Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIKA

“PERAN INDONESIA DALAM MENEKAN INDEKS GLOBAL


WARMING"

Guru Pembimbing : Syafril Effendi, S.Pd

Disusun oleh : Ririn indira putri enjel

kelas :XI MIPA 6

SMA NEGERI 5 KOTA BENGKULU TAHUN PELAJARAN


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Indonesia dalam menekan
indeks Global Warming” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dengan karya ini saya berharap dapat membantu pemerintah dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui peran penerus bangsa untuk
menekan laju Global Warming.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Bengkulu, April 2023

Ririn indira p e
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia
selalu mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya.
Peradaban manusia sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Selama
perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan dengan bergantung pada pertanian
dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha
menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan
untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Manusia sekarang telah mengalami
zaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan pada bidang transportasi
dan perindustrian. Dengan menggunakan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur
pun mengalami kemunduran secara perlahan-lahan.
Kemajuan teknologi di bidang transportasi dan industri tidak selamanya
berdampak positif bagi kehidupan makhluk hidup. Saat ini kita merasakan dampak
negatif dari kemajuan teknologi tersebut. Dampak revolusi industri yang telah terjadi
dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban
manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri.
Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan
pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan
mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan
namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan
lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya. Salah satu dampak negatifnya
adalah faktor utama yang menyebabkan pemanasan global. Pemanasan
global (Global Warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata – rata udara,
atmosfer, laut, dan daratan bumi.
Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca seperti
karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (NOx), chlorofluorocarbon
(CFC) dan gas lainnya secara berlebihan di atmosfer, sehingga cahaya matahari yang
dipantulkan bumi sebagai radiasi infra merah gelombang panjang dan ultraviolet yang
akan dikirim ke angkasa luar, namun sebagian besar dipantulkan kembali ke bumi
oleh gas rumah kaca yang terbentuk di atmosfer, sehingga meningkatkan temperature
bumi. Disebut gas rumah kaca karena beberapa gas yang terbentuk di atmosfer bumi
ini berfungsi sepeti kaca pada rumah kaca, yang berperan meneruskan cahaya
matahari namun menangkap energi panas dari dalamnya. Dengan semakin besar
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, akan semakin besar pula energi panas yang
terperangkan di permukaan bumi.
Pemanasan global diperkirakan menyebabkan terjadinya kenaikan suhu rata – rata
bumi sebesar 1°C pada tahun 2025 dibandingkan suhu saat ini, atau 2°C lebih tinggi
dari zaman pra industri, tahun 1750 – 1800 (IPCC, 2001). Meningkatnya temperatur
global akan menyebabkan perubahan – perubahan di bumi, seperti : meningkatnya
intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, perubahan iklim, peningkatan hujan dan
banjir.
Dampak buruk yang dapat kita rasakan saat ini adalah munculnya gelombang
panas di berbagai belahan dunia, adanya Badai atau Angin Topan, Banjir, Kekeringan,
Mencairnya Es Pegunungan Jayawijaya di Papua, terjadinya Kenaikan Permukaan
Air Laut, Perubahan iklim yang tidak menentu, Peningkatan suhu panas global
mencapai 3-4 derajat celcius, Peningkatan pencemaran udara atau polusi, Dampak
bagi Komunitas Terumbu Karang, Dampak bagi Fitoplankton dan Biota laut lainnya,
dan masih banyak yang lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1) Apa yang dimaksud dengan pemanasan global ?
2) Apa penyebab dari pemanasan global ?
3) Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global ?
4) Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi pemanasan
global ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, makatujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui definisi tentang pemanasan global.
2) Mengetahui penyebab pemanasan global.
3) Mengetahui dampak yang ditimbulkan daripemanasan global.
4) Memahami upaya yang dapat dilakukan untukmeminimalisasi pemanasa
n global.
1.4 Manfaat

Secara teoretis, makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui dan
memahami penyebab terjadinya pemanasan global, dampak negatif yang
ditimbulkan bagi kehidupan di bumi serta hal-hal yang harus dilakukan untuk
mengurangi terjadinya pemanasan global di muka bumi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pemanasan Global (Global Warming)

