Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ARSITEKTUR ISLAM : SENI RUANG DALAM PERADABAN


ISLAM
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. M. Mukhlis Fahruddin, M.Si

Disusun Oleh : Fatimatuz Zahroh (200606110129)

KELAS D
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberadaan arsitektur bermula dari manfaat dan kebutuhan sebuah
bangunan yang digunakan untuk fungsi-fungsi tertentu, yang dituangkan oleh
arsitek melalui gambar kerja. Arsitektur merupakan bagian dari seni. Hal ini
menyebabkan pengertian arsitektur terus berkembang seiring berjalannya waktu
dan dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu cara berpikir, cara membuat, cara
meninjau, dan aspek budaya.
Arsitektur merupakan budaya yang menunjukkan tingkat peradaban
manusia. Budaya manusia sangat dipengaruhi oleh alam, oleh sebab itu
arsitektur dengan sendirinya juga merupakan bagian dari alam, mampu
membaca alam dan menciptakan sebuah suasana.
Arsitektur sebagai salah satu bidang keilmuan, hendaknya selalu
didasarkan pada nilai-nilai Islam yang bersumber pada al Quran. Al Quran
tentunya merupakan dasar atau sumber bagi pengembangan berbagai bidang
keilmuan, termasuk arsitektur. Bangunan - bangunan yang muncul sebagai hasil
kreasi seorang arsitek, hendaknya melambangkan nilai-nilai Islam. Artinya,
wujud arsitektur yang dihasilkan tidak bertentangan dengan nilai nilai islam, yaitu
prinsip tauhid, ketentuan syariah, dan nilai-nilai akhlakul karimah. Kita dapat
melihat karya-karya arsitektur Islam di berbagai belahan dunia dengan tujuan
untuk beribadah dan berserah diri kepada Allah.
Dalam Islam, arsitektur merupakan bagian dari karya seni yang tidak
pernah lepas dari keindahan yang merujuk pada kebesaran Allah sebagai Sang
Maha Pencipta. Hal ini menyadarkan kita, bahwa sebagai manusia hanyalah
hamba yang kecil dan tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kebesaran
Allah SWT. dan juga rasa kekaguman kita terhadap keindahan dan estetika
dalam arsitektur tak boleh lepas dari kepasrahan dan penyerahan diri kita
terhadap kebesaran dan keagungan Allah sebagai Dzat pemilik segala
keindahan. 1

1https://www.coursehero.com/file/poh7blj/Arsitektur-Islam-mengungkapkan-hubungan-geometris-
yang-kompleks-hirarki-bentuk/
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Arsitektur Islam ?
2. Apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an dan Seni dalam arsitektur islam ?
3. Bagaimana penjelasan dari seni ruang dan arsitektur ?
4. Bagaimana keadaan arsitektur islam di tengah kebudayaan dunia ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan dari arsitektur islam.
2. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan dari Al-Qur’an dan seni dalam
arsitektur islam.
3. Untuk mengetahui penjelasan dari seni ruang dan arsitektur islam.
4. Untuk mengetahui keadaan arsitektur islam di tengah kebudayaan dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arsitektur Islam


