Anda di halaman 1dari 51

TUGAS 8

WAWASAN SENI RUPA


ANALISIS PERBEDAAN GAYA ARSITEKTUR

Ditulis untuk memenuhi salah satu tugas


Program Studi Mata Kuliah Wawasan Seni Rupa

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Syahruddin HRP, M.si

DISUSUN OLEH :
Yudha Ramadhan
(2203151007)
Kelas D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
1. Arsitektur Roma

Gambar di atas merupakan contoh arsitektur Roma, dapat dilihat dan


dibandingkan dengan arsitektur lain, arsitektue roma lebih kepada
penerapan ruang yang lebar atau luas, penerapan pilar pada arsitektur tak
terlalu padat atau ramai, interior yang penuh dengan prasasti dan
mengembangkan bentuk-bentuk baru seperti lengkungan, dan kubah. Lalu
penggunaan bahan utumanya biasanya menggunakan berbatuan vulkanik,
yang tampak berwarna putih, sehingga perupaanya seperti batu marmer
yang ada sekarang. Arsitektur Roma selama berabad-abad telah
berkembang pesat dari arsitektur Romawi Kuno ke arsitektur modern dan
kontemporer Italia . Roma pernah menjadi pusat utama arsitektur Klasik
dunia. Gaya Romanesque pada abad ke-11, 12 dan 13 juga banyak
digunakan dalam arsitektur Romawi, dan kemudian kota ini menjadi salah
satu pusat utama arsitektur Renaisans dan Barok. Pemandangan kota Roma
juga sangat bergaya Neoklasik dan Fasis.
2. Arsitektur Francis
Arsitektur Perancis atau French Architecture sebenarnya juga
merupakan nama lain dari arsitektur Gotik. Hal ini dikarenakan arsitektur
Gotik lahir dan muncul pertama kali di Perancis. Karena itulah, sebagian
besar bangunan-bangunan di Perancis bergaya Gotik. Namun, sebenarnya
dari waktu ke waktu, arsitektur Perancis selalu berubah dan dipengaruhi oleh
beberapa gaya arsitektur. Arsitektur Francis, lebih terkenal dengan gaya
ghoticnya, tetapi arsitektur Francis juga banyak terpengaruh oleh arsitektur
Romawi kuno dan neo-klasik, tetapi pada contoh gambar di atas gaya
arsitektur berikut ini lebih memperlihatkan gaya arsitekture rococo dan
bukan ghoticny, hal tersebut dapat dilihat dari ketinggian bangunanya,
biasanya ghotic memiliki langit-langit yang tinggi tetapi pada gambar di atas
tidak, jadi lebih mengarah pada gaya rococo karena interiornya yang
sederhana namun lukisan dan ornament yang padat memenuhi ruang,
dengan pewarnaan yang lembut serta dekoratif dan terkesan rumit, yang
membuatnya memiliki ciri berbeda dengan gaya arsitektur lain, meskipun
sebenarnya rococo merupakan gaya arsitektur kelanjutan dari arsitekture
barok.
3. Arsitektur Iran

Arsitektur Iran menampilkan variasi yang luar biasa, baik struktur


maupun estetika, dari berbagai tradisi dan pengalaman. Tanpa inovasi tiba-
tiba, dan meskipun trauma invasi dan guncangan budaya berulang kali, ia
telah mencapai "individualitas yang berbeda dari negara-negara Muslim
lainnya". Arsitekture Iran ini lebih mengetumakan pencahayaan, dapat
dilihat dari gambar diatas banyak sekali kaca yang berkilap dan terkesan
mewah, hal inilah yang membuat arsitektur Iran berbeda dengan yang lain,
karena arsitektur Iran lebih mengutamkan cahaya, dan dapat dilihat dekorasi
yang informative dan syarat akan makna tentang agama.
4. Arsitektur Pakistan

Arsitektur Pakistan terkait dengan arsitektur anak benua India yang


lebih luas. Dengan dimulainya peradaban Indus sekitar pertengahan
milenium ke-3 SM, untuk pertama kalinya di daerah yang mencakup Pakistan
saat ini, budaya perkotaan maju berkembang dengan fasilitas struktural
yang besar, beberapa di antaranya bertahan hingga hari ini. Ini diikuti oleh
gaya arsitektur Buddha Gandhara yang meminjam unsur-unsur dari Yunani
Kuno. Sisa-sisa ini terlihat di ibukota Gandhara, Taxila. Arsitektur Pakistan
mirip seperti arsitektur India, karena pada penggunaan warna yang cukup
dominan, dan dapat di lihat pada gambar di atas motif-motif bunga
menghiasi atap layaknya bunga teratai khas India yang melambangkan
Hindu-Budha ditambah lagi motif yang semarak, membuat arsitekturnya
khas dengan India, banyak arsitektur Pakistan merupakan arsitektur bergaya
akulturasi Indo-Islam. Arsitektur Indo-Islam muncul selama periode abad
pertengahan, yang menggabungkan unsur India dan Islam. Kerajaan Mughal
memerintah antara abad 16 dan 18, dan menyaksikan kebangkitan
arsitektur Mughal, yang paling menonjol di Lahore. Arsitektur itu juga
merupakan gaya khas yang dimiliki oleh arsitektur Pakistan.

5. Arsitektur Maroko

Gaya arsitektur Maroko sangat dipengaruhi oleh budaya Islam.


Penggunaan pilar atau tiang-tiang tingginya juga mirip seperti arsitekture
bergaya ghotic, namun yang membuat ciri khas dari arsitektur Maroko
adalah desain keramik mosaik dengan warna-warna cerah khas Maroko
yang dapat dilihat di motif dinding dan ornamen hiasan , yang digunakan
pada arsitektur Maroko. Pengaruh ini membuat gaya desain Maroko
memiliki ciri khas hanya menerapkan motif bunga, tumbuhan serta pola
geometris pada bangunan atau rumah-rumahnya.
6. Arsitektur Polandia

Arsitektur Polandia menggunakan arsitekture yang bergaya ghotik,


karena pada arsitektur bergaya ghotik ini, memiliki ciri khas langit-langit
yang tinggi dan penggunaan motif-motif pada pilar membuat motif tersebut
memiliki ciri khas gaya barok, banyak pahatan berbentuk 3D pada pilar
arsitektur Polandia, penggunaan warna yang cerah membuat arsitektur
Polandia memiliki keunikan yang seakan menggabungkan dua gaya
arsitekture yang berbeda menjadi satu.
7. Arsitektur Mesir

Arsitektur Mesir telah berkembang pada masa kejayaannya, dan


melahirkan karya-karya besar seperti Piramida Giza dan Spinks. Bangunan-
bangunan yang ada pada masa Mesir dapat dibedakan ke dalam dua jenis.
Yang pertama adalah bangunan untuk kediaman masyarakat Mesir Kuno.
Yang kedua adalah bangunan untuk kepentingan religious, tampak bahwa
gaya arsitektur mesir kental akan hubungan manusia dengan dewa, dalam
artian bahwa bangunan seperti piramida dan patung seperti sphix
merupakan gaya arsitekture yang hanya dimiliki oleh gaya arsitektur Mesir,
arsitektur Mesir memiliki keterkaitan dengan kepercayaan penduduk Mesir
terhadap dewa-dewa mereka.
8. Arsitektur Hagia Sophia

Dilansir dari laman We Love Istanbul, kata Hagia memiliki arti "suci
atau ilahi", sedangkan Sophia berarti "kebijaksanaan". Bangunan ini ini
memiliki gaya arsitektur dari gabungan kontras dua agama, yakni arsitektur
Kristen dan arsitektur Islam. Dari arsitektur contoh gambar di atas, dapat
kita lihat arsitektur bergaya Islam yang dimna terlihat kaligrafi yang
menghiasi dinding dari bangunan tersebut, dan ditambah pula kubah yang
memiliki motif kaligrafi, menambah kesan arsitektur Isalm pada bangunan
ini. Terlebih lagi bangunan tersebut terletak di Turki, yang membuat kesan
bahwasannya bangun tersebut bergaya arsitektur Islam. Sementara
bangunan ini memiliki arsitektur gabungan kontras dua agama, yaitu
arsitektur Kristen dan arsitekur Islam.
9. Arsitektur Peru

1.
Dari bangun tersebut dapat dilihat, bangun tersebut seperti bangunan
yang sudah runtuh, akan tetapi jika dilihat lebih detail, arsitekturnya mirip
seperti arsitektur bergaya prehistoric, yakni gaya arsitektur dizaman neo-
litikum, atau zaman batu muda, karena tampak bangunan seperti gambar di
atas terlihat kuno dan disusun oleh bebatuan, dan tampak juga seperti gaya
inka kuno. Machu Picchu juga memiliki tatanan sendiri dalam bangunan.
Situs ini memiliki banyak tingkatan di mana setiap tingkatannya
menggambarkan ketinggian kekuasaan dan kehormatan mereka di
masyarakat. Semakin orang Inca memiliki jabatan tinggi, maka semakin
tinggi pula tingkat duduk mereka di kota Machu Picchu. Yang perlu digaris
bawahi hanyalah tingkat puncak di Machu Pichu. Masyarakat Inka
menggunakan area tertinggi Machu Picchu sebagai tempat memberi
penghormatan kepada matahari. Upacara ini dilaksanakan setiap hari oleh
penduduk Inka.

