Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 4

Aisyah Aprilia Achlawy 1415012005

M Phildo Nugroho 1415012025

Mahardika Clara Ditama 1415012026

Restu Rinjani 1415012043

ARSITEKTUR
RENAISSANCE
Ars-614844 Seni Dalam Arsitektur
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
untuk lebih mengetahui tentang Arsitektur Renaissance.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 10 Mei 2018

KELOMPOK IV
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika antara
kebutuhan dan cara. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan
mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang
menjadi ketrampilan. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia
semata-mata melanjutkan tradisi. Permukiman manusia di masa lalu pada
dasarnya bersifat rural. Kemudian berkembang menjadi masyarakat urban.
Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan
fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan
baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Namun,
Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat.
Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil
karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi dibentuk oleh para ahli
keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek. Pada masa Pencerahan,
pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo,
Brunelleschi, Leonardo da Vinci. Namun, tidak ada pembagian tugas yang jelas
antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang kerja lain yang berhubungan.
Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena
penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.Bersamaan dengan
penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering),
dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek
menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika.Revolusi
Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran
yang dapat dicapai oleh kelas menengah. Produk-produk berornamen estetis yang
dulunya terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau
melalui produksi massa
Pada awal abad ke-15 sampai awal abad ke-17 di wilayah Eropa,terjadi
kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya
Romawi kuno yang disebut Renaisans.Arsitektur Renaissance memperlihatkan
sejumlah ciri khas arsitektur. Munculnya kembali langgam-langgam Yunani dan
Romawi seperti bentuk tiang langgam Dorik, Ionik, Korintia dan sebagai-nya;
(meskipun pada perkembangan selanjutnya peng-gunaan langgam tersebut mulai
berkurang) dapat disam-paikan sebagai ciri yang pertama. Bentuk-bentuk
denahnya sangat terikat oleh dalil-dalil yang sistematik, yaitu bentuk simetris, jelas
dan teratur dengan teknik konstruksi yang bersahaja (kalau dibandingkan dengan
masa sekarang, masa abad 20 khususnya).
Di satu pihak, ketaatan pada dalil-dalil ini mencerminkan perlakuan yang
diberlakukan pada arsitektur yakni, arsitektur ditangani dengan menggunakan daya
nalar atau pikiran yang rasional. Perlakuan yang menggunakan daya nalar ini
sekaligus menjadi titik penting perjalanan arsitektur Barat mengingat sebelumnya
arsitektur sepenuhnya diperlakukan hanya dengan menggunakan daya rasa seni
bangunan. Dengan kesetiaan pada dalil itu pula sebaiknya kehadiran detil dan
perampungan yang ornamental maupun dekoratif diposisikan. Maksudnya, unsur-
unsur yang ornamental dan dekoratif dari bangunan dihadirkan sebagai penanda
dan penunjuk bagi dalil-dalil yang digunakan. Sebuah ilustrasi sederhana dapat
disampaikan di sini untuk memberikan penjelasan tentang hal itu.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang sejarah perkembangan
Arsitektur Renaissance
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang ciri-ciri bangunan pada masa
Arsitektur Renaissance
3. Memberikan informasi kepada pembaca contoh-contoh pengaplikasian
Arsitektur Renaissance dalam design
4. Sebagai syarat memenuhu Ujian Tengah Semester pada matakuliah Seni
Dalam Arsitektur

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah dari penulisan makalah ini adalah mencakup tentang
Arsitektur Renaissance, ciri-ciri bangunan pada masa Arsitektur Renaissance
serta pengaplikasian Arsitektur Renaissance dalam design
1.4. Sumber Data
Referensi tentang Arsitektur Renaissance beserta ciri-ciri bangunannya

1.5. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan
menggunakan metode tinjauan yang bersumber dari internet serta materi
perkuliahan pada matakuliah Perkembangan arsitektur.
BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah singkat Arsitektur Renaissance

Arsitektur Renaissance adalah arsitektur pada periode antara awal abad ke-15
sampai awal abad ke-17 di wilayah Eropa, ketika terjadi ketertarikan terhadap budaya
klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno yang disebut
Renaissance. Penggalian terhadap Arsitektur Yunani dan Romawi-lah yang kemudian
menjadi dasar-dasar tipologi dan morfologi Arsitektur Renaissance, antara lain terdapat
ciri-ciri: simetri, hubungan proposional antara satu elemen dengan elemen lain dan
adaptasi dengan berbahao pengetahuan baru tentang arsitektur. Gaya ini pertama kali
berkembang di kota Florence, Italia. Renaissance sendiri mempunyai arti kelahiran
kembali yaitu dimana pada masa ini menghidupkan kembali kebudayaan masa lalu,
budaya-budaya klasik pengaruh zaman Romawi dan Yunani. Masa Renaissance sering
disebut juga masa pencerahan, karena menghidupkan kembali budaya-budaya klasik,hal
ini disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari Yunani dan Romawi.

