Bab 1
A. Latar belakang
lahan kering selalu terdiri dari lahan dengan topografi tidak merata yang mempunyai lereng cukup besar
sehingga keberadaan solum tanah atas selalu terusik oleh erosi yang terjadi.
Lahan kering beriklim kering perlu mendapat perhatian yang serius khususnya terkait dengan sumber air
dan pengelolaannya. Ketersediaan air merupakan faktor pembantas utama. Wilayah dengan kategori
rawan pangan dicirikan oleh daya dukung lahan pertanian untuk kebutuhan produksi pangan relatif
terbatas, sumber daya manusia rendah, sarana dan prasarana terbatas, penguasaan lahan pertanian
terbatas, rata-rata pendapatan di bawah garis kemiskinan.
Oleh karena itu curah hujan yang rendah di wilayah beriklim kering menyebabkan tanah tidak
mengalami pencucian yang intensif. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan lahan kering
beriklim kering dibanding wilayah beriklim basah, di mana pencucian sangat intensif sehingga tanah
miskin hara. Tingkat pencucian dan pelapukan ini mengakibatkan solum tanah di wilayah iklim kering
umumnya dangkal dan di wilayah beriklim basah umumnya dalam. Ancaman lain seperti curah hujan
yang semakin tidak menentu, perubahan pola hujan dengan periode hujan lebih singkat tetapi dengan
intensitas yang lebih tinggi.
B.Rumusan masalah
C. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan Individual : untuk menambah ilmu pengetahuan, pengenalan, serta pengalaman tentang
lahan kering di NTT dan cara pemanfaatan lahan kering dari aspek arsitektur.
2. Tujuan Fungsional :diharapkan mampu menjadi landasan mengambil kebijakan atau keputusan
dalam berarsitektur di lahan kering.
Bab 2 ISI
Mempertimbangkan beberapa permasalahan yang ada, maka pengelolaan lahan kering menitikberatkan
pada tata cara untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan.
Masalah yang timbul akibat adanya berbagai tingkat kemiringan lahan adalah aliran permukaan dan
erosi beserta potensi kesuburan. Pembuatan teras bertujuan mengurangi panjang lereng serta pada
akhirnya mengurangi kecepatan aliran permukaan.Terdapat suatu hubungan antara tingkat kemiringan
dengan perlakuan bentuk permukaan tanah guna mengurangi laju aliran permukaan ini, mulai dari
sekadar membuat guludan sampai berbagai bentuk teras yang harus diterapkan.
Penerapan teknik konservasi tanah selayaknya mempertimbangkan tiga hal, yaitu curah hujan yang
sering terjadi, kondisi lahan yang meliputi kemiringan, ketebalan solum dan sifat-sifat tanah.
Lahan kering adalah bagian dari ekosistem teresterial yang luasnya relatif luas dibandingkan dengan
lahan basah (Odum, 1971).
Menurut Hidayat dkk (2000) lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi air atau
tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. kering ditandai dengan rendahnya curah hujan ( <
250 - 300 mm/tahun), indek kekeringan (rasio)/perbandingan antara curah hujan dan evapotranspirasi
kurang dari 0.2), variasi tanaman sangat terbatas (hanya semak belukar, rerumputan dan pepohonan
kecil di daerah tertentu), suhu yang sangat tinggi (+49oC pada musim panas), tekstur tanah adalah pasir
dan memiliki salinasi yang tinggi pada tanah dan air tanahnya yang diakibatkan oleh tingginya evaporasi
dan infiltrasi.
Lahan kering ini terjadi sebagai akibat dari curah hujan yang sangat rendah, sehingga keberadaan air
sangat terbatas, suhu udara tinggi dan kelembabannya rendah. Lahan kering sering dijumpai pada
daerah dengan kondisi antisiklon yang permanen, seperti daerah yang terdapat pada antisiklon
tropisme.
