Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL

Disusun Oleh :
1. Dia Hertati
2. Meliza
3. Febrianti
4. Supriyadi
5. Satria
6. Rozak
Guru Pembimbing : M. Guntur, S.Pd.i

SMA AL-IHSAN TANJUNG LAGO


Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan perkenaan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas ini.
Makalah ini merupakan hasil dan kesimpulan yang diambil melalui sumber buku dan
internet.
Harapan kami setelah membaca makalah ini, pembaca dapat lebih mengetahui
mengenai perubahan iklim dan pemanasan global, serta dampaknya dalam kehidupan kita di
Bumi sehingga ada kesadaran untuk melestarikan lingkungan sekitar kita.
Selanjutnya, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga maupun teman-
teman yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak guna perbaikan
karya tulis ini kedepannya. Terima kasih.

Tanjung Lago, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................................. i


Daftar isi............................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ............................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 2
Bab II Pembahaasan
A. Pengertian Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global ......................................... 3
B. Penyebab terjadinya Efek Rumah Kaca Pemanasan Global ................................ 5
C. Dampak Efek Rumah Kaca Pemanasan Global .................................................... 8
D. Menanggulangi Efek Rumah Kaca Pemanasan Global ...................................... 12
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 14
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu
mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia
sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Selama perkembangan itu, manusia menjalani
kehidupan dengan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan
tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-
baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.

Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada
masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan
yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku
industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar
dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan
namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan
tempat tinggal manusia dan kehidupannya.

Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi
lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah
berkembang pesat saat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan
sering disebut sebagai Global Warming yang diantara beberapa akibatnya adalah perubahan
iklim yang terjadi di bumi sekarang ini.

Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan


bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara
alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat
dibandingkan data yang terrekam sebelumnya. Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah
tahun 1990.

Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, seperti yang
terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang
ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang
dan longsor, munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa
manusia.

Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal
dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari
cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang
panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-
gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-
ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah ialah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan efek rumah kaca pemanasan global ?
2. Apa saja penyebab terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global ?
3. Apa saja dampak terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global ?
4. Bagaimana cara menanggulangi masalah efek rumah kaca dan pemanasan global ?

C. TUJUAN PENULISAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca dan pemanasan global
2. Mengetahui penyebab terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global
3. Mengetahui dampak terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global
4. Mengetahui cara menanggulangi masalah efek rumah kaca dan pemanasan global

D. MANFAAT PENULISAN
Sedangkan manfaat dari dari penulisan makalah ini adalah:
1. Agar dapat digunakan sebagai bahan bacaan oleh pembaca untuk menambah
pengetahuan mereka tentang perubahan iklim dan pemanasan global
2. Para pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca dan
pemanasan global.
3. Pembaca dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya efek rumah kaca dan
pemanasan global.
4. Pembaca dapat mengetahui dampak terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan
global.
5. Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menanggulangi efek rumah kaca dan
pemanasan global yang sedang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global


Efek
rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824. Efek rumah kaca
merupakan proses pemanasan dari permukaan suatu benda langit atau benda angkasa yang
disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya. Beda-benda langit yang dimaksudkan
terutama adalah planet maupun satelit. Sebenarnya efek rumah kaca hampir ada di berbagai
planet di tata surya seperti Mars, Venus, dan benda-benda langit lainnya.
Efek rumah kaca tentu saja mempunyai kaitan yang sangat erat dengan gas rumah kaca. Hal
ini lantaran gas rumah kaca itu merupakan sekumpulan gas-gas pada atmosfer yang menjadi
sebuah adanya efek rumah kaca. Gas-gas yang disebut gas rumah kaca bisa muncul secara
alami di lingkungan Bumi, namun bisa juga timbul akibat aktifitas manusia.
Pem
anasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Pemanasan Global
akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan
dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan
mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

Berdasarkan gambar di samping, suhu rata-rata udara di permukaan Bumi meningkat


0,75ºC pada abad lalu, tetapi naiknya berlipat ganda dalam 50 tahun terakhir.
Badan PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), memproyeksikan
bahwa pada tahun 2100 suhu rata-rata dunia cenderung akan meningkat dari 1,8ºC menjadi
4ºC dan skenario terburuk bisa mencapai 6,4ºC kecuali dunia mengambil tindakan untuk
membatasi emisi gas rumah kaca. Sepertinya, angka tersebut memang tidak begitu besar.
Akan tetapi, perlu diketahui selama Zaman Es terakhir sekitar 11.500 tahun yang lalu, suhu
rata-rata dunia hanya 5ºC lebih rendah daripada suhu udara sekarang, dan saat itu hampir
seluruh benua Eropa tertutup lapisan es tebal. Jika tren pemanasan ini terus berlanjut maka 11
tahun terpanas dalam sejarah semuanya terjadi hanya dalam 12 tahun terakhir.

