Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

BRIKET

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Konservasi Lingkungan

Oleh:

Herlina Astuti 1610815220009

Nadieda Hamatha 1610815220018

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini yang diberi judul “Briket”, yang merupakan salah
satu tugas mata kuliah Teknologi Konservasi Lingkungan di Universitas Lambung
Mangkurat.
Penulis menyadari, bahwa didalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
adanya kekurangan ataupun kekeliruan yang belum dapat dikatakan sempurna
sebagaimana yang diharapkan, hal ini disebabkan karena keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki, namun demikian penulis berusaha semaksimal
mungkin dan berusaha untuk dapat memenuhi sasaran yang diinginkan sesuai
dengan judul diatas.
Akhir kata penulis hanya mampu berharap semoga penulisan makalah ini
bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya. Amin.

Banjarbaru, Pebruari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Briket 3
2.2 Pengolahan Briket 6
2.3 Zat pengikat/Binder pada briket 7
2.4 Kegunaan briket 8
2.5 Keunggulan dan kekurangan penggunaan briket 9

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan 11
3.2 Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN
Soal dan Pembahasan 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini, penggunaan energi sering menjadi
masalah krusial di berbagai Negara. Bahkan masalah energi dapat
berdampak pada bidang ekonomi, sosial, dan politik. Akibatnya pemerintah
mengadakan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah kesediaan energi
terbatas ini. Kelangkaan dan kenaikan harga minyak akan terus terjadi
karena sifatnya yang nonrenewable (tak terbarukan). Energi tak terbarukan
seperti minyak bumi, cukup menjadikan alasan semua orang untuk
berlomba-lomba mencari energi alternatif lain. Penyediaan sumber energi
alternatif yang terbarukan (renewable) dapat menjadi pertimbangan
masyarakat karena kesediaannya yang melimpah dan harga yang lebih
terjangkau.
Salah satu sumber energi alternatif yang dapat menjadi solusi energi
nonrenewable adalah briket. Briket dapat digunakan sebagai bahan bakar
pengganti minyak bumi yang mudah digunakan dan proses pembuatannya
tidak terlalu sulit. Namun, penggunaan briket oleh masyarakat Indonesia
masih minim. Oleh karena itu, penulis menyusun tulisan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan briket.

1.2 Rumusan Masalah


a. Mengapa briket dapat menjadi energi alternatif?
b. Bagaimana proses pengolahan briket?
c. Apa saja zat pengikat/binder pada briket?
d. Apa saja kegunaan briket?
e. Apa saja keunggulan dan kekurangan penggunaan briket?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui alasan briket dapat menjadi energi alternative.
b. Mengetahui tahapan proses pengolahan briket.
c. Mengetahui zat-zat pengikat/binder pada briket.

1
d. Mengetahui manfaat penggunaan briket.
e. Mengetahui keunggulan dan kelemahan penggunaan briket.
1.4 Manfaat
Secara teoritis makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui dan memahami tentang teknologi briket yang berisi tentang
definisi, proses pengolahan, zat-zat pengikat, manfaat penggunaan, dan
keunggulan dan kelemahan penggunaan briket.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Briket
Briket merupakan sebuah gumpalan/blok bahan yang dapat dibakar
dan digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan
nyala api selama rentang waktu tertentu (Nugraha, 2017). Menurut
Supriyanto dan Merry (2010) briket adalah suatu padatan yang dihasilkan
melalui proses pemampatan dan pemberian tekanan dan jika dibakar akan
menghasilkan sedikit asap.
Briket dengan kualitas yang baik diantaranya memiliki sifat seperti
tekstur yang halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia dan
lingkungan serta memiliki sifat-sifat penyalaan yang baik. Sifat penyalaan
ini diantaranya adalah mudah menyala, waktu nyala cukup lama, tidak
menimbulkan jelaga, asap sedikit dan cepat hilang serta nilai kalor yang
cukup tinggi. Lama tidaknya menyala akan mempengaruhi kualitas dan
efisiensi pembakaran, semakin lama menyala dengan nyala api konstan akan
semakin baik (Hartoyo dan Roliadi, 1978).
a. Briket Batu Bara
Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari
Batubara dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka.
Briket Batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan
Minyak Tanah, seperti untuk: Pengolahan Makanan, Pengeringan,
Pembakaran dan Pemanasan. Bahan baku utama Briket Batubara
adalah Batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan
mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun.
Teknologi pembuatan Briket tidaklah terlalu rumit dan dapat
dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalam waktu
singkat. Sebetulnya di Indonesia telah mengembangkan Briket
Batubara sejak tahun 1994 namun tidak dapat berkembang dengan
baik mengingat Minyak Tanah masih disubsidi sehingga harganya
masih sangat murah, sehingga masyarakat lebih memilih Minyak
Tanah untuk bahan bakar sehari-hari (Nastito, 2014).

