DI INDIA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………
Saran-Saran……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
3. Dapat dijadikan sebagai studi literature dalam penyelesaian tugas mata kuliah
lain dalam jurusan Arsitektur.
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam era modern, arsitektur Islam diasosiasikan dengan arsitektur gaya timur
tengah dimana bentuk lengkung-lengkung yang identik dengan sebuah bangunan
masjid dan penggunaan ragam hias kaligrafi pada keseluruhan dinding bangunan.
Awal mula sejarah arsitektur Islam dimulai ketika Rasulullah SAW beserta
para sahabatnya membangun Masjid Quba, Madinah, pada permulaan tahun hijriyah
atau sekitar tahun 622 Masehi. Namun jika dilihat secara periode waktu, awal mula
Arsitektur islam adalah pengambil alihan bangunan Ka’bah oelh Rasulullah SAW.
Dimana pada bangunan tersebut terdapat gambar dan patung berhala. Yang kemudian
di ubah karena Islam melarang penggunaan gambar dan patung berhala.
Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola
yang terus berulang dan berirama, serta struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini,
geometri fraktal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama,
mesjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur islam,
pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali
sekitar abad ke-17.
1. Arsitektur Persia
2. Arsitektur Moor
1. Masjid Cordoba, Aya Sofia, Masjid Sultan Ahmet, Istana Al-Hambra di daerah
Spanyol.
4. Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di Jerusalem. Gaya arsitek
yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka,
bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola kaligrafi yang berulang. Mesjid
Raya Samarra di Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan
adanya minaret. Juga mesjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki turut mempengaruhi
corak arsitektur Islam.
5. Masjid Shah di Isfahan, Iran. Sebagai hasil karya bangunan Arsitektur Islam-
Persia
6. Istana Alhambra yang sekaligus menjadi benteng di Granada. Sebagai hasil karya
bangunan Arsitektur Islam – Moor.
7. Masjid dan Kompleks bangunan Pendidikan Al-Azhar, Kairo. Sebagai hasil karya
bangunan Arsitektur Timur-Tengah.
8. Masjid agung Banten dan Kudus, di Indonesia.
BAB III
SEKILAS TENTANG OBYEK
Taj Mahal merupakan sebuah kompleks bangunan yang memiliki lahan yang
luas dan kebun yang membentang lebih dari 22,44 Ha. Kompleks bangunan ini dialiri
infrastruktur saluran air, sehingga tercipta seperti sebuah kota kecil yang disebut Taj
Ganji dan terdapat taman di sebelah utara sungai. Proses konstruksi dimulai tahun
1632 AD, (1041 AH), di tepi selatan Sungai Yamuna di Agra, dan proses finishing
bangunan terselesaikan sekitar tahun 1648 AD (1058 AH).
Tak banyak yang menyadari bahwa sejarah bangunan Taj Mahal yang
kemudian menjadi permata pariwisata India, merupakan bangunan yang menjadi
penghargaan seorang suami kepada istrinya. Shah Jahan, seorang maharaja dari
kekaisaran Mughal di era Islam India, memutuskan membangun sebuah meusoleum
"seindah kecantikan istrinya" dengan konsep Islam. Istrinya, Mumtaz Mahal, artinya
yang terpilih di istana, wafat pada saat melahirkan. Istri yang telah menemaninya
selama 19 tahun itu kemudian dibuatkan meusoleum yang dibangun selama 22 tahun.
Latar belakang tentang Taj Mahal, akan selalu mengiringi bangunan tersebut,
karena bangunan Taj Mahal ada/ terbangun/ terwujud karena adanya rasa kehilangan
dan kecintaan dari Sultan Jehan atau Shah Jahan (1614-1666) terhadap isterinya. Oleh
karena itu bangunan tersebut dijadikan Shah Jahan sebagai persembahan cintanya
kepada mendiang sang istri terkasih, Arjumand, yang selalu disebutnya Mumtaz
Mahal (Istana Pilihan). Meskipun Mumtaz istri kedua (versi lain menyebutkan ia istri
kelima), namun ia adalah istri kesayangan Sultan Jehan. Mumtaz meninggal dunia
setelah melahirkan putra ke-14 mereka. Sultan sangat berduka-cita sepeninggalnya.