10. Arsitektur Jerman

Arsitektur bergaya Jerman antara lain Carolingian dan Ottonian, yang


merupakan pendahulu dari Romanesque. Ketika industrialisasi berkembang
di Eropa, gaya klasikisme dan historisme berkembang di Jerman, terkadang
disebut sebagai gaya Gründerzeit karena lonjakan ekonomi di akhir abad ke-
19. Dari arsetekturnya, dapat dilihat arsitektur Jerman ini seperti bergaya
Romanesque, karena terlihat dinding yang tebal yang merupakan salah satu
ciri khas dari arsitektur bergaya Romanesque, dan yang menjadi ciri khas
dari arsitektur Jerman adalah tampilan yang sederhana, dan tak terlalu
banyak ornamen yang memenuhi interior pada arsitektur.
11. Museum Louvre Paris

Piramida Louvre merupakan sebuah piramida kaca dan besi besar,


dikelilingi oleh tiga piramida kecil, di taman Museum Louvre (Musée du
Louvre) di Paris, Prancis. Piramida utama berperan sebagai pintu masuk
utama ke museum. Selesai dibangun tahun 1989, bangunan ini menjadi
markah tanah bagi kota Paris. Pembangunan piramida menimbulkan
kontroversi karena banyak orang menganggap struktur futuristik tersebut
terlihat berbeda di depan Museum Louvre dengan arsitekturnya yang klasik.
Beberapa orang menuduh Mitterand mengidap penyakit "komplek Firaun".
Sementara yang lainnya bangga atas gaya arsitekturnya yang kontras
sebagai penggabungan berhasil antara bangunan lama dan baru, klasik dan
ultra-modern.

12. Arsitektur Rococo


Arsitektur Rococo merupakan perkembangan lanjut dari arsitektur
Barok, di mana bentuk-bentuk yang digunakan masih belum berubah. Kata
Rococo merupakan suatu kombinasi dari bahsa perancis yaitu Rocaille, atau
kerang, dan barocco Italia, atau gaya barok. Dalam kaitan dengan rococo,
rokoko melambakngkan cinta, kurva cinta seperti kerang dan fokus pada
hiasan bangunan. Beberapa kritikus menggunakan istilah ke yang
menyiratkan bahwa gaya rokok adalah sembrono. Sejak pertengahan abad
ke 19, istilah rokok telah diterima oleh sejarawan seni. Selagi ada
keheningan tentang beberapa perdebatan tentang seni arti historis dari gaya
rococo kini secara luas gaya ini dikenali sebagai periode utama di dalam
pengembangan seni Eropa. Hal yang mencolok dari arsitektur Rococo adalah
:
1) Penggunaan warna untuk finishing bangunan= menggunakan warna-
warna yang cenderung lebih gelap.
2) Pencitraan yang muncul dari bangunan = arsitektur rokoko lebih
menampilkan kesan ringan tanpa menghilangkan kesan rahmat dari
bangunan.
3) Unsur dekoratif pada fasad bangunan = arsitektur rokoko merupakan
penyederhanaan dari motif-motif arsitektur barok.
4) Fitur spesifi k = rococo menjadi penerus alami dari tradisi
barok, tetapi juga memiliki sentuhan klasisisme. Tren baru
mencoba untuk mengatasi skala Baroque yang tidak
manusiawi. Arah ini terhubung dengan kepergian ke dunia
fantasi, tidak ada keinginan untuk mengguncang penonton.
Sebaliknya, di sini tujuannya adalah untuk menciptakan kesan
ringan, fantasi, keceriaan. Fitur utama dari arah ini adalah
kelapangan, kelimpahan cahaya, kecanggihan dan kerumitan.
13. Arsitektur Gothic

Arsitektur Gothik adalah gaya arsitektur yang berkembang selama


periode Abad Pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque
dan diteruskan oleh arsitektur Renaissance. Arsitektur Gothik berasal dari
abad ke-12 sampai abad ke-16 di Perancis, sehingga arsitektur Gothic
dikenal selama periode sebagai “Gaya Perancis” (Opus Francigenum).
Ciri utama Arsitektur Gothik adalah struktur bangunannya yang tinggi
(vertical), lengkungan melancip, vault bertulang serta bukaan-bukaannya
yang lebar. Pencahayaan pada bangunan gothik menjadi unsur yang diyakini
dapat menambah keagungan dan unsur spiritual bagi manusia di dalamnya.
Ciri khas yang mendasar dari arsitektur ini adalah :
1) Ujung lancip pada eksterior. Bangungan yang tinggi, megah, dan
menara dengan ujung yang lancip pada gereja identik dengan
arsitektur Gotik. Dekorasi pada tampilan façade dibuat dengan
sangat detail. Karakteristik ini sangat bertolak belakang dengan
gaya arsitektur Romanesque yang datar dan bangunan yang tidak
terlalu tinggi.
2) Flying Buttress. Flying buttress merupakan contoh karakteristik
paling penting dalam dekorasi bagian luar bangunan gaya Gotik.
Arsitektur Gotik menerapkan solusi untuk menyangga bangunan-
bangunannya yang memiliki struktur tinggi dengan sistem flying
buttress. Flying buttress tidak hanya berfungsi sebagai penyangga
struktur bangunan tapi juga terlihat sangat dekoratif dengan
desainnya yang memberikan efek kemegahan.
3) Lengkungan runcing (pointed arch). Lengkungan runcing merupakan
karakteristik yang paling penting dalam interior bangunan gaya
Gotik. Lengkungan yang runcing berfungsi menahan beban dari
desain langit-langit bangunan yang sangat berat dan tebal.
Lengkungan ini juga menjadi dekorasi tersendiri untuk interior
bangunan. Desain lengkungan yang runcing seperti ini sebenarnya
meminjam gaya arsitektur Islam yang saat itu banyak digunakan di
Spanyol. Arsitektur ini juga memungkinkan ukuran pilar penyangga
di bawahnya menjadi lebih ramping.
4) Vault = merupakan istilah arsitektur untuk bagian atap melengkung
yang digunakan dalam arsitektur Gotik. Sistem vault pada atap
bangunan menjadi salah satu ciri khas dari gaya
Gotik. Vault memiliki fungsi yang sama dengan lengkungan runcing
untuk menahan beban dari lantai diatasnya. Desain melengkung
memberikan kesan tinggi dan kemegahan,
sedangkan vault memberikan kesan keagungan dan keanggunan.
Jajaran pilar yang tergabung dengan vault menjadi unsur utama dari
konstruksi bangunan.
5) Pencahayaan dan interior luas = Sebelum berkembangnya arsitektur
Gotik, istana dan berbagai bangunan pada awal abad pertengahan
bukan tempat yang menyenangkan untuk ditinggali atau untuk
beribadah. Khususnya bangunan istana yang tidak memiliki fondasi
yang kuat untuk menopang beban dari atap batu, sehingga istana
biasanya menggunakan atap kayu yang membuat air hujan masuk
ke dalam. Pencahayaan yang digunakan juga sangat sedikit
sehingga terkesan gelap dan lusuh. Arsitektur Gotik menekankan
kepada pencahayaan, jendela-jendela yang besar, dan interior yang
luas, mengubah istana dan gereja terlihat lebih megah dan
menyenangkan untuk ditempati.
6) Gargoyle = Gargoyle merupakan sebuah monster kecil yang
biasanya diletakkan di sepanjang atap atau benteng bangunan dan
istana. Gargoyle digunakan sebagai sistem drainase air hujan yang
jatuh dari atap bangunan dan kemudian keluar dari mulut mereka.
Tujuan lain dari penggunaan Gargoyle adalah menakut-nakuti petani
jahat pada abad pertengahan. Gargoyle merupakan salah satu
karakteristik dari arsitektur Gotik yang sangat membekas dalam
ingatan orang sampai sekarang.
7) Penekanan pada dekorasi dan ornament = Arsitektur Gotik
merupakan gaya arsitektur pertama yang menggabungkan unsur
keindahan dan estetik pada desain bangunan. Arsitektur tidak lagi
hanya bersifat fungsional, tapi juga mempunyai makna dan arti
tersendiri. Semakin bertumbuhnya ambisi dari para arsitek pada
masa itu dalam pembuatan ornamen pada katedral dan istana,
membuat terjadinya persaingan dan kompetisi antar kelompok
untuk membuat konstruksi yang lebih megah.
8) Rose window = Secara arsitektural rose window digunakan untuk
pencahayaan dan memberikan kesan estetis pada bangunan.
Sedangkan dari segi religi, rose window dipakai sebagai simbol
firman Tuhan yang disimbolkan sebagai cahaya yang masuk dan
menerangi isi hati para jemaat gereja.