Arsitektur Islam merupakan wujud perpaduan antara kebudayaan
manusia dan proses penghambaan diri seorang manusia kepada Tuhannya,
yang berada dalam keselarasan hubungan antara manusia, lingkungan dan
Penciptanya.2 Arsitektur Islam mengungkapkan hubungan geometris yang
kompleks, hirarki bentuk dan ornamen, serta makna simbolis yang sangat dalam.
m. Arsitektur Islam merupakan jawaban yang dapat membawa pada perbaikan
perubahan peradaban.
Perkembangan arsitektur Islam dari abad VII sampai abad XV meliputi
perkembangan struktur, seni dekorasi, ragam hias dan tipologi bangunan.
Daerah perkembangannya meliputi Eropa, Afrika, hingga Asia tenggara. Oleh
karena itu, perkembangannya di setiap daerah berbeda beda dan menyesuaikan
dengan budaya dan tradisi setempat, serta kondisi geografis. 3
Arsitektur yang merupakan bagian dari budaya, selalu berkembang
seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Budaya arsitektur dalam
Islam dimulai dengan pembangunan Ka’bah oleh Nabi Adam as sebagai pusat
beribadah umat manusia kepada Allah SWT. Ka’bah juga merupakan bangunan
yang pertama kali didirikan di bumi. Tradisi ini dilanjutkan oleh Nabi Ibrahim AS
bersama anaknya, Nabi Ismail AS. Mereka berdua memperbaiki bangunan
Ka’bah. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW melanjutkan misi pembangunan
Ka’bah ini sebagai bangunan yang bertujuan untuk tempat beribadah kepada
Allah. Dari sinilah budaya arsitektur dalam Islam terus berkembang. Hal ini
dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 96 :“Sesungguhnya rumah yang
mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di
Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” 4
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Arsitektur Islam adalah
cara membangun Islami yang ditentukan oleh hukum syariah, tanpa batasan
terhadap tempat dan fungsi bangunan, namun lebih kepada karakter Islaminya

2 https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Islam
3https://www.coursehero.com/file/p1vlr81/Berbagai-il-pengetahuan-juga-institusi-sosial-politik-serta-
ekonomi-yang/
4 http://trianitias98.student.umm.ac.id/2016/11/19/pandangan-agama-dalam-membangun-peradaban/
dalam hubungannya dengan desain bentuk dan dekorasi. Arsitektur Islam
merupakan salah satu gaya arsitektur yang menampilkan keindahan yang kaya
akan makna. Setiap detailnya mengandung unsur simbolisme dengan makna
yang sangat dalam. Salah satu makna yang terbaca pada arsitektur Islam itu
adalah rasa kekaguman kita terhadap keindahan dan estetika dalam arsitektur
dan tidak terlepas dari kepasrahan dan penyerahan diri kita terhadap kebesaran
dan keagungan Allah sebagai Dzat yang memiliki segala keindahan.
Dengan segala keindahan, kemegahan, dan kedalaman maknanya,
arsitektur Islam yang pernah berjaya dan menjadi salah satu tonggak peradaban
dunia peradaban memiliki beberap potensi yang dapat mencerahkan kembali
kejayaan Islam yang selama beberapa abad terakhir ini mengalami kemunduran.
Potensi-potensi ini bukan hanya ditujukan untuk menghadapi pengaruh dari
kebudayaan barat yang mengglobal dan menginginkan persamaan identitas dari
berbagai budaya, namun juga untuk kepentingan pengembangan untuk
arsitektur Islam sendiri.
Arsitektur Islam lebih mengusung pada nilai-nilai universal yang dimuat
oleh ajaran Islam. Nilai-nilai ini nantinya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa
arsitektur dan diterjemahkan ke dalam berbagai bentuk tergantung konteksnya,
dengan tidak melupakan esensi dari arsitektur itu sendiri, serta tetap berpegang
pada tujuan utama proses berarsitektur, yaitu sebagai bagian dari beribadah
kepada Allah.5

2.2 Al-Qur’an dan Seni


Pada dasarnya, kebudayaan Islam dengan arsitektur Islam sebagai salah
satu bagiannya, merupakan “budaya Qur’ani”. Oleh karena itu, baik, definisi,
struktur, tujuan maupun metode untuk mencapai tujuan tersebut secara
keseluruhan diambil darinya.
Secara mendasar, prinsip-prinsip yang diambil dari al-Qur’an juga
mencakup tentang alam, manusia, dan makhluk hidup lainnya. Berbagai ilmu
pengetahuan juga tercantum dalam al-Qur’an, seperti institusi sosial, politik serta
ekonomi yang diperlukan untuk yang diperlukan untuk menjalankan menjalankan

