Anda di halaman 1dari 38

 MAKALAH BIOTEKNOLOGI (BIOGAS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini energi
merupakan persoalan yang krusial didunia. Peni...

MAKALAH BIOTEKNOLOGI (BIOGAS)


Diposting oleh zulfaekanuraini

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia.
Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi
penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi
dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap Negara untuk segera
memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan.
Energi yang paling banyak digunakan untuk aktivitas manusia adalah energi
minyak bumi dan energi listrik. Energi minyak bumi yang banyak dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah minyak tanah, bensin dan solar. Energi diperlukan untuk
pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga (Widodo dkk,
2005). Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia baik itu untuk
keperluan industri, transportasi dan rumah tangga dari tahun ketahun semakin
meningkat. Menyebabkan ketersediaan bahan bakar menjadi terbatas, atau harga
menjadi melambung.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah
menerbitkan Peraturan presiden RI No. 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional
untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai bahan bakar minyak.
kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai
alternatif pengganti bahan bakar minyak, salah satu sumber energi altrnatif adalah
Biogas.
1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian biogas


2. Mengetahui sejarah biogas
3. Mengetahui manfaat biogas
4. Mengetahui pembuatan biogas.

5. Mengetahui komposisi biogas


6. Mengetahui reaktor biogas
7. Mengetahui proses kerja reaktor biogas

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah
domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable
dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.
sistem biogas sederhana, Disamping itu di daerah yang banyak industri
pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa
menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga limbah industri
tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena
limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas
disamping parameter-parameter lain seperti tempratur digester, pH, tekanan dan
kelembaban udara. Salah satu cara menentuka bahan organik yang sesuai untuk
menjadi bahan masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui perbandingan
Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Biogas yang dihasilkan oleh
aktifitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable
karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan
sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar
akan relatif lebih bersih dari pada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar
dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang
peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca
yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon
dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh
fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah
jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.

2.2 Sejarah Biogas


Sejarah penemuan biogas diawalai dari proses anaerobik yang tersebar dibenua
Eropa. Ilmuwan Volta menemukan as yang ada dirawa-rawa pada tahun 1770,
kemudian avogadro mengidentifikasi tentang gas metana. Setelah tahun 1875
dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Pastoer
melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan pada tahun 1884.
Era penelitian Pastoer menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.
2.3 Manfaat Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahan-bahan organik,
termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan sampah-sampah
organik secara anaerobik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat
menghasilkan listrik. Ada beberapa alasan mengapa biogas merupakan bahan bakar
alternatif terbaik, di antaranya biogas memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, biogas
memiliki kandungan energi dalam jumlah yang besar, dan limbah biogas dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk.
Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan alami,
seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik lain. Karbon dalam biogas
merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila
dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan
dengan bahan bakar fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari
lingkungan. Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam
bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan lingkungan.
Seperti kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca yang bisa
menyebabkan pemanasan global (global warming). Sehingga penggunaan biogas bisa
mencegah resiko terjadinya global warming.

Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari kandungan energi
dalam bahan bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt jam, setara
dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok
menggantikan minyak tanah, LPG, butana, batu bara, dan bahan bakar fosil lainnya.
Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi kandungan metana dalam bahan
bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu, biogas juga memiliki
karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika biogas diolah dengan benar,
biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam. Dengan demikian jumlah gas
alam bisa dihemat.

2.4 PEMBUATAN BIOGAS

 Menentukan Lokasi
Penentuan lokasi pada dasarnya sangat tergantung kehendak keluarga. Walaupun
demikian secara praktis dan ekonomis perlu memperhatikan sumber daya yang
tersedia. Sebaiknya unit dari pembuatan biogas ditempatkan didekat kandang ternak
dan w.c keluarga. Hal ini dimaksudkan agar bahan pembentuk gas. Kotoran tidak
memerlukan tenaga untuk mengangkut ke lubang masukan tangki pencerna.
Disamping itu juga harus dekat dengan alat yang akan memanfaatkan sumber energi
dari biogas seperti lampu atau kompor. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak
alat penyalurannya. Kepraktisan didalam menentukan unit biogas diharapkan dapat
menghemat tenaga dan biaya. Hal yang perlu diperhatikan adalah sistem pengamanan
sumber biogas dan pemakaian lampu atau kompor.
 Alat dan karakteristik bahan untuk pembuatan Biogas
Alat:
1. Kran Ø1 Inc
2. Pipa G . I . Ø1 Inc (2.5 cm)
3. Polietilena
4. Kran gas untuk kompor
5. lampu dan manometer air Ø 1.2 cm
6. Pipa plastik / paralon Ø1.2 cm secukupnya.
7. Pipa gelas Ø1 cm panjang 75 cm
8. Pipa karet Ø 1cm panjang 20 cm.
(7 dan 8 dapat diganti dengan pipa plastik Ø 1 cm panjang 170 cm.)
9. tali plastik
10. Rafia
11. Bambu
12. Plat aluminium panjang 30 cm
13. Kawat jemuran
14. paralon 20 cm
15. Besi cor
16. Alat-alat lain yang dianggap perlu.