14. Arsitektur Romanesque

Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur Eropa abad


pertengahan yang ditandai dengan semi-circular arches. Tidak ada
konsensus untuk tanggal awal dari gaya ini, tapi diperkirakan sekitar abad
ke-8 sampai ke-12 dimana kemudian beralih ke arsitektur Gothic yang
ditandai dengan pointed arches. Menggabungkan fitur bangunan Romawi
Kuno dengan Byzantium dan tradisi setempat, gaya arsitektur Romanesque
dikenal dengan bentuknya yang masif, tembok-tembok tebal, round arches,
pilar yang kokoh, groin vaults, menara-menara besar dan arkade yang
dekoratif. Bangunan Romanesque memiliki bentuk yang tegas, teratur, dan
denah simetris. Secara keseluruhan tampilan bangunan terlihat sederhana
jika dibandingkan dengan era Gothik yang muncul kemudian Contoh
bangunan Romanesque dapat diketemukan di seluruh penjuru Eropa
walaupun setiap daerah mungkin memiliki karakter dan material yang
berbeda. Karakteristik Bangunan Romanesque antara lain :
1) Dinding = Bangunan Romanesque umumnya memiliki ketebalan
yang masif dengan bukaan yang relatif kecil. Materialnya berbeda
antara satu daerah dengan daerah lain.
2) Buttresses = pada bangunan Romanesque umumnya berprofil
persegi datar dan tidak terproyeksi di luar dinding. Pada bangunan
gereja yang memiliki lorong/aisle, barrel vaults atau half-barrel
vaults di sepanjang lorong membantu menopang bagian tengah
bangunan.
3) Busur (Arches) = digunakan hampir selalu berbentuk setengah
lingkaran, dan dipergunakan pada bukaan (pintu dan jendela),
pada vault dan arkade. Di atas pintu yang lebar biasanya
terdapat semi circular arch, terkecuali jika di ambang pintu terdapat
lintel dengan ukiran dekoratif.
4) Arkade (Arcade) = adalah deretan arch yang ditopang
oleh pier atau kolom yang terdapat di interior gereja, memisahkan
bagian nave dari aisle. Arkade juga terdapat di serambi dan atrium.
5) Pier = sering digunakan untuk mendukung arch. Pier dibuat dari
batu, berbetuk kotak atau persegi panjang. Umumnya memiliki
moulding horisontal membentuk capital pada awal arch. Kadang-
kadang pier memiliki poros vertikal yang melekat padanya dan
kadang memiliki moulding horisontal pada bagian base-nya.
6) Kolom = adalah fitur struktural penting pada arsitektur
Romanesque. Collonettes dan shaft merupakan bagian dari struktur
bangunan sekaligus dekorasi. Di sebagian besar wilayah Eropa,
kolom Romanesque berbentuk masif karena mendukung dinding
atas yang tebal dengan jendela- jendela kecil dan kadang kubah
yang berat. Di sebagian besar wilayah Eropa, kolom Romanesque
berbentuk masif karena mendukung dinding atas yang tebal dengan
jendela-jendela kecil dan kadang kubah yang berat. Metode
konstruksi yang paling umum adalah dengan membangunnya dari
silinder batu yang disebut dengan drum. Bentuk capitalnya banyak
diinspirasi dari gaya Corinthian.
7) Kubah dan Atap = mayoritas bangunan memakai atap dari kayu
dengan penopang sederhana berbentuk tie beam atau king post.
Dalam kasus atap kasau terikat, kadang dilapisi dengan langit-langit
kayu. Di bangunan gereja, biasanya lorongnya memiliki kubah dan
atapnya dari kayu. Tipikal kubah Romanesque bisanya berdenah
oktagonal dan menggunakan corner squinch untuk menerjemahkan
bentuk persegi menjadi dasar segi delapan yang cocok.

15. Arsitektur Futuristic

Arsitektur Futuristik muncul pada awal abad ke 20 di Italia. Gaya


arsitektur ini sendiri sebenarnya merupakan bagian dari Futurism, yaitu
suatu gerakan seni yang ditemukan oleh seorang penyair bernama Filippo
Tommaso Marinetti pada 1909. Futuristik mempunyai arti mengarah atau
menuju ke masa depan. Arsitektur Futuristik memanfaatkan kemajuan di
era teknologi dengan menggunakan bahan-bahan baru seperti baja, kaca,
dan alumunium. Dalam arsitektur Futuristik, konsep desain tidak
bergantung pada aturan tertentu dan cenderung bebas mengambil
bentuk apapun selagi masih dalam konsep masa depan. Bentuk yang
dihasilkan cenderung mengejutkan, tidak biasa, dan bahkan sering
dianggap aneh. Sama halnya dengan bentuk bangunan zaman sekarang
yang mungkin dianggap aneh oleh orang di masa lalu. Karakteristik
Bangunan futuristik antara lain :
1) Minimalis yang Berkelas = Desain futuristik masih banyak mengadopsi
prinsip-prinsip desain minimalis. Dalam pengisian ruangnya, ruangan
bergaya desain futuristik tidak banyak menggunakan benda-benda
dekorasi. Bentuk furnitur yang dipilih pun desainnya simpel dan hanya
menggunakan furnitur esensial, furnitur yang paling diperlukan di
ruangan tersebut. Desain interior futuristik juga tidak memakai
banyak aksen dekor dan ornamen.
2) Bentuk Lengkungan yang Dominan = Dalam desain futuristik bentuk-
bentuk yang dapat ditemukan sangatlah bervariasi. Meskipun pola dan
bentuk geometris masih bisa ditemukan. Namun secara keseluruhan,
bentuk yang mendominasi desain futuristik adalah bentuk-bentuk
lengkungan atau modular.
3) Perpaduan Dua Warna yang Menghasilkan Kontras = Warna-warna yang
digunakan pada konsep desain futuristik biasanya merupakan
kombinasi antara dua warna, dengan warna netral dan silver sebagai
warna utamanya, seperti perpaduan warna putih dengan warna-warna
terang yang mencolok.
4) Penggunaan Lampu LED untuk Pencahayaan Desain Futuristik = Lampu
LED yang digunakan pun menghasilkan cahaya warna-warni dan dapat
diatur intensitasnya. Penempatan lampu LED pada ruangan dengan
konsep desain futuristik dipasang tersembunyi, di belakang dinding dan
di pinggir-pinggir furnitur, agar efek cahaya yang muncul bisa terlihat
memancar.
5) Dekorasi yang Estetik = Memasang lukisan abstrak ataupun yang
bergaya surealis untuk mendapatkan kesan futuristik yang maksimal.
Dekorasi yang khas biasanya dimunculkan dari pernik dekorasi
seperti cushion atau bantal sofa, lampu, ataupun vas bunga. Aksen
yang timbul dari pernik dekorasi untuk desain futuristik memiliki pola
yang sejenis dengan pola-pola desain retro.
6) Penggunaan Meterial Bertekstur Licin dan Mengkilap = Material-material
tersebut diantaranya adalah stainless steel, jenis-jenis kaca, batu
granit, dan marmer. Refleksi cahaya dari material ini dapat
menghasilkan atmosfer yang berbeda ke dalam ruangan.

16. Arsitektur Prehistorik

Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan


perkembangan semua kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia
mengenal tulisan. Hal paling luar biasa dari arsitektur prasejarah adalah
seberapa cepatnya arsitektur yang tidak begitu memperhatikan kegunaan
berkembang. Disebut juga era neolitikum. Bukti-bukti sejarah bangunan
terlihat di barat daya asia yaitu sekitar Syria, Iraq (8000 BC), sebelah
tenggara eropa (7000 BC), dan eropa tengah (5500 BC).
Pada era neolitikum yang dikenal sebagai era jaman batu baru,
memang manusia memang sengaaj difokuskan untu mendirikan
banyak hal. Misalnya untuk membuat sebuah bangunan. Jaman era
neolitikum merupakan awal bagi perkembangan serta keberadaan
dunia arsitektur yang kini ada dan berkembang hingga sekarang.
Jaman ini ada menjadi penanda awal bagi keberadaan dunia arsitetur
yag terus saja berkembang hingga saat sekarang. Karena itu,
arsitektur dengan sifat yang lebih permanen mulai berkembang walaupun
bahan yang digunakan masih bersifat semi-permanen seperti jerami, lumpur,
tanah liat, kayu, dll. Rumah-rumah dan pondasinya dibuat dari batu bata
yang terbuat dari lumpur. Bentuknya menyerupai persegi, tingginya satu
lantai, dan terbagi ke dalam tempat tinggal dan tersambung dengan gudang.
Rumah ini dapat dimasuki melalui cerobong asap yang sekaligus digunakan
sebagai pintu. Pergerakan dari rumah ke rumah lainnya juga hanya melalui
atap ke atap. Tanpa pintu dan jendela dan terdiri dari struktur kotak-kotak
yang terus menerus, rumah-rumah ini tampak seperti diding solid dari luar.
17. Arsitektur Industrial