5https://www.coursehero.com/file/p53ku43f/Bahkan-sejak-jaman-Nabi-Sulaiman-as-telah-dibangun-
suatu-karya-arsitektur-yang/
masyarakat yang sehat, sehingga al-Qur’an diperlukan di setiap pengetahuan
dan aktivitas manusia, termasuk juga di bidang keilmuan arsitektur. Di dalam
kitab itu, prinsip-prinsip dasar sudah disediakan bagi pembentukan sebuah
kebudayaan yang lengkap.
Walaupun begitu, didalamnya terdapat suatu penjelasan yang menjadi
dasar dan acuan tentang bagaimana idealnya suatu lingkungan, bagaimana
sistem nilai, batasan dan aturan pergaulan antara pria dan wanita, dan
sebagainya. Hal yang tidak kalah penting adalah di dalamnya termuat konsep
keindahan bangunan, yang dicontohkan dengan menggambarkan keindahan
bangunan-bangunan di surga.
Konsep keindahan yang terwujud dalam berbagai bidang tersebut biasa
kita sebut dengan seni dan kesenian. Seni Islam tidak lain adalah Qur’an. Seni
Qur’ani inilah yang nantinya juga akan mendukung terwujudnya arsitektur Islam
sebagai salah satu unsurnya yang penting. Di dalam buku ”Seni Tauhid” karya
Ismail Raji Al-Faruqi, terdapat beberapa alasan Al-Qur’an dapat menjadi dasar
dari karya seni sebagai berikut:6
1. Al-Qur’an dapat berfungsi sebagai penjelas tauhid atau transendensi
2. Al-Qur’an sebagai model seni.
3. Al-Qur’an sebagai ikonografi artistik.

2.3 Seni Ruang dan Arsitektur


Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, arsitektur termasuk di dalam seni ruang di
dalam esensi seni menurut Islam, hal ini dikarenakan arsitektur merupakan seni
yang mendukung kemajuan peradaban Islam.
Keberadaan seni ruang yang di dalamnya terdapat bidang arsitektur
merupakan hal yang cukup penting. Hal ini didasarkan pada seni dalam
pandangan al-Qur’an, sehingga pembangunan fisik peradaban ini senantiasa
selalu berlandaskan nilai-nilai Islam dalam al-Qur’an, yang juga berfungsi
sebagai landasan pembangunan peradaban yang berupa akhlaq dan perilaku.
Hal ini sangatlah penting untuk mewujudkan kembali nilai-nilai Islam ke dalam
tatanan pembangunan peradaban di dunia, yang tidak hanya membangun
peradaban secara fisik, tetapi juga secara mental, pola pikir, semangat, akhlaq

6 http://trianitias98.student.umm.ac.id/2016/11/19/pandangan-agama-dalam-membangun-peradaban/
dan pola perilaku yang berlandaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-
Qur’an.
Setiap karya dalam bidang arsitektur yang merupakan perwujudan fisik
dari suatu peradaban, tidak hanya dipandang indah dan megah dari segi
material atau fisik saja, melainkan bagaimana esensi keindahan tersebut dapat
muncul dari suatu kebersahajaan atau kesederhanaan, atau dapat saja
keindahan tersebut memang berasal dari suatu yang megah yang terinspirasi
dari keindahan surgawi. Hal yang tidak kalah penting adalah, bagaimana
berbagai versi keindahan itu dapat bagaimana berbagai versi keindahan itu
dapat mengingatkan kita akan KemahaBesaran Allah, bahwa Allah adalah Dzat
Maha Agung Allah yang patut kita sembah dan menyadarkan esensi kita sebagai
hamba Allah.
Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, ciri utama yang digolongkan dalam empat
kategori tersebut didasarkan pada ciri-ciri utama yang dimiliki semua seni Islam
yaitu sebagai berikut :7
1. Unit - unit isi
Hal pertama yang harus dimasukkan dalam “seni ruang” Islam adalah
seni yang memainkan peran ekstraornamentasi, walaupun seni ini memiliki
sifat-sifat rupaan dan ornamentasi, yang memanfaatkan sifat-sifat meruang
(spasial) dari volume dan massa.
2. Arsitektur atau struktur dengan ruang interior
Seni ruang termasuk karya seni yang menambahkan ruang interior
kepada dimensi horisontal dan vertikal sehingga memberikan kesan
kedalaman (depth), volume, dan massa. Inilah seni yang termasuk dalam
bidang “arsitektural”.
3. Landscaping (hortikultura maupun akuakultur)
Landscaping, suatu bentuk seni yang dikembangkan dengan luas dan
sangat berhasil oleh bangsa-bangsa Islam, baik itu karya hortikultura yang
indah (penanaman dan pemeliharaan tanaman) serta seni akuakultura
yang juga kreatif dan indah (ilmu memakai air dengan artistik dalam kanal,
kolam, air mancur, dan air terjun).
4. Desain kota dan desa