Pemanasan global (Global Warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu


rata – rata udara, atmosfer, laut, dan daratan bumi. Global
warming merupakan suatu proses yang ditandai dengan naiknya suhu
atmosfer, laut, dandaratan. Sekedar informasi suhu rata-rata
global padapermukaan bumi telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32
°F) dalam seratus tahun terakhir.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Anomali suhu permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan
dibandingkan pada suhu rata-rata dari 1940 sampai 1980.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun
1990 dan 2100.Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan
skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang,
serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar
penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut
diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat
emisi gas rumah kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari
lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan
yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena
cuaca yang ekstrem,serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat
pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser,
dan punahnya berbagai jenis hewan.
2.2 Penyebab Pemanasan Global (Global Warming)

2.2.1. Efek Rumah Kaca

Penyebab efek rumah kaca adalah akibat efek panas yang dipantulkan ke permuk
aan bumi yang terperangkap oleh gas-gas
yang ada di lapisan atmosfer sehingga mengalami
pemberhentian dan tidak dapat diteruskan kembali ke luarangkasa dan akibatnya akan
panas cahaya matahari tersebutakan dipantulkan kembali ke permukaan bumi.

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan
bumi terus meningkat.

Perhitungan pemanasan global pada tahun 2001 dari beberapa model


iklim berdasarkan scenario SRESA2, yang mengasumsikan tidak ada tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi emisi.
Menurut (Gealson, 2007) dalam jurnal (Lim et al., 2007) proses terjadinya
efekrumah kaca dapat dijelaskan melalui gambar berikut :

gambar 1. Efek Rumah Kaca

Dalam rumah kaca (greenhouse) yang digunakan dalam budidaya terutama di


negarayang mengalami musim salju, atau percobaan tanaman dalam bidang biologi
dan pertanian, energi matahari (panas) yang masuk melalui atap kaca sebagian
dipantulkankeluar atmosfer dan sebagian lainnya terperangkap di dalam greenhouse
sehinggamenaikkan suhu di dalamnya.

Contoh lain yang dapat mengilustrasikan kejadian efek rumah kaca adalah, ketika
kita berada dalam mobil dengan kaca tertutup yang sedang parkir di bawah
terikmatahari. Panas yang masuk melalui kaca mobil, sebagian dipantulkan kembali
ke luarmelalui kaca tetapi sebagian lainnya terperangkap di dalam ruang mobil.
Akibatnya suhudi dalam ruang lebih tinggi (panas) daripada di luarnya. Perhatikan
gambar berikut
gambar 2. Efek Rumah Kaca di Dalam Mobil

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa gas di atmosfir
yang berfungsi sebagai ’perangkap’ energi panas matahari. Tanpa gas-gas ini, panas
akan hilang ke angkasa dan temperatur rata-rata bumi dapat menjadi lebih dingin,
karenafungsinya sebagai penjaga hangatnya bumi. Gas-gas ini disebut sebagai Gas
RumahKaca (GRK), diantaranya; karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen
oksida (NOx) yang terdiri dari gas nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida
(NO2), chloroflourocarbon (CFC) yang terbagi meliputi haloflourocarbon (HFC) dan
perfluorocarbon (PFC). CO2 merupakan GRK yang paling dominan dalam menahan
radiasi bumi sehingga temperatur udara meningkat.

2.2.2. Penggunaan CFC yang Tidak Terkontrol

CFC adalah Cloro Four Carbon sebagai penyebabpemanasan global


yang sifatnya masih bisa ditangani,
CFC merupakan bahan kimia yang digabungkan menjadi sebuahbahan lalu digunakan
sebagai memproduksi peralatan rumahtangga.
CFC biasanya terdapat pada alat – alat elektronikyang berada disekitar kita dan sanga
t berdampak terhadaplingkungan dan alam yang mengakibatkan pemanasan global.
Beberapa penggunaan CFC
di kehidupan sehari – hariyang sangat berdampak pada keadaan lingkungan adalahse
bagai berikut :

1. Pada AC (Air Conditioner)


Pada AC atau pendingin udara merupakan salah satu alatelektronik yang mengguna
kan CFC.
CFC digunakan sebagaibahan yang aktif dalam instalasi AC kita seringmendengarnya
dengan sebutan Freon AC
yang berfungsisebagai pendingin. Prinsip AC ini juga diproses dengan SiklusKarnot
menurut Hukum Termodinamika II.

