Anda di halaman 1dari 11

Konservasi Arsitektur

Disusun oleh:
Nurharlisah Faudiyah P
D300170098
Dosen Pembimbing :
Alpha Febela Priyatmono, Ir. MT.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pengertian konservasi atau pelestarian cagar budaya merupakan suatu penanganan suatu tempat
agar kecirikhasan budaya dapat dipertahankan dengan memanfaatkan fungsi lindung dan budi
dayanya. Konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat. Konservasi juga dapat mencakup preservasi, restorasi, rekonstruksi, daptasi
dan revitalisasi.
Sejarah Kota Tangerang sangat lekat dengan kawasan Pasar Lama. Disinilah yang menjadi cikal
bakal pusat Kota Tangerang. Kawasan Pasar Lama menyimpan bangunan-bangunan bernilai
sejarah. Nilai sejarah inilah yang harus dijaga dan dilindungi. Salah satu bangunan cagar budaya
di Kawasan Pasar Lama adalah Masjid Jami’ Kalipasir yang merupakan masjid tertua di Kota
Tangerang. Masjid Jami’ Kalipasir yang berlokasi di Jl. Kalipasir Gg. Masjid RT. 02 RW. 004,
Kel, RT.004/RW.003, Sukasari, Tangerang, memiliki nilai sejarah yang penting karena menjadi
pusat awal mula Islam masuk ke Tangerang.
Permasalahan
Masjid Jami’ Kalipasir masih kurang mendapat perhatian serta belum maksimal dalam
pengembangannya menjadi kawasan wisata dan cagar budaya di Kota Tangerang. Diperlukan
strategi pengembangan yang baik agar Masjid Jami’ Kalipasir dapat menjadi situs cagar budaya
dan wisata yang lebih baik lagi serta mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat.
Tujuan
a. Konservasi Masjid Jami’ Kalipasir dapat mempertahankan eksistensinya sebagai cagar
budaya ditengah Kawasan Pasar Lama yang kental dengan budaya Tionghoa.
b. Masjid Jami’ Kalipasir sebgai cagar budaya yang berpotensi sebagai tempat wista di Kota
Tangerang serta mendapat perhatian lebih dari masyarakat.
Sasaran
Sasaran penelitian ini adalah Masjid Jami’ Kalipasir merupakan bangunan cagar budaya yang
patut dilestarikan dan dipertahankan dan memiliki potensi wisata sejarah yang baik.
KAJIAN PUSTAKA
Konservasi
Konservasi adalah upaya untuk mengefisienkan penggunaan dan mengatur arah perkembangan
dimasa yang akan dating dari suatu bangunan. (Marquis-kyle & walker,1996).
Konservasi adalah upaya yang dilakukan untuk pengelolaan pusaka melalui kegiatan penelitian,
perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatandan/ atau pengembangan secara selektif untuk menjaga
kesinambungan, keserasian, dan daya dukungnya dalam menjawab dinamika perkembangan
jaman untuk membangun kehidupan bangsa yang lebih berkualitas. (Piagam Pelestarian Pusaka
Indonesia,2003).
Konservasi adalah upaya memelihara suatu tempat berupa lahan, kawasan, gedung maupun
kelompok gedung termasuk lingkungannya. Di samping itu, tempat yang dikonservasi akan
menampilkan makna dari sisi sejarah, budaya, tradisi, keindahan, sosial, ekonomi, fungsional,
iklim maupun fisik. (Danisworo,1991).
Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang
dikandungnya terpelihara dengan baik. Pemeliharaan meliputi aspek yang sangat luas yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. (The Burra Charter For The Conservation Of
Place Of Cultural Significance,1981).
Konservasi adalah suatu upaya untuk melestarikan bangunan atau lingkungan, yang dapat
mengatur penggunaan serta arah perkembangannya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa
yang akan datang dengan sedemikian rupa sehingga makna makna kultralnya akan dapat tetap
terpelihara. (Sidharta Dan Budiharjo,1989).dan/atau di air yang perlu f
Konservasi adalah suatu tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara sebanyak mungkin
secara utuh suatu bangunan bersejarah yang ada melalui cara perbaikan tradisioal atau modern.
(Larsen ,1994).
Cagar Budaya
Pengertian Cagar Budaya dlaam UU RI No.11 Tahun 2010 :
Cagar Buadaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar
Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki, nilai
pentng bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses
penetapan.
Wisata
Wisata Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab 1 Pasal 1
dinyatakan bahwa wisata adalah : “Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka.
Masjid Jami’ Kalipasir
Masjid Kali Pasir adalah masjid tertua di Kota Tangerang peninggalan Kerajaan Pajajaran.
Masjid ini berada di sebelah timur bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di tengah pemukiman
warga Tionghoa kelurahan Sukasari Bangunannya bercorak China. Masjid ini mencerminkan
kerukunan umat beragama pada masanya. Hingga saat ini masjid masih digunakan sebagai
tempat beribadah. namun tidak lagi digunakan untuk salat Jumat.
DATA BANGUNAN

