Anda di halaman 1dari 7

PEMANASAN GLOBAL

Oleh

Ni Kadek Maharani Laksmi Dewi (X6/22)

Ni Made Ayu Adelia Purnama (X6/28)

KIMIA
SMA Negeri 2 Mengwi
Tahun Ajaran 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

I. Teori Pemanasan Global


A. Pengertian Pemanasan Global
 Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan
ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan di bumi.
B. Penyebab Terjadinya Pemanasan Global
 Efek Rumah Kaca
Karbon dioksida atau CO2 yang dihasilkan oleh kegiatan di bumi ini seperti
pernafasan dan hasil pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi. Karena
kadarnya sudah berlebihan maka CO2 seolah seperti kaca yang menutup
permukaan bumi. Selain karbon dioksida juga sulfur dioksida dan metana pun
sama seperti CO2 menyelubungi bumi. Layaknya sifat kaca, gas-gas yang
melapisi tadi akan memantulkan infrared dari matahari yang seharusnya
dikembalikan lagi ke angkasa. Infrared terperangkap di bumi. benda panas
akibat getaran atomik dan molekuler dianggap memancarkan gelombang panas
dalam bentuk sinar inframerah. Makanya, sinar inframerah sering disebut
dengan radiasi panas.Sebenarnya efek rumah kaca itu ada gunanya untuk bumi
kita dalam hal memberi panas. engan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F),
bumi sebenarnya lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya sebelumnya.
Andaikan tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Karena efek inilah ,bumi menghangat,
namun jika kadar berlebihan maka akibatnya terjadilah yang dinamakan
pemanasan global.
 Efek Umpan Balik
Efek Umpan balik ini contohnya adalah penguapan air. Proses pemanasan
selain menghasilkan karbondioksida juga menghasilkan uap air. Contoh ya
reaksi pembakaran hidrokarbon seperti berikut ini: CxHy + O2 → CO2 +
H2O. Semakin banyak pemanasan yang terjadi akibat efek rumah kaca karbon
dioksida semakin melimpah uap air yang membumbung ke atmosfer. Uap air
sendiri ternyata memberi efek rumah kaca, seperti gas CO2. Pemanasan yang

1
terus terjadi itu menambah jumlah uap air secara terus menerus hingga
akhirnya tercapai kesetimbangan konsentrasi uap air. kelembaban meningkat,
namun meskipun kelembaban meningkat karena kandungan air banyak,
kelembaban relatif udara malah nyaris konstan bahkan berkurang karena udara
malah menghangat. Lamanya umpan balik perlahan mengingat CO2 di
atmosfer betah dan berumur panjang.
 Variasi Matahari
Variasi matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dilepaskan
matahari. Variasi matahari dipengaruhi siklus matahari 11-tahunan (siklus
bintik merah) selain fluktuasi-fluktuasi lainnya yang tidak periodik. Aktivitas
tersebut mampu menaikkan suhu stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
menurunkan suhu stratosfer. Semenjak tahun 1960, pendinginan stratosfer ini
sebenarnya sudah teramati. Penipisan lapisan ozon juga memberikan
kontribusi dalam pendinginan. Kombinasi Fenomena variasi Matahari dengan
aktivitas gunung berapi sepertinya telah memberikan efek pemanasan dari
masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
C. Dampak Pemanasan Global
 Iklim Tidak Stabil
Iklim adalah situasi rata-rata cuaca yang meliputi daerah yang luas dengan
waktu yang lama. Sementara cuaca Cuaca adalah keadaan udara pada suatu
saat di daerah yang relatif sempit. Faktor -faktor yang
mempengaruhi iklim dan cuaca adalah sama sinar matahari, suhu, tekanan
udara,kelembaban udara ,angin, awan dan curah hujan. Di beberapa daerah
kekeringan melanda hebat karena kemarau. Adanya pemanasan global
menyebabkan bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere)
akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya gunung-
gunung es kini mulai mencair sehingga daratan akan menyempit. Tak banyak
lagi jumpal es yang mengapung. Daerah-daerah yang dulu mengalami salju
ringan kini tak mengalaminya lagi. Di pegunungan di daerah subtropis, bagian
yang tertutup salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih lama di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan
malam hari akan cenderung untuk bertambah. Daerah yang hangat akan
menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menjadi uap dan lepas dari

2
lautan. Curah hujan di seluruh dunia telah naik sebesar 1 persen dalam seratus
tahun terakhir ini . Badai akan ternyata lebih sering melanda. Selain itu, air
akan lebih cepat lepas jadi uap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan
menjadi lebih kering dari sebelumnya.
 Meningkatnya Permukaan Air
Cairnya es di daerah kutub telah menyebabkan volume air laut akan
bertambah, akibatnya akan terjadi peningkatan permukaan air laut. Tinggi
muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama
abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 –
88 cm (4 – 35 inci) pada abad ke-21
 Suhu Global Cenderung Meningkat
suatu daerah akan menguntungkan karena mengalami musim hujan jadi lebih
lama,tapi daerah di belahan bumi lain sebaliknya mengalami musim panas
berkepanjangan. Jika salju di daerah gurun sampai turun, pertanian gurun yang
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika
snowpack (kumpulan salju) yang dihasilkan musim dingin, yang selama ini
berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan
masa tanam. Belum lagi tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.
 Gangguan Ekologis
Ketika suhu bumi memanas, kita saja sebagai manusia tak nyaman, begitupun
makhluk hidup yang lain. Efek pemanasan mengganggu kehidupan. Hewan-
hewan akan bermigrasi mencari tempat sejuk, tumbuhan mengubah arah
pertumbuhannya mencari tempat yang mendukung pertumbuhannya. Manusia
yang dikaruniai akal mungkin akan melakukan hal yang meminimalisir panas
yang muncul, namun makhluk lain tentu tidak. Hewan dan tanaman bisa jadi
berakhir dengan kepunahan karena tak mampu beradaptasi.
 Dampak Sosial dan Politik
Kondisi cuaca yang tak menentu menyebabkan munculnya berbagai penyakit.
Bagi para petani kondisi hujan yang tak kunjung usai bisa menggagalkan
panen, sementara jika panas berkepanjangan juga menyulitkan mereka untuk
memulai pertanian karena susahnya pasokan air. Panas juga menyebabkan
hutan mudah mengalami kebakaran. Banyak titik api yang berpotensi terbakar.