Pada masa ini, dunia keagamaan berkembang dengan pesat, terutama agama
Kristen, sehingga pengaruh otoritas seorang pemimpin gereja sangat kuat. Bersamaan
dengan itu adalah tumbuhnya dan berseminya benih-benih ambisius dari ilmu untuk men-
jajarkan diri dengan agama, yang pada saatnya nanti, akan menggantikan agama dalam
perannya sebagai “penguasa semesta dan penguasa manusia”. Tak hanya kehidupan
sosial masyarakat dan religi yang sangat kuat, namun juga memiliki arsitektur yang
berbeda

Gambar 1 contoh bangunan gaya renaissance yang


memperlihatkan tiang-tiang gaya klasik.
Pemerintahan dengan sistem kerajaan mulai digunakan, sehingga tercermin
dalam bangunan-bangunan istana dan benteng dengan bentuk klasik. Perhatikan, di sini
kerajaan dipimpin oleh dua kekuasaan yakni pertama adalah kekuasaan raja dan yang
kedua adalah kekuasaan pemimin agama. Konflik dan perebutan kekuasaan antara raja
dan agama yang mewarnai berjalannya jaman ini, kemudian diperramai lagi dengan
munculnya kekuasaan baru yakni ilmu dan pengetahaun. Dengan demikian, di jaman ini
dapat kita saksikan sosok perorangan yang ilmuwan, seniman dan sekaligus orang yang
religius seperti Leonardo da Vinci; namun di sisi lain dapat pula disaksikan martir dalam
keyakinan terhadap ilmu dan pengetahuannya, seperti Galileo Galilei.

Gambar 2 bangunan istana dan benteng dengan bentuk klasik

Arsitektur Renaissance (yang berjaya dalam abad 15–17 M) memperlihatkan


sejumlah ciri khas arsitektur. Munculnya kembali langgam-langgam Yunani dan Romawi
seperti bentuk tiang langgam Dorik, Ionik, Korintia dan sebagainya. Dapat disampaikan
sebagai ciri yang pertama. Bentuk-bentuk denahnya sangat terikat oleh dalil-dalil yang
sistematik, yaitu bentuk simetris, jelas dan teratur dengan teknik konstruksi yang
bersahaja. Di satu pihak, ketaatan pada dalil-dalil ini mencerminkan perlakuan yang
diberlakukan pada arsitektur yakni, arsitektur ditangani dengan
menggunakan daya nalar atau pikiran yang rasional. Perlakuan
yang menggunakan daya nalar ini sekaligus menjadi titik penting
perjalanan arsitektur Barat mengingat sebelumnya arsitektur
sepenuhnya diperlakukan hanya dengan menggunakan daya rasa
seni bangunan. Dengan kesetiaan pada dalil itu pula sebaiknya
kehadiran detil dan perampungan yang ornamental maupun
Gambar 3
dekoratif diposisikan.
Dengan perhitungan dan pertimbangan struktur/konstruksi bangunan, maka jarak
antar kolom dapat dibuat sebesar a meter. Akan tetapi, karena jarak a meter dengan
tinggi kolom yang b meter tidak menghasilkan kesesuaian dengan dalil yang menunjuk
pada perbandingan 2b=3a, maka di antara kedua kolom itu dimunculkanlah rupa yang
tak jauh berbeda dari rupa kolom (dinamakan pilaster) sehingga nisbah (ratio) 2b:3a
dapat dipenuhi (Gambar 3). Ringkas kata, dalam masa Renaissance ini terjalinlah
kesatuan gerak dalam berarsitektur, yakni kesatuan gerak nalar dan gerak rasa.