Bahan:
 Batu merah: untuk membuat biogas diperlukan batu merah yang bermutu baik. Batu
merah yang mutunya kurang baik disamping mudah patah, juga mengurangi daya
tahan dari tangki pencerna. Jumlah batu merah yang diperlukan untuk membuat unit
biogas tergantung pada besarnya volume tangki pencerna yang akan dibuat. Namun
demikian, tidak semua daerah banyak memakai batu merah sebagai bahan bangunan.
Untuk itu batu merah dapat diganti dengan bahan lain asalkan bermutu baik.
 Semen: untuk membuat unit biogas berukuran 8,9m3 berkisar antara 15 sampai 20 sak.
Hal ini sangat tergantung pada teknik pemasangan batu merah pada pembuatan tangki
pencerna. Jika dapat memakai perbandingan semen : pasir = 1:4. maka habisnya semen
hanya 15 sak. Hal ini tidak dianjurkan karena juga tergantung kualitas (mutu) pasir dan
kepandaian tukang batu yang membuat. Semakin baik bahan, berarti menghemat
kebutuhan semen. Untuk itu, pemilihan bahan bangunan sangat diperlukan.
 Kerikil: kerikil hanya digunakan untuk membuat fondasi dan tutup tangki pencerna.
Ukuran kerikil sama seperti pengecoran bangunan lain.
 Kapur: kapur yang digunakan usahakan kapur yang bermutu baik. Kapur yang baik
jika dicampur dengan air akan berbentuk lumpur (halus). Sedangkan kapur yang
kurang bagus akan terjadi endapan seperti pasir.
 Pasir: pasir yang digunakan untuk membuat biogas digunakan pasir pasang. Pasir
tersebut harus memenuhi syarat untuk campuran beton. Pasir yang baik umumnya
berwarna hitam dan kalau digenggam tidak menggumpal. Jika pasir banyak
mengandung lumpur, maka akan menghabiskan semen. Disamping itu, kekuatannya
juga kurang baik.
 Serbuk kedap air: serbuk kedap air digunakan untuk melebur bagian dalam tangki
pencerna. Nama perdagangan yang sering dipakai adalah alkasit.

 Cara Pembuatannya
Menyediakan wadah atau bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas.
Kalau hanya diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari
semen yang cukup lebar atau drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya
kesediaan kotoran hewan (baik sapi maupun kambing) yang merupakan bahan baku
biogas.
mencampurkan kotoran organik tersebut dengan air. Biasanya campuran antara
kotoran dan air menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan
perbandingan 1:1,5. Air berperan sangat penting di dalam proses biologis pembuatan
biogas. Artinya jangan terlalu banyak (berlebihan) juga jangan terlalu sedikit
(kekurangan).
Temperatur selama proses berlangsung, karena ini menyangkut "kesenangan" hidup
bakteri pemroses biogas antara 27 - 28 derajat celcius. Dengan temperatur itu proses
pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan waktunya. Tetapi berbeda kalau nilai
temperatur terlalu rendah (dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.
Kehadiran jasad pemroses, atau jasad yang mempunyai kemampuan untuk
menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH4 (gas metan) dan CO2.
Dalam kotoran kandang, lumpur selokan ataupun sampah dan jerami, serta bahan-
bahan buangan lainnya, banyak jasad renik, baik bakteri ataupun jamur pengurai
bahan-bahan tersebut didapatkan. Tapi yang menjadi masalah adalah hasil uraiannya
belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta mempunyai kemampuan sebagai
bahan bakar.
Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung (bejana) kotoran organik
harus bersifat anaerobik. Dengan kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara
yang masuk sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor
bisa dikonversi mikroba. Keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tidak akan
terbentuk. Untuk itu maka bejana pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.
Setelah proses ini selesai, maka selama dalam kurun waktu 1 minggu didiamkan, maka
gas metan sudah terbentuk dan siap dialirkan untuk keperluan memasak. Namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan biogas. Seperti misalnya
sifat biogas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat cepat menyala. Karenanya
kalau lampu atau kompor mempunyai kebocoran, akan sulit diketahui secepatnya.
Berbeda dengan sifat gas lainnya, sepeti elpiji, maka karena berbau akan cepat dapat
diketahui kalau terjadi kebocoran pada alat yang digunakan. Sifat cepat menyala
biogas, juga merupakan masalah tersendiri. Artinya dari segi keselamatan pengguna.
Sehingga tempat pembuatan atau penampungan biogas harus selalu berada jauh dari
sumber api yang kemungkinan dapat menyebabkan ledakan kalau tekanannya besar.

