Anda di halaman 1dari 13

ARSITEKTUR ISLAM

(PENGANTAR SEJARAH ARSITEKTUR ISLAM)

Disusun Oleh:
Nama : Shahrul Husein
NIM : 22102053
Kelas : A

UNIVERITAS MUHAMMADIYAH KENDARI


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamuailaikum, Wr, Wb.


Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah Swt. Berkat-Nya lah kami
dapat Menyelesaikan penulisan makalah dengan baik, dengan Ridho dan
Hidayah-Nya lah kami membuat makalah ini dengan penuh semangat. Kami
sangat bersyukur atas semua ini, dimana kami telah menyelesaikan ini dengan
waktu yang telah di tentukan.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mereferensikan dari buku-buku
penunjang dan internet untuk pembahas ini, yang memberikan informasi yang
baik untuk kita pelajari. Mudah-mudahan dalam makalah ini bisa bermanfaat
untuk kita semua.
Makalah kami tentu ada yang kurang dan masih banyak sekali yang
harus di lengkapi, demi sebuah pencapaian yang sempurna, dari sini kami
membutuhkan kritik dan sarannya bagi para pembaca untuk memberikan
masukan yang lebih baik dari ini.
Terima kasihatas perhatian dan kerjasamanya dalam hal peningkatan
pembuatan makalah ini
Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Kendari, 20 Oktober 2022

(Penulis)
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN

Sejarah Awal dan Perkembangan Arsitektur Islam

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Arsitektur Islam sebagai salah satu bagian dari kebudayaan Islam adalah
hasil usaha manusia yang berwujud konkret dalam upayanya untuk memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani. Jasmani karena arsitektur Islam merupakan
tempat yang berupa bangunan-bangunan untuk menampung kegiatan manusia,
rohani karena memang telah menjadi kenyataan di mana Islam berpengaruh
teramat mendalam terhadap kehidupan kejiwaan manusia sejak nabi
Muhammad SAW mengemban perintah dari Allah SWT untuk melaksanakan
ajaran melalui agama Islam.
Kebudayaan Islam pada umumnya, menentukan arah kehidupan baru
bagi orang-orang yang telah mempunyai corak kehidupan sebelumnya. Bahkan
kemudian, kehidupan baru itu menjadi ungkapan yang dinyatakan secara visual
dalam aktivitas kehidupannya.
Selama berabad-abad masa penyebarannya, ternyata Islam telah dapat
merubah sikap hidup bangsa-bangsa di daerah-daerah yang terjangkau. Bertolak
dari tanah Arab, kemudian menyebar luas ke Timur melalui Mesopotamia,
Persia, Turki, sampai ke daerah lembah sungai Indus. Sedangkan ke Barat
menyusup jauh melalui Syria, Mesir bahkan sampai ke Spanyol melalui
Maroko.
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, melaju terus melalui
berbagai benua dan mengarungi samudra sampai ke daerah Cina dan juga
sampai ke Indonesia. Masuk pula ke sebagian besar benua Afrika dan bahkan ke
daratan-daratan di benua Eropa.
Dengan demikian, arsitektur Islam dapat dilihat secara tersendiri yang
nyata kehadirannya dalam sejarah, sebagai bagian yang penting dari sejarah
kehidupan umat Islam. Penampilan arsitektur Islam secara fisik ternyata juga
menarik perhatian, sebab daripadanya muncul bentuk bangunan-bangunan yang
dihasilkan oleh penganut Islam. Hal itu berupa bangunan-bangunan yang
dihasilkan oleh orang Islam.

B. Rumusan Masalah :

1. Bagaimana sejarah Awal dan perkembangan Arsitektur Islam ?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan sejarah Awal dan perkembangan Arsitektur Islam?


BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah Awal dan perkembangan Arsitektur Islam

A. Pengertian Arsitektur Islam


Arsitektur adalah kebudayaan manusia yang bersifat konkret/nyata.
Berkembang dalam masyarakat mengikuti zaman dan kebutuhan manusia akan
infrastruktur. Arsitektur yang pada awalnya menjadi kebutuhan pokok manusia
–Papan, salah satu dari tiga kebutuhan sandang, pangan, papan– berevolusi dari
yang awalnya fungsional-praktis, menjadi fungsional-estetis. Fungsional-praktis
adalah syarat pokok dimana arsitektur didirikan, sedangkan fungsional-estetis
adalah sesuatu yang tidak mesti ada (bukan pokok), namun keberadaannya
membuat arsitektur memiliki pesona tersendiri dalam kebudayaan manusia.
Fungsional-estetis inilah yang dikemudian hari menjadi focus pembahasan
perkembangan arsitektur di berbagai belahan dunia dalam kebudayaan-
kebudayaan agama dan bangsa-bangsa.

