Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMANASAN GLOBAL DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN

Disusun oleh :

Dyah Ika W

XI MIPA 1

SMAN 1 KARANGAN

Tahun Ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah fisika ini.Shalawat
beriringan salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Makalah ini memuat tentang pemanasan global. Dengan adanya makalah ini
saya berharap kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana pemanasan
global itu.Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
lagi kepada kita semua. Dalam penulisan makalah ini mungkin masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saya berharap pembaca dapat
memberikan kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemanasan Global

B. Penyebab Pemanasan Global

C. Dampak Pemanasan Global

D. Solusi Mengurangi Pemanasan Global

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan
baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini akan membahas
gambaran umum pemanasan global, aktivitas manusia dan peranannya dalam
pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu sendiri. Kami juga
menyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk mengendalikan
pemanasan global.

Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu


permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal
berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global
cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terrekam sebelumnya.Dan
sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Isu pemanasan global begitu
berkembang akhir-akhir ini. Pemeran utamanya tentu saja manusia dengan berbagai
aktivitasnya.

Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, sepertiyang


terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim
yang ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan
banjir bandang dan longsor, munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan
yang mengancam jiwa manusia. Makalah ini akan membahas Definisi Pengertian
Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan Global,
Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana
Besar Yang di akibatkan oleh adanya Pemanasan Global

Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal
dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang
pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia
berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi,
akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi
infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini.

Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang


dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus
meningkat.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah

1. Apakah pengertian Pemanasan global?

2. Apakah penyebab pemanasan global?

3. Apakah dampak dari pemanasan global?

4. Apakah solusi utnuk mengurangi pemanasan global?

C. Tujuan

Setelah menyelesaikan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian Pemanasan global

2. Untuk mengetahui penyebab pemanasan global

3. Untuk mengetahui dampak dari pemanasan global

4. Untuk mengetahui solusi utnuk mengurangi pemanasan global

5. Untuk memenuhi tugas Fisika semester 2 kelas XI SMA

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global atau yang sering juga disebut global warming adalah peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa
faktor penyebab. kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi
gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan
Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di
beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di
belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan
kenaikan suhu.

B. Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global ini terjadi karena beberapa hal berikut:

1. Boros Listrik

Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu prilaku manusia bijak.
Semua orang menginginkan hal tersebut bisa di lakukan oleh setiap individu. Tapi,
ternyata untuk hemat dalam penggunaan listrik bukanlah pekerjaan yang mudah
bagi sebagian besar orang. Akibatnya, hal ini sebagai penyumbang pemanasan global
terjadi. Himbaun atau kampanye hemat listrik (save energy) sudah banyak di
lakukan, tapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam pemakaian listrik.

2. Halaman Rumah tanpa pepohonan

Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi sejuk dan
menetralkan suhu udara sehingga bisa di simpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa
mengatasi suhu panas yang tinggi. Jika memang benar demikian, maka selayaknya
setiap rumah mau menanam pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak
dilakukan oleh banyak rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang lebih memilih
membangun gedung daripada menanam pepohonan hijau. Kalau setiap pekarangan
atau halaman rumah tidak ada pohon, maka wajarlah yang namanya pemanasan
global itu terjadi.

3. Efek Rumah Kaca


Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika energi ini
tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembai sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa
luar. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke
angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan
metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya
panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus
menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya.

Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model rumah atau
gedung dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca memantulkan cahaya
ke udara, bukan menyerap sinar matahari. Jika satu atau dua rumah saja maka tidak
terlalu berdampak. Namun yang terjadi bukan saja rumah, gedung -gedung pencakar
langit pun memakai konsep bangunan kaca. Jika yang terjadi demikian, maka
pemanasan global adalah “prestasi” yang di hasilkan dari banyak rumah dan gedung
yang bermodelkan kaca.

