia Islamia Ishar,. ST., MT.,

MAHASISWA
Bima Jaya Sampoerna
15331037

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
Kritik Evokatif (Evocative) (Kritik yang membangkitkan rasa)
Menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu bangunan. Sehingga
kritik ini tidak mengungkap suatu objek itu benar atau salah melainkan pengungkapan
pengalaman perasaan akan ruang. Metode ini bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan)
dan fotografis (gambar).

Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan dimulai pembangunannya pada hari Senin, 7
September 2009 bertepatan dengan 17 Ramadhan 1430 H (Nuzulul Quran), dan diresmikan pada
bulan Agustus 2010. Masjid tersebut dibangun di atas lahan seluas 1 Ha yang menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan dengan Al Irsyad Satya Islamic School (berafiliasi dengan
Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyah of Singapore) sebuah sekolah Islam international yang ada di
Kota Baru Parahyangan. Bangunan masjid dapat menampung 1500 jamaah. Menurut Ridwan
Kamil, arsitek mesjid Al-Irsyad ini, bentuk mesjid berupa kubus sederhana tersebut terinspirasi
oleh Ka'bah yang ada di Masjidil Haram. Fasad Masjid ini merupakan susunan concrete block
yang membentuk kaligrafi kalimat As-Syahadah.
Masjid Al Irsyad meraih Penghargaan "The Best 5 World Building of The Year 2011 untuk
kategori Bangunan Religi, versi Archdaily & Green Leadership Award tahun 2011 dari BCI
Asia.

Panorama pegunungan tersebut memperlihatkan superioritas kebesaran alam. Siapa pun yang tengah bermunajat
ke hadapan-Nya dan melihat pemandangan tersebut akan merasa sangat kecil sehingga diharapkan manusia agar
selalu rendah hati.
Untuk bagian ekteriornya, bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar layaknya bentuk
bangunan Kabah di Masjidil Haram, Arab Saudi. Menurut sang arsitek dalam berbagai media,
kubah hanya bagian dari identitas budaya, sehingga beliau lebih memilih untuk menampilkan
identitas keislaman melalui kalimat syahadat raksasa. Kalimat ini ditampilkannya melalui
susunan bata pembentuk dinding masjid.
Dengan konsep ini, dari luar terlihat garis-garis hitam di sekujur dinding masjid. Jika dicermati,
kisi-kisi dinding dengan susunan bata bolong ini membentuk dua kalimat syahadat dalam huruf
Arab. Teknik ini menjadikan tubuh bangunan layaknya sebuah seni kaligrafi tiga dimensi dengan
ukuran yang sangat besar.

Selain itu, kisi-kisi tersebut berfungsi sebagai penerangan yang bersifat bolak-balik dan sangat
artistik. Siang hari, cahaya alami matahari akan menembus ke ruang dalam. Pada momen ini,
cahaya tersebut terlihat seperti sebuah elemen digital yang membentuk dua kalimat syahadat.
Pada malam hari cahaya dari dalam masjid akan memancar keluar, membentuk kaligrafi
syahadat yang berpencar.
Tidak dapat dipungkiri, masjid ini adalah satu mahakarya seni bangunan kontemporer yang
mendobrak pakem- pakem tradisi bentuk masjid. Jadi tidak heran masjid ini terkenal sampai
belahan dunia dan sang perancangpun berhasil membuat sebuah maha karya besar bagi
perkembangan seni arsitek di Indonesia. Disaat bulan Ramadhan seperti saat ini banyak orang
dari berbagai daerah yang dengan sengaja untuk singgah ke Masjid Al-Irsyad, beri’tikaf,
melakukan ibadah Ramadhan, dan tak lepas dari pengunjung untuk mengabadikan keindahan
bangunan masjid sembari berphoto-photo dan menikmati keindahan lingkungan sekitar masjid.
Jadi setelah disebutkan beberapa keterangan mengenai Masjid Al-Irsyad tadi, tak ada lagi alasan
bagi warga Bandung untuk mengenal dan tau akan keberadaan masjid fenomenal ini.
KRITIK EVOKATIF
Massa Bangunan, Eksterior
Dari desain masjid Al – Irsyad yang berbentuk kotak/ kubus, dan tidak digunakan nya atap
dome/kubah, seperti umumnya bentuk dan ciri khas masjid di Indonesia.

