Disusun Oleh:
Bunga Mayrani
Hamdani Mei Irwansyah
Keisya Larasati
Jamilatun Nazor
X.8
Indonesia adalah suatu negara kepulauan dengan permukaan laut yang sangat
luas,maka apabila SPLmeningkat dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan, SPL di Indonesia
mengalami kenaikan setiap tahun, hal tersebut merupakan persoalan yang sangat serius
sekaligus merupakan tantangan bagi Indonesia untuk dapat mengatasinya, yaitu dengan
cara mengambil suatu langkah atau kebijakan untuk mengurangi dampak negative yang
mungkin ditimbulkan.
Perubahan dan penurunan mutu lingkungan hidup juga dilihat dari dua aspek.
Pertama yaitu akibat ulah campur tangan manusia. Kedua, Perubahan iklim global yang
mempengaruhi lingkungan hidup di Muaro Jambi.
5. Penebangan Hutan
Perusakan dan penggundulan hutan bisa menyebabkan .. Hal tersebut dikarenakan memiliki
fungsi menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen.Semakin banyak terjadi
penebangan hutan, maka jumlah karbondioksida semakin banyak dan mengakibatkan
pemanasan global. Penebangan hutan juga membuat pasokan oksigen berkurang dan hal ini
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup di bumi.
6. Polusi Metana
Selain polusi udara, jenis polus lainnya yang juga menjadi penyebab pemanasan global yaitu
polusi metana. Gas kimia ini juga memiliki kadar tinggi yang bisa mengurangi oksidan di
atmosfer bumi. Kadar gas ini akan semakin tinggi saat bercampur ke udara dan menyebabkan
kebakaran atau ledakan. Gas metana bisa dihasilkan dari sektor peternakan yaitu dari pakan
ternak yang digunakan. Kegiatan di sektor ini secara tidak langsung bertanggung jawab atas
emisi gas karbondioksida. Tak hanya itu, aktivitas pertanian seperti penggunaan pupuk kimia
juga bisa menghasilkan efek rumah kaca penyebab pemanasan global.
Boros listrik bisa menyebabkan pemanasan global karena dalam pembuatannya, listrik
membutuhkan pembakaran batu bara. Jika pembakaran batu bara untuk listrik dilakukan terus
menerus, maka akan mengakibatkan pemanasan global.
8. Sampah Plastik
Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa saat plastik saat terkena sinar matahari dan rusak,
maka sampah tersebut akan mengeluarkan gas metana dan etlena. Perlu dipahami bahwa gas
metana bisa menyebabkan perubahaan iklim dan hal lain yang berhubungan dengan
peningkatan risiko pemanasan global. Demikian penjelasan singkat seputar penyebab
pemanasan global. Dari keterangan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa sebagian besar
pemanasan global terjadi karena aktivitas manusia yang terlalu banyak melakukan eksploitasi
sumber daya alam.
(Sumber: katadata.co.id)
Hampir semua wilayah daratan mengalami lebih banyak hari terik dan gelombang panas.
Tahun 2020 adalah salah satu tahun terpanas yang pernah tercatat. Suhu yang lebih tinggi
dapat meningkatkan penyakit yang berhubungan dengan panas dan dapat membuat orang
lebih sulit bekerja dan beraktivitas. Kebakaran hutan lebih mudah terjadi dan lebih cepat
menyebar ketika kondisi lebih panas.
Perubahan suhu menyebabkan perubahan curah hujan. Akibatnya, badai terjadi lebih sering
dan lebih hebat sehingga menyebabkan banjir dan tanah longsor, menghancurkan rumah dan
masyarakat, dan menimbulkan kerugian miliaran dolar.
3. Meningkatnya kekeringan
Air semakin langka di lebih banyak daerah. Kekeringan dapat memicu badai pasir dan debu
yang merusak, memindahkan miliaran ton pasir melintasi benua. Gurun bertambah luas
sehingga mengurangi lahan tanaman pangan. Banyak orang sekarang menghadapi ancaman
terjadinya kekurangan air yang terus-menerus.