3
Dalam hal briket batubara, bahan baku batubara yang beraneka
ragam ukuran butirnya, diseragamkan melalui pemecahan,
penggerusan dan pengayakan kemudian dicetak dengan mesin briket.
Ukuran butir briket batubara sekitar 4 - 12 cm tergantung kebutuhan
penggunaan (Schinzel, 1961 ).
Secara garis besar pembuatan briket batubara nonkarbonisasi
meliputi:
- penggerusan batubara,
- pencampuran dengan bahan pengikat,
- pencetakan, dan
- pengeringan.
b. Briket Biobriket (Briket Arang/Briket Bio-arang)
Biobriket atau briket bioarang merupakan bahan bakar yang berbentuk
padatan dan untuk saat ini menjadi bahan bakar alternatif yang dapat
untuk dikembangkan secara besar dalam waktu yang relatif cukup
singkat dan murah. Biomassa campuran dalam pembuatan biobriket
yang telah banyak dikembangkan adalah tempurung kelapa, sabut
kelapa, cangkang biji karet, limbah bambu, ampas aren, ampas tebu,
jerami, dan jarak (Moeksin, 2017).
Syarat biobriket yang baik adalah briket yang memiliki permukaan
yang halus dan tidak meninggalkan bekas-bekas hitam di tangan.
Selain itu, briket harus memenuhi kriteriakriteria berikut:
1) Tekstur yang halus, keras dan tidak mudah pecah
2) Mudah dinyalakan, dan semakin lama menyala dengan nyala api
yang konstan maka akan semakin baik (waktu nyala yang cukup
lama)
3) Nilai kalor yang tinggi.
4) Asap yang dihasilkan sedikit dan asap cepat hilang.
5) Emisi gas hasil dari pembakaran tidak mengandung racun.
6) Menunjukkan upaya laju pembakaran (seperti: waktu, laju
pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik (Moeksin, 2017).

4
Berdasarkan SNI-01-6235-2000 tentang syarat mutu briket bioarang
adalah

c. Briket Gambut
Briket gambut merupakan briket yang cukup jarang digunakan
karena berhubungan erat dengan lingkungan hidup sekitarnya. Tetapi
jika melihat potensi gambut yang cukup luas di Indonesia yaitu sekitar
27 juta Ha dan merupakan cadangan gambut terbesar ke empat di
dunia setelah Kanada (170 juta Ha), Rusia (150 juta Ha), dan Amerika
Serikat (40 juta Ha). Patut kiranya jika gambut dapat dijadikan
sebagai salah satu energi alternatif berupa briket gambut (Nugraha
2017).
Briket gambut sebagai energi alternatif dituntut memiliki
kualitas yang baik diantaranya memiliki sifat seperti tekstur yang
halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia dan lingkungan
serta memiliki sifat-sifat penyalaan yang baik. Sifat penyalaan ini
diantaranya adalah mudah menyala, waktu nyala cukup lama, tidak
menimbulkan jelaga, asap sedikit dan cepat hilang serta nilai kalor
yang cukup tinggi. Untuk meninkatkan kualitasnya, briket gambut
dapat dicampur dengan arang jerami atau serbuk kayu Briket gambut
yang ditambahkan serbuk kayu mengalami perubahan pada sifat
fisiknya seperti penurunan kadar air, penurunan kadar abu, penurunan
kadar karbon, dan peningkatan zat-zat mudah menguap (Nugraha
2017). Sedangkan briket gambut yang ditambahkan arang jerami juga
terjadi perubahan pada sifat fisiknya seperti penurunan kadar air,
peningkatan kadar abu, dan peningkatan kadar karbon (Hakiki, 2010).