2. Pada Mesin Pendingin Kulkas (Refrigerator)


Pada kulkas atau mesin pendingin,
CFC digunakansebagai pendingin, alat ini yang dilekatkan didalam kulkasdan berfung
si sebagai indikator didalam kulkas.
Yang nantinya akan diproses menurut Siklus Karnot yang berdasarkan hukum Termod
inamika II.

3. Bahan Aktif Pemadam Kebakaran


Pada bahan ini CFC digunakan untuk pemadam kebakarankarena sifat dari CFC
yang dapat menyembur dan tingkatsuhu nya yang rendah sehingga dapat memadamka
n api.

4. Bahan Pelarut
CFC juga digunakan pada kilang elektronik yaitu padabahan pelarut yang dibuat u
ntuk bahan pembersih danberguna untuk mengeringkan minyak.

5. Proses Pembuatan Plastik


CFC digunakan sebagai blowing agent dalam proses pembuatan foam
(busa), sebagai cairan pembersih (solvent) bahan aktif untuk pemadam kebakaran, bah
an aktif untukfumigasi di pergudangan, pra-pengapalan, dan produk-produk pertanian
dan kehutanan.

6. Bahan Dorong
CFC digunakan bahan dorong dalam penyembur (aerosol). contohnya dalam pema
kaian kaleng semprot pengharumruangan, penyemprot rambut dan lain-lain.

2.2.3. Penggundulan Hutan Secara Liar

Penggundulan hutan atau beberapa orang menyebutnya dengan istilah deforestasi


juga merupakan penyebab pemanasan global yang dapat menjadi pemicu
meningkatnya suhu bumi. Melansir dari artikel yang diterbitkan theconversation.com,
setiap tahun, aktivitas penggundulan hutan menyebabkan sekitar 5,2 miliar ton karbon
dioksida yang tersimpan selama jutaan tahun di dalam hutan terlepas ke atmosfer.
Angka tersebut hampir mencapai 10 persen dari total emisi global selama
2009–2016. Padahal, menurut ilmuwan lingkungan dari University of Virginia di
Charlottesville, Deborah Lawrence, keberadaan hutan, terutama hutan tropis, dapat
membantu mendinginkan suhu global rata-rata lebih dari 1 derajat celsius.

Setiap tahun, penebangan hutan terjadi di berbagaibelahan dunia untuk kepenting


an komersil, seperti produksikayu untuk bahan baku kertas dan mebel maupun untuk
membuka lahan pertanian, peternakan, perumahan, atauindustri. Pembukaan lahan ta
k hanya dilakukan denganmenebang hutan, Tidak jarang, oknum-oknum nakal sengaj
amelakukan pembakaran hutan guna lebih cepat menggundulilahan.

Kebakaran hutan tentu akan meningkatkan suhu rata-rata di daerah tersebut.


Hal ini juga bisa melepaskan lebih banyakkarbon dioksida dan polutan lain ke udara.
Pepohonanberperan besar untuk menyeimbangkan efek rumah kacadengan menyerap
lebih banyak karbon dioksida danmencegahnya terperangkap di atmosfer. Sementara
itu, tumbuhan juga akan mengeluarkan gas oksigen untukmembantu menetralkan suh
u bumi yang kian memanas.
Makin sedikit lahan hutan yang tersedia, tentu kualitasoksigen di bumi pun makin me
mburuk. Deforestasi jugamerusak habitat sehingga mengancam keanekaragamanhaya
ti.

2.2.4 Efek Umpan Balik


Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik
yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena
uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air.
Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat
gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di
udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena
udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan
karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. Umpan balik penting lainnya
adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu
global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di
bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan
cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih
banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih
banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Gambar 1 Efek Umpan Balik Pada Penguapan Air
2.3 Dampak Pemanasan Global (Global Warming)

Sebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh


seluruh umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara
kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan menghadapi
terjadinya pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya pemanasan global, Indonesia
akan menghadapi peristiwa :
1. Kenaikan Temperatur Global
Menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga mengakibatkan
terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini akan
menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan terumbu
karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu, naiknya
permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah landai di
Indonesia akan hilang. Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya
kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau merembesnya air laut, serta
infrastruktur perkotaan yang mengalami kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air
laut.
2. Pergeseran Musim
Akibat dari adanya perubahan pola curah hujan. Perubahan iklim mengakibatkan
intensitas hujan yang tinggi pada periode yang singkat serta musim kemarau yang
panjang. Di beberapa tempat terjadi peningkatan curah hujan sehingga meningkatkan
peluang terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara di tempat lain terjadi
penurunan curah hujan yang berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar
Daerah Aliran Sungai (DAS) akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang
makin tajam. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau
kekeringan. Kondisi ini akan semakin parah apabila daya tampung badan sungai atau
waduk tidak terpelihara akibat erosi.
3. Menurunnya Produksi Pertanian
Pada umumnya, semua bentuk sistem pertanian sensitif terhadap perubahan
iklim. Perubahan iklim berakibat pada pergeseran musim dan perubahan pola curah
hujan. Hal tersebut berdampak pada pola pertanian, misalnya keterlambatan musim
tanam atau panen, kegagalan penanaman, atau panen karena banjir, tanah longsor dan
kekeringan. Sehingga akan terjadi penurunan produksi pangan di
Indonesia. Menurunnya produksi pangan pertanianakibat kegagalan panen, disebabka
n oleh pemanasan global
yang memicu terjadinya perubahan iklim dan cuaca yang kurang kondusif bagi tanam
an. Singkatnya, perubahan iklim akan mempengaruhi ketahanan pangan nasional.
4. Lapisan Ozon di Atmosfer semakin Menipis

CFC (Chlorofluorocarbon) yang pada umumnya digunakan yaitu CFC-11


(Trichloromonofluoromethane atau freon 11) dan CFC-12 (Dichlorodifluoromethane)
ini diketahui dapat merusak lapisan ozon dimana seperti yang kita ketahui bahwa
lapisan Ozon (O3) yang merupakan molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang
berbentuk pada suhu kamar, dimana ozon merupakan bahan yang beracun. Gas ini
bersifat reaktif yang biasa digunakan bahan pemucat (bleaching), penghilang bau dan
strelisasi. Karena itu terdapat lapisan ozon di atmosfer yang melindungi kehidupan
di bumi. Lapisan ozon inilah yang melindungi bumi dari radiasi yang berasal dari
sinar ultarviolet yang diketahui jika terlalu banyak kita serap menghasilkan kanker
dalam tubuh.

Tetapi diperkirakan mulai tahun 1970-an lapisan ozon yang ada di atmosfer
mulai menipis dan salah satu penyebabnya adalah pemakaian CFC, dimana pada
lapisan atmosfer yang tinggi, CFC dapat menghasilkan radikal bebas yang juga dapat
merusaka lapisan ozon yaitu radikal klorin jika sebuah ikatan C-Cl dalam CFC
terputus. Radikal klorin yang terputus tadi dapat bereaksi dan merusak ozon, dimana
radikal tadi mampu merusak 100.000 molekul dalam ozon.

CFC juga dapat menyebabkan pemanasan global. Salah satu molekul CFC yaitu
CFC-11 memiliki potensi yang menyebabkan pemanasan global jauh lebih besar dari
karbondioksida. Efek rumah kaca yang mengganggu lapisan ozon dapat terjadi akibat
CFC. Jika hal ini terus menerus dilanjutkan tentunya dalam jangka waktu yang cukup
lama mengakibatkan Ozon semakin bertambah dan semakin rusaknya lapisan ozon
yang menjadi pelindung bumi kita dari radiasi ultraviolet matahari, yang dapat
menyebabkan penyakit kanker kulit, merusak tanaman dan berbagai kerusakan dan
masalah lainnya. Melihat hal-hal diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
penggunaan CFC ini tidak ramah ( merusak ) terhadap lingkungan dan juga berbahaya
bagi kehidupan.

5. Peningkatan Suhu Panas Global Mencapai 3 - 4 Derajat Celcius


Ini dapat dirasakan sebagai akibat dari efek rumah kaca, tidak menentunya
perubahan iklim serta rusaknya hutan tropis di Indonesia. Menurut data Bank Dunia,
diIndonesia setiap tahun sekitar 600 ribu sampai 3,5 juta hektar hutan tropis musnah
(SuaraMerdeka, 23-4-07). Pembukaan hutan tropis yang dijadkan tempat pemukiman
dan lahan pertanian hingga mencapai 60%, lalu 4,5 juta hektar hutan ditebang dan
dibakar hanyauntuk membuat ladang-ladang sementara, sehingga hutan menjadi
gundul memberikansumbangan sebesar 25% dari total kenaikan emisi CO2. Padahal
hutan tropis berfungsi sebagai paru-paru dunia yang dapat mensirkulasi dan
mentransformasi karbon dioksidamenjadi oksigen. Dapat kita bayangkan kalau hutan
tropis hancur, seluruh dunia akanterkena dampaknya

