Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

ANALISA TENTANG PROBLEMATIKA LINGKUNGAN HIDUP

DI SUSUN OLEH:
Nama : Luthfia Maulani
NIM : P07134021021
Kelas :A
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar

DOSEN PEMBIMBING:
Samsul Hadi, M.Pd

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
EFEK RUMAH KACA
A. PENGERTIAN
Jika dilihat secara umum efek rumah kaca diartikan sebagai proses naiknya suhu bumi yang
disebabkan oleh perubahan komposisi atmosfer. Hal ini menyebabkan sinar matahari tetap
berada di bumi dan tidak dapat dipantukan secara sempurna keluar atmosfer. Sebenarnya efek
rumah kaca ini merupakan suatu fenomena alam yang wajar saja terjadi. Namun, fenomena
alam yang dianggap wajar ini akan menjadi masalah apabila femonema ini berjalan dengan
cepat. Yang dapat mengakibatkan berbagai kerusakan di permukaan bumi.
Pada dasarnya efek rumah kaca ini merupakan sesuatu yang normal terjadi di dalam. Namun
jika berlangsung terus menerus, maka efek rumah kaca ini dapat mengancam kehidupan
manusia dan merusak ekosistem serta merusak keseimbangan lingkungan. Bila tidak segera
diatasi, maka fenomena ini bisa merusak alam semesta.

B. MENGAPA EFEK RUMAH KACA BISA TERJADI

Efek rumah kaca terjadi melalui serangkaian proses, misalnya dalam rumah kaca
yang digunakan untuk budidaya, di negara yang memiliki musim salju, atau percobaan
tanaman di bidang biologi dan pertanian. Panasnya matahari yang masuk lewat atap kaca itu
sebagian dipantulkan keluar atmosfer, sementara sebagian lainnya terperangkap di dalam
rumah kaca yang mengakibatkan naiknya suhu. Contoh lainnya, bayangkan ketika kamu
berada di dalam mobil yang sedang parkir di bawah teriknya matahari dan kaca mobilmu
dalam keadaan tertutup. Panas yang masuk lewat kaca mobil itu sebagian dipantulkan
kembali ke luar melalui kaca, sementara sebagian lainnya terperangkap di dalam mobil. Hal
itu mengakibatkan suhu di dalam mobil lebih tinggi daripada di luar. Saat proses terjadinya
efek rumah kaca, ada gas kaca yang keluar lalu membentuk lapisan yang menyelimuti bumi.
Gas kaca tersebut berupa karbon dioksida, metana, nitrogen dioksida, dan beberapa gas lainya
dan merupakan reaksi alami industri.

Apabila gas efek rumah kaca tersebut lepas, partikelnya akan mampu naik hingga
lapisan troposfer. Kemudian, terbentuklah lapisan yang menyelimuti bumi. Energi-energi
yang memantul lagi ke bumi di antaranya sebanyak 25% dipantulkan awan dan partikel lain,
25% terserap awan, 45% terserap permukaan bumi, dan 10% dipantulkan lagi oleh
permukaan bumi. Perlu diketahui, bumi yang kita tinggali ini dilapisi oleh lapisan
atmosfer. Melalui proses terjadinya efek rumah kaca, terdapat partikel gas yang melayang di
antara bumi dan lapisan atmosfer itu. Hal ini mengakibatkan panas bumi memantul dan harus
dibawa keluar. Pada prosesnya, panas bumi kembali masuk yang mengakibatkan suhu bumi
naik lalu akhirnya menghangat. Mulanya, kondisi bumi hanya akan menghangat saja. Namun
apabila hal ini terus berlanjut, bumi tidak hanya menghangat melainkan juga memanas yang
bersifat global. Hal itu dikenal sebagai pemanasan global (global warming).

C. DAMPAK EFEK RUMAH KACA

Berikut ini adalah beberapa dampak yang terjadi di bumi akibat efek rumah kaca:

1. Perubahan Iklim Yang Ekstrem


Beberapa tempat yang cenderung hangat akan menjadi lembab, karena ada lebih banyak
air yang menguap di lautan. Hal itu disebabkan oleh uap air yang merupakan gas pada
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan menyebabkan meningkatnya efek insulasi
pada atmosfer. Uap air yang banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak.
Kemudian akan menimbulkan pantulan cahaya matahari kembali ke luar angkasa yang
menyebabkan menurunnya proses pemanasan. Kelembaban yang sangat tinggi akan
meningkatkan curah hujan, badai yang semakin kering, dan air akan lebih cepat menguap
dari dalam tanah.

