NIM : 1906090035
JURUSAN ARSITEKTUR
ARSITEKTUR ROMANESQUE
A. SEJARAH ROMANESQUE
Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur Eropa abad pertengahan yang ditandai dengan semi-
circular arches. Tidak ada konsensus untuk tanggal awal dari gaya ini, tapi diperkirakan sekitar abad ke-8
sampai ke-12 dimana kemudian beralih ke arsitektur Gothic yang ditandai dengan pointed arches.
Menggabungkan fitur bangunan Romawi Kuno dengan Byzantium dan tradisi setempat, gaya arsitektur
Romanesque dikenal dengan bentuknya yang masif, tembok-tembok tebal, round arches, pilar yang
kokoh, groin vaults, menara-menara besar dan arkade yang dekoratif.
B. DAERAH PERSEBARAN
Bangunan Romanesque memiliki bentuk yang tegas, teratur, dan denah simetris. Secara keseluruhan
tampilan bangunan terlihat sederhana jika dibandingkan dengan era Gothik yang muncul kemudian
Contoh bangunan Romanesque dapat diketemukan di seluruh penjuru Eropa walaupun setiap daerah
mungkin memiliki karakter dan material yang berbeda.
1. ITALIA
Dinding interior dan exterior dilapis marmer. Fasade depan gereja dihiasi oleh baris-baris busur yang
menempel pada dinding.
2. JERMAN
Umumnya terlihat lebih sederhana. Beberapa gereja mempunyai apsis baik di ujung timur atau barat,
pintu masuk gereja diletakkan di samping.
3. INGGRIS
Gaya Romanesque dikenal dengan gaya Norman. Dari luar, bangunan terlihat berat, umumnya
mempunyai menara pendek segi empat. Pada ruang dalam terdapat kolom-kolom menyatu yang
berdampingan dengan kolom massif.
C. KARAKTERISTIK BANGUNAN ROMANESQUE
1. Dinding
Dinding bangunan Romanesque umumnya memiliki ketebalan yang masif dengan bukaan yang relatif
kecil. Materialnya berbeda antara satu daerah dengan daerah lain.
2. Buttresses
Buttresses pada bangunan Romanesque umumnya berprofil persegi datar dan tidak terproyeksi di luar
dinding. Pada bangunan gereja yang memiliki lorong/aisle, barrel vaults atau half-barrel vaults di
sepanjang lorong membantu menopang bagian tengah bangunan.
3. Busur (Arches)
Arch yang digunakan hampir selalu berbentuk setengah lingkaran, dan dipergunakan pada bukaan (pintu
dan jendela), pada vault dan arkade. Di atas pintu yang lebar biasanya terdapat semi circular arch,
terkecuali jika di ambang pintu terdapat lintel dengan ukiran dekoratif.
4. Arkade (Arcade)
Arkdace adalah deretan arch yang ditopang oleh pier atau kolom yang terdapat di interior gereja,
memisahkan bagian nave dari aisle. Arkade juga terdapat di serambi dan atrium.
5. Pier
Pada arsitektur Romanesque, pier sering digunakan untuk mendukung arch. Pier dibuat dari batu,
berbetuk kotak atau persegi panjang. Umumnya memiliki moulding horisontal membentuk capital pada
awal arch. Kadang-kadang pier memiliki poros vertikal yang melekat
padanya dan kadang memiliki moulding horisontal pada bagian
base-nya.
6.COLONETTES( Kolom)
Mayoritas bangunan memakai atap dari kayu dengan penopang sederhana berbentuk tie beam atau
king post. Dalam kasus atap kasau terikat, kadang dilapisi dengan langit-langit kayu. Di bangunan gereja,
biasanya lorongnya memiliki kubah dan atapnya dari kayu. Tipikal kubah Romanesque bisanya berdenah
oktagonal dan menggunakan corner squinch untuk menerjemahkan bentuk persegi menjadi dasar segi
delapan yang cocok.
8.BARREL VAULT
9. GROIN VAULT
, pada dasarnya merupakanbarrel vault yang berpotongan danmemilki titik sumbu di tengah.
Contoh:Basilica of St. Mary Magdalene yangdibangun di abad 12 M.
10. RIBBED VAULT
, dimana ada rusuk yang membagi langit-langit menjadi enam bagian (dua diagonal dan satu horisontal).
Ribbed vault sudah merupakan ciri khas gaya gotik. merupakanperkembangan dari Groin Vault namun
baru dikembangkankemudian pada periode Gothic.
1. Tipikal bangunan Gereja dengan menara, Lisbon Cathedral (Portugal), dibangun pada abad 12 M
2. Cathedral of St. Peter, Jerman.
Selesai dibangun pada tahun 1181 dengan gaya Romanesque. Arches, Arcade, Wheel shaped window.
3. Gereja Penziarah
Pada saat itu berkembang kegiatan berziarah bagi umat Kristen ke Yerusalem, Roma, atau Santiago de
Compostela (Spanyol). Daerah yang dilewati para penziarah terpengaruh, dengan melayani para
penziarah dalam perjalanannya. Salah satu fasilitas yang disediakan adalah gereja untuk para penziarah.
Fitur yang khas adalah gang di belakang altar, dikenal sebagai ambulatory. Para penziarah dapat
melewati gang tersebut dan berhenti untuk berdoa tanpa mengganggu aktivitas di gereja utama.
Gereja ini adalah contoh gereja bergaya Romanesque paling terkenal. Siapapun pasti tahu Menara Pisa
yang merupakan salah satu keajaiban dunia. Menara Pisa sebenarnya dirancang sebagai menara lonceng
gereja ini. Bentuk gereja ini mungkin tak mirip dengan kastil atau puri, namun ciri khas berupa lengkung
busur yang terdapat di fasad depan dan menaranya membuatnya digolongkan bergaya arsitektur
Romanesque.
dapat ditemukan pada pintu, jendela, gang-gang arcade, langit-langit dan lain-lain.
Gereja-gereja awal mempunyai atap dari kayu, yang lalu terbakar. Atap lalu digantikan dengan
langit-langit lengkung terbuat dari batu. Dengan demikian maka beban gedung makin berat
sehingga dinding perlu dibuat lebih tebal sebagai pendukung.
Pendukung (buttress) rendah dibuat menyender ke dinding untuk menambah daya dukung.
Pahatan dan sculpture adalah fitur penting pada dekorasi pintu masuk utama. Pintu masuk
terletak di bagian dalam dinding yang tebal (beberapa dinding tebalnya mencapai 6m). Di atas
pintu terdapat tympanum, yang biasanya diisi dengan pahatan yang berisi penggalan cerita Injil.
Jendela terlihat kecil dan sempit. Susunan kolom, busur dan pahatan dekorasi di sekeliling
jendela membuatnya terlihat lebih besar.
Denah gereja Romanesque selalu berbentuk salib. Altar diletakkan di timur (menghadap
Yerusalem), pintu masuk di barat.
Terdapat ruang bawah tanah (crypt) di bawah altar untuk menempatkan peninggalan
dari para santo (orang suci).
Nave dan gang (aisles) dipisahkan oleh barisan kolom dan busur.
Di atas gang terdapat gallery (triforium), yang dapat memberikan view ke nave,
digunakan oleh ‘santri’ gereja pada saat ibadah (misa).
di atas disebut dengan “susunan tiga tingkat”. Susunan ini bervariasi di banyak tempat,
bahkan di beberapa tempat tidak ada tingkat ke-3, digantikan dinding massif dengan
jendela.
E. KESIMPULAN