Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah : Penyehatan Udara - A

Dosen PMA : Djoko Purwoko SKM., M. Kes

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

Disusun Oleh :

Inrayani Ratu Rante

PO714221181018

DIV/III.A

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa. Karena berkat
rahmat dan karunia – nya penulis dapat menyelesaikan Makalah “Pemanasan Global”
mata kuliah Penyehatan Udara – A .

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Tana Toraja, Oktober 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas


yang telah diberikan oleh dosen pengajar. Makalah ini membahas tentang
Pemanasan global atau global warming. Pemanasan global belum menemukan
titik terang dalam penanggulangannya. Dalam beberapa tahun terakhir, isu
pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai
tingkat internasional. Makalah ini akan membahas gambaran umum pemanasan
global, aktivitas manusia dan peranannya dalam pemanasan global beserta akibat
dari pemanasan global itu sendiri. Kami juga menyertakan beberapa usaha yang
dilakukan manusia untuk mengendalikan pemanasan global.

Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu


permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal
berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global
cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terrekam
sebelumnya.Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Isu
pemanasan global begitu berkembang akhir-akhir ini. Pemeran utamanya tentu
saja manusia dengan berbagai aktivitasnya. Pemanasan global telah menyebabkan
perubahan iklim yang signifikan, sepertiyang terjadi di negara kita, efek dari
pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim. Di beberapa
daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor,
munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa
manusia. Makalah ini akan membahas Definisi Pengertian Pemanasan Global,
Dampak dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan Global, Cara mencengah
Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di
akibatkan oleh adanya Pemanasan Global
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi
berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan
Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan
kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini.

Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang


dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi
terus meningkat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemanasan global ?
2. Apa saja yang menjadi sumber terjadinya pemanasan global ?
3. Bagaimana proses terjadinya pemanasan global ?
4. Apa saja dampak dari pemanasan global ?
5. Bagaimana solusi untuk mengurangi terjadinya pemanasan global ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertia pemanasan global


Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi
akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan
Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di
beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di
belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan
disebabkan kenaikan suhu.
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses
peningkatan suhurata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global
pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC
menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0
hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu
disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas
rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang
berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama
lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini
mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

B. Sumber Terjadinya Pemanasan Global


1. Transportasi dan Perjalanan

Hal seperti ini terjadi setiap hari dalam berbagai jenis transportasi (dara,
laut dan udara), dilakukan oleh jutaan orang di dunia secara bersamaan. Efek
kendaraan bermotor inilah yang kemudian berakumulasi dan memerangkap
panas di atmosfer. Environmental Protection Agency (EPA) melaporkan
bahwa tiga puluh persen emisi yang dihasilkan di Amerika berasal dari
transportasi yang dilakukan untuk mengangkut orang maupun barang. Pada
tahun 2016 dibuktikan bahwa penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca di
Amerika adalah transportasi.

b. Kegiatan Industri

Kegiatan industri merupakan titik awal penyebab terjadinya kenaikan suhu


secara masif dari tahun ke tahun. Perpindahan perekonomian berbasis pertanian
ke industrial di berbagai belahan dunia menyumbang angka besar kenaikan
pemanasan global. Sebuah studi menunjukkan bahwa pemanasan global dimulai
sebagian besar oleh revolusi industry di Amerika pada pertengahan abad ke-19.
Hingga kini selanjutnya hampir semua negara yang berbasis industri ikut
menyumbang dengan skala besar penyebab pemanasan global.

Kadar karbon yang dihasilkan akibat kegiatan industry yaitu sebesar 412
bagian per juta dalam 150 tahun terakhir. Karbon dioksida, metana dan nitrogen
oksida yang telah menyebabkan peningkatan suhu bumi selama 50 tahun terakhir

C. Penggundulan Hutan

Mulanya hutan mencakup sepertiga dari luas daratan bumi dan menjaga
kesehatan lingkungan kita. Hutan berfungsi menyerap dan memerangkap karbon
dioksida yang akhirnya mencegahnya untuk terperangkap di atmosfer. Selain itu
hutan juga berfungsi sebagai pengatur siklus air dan mengurangi risiko banjir dan
tanah longsor. Menurut Bank Dunia dunia masih kehilangan sekitar 14,5 juta
hektar hutan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia
yang illegal dan legal. Misalnya banyaknya kasus penggundulan hutan secara
sengaja maupun tidak sengaja untuk dicuri kayunya namun meninggalkan hutan
gundul dan terbengkalai.