Lingkungan iklim di daerah panas kering ditandai dengan langit yang bersih,
periode panas panjang, atmosfer kering, dan selisih temperatur diurnal yang besar
(Olgyay, 1992). Karakteristik utamanya adalah kombinasi dari kelembaban yang rendah
dan temperatur yang tinggi di siang hari pada musim panas. Pada beberapa kasus, iklim
panas kering disebabkan oleh angin yang melewati barisan gunung, mengendapkan
sebagian kandungan uap air ketika naik ke lereng windward, dan menjadi panas ketika
Radiasi matahari dipantulkan dari lahan yang berwarna cerah dan gersang, serta
dipantulkan dari dinding bangunan yang dapat menyebabkan silau dan ketidaknyamanan
visual serta menambah beban panas pada dinding dan jendela. Langit bersih selama
hampir sepanjang tahun, menyebabkan panas matahari selama siang hari dan long wave
radiant loss di malam hari. Radiasi global horizontal bisa mencapai 1000 W/m2 (318
Btu/h.ft2) dan long wave radiation loss bisa mencapai 100 W/m2 (32 Btu/h.ft2) (Givoni,
1997).
Hasilnya adalah selisih temperatur diurnal yang besar, sekitar 15-20ºC. Terkadang
di musim panas temperatur udara bisa mencapai 50ºC meskipun seharusnya maksimum
temperatur udara di daerah panas kering adalah sekitar 35-40ºC. Temperatur minimum di
musim panas adalah 25-30ºC di daerah yang lebih panas, dan sekitar 18-22ºC di daerah
yang lebih dingin. Temperatur permukaan tanah di musim panas bahkan bisa mencapai
Angin yang kuat berada pada arah timur-barat. Kecepatan angin yang paling besar
terjadi di siang hari (Olgyay, 1992). Angin biasanya kuat di siang hari, surut di sore hari.
Tapi tidak menutup kemungkinan di beberapa daerah mengalami angin yang kuat di
malam hari (Givoni, 1992). Angin malam mengikuti topografi, dengan udara dingin yang
dibuang dari gunung. Angin di atas 20 mph bisa jadi menggandung debu (Olgyay, 1992).
Yang biasa dialami di daerah panas kering adalah badai debu, terutama di siang hari.
Badai debu ini merupakan salah satu faktor penyebab ketidaknyamanan (Givoni, 1997).
Rata-rata curah hujan adalah 8 inci, tapi terkadang hanya 3 inci. Biasanya ada
sedikit hujan setiap bulan. Bulan terkering adalah Mei dan Juni, sementara bulan terbasah
dibutuhkan strategi tertentu dalam merancang arsitektur yang sesuai dan bisa
menciptakan kenyamanan. Baik itu indoor maupun outdoor. Untuk indoor yaitu
mengurangi temperatur udara dan permukaan internal. Sedangkan untuk outdoor adalah
kering haruslah:
panas
5. Temperatur ruang dalam yang lebih tinggi, relatif pada ruang luar pada
musim dingin.
dingin bisa dicapai di daerah padang pasir dengan mengkombinasikan beberapa strategi
berikut ini:
2. Ventilasi alami
Suatu bentuk yang memiliki peran istimewa di daerah panas kering adalah
halaman dalam yang dikelilingi bangunan atau patio. Halaman semacam itu bisa
membantu dalam memelihara temperatur dalam ruangan dingin. Dugaan ini berdasarkan
fakta bahwa bangunan semacam itu sangat banyak ditemui di daerah itu dan telah ada
selama berabad-abad (Givoni, 1997). Ketika radiasi matahari menembus ruang di patio
yang terbuka, maka radiasi tersebut akan diserap oleh dinding dan lantai patio. Angin
membawa pergi sebagian energi matahari yang diserap di area terbuka. Kecepatan angin
di dalam patio biasanya jauh lebih rendah daripada kecepatan angin di luar. Berarti akan
lebih sedikit panas matahari yang dibawa pergi oleh angin dan lebih banyak diserap oleh
permukaan patio, mengangkat panas patio dan temperatur udara. Long wave radiant loss lebih kecil di
dalam pasio daripada di luar (Givoni, 1997). Jika halaman lebih tinggi
daripada lebarnya, dia akan membayangi beberapa dindingnya selama siang hari
meskipun matahari tinggi, dan angin bertiup di sekitar bangunan tidak akan mengganggu
udara di dalam halaman. Selama malam hari, atap dan halaman, terutama lantainya,
akan memancarkan panas kepada malam yang dingin. Udara yang ada di samping
permukaan ini dingin dan menenangkan. Udara dingin di halaman mendinginkan
permukaan di sekitar, yang menyimpan panas dari hari sebelumnya. Selama siang hari
halaman tetap nyaman karena permukaannya dan udaranya relatif dingin (Brown, 1985).