Laut menyerap sebagian besar panas dari pemanasan global. Ini menyebabkan lapisan es
mencair dan menaikkan permukaan laut, mengancam komunitas pesisir dan pulau. Karbon
dioksida juga diserap oleh laut, sehingga tidak lepas ke atmosfer. Bertambahnya karbon
dioksida membuat laut lebih asam, yang membahayakan kehidupan di dalamnya.
5. Hilangnya spesies
Perubahan iklim akan menimbulkan risiko bagi kehidupan spesies di darat dan di laut. Risiko
ini meningkat saat suhu naik. Kebakaran hutan, cuaca ekstrem, serta serangan hama dan
penyakit adalah beberapa ancaman terkait perubahan iklim. Beberapa spesies akan dapat
pindah dan bertahan hidup, tetapi yang lain tidak.
6. Kekurangan makanan
Perubahan iklim dan peningkatan kejadian cuaca ekstrem adalah salah satu alasan di balik
peningkatan kelaparan dan gizi buruk secara global. Perikanan, tanaman pangan, dan ternak
dapat hancur atau menjadi kurang produktif. Stres panas dapat mengurangi air dan padang
rumput untuk penggembalaan.
7. Lebih banyak risiko kesehatan
Perubahan pola cuaca memperluas cakupan penyakit seperti malaria. Peristiwa cuaca ekstrem
meningkatkan penyakit dan kematian, sementara sistem perawatan kesehatan kesulitan dalam
mengikuti perkembangannya. Risiko lain bagi kesehatan termasuk peningkatan kelaparan dan
gizi buruk di daerah yang tidak memungkinkan orang membudidayakan atau menemukan
cukup makanan.
Perubahan iklim meningkatkan faktor-faktor yang membuat orang menjadi dan terus miskin.
Banjir dapat menyapu daerah kumuh di perkotaan, menghancurkan rumah dan mata
pencaharian. Panas dapat mempersulit pekerjaan di luar ruangan. Bencana terkait cuaca
menggusur 23 juta orang per tahun, membuat makin banyak orang yang rentan terhadap
kemiskinan
(Sumber : PBB)
1. Potensi yang lebih tinggi pada hasil pertanian di daerah yang terletak pada posisi
lintang tengah.
2. Potensi penambahan kayu global pada hutan yang dikelola dengan baik dan benar.
3. Peningkatan ketersediaan air untuk populasi pada beberapa wilayah yang relatif
kering, sebagai contoh di sebagian wilayah Asia Tenggara.
4. Pengurangan angka kematian pada musim dingin pada bumi di belahan lintang tengah
dan lintang tinggi.
5. Pengurangan permintaan energi untuk pemanas ruangan akibat suhu udara pada
musim dingin tidak terlalu dingin.
Karena kenaikan suhu akibat pemanasan global, sistem imun makhluk hidup akan
menurun sehingga mudah terserang berbagai penyakit. Penyakit-penyakit ini akan
menjadi wabah yang mengkhawatirkan. Seperti kanker kulit, katarak, penurunan daya
tahan tubuh, dan pertumbuhan mutasi genetik, memperburuk penyakit-penyakit
umum asma dan lain-lain.
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang mudah adalah CFC (Cloro Four Carbon) merupakan
senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan klorin dan fluorin terikat padanya.
CFC umumnya dihasilkan oleh peralatan pendingin udara, perlu diketahui bahwa saat ini
CFC menyumbangkan 20% dalam proses terjadinya efek rumah kaca. Karenanya dalam
mengatasi suhu ruang yang panas, kita dapat merancang sebuah bangunan yang mempunyai
banyak ventilasi udara sehingga tidak perlu memakai pendingin ruang atau AC. Namun
seandainya penggunaan AC memang diperlukan pastikan kita memakai AC non CFC yang
ramah lingkungan. Begitu juga dengan kulkas, sebaiknya kita memakai kulkas non CFC
untuk menghindari efek rumah kaca serta agar pemanasan global agar tidak semakin
memburuk dan merugikan manusia.
