Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

PENERAPAN APLIKASI FISIKA BANGUNAN PADA BIDANG


ARSITEKTUR

NAMA: SALPA RIPAAT


NIM: 2304874
KELAS: PTA A

PENERAPAN SISTEM BIOKLIMATIK PADA BANGUNAN PERKANTORAN


EDIFICIO MALECÓN DI QUITO, EQUADOR

Bangunan ini dirancang dengan mempertimbangkan kondisi iklim setempat untuk


menciptakan lingkungan interior yang nyaman tanpa terlalu bergantung pada penggunaan sistem
pendingin udara. Beberapa fitur bioklimatik yang diterapkan dalam Edificio Malecón termasuk:
1. Orientasi Bangunan: Bangunan ini diatur sedemikian rupa sehingga memanfaatkan sinar
matahari secara optimal. Bangunan tersebut memiliki banyak jendela dan ruang terbuka
yang menghadap ke arah selatan untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan pemanasan
matahari di musim dingin.
2. Penggunaan Ventilasi Alami: Sistem ventilasi alami digunakan untuk meningkatkan
sirkulasi udara di dalam bangunan. Jendela-jendela yang dapat dibuka dan ventilasi silang
membantu mengalirkan udara segar ke dalam ruangan, mengurangi kebutuhan akan
pendingin udara listrik.
3. Penyaringan Cahaya Matahari: Selain memanfaatkan sinar matahari secara langsung,
bangunan ini juga dilengkapi dengan elemen-elemen seperti jendela-jendela berlapis atau
penyaring cahaya matahari untuk mengurangi efek silau dan panas berlebih di dalam
ruangan.
4. Penggunaan Material Thermal: Material bangunan dipilih untuk mempertahankan suhu
dalam ruangan. Penggunaan bahan-bahan yang memiliki sifat termal yang baik membantu
menjaga suhu tetap stabil di dalam bangunan.
5. Atap Hijau/green roofs: Beberapa bagian atap bangunan ditutupi dengan vegetasi hidup
untuk meningkatkan isolasi termal, menyerap air hujan, dan mengurangi efek panas dari
atap bangunan.
Edificio Malecón merupakan contoh bangunan yang berhasil mengintegrasikan prinsip-prinsip
bioklimatik ke dalam desainnya, menciptakan lingkungan interior yang nyaman bagi penghuninya
sambil mengurangi konsumsi energi dan dampak lingkungan.
RANGKUMAN:
A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IKLIM
Iklim suatu wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik, kimia, biologis, dan geografis
yang kompleks. Faktor-faktor utama yang memengaruhi iklim meliputi:
1. Sinar Matahari: Intensitas, distribusi, dan durasi sinar matahari yang diterima oleh
suatu wilayah sangat mempengaruhi iklimnya.
2. Tekanan dan Angin: Tekanan atmosferik dan arah angin membentuk pola iklim
regional dan lokal.
3. Topografi: Bentuk dan kemiringan permukaan bumi mempengaruhi suhu, curah
hujan, dan pola angin suatu wilayah.
4. Pergerakan Udara Laut dan Darat: Perbedaan dalam sifat termal antara daratan dan
lautan menghasilkan pergerakan udara yang memengaruhi iklim di sekitarnya.
5. Oseanografi: Suhu permukaan laut, arus laut, dan distribusi air laut memengaruhi
iklim di wilayah yang berdekatan dengan lautan.
6. Vegetasi dan Tutupan Tanah: Tumbuhan dan tutupan tanah memengaruhi siklus air,
albedo permukaan, dan siklus karbon dioksida, yang berdampak pada iklim lokal dan
global.
7. Emisi Gas Rumah Kaca: Aktivitas manusia meningkatkan konsentrasi gas rumah
kaca di atmosfer, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