Pembukaan lahan dengan cara pembakaran untuk area industry dan tempat
tinggal juga menyebabkan efek rumah kaca dan berkurangnya sejumlah pohon
yang seharusnya bisa menyerap karbon dioksida. Penggundulan hutan juga
menyebabkan terancamnya keseimbangan ekosistem karena banyak makhluk
hidup yang mendiami hutan kehilangan tempat tinggalnya.

D. Penggunaan Listrik Berlebihan

Pembangkit listrik yang merupakan kebutuhan utama sehari-hari manusia


juga menyumbang dampak yang besar secara global terhadap perubahan iklim.
Semua pembangkit listrik memiliki dampak beragam terhadap kondisi udara, air,
dan tanah. Memproduksi listrik membutuhkan bahan bakar yang kemudian
melepaskan berbagai macam gas seperti karbon dioksida. Karbon dioksida ini
kemudian akan menyebabkan efek rumah kaca. Sehingga setiap orang sebenarnya
menghasilkan jejak karbon yang turut menyumbang pemanasan global.

Semua bentuk pembangkit listrik memiliki dampak lingkungan pada udara,


air, dan tanah kita, tetapi bervariasi. Dari total energi yang dikonsumsi di Amerika
Serikat, sekitar 40% digunakan untuk menghasilkan listrik, menjadikan listrik
menggunakan bagian penting dari jejak lingkungan setiap orang.

E. Produksi Ternak

Meski jarang dikampanyekan, peternakan ternyata juga turut berkontribusi


dalam meningkatkan pemanasan global dengan beragam cara. Merawat hewan
ternak dengan jumlah besar seperti peternakan, menghasilkan limbah yang amat
besar di mana limbah tersebut menghasilkan metana. Metana termasuk gas rumah
kaca. Di mana ia dapat memerangkap panas dalam atmosfer. Metana dipancarkan
selama kegiatan produksi batu bara, gas alam, dan minyak. Pembusukan sampah
organik di berbagai tempat juga menyumbang jumlah metana yang besar.

Hal ini juga tidak terlepas dari konsumsi produk daging dan susu yang akan
terus tumbuh berkali-kali lipat hingga tahun 2050. Sisa makanan manusia yang
terbuang dan menjadi sampah pun akan menghasilkan metana. Indonesia
termasuk negara nomor dua terbesar di dunia penghasil sampah makanan.
F. Perilaku Konsumtif

Manusia memiliki sifat konsumtif untuk memenuhi berbagai kebutuhan


hidupnya. Namun sifat yang berlebihan dalam mengonsumsi suatu barang
ternyata juga berdampak buruk terhadap lingkungan. Dilansir
dari reusethisbagproduk-produk yang digunakan manusia berkontribusi 60%
penghasil gas rumah kaca. Hal itu dikarenakan penggunaan energi untuk
memproduksi produk tersebut dan menjaganya untuk tetap bisa digunakan
membutuhkan jumlah energi yang sangat banyak. Di mana energi tersebut
meliputi penggunaan listrik dan batu bara. Dikutip dari Eco Watch, PBB
mengungkapkan perkiraan konsumen yang membeli pakaian 60 persen lebih
banyak dari 15 tahun belakangan. Namun pakain yang terbeli hanya disimpan dan
tidak dikenakan. Hal ini juga terjadi pada produk-produk elektronik namun
penggunaannya sebenarnya amat jarang.

Dan pada masa akhir pemakaian produk, sebagian besar tidak melalui
proses daur ulang dan menjadi tumpukan sampah. Kemudian, lingkaran produksi
bergulir lagi menghasilkan produk baru terus menerus yang menghasilkan makin
banyak polutan dan sampah.

C. Proses Terjadinya Pemanasan Global

Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang


dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut
disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan
chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya
dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan
serta pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi
industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian.
Chlorofluorocarbon CFC merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca
menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol
Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas
polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari.
Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk
menjadi “atap” sekarang berlebihan akibat emisi.

Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca
yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global.
Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler.
Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi
tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan
yang mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk
keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan energi yang tak dapat
habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan makro), yang dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun miskin
tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi
yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.

Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon,


menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro
lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.

D. Dampak Pemanasan Global


1. Mencairnya es yang berada di kutub utara dan kutub selatan Bumi

Akibat pemanasan global yang pertama yang akan kita bahas adalah
mencairnya es yang berada di kutub utara dan juga kutub selatan Bumi.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya kutub utara dan kutub selatan
Bumi adalah berupa es (baca: hujan es). Es yang berada di area kutub
volumenya lebih besar daripada yang berada di wilayah bukan kutub Bumi.
Pemanasan global merupakan peristiwa niknya suhu rata- rata yang ada
Bumi. Kenaikan suhu ini akan menyebabkan mencairnya es- es yang ada di Bumi,
termasuk juga es yang ada di wilayah kutub Bumi. Hal ini tentu saja akan
mengakibatkan berkurangnya volume es yang berada di Bumi. Akibat selanjutnya
adalah suhu di wilayah kutub Bumi menjadi lebih hangat dan penguapan air
menjadi lebih banyak.

2. Naiknya permukaan air laut

Pemanasan global akan menyebabkan suhu rata- rata di Bumi menjadi


meningkat. Memang kenaikan suhu ini tidak terjadi secara drastis atau dengan
kata lain berangsunr- angsur. Meski demikian kenaikan suhu rata- rata di Bumi ini
mampu menyebabkan perubahan pada kondisi global di Bumi. Adapun suhu rata-
rata di Bumi ini juga tidak lepas dari suhu atmosfer Bumi yang meningkat.
Meningkatnya suhu rata- rata Bumi dan atmosfer Bumi ini akan menyebabkan es
di kutub menjadi cair, baik kutub Utara Bumi maupun kutub Selatan Bumi.
Akibat mencairnya bongkahan es atau gunung es ini, air laut (baca: ekosistem air
laut) pun menjadi bertambah volumenya. Hal ini karena es yang mencair akan lari
ke dalam lautan dan akan menambh jumlah atau volume air laut. Ketika volume
air laut bertambah, maka permukaan air laut pun menaik. Kasus kenaikan
permukaan air laut sendiri selama abad 20 sudah mencapai 10 cm hingga 25 cm.
Kemudian prediksi oleh lembaga IPCC, kenaikan air laut hingga abad 21 akan
mencapai 88 cm.

3. Banyaknya daratan yang tenggelam

Pemanasan global pada akhirnya akan menyebabkan dampak yang berupa


tenggelamnya daratan (baca: ekosistem darat) yang ada di Bumi. Hal ini terutama
menyerang pulau- pulau kecil dan juga daratan yang ada di pesisir pantai
(baca: ekosistem pantai). Hal ini tidak lepas dari dua akibat pemanasan global
yang telah dijelaskan sebelumnya, yakni mencairnya es di wilayah kutub dan juga
naiknya permukaan air laut.
Mencairnya es di kutub yang akan menambah volume air laut dan
menyebabkan permukaan air laut ini menaik ini akan menggeser garis permukaan
pada pantai menjadi naik dan menciutkan wilayah daratan yang bebas dari air.
Akibatnya banyak pulau- pulai kecil yang akan tenggelam atau permukaannya
tertutup oleh air dan juga garis pantai menjadi naik. Garis pantai yang menik ini
akan menyebabkan daratan di suatu wilayah lebih sempit daripada semula.

4. Menipisnya lapisan ozon

Pemanasan global juga akan menyebabkan masalah yang sangat serius.


Masalah serius yang akan dimunculkan dari adanya pemanasan global
diantaranya adalah menipisnya lapisan ozon yang menyelimuti Bumi. Seperti
yang telah kita ketahui bersama bahwasannya lapisan ozon ini sangatlah penting
keberadaannya di Bumi karena dapat melindungi Bumi dari berbagai macam
ancaman buruk, seperti menyaring sinar ultraviolet yang akan masuk ke
permukaan Bumi sehingga tidak langsung menyinari permukaan Bumi dan
memberikan berbagai dampak penyakit. Pemanasan global yang membuat suhu
rata- rata Bumi menjadi naik ini akan menyebabkan lapisan ozon menjadi tipis
dan bahkan berlubang. Apabila lapisan ozon berlubang maka berbagai macam
ancaman yang membahayakan akan masuk ke Bumi. Hal ini berarti lapisan ozon
tidak akan menjalankan fungsinya dengan semestinya. Dan ketika lapisan ozon
tidak berfungsi dengan baik, maka Bumi akan mendapatkan banyak kerugian
akibat menipisnya lapisan ozon tersebut (baca: penyebab tipisnya lapisan ozon).