7 Al Faruqi, Ismail Raji. 1999. Seni Tauhid Esensi dan Ekspresi Estetika Islam.Yogyakarta: Yayasan
Bentang Budaya
Penanganan ruang secara estetik ini meliputi pula hubungan antara
satu bangunan dengan bangunan lain di dekatnya, dengan ruang terbuka
di sekelilingnya, dan dengan kampung, kompleks, desa, perumahan kota,
atau kota yang ditempati perumahan tersebut. Aspek lingkungan yang
terbangun ini tidak kurang pentingnya dalam seni Islam. 8
Menurut Ismail Raji Al Faruqi pula, ajaran tauhid yang dapat menstimulasi
kesan infinitas dan transendensi melalui isi dan bentuk estetis dapat
direpresentasikan dalam karya seni Islam, yang ciri-ciri di dalamnya
mengandung kaidah-kaidah sebagai berikut : 9
1. Abstraksi
Metode abstraksi dalam seni ruang Islami merupakan transfigurasi
terhadap alam dibagi menjadi lima kategori, yaitu hiasan penutup,
transfigurasi bahan, transfigurasi struktur, transfigurasi ruang tertutup, dan
transfigurasi fungsi.
2. Unit/Modul
Bangunan arsitektural merupakan sejumlah modul atau unit-unit yang
dikombinasikan, demikian pula seni ruang, merupakan kumpulan dari
modulmodul yang lebih kecil.
3. Kombinasi suksesif
Modul-modul ruang dikombinasikan untuk membentuk kombinasi yang
lebih besar, misalnya beberapa ruang tempat tinggal, merupakan modul
ruang yang paling dasar dikombinasikan dengan pelataran terbuka.
Selanjutnya berlanjut dengan kombinasi di atasnya, sehingga
menghasilkan rumah hunian, istana, madrasah, atau pun masjid. Kemudian
taman, pelataran terbuka begitu seterusnya sampai kombinasi tersebut
menjadi sesuatu yang kompleks pada satu tatanan kota. Tidak ada satu
pun dari segmen-segmen ini memperoleh prioritas estetik lebih dari yang
lain. Sebaliknya, semua bagian tersebut secara integral saling melekat
tepat seperti susunan mosaik besar.
4. Pengulangan

8 .Fikriarini, Aula. 2010. El-Harakah. Arsitektur Islam : Seni Ruang dalam Peradaban Islam.
9 Al Faruqi, Ismail Raji. 1999. Seni Tauhid Esensi dan Ekspresi Estetika Islam.Yogyakarta: Yayasan
Bentang Budaya.
Unit-unit yang merupakan komponen dari kombinasi ruang tertutup dan
terbuka, diulang dalam bentuk identik atau beragam dalam struktur ruang
yang saling tambah (aditif). Pengulangan ini juga terjadi dalam unit-unit
internal dari masing-masing bangunan dan taman, serta dalam kombinasi
bangunan yang membentuk suatu kompleks umum, pribadi, religius,
domestik, atau pendidikan, yang merupakan suatu lingkungan urban, desa
atau kota yang lengkap.
5. Dinamisme
Pemahaman dan apresiasi atas setiap seni ruang dalam Islam harus
diperoleh dengan bergerak berurutan melintasi unit-unit ruang. Seni ruang
Islami harus dinikmati dengan cara yang dinamis, bukan dalam sekejap
waktu yang statis. Seperti seni Islam lain, seni ruang harus dipahami
dengan mengapresiasikannya satu per satu pada bagian pembentuknya.
Contohnya, tiap bangunan terjalin dan berselang-seling dengan lingkungan,
sehingga sukar diketahui di mana bangunan ini dimulai dan berakhir. Tidak
ada perkembangan arsitektural yang berakhir hanya pada satu klimaks titik
estetis.
6. Kerumitan
Dalam seni ruang kerumitan sebagian ditonjolkan dengan pola-pola
interior dan dekorasi eksterior yang banyak sekali. Mengamati produk seni
yang memiliki kesatuan menyeluruh akan memungkinkan penikmatnya
memperoleh pemahaman yang lebih mudah dan cepat dari pengamatan
atas karya yang statis dan tidak tumbuh. Oleh karena itu, di dalam karya
seni Islam akan selalu ditemukan beberapa kerumitan yang didapat dari
susunan yang berlapis-lapis, pengulangan, dinamisme, dan sebagainya.
Kota Islam sering diidentikkan dengan lorong bingung (maze, lorong yang
berputar membentuk spiral atau sekat) oleh para pengunjung yang tidak
memahami esensinya.10

2.4 Arsitektur Islam di tengah Kebudayaan Dunia


Arsitektur Islam berkembang seiring penyebaran agama Islam ke Asia
barat, seluruh pantai utara Afrika sampai Spanyol, seluruh Asia tengah, ke
sebagian India dan termasuk Indonesia. Arsitektur Islam berdasarkan wujud dan
10 http://rumahbuku.weebly.com/bangku-iii/arsitektur-islam-seni-ruang-dalam-peradabanislam
penampilannya, merupakan gambaran perjalanan waktu yang telah diisi oleh
oleh kegiatan pembangunan arsitektur-arsitektur yang secara khusus lahir dari
suatu bentuk kebudayaan Islam.
Akibat dari penyebaran agama Islam dari jazirah Arab ke daerah lainnya,
maka muncullah dua unsur dasar dalam kebudayaan Islam. Pertama, pengaruh
dari kehidupan asli di Arab. Kedua, pengaruh kebudayaan asli dari daerah-
daerah yang kemudian masuk Islam. Asimilasi dari kebudayaan Arab yang
dibawa oleh penyebar agama Islam dengan kebudayaan dari lokal genius
daerah baru yang telah masuk Islam, melahirkan suatu wujud baru dalam
arsitektur Islam.11
Arsitektur Islam dapat dikatakan identik dengan arsitektur masjid. Sebab,
ciri-ciri arsitektur Islam dapat terlihat jelas dalam perkembangan arsitektur
masjid. Ketika masjid baru diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk
tempat suci agama Islam, hal yang pertama yang dilakukan beliau adalah
membuat tempat suci yang bertitik tolak dari prinsip fungsionalisme.
Prototipe masjid yang dibuat Nabi Muhammad secara spontan tersebut
adalah masjid dengan konsep "masjid lapangan". Unsur utamanya adalah ruang
terbuka atau lapangan di bagian tengah denah dan dikelilingi dinding tembok
pembatas. Konsep ini dikembangkan dari adat kebiasaan lama bangsa Arab,
yang memanfaatkan bentuk lapangan terbuka di antara dinding-dinding
pembatas pembatas, untuk menampung aktivitas , pertemuan dan aktivitas
kehidupan lainnya. Denah masjid adalah segi empat yang dibatasi dinding. Di
sepanjang dinding dalam, dibuat semacam serambi yang langsung berhubungan
dengan lapangan terbuka, sebagai bagian tengah masjid. Pintu masuknya diberi
tanda dengan gapura atau gerbang yang terdiri atas tumpukan batu-batu alam.
Masjid yang dibuat Nabi Muhammad ini konstruksinya alamiah, dengan
penyelesaian yang sederhana dan cepat. Batang pohon kurma yang alami
dimanfaatkan sebagai tiang, pelepah kurma sebagai rusuk-rusuk pengatap dan
daunnya digunakan sebagai atap. Sedangkan dinding-dinding batu yang kuat,
ditumpuk menjadi dinding pelindung dengan perekat tanah liat. 12

11 http://rumahbuku.weebly.com/bangku-iii/arsitektur-islam-seni-ruang-dalam-peradabanislam
12
https://www.academia.edu/29794888/ARSITEKTUR_ISLAM_Seni_Ruang_dalam_Peradaban_Islam
Tempat Nabi Muhammad menyampaikan wejangan adalah berupa
penonjolan dinding yang juga merupakan serambi, ditopang pohon kurma dan
tempat ini sedikit ditinggikan. Di kemudian hari tempat ini berkembang menjadi
relung atau ceruk untuk menunjukkan arah kiblat yang disebut mihrab.
Sedangkan tempat duduk Nabi berupa serambi pada dinding dan tempatnya
ditinggikan tempatnya ditinggikan disebut mimbar.
Salah satu aspek budaya yang telah memberikan bukti nyata adalah
bidang arsitektur. Sebab, melalui bidang arsitektur, ukuran tinggi-rendahnya
kebudayaan suatu bangsa dapat dilihat. Ketika kebudayaan Islam bersentuhan
dengan kebudayaan Eropa di Kerajaan Romawi timur (Bizantium/
Konstantinopel) pada abad ke-11, arsitektur Islam juga menimba teknik dan
bentuk arsitektur Eropa, yang tumbuh dari arsitektur Yunani dan Romawi.
Romawi. Sebaliknya teknik dan bentuk arsitektur Islam yang dibawa oleh dibawa
oleh bangsa Turki (kaum bangsa Turki (kaum Seljuk) juga disadap oleh bangsa
Romawi untuk dikembangkan di Kerajaan Romawi timur.
Akibat adanya kontak budaya antara orang Muslim Turki dengan budaya
Nasrani di Eropa timur, arsitektur Islam yang semula hanya mengenal atap
bangunan rata dan bentuk kubah, kemudian mulai mengenal atap meruncing ke
atas. Selain itu, sejak bersentuhan dengan kebudayaan Kerajaan Romawi timur,
arsitektur Islam mulai mengenal arsitektur yang bersifat megah, berkesan
perkasa dan vertikalisme. Peninggalan arsitektur Islam terkenal di daerah ini
adalah Masjid Aya Sophia, yang sebelumnya merupakan sebuah gereja. Orang-
orang Muslim Turki ketika mengambil alih Gereja Aya sophia pada 1453, bentuk
arsitektur Aya Sophia tidak dibongkar. Kubah Aya Sophia dari zaman Bizantium
(Romawi) tetap dibiarkan, tetapi penampilan bentuk luarnya dilengkapi empat
buah menara. Kemudian pembagian ruangnya disempurnakan, disesuaikan
dengan kaidah-kaidah Islam. Termasuk penyempurnaan terhadap penggunaan
13
hiasan-hiasan yang kemudian ditambahi kaligragfi Arab.
Melalui Afrika utara kebudayaan kebudayaan Islam juga masuk Eropa
melalui Cordoba di Spanyol. Arsitektur Islam yang berkembang melalui Cordoba-
Spanyol adalah arsitektur Islam yang bergaya Moor. Perkembangan kebudayaan
islam di Spanyol mempengaruhi seluruh Eropa barat, yang saat itu belum