Secara sederhana, definisi arsitektur industrial berarti gaya arsitektur


yang menerapkan estetika dan kepraktisan penggunaan barang (usability) di
suatu tempat. Desain industrial sangat mengutamakan kreasi bentuk,
konfigurasi, dan komposisi garis, warna, garis dan warna dengan tampilan
yang estetis. Penerapan desain arsitektur industrial lebih mementingkan
penyesuaian fisik bangunan dengan berbagai teknik desain sehingga
karakter asli bangunan tak dihilangkan. Ciri dari gaya arsitektur ini ialah :
1) Penggunaan Material Upcycle dan Recycle =
Material upcycle dan recycle merupakan ciri utama pada bangunan
industrial denga kesan gloomy yang kuat. Upcycle merupakan
barang bekas yang dimodifikasi baru, sedangkan recycle adalah
proses daur ulang barang bekas untuk digunakan kembali.

2) Meminimalisasi Proses Finishing = Ciri khas yang paling menonjol


dari rumah industrial adalah kehadiran proses finishing yang sangat
minim di seluruh bagian bangunannya. Misal, tembok bata merah,
beton, besi, hingga furnitur cenderung dibiarkan polos dengan
tampilan aslinya tanpa diwarnai kembali.

3) Sangat Identik dengan Warna Monokrom = Selain dibiarkan polos


dan terekspos, elemen-elemen pada bangunan industrial hanya
akan ditampilkan dengan warna monokrom atau warna bumi seperti
cokelat, abu-abu, dan hijau kusam.

4) Bangunan Lebih Terekspos = Dengan kata lain, banyak yang


dibiarkan tampak apa adanya namun untuk menghasilkan tampilan
yang lebih rapi, berkonsep, dan unik.

5) Elemen Lantai yang Unik = Rumah berkonsep industrial sangat


menghindari penggunaan lantai granit atau keramik karena
tampilannya tak sesuai dengan kesan dari gaya industrial. Oleh
karena itu, rumah industrial banyak menggunakan
lantai parquette, acian, beton, hingga semen.
18. Arsitektur Streamline Modern
Streamline Moderne adalah gaya arsitektur dan desain Art Deco
internasional yang muncul pada tahun 1930-an. Terinspirasi oleh desain
aerodinamis. Streamline deco memiliki tipe gaya arsitektur yang cenderung
berbentuk lengkung dan menonjolkan garis-garis tegas horizontal panjang.
Arsitektur streamline menekankan pada bentuk lengkung, garis horizontal
panjang, dan terkadang elemen bahari. Dalam desain industri, itu digunakan
di lokomotif kereta api, telepon, pemanggang roti, bus, peralatan, dan
perangkat lain untuk memberi kesan ramping dan modern. Streamline
Moderne paling sering muncul di gedung-gedung yang berkaitan dengan
transportasi dan pergerakan, seperti stasiun bus dan kereta api, terminal
bandara, kafe pinggir jalan, dan gedung pelabuhan. Ini memiliki karakteristik
yang sama dengan arsitektur modern , termasuk orientasi horizontal, sudut
membulat, penggunaan dinding bata kaca atau jendela jendela kapal, atap
datar, perangkat keras berlapis krom, dan alur atau garis horizontal di
dinding. Mereka seringkali berwarna putih atau dengan warna pastel yang
lembut.
19. Arsitektur Art Deco
Art Deco merupakan sebuah konsep arsitektur yang sulit didefinisikan
karena memiliki arti yang cukup luas. Art Deco sendiri mengacu pada
campuran gaya tradisional namun inovatif. Gaya ini diperkenalkan pertama
kali di Perancis pada tahun 1925 dalam sebuah pameran yang bernama,
Exposition des Art Décoratifs 2e Industriels Modernes. Pada tahun 1926 di
kota New York, Amerika Serikat sudah ada bangunan yang memperlihatkan
gaya Art Deco yaitu pada bangunan The Chrysler Building2. Art Deco tak
selalu berhubungan dengan kemewahan, namun menggunakan bahan
sederhana untuk menampilkan kesan mewah. Karakteristik desain arsitektur
art deco :
1) Adanya Ziggurat = Ziggurat merupakan struktur bertingkat yang
terlihat seperti tangga. Bentuk arsitektur ini sebetulnya terpengaruh
oleh gaya arsitektur purba dari Babilonia dan Mesir. Sebetulnya, istilah
Ziggurat merupakan sebutan bagi punden berundak dari peradaban
Mesopotamia yang juga merupakan cikal bakal dari piramida Mesir.
2) Bangunan dengan Sisi Melengkung = Ciri khas yang paling tidak bisa
dipisahkan dari gaya Art Deco adalah sisi bangunan yang berbentuk
melengkung. Namun, tidak semua sisi bangunan menggunakan sudut
melengkung. Hanya satu atau dua bagian sisi bangunan saja yang
dibuat melengkung, biasanya di bagian sisi kanan atau kiri fasad
bangunan.
3) Atap Bangunan yang Datar = Atap pada gaya Art Deco berbeda
dengan atap kebanyakan rumah yang biasanya berbentuk miring. Art
Deco merupakan turunan dari gaya kubisme yang sangat
mengagumkan bentuk kubus. Hal ini pun terlihat dari bangunan Art
Deco yang memiliki atap yang datar sehingga menyerupai kubus.
Selain itu, atap bergaya Art Deco juga biasanya dihiasi dengan parapet
(penghalang pendek di tepian atap) atau bahkan menara.
4) Menggunakan Glass Block = Pada bangunan bergaya Art Deco,
penggunaan glass block atau balok-balok kaca digunakan secara
ekstensif sebagai pengganti jendela. Fungsi dari glass block ini adalah
untuk memaksimalkan cahaya alami dari matahari masuk ke dalam
bangunan.
5) Penggunaan Warna yang Variatif = Desain Art Deco sangat terkenal
akan kreativitas, tampilan yang modern dan berbeda. Maka dari itu,
pemilihan warna dalam desain Art Deco juga tidak mengenal batasan.
Bahkan, sering juga ditemukan penggunaan warna-warna terang yang
mencolok dalam rumah bertema Art Deco.
6) Menonjolkan Unsur Abstrak = Gaya Art Deco yang paling terlihat
adalah padu padan detail dekorasi yang sering terlihat kontras, namun
tetap bisa terlihat serasi. Perpaduan berbagai bentuk, ornamen,
tekstur, dan warna memberikan kesan abstrak tersendiri dan
menjadikan desain Art Deco semakin menarik.

20. Arsitektur Siamese

Siam (Thai: สสสส) adalah negara yang paling kuat di Indocina dan
negara lama Thailand terbesar termasuk negara-negara pengikutnya
yaitu Kamboja, Lanna, Laos, Pegu & sebagian kecil Malaysia. Arsitektur
Thailand adalah bagian utama dari warisan budaya Thailand yang
mencerminkan tantangan untuk bertahan hidup di iklim yang ekstrim
serta mencerminkan masyarakat dan keyakinan agama di Thailand.
Arsitektur Thailand juga mendapatkan banyak pengaruh dari negara-
negara tetangganya, yang juga telah menambah variasi pada arsitektur
regionalnya dalam bentuk bangunan tradisional dan agama. Bangunan-
bangunan bergaya Thailand, terutama bangunan zaman dulu, dibangun
dengan konstruksi yang mempertimbangkan keberadaan alam sekitarnya .
Beberapa aspek dasar pada desain arsitektur khas Thailand:
1) Lantai yang ditinggikan = Rumah dengan lantai yang ditinggikan
sekilas mengingatkan kita pada rumah-rumah tradisional di pulau
Sumatra atau rumah joglo di pulau Jawa. Tujuan dari meninggikan
lantai adalah untuk menghindari banjir saat musim hujan. Selain itu,
pada zaman dahulu di Thailand masih terdapat banyak hutan-hutan
lebat dan sering kali binatang buas masuk ke dalam rumah. Maka,
untuk menangkal binatang buas masuk ke dalam rumah, dibuatlah
desain lantai yang agak tinggi.
2) Pitched roof = model atap pitched roof dengan bentuk atap yang
tinggi dan ketinggian yang curam juga mengingatkan kita akan
arsitektur rumah Gadang. Pitched roof dibuat agar air hujan dapat
dengan mudah turun ke bawah sehingga tidak menggenang di atas
atap yang bisa berakibat fatal. Model atap seperti ini memang
sangat cocok diaplikasikan pada bangunan di negara beriklim tropis
dengan curah hujan tinggi seperti Thailand.
3) Teras terbuka dan Luas = luas dari teras pada bangunan khas
Thailand dapat mencapai 40% dari keseluruhan luas bangunan.
Teras menjadi tempat yang sangat penting karena biasa digunakan
oleh masyarakat Thailand untuk mengadakan pertemuan,
berbincang-bincang, atau aktifitas outdoor lainnya. Ventilasi dibuat
untuk membantu mendinginkan ruangan, mengingat Thailand
memiliki cuaca yang cukup panas dengan kelembapan yang juga
cukup tinggi.
4) Desain modular = desain seperti ini membuat bangunan menjadi
lebih mudah ‘dibongkar-pasang’ bahkan dipindahkan ke lokasi lain.
Pada zaman dahulu keberadaan lahan masih cukup luas sehingga
orang-orang dapat berpindah lokasi dengan mudah. Maka dari itu,
sangat jarang sebuah keluarga menetap di suatu tempat yang sama
selama bertahun-tahun.