Memberikan warna baru dan pembeda terhadap gaya arsitektur masjid yang pada umumnya
identik dengan atap dome/ kubah.

Dan juga fasad masjid yang cukup unik yang berlubang-lubang, jika diamati membentuk lafadz
dua kalimat syahadat, sungguh menggugah hati kaum muslim yang berkunjung/ melihat nya, dari
desain fasad masjid nya saja,sudah menambah nilai dan semangat spritualitasnya. Bahkan
sebelum masuk kedalam masjidnya.

Interior
Diatas adalah gambar – gambar interior Masjid Al – Irsyad, dapat kita lihat dan amati, desain
interior yang sangat baik, pencahayaan dan pemilihan warna yang dramatis, seolah – olah kita
sangat dekat dengan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, menciptakan efek dan nilai
spritualitas yang tinggi dalam masjid ini.

Adanya kolam didalam masjid dan posisinya mengitari di sekeliling jamaah yang sholat, dan di
depan imam masjid, yang menciptakan efek dan rasa tenang dengan suara gemericik dan aliran
air yang tenang, dan ada sebuah benda bulat berwarna putih cerah bertuliskan ALLAH sebagai
Tuhan Yang Maha Kuasa, dilatar belakangi dengan pemandangan pegunungan hijau yang indah,
menunjukan sebagian kebesaran-NYA, sungguh menciptakan efek dramatis dan nilai spritualitas
yang kuat dalam masjid tersebut.

Saya menanggapi bangunan Masjid Al – Irsyad dalam segi kritik evokatif,


bangunan Masjid AL – Irsyad ini di bangun oleh arsitek Indonesia yaitu Ridwan Kamil ,
bangunan ini memiliki eksterior yang sangat unik dengan berani membuat trobosan baru
terhadap bentuk Masjid pada umumnya,yang beratapkan dome/kubah, seperti umumnya bentuk
dan ciri khas masjid di Indonesia. Masjid Al – Irsyad ini berbentuk kubus seperti Untuk bagian
ekteriornya, bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar layaknya bentuk bangunan Kabah
di Masjidil Haram, Arab Saudi., kubah hanya bagian dari identitas budaya, sehingga beliau lebih
memilih untuk menampilkan dentitas keislaman melalui kalimat syahadat raksasa. Kalimat ini
ditampilkannya melalui susunan bata pembentuk dinding masjid.
Dengan konsep ini, dari luar terlihat garis-garis hitam di sekujur dinding masjid. Jika dicermati,
kisi-kisi dinding dengan susunan bata bolong ini membentuk dua kalimat syahadat dalam huruf
Arab. Teknik ini menjadikan tubuh bangunan layaknya sebuah seni kaligrafi tiga dimensi dengan
ukuran yang sangat besar. Fungsi kisi – kisi itu sendiri untuk membuat pencahayaan alami pada
siang hari dan pada malam hari cahaya itu keluar melalui lubang kisi- kisi itu dan berbentuk ,
membentuk kaligrafi syahadat yang berpencar.
Dalam interior Masjid Al – Irsyad sendiri memiliki desain yang sangat baik, dalam segi
pencahayaan pada siang hari dan pada malam hari sendiri. Pemilihan warna pada bangunan ini
pun sangat baik, dengan pemilihan warna ini seakan akan kita sangat dekat dengan Allah SWT,
dan membuat kita tenang dalam beribadah. Pada bagian depan imam masjid, terdapat suara
gemericik dan aliran air yang tenang, dan terdapat sebuah benda bulat berwarna putih cerah
bertuliskan ALLAH sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa, dilatar blakangi dengan pemandangan
pegunungan yang hiijau yang indah, untuk menunjukan kebesaran ALLAH.

Anda mungkin juga menyukai