Untuk mengenang dan mengabadikan rasa cintanya kepada Mumtaz, ia kemudian
membangun monumen indah dan megah itu.
Namun dalam catatan yang ada, terdapat nama-nama ahli yang terlibat dalam
proses desain serta pembangunannya, nama-nama tersebut adalah Ismail Afandi dari
Turki, yang merancang struktur keseluruhan dan elemen kubah pada bangunan. Qazim
Khan Lahore, yang melakukan finishing pada bangunan khususnya menggunakan
emas pada puncak kubah Taj Mahal. Chiranji Lal dari Delhi yang merancang pola
mosaic pada elemen bangunan seperti dinding dan lantai. Dari Shiraz di Persia datang
master kaligrafi, Amanat Khan. Pemotong batu Amir Ali dari Baluchistan. Ustad Isa
dari Tukeylah yang menjadi di yakini menjadi arsitek utama yang bertugas merancang
dan menggabungkan ide-ide dan keahlian dari para pekerja lainnya.
Bangunan Taj Mahal merupakan kreatifitas arsitek dimana mengolah apa yang
diinginkan pemilik menjadi suatu hasil karya yang membanggakan. Karena bangunan
Taj Mahal yang ada saat ini diyakini merupakan hasil dari proses desain dimana sang
arsitek tersebut mengambil ide dan menerapkan kesimpulan apa yang inginkan dan
diungkapkan oleh Shah Jahan. Melalui pendekatan inilah maka terbentuklah
masterpiece yang telah di akui keindahannya seluruh mancanegara. Karena bangunan
ini secara implisit dapat menyampaikan suatu keindahan yang tidak ternilai yang
sesuai dengan keindahan Mumtaz Mahal bagi Shah Jahan.
Taj Mahal merupakan bangunan yang menggunakan gaya arsitektur islam. Hal
ini terlihat dimana bangunan sudah mulai tersentuh arsitektur Islam(timur tengah) dan
desainnya pun mengadopsi bangunan-bangunan khas Arsitektur Islam yang khas
sekali dengan bentuk atap kubah (yang umumnya identik dengan bangunan masjid).
Gaya bangunan arsitektur islami terlihat dari penggunaan atap kubah, dengan
roster bangunan yang bergaya maroko. Bangunan Taj Mahal sendiri merupakan
akulturasi antara bangunan bergaya Islam dimana elemen bangunan dan motifnya di
ambil dari pusat Persia (dimana menjadi daerah utama perkembangan arsitektur islam)
dengan bangunan bergaya hindu yang di ambil dari daerah Turki.
Bentuk bangunan Taj Mahal, dimana bangunan ini menyiratkan identitas Gaya Arsitektur Islami.
Bangunan makam Taj Mahal di bangu di atas lokasi yang sangat luas dan
lahan sisa bangunan yang tidak terbangun di sulap menjadi taman dan kolam yang
menjadi penunjang keindahan bangunan Taj Mahal itu sendiri. Pintu utama pada
bangunan mengarahkan langsung pada sebuah paviliun yang menjadi sumbu utama
bangunan. Makam mumtaz di angkat dari tanah dengan peninggian lantai sehingga
tercipta ke-agungan makam tersebut, apalagi dengan finishing marmer.
Namun jika melihat area masjid dan area lain yang berada tidak satu lokasi
dengan makam, tercipta perbedaan yang sangat. Hal ini karena material bangunan
yang digunakan adalah batu pasir merah. Pengunaan empat menara, menciptakan
bentuk simetris terhadap bangunan inti, dimana sumbu bangunannya adalah batap
kubah. Penciptaan bangunan masjid, hanya untuk menyeimbangkan komposisi yang
bangunan sehingga tercipta seakan seperti bingkai bangunan makam.
Meski tata letaknya jelas dengan ditunjang gaya arsitektur islam yang kuat,
namun yang menjadi citra atau kesan yang menonjol dari bangunan adalah kesan
penyampaian akan wujud cinta dan kekaguman Shah Jahan terhadap sang isteri.
Struktur