Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT PEMANASAN GLOBAL DAN

KEHIDUPAN MANUSIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geografi dalam IPS

Dosen: Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si

Disusun Oleh:

Winda Setiawati

2303100002

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bumi adalah habitat dan tempat tinggal untuk berbagai makhluk hidup yang ada di
dunia, termasuk manusia. Namun, semakin hari bumi semakin panas akibat pemanasan
global. Pemanasan global dapat mengakibatkankan terjadinya bencana alam, yang
berarti terjadi malapetaka di bumi. Penyebab pemanasan global ada beberapa hal, yaitu
adanya kenaikan Suhu Permukaan Laut (SPL), panasnya suhu bumi, panasnya udara,
namun SPL merupakan salah satu hal yang penting karena merupakan indikator bagi
perubahan iklim, sehingga semua faktor penyebab pemanasan global tersebut perlu
dideteksi sejak dini sebagai pencegahan terjadinya bencana yang merugikan manusia.
Indonesia adalah suatu negara kepulauan dengan permukaan laut yang sangat luas,
maka apabila SPLmeningkat dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan, SPL di Indonesia
mengalami kenaikan setiap tahun, hal tersebut merupakan persoalan yang sangat
serius sekaligus merupakan tantangan bagi Indonesia untuk dapat mengatasinya, yaitu
dengan cara mengambil suatu langkah atau kebijakan untuk mengurangi dampak negative
yang mungkin ditimbulkan.
Beberapa penyebab pemanasan global adalah gaya hidup, pola konsumsi dan
pertumbuhan penduduk yang tidak teratur, ditambah dengan beragam aktivitas manusia
yang adakalanya merusak lingkungan. Intinya penyebab terjadinya pemanasan global
adalah adanya aktifitas manusia, sehingga sangat penting memberikan edukasi kepada
masyarakat dengan tujuan untuk menyadarkan manusia akan pentingnya penyelamatan
lingkungan agar anak cucu pada generasi mendatang tidak sengsara akibat menanggung
ulah manusia yang hidup di jaman sebelum mereka. Kebijakan strategis pemerintah harus
diterapkan dengan ketat agar ada keberlanjutan makhluk di bumi. Untuk itu sangat
diperlukan adanya langkah atau tindakan yang nyata untuk memperbaiki pola hidup
masyarakat sebagai antisipasi terhadap hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pemanasan global?
2. Bagaimana dampak dari adanya pemanasan global?
3. Bagaimana langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi pemanasan global?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat atau
pembaca tentang pemanasan global, penyebab, bahaya dan antisipasi, agar manusia di
bumi sadar akan lingkungannya dan merubah pola hidup yang selama ini kurang baik
sehingga makhluk di bumi selamat dari bahaya yang diakibatkan adanya pemanasan
global.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemanasan Global

Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut


dan daratan bumi. Peneliti dari Center for International Forestry Research (CIFR)
menjelaskan bahwa pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi
gelombang panjang matahari (gelombang panas atau infra merah) yang dipancarkan ke
bumi oleh gas rumah kaca. Gas rumah kaca ini secara alami terdapat di udara
(atmosfer). Sedangkan efek rumah kaca adalah istilah yang digunakan untuk panas yang
terperangkap di alam atmosfer bumi dan tidak bisa menyebar (Vivi Triana , 2008).
Pemanasan global merupakan suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan
manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih
guna lahan. Kegiatan tersebut menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin
banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon dioksida (CO2) melalui proses
yang disebut efek rumah kaca. Istilah Efek rumah kaca (greenhouse effect) merupakan
istilah yang cukup erat kaitannya dengan pemanasan global. Disebut dengan efek
rumah kaca karena adanya peningkatan suhu bumi akibat suhu panas yang terjebak di
dalam atmosfer bumi. Prosesnya mirip seperti rumah kaca yang berfungsi untuk
menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya. Peningkatan suhu dalam rumah kaca
terjadi karena adanya pantulan sinar matahari oleh benda-benda yang ada di dalam
rumah kaca yang terhalang oleh dinding kaca, sehingga udara panas tidak dapat keluar
(greenhouse effect).

B. Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Adanya Pemanasan Global


Pemanasan global menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Suhu
bumi yang meningkat dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan
ekosistem lainnya karena terjadi perubahan iklim dunia. Salah satu contoh dampak
yang ditimbulkan dari pemanasan global adalah mencairnya glasier dan es di kutub.
Hal ini dapat mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan membuat sebagian daerah
terendam air laut. Contoh dampak buruk lainnya tentang pemanasan global adalah
terjadinya curah hujan yang tinggi, kegagalan panen, hilangnya terumbu karang,
kepunahan berbagai spesies, hingga penipisan lapisan ozon pada atmosfer bumi.
Terjadinya pemanasan global merupakan peringatan bagi semua negara di
seluurh dunia untuk selalu waspada akibat dampak buruk yang kemungkinan terjadi,
misalnya mencairnya es di kutub sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan
permukaan air laut. Hal tersebut tentu saja sangat berdampak buruk terhadap negara-
negara berkembang dan negara kepulauan seperti Indonesia, karena dapat
menyebabkan pulau-pulau kecil tenggelam. Akibat yang lain akibat terjadinya
pemanasan global adalah adalah adanya perubahan iklim, atau fenomena
penyimpangan iklim, misalnya terjadinya tiga bencana hidrometeorologi, yaitu angin
puting beliung, banjir, dan tanah longsor, bahkan mungkin ditambah dengan
gelombang laut yang tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya korban jiwa
manusia. Kerugian yang diakibatkan oleh adanya bencana tersebut bukan hanya
kerugian jiwa saja, akan tetapi juga ada kerugian materiil, sebagai contoh adalah adanya
kerusakan pemukiman, kerusakan infrastruktur, dan masih banyak lagi kerusakan yang
lainnya.
Efek lain dengan terjadinya pemanasan global adalah ketidakstabilan iklim
misalnya energi panas dan uap air yang banyak di atmosfer, curah hujan yang jauh
lebih tinggi, angin topan yang lebih besar, pergeseran musim hujan dan musim
kemarau, anomali perubahan cuaca yang sulit diprediksi dan ekstrem. Ketidakstabilan
iklim tersebut dapat menyebabkan badai dan gelombang menjadi tinggi, sehingga
dapat mengganggu aktivitas nelayan. Peningkatan permukaan air laut membuat
frekuensi banjir di kota-kota yang dekat dengan pantai semakin meningkat. Disamping
itu pemanasan global juga menyebabkan terganggunya hasil pertanian karena adanya
cuaca sangat ekstrem sehingga pada musim kemarau di negara tropis dapat
menyebabkan kekeringan yang begitu parah. dan kekeringan tersebut dapat
menyebabkan sebagian besar lahan pertanian menjadi kering. Pemanasan global
mengakibatkan cuaca yang sangat ekstrim, yang membuat virus dan bakteri makin
kuat dan cepat berkembang biak, dan dapat menyebabkan jenis penyakit baru,
Pemanasan global yang semakin parah harus segera ditanggulangi, bukan hanya dengan
cara melakukan pengubahan lahan gundul menjadi lahan hijau, akan tetapi juga dengan
mendidik masyarkat untuk melakukan pola hidup yang sehat, hemat energi, dengan
cara membiasakan diri menggunakan segala sesuatu yang sifatnya ramah terhadap
lingkungan, misalnya mengurangi penggunaan plastik adalah salah satu upaya dalam
mengurangi pemanasan global. Jika pencemaran tersebut terus berlanjut, wilayah
daratan Indonesia yang ketinggiannya hanya beberapa centimeter dari permukaan laut
akan tenggelam.