5
Pada penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2017), briket
gambut dicampur dengan arang pelepah daun kelapa sawit memiliki
pengaruh terhadap sifat fisik briket. Semakin banyak campuran
gambut dalam briket (briket gambut terhadap arang pelepah; 50:50,
60:40, 70:30, 80:20, 90:10) semakin mempercepat penyalaan briket,
memperlama pembakaran briket, menurunkan laju pembakaran briket,
dan menurunkan temperatur briket.
2.2 Proses Pengolahan Briket
a. Briket Batu Bara
Pada pembuatan briket batubara terdapat beberapa tahap proses yang
relatif sederhana, yaitu penggerusan batubara, pencampuran bahan
pengikat, pembriketan dan pengeringan. Penggerusan batubara dapat
menggunakan jaw crusher dan dilanjutkan dengan hammer mill
(Perry, 2008). Pencampuran bahan pengikat dipilih double roll mixer
atau pan muller. Alat pencampur tersebut berupa dua buah roda
berputar ber keliling dalam suatu bejana dan dilengkapi dengan
scrapper (penggaru) untuk mengaduk material obyek pencampuran.
Tahap pembriketan batubara cukup dilakukan dengan mesin briket
sistem double roll atau double roll press ma- chine Pengeringan briket
batubara umumnya dilakukan dengan cara penjemuran di udara
terbuka, kecuali untuk kapasitas besar sekitar lebih dari 10 ton per
jam. Pengering yang umum digunakan adalah band dryer (Perry,
2008).
b. Briket Biobriket (Briket arang/Bio-arang)
Pembuatan atau pembriketan biobriket memiliki tahapan-tahapan
sebagai berikut:
- Memilih bahan baku yang akan digunakan, contohnya cangkang
biji karet (telah dikarbonisasi dan dihaluskan), tempurung
kelapa sawit (telah dikarbonisasi dan dihaluskan), dan tepung
tapioka (perekat) dicampurkan.
- Semua bahan baku dicampurkan dengan larutan tepung tapioka.

6
- Biobriket yang telah dicampur dicetak dengan alat pencetak
biobriket (Specimen Mount Press).
- Biobriket dikeluarkan dari alat pencetak dan didiamkan selama
1x24 jam dalam temperatur ruangan.
- Biobriket dioven selama 6 jam dengan temperatur 80oC
(Moeksin, 2017).
c. Briket Gambut
Salah satu cara untuk mengoptimalkan potensi gambut adalah
memanfaatkannya sebagai bahan baku dalam pembuatan briket yang
dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Proses pembuatan briket
dari bahan baku tanah gambut dilakukan dengan mencampur arang aktif
tanah gambut dengan perekat tepung tapioka sesuai dengan
perbandingan yang telah ditetapkan dan diaduk hingga adonan
homogen. Selenjutnya Adonan dimasukkan ke dalam cetakan yang
berbentuk silinder dengan diameter 5 cm dan tinggi 10 cm, kemudian
ditekan menggunakan Hydrolic Machine dengan variasi tekanan 7 ton
dan 9 ton. Sampel yang sudah tercetak dikeluarkan dari cetakan dan
dikeringkan di bawah sinar matahari. Penjemuran sampel bervariasi,
yaitu selama 1 hari, 3 hari, dan 5 hari (Doloksaribu, 2014)

2.3 Zat-Zat Pengikat/Binder Pada Briket


Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses
pembuatan briket maka diperlukan zat pengikat sehingga dihasilkan briket
yang kompak. Berdasarkan fungsi daripengikat dan kualitasnya, pemilihan
bahan pengikat dapat dibagi sebagai berikut :
1) Berdasarkan sifat / bahan baku perekatan briket.
Adapun karakteristik bahan baku perekatan untuk pembuatan briket
adalah sebagai berikut:
 Memiliki gaya kohesi yang baik bila dicampur dengan semikokas atau
batu bara.
 Mudah terbakar dan tidak berasap.
 Mudah didapat dalam jumlah banyak dan murah harganya.