5) Kuti = merupakan struktur bangunan kecil yang dibangun di atas


panggung, dan dirancang untuk rumah seorang biksu. Bangunan
yang kecil dimaksudkan untuk membantu perjalanan spiritual
seorang biksu dengan meminimalisasi penggunaan barang-barang
material. Biasanya sebuah biara terdiri dari sejumlah kuti yang
mengelompok di sekitar teras. Terdapat pula di dalamnya sebuah
bangunan suci bernama Hor Trai, yang digunakan untuk menyimpan
kitab suci.
21. Arsitektur Byzantine

Karakter Arsitektur Byzantium ialah :


1) Gereja Bizantium merupakan bentuk Basilika pada mulanya setelah
berkembang membentuk polanya sendiri yaitu pola gereja Byzantium
yaitu Kubah Majemuk, kubah Bola serta Denah terpusat. Karena daerah
ini berhadapan langsung dengan daerah Asia Kecil, maka pengaruhnya
banyak yang masuk antara lain, kubah-kubah untuk menutup denah
segi-4 maupun polygonal dari gereja, makam maupun baptistery, hal
ini muali dikembangkan pada abad 5.
2) Praktek penggunaan kubah, memakai konstruksi atap yang sangat
sederhana dengan atap kayu aliran Kristen Lama, maupun atap
lengkung aliran Romawi dari batu.
3) Sistem konstruksi beton dari Romawi dikembangkan dengan pesat.
Kubah yang merupakan ciri dari daerah timur, menjadi model atap
Byzantium yang merupakan penggabungan dari Konstruksi kubah dan
sudut model Yunani dan Romawi.
4) Type-type kubah yang diletakkan diatas denah segi-4 dilengkapi
dengan jendela kecil-kecil diatas, disebut Pendetive, dimana pada
masa Romawi kubahnya hanya menutup bentuk denah melingkar atau
polygonal. Sedangkan bahan pendetive tersebut dipakai bahan bata
atau batu apung yang disebut Purnise. Kubah dibuat tanpa
menggunakan penunjang sementara (bekisting). Kubah bola utama
tersebut melambangkan Surga menurut ajarannya, sedangkan kubah-
kubah sudut atau disebut Squinch untuk menggambarkan ajarannya
dalam bentuk mosaic antara Bema atau bilik suci dengan Naos atau
ruang induk atau nave, dipisahkan oleh Iconostatis atau penyekat,
sebagi screen of picture “tirai”.
5) Bentuk Eksterior, kadang tidak berhubungan/ tidak ada kesatuan
dengan bentuk interiornya.
6) Arsitektur Bizantium dibagi dalam 3 periode, yakni periode awal,
pertengahan dan akhir.
22. Arsitektur Indian
Arsitektur India memiliki keberagaman dalam sejarah, budaya dan
geografi. Hal ini menyebabkan sulitnya mengidentifikasi karakterisktik
bentuk arsitektur India yang dapat mewakili keseluruhannya. Arsitektur India
merupakan hasil paduan berbagai tradisi baik internal maupun eksternal
yang datang dari Eropa, Asia Tengah dan Timur. Gaya arsitektur meliputi
arsitektur candi Hindu, arsitektur Islam, arsitektur klasik barat, arsitektur
modern dan pasca modern. Berikut adalah beberapa kategori arsitektur
India :
1) Arsitektur Kolonial = Belanda, Portugis dan Perancis membuktikan
kekuasaanya melalui bangunan yang mereka buat. Namun,
Inggris menjadi negara yang paling berpengaruh pada
perkembangan arsitektur India. Sebagian besar gedung-gedung
pemerintah, sistem kereta api dan jalan raya di India dipengaruhi
oleh budaya dan arsitektur Inggris. Gaya Eropa yang dicampur
dengan gaya India kuno seperti atap overhang yang lebar dan
paviliun yang berdiri sendiri.
2) Arsitektur Indo-Islam = Pada periode abad pertengahan, terjadi
perkembangan besar dalam bidang arsitektur. Kedatangan
muslim ke India memperkenalkan fitur baru pada gedung-gedung
di India. Arsitektur India pada saat itu banyak dipengaruhi oleh
seni Islam. Gaya Indo-Islam tidak kental akan Islam ataupun
kental akan Hindu. Dalam arsitektur Islam, kuil dan masjid sama-
sama memiliki pekarangan terbuka di depan bangunan. Benteng
Qutub Minar Siri dan Alai Darwaza adalah bukti arsitektur indah
dari periode ini. Orang-orang Islam memperkenalkan penggunaan
lengkungan dalam arsitektur. Ciri khas pada periode Muslim
adalah penggunaan kaligrafi di setiap bangunan.
3) Arsitektur Mughal = Periode Mughal telah menunjukkan
perpaduan yang apik dari gaya India dengan gaya Iran. Kubah
ganda, gerbang lengkung yang tersembunyi, marmer putih dan
taman menjadi ciri khas dari arsitektur Mughal. Gaya ini juga
menekankan pada bentuk simetris dalam setiap unsur dekorasi.
Arsitektur Mughal mencapai puncaknya pada masa pemerintahan
Kaisar Akbar. Kota megah Fatehpur Sikri merupakan contoh
menakjubkan dari arsitektur Mughal, sedangkan pada
pemerintahan Shah Jahan, kota ini tercatat sebagai keanggunan
dan perbaikan dalam arsitektur. Taj Mahal adalah ciptaan yang
paling indah dari Shah Jahan.
4) Arsitektur Kuno = Arsitektur India adalah arsitektur tua yang
sama tuanya dengan sejarah dari peradaban manusianya. Sisa-
sisa dari bangunan awal di India dapat kita lihat di kota lembah
Indus. Di antara sisa-sisa arsitektur kuno India, yang paling khas
adalah candi, vihara, stupa, dan struktur keagamaan lainnya.
5) Arsitektur Gua = Arsitektur gua di India diyakini telah dimulai
sejak abad ketiga sebelum Masehi. Gua ini digunakan oleh orang
Buddha dan biksu Jain sebagai tempat ibadah dan tempat
tinggal. Beberapa contoh dari jenis arsitektur gua ini dapat dilihat
pada Chaitya dan vihara Buddha.
6) Arsitektur Kuil = Pada India kuno, arsitektur candi dengan standar
yang tinggi dibuat di hampir semua daerah. Gaya arsitektur yang
berbeda-beda adalah hasil dari keanekaragaman geografis, iklim,
etnis, ras, sejarah, dan Bahasa. Kuil di India diklasifikasikan
dalam tiga jenis yang luas. Klasifikasi ini didasarkan pada gaya
arsitektur yang berbeda pada setiap bangunan candi. Pada
dasarnya, candi atau kuil di India memiliki ciri khas seperti
konstruksi yang megah, patung yang indah, ukiran halus, kubah
tinggi, dan halaman yang luas.
7) Arsitektur Modern = Arsitektur modern mulai muncul setelah India
memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947.
Pemerintah Punjab India menugaskn arsitek terkenal dunia Le
Corbusier untuk merancang kota Chandigarh. Terobosan
arsitektur baru pun dimulai. Saat ini kita masih dapat melihat
karakter tradisional dari arsitektur India, tetapi dalam bentuk dan
gaya modern.
23. Arsitektur Art Nouveau