Di masa ini pula arsitektur Yunani dan Romawi ditafsir kembali (reinterpretation)
dengan menggunakan nalar dengan tetap mempertahankan rupa pokok Yunani
(pedimen dan pilar/kolom yang menandai konstruksi balok dipikul tiang) serta Romawi
(bangun dan konstruksi busur, yakni konstruksi bagi hadirnya lubangan pada konstruksi
dinding pemikul).

Dimana tiang-tiang beserta balok murni masuk ke dalam arsitektur Yunani. Gaya
ini disebut Gaya Dorik dan lebih murni dibandingkan gaya ionik. Tiang gaya ionik dari
Bait Olympicon terkesan lebih muda. Lebih elegan dan lebih langsing.

Setelah tahun 1600-an, arsitektur Renaissance mulai meninggalkan gaya-gaya


klasik, kemudian disambung dengan kebudayaan Barok (Baroque) dan Rococo. Barok
dan Rococo dianggap merupakan bentuk dari kebudayaan Renaissance juga. Contoh
dari aliran Barok adalah gereja St. Peter di Roma.

Faktor-faktor Munculnya Renaissance

Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai suatu gerak kembali di


dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru. Misalnya,
gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah
kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh hiasan.

Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul karena bubarnya


jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga
gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat
lewat pemakaian berbagai teknik visual-dengan cara-cara mengadakan pameran untuk
mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra
dan teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga
dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang
agama).

Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat


perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi
optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya system stratifikasi sosial
masyarakat agraris yang feodalistik. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup
dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari
keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga
menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.

Pengaruh terhadap perkembangan arsitektur Renaissance di Italia

Italia abad ke-15, dan kota Florence pada khususnya, adalah rumah bagi
Renaissance. Hal ini di Florence bahwa gaya arsitektur baru yang memiliki awal, tidak
perlahan-lahan berkembang dalam cara yang Gothic tumbuh dari Romawi, tetapi sadar
dibawa untuk menjadi oleh arsitek tertentu yang berusaha untuk menghidupkan kembali
urutan masa lalu "Golden Age Pendekatan ilmiah untuk arsitektur kuno bertepatan
dengan kebangkitan umum belajar. Sejumlah faktor yang berpengaruh dalam membawa
ini tentang:

a. Arsitektur

Arsitek Italia selalu disukai bentuk yang jelas dan anggota struktural yang
menyatakan tujuan mereka. Banyak bangunan Romawi Tuscan menunjukkan
karakteristik ini, seperti yangterlihat dalam Bapistery Florence dan Pisa Cathedral.

Italia tidak pernah sepenuhnya mengadopsi gaya arsitektur Gothic. Terlepas dari
Katedral Milan. Sebagian besar karya pembangun Jerman, Italia beberapa gereja
menunjukkan penekanan pada vertikal, poros berkerumun, pola perhiasan hiasan dan
kompleks bergaris kubah yang menjadi ciri Gothic di bagian lain Eropa.

Kehadiran, khususnya di Roma, arsitektur kuno tetap menunjukkan


memerintahkan gaya klasik yang disediakan inspirasi bagi seniman pada saat filsafat
juga balik terhadap Klasik.
b. Politik

Pada abad ke-15, Florence, Venice dan Napoli diperpanjang kekuasaan mereka
melalui banyak area yang mengelilingi mereka, membuat pergerakan seniman mungkin.
Hal ini memungkinkan Florence memiliki pengaruh signifikan dalam seni Milan, dan
melalui Milan, Perancis.

Pada 1377, kembalinya Paus dari Avignon dan re-pembentukan pengadilan


Kepausan di Roma, membawa kekayaan dan penting bagi kota itu, serta pembaharuan
dalam pentingnya Paus di Italia, yang kemudian diperkuat oleh Dewan Konstanz pada
1417. Paus berturut-turut, terutama Julius II, 1503-13, berusaha untuk memperpanjang
Paus kekuasaan duniawi seluruh Italia.