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang ketiga adalah dengan Matikan lampu, kipas, AC,
komputer, TV, dan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Menggunakan lampu LED
adalah cara cerdas untuk meningkatkan efisiensi energi. Apalagi harga lampu LED sekarang
sudah terjangkau, pilihlah yang memiliki sensor cahaya sehingga bisa mati secara otomatis.
Selain itu jemur pakaian alih-alih menggunakan mesin pengering untuk menghindari
membuang bahan bakar fosil untuk konsumsi listrik. Gunakan insulasi di atap untuk
mencegah pembuangan panas pada saat musim dingin. Kamu juga bisa memilih untuk
mengadopsi sumber energi terbarukan untuk kebutuhan, misalnya pemanas air tenaga
matahari.
4. Hemat Air
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang keempat adalah dengan Hemat Pemakaian Air :
Jangan mencuci piring dengan air yang mengalir terus menerus. Jangan menggosok gigi, juga
dengan kran air yang mengalir, karena air akan banyak terbuang dalam 1 menit terbuang
sekitar 10 liter. Mandi menggunakan gayung yang terukur dan seperlunya, daripada pakai
kran shower dengan air mengalir atau berendam pada ‘bath-tub’.
Demikian pula untuk mencuci mobil, cukup gunakan ember dan gayung daripada
menggunakan selang dengan air mengalir. Gunakan air dingin pada mesin cuci daripada air
panas.
Flush toilet seperlunya, Pastikan pelampung atau radar pada tangki penyimpanan air bekerja
dengan baik, demikian juga pada kran dan monoblock di toilet, cegah kebocoran agar tidak
boros air. Cuci pakaian dengan air dingin, bukannya air panas. Gunakan air bilasan cucian
pakaian terakhir untuk menyiram tanaman. Tadah air hujan dan manfaatkan untuk menyiram
tanaman, membersihkan lantai dan sebagainya.
5. Reuce
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang kelima adalah dengan Gunakan keramik atau gelas
cangkir kopi bukan cangkir sekali pakai seperti yang terbuat dari plastic dan Styrofoam.
Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan barang lainnya. Selain itu:
Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk kertas corat-coret
atau catatan keperluan sehari-hari. Gunakan kembali kertas HVS yang baru dipakai 1
muka menjadi 2 muka atau bolak-balik.
Gunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada kertas tissue
dan kertas pembersih sekali pakai lainnya.
Gunakan ‘reusable’ piring, botol minum dan alat makan yang bukan sekali pakai.
Gunakan wadah yang dapat digunakan kembali untuk menyimpan makanan,
bukannya aluminium foil dan bahan plastik lainnya. Reuse kemasan dari bahan karton
untuk pengiriman barang.
Gunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’ barang. Berbelanja
ke toko dengan tas kanvas daripada menggunakan tas kertas dan kantong plastik.
Simpan gantungan kawat dan mengembalikan atau menggunakannya kembali ketika
ke binatu.
Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada menggunakan cat
semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.
6. Reduse
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang keenam adalah Hemat penggunaan kertas dan
tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan
dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara.
Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah
digunakan daripada sering membeli baru.
Beli dan gunakan baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering digunakan.
Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan.
Beli dan makan sayuran organik, pasti lebih menyehatkan dan ramah lingkungan.
Beli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari
transportasi
Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah
styrofoam karena tidak dapat didaur ulang. Hindari atau kurangi juga pemakaian
peralatan makan/minum seperti sendok/garpu dan sedotan minuman yang terbuat
dari plastik.
Hindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah
terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap kesehatan.
Kurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah. Jangan
membeli produk yang dibuat dari hewan langka.
7. Recycle
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang ketujuh adalah dengan Gunakan pakaian yang
terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Gunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan
lingkungan, Kemudian:
Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium
serta bahan anorganik lainnya.
Bagimu yang suka berkreasi manfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang
menjadi produk kerajinan tangan yang indah.
Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang sesuai dengan peruntukkannya,
jika memungkinkan pisahkan yang organik dan non organik. Sampah organik bisa
dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non organik bisa diolah
kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada dibuang
sembarangan misalnya ke sungai, danau dan laut terutama yang terbuat dari
plastik sungguh akan merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal
mulanya dibuat dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai
waktu 200 tahun
Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman
dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah.
Jika tidak mau menggunakannya kembali, segera sumbangkan atau berikan
kepada orang lain atau organisasi yang mau menampung dan mengolah sampah
anorganik ini.
Demikian pula pakaian bekas layak pakai dan peralatan rumah tangga yang sudah
tidak digunakan atau didaur ulang sebaiknya disumbangkan kepada yang mau
menerima dan memanfaatkannya lagi.
Jangan biasakan membuang-buang makanan walau sedikit pun karena sisa-sisa
makanan dapat mengeluarkan gas metana di tempat terbuka seperti TPA sampah.
Kompos sisa sayuran, kulit buah dan sebagainya dari dapurmu.
Mulai olah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman. Kompos daun kering dan sampah, atau bawa ke sebuah tempat pendaur
ulang sampah.
8. Menjadi Vegetarian
Mengingat populasi global yang diperkirakan mencapai skala 10 miliar pada 2060,
para peneliti pun menganalisis dampak lingkungan yang disebabkan oleh produksi
dan konsumsi makanan oleh manusia. Ide di balik penelitian ini adalah untuk
membantu menginformasikan produsen makanan dan konsumen tentang cara yang
lebih baik untuk mengurangi dampak buruknya terhadap bumi.
Diterbitkan dalam jurnal Science, penelitian oleh Oxford University di Inggris dan
lembaga penelitian pertanian Swiss, Agroscope, menemukan bahwa daging dan
produk susu berkontribusi sebanyak 18 persen dari semua kalori dan 37 persen dari
semua protein.
Produksinya menggunakan 83 persen lahan pertanian dan menghasilkan 60 persen
dari emisi gas rumah kaca industri pertanian. “Produksi daging melibatkan produksi
pakan dan kerap mengakibatkan penggundulan hutan, khususnya hutan hujan tropis.
Karenanya terapkan pola hidup vegan untuk selamatkan bumi kita.
Orang yang menerapkan pola makan vegan juga biasanya suka mengunyah sesuatu
karena cenderung lebih sering lapar daripada orang yang tidak pantang daging.
Sediakan banyak makanan porsi kecil dan kudapan sehat agar tidak sampai kelaparan.
Pohon-pohon yang kita tanam di halaman rumah sekecil apa pun halamannya, sudah
pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan dan
menyehatkan kita. Jadi jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus tambah
koleksi tanaman di halaman rumah. Tanaman hias, bunga, buah atau apotik hidup,
sayuran dan bumbu dapur tidak masalah. Dan jika sebagian besar warga bumi
melakukannya, akan memberikan manfaat yang sangat signifikan untuk mereduksi
CO2 di udara dan pada akhirnya pemanasan global pun dapat diredam.
Gunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman, atau pupuk kompos yang bisa
kita buat sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan.
BAB III
DATA
Satuan : mm (millimeter)
Tahun Jan Feb mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Rata-
rata
2017 26,9 26,2 26,7 26,9 27,3 27,2 26,5 27,1 27 27 27,1 26, 26,8
8
2018 26,9 26,2 26,7 26,9 27,3 27,2 26,5 27,1 27 27 27,1 26, 26,8
8
2019 26,7 26,3 27 27,4 27,7 27,3 27,1 27,6 27,5 26,7 26,9 26, 27,1
8
2020 26,7 27 27,3 27,4 27,5 27,2 26,8 27,3 26,8 27,1 27,1 27 27,1
2021 31,1 31,6 32,6 32,5 32,4 32,1 31,8 32,9 32,1 32,4 32 21, 31,3
5
Satuan : “Celcius
BAB IV
ANALISA DATA
4.1. Analisis Data Curah Hujan Muaro Jambi
Curah Hujan Muaro Jambi
2017-2021
Tahun Rata-rata
250.7
217.2
180.7
136.5
22.9
Berdasarkan data yang dipaparkan diatas, curah hujan terjadi akibat naiknya uap air yang
berasal dari bumi seperti laut, danau, sungai, dan tanah ke atmosfer kemudian memadat
membentuk awan. Evaporasi yang disebabkan oleh adanya suhu panas Bumi. Saat suhu
menjadi semakin panas, maka semakin banyak air yang akan menguap dan terjadilah hujan.