Art Nouveau Merupakan sebuah Seni Baru yang memiliki ciri gaya
dekoratif organis flora (menggunakan alam terutama tumbuhan sebagai
sumber inspirasinya) yang menyukai bentuk lengkung, garis meliuk-liuk
(distilasi dan diabstraksi). Disebut sebagai Seni Baru karena gaya
visualnya tidak mengambil inspirasi dari era klasik Yunani Romawi kuno.
Sebutan Art Nouveau itu sendiri bersumber dari nama sebuah Galeri Seni
bernama “Maison de l’Art Nouveau” di Paris tahun 1895. Art Nouveau
merupakan gaya seni rupa dan desain internasional yang pertama dalam
bidang desain grafis, arsitektur, interior, dan kriya. Ditemukannya energi
baru dalam peristiwa Revolusi Industri memungkinkan digunakannya
bahan-bahan baru bagi desainer untuk bereksplorasi seperti besi tempa,
kaca, dsb dalam berkarya.
24. Arsitektur Islamic

Arsitektur Islam, menurut banyak pihak, sangat identik dengan


arsitektur masjid. Namun demikian, seiring dengan penyebaran dan
perkembangan Islam ke berbagai belahan dunia, arsitektur Islam mulai
berasimilasi dengan arsitektur dan kebudayaan lain. Arsitektur Islam
merupakan wujud perpaduan antara kebudayaan manusia dan proses
penghambaan diri seorang manusia kepada Tuhannya, yang berada dalam
keselarasan hubungan antara manusia, lingkungan dan Penciptanya.
Arsitektur Islam mengungkapkan hubungan geometris yang kompleks,
hirarki bentuk dan ornamen, serta makna simbolis yang sangat dalam.
Arsitektur Islam merupakan salah satu jawaban yang dapat membawa pada
perbaikan peradaban. Di dalam Arsitektur Islam terdapat esensi dan nilai-
nilai Islam yang dapat diterapkan tanpa menghalangi pemanfaatan teknologi
bangunan modern sebagai alat dalam mengekspresikan esensi tersebut.
Adapun karakter atau gaya yang melekat pada arsitektur Islam ialah :
1) Hiasan penutup (overlay) = disebut dengan penutup bahan dasar.
Teknik-teknik overlay atau hiasan penutup dalam seni ruang
merupakan unsur yang sangat penting yang dipakai oleh sarjana
muslim.
2) Transfigurasi bahan Abstraksi = yang dicapai dari transfigurasi bahan
dapat kita temukan pada struktur-struktur ruang Islami. Bobot
permukaan dinding secara visual diberi kesan ringan dengan
penempatan ceruk, pelengkung buntu, jendela, pintu, dan pola-pola
dekoratif lain seperti pilar-pilar ramping yang memperkuat dinding, dan
kubah dengan lubang dan hiasan yang menyamarkan massa dan
bobot bahanbahan pembuatnya seperti bata, batu, atau beton. Selain
dekorasi cat, keramik, bata, atau relief plester yang bersifat dua
dimensi, juga terdapat hiasan penutup yaitu muqarnas yang berbentuk
tiga dimensi.
3) Transfigurasi struktur Penonjolan = dalam karya arsitektur Islam,
struktur juga dapat berfungsi sebagai pengarah bangunan sehingga
dapat langsung dinikmati secara temporal, dengan berjalan di sekitar
atau menelusup diseluruh kompleks bangunan.
4) Transfigurasi ruang tertutup = transfigurasi ruang tertutup merupakan
salah satu cara untuk menonjolkan abstraksi. Hal ini tidak dilakukan
dengan menghilangkan dinding pembatas melainkan dengan
menghilangkan kesan solid dan terbatas pada ruang, dengan
penggunaan dinding terbuka, ceruk, kubah, maupun atap. Hal ini
berfungsi untuk membebaskan ruang untuk pergerakan manusia serta
persepsi estetik dalam ruang.
Transfigurasi atau ambiguitas = fungsi Ambiguitas fungsi di sini
mempunyai maksud bahwa ruang tidak hanya dibatasi untuk satu tujuan
penggunaan saja
25. Arsitektur Minimalist

Dalam desain arsitektur minimalis bangunan hanya menggunakan


kebutuhan yang paling mendasar. Minimalis dalam arsitektur menekankan
pada hal-hal yang bersifat esensial dan fungsional. Bentuk-bentuk yang
geometris dan tanpa dekorasi menjadi karakter arsitektur minimalis.
Minimalis sendiri menjadi tren pada awal abad ke 19 dan menjadi gerakan
penting akibat respon dari gaya arsitektur sebelumnya yang lebih banyak
menggunakan unsur dekorasi dan ornamen. Para designer desain arsitektur
rumah minimalis berfokus pada dua elemen, yaitu pencahayaan yang elegan
dan ruang kosong yang tercipta dari pengurangan unsur tiga dimensional
dalam desain arsitektur. Beberapa karakteristik dan ciri gaya arsitektur
minimalis adalah sebagai berikut :
1) Berbentuk geometris tanpa dekorasi = Kesederhanaan arsitektur
rumah minimalis juga bisa dilihat dari keseluruhan bentuk bangunan.
Jika dilihat dari luar, rumah minimalis memiliki bentuk geometris
seperti persegi panjang atau kubus. Atapnya juga tidak berbentuk
segitiga, melainkan datar. Fasad sebuah arsitektur rumah minimalis
dibangun tanpa dekorasi, berbeda dengan fasad arsitektir rumah
lainnya, seperti
2) Memiliki ruang terbuka dan fokus pada fungsi = Pada umumnya,
arsitektur rumah minimalis memiliki tata letak yang sangat sederhana
dan efisien. Denah lantai biasanya terbuka tanpa ada dinding penyekat
antar ruangan dan area penyimpanannya pun sederhana. Furnitur
yang digunakan juga sangat sederhana dan apa adanya. Ruang-ruang
dalam arsitektur rumah minimalis cenderung terbuka, minimnya
furnitur minimalis yang digunakan membuat ruangan terlihat besar,
meskipun luasan lahannya sendiri tergolong sempit.
3) Menggunakan material bangunan sederhana dengan hasil maksimal =
Biasanya, jenis batu bata digunakan untuk membangun dinding. Kayu
atau keramik digunakai sebagai bahan dari desain lantai pada rumah.
Beberapa rumah juga ada yang menggunakan material bangunan lain
seperti kaca, beton, dan baja. Material bangunan yang tidak rumit ini
justru akan memberikan daya tarik tersendiri sekaligus menonjolkan
sifat dari material bangunan tersebut. Hasil akhirnya pun bisa dibilang
tidak serumit arsitektur rumah lainnya. Untuk dinding, hasil akhirnya
didapatkan dengan proses aci. Bagian lantainya pun hanya dilapisi
keramik tanpa perlu proses finishing lagi.
4) Minim pembatas dan sekat ruangan = Ruang-ruang di dalam arsitektur
rumah minimalis biasanya tidak memiliki dinding pembatas. Tanpa
adanya dinding pembatas, bagian dalam rumah akan terlihat lebih
luas, nyaman, dan terang. Suasana interior rumah minimalis juga
terlihat terang berkat pencahayaan alami yang didapatkan dari
matahari. Pemilihan jendela minimalis juga diperhatikan. Dari segi
ukuran, jendelanya berukuran besar sehingga sinar matahari bisa lebih
mudah masuk ke dalam rumah. Biasanya warna yang digunakan
adalah warna netral seperti putih, hitam, atau abu-abu yang diimbangi
dengan dekorasi berwarna cerah.
5) Didominasi warna putih, hitam, dan abu-abu = Putih, hitam, dan abu-
abu adalah 3 warna yang paling sering mendominasi arsitektur rumah
minimalis. Warna monokrom ini membuat rumah minimalis terlihat
sederhana, bersih, namun tetap elegan. Warna ini biasanya diterapkan
pada bagian dinding, lantai, furnitur, dekorasi, bahkan perlalatan
makan. Jadi, nggak salah kalau 3 warna tersebut dikenal sebagai ciri
khas desain arsitektur rumah minimalis.
6) Dilengkapi dengan taman yang minimalis = Kebanyakan arsitektur
rumah minimalis menempati lahan yang terbatas. Agar seimbang
dengan luasan rumah, taman rumah minimalis biasanya tidak memiliki
pohon berukuran besar. Hal ini juga dilakukan karena nggak sedikit
taman minimalis yang berukuran kecil. Bagian tanah ditutupi oleh
rumput atau bebatuan kecil agar terlihat rapi. Tanaman yang bisa
digunakan adalah tanaman merambat atau tanaman hijau berukuran
sedang. Sangat sedikit yang menanam bunga berwarna mencolok
untuk taman rumah minimalis. Sebagai dekorasi, biasanya
ditambahkan model air mancur pada taman.
26. Arsitektur Parametric
Parametrik desain merupakan salah satu pendekatan yang digunakan
dalam desain arsitektur. Pendekatan ini mengadopsi bahasa pemrograman
dimana arsitek dapat memanfaatkan kemampuan menghitung yang tidak
terbatas dari komputer dalam mencari solusi desain dengan merancang
definisi parametriknya. Arsitektur Parametric jika dilihat dari bangunnya,
dapat sedikit dipahami bahwasannya arsitektur ini lebih kepada perhitungan
tentang data, karena dapat dilihat dari bangunan tersebut, tampak jelas
penggunaan pehitungan data lebih dominan, karena designnya yang aneh
dan cukup unik, hal itulah yang menjadikan arsitektur Parametric memiliki
perbedaan arsitektur dengan arsitektur yang lain.