2.5 Komposisi Biogas


Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi.
Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan
limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%,
Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2)
0.1-0.5%.
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan
setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana,
batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
2.6 Reaktor Biogas
Beberapa reaktor biogas yang telah dikemangkan diantaranya adalah reaktor jenis
kobah tetap (Fixed-Dome), reaktor terapung (Floating Drum), reaktor jenis balon, jenis
horisontal, jenis lubang tanah, dan jenis ferrocement. Dari keenam reaktor tersebut
yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap dan jenis drum mengambang (Floating
Drum).

2.7 Keuntungan Biogas


Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan
bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen
disebut anaerobik digestion. Adapun hal ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Merupakan energi tanpa menggunakan maretial yang masih memiliki manfaat seperti
biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondiksida yang
diakibatkan oleh penggundulan hutan dan perusakan tanah.
2. Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga
akan menurunkan gas rumah kaca diatmosfer dan emisi lainnya.
3. sebagai bahan bakar, maka biogas akan mengurangi gas metana diudara.
4. aplikasi anaerob digestion akan meminimalisir efek buruk darilimbah yang berupa
sampah kotoran hewan dan manusia dan meningkatkan nilai mafaat dari limbah
tersebut.
5. material yang diperoleh dari sisa anaerobik digestion yang berupa padat dan cair dapat
digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob
atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas
adalah metana dan karbon dioksida. sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah
yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau
brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga limbah
industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan
karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin
menipis serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi
oleh masyarakat global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap
lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi
tersebut. Untuk itu indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar,
diharapkan untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%,
Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2)
0.1-0.5%.
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan
setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana,
batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.

3.2 Saran
Sehubungan dengan terselesainya penyusunan makalah ini, saya mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Efrilla D S.Pd selaku guru pembimbing bologi yang telah
memberikan tugas akhir ini sehingga saya lebih memahami mengenai manfaat biogas.
Makalah “Biogas Sebagai Energi Alternatif” ini disusun berdasarkan informasi yang
telah beredar di internet. Saya menyusun makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
akhir biologi (bioteknologi).
Demikian saya mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam makalah ini
memiliki kekurangan dalam penyusunan dan penjelasan materi.
Daftar pustaka

http://ekologimanusia.blogspot.com/2011/12/makalah-biogas.html
http://cahyodarmoko.blogspot.com/2013/06/makalah-biogas.html
http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/makalah-biogas.html
makalah bioteknologi
Posted: October 15, 2012 in makalah
0

MAKALAH BIOLOGI

MANFAAT BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN

DALAM PEMBUATAN GAS BIO

DISUSUN

KELOMPOK KOLEORIZA

DASMAN SANGKELANA PUTRA

RIKCKY ARY SUBAGJA

RISKA ALFIANI KHUSNA

RISKY RAHADIAN PUTRA

VIA ARFIANI

XII IPA 3
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PELALAWAN

SMAN 1 PANGKALAN KURAS

2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah yang maha kuasa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya jualah saya bisa menyelesaikan makalah biologi ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena kami masih
dalam proses belajar. Kami juga mengharapkan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca khususnya penyusun sendiri.

Sorek satu, Februari 2012

penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan
permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya
sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan
tekanan kepada setiap Negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi
terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel
juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara didunia terutama Indonesia.

Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa
Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan produksinya
yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor.

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak, kita dapat mengembangkan
sumber energi alternatif sebagai bahan bakar minyak. Kita juga bisa menggunakan sumber daya
yang dapat diperbaharui sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak.
Salah satu sumber energi altrnatif adalah Biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah
organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfatkan menjadi
energi melalui proses anaerobic digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk
menghasilkan energi alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar
fosil.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah biogas itu?

2. Apakah maanfaat biogas?

3. Bagaimana cara pembuatan biogas?

3. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui pengertian dari biogas,
2. Mengetahui manfaat dari biogas,
3. Mengetahui cara pembuatan biogas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan
organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga),
sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.