c. Komersial

Pada awal Renaissance, Venesia perdagangan dikendalikan laut atas barang


dari Timur. Kota-kota besar Italia Utara yang sejahtera melalui perdagangan dengan
seluruh Eropa, Genoa menyediakan sebuah pelabuhan untuk barang dari Perancis dan
Spanyol; Milandan Turin menjadi pusat perdagangan darat, dan memelihara industri
pengerjaan logam substansial. Perdagangan wol dibawa dari Inggris ke Florence,
terletak di sungai untuk produksi kain halus, industri di mana kekayaan didirikan. Dengan
mendominasi Pisa, Florence mendapatkan pelabuhan, dan juga mempertahankan
dominasi dari Genoa. Dalam iklim komersial, satu keluarga khususnya mengalihkan
perhatian mereka dari piutang usahake bisnis menguntungkan uang-pinjaman. Medici
menjadi bankir utama bagi para pangerandi Eropa, menjadi hampir pangeran diri seperti
yang mereka lakukan begitu, dengan alasan kekayaan dan pengaruh. Di sepanjang rute
perdagangan, dan dengan demikian menawarkan beberapa perlindungan dengan
kepentingan komersial, pindah bukan barang saja, tetapi juga seniman ilmuwan dan
filsuf.

d. Religious Agama

Kembalinya Paus dari Avignon pada 1377 dan penekanan baru dihasilkan di
Roma sebagai pusat spiritualitas Kristen, membawa ledakan di gedung gereja di Roma
seperti tidak terjadi selama hampir seribu tahun. Hal ini dimulai pada pertengahan abad
ke 15 dan mendapatkan momentum pada abad ke-16, mencapai puncaknya pada
periode Baroque. Pembangunan Kapel Sistina dengan dekorasi unik yang penting dan
pembangunan kembali seluruh Santo Petrus, salah satu yang paling signifikan gereja-
gereja Kristen adalah bagian dari proses ini.

Dalam republik kaya Florence, dorongan untuk membangun gereja lebih


masyarakat dari rohani. Keadaan belum selesai katedral besar yang didedikasikan untuk
Santa Perawan Maria tidak kehormatan tidak kekota di bawah perlindungannya. Namun,
seperti teknologi dan keuangan yang ditemukan untuk menyelesaikannya, kubah naik
tidak kredit tidak hanya kepada Perawan Maria, arsitek dan Gereja tetapi juga Signorina,
yang Guilds dan sektor kota dari mana tenaga kerja untuk membangun itu tertarik. Kubah
terinspirasi bekerja lebih lanjutagama di Florence.

Empat Humanis filsuf di bawah perlindungan dari Medici: Marsilio Ficino, Cristoforo
Landino, Angelo Poliziano dan Demetrius Chalcondyles. Fresco by Domenico
Ghirlandaio. Fresco oleh Ghirlandaio Domenico.

e. Filosofis

Perkembangan buku cetak, penemuan kembali tulisan-tulisan kuno, memperluas


dan perdagangan kontak politik dan eksplorasi dunia semua pengetahuan meningkat
dan keinginan untuk pendidikan.

Pembacaan filosofi yang tidak berdasarkan dalam teologi Kristen menyebabkan


perkembangan Humanisme melalui yang jelas bahwa sementara Allah telah ditetapkan
dan dipelihara urutan di alam semesta, itu adalah peran Manusia untuk membangun dan
menjaga ketertiban dalam Masyarakat.

f. Sipil

Cosimo de Medici the Elder, kepala Bank Medici, bangunan sipil program yang
disponsori. Posthumous portrait by Pontormo. Anumerta potret oleh Pontormo.
Melalui Humanisme, kebanggaan sipil dan mempromosikan perdamaian dan
ketertiban sipil dipandang sebagai tanda kewarganegaraan. Hal ini menyebabkan
pembangunan struktur seperti Brunelleschis Rumah Sakit dari Innocents dengan barisan
tiang yang elegan membentuk hubungan antara bangunan amal dan kuadrat publik, dan
Perpustakaan Laurentian mana koleksi buku yang didirikan oleh keluarga Medici bisa
diajak berkonsultasi oleh para sarjana.

Beberapa karya bangunan utama gereja juga ditugaskan, bukan oleh gereja,
tetapi oleh serikat mewakili kekayaan dan kekuasaan kota. Teman kubah Brunelleschi di
Florence Cathedral, lebih dari bangunan lain milik orang-orang kota karena
pembangunan masing-masing delapan segmen dicapai oleh sektor yang berbeda kota.

g. Perlindungan

Seperti pada akademi Plato dari Athena, itu dilihat oleh orang-orang Humanis
pemahaman bahwa orang-orang yang memiliki manfaat kekayaan dan pendidikan harus
meningkatkan pengejaran belajar dan penciptaan yang sangat indah. Untuk tujuan ini,
keluarga kaya the Medici dari Florence, yang Gonzaga dari Mantua, yang Farnese di
Roma, Sforzas di Milan-orang berkumpul di sekitar mereka belajar dan bakat,
meningkatkan keterampilan dan menciptakan lapangan kerja bagi para seniman yang
paling berbakat dan arsitek mereka sehari.

