Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Pendidikan
Lingkungan Hidup.
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan, pengetahuan, dan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
tugas makalah sebagai salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Pendidikan Lingkungan
Hidup dengan judul makalah “ Global Warming, Hujan Asam, dan Etika Lingkungan “.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kualitas air sungai di Indonesia umumnya berada pada status tercemar berat.
Tahun 2018 25, 1% desa mengalami pencem 2,7% desa tercemar tanahnya. Sampah
juga berkontribusi terhadap kejadian banjir yang terus meningkat dari tahun ke tahun,
pada tahun 2016 dan 2017 sebanyak 1805 banjir terjadi di Indonesia serta
menimbulkan 433 korban jiwa ( Direktorat Statistik Lingkungan Hidup). Persoalan
lingkungan ini sudah menjadi isu nasional.
Salah satu penanganan Agar lingkungan tidak tercemar adalah dengan adanya
pendidikan. Alasan pendidikan memiliki urgensi dalam mengatasi persoalan
lingkungan hidup adalah karena pendidikan adalah sarana untuk membentuk
karakter, sehingga kita dapat menerapkan pada pendidikan karakter tersebut untuk
senantiasa mencintai lingkungan alam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan global warming?
2. Apa yang dimaksud dengan huhan Asam?
3. Apa itu etika lingkungan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu global warming
2. Untuk mengetahui apa itu hujan asam
3. Untuk mengetahui apa itu etika lingkungan
PEMBAHASAN
adalah sebuah fenomena alam yang terjadi karena adanya pantulan energi panas
matahari yang disebabkan berbagai macam benda dan zat alam yang ada di bumi yang
mengakibatkan rusaknya lapisan selimut atmosfer bumi. Rusaknya selimut atmosfer
ini berujung pada peningkatan intensitas energi matahari yang berdampak pada
peningkatan suhu panas bumi. Dalam rumah kaca (greenhouse) yang digunakan
dalam budidaya terutama di negara yang mengalami musim salju, atau percobaan
tanaman dalam bidang biologi dan pertanian, energi matahari (panas) yang masuk
melalui atap kaca sebagian 3 dipantulkan keluar atmosfer dan sebagian lainnya
terperangkap di dalam greenhouse sehingga menaikkan suhu di dalamnya. Gambar
berikut menunjukkan bagaimana terjadinya efek rumah kaca (Gealson,2007).
Contoh lain yang dapat mengilustrasikan kejadian efek rumah kaca adalah, ketika kita
berada dalam mobil dengan kaca tertutup yang sedang parkir di bawah terik matahari.
Panas yang masuk melalui kaca mobil, sebagian dipantulkan kembali ke luar melalui
kaca tetapi sebagian lainnya terperangkap di dalam ruang mobil. Akibatnya suhu di
dalam ruang lebih tinggi (panas) daripada di luarnya.
b. Efek Balik
Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses efek balik
yang dihasilkannya, seperti pada penguapan air. Pada awalnya pemanasan akan
lebih meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, maka pemanasan akan terus berlanjut dan menambah
jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap
air.
Selain penguapan, awan diduga menjadi efek balik. Radiasi infra merah akan
dipantulkan kembali ke bumi oleh awan, sehingga akan meningkatkan efek
pemanasan. Sementara awan tersebut akan memantulkan pula sinar Matahari dan
radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.
c. Variasi matahari
Penyebab pemanasan global karena variasi matahari dengan pemanasan
akibat efek rumah kaca adalah pada variasi matahari terjadi peningkatan
aktivitas matahari.
Aktivitas tersebut mampu menaikkan suhu stratosfer sebaliknya efek rumah
kaca akan menurunkan suhu stratosfer.
3. Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan
kompor di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang mengandung karbon.
Karena itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu
dikembangkan, misalnya dari sampah organik.
B. Hujan Asam
1) Penguapan
Hampir seluruh penyusun bumi ini adalah air. Air memiliki peran yang
sangat penting bagi kehidupan. Pada siang hari air baik yang ada di sungai
maupun di laut menguap dan bergerak menuju lapisan bumi. Selanjutnya
gas – gas yang telah menyatu di udara dan menjadi pemicu terjadinya hujan
asam.
2) Proses Penyatuan
Dalam proses ini terjadi penyatuan antara karbondioksida dan
karbon monoksida dengan uap air membentuk asam lemah. Selain itu,
hidrogen sulfur dan sulfur oksida juga menyatu dengan uap air yang
akan menghasilkan asam kuat. Penyatuan tersebut dapat memicu
terjadinya hujan asam.
3) Proses Akhir
Masing – masing senyawa yang telah bergabung akan dibawa angin menuju
ke tempat yang lebih tinggi. Apabila campuran senyawa itu sudah sampai
pada titik jenuh maka akan menimbulkan titik – titik air hujan di mana air
hujan yang turun mengandung asam.
• Pencemaran Udara
Beberapa gas yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam adalah karbon
monoksida dan karbondioksida. Kedua senyawa tersebut berasal dari polusi
kendaraan bermotor dan hasil dari proses pembakaran. Senyawa tersebut
apabila bertemu dengan air dapat membentuk asam karbonat atau sering dikenal
sebagai kelompok asam lemah.