BAB III

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN BIOGAS

Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik
(rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam
kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.
Disamping itu di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan
pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga
limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena
limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.

Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas disamping
parameter-parameter lain seperti tempratur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara. Salah
satu cara menentuka bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas
adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N.
Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas metabolisme
dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.

Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah
limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri
patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar
akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan
emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam
manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam
pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan
karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke
atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran
bahan bakar fosil.

Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah
cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada
tempat pengolahan limbah.

Gas landfill adalah gas yang dihasilkan oleh limbah padat yang dibuang di landfill. Sampah
ditimbun dan ditekan secara mekanik dan tekanan dari lapisan diatasnya. Karena kondisinya
menjadi anaerobik, bahan organik tersebut terurai dan gas landfill dihasilkan. Gas ini semakin
berkumpul untuk kemudian perlahan-lahan terlepas ke atmosfer. Hal ini menjadi berbahaya
karena dapat menyebabkan ledakan, pemanasan global melalui metana yang merupakan gas
rumah kaca, dan material organik yang terlepas (volatile organic compounds) dapat
menyebabkan (photochemical smog).

Dalam beberapa kasus, gas landfill mengandung siloksan. Selama proses pembakaran, silikon
yang terkandung dalam siloksan tersebut akan dilepaskan dan dapat bereaksi dengan oksigen
bebas atau elemen-elemen lain yang terkandung dalam gas tersebut. Akibatnya akan terbentuk
deposit (endapan) yang umumnya mengandung silika (SiO2) atau silikat (SixOy) , tetapi deposit
tersebut dapat juga mengandung kalsium, sulfur belerang, zinc (seng), atau fosfor. Deposit-
deposit ini (umumnya berwarna putih) dapat menebal hingga beberapa millimeter di dalam
mesin serta sangat sulit dihilangkan baik secara kimiawi maupun secara mekanik.

Pada internal combustion engines (mesin dengan pembakaran internal), deposit pada piston dan
kepala silinder bersifat sangat abrasif, hingga jumlah yang sedikit saja sudah cukup untuk
merusak mesin hingga perlu perawatan total pada operasi 5.000 jam atau kurang. Kerusakan
yang terjadi serupa dengan yang diakibatkan karbon yang timbul selama mesin diesel bekerja
ringan. Deposit pada turbin dari turbocharger akan menurukan efisiensi charger tersebut.
1. SEJARAH BIOGAS

Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas

tersebar dibenua Eropa. Penemuan ilmuan Alessandro Volta terhadap gas yang

dikeluarkan dirawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa decade kemudian

Avogadro mengidentifikasikan tentang gas Methana. Setelah tahun 1875 dipastikan

bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884

Pateour melakukan penelitian tantang biogas menggunakan kotoran hewan. Era

penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini. Pada

akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Di Jerman dan

Perancis melakukan riset pada masa antara dua perang dunia dan beberapa unit

pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian. Selama perang dunia II

banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil untuk

menghasilkan biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Karena harga

BBM semakin murah dan mudah memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian

biogas di Eropa ditinggalkan. Namun, di Negara-negara berkembang kebutuhan akan

sumber energi yang murah dan selalu tersedia ada. Kegiatan produksi biogas di India

telah dilakukan semenjak abad ke-19. Alat pencerna anaerobik pertama dibangun pada tahun
1900.

1. KOMPOSISI BIOGAS

Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill
memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat
menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen
(N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%.

Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter
minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif
yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan
lain yang berasal dari fosil.

1. ALAT PEMBANGKIT BIOGAS

Ada dua tipe alat pembangkit biogas atau digester, yaitu tipe terapung (floating type) dan tipe
kubah tetap (fixed dome type). Tipe terapung dikembangkan di India yang terdiri atas sumur
pencerna dan di atasnya ditaruh drum terapung dari besi terbalik yang berfungsi untuk
menampung gas yang dihasilkan oleh digester. Sumur dibangun dengan menggunakan bahan-
bahan yang biasa digunakan untuk membuat fondasi rumah, seperti pasir, batu bata, dan semen.
Karena dikembangkan di India, maka digester ini disebut juga tipe India. Pada tahun 1978/79 di
India terdapat l.k. 80.000 unit dan selama kurun waktu 1980-85 ditargetkan pembangunan
sampai 400.000 unit alat ini.