Seni teknologi dan arsitektur

Kegiatan keagamaan di Eropa


memanfaatkan media cetak, dimana sistem cetak ini
merupakan penemuan baru. Buku–buku agama
berkembang dengan cepat dan luas. Sebagai efek
samping buku-buku literatur gereja banyak pula
dikembangkan keluar, termasuk buku-buku
pengetahuan tentang budaya Romawi dimasa
lampau (yang menjadi titik pusat perhatian
Gambar 4 lukisan Giotto yang
menggunakan perspektif mekanis masyarakat pada waktu itu, karena dianggap dapat
menjawab permasalahan). Dengan perkembangan
buku-buku literatur secara cepat dan meluas, maka berkembanglah babakan baru untuk
intelektualitas masyarakat serta pembaharuan dalam pola pikir.
Giotto adalah seniman Renaissance dari
Firence yang pertama kali menguasai penggunaan
perspektif mekanis, pemakaian bentuk anatomi
manusia, serta eksperimen tentang “chiaroscuro”
yaitu suatu cara melukis bayangan dengan maksud
memberikan ketajaman pada bentuk-bentuk yang
terkena bayangan, ini merupakan 3 unsur pokok Gambar 5 hasil lukisan Giotto. Ketajaman
bayangan yang terbentuk dari penggunaan
bagi pelukis masa Renaissance pada awalnya. perspektif mekanis.

Dengan demikian lukisan yang dihasilkan lebih mendekati obyektifitas dan lebih realistis.
Selanjutnya “azas perspektif mekanis” ditemukan oleh arsitek Brunelleschi, yang
menemukan prinsip-prinsipnya pada waktu ia menelaah proporsi bangunan Romawi
kuno. Penemuan prinsip ini sangat menggairahkan seniman sezamannya, sehingga
pada aliran Renaissance ini hampir semua hasil karya seni memakai prinsip teknik
perspektif. Azas-azas perspektif, suatu telah yang mempesonakan seniman
Renaissance memperlihatkan bagaimana perspektif mengungkapkan kesan kedalaman
suatu permukaan yang datar, semua garis bertemu pada satu “titik lenyap” sehingga
pedoman ini dipakai dalam sketsa sebelum mulai melukis. Teknik “Sfumato” sebagai
pengembangan dari teknik Chiaroscuro, yakni pengaburan atau peremangan garis
bentuk suatu benda sehingga menyatu dengan keadaan sekelilingnya, sehingga
memperkuat kesan obyek, semakin dikenal.

Brunelleschi. Menciptakan perletakan dome untuk memperkuat kesan horizontal,


membuatdinding rangkap untuk memberi kesan berat pada bangunan, memakai
konstruksi Gothic denganmerenggangkan kulit luar dome dengan 24 kerangka dan
mengarahkan profil bangunan denganmenggunakan konstruksi dome. (Bangunan: S.
Spirito dan Cathedral of Florence). Alberti menyatukan dua konsep matematik dan
lukisan sebagai elemen dekoratif. Bangunan berciri megah dan memiliki konsep simetris.
(Bangunan: S. Andrea, Mantua). Perencanaan Kota dan Istana diPienza, Urbino dan
Florence, Konsepnya mengimbangi blok-blok masa berdinding masif dengan unsur-
unsur horisontal, dan deretan kolom dengan irama tertentu yang diberi sentuhan akhir
pada kaki dan kepala kolom tersebut. Atap konstruksi kayu dibuat datar dengan dibatasi
cornice. (Bangunan: Gaudagni Palace, Florence dan Grimanti Palace, Venice).

Karakteristik Renaissance

Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi dari
semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya
memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus
memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia untuk
mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke

Surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan,


kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir
Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan
diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi
dan bakat-bakatnya. Manusia bukan budak melainkan
majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat
manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari
melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.

Proporsi yang harmonis menguasai perhatian


arsitek seniman Renaissance, yang berusaha
menghubungkan matra tiap bagian utama bangunannya
Gambar 6 contoh karakteristik
Renaissance dengan satu modul, atau satuan panjang yang menjadi
dasar. Contoh proporsi Michaelangelo yang rumit pada
rancangan gereja St. Petrus (yang tak pernah dilaksanakan), adalah satuan bangunan
diukur secara vertical dengan perbandingan 3: 2: 1 garis bentuk bangunan merupakan
segitiga sama sisi, merupakan bentuk geometris yang benar-benar simetri.

Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini
menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk
kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest
expression of human values”. Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia
ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan
“Man can do all things if they will”. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk
memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama.
Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum
bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara
gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah
pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau
Antoposentrisme.

Pada masa Renaissance, terdapat tiga penemuan penting. Yang pertama adalah
bubuk mesiu, penemuan ini menyebabkan perkembangan dalam hal militer. Kedua,
penemuan kompas. Dengan ditemukannya kompas, memungkinkan untuk melakukan
pelayaran ke daratan baru seperti Amerika, dan kepulauan Hindia Barat. Akibatnya
adalah berkembangnya koloni-koloni bangsa Eropa pada tempat tersebut. Penemuan
ketiga adalah percetakan. Dengan adanya percetakan, minat terhadap literatur
berkembang pesat. Buku-buku tentang Latin dan Romawi ditulis, dan akhirnya
mempengaruhi cara pandang orang pada masa itu.

1. Denah

Denah bangunan berbentuk simetris dan juga proporsional.


Ukurannya mengikuti ketetapan yang sudah ditentukan.
Untuk bangunan gereja, denahnya tidak berbeda jauh
dengan denah yang sudah ada di Italia sebelum terjadinya
revolusi minat terhadap gaya arsitektur klasik. Kebutuhan
untuk mengintegrasikan desain rencana dengan façade
diperkenalkan sebagai isudalam karya Filippo Brunelleschi, Gambar 7 Contoh Denah – S. Maria
tapi dia tidak pernah mampu membawa aspek pekerjaanke Della Consolazione

dalam hasil. Bangunan pertama yang menunjukkan hal ini


adalah St Andrea in Mantua by Alberti. Andrea di Mantua oleh Alberti. Pengembangan
rencana dalam arsitektur sekuleradalah untuk mengambil tempat di abad ke-16 dan
memuncak dengan karya Palladio.
2. Dinding dan Kolom

Pada abad pertengahan, dinding eksterior menggunakan material-


material kecil yang disusun. Sementara itu, untuk masa
Renaissance, dinding eksterior menggunakan batu atau plesteran
sehingga terlihat halus.
Pada masa ini, kolom-kolom Yunani dan Romawi digunakan kembali,
namun hanya digunakan sebagai hiasan dan bukan sebagai
penopang struktur. Selain digunakan sebagai kolom, digunakan
Gambar 8 Jenis-jenis
kolom juga pilaster dan pedimen.
Dinding eksternal pada umumnya yang sangat jadi ashlar batu, diletakkan dalam kursus
lurus. Sudut-sudut bangunan sering ditekankan oleh rusticated quoins. Ruang bawah
tanah dan lantai tanah sering rusticated, sebagai model di Palazzo Medici Riccardi (1444-
1460) di Florence. Dinding internal lancar diplester dan muncul dengan cat putih kapur.
Untuk ruang-ruang formal lebih, permukaan internal yang dihiasi dengan lukisan dinding.

3. Bukaan

Bukaan pada masa ini datar, atau menggunakan arch semi-


sirkuler, terkadang dapat juga berbentuk elips, tapi hampir tidak
pernah ada yang menggunakan arch berbentuk lancip.
Arsitektur bangunan pada masa ini dapat dibagi menjadi dua
bagian, antara lain bangunan yang mengandalkan efek dari
jendela dan juga bangunan yang mengandalkan efek dari Gambar 9 Arch semi sirkuler
ornamen seperti cornice, pilaster, dan kolom-kolom. Bukaan
yang tidak memiliki pintu biasanya melengkung dan sering memiliki batu kunci besar atau
dekoratif.