4. Bahan Bakan Kenderaan

Bahan bakan dari kendaran selain mengganggu bagi kesehatan manusia, juga bisa
memberikan bertambahnya pemasanasan global dari polusi udara yang di hasilkan.
Kita ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada pengurangan. Pengguna
sepeda motor dari tahun ketahun terus meningkat penggunanya. Begitu juga dengan
pengendara mobil tidak mau kalah. Sementara sepeda motor dan mobil yang lama
tidak di musnahkan atau tetap di biarkan beredar.

5. Polusi asap dari industri Pabrik

Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka banyak
pabrik industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk
mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja.

Jika pernyataan di atas benar, maka wajar jika kita mendapatkannya, ya


mendapatkan rasa panasnya bumi karena banyak polusi asap dari pabrik industri. Ini
memang dilema, di satu sisi untuk kepentingan rakyat, tapi di sisi lain mengorbankan
eksistensi bumi.
6. Pembakaran Hutan dan ilegal loging

Apakah Anda tahun berapa hektar jumlah hutan Indonesia? Dan sudah berapa
berkurang akibat pembakaran hutan dan ilegal loging? Sumber mangatakan bahwa
sekitar 50 % pemanasan global disebabkan oleh CO2, dimana emisi CO2 disebabkan
oleh penggunaan bahan bakarfosil dan kerusakan/pembakaran hutan.

Hutan banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir, hutan juga bisa
mereduksi suhu panas bumi yang cendrung meningkat. Tapi apa yang terjadi jika
hutan sebagai warisan nenek moyang di bakar dan di tebang oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab?

Dalam mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging, peran pemerintah harus
serius dalam menanganinya , karena sudah banyak terjadi dan terus terjadi beberapa
bulan lalu di provinsi Riau.

7. Usia Bumi Yang sudah tua

Planet bumi yang sudah mencapai usia 4,6 miliar tahun menjadi penyebab juga.
Artinya sudah sangat tua. Ibarat manusia jika sudah tua, pasti banyak penyakit yang
mudah menyerang. Begitu juga bumi. Penyakit yang diderita bumi hari ini adalah
pemanasan global dan hujan asam serta banyak lagi yang lain.

Nah, yang menjadi pertanyaan adalah apakah karena bumi sudah tua, lalu
pemasanan global tidak bisa di atasi? Jika ada solusi, bagaimana cara mengatasi
pemanasan global yang terjadi ? Anda bisa baca di sini untuk jawaban dari
pertanyaan tersebut.

8. Bocornya lapisan ozon

Sinar matahai yang memancar kebumi tidak langsung sampai kebumi, karena ada
laipsan ozon yang melakukan filter terlebih dahulu. Hal itu jika memang lapisan ozon
memang masih normal. Yang terjadi sekarang ini adalah lapisan ozon sudah menipis
bahkan ada yang bilang sudah bocor.

Sebuah sumber mengatakan bahwa: “Berdasarkan pemantauan menggunakan


instrumen Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7 dan
Meteor 3, kerusakan ini telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal sebagai
lubang ozon di kedua kutub.

9. Minimnya ruang terbuka hijau

Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Yoga, menilai sejauh ini
belum ada lonjakan persentase yang berarti terhadap jumlah ruang terbuka hijau
(RTH) yang ada di Jakarta, sebagaimana di lansir dari media online _http://koran-
jakarta.com.
Upaya pemerintah di setiap daerah sangat minim untuk membangun ruang terbuka
hijau. Hal ini bisa di lihat dengan susah sekali kita menemukannya. Walau sekarang
ada beberapa kota seperti Bandung dan Surabaya yang sedang menggalakkan. Maka
hal itu bisa di jadikan contoh bagi kota-kota lain.

10. Jumlah kendaraan terus bertambah

Hal ini sudah di bahas di atas, tapi ini hal ini harus mendapat sikap dari pemerintah
dengan mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor. Misal dengan
keluarnya kendaraan terbaru, maka kendaraan tahun lama bisa di cabut atau di daur
ulang atau apalah. Yang penting jumlah kendaraan bermotor bisa berkurang, bukan
malah bertambah.

