Disusun oleh :
Dyah Ika W
XI MIPA 1
SMAN 1 KARANGAN
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah fisika ini.Shalawat
beriringan salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Makalah ini memuat tentang pemanasan global. Dengan adanya makalah ini
saya berharap kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana pemanasan
global itu.Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
lagi kepada kita semua. Dalam penulisan makalah ini mungkin masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saya berharap pembaca dapat
memberikan kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan
baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini akan membahas
gambaran umum pemanasan global, aktivitas manusia dan peranannya dalam
pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu sendiri. Kami juga
menyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk mengendalikan
pemanasan global.
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal
dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang
pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia
berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi,
akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi
infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pemanasan global atau yang sering juga disebut global warming adalah peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa
faktor penyebab. kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi
gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan
Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di
beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di
belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan
kenaikan suhu.
1. Boros Listrik
Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu prilaku manusia bijak.
Semua orang menginginkan hal tersebut bisa di lakukan oleh setiap individu. Tapi,
ternyata untuk hemat dalam penggunaan listrik bukanlah pekerjaan yang mudah
bagi sebagian besar orang. Akibatnya, hal ini sebagai penyumbang pemanasan global
terjadi. Himbaun atau kampanye hemat listrik (save energy) sudah banyak di
lakukan, tapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam pemakaian listrik.
Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi sejuk dan
menetralkan suhu udara sehingga bisa di simpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa
mengatasi suhu panas yang tinggi. Jika memang benar demikian, maka selayaknya
setiap rumah mau menanam pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak
dilakukan oleh banyak rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang lebih memilih
membangun gedung daripada menanam pepohonan hijau. Kalau setiap pekarangan
atau halaman rumah tidak ada pohon, maka wajarlah yang namanya pemanasan
global itu terjadi.
Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model rumah atau
gedung dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca memantulkan cahaya
ke udara, bukan menyerap sinar matahari. Jika satu atau dua rumah saja maka tidak
terlalu berdampak. Namun yang terjadi bukan saja rumah, gedung -gedung pencakar
langit pun memakai konsep bangunan kaca. Jika yang terjadi demikian, maka
pemanasan global adalah “prestasi” yang di hasilkan dari banyak rumah dan gedung
yang bermodelkan kaca.
Bahan bakan dari kendaran selain mengganggu bagi kesehatan manusia, juga bisa
memberikan bertambahnya pemasanasan global dari polusi udara yang di hasilkan.
Kita ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada pengurangan. Pengguna
sepeda motor dari tahun ketahun terus meningkat penggunanya. Begitu juga dengan
pengendara mobil tidak mau kalah. Sementara sepeda motor dan mobil yang lama
tidak di musnahkan atau tetap di biarkan beredar.
Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka banyak
pabrik industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk
mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja.
Apakah Anda tahun berapa hektar jumlah hutan Indonesia? Dan sudah berapa
berkurang akibat pembakaran hutan dan ilegal loging? Sumber mangatakan bahwa
sekitar 50 % pemanasan global disebabkan oleh CO2, dimana emisi CO2 disebabkan
oleh penggunaan bahan bakarfosil dan kerusakan/pembakaran hutan.
Hutan banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir, hutan juga bisa
mereduksi suhu panas bumi yang cendrung meningkat. Tapi apa yang terjadi jika
hutan sebagai warisan nenek moyang di bakar dan di tebang oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab?
Dalam mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging, peran pemerintah harus
serius dalam menanganinya , karena sudah banyak terjadi dan terus terjadi beberapa
bulan lalu di provinsi Riau.
Planet bumi yang sudah mencapai usia 4,6 miliar tahun menjadi penyebab juga.
Artinya sudah sangat tua. Ibarat manusia jika sudah tua, pasti banyak penyakit yang
mudah menyerang. Begitu juga bumi. Penyakit yang diderita bumi hari ini adalah
pemanasan global dan hujan asam serta banyak lagi yang lain.
Nah, yang menjadi pertanyaan adalah apakah karena bumi sudah tua, lalu
pemasanan global tidak bisa di atasi? Jika ada solusi, bagaimana cara mengatasi
pemanasan global yang terjadi ? Anda bisa baca di sini untuk jawaban dari
pertanyaan tersebut.
Sinar matahai yang memancar kebumi tidak langsung sampai kebumi, karena ada
laipsan ozon yang melakukan filter terlebih dahulu. Hal itu jika memang lapisan ozon
memang masih normal. Yang terjadi sekarang ini adalah lapisan ozon sudah menipis
bahkan ada yang bilang sudah bocor.
Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Yoga, menilai sejauh ini
belum ada lonjakan persentase yang berarti terhadap jumlah ruang terbuka hijau
(RTH) yang ada di Jakarta, sebagaimana di lansir dari media online _http://koran-
jakarta.com.
Upaya pemerintah di setiap daerah sangat minim untuk membangun ruang terbuka
hijau. Hal ini bisa di lihat dengan susah sekali kita menemukannya. Walau sekarang
ada beberapa kota seperti Bandung dan Surabaya yang sedang menggalakkan. Maka
hal itu bisa di jadikan contoh bagi kota-kota lain.
Hal ini sudah di bahas di atas, tapi ini hal ini harus mendapat sikap dari pemerintah
dengan mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor. Misal dengan
keluarnya kendaraan terbaru, maka kendaraan tahun lama bisa di cabut atau di daur
ulang atau apalah. Yang penting jumlah kendaraan bermotor bisa berkurang, bukan
malah bertambah.
Terjadi saat ini adalah jumlah kendaraan bermotor bertambah, namun tidak di
barengi dengan infrasrtuktur jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang
berdampak kepada pemanasan global terjadi, kemacetan pun selalu menghiasi jalan.
Demikianlah beberapa hal yang menjadi 10 Penyebab dari Pemanasan Global (Global
Warming). Mungin masih banyak lagi penyebabnya. Jika pembaca mempunyai
pendapat lain, silahkan tulis di kolom komentar.
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk
pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida
yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut
memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke
dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.
1. Kekeringan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan
bahwa pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke
depan. Skala kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan
yang kita miliki saat ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan bahwa
persentase global daerah kering telah meningkat sebesar 1,74% antara tahun 1950
dan 2008. Kekeringan tentu saja akan memicu kegagalan panen yang akan
berdampak fatal bagi populasi dunia.
2. Wabah
3. Banjir
Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan
logika. Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca
di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir
besar yang menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat
dalam abad ini.
4. Pencairan es di kutub
Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, hal ini
menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar
Greenland.
Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di
atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan
menyebabkan penyakit dan kematian. Kabut asap juga mengintensifkan gelombang
panas yang tentu saja dapat berdampak buruk bagi kehidupan.
6. Kebakaran hutan
Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan
apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas
kebakaran hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan
infrastruktur. Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang
merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah
pemanasan global (global warming)
8. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah
menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Apakah selama ini gerakan menanam pohon sudah di lakukan? Saya pikir sudah,
kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan
besar pun sudah mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya
untuk menanam pohon. Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi
masyarakat yang gemar menggalakan menaman pohon, bahkan ada yang dengan
suka rela membagi pohon gratis untuk di tanam setiap rumah. Tapi saya tetap
sepakat bahwa menanam pohon adalah satu cara untuk mencegah pemanasan
global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.1 Jadi,
dalam waktu 40 tahun, pohon dapat menyerap 240 kg CO2. United Nations
Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan
menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.3 Seperti kita ketahui, pohon menyerap
karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang
pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer.
Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan
juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1
lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila
Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 akre
pohon per tahunnya.
2. Jadilah vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan
ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka
mencerna makanan mereka.1 Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar
daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam
laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”,2 2006 dipaparkan bahwa peternakan
menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas
metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).
Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan
“Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang
per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya
menyumbang 190 kg CO2.3 Saat ini, jumlah penduduk dunia sekitar 6,7 miliar orang.
Bila 5 miliar orang di antaranya adalah pemakan daging, coba Anda hitung berapa
CO2 yang dihasilkan setiap tahunnya? Luar biasa, bukan? Tidak mengherankan bila
ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk
berhenti makan daging
Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan
cerdas sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda
yang di tata dengan rapi. Ya, banyak negara maju menggunakan sepeda untuk
berpergian, seperti ke kantor atau ke sekolah. Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia
sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat respon yang baik dari pemerintah.
Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik sepeda, tapi tidak.
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita
naiki. Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi
dan juga bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki,
maka itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama
– sama kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan
dari bahan bakar kendaraan bermotor. Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan
telekonferensi untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila
memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif.
Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg
CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, Anda bisa memilih kereta api
daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas
rumah kaca.
Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa
derajat celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah
yang tegas tentang pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit
(walau tida bisa).
Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda
kepada pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa
menganalisatentang dampak lingkungan dalam proyek mereka.
5. Hemat Listrik
Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah
bijaknya untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari
mematikan alat listrik yang tidak digunakan lagi.
Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat
disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari.
Dalam hal ini pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat. Tapi tidak salah
jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan seterusnya. Mudah-
mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam penggunaaan listrik.
Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda
lakukan selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah.
Supaya angin bisa masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya
angin tetap banyak masuk kerumah Anda, maka jangan lupa Anda menanam pohon
di pekarangan rumah Anda.
Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun
berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak
terhitung lagi kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak
bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu
pohon untuk tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.
Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat
negara. Jadi para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi
pohon yang di jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat
dengan baik, apatah lagi di musim pemilu, banyak pohon yang di paku dengan
sembarangan. Kampanye tentang menolak dan menentang ilegal loging atau
menolak penebangan pohon sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi
kemaslahatan bersama, jangan hanya karena kepentingan seelompok orang,
membuat masalah bagi bangsa dan negara.
f. Kurangi belanja
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat
manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan
dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global
diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat
ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi
efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di
masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka
pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
B. SARAN
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada.
Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekadelah
kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon
agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong royong untuk
menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang sempurna ini.
Stop global warming. Kami menerima saran dari pembaca untuk kami perbaiki dan
kami sempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/22182806/Makalah-Global-Warming
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
http://akyura-kun.blogspot.com/2010/10/makalah-global-warming.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global