B. Penyebab terjadinya Ehek Rumah Kaca dan Pemanasan Global

Bumi semakin panas akibat dari matahari yang semakin bergejolak. matahari dalam
seabad ini sering muncul bintik-bintik matahari akibat ledakan energi hidrogen. berdasarkan
penelitian, ternyata semakin banyak jumlah bintik-bintik itu, maka energi panas yg
dipancarkan oleh matahari juga semakin tinggi yang akan mempengaruhi juga panas di bumi.
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah
kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek
rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak
telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi
kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek
pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena
radiasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan
efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun
1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin
telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan
bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-
rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott
dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat
estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh
Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan
aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan
bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari
sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

Matahari memancarkan sinarnya dalam bentuk radiasi ultraviolet ke bumi yang akan
diterima oleh bumi dan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Sinar matahari
masuk ke bumi sebagai panas, yang sebagiannya dipantulkan kembali ke angkasa,
sebagiannya lagi diserap baik oleh permukaan bumi yang berwarna agak gelap maupun oleh
“gas-gas rumah kaca” yang terkandung dalam atmosfer. Gas-gas rumah kaca ini bertindak
seperti layaknya “benda hitam”, di mana cahaya yang datang akan dipantulkan kembali
sebagai panas (cahaya dengan panjang gelombang pendek yang disebut inframerah. Semakin
pendek panjang gelombangnya, semakin panas). Semakin banyak kandungan atau
konsentrasi gas-gas rumah kaca ini, semakin banyak panas yang dilepaskan, maka semakin
panaslah atmosfer bumi. Ini yang disebut sebagai efek rumah kaca (greenhouse effect).
Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua
makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana
(CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih
dingin. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca
meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6
derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Bukti terjadinya Efek Rumah Kaca sebagai berikut:
1. Pertama, berdasarkan ilmu fisika, beberapa gas mempunyai kemampuan untuk menahan
panas. Tak ada yang patut diragukan dari pernyataan ini.
2. Kedua, pengukuran yang dilakukan sejak tahun 1950-an menunjukkan tingkat konsentrasi
Gas Rumah Kaca meningkat secara tetap, dan peningkatan ini berhubungan dengan emisi
Gas Rumah Kaca yang dihasilkan industri dan berbagai aktivitas manusia lainnya.
3. Ketiga, penelitian menunjukkan udara yang terperangkap di dalam gunung es telah berusia
250 ribu tahun . Artinya: Konsentrasi Gas Rumah Kaca di udara berbeda-beda di masa lalu
dan masa kini. Perbedaan ini menunjukkan adanya perubahan temperatur. Konsentrasi Gas
Rumah Kaca terbukti meningkat sejak masa pra industri.
Lapisan atmosfir bumi terdiri atas troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer.
Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca.
Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi
yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas.
Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas,
awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 %
diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke
permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang
telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu.
Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap
dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Secara sederhana, proses terjadinya efek rumah kaca dimulai saat panas matahari
merambat dan masuk ke permukaan bumi. Kemudian panas matahari tersebut akan
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa melalui atmosfer. Sebagian panas
matahari yang dipantulkan tersebut akan diserap oleh gas rumah kaca yang berada di
atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi, tidak bisa
melalui atmosfer sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.
Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2),
metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC),
sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar
bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi
dan transport, penggundulan hutan, dan pertanian. Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya
(HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1%

C. Dampak Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global


Dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim disebutkan bahwa rata-rata
temperatur global telah naik 1,3°F (setara 0,72 °C) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut
mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961. Fakta tersebut mau
tidak mau memberikan dampak bagi makhluk hidup maupun lingkungan. Dampak
pemanasan global tersebut diantaranya:

 Perubahan Iklim (Climate Change)


Penting untuk dimengerti perbedaan antara iklim dan cuaca. Iklim adalah pola cuaca
umum yang terjadi selama bertahun-tahun dalam jangka waktu panjang , antara 30-100 tahun.
Contoh: iklim tropis, sub-tropis, iklim panas, iklim dingin. Cuaca adalah kondisi harian gejala
alam, seperti suhu, curah hujan, tekanan udara dan angin , yang terjadi dan berubah dalam
waktu singkat. Contoh: cerah berawan, hujan badai, dll.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi Utara (Northern ) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Daerah hangat akan
menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum
begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan
pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah
kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasipada atmosfer. Akan tetapi,
uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan
proses pemanasan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,
sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia
telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih
sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan
menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin
dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,
beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak
terprediksi dan lebih ekstrim.
Dampak-dampak perubahan iklim lainnya:
1. Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati
2. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
3. Mencairnya es dan glasier di kutub
4. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena
kekeringan yang berkepanjangan
5. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100
diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
6. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral
bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
7. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
8. Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah -daerah baru
karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
9. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.