B. Asal Mula Pertumbuhan Arsitektur Islam


Arsitektur berkembang dalam kebudayaan Islam. Arsitektur islam muncul
pertama dengan dibangunnya masjid oleh Nabi SAW dan para sahabat di kota
Madinah. Hasil dari arsitektur islam pertama inilah yang selanjutnya
berkembang di dalam masyarakat islam yang semakin lama semakin bertambah
jumlahnya. Tidak hanya pertambahan dari segi jumlah, perluasan kekuasaan
pun turut membawa pengaruh arsitektur ini, yang di kemudian hari bertemu
dengan kebudayaan setempat dan menghasilkan karya arsitektur yang unik di
masing-masing tempat. Walaupun berasal dari akar arsitektur yang sama,
namun pengaruh kebudayaan lokal turut mewarnai perbedaan arsitektur islam di
wilayah-wilayah perkembangan islam.
C. Masa Perkembangan Dan Latar Belakangnya
Orang Arab menyebarkan Islam dalam kurun waktu yang relative singkat.
Setelah wafatnya nabi atau masa khulafaurrasyiddin saja kekuasaan islam telah
jauh ke arah utara sampai syiria dan ke arah timur sampai perbatasan India.
Penyebaran kekuasaan islam inilah yang dijadikan sebagai jalan untuk
menyebarkan kebudayaan islam, maka disini peran bangsa Arab sangatlah besar
dalam penyebaran kebudayaan Islam. Jika kita menarik garis persebaran islam
sampai ke Utara, maka kita akan menemukan wilayah Turki. Turki dikenal
sebagai wilayah islam yang kemudian hari menjadi pusat kekuasaan islam
dengan daulah Utsmaniyahnya. Perkkembangan yang siknifikan mengenai
arsitektur islam adalah pengubahan atap yang saat di Arab berbentuk rata,
menjadi runcing dan kubah. Hal ini dipengaruhi oleh kebudayaan yang ada di
Turki yang saat itu sudah mengenal kubah dari agama Kristen dalam bangunan
Gereja.

D. Perkembangan Bentuk Dalam Arsitektur Islam, Masjid Dan Bangunan


Lainnya

Perkembangan pola masjid yang ada di Arab juga merambah kepada


bangunan lainnya. Masjid arab yang berpola lapangan pada gilirannya menjadi
rujukan dalam pembangunan arsitektur islam lainnya. Pola ini dikembangkan di
berbagai pusat islam dengan berbagai macam bangunan. Salah satunya adalah
madrasah, mengusung pola sederhana berbentuk kotak dengan lapangan di
tengahnya, madrasah yang berkembang dengan pola yang sama dengan pola
masjid. Selain itu ada juga Caravanserai atau persinggahan atau penginapan,
dan istana kerajaan yang juga mempunyai pola yang sama. Meskipun pola
sama, namun fungsi dan bentuk bangunannya berbeda. Perkembangan pada
penerapan pola yang lain lebih kompleks dan sejalan dengan fungsinya.
Selain perkembangan pola masjid arab untuk bangunan lainnya,
perkembangan masjid yang lebih kompleks juga terjadi pada masa awal islam
berkembang. Masjid sederhana yang dibuat Nabi dan sahabat mengalami
renovasi dan penambangan bangunan pada masa setelah nabi wafat.
Penambahan ruang oleh Umar, dan pergantian atap oleh utsman mewarnai
renovasi masjid Nabi. Di masa umayyah, dinasti ini juga memiliki masjid
sendiri bernama masjid damaskus. Masjid ini perkembangannya lebih ke
penambahan atribut masjid yang juga mengarah pada tuntutan fungsional.
Contohnya pembuatan menara atau minaret yang memiliki fungsi untuk
mengumandangkan adzan supaya adzan dapat didengar tanpa terhalang
bangunan lainnya.

E. Perkembangan Oleh Kaum Seljuk


Perkembangan masjid dan arsitektur islam lebih maju di masa bani
Seljuk. Di masa ini perkembangan arsitektur islam digarisbawahi pada
perpaduan bentuk kotak masjid awal nabi, dengan bentuk lengkung yang
berkembang pada masa dinasti Seljuk. Pembuatan bangunan yang kotak
sejatinya untuk memaksimaklan ruang yang ada agar dapat digunakan secara
maksimal, namun disisi lain atap yang datar membutuhkan tiang yang banyak
untuk untuk menopang. Tiang yang banyak inilah yang menyebabkan
ketidakmaksimalan ruangan yang ada di masjid. Pada saat bentuk kotak ini
bertemu dengan teknologi lengkung yang ada di Seljuk, maka terjawab sudah
masalah efisiensi ruangan yang dalam pola kotak tadi terkendala tiang penopang
atap datar. Dengan bentuk lengkung yang berkembang di kebudayaan Seljuk,
membuat jumlah tiang yang digunakan dalam bangunan masjid berkurang,
dengan begitu ruang yang dihasilkan dibawah kubah menjadi cukup luas,
dengan sedikit tiang.