C. Antisipasi Terhadap Pemanasan Global

Perilaku manusia dan faktor-faktor lain yang berdampak terhadap kenaikan


suhu lautan menyebabkan pemanasan global yang berdampak terhadap mencairnya es
di Antartika sehingga mengakibatkan kenaikan permukaan air laut. Sebenarnya
pemanasan global telah terjadi sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, akan
tetapi dampaknya baru mulai dirasakan sekarang. Untuk mengantisipasi atau
mengurangi terjadinya pemanasan global maka harus dicari penyebab atau akar
permasalahannya. Berikut ini langkah yang harus ditempuh dalam antisipasi atau
mengurangi pemanasan global:
1. Mengurangi Peningkatan Gas Rumah Kaca
Kebiasaan masyarakat, terutama masyarakat kota dalam kehidupan sehari-
hari ternyata cukup konsumtif dan boros energi. Sebagai contoh meninggalkan
lampu menyala di kamar kosong, memakai sedotan untuk minum, membeli air
minum dalam kemasan setiap hari, sampai dengan membuang-buang kertas yang
masih bisa dipakai. Dengan menghemat energi listrik dan tidak konsumtif dengan
pemakaian plastik dan kertas, maka dapat membuat bumi lebih sehat. Hal ini
dikarenakan setiap konsumsi energi dan barang dari aktivitas manusia sehari-hari
menghasilkan emisi gas rumah kaca yang dapat mempercepat pemanasan global.
Gas rumah kaca membuat bumi yang lebih hangat sehingga mengancam
keselamatan organisme yang tinggal di dalamnya karena temperatur tersebut dapat
menyebabkan perubahan iklim. Untuk itu, beberapa hal yang dapat mengurangi
emisi gas rumah kaca dari aktivitas sehari-hari lewat cara berikut:
a. Efisiensi Dalam Bidang Energi.
1. Lampu yang tidak digunakan dimatikan
2. Peralatan elektronik yang tidak digunakan tidak dalam posisi stand by, dan
alat dari sumber listrik dicabut
3. Memanfatkan sinar matahari untuk penerangan dan juga untuk mengeringkan
cucian pakaian.
b. Mengurangi Frekuensi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Pribadi:
1. Untuk jarak kurang dari 500 m berjalan kaki, selain lebih sehat juga hemat
energi.
2. Menggunakan sepeda sebagai alat transportasi karena tidak memiliki gas
buang. Untuk jarak lebih dari 3 km, bisa berbagi kendaraan (car pooling).

c. Mengurangi Penggunaan Air Minum Dalam Botol Kemasan dan Sedotan:


1. Membawa tempat minum sendiri.
2. Bila memungkinkan, menghindari pemakaian sedotan plastik karena
dapat menghasilkan emisi karbon yang cukup besar.
d. Mengurangi Sampah Organik
1. Sampah organik diolah menjadi
kompos.
2. Dilakukan pemisahan sampah organik dari non-organik, karena dapat
mengurangi emisi sampah.
e. Mengurangi Penggunaan Kertas
1. Untuk menghemat penggunaan kertas maka dilakukan pencetakan
bolak-balik (duplex).
2. Untuk dokumen berupa draft dan tidak memerlukan kertas bersih,
digunakan kertas bekas untuk mencetak.

2. Mengurangi Polusi Udara Karena Bahan Bakar

Untuk mengurangi polusi udara akibat bahan bakar, maka:


a. Penggunaan Transportasi Massal oleh Masyarakat.
Dalam hal ini pemerintah mempunyai peran yang sangat penting untuk
membuat masyarakat bersedia menggunakan transportasi publik. Masyarakat tentu
akan bersedia menggunakan transportasi public apabila transportasi tersebut aman
dan nyaman. Untuk itu tugas pemerintah, terutama masing-masing pemerintah
daerah adalah menyediakan transportasi public yang aman dan nyaman agar
masyarakat menggunakan untuk aktifitas sehari-hari. Pemerintah Indonesia sudah
melakukan hal itu dengan disediakannya transportasi publik yang berupa LRT
(Light Rail Transit), MRT (Mass Rapid Transport), Bus Trans terutama di kota
besar yang polusi udaranya sudah sangat memprihatinkan akibat penggunaan
kendaraan bermotor yang berlebihan.
b. Pemberian ijin kendaraan umum kecil dibatasi, kendaraan massal diperbanyak,
c. Kontrol terhadap kepemilikan kendaraan pribadi dan pembatasan usia kendaraan.
d. Uji emisi kendaraan bermotor secara berkala
e. Penegakan disiplin lalu lintasPenanaman pohon semakin diperbanyak, terutama di
pinggir jalan yang lebar.

3. Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca ini menjadikan panas yang berada di bumi tidak dapat dipantulkan
ke luar angkasa, tetapi terperangkap di atmosfer. Sebenarnya efek rumah kaca ini
bisa bermanfaat untuk kehidupan manusia. Namun, jika berlebihan akan menjadikan
efek pada iklim dan cuaca yang ada di bumi. Sebenarnya, gas dan efek rumah kaca
adalah hal yang lumrah ada di Bumi. Malah, tanpa efek rumah kaca di atmosfer, Bumi
menjadi terlalu dingin (-19 derajat Celsius, dari rata-rata 15 derajat Celsius) dan tak
mampu menopang kehidupan. Cara untuk mengurangi efek rumah kaca adalah:
a. Penggunaan energi listrik di rumah dikurangi atau dihemat agar penggunaan batu
bara dan emisi CO2 berkurang.
b. Penggunaan transportasi umum dan menghindari penggunaan transportasi pribadi,
c. Menggunakan kendaraan ramah lingkungan, seperti sepeda atau kendaraan listrik
d. Menggunakan energi terbarukan dan ramah lingkungan, seperti panel surya
e. Menggunakan pupuk organik
f. Mengolah limbah ternak menjadi biogas untuk mengurangi emisi CH4
g. Mengurangi pemakaian plastik dengan membawa botol minum sendiri atau
menggunakan tas kain saat berbelanja
h. Membiasakan daur ulang sampah, terutama plastic
i. Melakukan reboisasi agar siklus karbon bisa kembali seimbang
4. Peniadaan Penggunaan CFC
Saat ini pemerintah Indonesia berupaya menghapus penggunaan CFC
secara bertahap melalui pengurangan impor barang dengan CFC secara bertahap.
Tindakan tersebut telihat dari penerbitan regulasi pelarangan impor barang-barang
dengan CFC, yaitu Permendag Nomor : 3/M-Dag/Per/1/2012 tentang Larangan
Penggunaan HCFC di Bidang Perindustrian dan Permendag Nomor : 55/M-
Dag/Per/9/2014 tentang Impor Barang Berbasis Pendingin. Dari hasil kalkulasi,
diketahui bahwa pergantian penggunaan HCFC di Indonesia kepada non-HCFC
berkontribusi kepada pengurangan emisi Karbondiokasida sekitar 1.550.000 CO2
equivalent ton.
Upaya Pemerintah mengurangi pengguanaan CFC tidak akan berhasil tanpa
didukung oleh masyarakat. Pemerintah juga membutuhkan dukungan dari masyarakat
berupa penggunaan pendingin ruangan sewajarnya, tidak lagi menggunakan barang
pendingin yang memakai CFC dan mengganti barang pendingin yang menggunakan
CFC dengan barang pendingin non-CFC. (http://ditjenppi.menlhk.go.id/)

5. Tidak Melakukan Penggundulan Hutan

Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu faktor dari kerusakan kawasan
hutan saat ini, oleh karena itu penebangan hutan secara liar ini harus dihentikan, karena
penebangan liar tersebut berdampak negatif yang mengakibatkan hutan menjadi gundul.
Aturan tentang larangan-larangan penebangan hutan harus ditegakkan, dan bagi mereka
yang melanggar harus mendapat sangsi yang keras. Disamping menghentikan
penebangan hutan secara liar, maka upaya lain yang dilakukan adalah program reboisasi.
Dengan reboisasi maka hutan tidak gundul sehingga CO2 akan terserap oleh
tumbuhan dan mengurangi dampak pemanasan global. Menurunkan tingkat
deforestasi merupakan aspek kritis dalam efektifitas pengelolaan lingkungan yang
keberlanjutan.
6. Pemakaian Jenis Pakan Ternak Yang Mengeluarkan Sedikit Gas Metana
Pemilihan jenis pakan ternak sangat menentukan besar kecilnya gas metana yang
dihasilkan ternak. Sehingga efisiensi pemilihan pakan ternak perlu dilakukan untuk
mengurangi emisi gas rumah. Menyadari hal ini, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Kementerian Pertanian melakukan upaya mengedukasi peternak agar
menggunakan daun-daun hijau yang rendah kandungan emisi gas metannya untuk pakan
ternak mereka. Sebagai contoh tanaman Leguminosa adalah salah satu tumbuhan hijau
yang bisa digunakan untuk pakan ternak. Gliricidia, leucaena dan kaliandra adalah tiga
jenis leguminosa yang rendah emisi metannya. Selain tumbuhan hijau, ternak juga
dapat diberi makan dari makanan ternak yang mengandung tannin dan saponin.
Tujuannya, selain mengurangi emisi gas metana, juga mengurangi karbondioksida.
7. Tidak Boros Menggunakan Listrik
Penyebab pemanasan global yang lainnya adalah penggunaan listrik yang
boros. Pemborosan listrik membuat cadangan energi listrik menjadi semakin
menipis karena energi listrik memerlukan pembakaran batu bara sehingga meningkatkan
pemanasan global. Oleh karena itu sebaiknya pemakaian listrik digunakan secara efisien
sesuai dengan keperluan agar tidak menyebabkan pemanasan global. Menumbuhakan
kesadaran masyarakat tentang budaya hemat listrik merupakan suatu hal yang harus
terus di upayakan Misalnya mematikan lampu di ruangan yang sedang tidak digunakan,
pemakaian lampu hemat energi dan sebagainya. Rumah tangga memiliki kontribusi yang
sangat besar pada konsumsi energi listrik. Oleh karena itu, penghematan listrik di
rumah tangga sangat bermanfaat bukan hanya bagi rumah tangga itu sendiri, namun
juga bagi penghematan energi. Apabila penghematan listrik dilakukan disetiap rumah
tangga, maka telah dilakukan penghematan energi untuk skala yang lebih luas. Efisiensi
sangat besar artinya dan akan menyebabkan banyak perubahan. Penghematan energi
listrik juga akan menghemat pengeluaran pada anggaran keluarga atau rumah tangga.

8. Industri Pabrik Berada di Tempat yang Sesuai Dengan Peruntukan Ruang


Keberadaan pabrik sebagai pelaku industry sebaiknya sesuai dengan kegiatan
yang telah ditetapkan dan keberadaannya tidak sesuai dengan Rencana Detil Tata Ruang
Kota (RDTRK), tidak mengganggu fungsi peruntukan ruang, tidak mengganggu fungsi
lingkungan dan sesuai peruntukan ruangnya. Apabila tidak sesuai maka harus segera
dicegah dan atau dipindahkan ke tempat yang sesuai dengan peruntukan ruangnya,
supaya tidak mengganggu lingkungan tersebut.
9. Mengurangi Penggunaan Plastik