27. Arsitektur Brutalist

Arsitektur brutalisme adalah gaya desain arsitektur yang sengaja


dibuat dengan material mentah agar karakter kokoh muncul dengan
sendirinya. Bahan mentah yang apa adanya dianggap bisa memunculkan
karakter setiap material dengan kuat, bahkan biasanya dibiarkan oksidasi.
Arsitektur Brutalist tampak sangat kokoh, jika dilihat dengan sesama,
penggunaan beton pada arsitektur ini tampak lebih dominan dan
memberikan kesan yaang kokoh, dan jika dilihat warna gelap menjadi ciri
khas pada arsitektur brutalist akibat oksidasi, ditambah kesan yang seperti
bangun terbengkalai, tampak menjadi karakteristik pada bangunan ini.
28. Arsitektur Contemporary

Arsitektur kontemporer merupakan arsitektur abad ke-21 dan


dikerjakan sesuai dengan tren masa kini. Arsitektur kontemporer umumnya
dikerjakan dengan gaya yang berbeda-beda dan tidak ada satu gaya yang
dominan. Jenis arsitektur yang satu ini juga banyak mengadaptasi teknologi
canggih dan bahan-bahan bangunan modern. Gaya arsitektur kontemporer
akan selalu berubah dan tidak mengikuti gaya arsitektur konvensional, meski
lama kelamaan gaya ini akan menjadi gaya arsitektur konvensional juga.
Untuk itulah gaya arsitektur yang satu ini bersifat dinamis.
29. Arsitektur Filipino
Arsitektur Filipina ( Filipino : Arkitekturang Pilipino ) mencerminkan
tradisi sejarah dan budaya di negara tersebut. Bangunan bersejarah paling
menonjol di nusantara dipengaruhi oleh arsitektur Austronesia, Cina,
Spanyol, dan Amerika. Selama tiga ratus tiga puluh tahun kolonialisasi
Spanyol, arsitektur Filipina didominasi oleh pengaruh Spanyol. Para biarawan
Augustinian, bersama dengan ordo religius lainnya, membangun banyak
gereja besar dan katedral di seluruh Kepulauan Filipina. Selama periode ini
gaya tradisional Bahay na bató Filipina (bahasa Filipina untuk "rumah batu")
untuk rumah-rumah besar muncul. Ini adalah rumah-rumah besar yang
dibangun dari batu dan kayu yang menggabungkan elemen gaya Filipina,
Spanyol, dan Cina.

30. Arsitektur Korea

Sejarah perkembangan arsitektur di Korea dapat dibagi menjadi


sembilan masa, berikut adalah beberapa perkembangan arsitektur di Korea :
 Zaman Kuno
Arsitektur awal di Korea disebut periode kuno yang berkembang
pada zaman neolitikum sampai sekitar abad ke-7. Contoh bangunan
yang ada bernama rumah rumah lobang di Zaman Tembikar
Jeulmun. Pada zaman ini rumah hanya memiliki ruang sederhana
yaitu tempat perapian, tempat penyimpanan barang berupa lubang,
dan tempat untuk bekerja dan tidur.
 Zaman Silla Bersatu
Gaya arsitektur Silla Bersatu yang berkembang pada abad 7 sampai
abad ke-10. Pada masa ini pemerintahan Korea telah mengalami
perubahan yang penting. Silla Bersatu mendapat pengaruh budaya
Dinasti Tang dan pada saat yang bersamaan mengubahnya menjadi
budaya yang sesuai kepribadian mereka. Saat itu merupakan
periode waktu yang baik untuk berkembangnya seni pada bidang
arsitektur. Sebuah istana kerajaan dibangun dengan taman dan
kolam yang disebut Annap dengan terdapat batu yang berfungsi
sebagai dinding pembatas dari bangunan itu. Desain bangunan
kerajaan Silla berciri elegan dan indah.
 Dinasti Goryeo
Arsitektur Dinasti Goryeo berkembang dari abad 10 sampai abad
ke-14. Pada masa ini kebanyakan arsitekturnya terilhami dari
agama Buddha. Dan hasilnya antara lain adalah kuil Buddha dan
pagoda. Kebanyakan hasil arsitektur pada zaman ini terbuat dari
bahan kayu.
 Dinasti Joseon
Arsitektur Dinasti Joseon berkembang dari abad 14 sampai abad ke-
19. Zaman ini merupakan langkah baru berkembangnya doktrin
Neo-Konfusianisme. Doktrin ini yang membuat lahirnya paradigma
arsitektur baru. Jaesil atau altar nenek moyang ditemukan di desa-
desa dimana keluarga masing-masing berusaha menyediakan
fasilitas terbaik untuk acara pemujaan di ruangan tersebut.
Jongmyo didirikan di ibu kota pemerintahan untuk kegiatan
penghormatan terhadap leluhur. Contoh bangunan pada zaman ini
ialah Changdeokgung yang merupakan bangunan kerajaan.
31. Arsitektur Egyptian

Arsitektur Egyptian, Gaya arsitektur ini dimulai sebelum adanya


teknologi struktur kolom sehingga bangunan-bangunan dengan gaya ini
cenderung menggunakan dinding tebal dengan jendela kecil-kecil. Material
khas gaya ini adalah mud-brick. Arsitektur ini merupakan arsitektur Mesir
juga, sama seperti penjelasan sebelumnya arsitektur ini bahwasannya lebih
kemakna antara hubungan manusia dan dewa, contoh piramid yang
merupakan bentuk makam yang ada di Mesir, yang berkaitan makna antara
kematian dan alam spiritual, yang menjadi ciri khas Arsitektur Egyptian
adalah terdapat pada daerah iklim yang panas dan kering, material tanah liat
atau bebatuan lokal dengan warna asli materialnya. Monumen dengan gaya
arsitektur ini cenderung terdiri dari kolom-kolom, atau trabeated style,
biasanya diterapkan pada piramid, tomb,atau temple.
32. Arsitektur Mesopotamian

Arsitektur Mesopotamia adalah arsitektur kuno di wilayah sistem


sungai Tigris - Efrat (juga dikenal sebagai Mesopotamia ), mencakup
beberapa budaya yang berbeda dan mencakup periode dari milenium ke-10
SM, ketika bangunan permanen pertama dibangun pada abad ke-6 SM. Di
antara pencapaian arsitektur Mesopotamia adalah pengembangan tata kota,
rumah halaman, dan ziggurats. Tidak ada profesi arsitektur di Mesopotamia;
namun, juru tulis merancang dan mengelola konstruksi untuk pemerintah,
bangsawan, atau bangsawan.
Di tanah Mesopotamia tidak kaya akan bahan kayu dan batu alam.
Oleh karena itu mereka membuat bahan bangunan dari tanah liat yang
dibakar dan diberi glasur. Ukuran batu bata pada saat itu lebih besar dari
batu bata dijaman modern ini, yaitu dengan ukuran panjar lebar 40 cm x 40
cm dan tebal 5 – 10 cm. Gaya bangunan arsitktur Mesopotamia lebih
merupakan arsitektur campuran atau disebut juga eklektis daripada
arsitektur yang original.
33. Arsitektur Tudor

Arsitektur Tudor, Gaya Tudor mulai booming ketika keluarga Tudor


memegang tahta kerajaan Inggris. Pada periode inilah bangunan dengan
kayu, dinding bata ekspos, dan kaca, mulai terkenal. Rumah dengan gaya
Tudor pada umumnya memiliki tampilan yang khas. Bagian depan terlihat
penggunaan balok kayu dan anyaman yang dibuat dari kayu untuk
mempercantik penampilan.
Gaya arsitektur Tudor adalah perkembangan terakhir dari arsitektur
Abad Pertengahan di Inggris, selama periode Tudor dan bahkan setelahnya,
dan juga pengenalan sementara arsitektur Renaisans ke Inggris. Ini
mengikuti gaya Perpendicular Gotik Akhir dan, secara bertahap, itu
berkembang menjadi estetika yang lebih konsisten dengan tren yang sudah
bergerak di benua itu.
34. Arsitektur Greek
Arsitektur Greek atau yang lebih dikenal sebagai Arsitektur Yunani
Kuno adalah karya arsitektur yang dihasilkan oleh orang berbahasa Yunani
(orang Helenik) yang budayanya berkembang di daratan Yunani dan
Peloponnesos, Kepulauan Aegea, serta koloni-koloninya di Anatolia dan Italia
sepanjang suatu periode dari kr. 900 SM sampai abad ke-1 M, yang mana
karya-karya arsitektural paling awal yang masih terlestarikan berasal dari
sekitar tahun 600 SM. Dalam arsitektur Yunani, elemen yang paling menonjol
adalah kolom atau pilar bangunan, Pilar ini terdiri dari beberapa jenis, yang
biasa disebut sebagai order. Dalam sejarahnya, terdapat tiga jenis order
Yunani, yaitu Doric, Ionic, dan Corinthian.
Arsitektur Yunani mewakili arsitektur dengan ciri khas pilar. Arsitektur
pilar Yunani pada dasarnya terdiri dari tiga gaya, yaitu Doria, Ionia dan
Korinthia. Arsitektur Yunani Kuno dengan ciri khasnya gaya pilarnya.
35. Arsitektur Javanese