F. Corak Fatimiyah Dan Mamluk Mesir


Dalam arsitektur Fatimiyyah Nampak adanya pengaruh dari luar
kebudayaan fatimiyyah (afrika utara), pengaruh ini dating dari daerah
Mesopotamia dan Persia melalui syiria. Bahan bangunan yang dipergunakan
adalah bahan yang terdapat di alam sekitar bangunan dibuat. Bahan-bahannya
antara lain adalah bebatuan, batu bata merah dan batu kapur. Salah satu
bangunan hasil kebudayaan Fatimiyyah adalah masjid Al-Azhar, masjid ini
bersatu dengan kompleks pendidikan yang amat luas. Bangunan kompleks yang
luas ini adalah hasil perkembangan dari zaman ke zaman, yang amat
diperhatikan dari bangunan tersebut ialah menara. Selain sisi fungsional, dari
segi pembangunan juga memperhatikan estetika, yaitu pembuatan tiang masjid
dengan marmer. Untuk kepentingan masyarakat didirikan bendungan-
bendungan, sekolah, dan masjid-masjid. Pengaruh lain dating dari keadaan saat
itu yang identik dengan masa perang salib, maka arsitektur yang dihasilkan ada
yang berbentuk banteng, di kota Kairo.
Yang unik dari kekuasaan mamluk adalah sifat individualis dari
sultannya. Karena pergantian sultan tidak dilakukan secara turun temurun, maka
urusan sultan berkuasa mengenai kematiannya telah difikirkan sebelum ia
meninggal. Pembangunan makam untuk dirinya sudah direncanakan dari jauh
hari, makam ini dibuat sebagai makam yang juga berfungsi sebagai masjid. Ini
adalah tanda subjektifitas pembangunan masjid pada zaman mamluk, dan nama
dari raja yang wafat akan dikenang terus selama masjid-makam tersebut eksis.

G. Dari Afrika Utara Hingga Spanyol


Arsitektur islam di Afrika utara dan Spanyol didominasi oleh suku bangsa
barbar yang lebih dikenal sebagai orang Moor. Mereka memiliki keccakapan
dalam membuat seni bangunan. Perkembangan arsitektur islam di Afrika Utara
dalam hal ini Tunisia mendapat pengaruh besar dari masjid di Kairawan dan Al-
azhar. Bangunan mesjid secara umum adalah bertipe arab asli yaitu tipe masjid
pola lapangan. Minaretnya adalah minaret bertingkat seperti yang ada pada
masjid sidi Okba di Kairawan. Interior masjid terdapat relung berbentuk jendela
dan terdapat jendela. Gapura sebagai akses masjid berbentuk lengkung tapal
kuda. Sedangkan di Spanyol atau Andalusia, jumlah masjid sangatlah banyak
yaitu 700 masjid, dan 300 buah pemandian, serta istana raja memiliki 400
ruangan.
Tandanya adalah dibangunnya istana dan benteng Alhambra bergaya
moorish. Warna-warna yang biasa digunakan seperti emas, merah, dan biru
dengan ornamen berbentuk dedaunan. Bangunan-bangunan peninggalan islam
yang terkenal dari masa ini yaitu bangunan Bab Merdum di Toledo dan
Gerbang Lengkung Media Azahara.

H. Pengembangan Oleh Kaum Utsmaniyah


Turki utsmani menjadi pusat kekuasaan Islam setelah berhasil
menakhlukkan dinasti Mamluk di Afrika Utara. Dengan begitu ia menjadi
pemegan tampu kekuasaan kekhalifahan islam di seluruh dunia. Tidak hanya
prestasi politik yang gemilang, perkembangan arsitektur Kekhalifahan terlama
Islam juga gemilang dengan kontribusinya dalam arsitektur islam. Arsitektur
islam masa utsmaniyah ini mengandung unsur-unsur budaya Seljuk serta unsur
pengaruh Persia dan Byzantium. Pada umumnya di Turki Utsmani, ada 3 gaya
masjid yang ditampilkan, yaitu tipe lapangan, masjid madrasah, dan masjid tipe
kubah. Arsitektur gaya Utsmaniyah berangkat dari bentuk-bentuk gaya Seljuk
yang kemudian mengalami penyempurnaan sesuai dengan pembaruan dan
dipadukan dengan pengaruh Buzantium.