7
 Tidak mengeluarkan bau, tidak beracun dan tidak berbahaya.
2) Berdasarkan jenis
Jenis bahan baku yang umum dipakai sebagai pengikat untuk pembuatan
briket, yaitu :
 Pengikat anorganik
Pengikat anorganik dapat menjaga ketahanan briket selama
proses pembakaran sehingga dasar permeabilitas bahan bakar tidak
terganggu. Pengikat anorganik ini mempunyai kelemahan yaitu
adanya tambahan abu yang berasal dari bahan pengikat sehingga dapat
menghambat pembakaran dan menurunkan nilai kalor. Contoh dari
pengikat anorganik antara lain semen, lempung, natrium silikat.
 Pengikat organik
Pengikat organik menghasilkan abu yang relatif sedikit setelah
pembakaran briket dan umumnya merupakan bahan perekat yang
efektif. Contoh dari pengikat organik diantaranya kanji, tar, aspal,
amilum, molase dan parafin.
(Thoha & Diana, 2010)

2.4 Kegunaan Briket


Briket bioarang merupakan bahan bakar alternatif yang cukup
berkualitas. Bahan bakar ini dapat dimanfaatkan dengan teknologi yang
sederhana, tetapi panas (nyala api) yang dihasilkan cukup besar, cukup lama
dan aman. Bahan bakar ini cocok digunakan oleh para pedagang atau
pengusaha yang memerlukan pembakaran yang terus-menerus dalam jangka
waktu yang cukup lama (Ndraha, 2009). Briket arang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan sehari-hari seperti memasak. penghangat ruang kandang,
menyetrika dan lain-lain (Suryani et al., 2012).
Energi biomassa dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti
bahan bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang
menguntungkan yaitu dapat dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya
yang dapat diperbaharui (renewable resources), relatif tidak mengandung
sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara, dan mampu meningkatkan

8
efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan dan pertanian (Qistina, et. al.,
2016).
2.5 Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Briket
Setiap jenis briket mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Briket arang adalah bahan bakar tanpa asap yang merupakan suatu
jenis bahan bakar padat yang kandungan zat terbangnya dibuat cukup
rendah sehingga asap yang ditimbulkan pada pemanfaatannya tidak akan
mengganggu kesehatan dari pemakai briket itu sendiri (Suryani et al., 2012)
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan briket bioarang antara
lain adalah biayanya amat murah. Alat yang digunakan untuk pembuatan
briket bioarang cukup sederhana dan bahan bakunya pun sangat murah,
bahkan tidak perlu membeli karena berasal dari sampah, daun-daun kering,
limbah pertanian yang sudah berguna lagi. Bahan baku untuk pembuatan
arang umumnya telah tersedia disekitar kita. Briket bioarang dalam
penggunaannya menggunakan tungku yang relatif kecil dibandingkan
dengan tungku yang lainnya (Ndraha, 2009).
Di samping itu sumber energi biomassa mempunyai keuntungan
pemanfaatan antara lain :
1. Sumber energi ini dapat dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang
renewable resources.
2. Sumber energi ini relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak
menyebabkan polusi udara sebagaimana yang terjadi pada bahan bakar
fosil.
3. Pemanfaatan energi biomassa juga meningkatkan efisiensi pemanfaatan
limbah pertanian.
Adapun keuntungan dari briket arang adalah sebagai berikut :
1. Ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Porositas dapat diatur untuk memudahkan pembakaran.
3. Mudah dipakai sebagai bahan bakar.
(Thoha & Diana, 2010).
Pemanfaatan bahan bakar padat seperti briket batu bara umumnya
tidak disarankan untuk digunakan di rumah tangga karena asapnya yang