6. Peningkatan Pencemaran Udara/Polusi

Terjadinya kebakaran hutan di Kalimantan, Sumatera; peningkatan


pemakaianmotor/mobil di kota besar (emisi kendaraan); penggunaan energi yang
berlebihan, dan pencemaran limbah produksi industri menyebabkan terjadinya
peningkatan pencemaranudara/polusi. Selanjutnya dikatakan oleh Todaro (2005)
bahwa sumber-sumber utama pencemaran udara, merupakan sisi terburuk modernisasi
yang mengancam kesehatanmanusia adalah penggunaan energi secara berlebihan,
emisi kendaraan dan pencemaranlimbah produksi industri. Industrialisasi selalu
meninggalkan buangan limbah, baikdalam bentuk emisi langsung maupun melalui
pengubahan pola konsumsi dan perlonjakan permintaan terhadap barang-barang
manufaktur.

7. Ekosistem Hancur

Akibat dari perubahan iklim yang terjadi akibat global


warming akan menghancurkan ekosistem yang telah ada. Setelah sebagian mahkluk h
idup di permukaan bumi musnahakibat bencana seperti kekeringan, badai, banjir atau
punditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa akanmengalami kesulitan un
tuk bertahan hidup.
Pemanasan global telah menyebabkan penurunankeanekaragaman hayati laut.
Salah satunya terjadi padakomunitas terumbu karang dari jenis hermatifik (hermatypi
ccoral),yaitu hewan karang pembentuk bangunan/kerangkakarang dari tumpukan kap
ur(CaCO3) sebagai hasilfotosintesis jutaan alga zooxanthellae yang hidupbersimbiosi
sdalam jaringan tubuh hewan karang tersebut. Terumbu karang merupakan komunitas
biologis di perairanlaut dangkal yang umumnya berkembang secara optimal padatem
peratur perairan 25-29°C dan sangat rentan terhadapperubahan temperatur perairan ya
ng merupakan salah satufaktor pengontrol pertumbuhan dan perkembangan karang.
Penyebabnya secara umum yaitu berkurangnya sumber air, udara bersih, bahan bak
ar, bahan makanan, sumber energi danlain sebagainya. Sebenarnya masih banyak aki
bat yang ditimbulkan akibat pemanasan global dan itulah beberapadiantaranya.
8. Curah Hujan Meningkat
Pemanasan global membuat curah hujan meningkat. Suhupermukaan Bumi menjad
i lebih panas dan menyebabkan lebihbanyak air laut yang menguap dan membentuk a
wan. Selainitu, suhu udara yang lebih panas membuat udara bisa menahanuap air lebi
h banyak.
Proses tersebut akan memicumeningkatkan intensitas, durasi, dan frekuensi terjadinya
presipitasi atau turunnya air hujan.

2.4 solusi pemanasan global

 Jadilah Vegetarian

Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak


air. Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar
metana saat mereka mencerna makanan mereka.

 Tanam Pohon

Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam

seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United

Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan

menyumbang 20% emisi gas rumah kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap

karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang

pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer.

Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan

hutan juga berkaitan dengan peternakan.

 Beli Makanan Organik

Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian

konvensional. The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara

organik dapat mengurangi 26% CO2 yang disumbang oleh pertanian.

 Gunakan Lampu Hemat Energi

Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda

dapat menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama

daripada lampu pijar biasa.

 Gunakan Kipas Angin


AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya.

Karena itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.

 Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari

Bila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2.

Menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan

energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara.

 Daur Ulang Sampah Organik

Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca

melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan

membuat pupuk kompos dari sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas,

daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa membantu mengurangi masalah


ini. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang

Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk

memproduksi kaleng aluminium yang baru menghemat 9 kg CO2 per kilogram.

BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama


umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia
sendiri
dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan
global
diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan
saat
ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi
efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di
masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka
pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.

3.2 Saran

Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup
ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa
dekade
kah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan
memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong royang
untuk menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang
sempurna
ini. Stop global warming.

Anda mungkin juga menyukai