I. Perkembangan Di India
Arsitektur islam di India baik masjid, ataupun makam tokoh islam,
memiliki bentuk yang sama. Selain itu ada juga istana yang sekilas tidak ada
bedanya dengan bangunan masjid. Maka dapat diatakan bahwa arsitektur islam
india adalah bangunan masjid namun dengan fungsi yang berbeda. Para
pemegang kekuasaan muslim setempat menghasilkan karya arsitektur islam
yang amat terkenal ialah dari dinasti Mughal seperti sultan Syah Jahan dan
sultan Akbar. Masjid di India pada umumnya bertipe lapangan, dan lengkung
iwan diterapkan pada gapura pintu masuk masjid dan relung-relung bagian luar
masjid. Bangunan masjid dilengkapi dengan minaret-minaret yang kaya dengan
ornament, terutama ornament kaligrafi. Bangunan minaret menjadi satu dengan
sudut-sudut masjid. Pengaruh arsitektur di India dating dari Persia yaitu berupa
kubah berbentuk bunga lotus (teratai) yang masih kuncup dengan ujung
runcing. Dan kubah ini dalam satu bangunan biasanya terdapat lebih dari satu.

J. Perkembangan Terakhir Di Abad Pertengahan


Di dunia arab yang menjadi titik tolak dari pengembangan Islam, telah
berubah menjadi daerah jajahan orang-orang Turki Utsmani. Karena itulah arab
dalam perkembangannya tidak ada andil besar dalam perkembangan budaya
islam pada umumnya dan arsitektur islam khususnya. Negara-negara arab yang
telah tidak mempunyai kekuatan berarti setelah dijajah orang utsmaniyah
seolah-olah tak berdaya menghadapi arus pengaruh kebudayaan barat melalui
kolonialismenya. Masalah perkembangan zaman baru dengan penemuan-
penemuan teknologi terbaru mulai masuk dalam wilayah dunia arab untuk
melancarkan misi kolonialisme barat. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan
masjid dan arsitektur islam pada umumnya berawal dari pola masjid nabi dan
mencapai masa keemasan pertengahan.

K. Dekorasi Dan Hiasan Dalam Arsitektur Islam


Pada setiap penampilan dari suatu karya arsitektur kita akan mengenal
adanya unsur-unsur yang menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari rasa
keindahan manusia yang bicara secara halus melalui prnamen dan dekorasi.
Ornament dan dekorasi dalam arsitektur islam meliputi bentuk, bidang, garis,
ritme, warna yang saling berketerkaitan membentuk sebuah ornament dengan
satu kesatuan. Lengkungan-lengkungan yang beraneka ragam telah
menimbulkan kesan dekoratif secara tersendiri, seperti lengkung tapal kuda,
lengkung perahu, lengkung mahkota, dan bentuk lainnya. Unsur-unsur daerah
juga menyumbangkan bentuk perkembangan dekorasi. Contohnya di Persia,
kubah berbentuk runcing.
Selain itu ornament dan hiasan juga terbentuk dari bentuk-bentuk
geometris yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan. Munculnya
bentuk-bentuk geometris tersebut sejalan dengan adanya larangan dalam islam
untuk membuat bentuk makhluk hidup, maka sebagai gantinya bentuk
geometris lah yang dimunculkan. Ornament yang dihasilkan dari bentuk
geometris yang dipadukan adalah bentuk bentuk melingkar, segi enam, segi
delapan dll. Selain itu juga ada kaligrafi sebagai ornament yang bertuliskan
tulisan ayat-ayat Alquran.

L. Arsitektur islam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Interior arsitektur ditata untuk menjaga perilaku dan akhlak yang baik
2. Arsitektur tidak mengandung ornamen yang bergambar makhluk hidup utuh
3. Arsitektur biasanya dihiasi warna-warni alami yang mendekatkan kepada
Allah
4. Arsitektur memiliki ornamen yang senantiasa mengingatkan penghuninya
kepada Allah
5. Pembangunan arsitektur bukan bertujuan untuk riya ataupun sombong
6. Toilet tidak boleh menghadap dan atau membelakangi arah kiblat
7. Keberadaan arsitektur bangunan tidak berdampak negatif bagi orang lain
8. Pendirian arsitektur tersebut tidak merusak lingkungan alam di sekitarnya
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Arsitektur Islam merupakan bagian dari kebudayaan Islam yang patut di
banggakan. Dibanggakan dalam arti bahwa arsitektur Islam yang tersebar di
belahan penjuru dunia, mengambil peranan penting dalam pengembangan seni
yang berkualitas tinggi dan diakui sebagai buah peradaban yang gemilang.
Arsitektur Islam tidak hanya benilai seni semata “art for art”, tetapi memiliki
makna-makna batiniah yang disimbolkan dalam bentuk-bentuk yang penuh
makna dan imajinasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://ibtimes.id/sejarah-arsitektur-islam-asal-mula-dan-perkembangannya/
https://arafuru.com/lifestyle/sejarah-perkembangan-arsitektur-islam-dari-
masa-ke-masa.html
https://makalahirfan.blogspot.com/2018/10/abdul-rochym-sejarah-
arsitektur-islam.html

Anda mungkin juga menyukai