13
https://www.academia.edu/29794888/ARSITEKTUR_ISLAM_Seni_Ruang_dalam_Peradaban_Islam
memiliki penataan kota yang baik dan lingkungannya masih becek. Karya
arsitektur Islam terkenal di Spanyol adalah Istana Alhambra di Granada, yang
dibangun oleh Mohamad Ibn Al Amar.
Istana Alhambra merupakan karya arsitektur yang sangat dikagumi
sampai saat ini, dibangun di dataran tinggi dengan topografi bertingkat-tingkat
dan lingkungannya dipenuhi taman air. Di sekeliling ruang tengah istananya
terdapat pilar-pilar berkonstruksi lengkung. Ruang tengah istananya yang
terbuka dilengkapi kolam air mancur dari batu pualam, didukung empat patung
singa.
Dengan demikian, arsitektur Islam yang semula sangat sederhana,
kemudian berkembang dalam berbagai bentuk dan dipengaruhi oleh
kebudayaan-kebudayaan lokal, maupun kebudayaan-kebudayaan dunia. Hal ini
sejalan dengan jiwa para penyebar agama Islam ke daerah-daerah baru, yang
14
sebelumnya telah memiliki kebudayaan asli.

BAB III
14 http://rumahbuku.weebly.com/bangku-iii/arsitektur-islam-seni-ruang-dalam-peradabanislam
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku dan akhlak yang dilandasi nilai-nilai Islam yang mendasari
lahirnya karya arsitektur Islam, tidaklah dibatasi oleh ruang dan waktu. Kita dapat
melihat karya-karya arsitektur Islam di berbagai belahan dunia dengan tujuan
yang satu, yaitu untuk beribadah dan berserah diri kepada Allah. Lebih lanjut,
terwujudnya beberapa hasil karya arsitektur Islam yang didasari nilai-nilai Islam
dapat pula membentuk satu perilaku dan akhlak yang menuju kepribadian dan
citra diri Islam yang dibentuk dari lingkungan tersebut.
Arsitektur Islam yang dilandasi oleh akhlak dan perilaku Islami tidak
mempunyai representasi bentuk yang satu dan seragam, tetapi arsitektur Islam
mempunyai bahasa arsitektur yang berbeda, tergantung dari konteks dimana
dan apa fungsi dari bangunan yang didirikan tersebut. Karya arsitektur Islam
tidak pula dibatasi oleh wilayah benua dan negara, karena kita akan melihat
kekayaan arsitektur Islam dari keragaman tempat yang membawa ciri khas dari
wilayah masing-masing negara tersebut. Dari keberagaman tersebut, akhirnya
dapat dihadirkan satu kekayaan khazanah arsitektur Islam yang melandasi
lahirnya peradaban Islam yang membawa manusia pada rahmatan lil alamin.

DAFTAR PUSTAKA
Fikriarini, Aula. 2010. El-Harakah. Arsitektur Islam : Seni Ruang dalam Peradaban
Islam. 12 (03) : 195 - 205
http://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_architecture
https://www.semanticscholar.org/paper/sekitar%2C-dan-budaya-setempat.-Hal-ini-
disebabkan-Islam-Ruang/e285e60df9cbb16ae35cb8a712184110b8712393
https://www.coursehero.com/file/p53ku43f/Bahkan-sejak-jaman-Nabi-Sulaiman-as-telah-
dibangun-suatu-karya-arsitektur-yang/
http://trianitias98.student.umm.ac.id/2016/11/19/pandangan-agama-dalam-membangun-
peradaban/
Al Faruqi, Ismail Raji. 1999. Seni Tauhid Esensi dan Ekspresi Estetika
Islam.Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Sativa. 2011. NALARS. Arsitektur Islam atau Arsitektur Islami?. 10 (01): 31, 33-34

Anda mungkin juga menyukai