NIM : 1930205076
CLASS : PBI 01
RESUME BAB 8
B. KELEMBAGAAN ULAMA
A. Sejarah Ulama
kata ‘’Ulama’’ adalah bentuk jamak. Mufradnya ‘’alim’’ yang berarti orang
pandai. Pengertian ulama dalam istilah fiqih memang sangat spesifik, sehingga
penggunaannya tidak boleh pada sembarang orang. Semua syaratnya jelas dan
spesifik serta disetujui oleh umat Islam. Paling tidak, dia menguasai ilmu-ilmu
tertentu, seperti ilmu Al-Quran, ilmu hadits, ilmu ifiqih, ushul fiqih,qawaid fiqhiyah
serta menguasai dalil-dalil hukum baik dari Quran dan sunnah. Juga mengerti masalah
dalil nasikh mansukh, dalil 'amm dan khash, dalil mujmal dan mubayyan dan
lainnya.
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut orang yang alim selain
ulama, antara lain
a. Kiyai
Lain halnya dengan sebutan kiyai, yang bukan istilah baku dari agama Islam.
Istilah kiayi memiliki penegrtian yang plural. Kata kiai bisa berarti ; sebutan bagi alim
ulama (cerdik dan pandai dalam agama islam) , sebutan bagi guruilmu ghaib,dan
sebagainya.
Panggilan kiyai bersifat sangat lokal, mungkin hanya di pulau Jawa bahkan
hanya Jawa Tengah dan Timur saja. Di Jawa Barat orang menggunakan istilah
Ajengan. Biasanya istilah kiyai juga disematkan kepada orang yang dituakan, bukan
hanya dalam masalah agama, tetapi juga dalam masalah lainnya. Bahkan benda-benda
tua peninggalan sejarah pun sering disebut dengan panggilan kiyai. Melihat realita ini,
sepertinya panggilan kiayi memang tidak selalu mencerminkan tokoh agama, apalagi
ulama.
b. Ustadz
Ustadz adalah orang yang mengajar agama. Artinya secara bebas adalah guru
agama, pada semua levelnya. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan kakek
dan nenek. Namun hal itu lebih berlaku buat kita di Indonesia ini saja.
Istilah ini konon walau ada dalam bahasa Arab, namun bukan asli dari bahasa
Arab. Di negeri Arab sendiri, istilah ustadz punya kedudukan sangat tinggi. Hanya
para doktor (S-3) yang sudah mencapai gelar profesor saja yang berhak diberi gelar
Al-Ustadz. Kira-kira artinya memang profesor di bidang ilmu agama.Jadi istilah
ustadz ini lebih merupakan istilah yang digunakan di dunia kampus di beberapa negeri
Arab, ketimbang sekedar guru agama biasa.
B. Peran ulama
Ulama memegang peran penting dalam kehidupan umat, mulai dari tempat
bertanya tentang ajaran agama sampai kepada menyelesaikan problem masyarakat
dalam ruang lingkup yang lebih luas. Ulama adalah figur-figur yang diidealisasikan
oleh umat. Mereka adalah patron sosial, sosok yang diidealis asikan oleh kehidupan
kultural. Ulama mempunyai beberapa peran, diantaranya:
1. Pewaris para nabi.
Tentu, yang dimaksud dengan pewaris nabi adalah pemelihara dan menjaga
warisan para nabi, yakni wahyu/risalah, dalam konteks ini adalah al-Quran dan
Sunnah. Dengan kata lain, peran utama ulama sebagai pewaris para nabi adalah
menjaga agama Allah Swt. Hanya saja, peran ulama bukan hanya sekadar
menguasai khazanah pemikiran Islam, baik yang menyangkut masalah akidah
maupun syariah, tetapi juga bersama umat berupaya menerapkan,
memperjuangkan, serta menyebarkan risalah Allah.
2. Pembimbing, pembina dan penjaga umat.
Pada dasarnya, ulama bertugas membimbing umat agar selalu berjalan di atas
jalan lurus. Ulama juga bertugas menjaga mereka dari tindak kejahatan,
pembodohan, dan penyesatan yang dilakukan oleh kaum kafir melalui gagasan,
keyakinan, dan sistem hukum yang bertentangan dengan Islam. Semua tugas ini
mengharuskan ulama untuk selalu menjaga kesucian agamanya dari semua
kotoran. Ulama juga harus mampu menjelaskan kerusakan dan kebatilan semua
pemikiran dan sistem kufur kepada umat Islam.
3. Sumber ilmu.
Ulama adalah orang yang fakih dalam masalah halal-haram. Ia adalah rujukan
dan tempat menimba ilmu sekaligus guru yang bertugas membina umat agar selalu
berjalan di atas tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Dalam konteks ini, peran sentralnya
adalah mendidik umat dengan akidah dan syariah Islam. Dengan begitu, umat
memiliki kepribadian Islam yang kuat.
C. Kelembagaan Ulama di Indonesia
1. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Wadah Musyawarah para Ulama,
Zu’ama, dan Cendekiawan Muslim di Indonesia untuk membimbing, membina dan
mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri
pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta,
Indonesia. Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah
berada pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka, di mana energi
bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli
terhadap masalah kesejahteraan rohani umat.
2. Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam),
disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi ini
berdiri pada 31 Januari 1926 atau 16 Rojab 1344 H di Surabaya.
3. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama
organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah
juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad
SAW. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan
yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran
Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
RESUME BAB 9
Latar belakang sejarah sebagai bukti adanya akulturasi Islam dan budaya lokal.
Sebelum Islam datang ke Indonesia, di Nusantara (Indonesia) telah berdiri kerajaan-
kerjaan yang bercorak Hinduisme dan Budhisme. Seperti kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. dan Sebelum datangnya agama Islam atau bahkan Hindu dan Buddha di
Nusantara, masyarakatnya memliki kepercayaannya sendiri. Kepercayaan mereka
kepada roh nenek moyang. Ciri khas religi animisme-dinamisme adalah menganut
kepercayaan roh dan daya gaib yang bersifat aktif. Prinsip roh aktif menurut
kepercayaan animisme adalah bahwa roh orang mati tetap hidup dan bahkan menjadi
sakti seperti dewa, bisa mencelakakan atau mensejahterakan masyarakat manusia.
Dunia ini juga dihuni oleh berbagai macam roh gaib yang bisa membantu atau
mengganggu kehidupan manusia. Seluruh ritus atau meditasi religi animisme-
dinamisme dimaksudkan untuk berhubungan dan memengaruhi roh dan kekuatan gaib
tersebut, bahkan melalui meditasi atau dukun prewangan dijalin hubungan langsung
untuk minta bantuan dengan roh dan kekuatan gaib itu. Bahkan mereka melakukan
ritual untuk memperingati kelahiran atau kematian nenek moyang dari generasi ke
generasi selanjutnya.
A. Tradisi-tradisi Islami
Dari alkulturasi budaya di atas dapat diketahui bahwa budaya dan tradisi
merupakan sarana yang digunakan Ulama untuk menyampaikan agama Islam di
nusantara. Budaya dan tradisi yang sudah berkembang di masyarakat diberikan jiwa
Islam sehingga mudah diterima oleh masyarakat. Di sini tradisi di Indonesia yang
mengandung ajaran Islam lainnya adalah :
1) Halal bihalal
Istilah halal bihalal sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia
merupakan tradisi umat Islam nusantara setiap bulan Syawal atau pada hari
raya idulfitri memaafkan tradisi halal bihalal ini dilaksanakan oleh hampir
semua masyarakat Islam di nusantara atau di Indonesia adapun tujuan dari
tradisi halal bihalal itu untuk meminta serta memberi maaf kepada kerabat dan
Tetangga seorang manusia pasti memiliki kesalahan yang disengaja maupun
tidak sengaja kepada orang lain.
2) Tradisi Kupatan
Tradisi kupatan dilaksanakan seminggu setelah hari raya idulfitri biasanya
masyarakat akan berkumpul di masjid dengan hidangan utama berupa kupat
ataupun ketupat. Kupat merupakan makanan khas dalam perayaan Idul Fitri
pada masyarakat Indonesia bukan hanya sekedar makanan khas Idul Fitri bagi
masyarakat Jawa kupat diartikan dengan “ngaku lepat” atau mengaku bersalah
artinya pada hari raya idulfitri manusia harus berani mengakui kesalahannya
dan meminta maaf kepada orang lain. Biasanya acara ini dilakukan setelah
salat Ied berjama’ah selesai para warga maupun masyarakat setempat akan
berkumpul di masjid sambil membawa makanan dari rumah masing-masing
dan melakukan acara tersebut di masjid.
3) Tradisi Skaten
Tradisi Sekaten dilaksanakan di Surakarta dan Yogyakarta. Sekaten awalnya
dilaksanakan di Demak setelah Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan
Masjid Agung Demak. Setelah masjid berdiri diadakan syiar Islam selama 7
hari untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam. Syair tersebut dilaksanakan dengan membunyikan gamelan karya
Sunan Giri dan melantunkan gending karya Sunan Kalijaga.
Saat kekuasaan Islam pindah dari Demak ke Mataram terjadi tradisi Sekaten
tetap dilaksanakan. Dalam perkembangannya kerajaan Mataram terpecah
menjadi dua yaitu Kesultanan Yogyakarta dan kesunanan Surakarta. Tradisi
Sekaten di Yogyakarta dilaksanakan dengan membunyikan gamelan Kanjeng
Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai guntur madu selama 7 hari berturut-turut.
Gamelan tidak dibunyikan mulai hari kamis malam hingga hari Jumat siang
setelah salat Jumat. pada tanggal 11 April awal diadakan pembacaan Riwayat
Hidup Nabi Muhammad Saw Wa Sallam. Selanjutnya, pada tanggal 12 rabi'ul
Awwal Sultan memberikan sedekah berupa gunungan kepada rakyatnya.
4) Tradisi Grebeg
Grebeg pertama kali diadakan oleh Sultan Hamengku Buwana 1. Grebeg di
Yogyakarta dilaksanakan untuk memperingati hari-hari besar Islam terbaik di
Yogyakarta diselenggarakan 3 kali setiap tahunnya. Pertama , Grebeg Pasha
yang dilakukan setiap tanggal satu Syawal untuk menghormati ibadah puasa
dan menyambut kedatangan hari raya idulfitri. Kedua Grebeg besar yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Zulhijah untuk merayakan ibadah qurban.
Ketiga Grebeg Maulud yang dilaksanakan setiap tanggal 12 rabi'ul Awwal
untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw. Selain Yogyakarta ada
beberapa wilayah yang melaksanakan tradisi tersebut yaitu Solo, Cirebon, dan
Demak. Daerah tersebut dahulu merupakan tempat berdirinya kerajaan-
kerajaan Islam di Pulau Jawa .
5) Tradisi Tumpeng
Budaya tumpeng masyarakat nusantara gemar membuat tumpeng pada acara
tertentu. Tumpeng adalah nasi beserta lauk yang disajikan dalam bentuk
kerucut. Nasi yang digunakan dalam tumpeng biasanya berupa nasi kuning
atau nasi uduk. Tumpeng disajikan dengan alas tampah dan dialasi dengan
daun pisang. Tumpeng biasa dibuat kenduri atau perayaan peristiwa penting.
pucuk dari tumpeng akan diberikan kepada orang yang dianggap sebagai
sesepuh dalam suatu masyarakat sebagai bentuk penghormatan kepada orang
tersebut. Budaya membuat tumpeng ini berasal dari Jawa tetapi saat ini, setiap
daerah di Indonesia membuat tumpeng untuk merayakan suatu peristiwa
penting saja.
6) Tradisi Grebeg besar di Demak
Perayaan bertepatan dengan Idul Adha dan idul qurban Grebeg besar diadakan
untuk memperingati hari raya Qurban sekaligus peresmian Masjid Agung
Demak yang selesai dibangun. Tradisi Grebeg besar dilaksanakan di Demak
Jawa Tengah setiap tanggal 10 Zulhijah. Tradisi Grebeg besar masih
dilakukan dan dimulai setelah melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Agung
Demak
7) Tradisi Rabu Kasan
tradisi Rabu Kasan dilaksanakan untuk meminta pertolongan kepada Allah
SWT. agar dijauhkan dari musibah dan bencana. Tradisi Rabu Kasan
dilaksanakan di Bangka setiap hari Rabu terakhir pada bulan Safar atau Rabu
pungkasan. Tradisi Rabu Kasan di Bangka dilaksanakan di desa air Anyer
Kecamatan merawang tradisi Rabu Kasan dimulai dengan mengumandangkan
azan di masjid dilanjutkan bersama setelah itu masyarakat makan ketupat yang
telah disiapkan tradisi Rabu Kasan diakhiri dengan bersilaturahmi ke rumah
kerabat.