5. Terjadinya pergantian musim yang tidak teratur

Pemanasan global ini membuat suhu rata- rata di Bumi menjadi


meningkat. Meningkatnya suhu rata- rata di Bumi ini tidak hanya membuat Bumi
menjadi terasa lebih panas, banyak makhluk hidup yang mati, bahkan juga akan
membuat pergantian musim (baca: pembagian musim di Indonesia) menjadi tidak
stabil. Pergantian musim yang tidak stabil ini membuat musim yang ada
sebelumnya menjadi sulit diprediksi pergantiannya. Terkadang satu musim lebih
lama terjadi daripada musim yang lainnya.

6. Terjadinya ketidakstabilan iklim

Pemanasan global menyebabkan iklim (baca: iklim di Indonesia) yang ada


menjadi tidak stabil dan juga sulit diprediksi. Iklim yang seperti ini sulit sekali
diprediksi dan tidak seperti kondisi iklim pada biasanya. Pada kondisi pemanasan
global ini kondisi di kutub utara Bumi lebih panas dan ini menyebabkan salju
yang ada di wilayah kutub Bumi menjadi mencair. Akibat pemanasan global
inilah daerah- daerah yang di dekat kutub yang pada awalnya mengalami hujan
salju ringan menjadi tidak lagi mengalami hujan salju ringan.

Hal ini disebabkan karena di wilayah kutub utara Bumi ini mempunyai
lapisan ozon yang berlubang lebih besar daripada kondisi lapisan ozon di kutub
selatan. Karena iklim yang tidak stabil dan lebih mengarah pada meningkatnya
suhu ini, mengakibatkan pada musim dingin suhu lebih meningkat daripada
musim dingin sebelumnya. Hal ini akan berdampak pada penguapan air yang
lebih besar dan menyebabkan banyak wilayah yang mengalami kekeringan yang
lebih panjang.

7. Produksi pertanian menjadi menurun

Dampak lainnya yang akan dirasakan akibat pemanasan global adalah


turunnya produksi pertanian masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari dampak
pemanasan global yang membuat iklim tidak stabil. Ketidakstabilan iklim ini akan
membuat lamanya musim hujan dan kemarau menjadi sulit diprediksi. Lamanya
curah hujan (baca: proses terjadinya hujan) turun menjadi berbeda- beda di setiap
wilayahnya. Lama tidaknya curah hujan ini akan mempengaruhi produksi
pertanian yang ada. Misalnya di Kanada, ketidakstabilan iklim membuat musim
hujan di Kanada lebih panjang daripada biasanya. Sehingga produksi pertanian di
Kanada akan melimpah karena masa tanam yang lebih panjang. Sebaliknya, di
daerah Afrika akan mengalami masa kekeringan dan musim tanam yang lebih
pendek. Sehingga hal ini akan menyebabkan produksi pertanian menjadi
menurun. Kenaikan suhu secara global ini menyebabkan produksi pertanian
menjadi turun hingga mencapai 4 persen setiap kali panen.

8. Terjadinya perubahan pola hidup binatang dan juga tumbuhan

Dampak selanjutnya dari pemanasan global adalah terjadinya perubahan


pola hidup binatang dan juga tumbuh- tumbuhan. Wilayah Bumi yang mengalami
kenaikan suhu rata- rata (terutama di wilayah utara) menyebabkan banyak
binatang bermigrasi mencari tempat yang lebih dingin (di daerah selatan
misalnya). Sehingga hal ini menyebabkan di daerah yang memiliki suhu yang
lebih dingin memiliki banyak hewan. Hal ini juga terjadi pada tumbuhan. Banyak
tumbuhan yang mati karena suhu di tempat yang lama sudah memanas. Hal ini
menyebabkan tumbuhan mulai tumbuh di tempat- tempat yang baru yang
mempunyai suhu yang lebih dingin. Kenaikan suhu juga membuat banyak
binatang dan tumbuhan yang mati. Banyak rerumputan dan tumbuhan sebagai
produsen yang mati, sehingga makanan alami yang tersedia pun akan berkurang
jumlahnya.