4. Desain dan Konstruksi

Pada masa ini, barrel vault kembali digunakan. Tidak seperti arsitektur gothic yang
memiliki denah persegi panjang, pada masa renaissance denah yang digunakan
berbentuk persegi atau semi sirkuler.
Pada masa ini juga, kubah sering digunakan sebagai fitur struktural
pada bagian eksterior, dan juga sebagai atap bagi ruangan lebih
kecil yang hanya dapat dilihat di dalam bangunan. Kubah sering
digunakan, baik sebagai fitur struktural yang sangat besar yang
terlihat dari luar, dan juga sebagai sarana ruang atap yang lebih
kecil di mana mereka hanya dapat dilihat secara internal. Pada
abad pertengahan kubah jarang digunakan, namun setelah
digunakan dalam desain milik Brunelleschi dalam desain Basilica
Gambar 10 Kubah St.
Peter’s Basilica di Santa Maria del Fiore dan juga pada desain Brahmante untuk
St. Peter’s Basilica, kubah menjadi bagian yang penting dalam arsitektur gereja dan
bahkan kemudian menjadi penting bagi bangunan sekuler, seperti Villa Rotonda milik
Palladio. Dilengkapi dengan atap langit-langit datar atau coffered. Mereka tidak dibiarkan
terbuka seperti dalam arsitektur abad pertengahan. Mereka sering dicat atau dihias.

Ciri-ciri Umum bangunan di era renainssance.

 Pola tata ruang (di luar benteng) (extra-muros >< intra muros)
 Bentuk dan pandangan dari luar cenderung mendatar.
 garis-garis horisontal dari dekorasi, bertolak belakang dengn Gotik
 Bangunan melebar, datar, dan tipis (lebar banding panjang berbedanya besar)
 Garis-garis lantai di bawah dan di atas diekspos menjadi garis horisontal, terkesan
yang satu menumpuk di atas lainnya.
 Bangunan-bangunan umum penting (istana, gereja, balaikota dll) diletakkan dalam
ujung sumbu jalan atau taman luas terbuka

Analisa Perbandingan

 Bentuk denah keseluruhan simetri.


 Menara lebih sederhana dalam bentuk maupun jumlahnya.
 Kesan skyline horizontal.
 Atap kembali pada ½ lingkaran tanpa rib / rusuk, sehingga ketebalannya sama
(kesan kekokohan Romawi ditonjolkan kembali)
 Pedoman klasik (Yunani dan Romawi) dipergunakan kembali dan distandarkan
menurut pemikiran humanis
Tipologi arsitektur renaissance

Penggunaan kembali gaya kolom Yunani dan


Romawi pada bangunan, hal ini disebabkan
karena era arsitektur Renaissance berusaha
untuk menghidupkan kembali kebudayaan
klasik Yunani dan Romawi tetapi tidak dengan
gaya arsitektur Yunani atau Romawi murni.
Artinya : boleh mirip tetapi bukan mencontoh
dan bukan pula “nostalgia”.
Gambar 11
Pada masa ini, perubahan dan
perkembangan arsitektur dilihat dari tata denah dan sistem struktur dapat dikatakan
kurang. Perkembangan denah yang tercatat hanyalah bahwa denah lebih bebas, tidak
terikat pada tatanan baku seperti pada periode-periode sebelumnya, tetapi menganut
unsur simetri. Teknologi struktur juga mengalami stagnasi.

Gambar 12 Denah dan Bangunan 1

Gambar 13 Denah dan Bangunan 2


Gambar 13 Lengkungan dengan ukiran klasik

Dari segi bentuk bangunan, arsitektur Renaissance lebih bervariasi dibandingkan


periode sebelumnya. Pada beberapa kasus tetap ada pemakaian bentuk kubah.
Terdapat perkembangan dalam usaha untuk “merias diri”. Hal ini dipengaruhi oleh
banyak bermunculannya seniman patung dan pelukis pada masa itu seperti Leonardo da
Vinci dan Michaelangelo sebagai dampak dari kelahiran kembali kesenian setelah lama
ditekan oleh pihak gereja pada masa itu. Seni patung dan lukis ini selalu menghiasi
bangunan renaissance baik eksterior maupun interiornya.

Dari sisi interior, bangunan arsitektur renaissance memadu-padankan unsur klasik


furniture terhadap warna dan seni dekorasi / detail arsitektur dengan estetika yang tinggi.
Semua bagian interior dieksplorasi dengan desain yang disesuaikan terhadap bentuk
bagian itu sendiri, misal : bagian kubah dengan struktur dome-nya, bagian ruang inti
gereja dengan struktur lengkungnya, dan lain-lain.

Perkembangan seni lukis mulai diterapkan pada kaca mozaik untuk


bukaan-bukaan jendela. Jika periode sebelumnya kaca mozaik hanya
“memainkan” warna-warna terang, pada periode ini kaca mozaik dapat
berupa lukisan berdasarkan cerita-cerita Injil (biasanya diterapkan
sebagai elemen interior gereja).