2. Meningkatnya Permukaan Air Laut


Salah satu dampak atau akibat dari pemanasan global atau efek rumah kaca ini, adalah
meningkatnya permukaan air laut. Bahkan lapisan es di benua arktik akan berkurang
sebanyak 2,7 % per dekade. Kemudian temperatur rata-rata global telah meningkat,
dengan kedalaman paling sedikit 300 meter saja. Perubahan tingginya rata-rata muka laut
akan diukur dari daerah dengan lingkungan yang lebih stabil, secara geologi. Lalu ketika
atmosfer menghangat lapisan air laut juga akan ikut menghangat, sehingga volumenya
akan membesar dan menaikkan tingginya permukaan air laut.

3. Meningkatnya Suhu Global


Pemanasan yang terjadi pada sistem iklim bumi menjadi hal yang paling terasa, seiring
dengan banyaknya bukti mengenai pengamatan kenaikan temperatur udara dan laut,
pencairan salju dan juga es di berbagai tempat di dunia, dan kemudian naiknya
permukaan laut global. Perubahan ini telah diukur oleh para ilmuwan, dengan mengukur
atmosfer, lautan, permukaan es, dan gleteser yang menunjukkan bahwa kini bumi telah
mengalami pemanasan akibat dari adanya emisi gas rumah kaca di masa lalu.

4. Gangguan Ekologis
Di dalam pemanasan global, hewan atau binatang cenderung bermigrasi ke arah kutub es
atau ke atas pegunungan. Tumbuhan juga akan mengubah arah pertumbuhannya, dengan
mencari daerah baru yang habitatnya menjadi lebih hangat. Tetapi pembangunan manusia
justru akan menghalangi perpindahan tersebut. Para spesies yang akan berpindah ke arah
selatan dan utara akan terhalangi oleh kota-kota dan lahan-lahan pertanian, yang mungkin
akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu berpindah secara cepat menuju kutub,
bahkan bisa musnah.

5. Dampak Sosial Dan Politik


Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit yang berhubungan
dengan panas, adanya penyebaran penyakit yang melalui air, adanya penyebaran penyakit
melalui vector, bahkan sampai kematian. Temperatur yang panas juga akan
mengakibatkan gagal panen, sehingga munculah kelaparan dan malnutrisi.

D. CARA MENANGGULANGI PENINGKATAN EFEK RUMAH KACA

1. Hemat energi listrik


Kamu bisa menggunakan listrik seperlunya saja. Dengan demikian, kamu dapat
berkontribusi dalam upaya mengurangi pemakaian batu bara yang dapat menimbulkan
emisi gas karbondioksida di udara.

2. Beralih dari Pupuk Kimia ke Pupuk Organik


Guna meningkatkan hasil pertanian, kita tidak harus menggunakan pupuk kimia atau non
organik. Sebaliknya, kita bisa menggunakan pupuk organik dengan kadar optimal agar
bisa menghasilkan pertanian yang melimpah. Jika penggunaan pupuk non organik bisa
berkurang, emisi gas N2O juga akan berkurang.

3. Menggunakan Bahan Bakar Ramah Lingkungan


Bahan bakar ramah lingkungan memang masih jarang ditemukan di Indonesia, misalnya
panel surya dan bahan bakar listrik. Bahan bakar itu dikatakan ramah karena tidak
menghasilkan polutan yang membahayakan lingkungan.
4. Mengolah Limbah Peternakan
Limbah menjadi salah satu di antara penyumpang gas rumah kaca, terutama limbah
peternakan. Guna mengurangi emisi karbondioksida dan metana, limbah dapat diolah
menjadi biogas. Biogas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar fosil.

5. Menggalakkan Reboisasi
Reboisasi menjadi satu di antara banyak solusi untuk mengatasi emisi gas rumah kaca di
udara. Tumbuhan hasil reboisasi itu akan menyerap karbondioksida dan uap air sebagai
bahan baku fotosintesis.

6. Batasi Penggunaan Plastik


Plastik adalah senyawa polimer yang sangat sulit terdegradasi di dalam tanah. Salah satu
cara mengurangi limbah plastik adalah dengan membakarnya. Namun, pembakaran itu
akan menghasilkan gas karbondioksida yang jumlahnya tidak sedikit. Oleh sebab itu,
batasilah penggunaan plastik dengan cara membawa botol air minum sendiri atau
membawa tas kain ketika berbelanja.

Anda mungkin juga menyukai