9. Menimbulkan banyak penyakit bagi manusia

Dampak selanjutnya yang ditimbulkan dari pemanasan global adalah


timbulnya berbagai macam jenis penyakit bagi manusia. Banyak penyakit yang
dapat timbulkan dari pemanasan global ini. Penyakit yang dapat ditimbulkan
tersebut antara lain stress, gangguan kardiovaskular, hingga stroke.

Selain penyakit yang langsung muncul dari virus- virus yang dapat
menyerang syaraf- syaraf di dalam tubuh, banyak juga penyakit yang dapat
ditimbulkan oleh berbagai jenis binatang. Sebagai contoh adalah panyakit malaria
dan juga demam berdarah yang ditimbulkan oleh serangga jenis nyamuk.
Binatang ini akan berkembang biak dengan cepat seiring dengan meningkatnya
suhu di permukaan Bumi. Oleh karena itulah pemanasan global akan
menyebabkan perkembangan penyakit jenis ini menjadi merebak luas.
E. Solusi untuk mengurangi Pemanasan Global
1. Jadilah Vegetarian

Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak


air. Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar
metana saat mereka mencerna makanan mereka. Food and Agriculture
Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging
menyumbang 18%pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh
transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s
Long Shadow”, 2006 dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas
nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia
(72 kali lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment
Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008,
menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya
menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya
menyumbang190 kg CO2! Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka
PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk mengurangi
makan daging.

2. Tanam Pohon

Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO 2 per


tahunnya. Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1
ton CO2. United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa
pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca. Seperti kita
ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka
ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru
akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum
menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan dengan
peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1 lapangan sepak bola
setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda berubah
menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per
tahunnya.

3. Bepergian yang Ramah Lingkungan

Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat,


atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan
kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan
bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2. Bila
jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, anda bisa memilih kereta api daripada
pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas
rumah kaca.

4. Kurangi Belanja

Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan


kebanyakan berasal dari penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang
membutuhkan banyak bahan bakar fosil sebagai contohnya besi, baja, bahan-
bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas. Oleh karena itu,
jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses
produksi barang menyumbang CO2.

5. Beli Makanan Organik

Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari


pertanian konvensional. The Soil Association menambahkan bahwa produksi
secara organik dapat mengurangi 26% CO2 yang disumbang oleh pertanian.

6. Gunakan Lampu Hemat Energi

Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat


energi, Anda dapat menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali
lebih tahan lama daripada lampu pijar biasa.
7. Gunakan Kipas Angin

AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO 2 per


jamnya. Karena itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.

8. Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari

Bila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg


CO2. Menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih
awet dan energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara.

9. Daur Ulang Sampah Organik

Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas


rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah.
Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik (misal dari sisa
makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa membantu
mengurangi masalah ini!

10. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang

Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang


dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9
kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda
menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda
menghemat 900 kg CO2.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan


bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer.
Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti
meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim
kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

Dampak negatif dari pemanasan global memang sangat banyak. Baik


itu secara langsung atau tidak langsung pada manusia. Secara tidak langsung
yaitu dengan merusak lingkungan yang akan mengganggu pemenuhan
kebutuhan manusia. Secara langsung yaitu dengan suhu yang terasa semakin
panas yang mengganggu kesehatan manusia. Pemanasan global memang tidak
bisa dicegah, Tapi hal tersebut masih bisa diperlamban. Mulai dengan
pengembangan teknologi yang berwawasan lingkungan dan menjalankan
prinsip daur ulang, menggunakan kembali barang yang masih bisa dipakai,
dan mengurangi penggunaan SDA yang tidak perlu.

B. Saran
Pencegahan terjadinya pemanasan global yang semakin meningkat
dimulai dari diri masing-masing. Dapat dilakukan dengan hal-hal kecil
disekitar kita seperti mendaur ulang sampah , mengurangi penggunaan
plastik, dan juga penanaman pohon. Semuanya tergantung dari kesadaran
diri masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

http://melisamurzanita.blogspot.com/2019/12/makalah-global-warming-pemanasan-
global.html

http://vao07.blogspot.com/2016/07/makalah-pemanasan-global.html

Anda mungkin juga menyukai