Gambar 14
perpaduan warna
ydalam interior
ruangan
Bagian tangga pun dieksplorasi dengan desain yang sangat
berkelas dan belum tentu sama pada setiap bangunan.
Seniman-seniman pada saat itu bebas untuk mengolah desain
tangga sebagai salah satu elemen interior (seperti “balas
dendam” atas ekspresi yang dibatasi pada periode
sebelumnya).

Contoh Aplikasi Desain Bangunan Masa Renaissance


Gambar 15 lukisan yang
terdapat pada dinding kubah
 Gereja Basilika St. Petrus di Roma (Vatikan) interior

Pembangunan gereja Basilika ini mulai tahun 1506, untuk menggantikan sebuah gereja
yang sudah berumur 1200 tahun, yang berdiri diatas makam St. Petrus (Zaman Kristen
Awal).
Setelah para arsitek bersaing untuk mengajukan rancangannya, pemenangnya adalah
Donate Bramante. Kemudian para arsitek lainnya seperti Raffaelo dan Michaelangelo
berulangkali melakukan perubahan besar. Ketika Kathedral itu selesai dibangun pada
tahun 1623, hanya kubah besarnya saja rancangan Michaelangelo yang menyerupai
rencana asli.
Diatas deretan pilar, berdiri patung-patung besar (orang-orang yang dihormati dalam
agama Kristen) menghadap halaman dalam bentuk oval. Patung tersebut bergaya barok
yang dirancang oleh Bernini puluhan tahun kemudian.

Contoh lainnya terdapat pada bangunan bangunan berikut:

 Doges Palace, Venice

Gambar 16 Doges Palace


 Duomo Florence, Italy

Gambar 17 Duomo Florence

 El Escorial, Spain

Gambar 18 El Escorial

 Villa Barbaro, Maser, Italy

Gambar 19 Villa Barbaro


DAFTAR PUSTAKA

 Makalah Morfologi dan Tipologi Kota Renaisan dan Barok (Nasution,


1997/1998)
 https://monyetbisabaca.wordpress.com/2012/11/08/arsitektur-renaissance/
(diakses, 8 Mei 2018 09.58 wib)
 http://dokumen.tips/documents/sejarah-arsitektur-renaissance.html (diakses 09
Mei 2018 10:50 wib)
 http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/viewFile/16976/17848
(diakses 7 Mei 2018 13:01 wib)
 http://www.citeulike.org/user/puslit/article/4854386http://translate.googleusercon
tent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u= (diakses 7 Mei 2018 11:28 wib)
 http://en.wikipedia.org/wiki/Renaissance_architecture&prev=/search%3Fq%3Dr
enaissance%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D496%26prmd%3Di&rurl=t
ranslate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhsTA4kgciUhURmRS6lFjgb1_CrhQ
(diakses 8 Mei 2018 12:47 wib)
 https://www.slideshare.net/TanJiSub/arsitektur-renaissance (diakses 8 Mei 2018
13:30 wib)
 http://rurucoret.blogspot.co.id/2009/01/arsitektur-renaissance.html (diakses 9
Mei 2018 14:30 wib)
 http://cercerit.blogspot.co.id/ (diakses 8 Mei 2018 15:12 wib)
 https://architecturoby.blogspot.co.id/2010/01/arsitektur-renaissance.html
(diakses 8 Mei 2018 10:16 wib).
 Ching, Francis DK, 1987, Architecture: From, Space and Order, Van Nostrand
Reinhold.
 Funk dan Wagnalls, 1990, New Encyclopedia, vol – 22.
Klassen, Winand, 1992, Architecture and Philosophy, Philipines: Calvano
Printers Cebu City.
 Kruf, Hanno-Walter, 1994, A History of Architectural Theory, Princenton
Architectural Press.
 Mangunwijaya, YB, 1987, Wastu Citra, Gramedia, Jakarta.
Meiss, Pierre von, 1985, Elements of Architecture, Van Nostrand Reinhold.
Soger, Smith T., 1987, An Ilustrated of History Architecture Style, Omega
Books.
 Soger, Smith T., 1989, An Ilustrated of History Architecture Style, Omega
Books.
 Sumalyo, Yulianto, 1997, Arsitektur Moder Akhir Abad XIX dan Abad XX.
Gajahmada University Press, Yagyakarta.

Anda mungkin juga menyukai