Curah hujan di Muaro Jambi dari tahun ke tahun tidak stabil dikarenakan terjadi beberapa hal
sebagai berikut:
Pada tahun 2017, Curah hujan di Muaro Jambi memcapai angka 136,5 mm. Banyaknya
aktivitas makhluk hidup yang menyebabkan polusi udara meningkat, seperti penggunaan
transportasi kendaraan bermotor, meningkatnya mobilitas, serta penggunaan bahan bakar
fosil.Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan karbon dioksida yang memerangkap
panas di atmosfer dan menjadikannya kontributor utama pemanasan global serta
perubahan iklim. Oleh karena itu curah hujan di Muaro Jambi pada tahun 2017
berkurang.
Pada tahun 2018,rata-rata curah hujan di Muaro Jambi mencapai angka 180,7 mm.
Dimana angka tersebut tergolong normal dikarenakan pada saat itu di Muaro Jambi tidak
terlalu banyak melakukan penebangan pohon, pembangunan rumah/perumahan dan
gedung-gedung belum berkembang pesat seperti sekarang.
Tahun 2019, curah hujan di Muaro Jambi melunjak tinggi dengan angka 250,7
mm,begitu juga di tahun 2020, hal ini disebabkan oleh covid 19, yang dimana kurangnya
aktivitas luar rumah (lockdown), berkurangnya polusi udara yang menyebabkan gas gas
karbon monoksida berkurang, curah hujan semakin tinggi juga disebabkan oleh
kombinasi beberapa fenomena atmosfer, seperti suhu muka laut lebih hangat, serta
fenomena La Nina.
Sedangkan pada tahun 2021, curah hujan benar-benar menurun dratis. Munculnya
kembali aktivitas yang menghasilkan gas-gas pencemar udara seperti asap hitam dari
aktivitas transportasi di lingkungan,penggunaan freon berlebihan, penebangan hutan,
polusi udara qmunculnya kembali aktivitas yang menghasilkan gas-gas pencemar udara
seperti asap hitam dari aktivitas transportasi di lingkungan bebas yang merupakan gas
monoksida dari hasil pembakaran tidak sempurna pada kendaraan dan transportasi umum
yang kembali membuat polusi udara dan emisi gas rumah kaca meningkat dan naik ke
permukaan atmosfer bumi yang menjadi penyebab terhambatnya proses hidrologi
maupun turunnya hujan ke permukaan bumi.
2021 31.3
2021
2019 27.1
2019
2018 26.8
2018
Suhu Rata-Rata Muaro Jambi pada tahun 2021 meningkat menjadi 31,3 Celcius. Hal ini
disebabkan banyaknya aktivitas industry yang mulai berkembang dan semakin banyaknya
penggunaan AC dan Kulkas yang dianggap membantu memenuhi kebutuhan manusia tetapi
hal ini jugalah yang menjadi factor terbesar kenaikan suhu di Muaro Jambi karena tidak
mematikan alat elektronik yang tidak digunakan. Banyaknya penebangan hutan, dan juga
sampah plastik yang semakin lama semakin menumpuk. Sejumlah penelitian menyebutkan
bahwa saat plastik saat terkena sinar matahari dan rusak, maka sampah tersebut akan
mengeluarkan gas metana dan etlena. Di mana gas tersebut akan menyebabkan kenaikan
suhu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pemanasan global merupakan suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan
manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih
guna lahan. Namun pemanasan global tidak hanya terjadi karena ulah manusia,tetapi
perubahan iklim global yang mempengaruhi lingkungan hidup di Muaro Jambi.