Sheilladara101@gmail.com
Abstrak
Abstrack
This research discusses the uniqueness of the building of the Great Mosque of
Banten. This building has a combination of 3 cultures and social values that can be
seen from the architecture of the building. The building of the Great Mosque of
Banten is one of the legacies of the Sultanate of Banten. This study uses a
qualitative method. Data collection is obtained through observation, interviewing
sources, journals and books. The results of this study discuss the building of the
Great Mosque of Banten as a study of social and cultural values. Social value can be
seen from religious tolerance (harmony) and the surrounding groups. This was
realized with the building of the Great Mosque of Banten and Vihara Avelokitesva
which were close to each other. Cultural values that are reflected in the architecture
of the tower building of the Great Mosque of Banten, a combination of 3 cultures,
namely Arabic, Chinese, and European. The purpose of this research is to see the
other potentials of the Great Mosque of Banten, the majority of which are used as
places of worship, religious tourism, and recreation. However, the Great Banten
mosque building can be used as a socio-cultural study
Keyword: Great Mosque of Banten, social, culture
Dari atas menara ini, dapat melihat terdahulu, yaitu sebagai tempat
pemandangan di sekitar masjid dan mengumandangkan adzan.
perairan lepas pantai, karena jarak C. Budaya Arab Pada Arsitektur
antara menara dengan laut hanya Masjid Agung Banten
sekitar 1,5 km. Selain digunakan Masjid banten ini juga
sebagai tempang mengumandangkan memiliki pintu yang unik. Pintu masuk
adzan, menara ini juga digunakan masjid di sisi depan berjumlah enam
sebagai tempat menyimpan senjata buah yang melambangkan rukun
dan sebagai menara pengawas pada Iman. Pintu Masjid Banten ini sengaja
masa kolonial Belanda. dibuatrelatif pendek, dengan maksud
Alya Nadia mengatakan, siapapun yang masuk ke masjid harus
“Dahulu menara tersebut difungsikan menunduk dan tidak boleh sombong
sebagai tempat untuk di Mata Allah. Mimbar ini berdenah
mengumandangkan adzan, seperti empat persegi panjang berukuran 93 x
layaknya fungsi menara Masjid Agung 170 cm dengan dinding di sisi utara,
Banten(Alya Nadya, 2017). Bentuk barat, dan selatan. Di depan dinding
tubuh menara segi delapan dan utara dan selatan terdapat pipi dinding
mengecil pada bagian atasnya serta yang berhiaskan bingkai. Dalam
pada dasar tubuh terdapat pelipit. mimbar terdapat tempat duduk
Pintu masuk ke tubuh menara dengan injakan kaki setinggi 16 cm.
terdapat di sisi utara berukuran tinggi Pada sisi luar dinding tubuh mihrab
188 cm dan lebar 66 cm dengan daun terdapat hiasan dalam bidang segi
pintu dari perigi besi dan atasnya empat sebanyak tiga buah di sisi utara-
berupa lengkungan dan di tengah selatan. Dinding bagian bawah berisi
lengkungan tersebut terdapat panil segi hiasan teratai mekar ditengahnya
empat. Di depan pintu masuk terdapat terdapat motif bingkai cermin, dan di
tangga dengan empat anak tangga bagian atasnya terdapat motif oval yang
dengan pipi tangga berbentuk empat di dalamnya terdapat lubang
persegi. Dari kiri-kanan pintu terdapat berbentuk daun semanggi.
tiga tiang segi delapan. Pada setiap sisi Pada setiap sudut panil
menara sejajar dengan pintu terdapat terdapat hiasan daun yang di apit oleh
hiasan empat persegi panjang (12 semacam lukisan binatang. Di atas
buah) berjajar empat-empat ke panil terdapat susunan pelipit dan di
samping dan tiga ke bawah. Di antara atas pelipit tersebut terdapat bidang
jajaran yang ke bawah ada bentuk persegi panjang di sisi utara, timur dan
bujur sangkar berjajar tiga-tiga ke barat, serta berhiaskan pilih ganda
samping dan dua ke bawah. Di atas dengan posisi silang berhadapan,
jajaran persegi panjang dalam posisi bunga dan daun-daunnya. Pada bagian
horizontal, terdapat hiasan tumpal di atas muka mimbar terdapat penampil
sekeliling tubuh menara, lubang- berbentuk lengkung di sisi timur dan
lubang yang melingkar seperti spiral, di dalamnya ada tulisan Arab. Mimbar
kemudian tumpal lagi, dan terakhir pada Masjid ini biasanya digunakan
berupa pelipit. Sekarang menara tidak sebagai tempat khatib menyampaikan
lagi difungsikan sebagai tempat untuk khotbah pada pelaksanaan shalat
mengumandangkan adzan, kecuali Jum’at. Pada masa sekarang tempat
ketika akan melaksanakan shalat khatib tersebut banyak yang
Jum’at, menara difungsikan seperti menggunakan podium(Nurman