3
Hutan di Indonesia sudah sering terbakar. Masalah kebakaran hutan sempat
pelik dan sulit dicari solusinya.
D. Solusi terhadap Pemanasan Global
 Melakukan konservasi lingkungan seperti melakukan reboisasi, penenaman
pohon dan penghijauan lahan kritis.
 Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif (Energi air,
matahari, angin, bioenergi) guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar
fosil (minyak bumi dan batu bara).
 Menerapkan 3R (Reuce, Reduce, Recycle)
 Daur ulang dan efisiensi energi.
 Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman
dan penerapan untuk mencegah terjadinya pemanasan global.

4
BAB II
PEMBAHASAN
II. Kebiasaan Masyarakat yang Berpengaruh terhadap Pemanasan
Global
Dampak Pembakaran Jerami Padi di Bali

Bali merupakan pulau yang terkenal akan keindahan alam dan tradisinya.
Keindahan sawah dan hasil pertanian adalah salah satunya. Mungkin selama ini
sebagian besar wisatawan masih mengira kalau Bali hanya berkutat soal pantai dan
klub malam semata. Padahal, Bali juga memiliki keindahan tempat wisata yang
lainnya seperti sawah terasering. Di Bali tak jarang terdapat lahan sawah, bahkan
sawahnya sampai membentang luas. Ini merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk
melihat indahnya hamparan sawah yang hijau. Persawahan di pulau dewata memang
sangat menarik dan sudah biasa menjadi objek wisata untuk turis lokal maupun
wisatawan mancanegara (wisman). Itu karena iklim dan cuaca yang sangat
mendukung untuk melakukan penanaman padi. Selain itu masyarakat Bali sangat
senang untuk bertani, karena dari hasil tani tersebut akan menghasilkan uang dan
untuk obat cuci mata pribadi. Namun, pernahkah kamu berpikir akan ada dampak
negatif yang dihasilkan?Mengapa bisa dikatakan berdampak negatif?
Pada saat masa panen padi petani umumnya membakar jerami, untuk
mempermudah pengolahan tanah guna mengejar masa tanam berikutnya. Jerami yang
di bakar merupakan daun padi yang sudah menguning. Beberapa teori menyebutkan,
bahwa pembakaran jerami padi merupakan salah satu awal penerapan pertanian
organik yang berasal dari pengalaman petani. Berdasarkan penelitian terbaru, bahwa

5
pembakaran jerami sangat kurang efektif karena dapat merusak struktur tanah dan
mengurangi aktivitas mikrobia tanah.
Tetapi ada dampak yang lebih berbahaya dari pada itu. Mungkin para petani
tidak sadar akan hal penting ini. Dianggap hal kecil padahal dari hal kecil bila
dibiarkan secara terus menerus akan menumpuk menjadi masalah besar, dan nantinya
kita sulit untuk mencegahnya. Ya, asap pembakaran jerami menyebabkan pemanasan
global atau global warming. Biasanya panen padi hampir berbarengan dengan daerah
lainnya. Mengingat di Bali terdapat banyak lahan sawah, artinya asap pembakaran
yang di timbulkan dari pembakaran jerami juga dapat berpengaruh bagi sirkulasi
udara. Udara yang ada di Bumi terutama di Bali akan tercemar. Akibat banyaknya
asap yang di hasilkan dari pembakaran jerami ini mengakibatkan polusi di udara.
Polusi inilah yang mengakibatkan pemanasan global yang ada di bumi meningkat.
Lahan sawah biasanya membentang luas. Jadi, bisa kamu bayangkan seberapa
banyak asap yang di hasilakn dari pembakaran jerami tersebtut? Apalagi masa panen
padi itu hampir berbarengan dengan desa lainnya. Asap yang dihasilkan dari
pembakaran jerami ini akan meningkatkan efek rumah kaca yang menyebabkan lebih
banyak panas terperangkap, sehingga bumi kita menjadi semakin panas.
Kebiasaan masyarakat dalam hal panen padi ini sangat sulit di atasi, karena
tidak ditemukan cara memanen yang efektif tanpa melakukan pembakaran jerami.
Padahal apabila dilakukan secara terus menerus dan tanpa adanya pencegahan serta
solusi yang tepat, maka akan berbahaya untuk masa depan kita nanti dan berdampak
juga pada kesehatan alam di bumi.

Anda mungkin juga menyukai