9
pekat. Diperlukan tungku khusus yang mengatasi masalah tersebut
(Wikipedia, 2017).
Adapun kelebihan briket dari kombinasi limbah-limbah sekam padi,
serbuk gergaji, dan daun-daun kering yaitu menghemat penggunaan kayu
sebagai hasil utama dari hutan, menghemat pengeluaran biaya untuk
membeli minyak tanah atau elpiji, menjaga kebersihan alat masak (briket
tidak akan mengotori alat-alat masak), merubah sampah menjadi barang
yang bernilai guna dan meningkatkan pendapatan masyarakat bila
pembuatan briket arang ini dikelola dengan baik (Ndraha, 2009).
Sementara kekurangan briket ini antara lain berasap sehingga lebih
baik digunakan di ruang terbuka, tidak dapat dimatikan dengan cepat (bisa
dimatikan dengan cara menyiramkan air, tetapi briket akan hancur dan dapat
diolah lagi), selain itu pijar api tidak mudah tampak walau panas sehingga
banyak digunakan untuk membuat bata (Ndraha, 2009).
Briket mengandung karbon monoksida yang dapat mengakibatkan
kematian. Keracunan karbon monoksida terjadi saat karbon monoksida
masuk dalam aliran darah. Bila terlalu banyak karbon monoksida dalam
tubuh, maka akan menyulitkan sel darah merah untuk memproduksi
oksigen. Jika ruangan tidak memiliki ventilasi yang benar, hal ini
memungkinkan karbon monoksida terakumulasi ke tingkat yang berbahaya.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Briket merupakan sebuah gumpalan/blok bahan yang dapat dibakar
dan digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan
nyala api selama rentang waktu tertentu dengan sifat penyalaan yang baik,
sehingga briket menjadi energi renewable. Pada pembuatan briket batubara
terdapat beberapa tahap proses yang relatif sederhana, yaitu penggerusan
batubara, pencampuran bahan pengikat, pembriketan dan pengeringan.
Penggerusan batubara dapat menggunakan jaw crusher dan dilanjutkan
dengan hammer mill. Untuk tahapan briket bioarang dan gambut dapat
dilakukan dengan tahap pengeringan biomassa/tanah gambut, karbonisasi,
penghalusan bahan, pengayakan, pencampuran media, pencetakan, dan
pengeringan. Bahan pengikat (binder) pada briket terdiri dari pengikat
organic dan pengikat anorganik. Briket berguna bagi para pedagang atau
pengusaha yang memerlukan energi panas terus-menerus. Briket memiliki
banyak keuntungan, diantaranya, biaya yang murah, proses pembuatannya
sederhana, renewable, dan banyak lagi. Namun, briket juga memiliki
kelemahan, diantaranya; banyak memproduksi asap, sulit dimatikan dengan
cepat, pijar api tidak mudah menyala, dan sebagainya.

3.2 Saran
 Pemerintah Indonesia perlu memperhatikan energy renewable sebagai
salah satu solusi kelangkaan minyak bumi
 Perlu dilakukan pengembangan teknologi mengenai briket, agar briket
dapat diaplikasikan oleh masyarakat umum