man tetap nyaman karena permukaannya dan udaranya relatif dingin (Brown, 1985).
Kondisi iklim yang sebenarnya di dalam patio tergantung kepada detail desain dan
penanganannya. Terkadang bisa lebih panas atau lebih dingin daripada udara luar. Di
daerah panas kering, patio yang tidak terbayangi dengan tanah yang gundul atau dengan
lantai beton dan keramik seringkali memiliki temperatur udara yang lebih tinggi daripada
di luar. Memberi pembayangan pada patio bisa diselesaikan secara detail arsitektural
(Givoni, 1997).
Karena intensitas radiasi matahari yang tinggi pada daerah padang pasir, masalah
kelebihan panas karena energi matahari, menembus melalui jendela atau menyerap pada
permukaan dinding. Radiasi langsung dan yang disebar dari langit diperbesar oleh
pematulan radiasi matahari oleh emisi gelombang panjang dari tanah yang berwarna
cerah dan tanpa penghijauan. Hal ini menunjukkan bahwa kepentingan menyediakan
perlindungan bukan hanya dari matahari langsung, tapi juga dari pemantulan (Givoni,
1997).
Di musim panas, penutup jendela bisa ditutup selama jam panas, membiarkan
cahaya masuk ke dalam rumah hanya melalui jendela yang kecil. Di sore hari, penutup
dan jendela bisa dibuka untuk meningkatkan pendinginan di dalam ruangan. Untuk
memfasilitasi ventilasi silang ketika dibutuhkan, jendela harus ditempatkan pada kedua
Pada atap beton, atap seharusnya diinsulasi di atas beton, untuk memastikan
pendinginan yang cepat pada permukaan eksternal. Yang lebih disukai adalah lapisan
metal yang berombak sekitar 5 cm di atas lapisan insulasi bisa membentuk permukaan
eksternal. Detail ini akan mendinginka udara pada malam hari, di atas maupun di bawah
lapisan metal, yang kemudian akan mengalir turun ke patio (Givoni, 1997).
Dinding pada area siang hari seharusnya dari material yang menyimpan panas.
Dinding yang menghadap timur dan barat harus dibayangi. Secara umum, insulasi
penyimpanan panas adalah yang paling baik. Selain pembayangan, atap ventilasi bisa
juga digunakan, terutama pada ruangan yang digunakan pada malam hari (Olgyay, 1992).
Warna dinding dan atap bangunan memiliki efek pengaruh matahari pada bangunan dan
A. Kesimpulan
Pada daerah lahan kering umumnya memiliki kontur tanah yang keras sehingga bangunan yang akan di
bangun pada kondisi tanah tersebut akan memiliki kontruksi yang kuat dengan pondasi yang kuat juga ,
akan tetapi daerah lahan kering cenderung memiliki iklan yang panas Untuk menciptakan kenyamanan
pada daerah yang beriklim panas kering,
dibutuhkan strategi tertentu dalam merancang arsitektur yang sesuai dan bisa
menciptakan kenyamanan. Baik itu indoor maupun outdoor. Untuk indoor yaitu