 Peningkatan Permukaan Laut


Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga
akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, sehingga memperbanyak
volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm (4 – 10 inchi)
selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9–88 cm (4-
35 inchi) pada abad ke-21. Berikut diberikan data perubahan tinggi rata-rata permukaan laut
diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi.
 Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan
Pemanasan global (Global Warming) memberi dampak pada berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk pada bidang kesehatan. The Washington
Post menggambarkannya dalam sebuah diagram yang menarik:

Pada gambar di atas, dapat dilihat bagaimana pemanasan global akan mempengaruhi
perubahan lingkungan seperti: perubahan cuaca dan lautan, pergeseran ekosistem dan
degradasi lingkungan.
Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan temperatur secara global
(panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul
kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut
akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya
bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian
dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma
psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air
(Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Contohnya yaitu meningkatnya kejadian Demam Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai
vektor penyakit ini memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah
yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas
dibandingkan dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global
Warming, dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai
meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini
berkembang biak.
Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi padawaterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan
polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Jika terjadi kenaikan air laut di indonesia maka akan hilangnya pulau-pulau kecil
merupakan ancaman langsung, tidak saja berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi dan
ekosistem tetapi juga terhadap Geopolitik mengingat pulau terluar merupakan pijakan penting
dalam menentukan batas wilayah dengan negara lain.
Rusaknya terumbu karang akan sangat mengganggu kegiatan sosial ekonomi
masyarakat, mengingat terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan dan
bertelur, sehingga sangat mempengaruhi stok ikan. Berdasarkan data, sekitar 30 juta nelayan
di dunia tergantung pada ikan-ikan karang. Dan, setengah kebutuhan protein dan kandungan
gizi untuk 400 juta orang miskin di dunia disuplai dari ikan. Belum lagi nilai ekonomi untuk
wisata bahari juga akan terpengaruh. Selain itu, masyarakat yang tinggal di daerah pesisir
akan menjadi korban yang begitu nyata, beberapa nelayan yang menangkap ikan
disana,sebagian besar merasakan dampak terhadap cuaca yang semakin sulit ditentukan
kapan sebaiknya melaut karena musim ikan semakin sulit diprediksi.

D. Menanggulangi Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global


Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca sebagai penyebab pemanasan global. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke
atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain. Cara ini
disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas
rumah kaca.

 Menghilangkan karbon (carbon sequestration)dapat dilakukan dengan dua cara,


yaitu:
1). Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah

Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2 ke dalam
lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah penyimpanan
alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan memompakan
CO2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan membantu
mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini bisa menutupi biaya
penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam juga bisa menyembunyikan
karbon dioksida. Lautan juga dapat menyimpan banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan
belum dapat menetapkan pengaruhnya terhapad lingkungan hidup di dalam laut.

2). Penyimpanan di dalam tanaman hidup


Tumbuhan hijau menyerap CO2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi karbon dari
CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam
jaringan. Setelah tanaman mati maka tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem
dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan
lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga
ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas
kembali ke atmosfer.
 Membatasi emisi CO2 untuk mengurangi produksi gas rumah kaca
Teknik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi
minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua
penggunaan energi minyak sehemat mungkin. Energi alternatif yang dapat digunakan
diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah
energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik
atau sumber panas yang bisa dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi
panas bumi bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif
memang lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu
untuk lebih menekan biaya.
Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para
ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar.
Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran
atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah
memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan
bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik bisa
dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan. Selain itu, kita dapat menanggulangi
dampak pemanasan global dengan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan bumi.
2. Efek rumah kaca akan menyebabkan pemanasan global apabila gas-gas rumah kaca
telah berlebihan di atmosfer dan akan mengakibatkan pemanasan global karena
dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya.
3. Penyebab lain pemanasan global adalah pengaruh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri.
4. Pemanasan global juga memberikan dampak, antara lain perubahan iklim,
peningkatan permukaan laut, dampak pemanasan global terhadap kesehatan, dan
dampak terhadap sosial ekonomi.
5. Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca sebagai penyebab pemanasan global. Pertama, mencegah karbon dioksida
dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di
tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua,
mengurangi produksi gas rumah kaca.

B. SARAN
Banyak hal yang bisa dilakukan sebagai warga Bumi untuk turut berperan serta
mengatasi peristiwa Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate
Change) yang sedang dialami Bumi, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan oleh
semua orang dari rumah tempat kita tinggal
DAFTAR PUSTAKA

http://theordinaryovy.blogspot.com/2013/12/sudut-datang-dan-pemanasan-di-muka-
bumi.html

http://obengplus.com/articles/1965/1/Berapa-jarak-1-tahun-cahaya-bisa-dihitung-dalam-
satuan-kilometer.html#.VCzkBWeSw1M

http://riescawardhani.blogspot.com/2012/04/pengaruh-radiasi-matahari-terhadap.html

http://www.energiportal.com

http://www.fisikaindonesia.blogspot.com/2010/10/hukum-ampare.html
Diakses pada Rabu, 12 Februari 2020. Pukul 10.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai