Anda di halaman 1dari 3

Pemanasan Global, Penyebab, Dampak, dan Cara Menyikapi serta

Menanggulanginya

Pemanasan global atau global warming adalah


istilah yang menggambarkan peristiwa kenaikan suhu
rata-rata daratan, lautan dan atmosfer bumi secara
bertahap. Sejak 100 tahun lalu, suhu permukaan bumi
mengalami peningkatan sekitar 0,6 derajat celsius.
Oleh karena itu, peneliti dan ilmuwan mulai melakukan
penelitian mengenai fenomena ini.
Pemanasan global menjadi isu global, karena
tidak hanya dialami atau menimpa bangsa Indonesia
saja dengan bukti di banyak kota dan desa cuaca
semakin panas, melainkan hampir seluruh belahan
dunia. Masalah pemanasan global mulai diangkat ke
permukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi ( Earth Summit) di Rio de Janerio, Brazil
tahun 1992. Sebelum diselenggarakan KTT Bumi tersebut, persoalan seputar pemanasan global
tidak terlalu dianggap serius, dan dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dalam setiap kehidupan
atau interaksi antar manusia. Akan tetapi dengan berbagai penelitian atau riset dan ditandai
dengan beragam tanda-tanda dan dampak, pemanasan global semakin mendapatkan perhatian
secara internasional. KTT tentang bumi yang diselenggarakan di kota Kyoto Jepang tahun 1997,
semakin mematenkan dunia bahwa pemanasan global merupakan musuh utama umat manusia
yang mendiami bumi, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi secara menyeluruh, terpadu
dan berkelanjutan.
Begitu juga di KTT G20 yang diadakan di Roma Italia tahun 2021, para petinggi negara
anggota G20 termasuk Presiden Joko Widodo sepakat untuk mengurangi pemanasan global
hingga 1,5 derajat celcius. Jokowi mengatakan Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk
mengurangi emisi karbon di mana deforestasi dapat ditekan hingga titik terendah dalam 20 tahun
ini. Indonesia juga merehabilitasi 3 juta hektare lahan kritis selama 10 tahun antara 2010-2020
dan menargetkan rehabilitasi hutan mangrove hingga 600.000 hektare sampai 2024. Sementara
itu, Jokowi juga menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk merehabilitasi hutan-hutan
penting yang rusak karena digunakan untuk produksi kelapa sawit. Kebarakan hutan di Indonesia,
lanjutnya, juga telah berkurang 82 persen dibandingkan dengan sebelumnya. Seperti diketahui,
Jokowi akan berpartisipasi dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP-26 tentang
perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia, pada 1 - 2 November 2021. Indonesia memiliki peran
yang cukup strategis dalam perubahan iklim dunia seiring dengan statusnya sebagai produsen
batu bara dan kelapa sawit terbesar.
Penyebab terjadinya pemanasan global adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya gas rumah kaca
Gas rumah kaca terjadi akibat adanya pembakaran minyak bumi, seperti bahan bakar batu
bara serta pembakaran gas alam.
2. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca ini menjadikan panas yang berada di bumi tidak dapat dipantulkan ke luar
angkasa, tetapi terperangkap di atmosfer. efek rumah kaca ini bermanfaat manusia, namun
jika berlebihan akan berdampak buruk terhadap iklim dan cuaca yang ada di bumi.
3. Polusi Sampah Plastik Yang Tidak Dapat Didaur Ulang
Gas metana yang berasal dari plastik yang terkena sinar matahari dikatakan sebagai salah
satu penyebab utama perubahan iklim, hal ini berhubungan dengan peningkatan pemanasan
global. Sampah yang setiap hari dihasilkan manusia terutama sampah-sampah yang tidak
bisa didaur ulang seperti styrofoam dan plastik juga menjadi sumber lain dari emisi CO2.

4. Boros Penggunaan Listrik


Pemborosan listrik membuat cadangan energi listrik menjadi semakin menipis karena energi
listrik memerlukan pembakaran batu bara sehingga meningkatkan pemanasan global.
5. Polusi Udara Akibat Asap Industri Pabrik
Industri pabrik menyebabkan banyaknya asap yang yang dihasilkan, dan dapat
mengakibatkan polusi udara yang akan membuat lingkungan tercemar dan terjadinya
pemanasan global.
6. Penebangan Pohon, Kerusakan, dan Pembakaran Hutan
Perusakan hutan akan menyebabkan pemanasan global, karena hutan memiliki fungsi
menyerap gas karbondioksida, dan hutan merupakan penghasil oksigen.
7. Penggunaan Chlorofluorocarbon CFC secara berlebihan
Chlorofluorocarbon (CFC) adalah suatu bahan kimia yang diproduksi untuk berbagai
kebutuhan peralatan rumah tangga seperti AC atau pendingin ruangan dan kulkas. Zat kimia
ini dapat mengakibatkan penipisan lapisan ozon.

Dampak pemanasan global adalah sebagai berikut:


1. Meningkatnya temperatur bumi di beberapa wilayah dan perubahan iklim.
2. Mencairnya glasier sehingga permukaan air laut meningkat dan menyebabkan daerah pantai
akan terendam.
3. Peningkatan suhu akan menyebabkan meluasnya kepunahan spesies dan kerusakan pada
organisme dan ekosistem.
4. Hilangnya terumbu karang karena meningkatnya suhu dan pengasaman air laut. Padahal
banyak spesies lain yang hidup bergantung pada terumbu karang.
5. Curah hujan dan cuaca tidak menentu, sehingga menyebabkan terganggunya hasil panen.
6. Lapisan ozon (atom oksigen pada atmosfer) menipis. Sementara, dia memiliki fungsi
mengatur dan menyerap sinar ultraviolet yang masuk ke permukaan bumi, menjaga
kestabilan suhu Bumi, dan melindungi dari benda-benda langit yang jatuh ke Bumi.

Cara menyikapi dan menanggulangi adalah pemanasan global sebagai berikut:


1. Konservasi lingkungan
Konservasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara menanam pohon dan penghijauan lahan-
lahan dengan kondisi yang kritis. Tumbuh-tumbuhan memiliki proses fotosintetis untuk
bertahan ini. Dalam proses ini, tumbuhan dapat menghasilkan oksigen. Semakin banyaknya
oksigen yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan, jumlah gas-gas karbon yang ada di atmoser
akan berkurang.

2. Menggunakan Energi Alternatif


Penggunaan energi alternatif dapat mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batu bara). Bahan bakar fosil menghasilkan banyak emisi gas karbon yang
diakibatkan oleh proses pembakaran bahan-bahan tersebut. Energi alternatif yang bisa
digunakan oleh manusia sebagai pengganti sumber energi tak terbarukan adalah energi bio-
energy, energi angin, energi panas bumi, energi surya, dan sebagainya.

3. Daur Ulang dan Efisiensi Energi


Aktivitas manusia kerap kali menghasilkan gas yang mengandung karbon, contohnya
penggunaan kompor minyak. Asap yang mengandung gas karbon dihasilkan oleh kompor
minyak tanah naik ke udara. Oleh karena itu, penggunaan kompor minyak sebaiknya diganti
dengan biogas. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas yang berasal dari
sampah organik yang telah didaur ulang.

4. Edukasi Masyarakat Mengenai Masalah Lingkungan


Masyarakat dunia perlu memiliki edukasi dan pemahaman terhadap masalah lingkungan agar
sama-sama bersatu untuk menanggulangi masalah tersebut. Pemahaman mengenai pola pikir
dan perilaku manusia yang berdampak kepada lingkungan diperlukan agar masyarakat
memiliki kesadaran dan akan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan. Selain itu,
masyarakat perlu menegakkan hukum mengenai perlindungan dan pelestarian lingkungan.

(https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lahat/baca-artikel/16465/Pemanasan-Global-Penyebab-
Dampak-dan-Cara-Menyikapi-serta-Menanggulanginya.html)

Pertanyaan

1. Setelah membaca artikel tersebut, hal apa yang pernah kalian lakukan yang ikut
menyumbang terjadinya pemanasan global?

2. Upaya apa yang akan kalian lakukan untuk mengurangi pemanasan global?

Anda mungkin juga menyukai