11
DAFTAR PUSTAKA

Nastito, B, S. 2014. Prototype Briket Batu Bara Tinjauan Analisis Thermal


Berdasarkan Metode Rambatan dan Konduksi. Tesis. Politeknik Negeri
Sriwijaya, Palembang.
Nugraha, A., Widodo, A,. Wahyudi, S.2017. Pengaruh Teknanan Pembriketan dan
Persentasi Briket Campuran Gambut dan Arang Pelepah Daun Kelapa Sawit
Terhadap Karakteristik Pembakaran Briket. Jurnal Rekayasa Mesin. 8(1):
29-36
Supriyanto dan Merry, 2010, Studi Kasus Energi Alternatif Briket Sampah
Lingkungan Kampus Polban Bandung, Seminar Nasional Teknik Kimia,
Yogyakarta.
Hartoyo, J. & Roliandi, H., 1978, Percobaan Pembuatan Briket Bioarang Dari
Lima Jenis Kayu, Indonesia, Laporan Penelitian Lembaga Hasil Hutan,
Bogor
Perry, R.H., 2008. Chemical Engineers’ Handbook, Seventh edition, Mc Graw
Hill Book, India.
Schinzel, W., 1961. Briquetting, dalam Martin AE(editor), Chemistry of Coal
Utilization, John Wiley&Son, Texas, USA: 609-665.
Ndraha, N. 2009. “Uji Komposisi Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa
dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan”. Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Moeksin, R., Pratama, A. A., Tyani. D. R. 2017. Pembuatan Briket Bioarang dari
Campuran Limbah Tempurung Kelapa Sawit dan Cangkang Biji Karet.
Jurnal Teknik Kimia, 3(23): 146-156.
Hakiki, Muhammad Zia. 2010. Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Arang Jerami
terhadap Karakteristik Briket Gambut Plus. Universitas Muhammadiyah.
Malang.
Doloksaribu, M. 2014. Pembuatan Briket Arang Dari Tanah GambutPengganti
Kayu Bakar. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 20(75): 70-77
Wikipedia. 2017. Briket.https://id.wikipedia.org/wiki/Briket, diakses pada 28
Februari 2018
Thoha, M. Y & Diana E.F. 2010. Pembuatan Briket Arang Drai Daun Jati
Dengan Sagu Aren Sebagai Pengikat. Jurnal Teknik Kimia. 1(17): 34-43
Suryani, I., M. Yusuf P. U., M. Hatta D. 2012. Pembuatan Briket Arang Dari
Campuran Buah Bintaro Dan Tempurung Kelapa Menggunakan Perekat
Amilum. Jurnal Teknik Kimia. 1(18): 24-29
Qistina, I., Dede S., Trilaksono. 2016. Kajian Kualitas Briket Biomassa dari
Sekam Padi dan Tempurung Kelapa. Jurnal Kimia VALENSI. 2(2): 137-142

12
LAMPIRAN
SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan briket !
Jawab: Briket adalah suatu padatan yang dihasilkan melalui proses
pemampatan dan pemberian tekanan dan jika dibakar akan menghasilkan
sedikit asap.
2. Sebutkan macam-macam briket berdasarkan bahannya!
Jawab: Briket berdasarkan bahannya ada briket batu bara, briket biobriket
(briket arang/bio-arang), dan briket gambut.
3. Jelaskan proses pengolahan briket batu bara!
Jawab: Pada pembuatan briket batubara terdapat beberapa tahap proses yang
relatif sederhana, yaitu penggerusan batubara, pencampuran bahan pengikat,
pembriketan dan pengeringan. Penggerusan batubara dapat menggunakan
jaw crusher dan dilanjutkan dengan hammer mill. Pencampuran bahan
pengikat dipilih double roll mixer atau pan muller. Alat pencampur tersebut
berupa dua buah roda berputar ber keliling dalam suatu bejana dan
dilengkapi dengan scrapper (penggaru) untuk mengaduk material obyek
pencampuran. Tahap pembriketan batubara cukup dilakukan dengan mesin
briket sistem double roll atau double roll press ma- chine Pengeringan
briket batubara umumnya dilakukan dengan cara penjemuran di udara
terbuka, kecuali untuk kapasitas besar sekitar lebih dari 10 ton per jam.
Pengering yang umum digunakan adalah band dryer.
4. Jelaskan kegunaan briket dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab: Briket bioarang merupakan bahan bakar alternatif yang cukup
berkualitas. Bahan bakar ini dapat dimanfaatkan dengan teknologi yang
sederhana, tetapi panas yang dihasilkan cukup besar, cukup lama dan aman.
Bahan bakar ini cocok digunakan oleh para pedagang atau pengusaha yang
memerlukan pembakaran yang terus-menerus dalam jangka waktu yang
cukup lama. Briket arang dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari
seperti memasak. penghangat ruang kandang, menyetrika dan lain-lain.
5. Jelaskan kelemahan pada briket !

13
Jawab: Briket mengandung karbon monoksida yang dapat mengakibatkan
kematian. Keracunan karbon monoksida terjadi saat karbon monoksida
masuk dalam aliran darah. Bila terlalu banyak karbon monoksida dalam
tubuh, maka akan menyulitkan sel darah merah untuk memproduksi
oksigen. Jika ruangan tidak memiliki ventilasi yang benar, hal ini
memungkinkan karbon monoksida terakumulasi ke tingkat yang berbahaya.

14

Anda mungkin juga menyukai