B. ELEMEN-ELEMEN IKLIM
Elemen-elemen iklim adalah komponen penting yang membentuk karakteristik iklim suatu
wilayah. Berikut adalah elemen-elemen iklim yang utama:
1. Suhu: Menunjukkan tingkat panas atau dingin udara pada suatu lokasi dan waktu
tertentu, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk sinar matahari dan topografi.
2. Curah Hujan: Jumlah air yang jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi, dipengaruhi
oleh pola angin, kelembaban udara, dan faktor cuaca lainnya.
3. Kelembaban: Jumlah uap air dalam udara, dipengaruhi oleh suhu, tekanan udara, dan
aktivitas evaporasi dan transpirasi.
4. Tekanan Udara: Gaya yang dihasilkan oleh berat udara di atas suatu wilayah,
menyebabkan pergerakan angin dan membentuk pola cuaca.
5. Angin: Pergerakan udara dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan rendah,
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dan suhu.
6. Kecepatan dan Arah Angin: Menunjukkan kecepatan dan arah pergerakan udara,
penting dalam membentuk pola cuaca dan iklim suatu daerah.
7. Awan: Kumpulan partikel air atau kristal es di atmosfer, mempengaruhi suhu, radiasi
matahari, dan curah hujan.
8. Radiasi Matahari: Energi yang dipancarkan oleh matahari dan mencapai permukaan
bumi, mempengaruhi suhu, proses pemanasan, dan perubahan iklim global.
C. KLASIFIKASI IKLIM TROPIS
Iklim tropis adalah jenis iklim yang ditemukan di daerah tropis di sekitar khatulistiwa.
Klasifikasi iklim tropis didasarkan pada sistem klasifikasi Köppen, yang membaginya
menjadi beberapa sub-kategori utama:
1. Af (Hutan Hujan Tropis): Wilayah dengan suhu rata-rata bulanan di atas 18°C dan
curah hujan tinggi sepanjang tahun. Ditemukan hutan hujan tropis yang lebat dan
beragam hayati.
2. Am (Musim Hujan Tropis): Wilayah dengan musim hujan yang jelas diikuti oleh
musim kering singkat. Curah hujan tinggi sepanjang musim hujan.
3. Aw (Savana Tropis): Wilayah dengan musim hujan yang jelas diikuti oleh musim
kering yang panjang. Vegetasi umumnya berupa sabana atau padang rumput tropis.
4. As (Gurun Tropis): Wilayah dengan curah hujan sangat rendah sepanjang tahun.
Vegetasi terbatas, dengan hamparan pasir dan batu serta beberapa vegetasi tahan
kekeringan.
Klasifikasi ini membantu dalam memahami pola iklim di daerah tropis dan penting untuk
perencanaan pertanian, pembangunan, dan adaptasi terhadap perubahan iklim di wilayah-
wilayah tersebut.

D. KLASIFIKASI IKLIM TAPAK


Klasifikasi iklim tapak adalah proses mengkategorikan iklim berdasarkan karakteristik
meteorologis tertentu yang dapat diamati di suatu wilayah atau lokasi geografis. Klasifikasi
ini membantu dalam memahami pola cuaca dan iklim yang dominan di suatu daerah, yang
pada gilirannya dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk perencanaan pertanian,
pengelolaan sumber daya alam, dan studi perubahan iklim. Berikut adalah beberapa
kategori utama dalam sistem klasifikasi iklim Köppen:
1. Iklim Tropis (A): Iklim tropis memiliki suhu rata-rata bulanan di atas 18°C sepanjang
tahun. Iklim ini sering ditemukan di daerah tropis di sekitar khatulistiwa.
2. Iklim Sedang (C): Iklim sedang memiliki musim yang jelas, dengan musim panas
hangat dan musim dingin yang dingin. Iklim ini sering ditemukan di daerah subtropis
dan daerah yang lebih jauh dari khatulistiwa.
3. Iklim Dingin (D): Iklim dingin memiliki suhu rata-rata bulanan di bawah 10°C selama
bulan terdingin. Musim panas biasanya pendek dan dingin, sedangkan musim dingin
sangat dingin.
4. Iklim Kutub (E): Iklim kutub memiliki suhu rata-rata tahunan yang sangat rendah,
sering kali di bawah 0°C sepanjang tahun.
5. klim Gurun (B): Iklim gurun ditandai oleh kekeringan ekstrem dan sedikit curah
hujan. Suhu di wilayah ini dapat bervariasi, tetapi biasanya cenderung panas.
Sistem klasifikasi iklim Köppen juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti curah hujan,
kelembaban, dan musim angin. Selain itu, terdapat variasi dan modifikasi dari sistem
klasifikasi iklim Köppen yang dikembangkan untuk kondisi regional tertentu.

Anda mungkin juga menyukai