Limbah plastik akan sulit terurai oleh lingkungan dan dapat mengeluarkan gas
metana dan etilena ketika terkena sinar matahari dan berakibat rusak. Mengurangi
pemakaian plastik untuk menghindari tumpukan limbah plastik adalah hal yang harus
dilakukan sehingga dapat mengurangi produksi gas metana. Selain itu, masyarakat harus
beralih dari penggunaan plastic ke bahan yang lebih mudah terurai.
10. Menggunakan Energi Alternatif

Energi diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sebagian


besar energi yang digunakan tersebut bersumber dari bahan bakar fosil seperti minyak
bumi, gas, alam, serta batu bara. Akan tetapi semua energi tersebut tidak bisa
menyokong aktivitas manusia selamanya, karena suatu saat nanti energi
tersebut akan habis. Energi alternatif atau energi terbarukan merupakan energi
pengganti ketiga sumber energi tersebut. Energi alternatif ini digunakan untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang dapat merusak lingkungan dan
pemanasan global dari emisi karbondioksida yang tinggi. Energi alternatif adalah energi
yang berasal dari sumber yang dapat diisi ulang seperti Matahari, angin, sungai, mata air
panas, pasang surut, biomassa, dan biogas
11. Deteksi Dini Suhu Permukaan Air Laut (SPL)
Suhu permukaan air laut (SPL) merupakan salah satu indikator penting dalam
dinamika iklim global dan dinamika iklim regional. Pemanasan Global dan perubahan
iklim disebabkan oleh kenaikan SPL yang dapat menyebabkan malapetaka berupa,
angin topan, hujan ekstrem deras, tanah longsor, amgin puting beliung,
mencairnya es di kutub sehingga menyebabkan kenaikan permukaan air laut.
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang terdiri dari puluhan ribu pulau,
kenaikan permukaan air laut dapat menjadi suatu bencana sebab dapat menyebabkan
pulau yang kecil dapat tenggelam Ada berbagai macam teknik baik itu yang masih
konvensional maupun yang modern dapat dipakai untuk deteksi dini terhadap suhu
permukaan, seperti penelitian yang sudah banyak dilakukan oleh para ilmuwan
terdahulu. Dengan data yang dibuat secara berkala atau secara temporal, maka yang
terjadi dengan kondisi suhu permukaan pada masa lalu maupun sekarang dapat
dianalisis perubahan pola suhu permukaan tersebut dan diketahuitren data di lapangan
yang diperoleh dipakai untuk memprediksi kondisi suhu permukaan pada masa yang
akan datang. Deteksi dini suhu permukaan air sangat diperlukan untuk mengambil
langkah strategis bagi Indonesia maupun semua negara di dunia, sehingga diharapkan
semua negara dapat mengambil suatu kebijakan untuk mengantisipasi terjadinya
bencana yang membahayakan bagi umat manusia.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pemanasan global akan meningkatkan suhu di permukaan bumi, dan dapat
menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan ekosistem lainnya karena
adanya perubahan iklim dunia. Salah satu contoh dampak yang ditimbulkan dari
pemanasan global adalah mencairnya glasier dan es di kutub. Pencairan gleyser ini akan
mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan membuat sebagian daerah terendam air
laut. Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, hal tersebut dapat menyebabkan pulau-
pulau kecil tenggelam. Dampak buruk lainnya akibat pemanasan global adalah curah
hujan yang tinggi, kegagalan panen, hilangnya terumbu karang, kepunahan berbagai
spesies, hingga penipisan lapisan ozon pada atmosfer bumi. Dampak yang lain adalah
adanya perubahan iklim, atau fenomena penyimpangan iklim, misalnya terjadinya tiga
bencana hidrometeorologi, yaitu angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor, bahkan