Arsitektur Javanese atau lebih dikenal dengan Arsitektur Jawa adalah


arsitektur yang telah ada dan berlangsung selama paling tidak 2.000 tahun.
Arsitektur Jawa kuno dipengaruhi oleh kebudayaan India bersamaan dengan
datangnya pengaruh Hindu dan Buddha terhadap kehidupan masyarakat
Jawa.
Arsitektur Jawa adalah arsitektur yang lahir, tumbuh dan berkembang,
didukung dan digunakan oleh masyarakat Jawa. Arsitektur Jawa itu lahir dan
hidup karena ada masyarakat Jawa, meskipun dikenal oleh beberapa orang,
nama-nama arsitek Jawa seperti Adipati Ario Santan, Wiswakharman, dan
lainnya. Bahkan banyak bangunan-bangunan Jawa yang adi luhung tidak ada
yang mengetahui siapa arsiteknya. Dengan demikian Arsitektur Jawa lebih
dikenal sebagai arsitektur tanpa arsitek. Pada umumnya gaya yang dipakai
pada arsitektur Javanese adalah gaya kontemporer. Gaya ini bisa dilihat dari
gambar di atas dimna rumah tradisonal jawa dengan atap beberbentuk
limas.
36. Arsitektur Deconstructivist

Arsitektur Deconstructivist atau lebih dikenal dengan Arsitektur


Dekonstruktivisme. Gaya Dekonstruktivisme adalah gerakan arsitektur
postmodern yang muncul pada tahun 1980-an yang memberi kesan bahwa
bangunannya terfragmentasi. Dekonstruktivisme memiliki ciri khas berupa
ketiadaan keselarasan, kontinuitas, atau simetri. Dalam arsitektur,
karakteristik dekonstruksi muncul dengan adanya impresi terhadap bentuk.
ditandai dengan absennya harmoni, kontinuitas atau simetri sehingga sering
juga menimbulkan bentuk yang impresif dan spektakuler. Selain fragmentasi
bentuk, hal yang sering muncul pada arsitektur dekonstruksi adalah adanya
clading/kulit bangunan dengan bentuk yang tidak beraturan dan kesan
distorsi.
37. Arsitektur Chinese
Arsitektur Chinese atau Arsitektur Cina adalah setua peradaban Cina
dan telah menunjukkan bentuk di Asia Timur selama berabad-abad. Dari
beberapa sumber informasi, karakteristik utama (sistem konstruksi adat)
dari arsitektur Cina telah bertahan selama lebih dari empat ribu tahun, mulai
dari zaman prasejarah sampai sekarang.
Ciri khas dalam arsitektur Cina adalah penekanan pada artikulasi dan
simetri bilateral, yang berarti keseimbangan. Simetri bilateral dan artikulasi
bangunan bisa ditemukan di rumah-rumah pertanian sederhana dan
kompleks istana. Berbeda dengan bangunan di kebun Cina cenderung
asimetris. Prinsip yang mendasari komposisi taman adalah untuk
menciptakan aliran abadi. Selain itu, sebagian besar arsitektur tradisional
Cina, mempunyai halaman atau ruang terbuka yang dikelilingi oleh
bangunan. Hal tersebut sangat berbeda sekali dengan kebanyakan dengan
bangunan dibelahan dunia lainnya, umumnya area terbuka yang
mengelilingi bangunan.
Yang paling utama dalam gaya arsitektur china adalah penekanannya
pada bidang horisontal, khususnya pada panggung yang berat dan suatu
atap yang luas dan terlihat mengapung di atas dasar tanah, dengan dinding
yang berpola vertikal.
38. Arsitektur Japanese
Arsitektur Japanese atau Arsitektur Jepang awal terlihat pada zaman
prasejarah di rumah sederhana dan toko-toko yang disesuaikan dengan
populasi pemburu-pengumpul. Pengaruh dari Dinasti Han China melalui
Korea melihat pengenalan toko gandum lebih kompleks dan ruang
pemakaman seremonial. Sejak abad ke-19, Arsitektur Jepang telah
memasukkan unsur-unsur arsitektur gaya Barat, modern, dan post-modern
kedalam desain dan konstruksinya, dan saat ini merupakan acuan dalam
desain arsitektur mutakhir dan teknologi.
Gaya Arsitektur Jepang secara tradisional dikhaskan dengan struktur
berkayu, meninggi dari bawah, dengan atap genteng atau jerami. Pintu
geser dipakai di bagian tembok, membolehkan ketersediaan ruang bagian
dalam yang disesuaikan untuk keperluan berbeda.
39. Arsitektur Baroque

Arsitektur Baroque mulai berkembang pada abad ke-16, dan umumnya


timbul karena perkembangan yang terjadi pada Gereja Katolik. Pada
pertengahan abad ke-16 Gereja Katolik membuat gerakan untuk melawan
perkembangan Protestanisme dan gerakan untuk lebih menyebarluaskan
propaganda tentang Gereja Katolik. Salah satu cara untuk itu adalah dengan
menekankan pentingnya bentukan seni pada Gereja. Di dalam Gereja,
arsitektur dan patung, lukisan dan musik digabungkan dengan cara baru
yang teatrikal untuk menekankan kepentingan ajaran Katolik sehingga dapat
membuat pesan-pesannya lebih atraktif/menarik.
Gaya Arsitektur Barok adalah gaya bangunan dalam era Barok, dimulai
di Italia pada akhir abad ke-16, yang mengambil perbendaharaan arsitektur
Renaisans dari Romawi dan menggunakannya dalam suatu cara teatrikal dan
retorik yang baru, sering kali untuk mengungkapkan kejayaan Gereja Katolik
dan keadaannya yang absolut.

40. Arsitektur Victorian

Arsitektur Victorian merupakan gaya arsitektur dari serangkaian gaya


kebangkitan arsitektur pada abad pertengahan sampai akhir abad ke-19.
Viktoria merujuk kepada masa pemerintahan Ratu Viktoria, yang disebut era
Viktoria, dimana pada periode tersebut, gaya-gaya yang dikenal sebagai
Viktoria digunakan dalam pembangunan. Setelah munculnya arsitektur Gotik
pada awal abad ke 19, gaya Victorian muncul akibat pengaruh dari
perkembangan teknologi. Besi dan baja merupakan komponen baru yang
dimasukkan ke dalam konstruksi bangunan. Gaya Victorian berkembang dari
gaya Gotik yang megah dan menginspirasi gaya Victorian dalam fashion,
arsitektur, dan furnitur, bahwa keindahan lebih penting dibandingkan dengan
fungsinya. Para arsitek pada saat itu bebas menggambungkan beberapa
gaya untuk menciptakan satu gaya baru sehingga terdapat beberapa rumah
Victorian yang terlihat sama. Pada tahun 90an, gaya victoria mulai
mengalami masa surut. Namun, bukan berarti tidak ada yang
menggunakannya sama sekali. Dan meski begitu, gaya arsitektur satu ini
masih memiliki banyak penggemar, terutama di kalangan orang-orang yang
sangat menyukai tampilan kemewahan yang diekspresikan oleh gaya klasik.
DAFTAR PUSTAKA
http://gedungarsitek.blogspot.com/2019/06/sejarah-desain-interior-industrial-
style.html
https://www.rumah.com/panduan-properti/mari-mengenal-arsitektur-
kontemporer-13990#:~:text=Gaya%20kontemporer%20mulai
%20berkembang%20sekitar,tahun%201940%20hingga%201980%2Dan
https://id.quora.com/Apakah-perbedaan-dari-arsitektur-Jepang-Korea-dan-
Tiongkok
https://www.arsitag.com/article/arsitektur-india#:~:text=Pada%20dasarnya
%2C%20candi%20atau%20kuil,tinggi%2C%20dan%20halaman%20yang
%20luas
https://economy.okezone.com/read/2017/01/06/470/1585175/7-gedung-
berarsitektur-art-nouveau-menawan-di-paris
https://www.arsitag.com/article/gaya-asitektur-baroque#:~:text=Gaya
%20Baroque%20terlihat%20lebih%20dinamis,gereja%20agar%20terlihat
%20lebih%20teatrikal

Anda mungkin juga menyukai