Terjadi saat ini adalah jumlah kendaraan bermotor bertambah, namun tidak di
barengi dengan infrasrtuktur jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang
berdampak kepada pemanasan global terjadi, kemacetan pun selalu menghiasi jalan.

Demikianlah beberapa hal yang menjadi 10 Penyebab dari Pemanasan Global (Global
Warming). Mungin masih banyak lagi penyebabnya. Jika pembaca mempunyai
pendapat lain, silahkan tulis di kolom komentar.

11. Efek Umpan Balik

Proses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan global.


Sebagai contoh adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemansan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah
uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek
rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan
karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya


(albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub
mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es
tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air
memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan
es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan
menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair,
menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan.
Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan
balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia


menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.

12. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan

Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk
pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida
yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut
memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke
dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.

C. Dampak Pemanasan Global

Di bawah ini adalah beberapa dampak dari pemanasan global:

1. Kekeringan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan
bahwa pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke
depan. Skala kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan
yang kita miliki saat ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan bahwa
persentase global daerah kering telah meningkat sebesar 1,74% antara tahun 1950
dan 2008. Kekeringan tentu saja akan memicu kegagalan panen yang akan
berdampak fatal bagi populasi dunia.

2. Wabah

Perubahan iklim akan menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai


virus umumnya tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan
kenaikan suhu akibat perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu
berkembang dalam iklim tropis kemudian menyebar ke daerah lain. Korea Institite of
Health and Social Affairs (KIHASA) menyatakan bahwa “Dalam kasus ekstrim, 1
derajat kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam penyebaran
penyakit.

3. Banjir
Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan
logika. Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca
di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir
besar yang menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat
dalam abad ini.

4. Pencairan es di kutub

Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah


Antartika (Kutub Selatan). Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua sampai tiga
kali lipat. Es di kutub memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan
lingkungan. Jika es mencair, pulau-pulau yang berada di bawah permukaan laut akan
terancam bahaya. Kota-kota seperti Shanghai dan negara kepulauan Maladewa
adalah beberapa tempat yang akan terpapar risiko tertinggi dalam skenario seperti
itu.

Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, hal ini
menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar
Greenland.

Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di


daerah pantai. Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat
berpengaruh pada ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh
rawa-rawa pantai.

5. Kabut asap (smog)

Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di
atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan
menyebabkan penyakit dan kematian. Kabut asap juga mengintensifkan gelombang
panas yang tentu saja dapat berdampak buruk bagi kehidupan.

6. Kebakaran hutan

Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan
apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas
kebakaran hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan
infrastruktur. Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang
merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah
pemanasan global (global warming)

7. Iklim Mulai Tidak Stabil


Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara
akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan
mencairnya gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es
yang terapung di perairan tersebut. . Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami
salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah
subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat
mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada
musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

8. Gangguan Ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah
menuju kutub mungkin juga akan musnah.

D. Solusi Mengurangi Pemanasan Global

Berikut ini adalah solusi dari pemanasan global:

1. Program menanam pohon

Apakah selama ini gerakan menanam pohon sudah di lakukan? Saya pikir sudah,
kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan
besar pun sudah mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya
untuk menanam pohon. Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi
masyarakat yang gemar menggalakan menaman pohon, bahkan ada yang dengan
suka rela membagi pohon gratis untuk di tanam setiap rumah. Tapi saya tetap
sepakat bahwa menanam pohon adalah satu cara untuk mencegah pemanasan
global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.

Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.1 Jadi,
dalam waktu 40 tahun, pohon dapat menyerap 240 kg CO2. United Nations
Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan
menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.3 Seperti kita ketahui, pohon menyerap
karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang
pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer.
Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan
juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1
lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila
Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 akre
pohon per tahunnya.

2. Jadilah vegetarian

Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan
ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka
mencerna makanan mereka.1 Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar
daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam
laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”,2 2006 dipaparkan bahwa peternakan
menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas
metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).

Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan
“Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang
per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya
menyumbang 190 kg CO2.3 Saat ini, jumlah penduduk dunia sekitar 6,7 miliar orang.
Bila 5 miliar orang di antaranya adalah pemakan daging, coba Anda hitung berapa
CO2 yang dihasilkan setiap tahunnya? Luar biasa, bukan? Tidak mengherankan bila
ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk
berhenti makan daging

untuk mengerem pemanasan global.

3. Cerdas dalam berkendara

Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan
cerdas sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda
yang di tata dengan rapi. Ya, banyak negara maju menggunakan sepeda untuk
berpergian, seperti ke kantor atau ke sekolah. Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia
sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat respon yang baik dari pemerintah.
Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik sepeda, tapi tidak.

Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita
naiki. Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi
dan juga bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki,
maka itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama
– sama kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan
dari bahan bakar kendaraan bermotor. Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan
telekonferensi untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila
memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif.
Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg
CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, Anda bisa memilih kereta api
daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas
rumah kaca.

4. Kurangi Bangunan Rumah Kaca

Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa
derajat celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah
yang tegas tentang pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit
(walau tida bisa).

Lalu apakah sudah ada kebijakan pemerintah tentang pengurangan pembangunan


gedung atau rumah kaca? Untuk hal in saya tidak ada mendapatkan, kalau pun ada
seperti Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) hanya formalitas saja. Ini terbukti
dengan terus dan terus tumbuh gedung-gedung di bangun.

Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda
kepada pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa
menganalisatentang dampak lingkungan dalam proyek mereka.

5. Hemat Listrik

Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah
bijaknya untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari
mematikan alat listrik yang tidak digunakan lagi.

Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat
disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari.
Dalam hal ini pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat. Tapi tidak salah
jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan seterusnya. Mudah-
mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam penggunaaan listrik.

6. Saluran Ventilasi rumah yang cukup

Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda
lakukan selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah.
Supaya angin bisa masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya
angin tetap banyak masuk kerumah Anda, maka jangan lupa Anda menanam pohon
di pekarangan rumah Anda.

7. Jangan tebang pohon sembarangan (ilegal loging)

Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun
berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak
terhitung lagi kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak
bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu
pohon untuk tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.

Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat
negara. Jadi para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi
pohon yang di jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat
dengan baik, apatah lagi di musim pemilu, banyak pohon yang di paku dengan
sembarangan. Kampanye tentang menolak dan menentang ilegal loging atau
menolak penebangan pohon sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi
kemaslahatan bersama, jangan hanya karena kepentingan seelompok orang,
membuat masalah bagi bangsa dan negara.

Cara lain yang digunakan adalah

a. Pisahkan sampah kertas, plastik, kalenga agar dapat didaur ulang

b. Daur ulang sampah organic

c. Jemur pakaian anda di bawah sinar matahari

d. Gunakan kipas angin

e. Beli makanan yang mengandung unsur organic

f. Kurangi belanja
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat
manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan
dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global
diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat
ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi
efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di
masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka
pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanasan global adalah


peningkatan suhu rata-rata dunia baik di daratan, lautan maupun di atmosfer bumi.
Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca dan efek umpan balik karena
efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi,
karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Akan tetapi sebaliknya,
apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan
pemanasan global. Dan menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang
peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan
bahwa, “industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar
(18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh
transportasi di seluruh dunia (13%). ” Hampir seperlima (20 persen) dari emisi
karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang
berasal dari semua kendaraan di dunia.

B. SARAN

Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada.
Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekadelah
kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon
agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong royong untuk
menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang sempurna ini.
Stop global warming. Kami menerima saran dari pembaca untuk kami perbaiki dan
kami sempurnakan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/22182806/Makalah-Global-Warming

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

http://akyura-kun.blogspot.com/2010/10/makalah-global-warming.html.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

Anda mungkin juga menyukai