mungkin ditambah dengan gelombang laut yang tinggi yang dapat menelan korban jiwa
manusia. Kerugian yang diakibatkan oleh adanya bencana tersebut bukan hanya
kerugian jiwa saja, akan tetapi juga ada kerugian materiil, sebagai contoh adalah
adanya kerusakan pemukiman, kerusakan infrastruktur, dan masih banyak lagi
kerusakan yang lainnya.
Untuk mengantisipasi atau mengurangi terjadinya pemanasan global maka
harus dicari penyebab atau akar permasalahannya. Berikut ini langkah yang harus
ditempuh dalam antisipasi atau mengurangi pemanasan global diantaranya: Mengurangi
konsumsi energi, misalnya lampu yang tidak digunakan dimatikan, peralatan elektronik
yang tidak digunakan tidak dalam posisi stand by, dan alat dari sumber listrik dicabut,
memanfatkan sinar matahari untuk penerangan dan juga untuk mengeringkan cucian
pakaian, mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan bermotor pribadi, Tidak
menggunakan CFC, Tidak melakukan penggundulan hutan, Pakan ternak dipilih jenis
yang menghasilkan gas metana yang paling sedikit, Mengurangi penggunaan plastic,
Menggunakan energi alternatif, Penenmpatan pabrik industri disesuaikan dengan tempat
yang sesuai dengan peruntukan ruangnya, supaya tidak mengganggu lingkungan dan
Deteksi dini Suhu Permukaan Air Laut (SPL).
B. Saran
Manusia mempunyai peran penting untuk ikut serta mengembalikan keseimbangan
lingkungan, karena aktifitas manusia merupakan unsur yang dominan dalam terjadinya
ekosistem yang terganggu, Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal
semestinya sadar akan pentingnya menyelamatkan lingkungan hidup. dapat menciptakan
lingkungan yang baik, sehingga perlu adanya edukasi terhadap masyarakat tentang
pentingnya menyelamatkan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sri Mulyani. 2021. Antisipasi Terjadinya Pemanasan Global Dengan Deteksi Dini
Suhu Permukaan Air Menggunakan Data Satelit. Jurnal Centech.Volume 2, Nomor
1, April 2021, halaman 22-29.
Ismiyati, Devi Marlita, Deslida Saidah. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi dan Logistik (JMTTransLog).
Vol.1, Nomor 3.
Harijono, S.W.B. 2007. Kondisi Indonesia Saat ini dan Prediksi Iklim Masa yang Akan
Datang. Diskusi Panel Kesiapan Indonesia Menghadapi Perubahan Iklim. Badan
Meteorologi dan Geofisika. Jakarta
Hidayati, R., 2001. Masalah Perubalian Iklim di Indonesia Beberapa Contoh Kasus.
Makalah Falsafah Sains. Program Doktor, IPB, Bogor.
Sella Dzuikhija Departemen Gama Cendekia Coorporation 2016, Isu Kegiatan Peternakan
sebagai Penyumbang Terbesar Pemanasan Global – Dilema Antara Usaha Peningkatan
Produktivitas Bahan Pangan Hewani dan Gerakan Cinta Lingkungan
https://gc.ukm.ugm.ac.id/2017/07/isu-kegiatan-peternakan-sebagai-penyumbang-
terbesar-pemanasan-global-dilema-antara-usaha-peningkatan-produktivitas-bahan-
pangan-hewani-dan-gerakan-cinta-lingkungan/(diakses tanggal 25 September 2023)
Vivi Triana, 2008. Pemanasan Global. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas
Andalas, Padang.
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/ Pemanasan Global dan Dampak Buruknya Bagi Kehidupan
Bumi (diakses 25 September 2023 pukul 07.22 WIB)
http://semarangkota.go.id, Ilmugeografi, Penyebab Pemanasan Global (diakses 25
September 2023 pukul 06.13 WIB)
http://ditjenppi.menlhk.go.id/, Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui Pakan
Ternak (diakses tanggal 25 September 2023 pukul 07.00 WIB)
http://ditjenppi.menlhk.go.id/, Ganti Pendingin dengan Pendingin Tanpa CFC (diakses
pada tanggal 24 September 2023 pukul 16.12 WIB)

Anda mungkin juga menyukai