Selain itu, hidrogen sulfida dan sulfur dioksida juga mampu menyebabkan
hujan asam. Kedua senyawa tersebut merupakan hasil dari pemanasan dan
pembakaran belerang. Kedua senyawa tersebut apabila bertemu dengan air akan
membentuk asam sulfat yang tergolong dalam kelompok asam kuat.
Pada umumnya air hujan telah mengandung asam yang disebabkan adanya
kandungan CO2, namun pHnya masih berkisar 6. Sedangkan, pada daerah
dengan pencemaran udara yang begitu parah tingkat keasamannya tinggi
sehingga pH nya semakin rendah.
• Aktivitas Manusia
Berbagai aktivitas manusia seperti penggunaan batu bara dan minyak bumi
secara berlebihan dapat memicu terjadinya hujan asam. Selain itu, hujan asam
juga dapat disebabkan oleh meletusnya gunung berapi akibat munculnya debu
vulkanik. Adanya berbagai proses biologis juga dapat memicu terjadinya hujan
asam.
• Hutan
Dampak terhadap hutan dan pertanian sebagian karena pH tanah turun.
Penurunan pH tanah dan air danau dipengaruhi kemampuan tanah dan air untuk
menetralisir asam tersebut. Daya netralisasi asam itu ditentukan oleh adanya zat
yang dapat menetralisir asam, misalnya, kalsium karbonat (CaCO3) dan humus.
Jika ada kalsium karbonat ion H+ bereaksi dengan zat itu dan diubah menjadi
air, karbonat dan CO2.
• Pertanian
Hasil padi dapat turun sampai 30% karena hujan asam. Karena besarnya
laju pertumbuhan industri dantranspor, ada kemungkinan telah terjadi
kenaikankadar SO2 sampai pada kadar yang menyebabkan keracunan kronis
dan penurunan hasil pertanian tanpa adanya gejala morfologik dan kasat mata
pada tanaman.
• Ekosistem akuatik
Hujan asam yang berkepanjangan akan mempengruhi pH air ekosistem
akuatik (Kupchella,1989). Karena kehidupan organisme hidup akuatik sangat
dipengaruhi oleh pH air tempat hidupnya, hujan asam mempunyai pengaruh
yang besar terhadap biologi ekosistem akuatik.Hujan asam menurunkan
populasi ikan, tumbuhan akuatik dan jasad renik. Menjadi asam nya air danau
dapat juga menyebabkan kepunahan jenis.
C. Etika Lingkungan
1. Pengertian
Etika berasal dari istilah Yunani yaitu “ethos” yang artinya karakter, susila, dan adat.
Etika adalah mengambil sikap dan bertindak secara tepat yang manusia untuk menjalani
hidup ini. Epica terkait sistem kehidupan, indikator benar salah, sehingga dapat menilai
perbuatan sehari-hari. Jika pun ada ujungnya dapat menolong kita dalam mengambil
keputusan etis tentang apa yang harus dilakukan dan diterapkan dalam segala aspek
atau sisi kehidupan termasuk dalam menjaga lingkungan.
Hubungan manusia agama adalah hubungan yang bersifat kodrati. Berbicara masalah
agama tentu saja berkaitan dengan Tuhan dan ciptaannya. Salah satu ciptaan nya yaitu
alam semesta. Maka dari itu kita sebagai manusia harus pandai menjaga ciptaan tuhan
termasuk alam semesta ini. Dengan begitu, manusia diharapkan mampu
mengoptimalkan alam semesta sebagai tempat berpijak untuk mengetahui
kekuasanNya.
2. Tiga kelompok dalam etika lingkungan berdasarkan pendekatannya
1) The instrumental Approach
Menyatakan bahwa apabila keberadaan alam dan segala sumber daya
yang ada di dalamnya ternyata tidak memberikan kemanfaatan dan efek positif
bagi manusia dan kehidupannya, maka di tidak dilakukan pengelolaan dan
proteksi terhadap sumber daya alam tersebut oleh karena itu nilai-nilai
mendasar yaitu hanya untuk pemenuhan material kehidupan.
2) The Axiological Approach
kebalikan dari the instrumental approach, the Axiological approach
memandang bahwa Alam mempunyai nilai nya sendiri dan manusia harus
menyelamatkan serta melindungi nilai yang ada dalam setiap komponen alam
tersebut.
3) The Anthropological Approach
The Anthropological Approach adalah pendekatan utamanya berkaitan
dengan identifikasi tentang keberadaan manusia atau cara seharusnya manusia
bersikap atau berperilaku terhadap alam. Dan didasari bahwa manusia
merupakan makhluk rasional sehingga hubungan dirinya dengan alam adalah
bentuk pemahaman dirinya dalam menghormati keberadaan alam.
KESIMPULAN
2. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara laut
dalam butir – butir air di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Asam
itu terhujankan atau rainout. Hujam asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit dibawah 6) karena karbodioksida di
udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah
Yatim, M Erni, 2007. Dampak dan Pengelandian Hujan Asam di Indonesia. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas. 2(1)
Apriyanti, Eka. 2015. Analisis Tingkat Keasaman (pH) Air Hujan di Kota Makasar. Jurnal
Ilmiah Pena. 7(1)
Sari, R Puripuspita, dkk. 2007. Hujan Asam Pada Beberapa Penggunaan Lahan di Kabupaten
dan Kota Bogor. Media Konservasi. 12(2)
Atok Miftahul, Husamah, Abdul Qodir, 2019. Etika Lingkungan (Teori dan Praktik
Pembelajarannya)