Disusun Oleh :
MANAJEMEN DAKWAH
2023
KATA PENGANTAR
A. Latar Belakang
Sejak Islam masuk di Jawa, Islam bertemu dengan nilai-nilai Hindu Budha
yang sudah mengakar kuat di kalangan masyarakat.Tentu saja nilai-nilai dari
Hindu Budha pun sebelumnya telah mengakomodasi nilai religi animisme dan
dinamisme sebagai nilai yang telah mengalami percampuran, yang kemudian
disebut sebagai nilai-nilai kebudayaan Jawa.
Arsitektur Islam muncul di Jawa pada awal mula Islam masuk ke Jawa.
Bangunan-bangunan yang dapat diidentifikasikan sebagai arsitektur Islam Jawa
adalah masjid, makam, istana dan tata kota. Surutnya pengaruh Majapahit pada
akhir abad ke- 15 diimbangi oleh meningkatnya kekuatan pemerintahan Islam.
Ada beberapa pembaharuan arsitektur pada masa kini, contohnya dalam membuat
istana dan ruang tata kota. Selain sebagai sarana penanaman budaya Islam,
arsitektur ini menyatukan dua unsur kebudayaan, yakni kebudayaan yang dibawa
oleh para penyebar Islam dan kebudayaan lam yang telah dimiliki oleh
masyarakat setempat.
1
Daryanto dkk, 2014, Mesjid Agung Demak Karya Monumental Walisongo, Tonggak Perjuangan
Syiar Islam Nusantara, Demak: HUMAS SETDA Demak, h.3-5
Masjid Agung Demak merupakan salah satu di antara bangunan-bangunan
Islam penting di dunia Islam, terutama di Asia Tenggara. Masjid Agung Demak
juga dinilai memiliki arsitektur khas dan sesuai dengan dinamika zamannya.
Masjid Agung Demak menggunakan atap bersusun atau tumpang tiga yang
berbeda dengan umumnya masjid di jazirah Arab yang menggunakan kubah. 2
Seperti contoh pada gambar 1
Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini
dengan memberi gambar serupa bulus. Ini merupakan candra sengkala memet,
dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka
Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti
angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1
(satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401
Saka. Masjid ini didirikan pada tanggal 1 Shofar.3
Tahun berdirinya Masjid Agung Demak secara pasti tidak dapat diketahui
kapan didirikanya, Sementara dalam bab kesimpulan khusus Tim Lembaga
Research dan Survey IAIN Walisongo, dalam Laporan Hasil Penelitian Bahan-
bahan Sejarah Penelitian di Jawa Tengah Bagian Utara menyimpulkan bahwa
tidak ada tahun yang pasti kapan Masjid Agung Demak pertama kali didirikan,
namun dapat diperkirakan bahwa awal berdirinya Masjid Demak sekitar tahun
1469 M, yang mana waktu itu daerah itu belum ditetapkan menjadi Kadipaten
Bintara. Para wali membangun kembali dan memperbesar bangunan Masjid
Demak seperti terlihat sekarang ini, pada tahun 1479 M, setelah Kasultanan
Demak-Bintoro berdiri. Pada kesimpulan Tim Lembaga Research dan Survey
IAIN Walisongo menyebut awal pendirian Masjid Agung Demak sekitar tahun
1469 M, dengan demikian perkiraan waktunya mendekati tahun 1466 M
2
Ibid.,; Daryanto dkk, Masjid Agung Demak..., op.cit, h. 21-22
3
https://betulcerita.blogspot.com/2015/01sejarah-
sebagaimana penafsiran berdasarkan Candra Sengkala yang terdapat pada Lawang
Bledeg.4
4
Tim Lembaga Research dan Survey IAIN Walisongo, op.cit., h. 94
4. Jumlah Pintu dan jendela Masjid
Jumlah pintu Masjid Demak terdapat lima buah yang menyimbolkan
rukun Islam, yaitu: Syahadat, Salat, Zakat, Puasa, dan Haji. Sementara itu,
jendela pada masjid berjumlah 6 buah bermakna rukun iman, yaitu: iman kepada
Allah SWT, iman kepada para Malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah SWT,
iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari akhir (kiamat), dan iman kepada
Qada dan Qadar.5
5
Laila Maulidiyah, 2022, babad.id symbol akulturasi budaya pada bangunan masjid agung demak
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kesimpulan makalah tentang arsitektur Masjid Agung Demak,
dapat disimpulkan bahwa masjid ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang
sangat penting. Desain arsitektur yang khas dan simboliknya mencerminkan
keindahan dan keagungan Islam di Indonesia. Masjid Agung Demak juga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap arsitektur masjid-masjid lain di
Indonesia.
B. SARAN
Diharapkan desain bangunan masjid agung demak bukan hanya
menonjolkan nilai nilaiestetika semata namun juga harus menunjukan identitas
dari kultur dan budaya setempat agar masyarakat di sekitar masjid tidak
kehilangan identitas yang berdasarkan akar budayanya.
DAFTAR PUSTAKA