a. Nama Bangunan Masjid Jami’ Kalipasir


b. Alamat Jl. Kalipasir Gg. Masjid RT. 02 RW. 004,
Kel, RT.004/RW.003, Sukasari, Tangerang,
Banten 15118
c. Pemilik -
d. Tahun Pendirian Abad 16 M
e. Arsitek dan kontraktor -
f. Sejarah Pendirian Bangunan Masjid Kali Pasir dibangun bersebelahan
g. Sejarah Pemanfaatan Bangunan dengan Klenteng Boen Tek Bio yang saat itu
sudah berdiri tegak. Masjid yang berukuran
sekitar 288 meter persegi ini didirikan pada
tahun 1700 oleh Tumenggung Pamit
Wijaya yang berasal dari Kahuripan
Bogor.Awalanya, Tumenggung Pamit Wijaya
ingin melakukan syiar Islam dari Kesultanan
Cirebon ke wilayah Banten. Namun, ia
singgah di Tangerang dan mendirikan sebuah
masjid. Pembangunan masjid dilakukan oleh
warga muslim sekitar dan dibantu oleh warga
Tionghoa. Pada tahun 1712 kepengurusan
masjid dilanjutkan oleh puteranya yang
bernama Raden Bagus Uning Wiradilaga.
Masjid ini sudah berkali-kali direnovasi,
tetapi bangunannya masih
bergaya Arab, Tionghoa dan Eropa. Saat ini,
hanya dua sisi arsitektur yang masih tetap
utuh dipertahankan, yaitu empat tiang di
dalam masjid dan kubah kecil bermotif China.
Tiang tersebut terbuat dari kayu dan tampak
mulai keropos sehingga harus disanggah
dengan sejumlah besi.
h. Peristiwa Bersejarah  Masjid Kali Pasir berawal dari tempat
persinggahan ulama-ulama terdahulu
utusan kerajaan Padjajaran untuk
menyebarkan Islam di wilayah kerajaan.
 Menjadi tempat persinggahan para
pedangang karena bersebrangan dengan
Sungai Cisadane yang merupakan jalur
utama perdagangan jalur bumi pada abad
ke-16.
 Menjadi tempat berlindung etnis Tionghoa
pada kerusuhan 1998
i. Siteplan, denah, tampak bangunan  Siteplan

 Denah
 Tampak

j. Gaya Arsitektur Bangunan Masjid Jami’ Kalipasir memiliki arsitektur


bergaya arab, eropa, dan tionghoa.
k. Kondisi Bangunan Sekarang Kondisi bangunan sudah beberapa kali
(keruskaan dan perubahan yang mengalami pemugaran karena material
terjadi) bangunan yang sudah tua dan rusak seperti
pada bagian tiang penyangga mengalami
pengeroposan yang kemudian dilakukan
pemugaran.
l. Sejarah Konservasi Bangunan  1830 Pemugaran tiang penyangga yang
keropos
 1904 penambahan menara berbentuk
pagoda
 24 April 1959 pemugaran bagian dalam
masjid
 1961 pemugaran menara masjid
GAGASAN KONSERVASI

Jenis Konservasi
Jenis konservasi yang digunakan adalah pemugaran karena beberapa bagian bangunan ada yang
sudah tidak baik kondisinya serta untuk tetap mempertahankan bentuk asli bangunan dan dapat
memperlambat pelapukan.
Mekanisme Konservasi
Tahapan konservasi yang dilakukan :

 Memahami dan mengkaji kondisi bangunan dan lingkungannya dari berbagai aspek. Data
primer antara lain : observasi lapangan , kuesioner, wawancara tentang fungsi, sejarah,
sosial, budaya dan kondisi ekonomi, sedang data sekunder berupa studi kepustakaan. Data
tersebut berupa tulisan, sketsa dan foto
 Data yang ada diolah dan dianalisis untuk dijadikan dokumen yang berisi guideline
pelaksanaan konservasi. Dokumen tersebut sebagai pedoman bagi perancang, pelaksana dan
masyarakat untuk melaksanakan konservasi secara bersama sama.
Tahap pelaksanaan pemugaran :
 Pengamanan bagian bangunan yang rusak, agar tidak mengalami kerusakan yang lebih
parah atau bahkan membahayakan jamaah.
 Pembongkaran bagian bangunan yang dianggap sudah membahayakan.
 Melakukan pemeriksaan setiap bahan bangunan yang asli apakah masih layak dipakai,
harus melalui proses perbaikan, atau sudah tidak layak pakai karena sudah tidak
memenuhi standar kekuatan struktur.

Proses Konservasi
Bentuk bangunan asli masih dipertahankan namun bagian tiang penyangga diganti material
menjadi beton untuk mengganyi material lama yaitu kayu yang sudah lapuk dengan letak dan
bentuk yang sama seperti aslinya. Pada prosesnya pengurus masjid dan masyarakat ikut terlibat
sehingga sangat membantu berjalannya proses konservasi.
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyo, B. and Anisa, M.F., 2012. Pengembangan Sejarah dan Budaya Kawasan Cina Benteng
Kota Lama, Tangerang. Planesa, 3(02), p.212920.
Fadilla, R., Arsitektur Tionghoa Pada Masjid Jami Kalipasir (1671-2001) M (Bachelor's thesis,
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Hendola, F., 2018. NILAI MASJID JAMI KALI PASIR SEBAGAI SEBUAH BANGUNAN
CAGAR BUDAYA: PENGAMATAN SEORANG PEJALAN KAKI. Jurnal Koridor, 9(2),
pp.250-261.
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kali_Pasir
https://jakarta.tribunnews.com/2019/05/11/sejarah-masjid-jami-kalipasir-sudahberdiri-sejak-
tahun-1412-hingga-awal-mula-islam-masuk-tangerang?page=2
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/18/02/12/p40zmb313-sejarah-
pembangunan-masjid-kali-pasir
LAMPIRAN

Foto Masjid Jami Kalipasir Masa Kini

Bukti Masjid Jami Kalipasir sebagai


Cagar Budaya

Anda mungkin juga menyukai