Tipe kubah adalah berupa digester yang dibangun dengan menggali tanah kemudian dibuat
bangunan dengan bata, pasir, dan semen yang berbentuk seperti rongga yang ketat udara dan
berstruktur seperti kubah (bulatan setengah bola). Tipe ini dikembangkan di China sehingga
disebut juga tipe kubah atau tipe China (lihat gambar). Tahun 1980 sebanyak tujuh juta unit alat
ini telah dibangun di China dan penggunaannya meliputi untuk menggerakkan alat-alat pertanian
dan untuk generator tenaga listrik. Terdapat dua macam tipe ukuran kecil untuk rumah tangga
dengan volume 6-10 meter kubik dan tipe besar 60-180 meter kubik untuk kelompok.

Di dalam digester bakteri-bakteri methan mengolah limbah bio atau biomassa dan menghasilkan
biogas methan. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas tersebut dapat dialirkan ke
kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan memasak dan lain-
lain. Biogas dihasilkan dengan mencampur limbah yang sebagian besar terdiri atas kotoran
ternak dengan potongan-potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan sebagainya, dengan
air yang cukup banyak.

Untuk pertama kali dibutuhkan waktu lebih kurang dua minggu sampai satu bulan sebelum
dihasilkan gas awal. Campuran tersebut selalu ditambah setiap hari dan sesekali diaduk,
sedangkan yang sudah diolah dikeluarkan melalui saluran pengeluaran. Sisa dari limbah yang
telah â?dicernaâ? oleh bakteri methan atau bakteri biogas, yang disebut slurry atau lumpur,
mempunyai kandungan hara yang sama dengan pupuk organik yang telah matang sebagaimana
halnya kompos sehingga dapat langsung digunakan untuk memupuk tanaman, atau jika akan
disimpan atau diperjualbelikan dapat dikeringkan di bawah sinar matahari sebelum dimasukkan
ke dalam karung.
Untuk permulaan memang diperlukan biaya untuk membangun pembangkit (digester) biogas
yang relatif besar bagi penduduk pedesaan. Namun sekali berdiri, alat tersebut dapat
dipergunakan dan menghasilkan biogas selama bertahun-tahun. Untuk ukuran 8 meter kubik tipe
kubah alat ini, cocok bagi petani yang memiliki 3 ekor sapi atau 8 ekor kambing atau 100 ekor
ayam di samping juga mempunyai sumber air yang cukup dan limbah tanaman sebagai
pelengkap biomassa. Setiap unit yang diisi sebanyak 80 kilogram kotoran sapi yang dicampur 80
liter air dan potongan limbah lainnya dapat menghasilkan 1 meter kubik biogas yang dapat
dipergunakan untuk memasak dan penerangan. Biogas cocok dikembangkan di daerah-daerah
yang memiliki biomassa berlimpah, terutama di sentra-sentra produksi padi dan ternak di Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, dan lain-lain.

Pembangkit biogas juga cocok dibangun untuk peternakan sapi perah atau peternakan ayam
dengan mendesain pengaliran tinja ternak ke dalam digester. Kompleks perumahan juga dapat
dirancang untuk menyalurkan tinja ke tempat pengolahan biogas bersama. Negara-negara maju
banyak yang menerapkan sistem ini sebagai bagian usaha untuk daur ulang dan mengurangi
polusi dan biaya pengelolaan limbah. Jadi dapat disimpulkan bahwa biogas mempunyai berbagai
manfaat, yaitu menghasilkan gas, ikut menjaga kelestarian lingkungan, mengurangi polusi dan
meningkatkan kebersihan dan kesehatan, serta penghasil pupuk organik yang bermutu.

Untuk menuai hasil yang signifikan, memang diperlukan gerakan secara massal, terarah, dan
terencana meliputi pengembangan teknologi, penyuluhan, dan pendampingan. Dalam jangka
panjang, gerakan pengembangan biogas dapat membantu penghematan sumber daya minyak
bumi dan sumber daya kehutanan. Mengenai pembiayaannya mungkin secara bertahap sebagian
subsidi BBM dialihkan untuk pembangunan unit-unit pembangkit biogas. Melalui jalan ini,
mungkin imbauan pemerintah mengajak masyarakat untuk bersama-sama memecahkan masalah
energi sebagian dapat direalisasikan.

1. PEMBUATAN BIOGAS

Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu:

1. Kelompok bakteri fermentatif: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis


Enterobactericeae
2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio
3. Kelompok bakteri metana: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan
Methanococcus

Bakteri methanogen secara alami dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: air bersih,
endapan air laut, sapi, kambing, lumpur (sludge) kotoran anaerob ataupun TPA (Tempat
Pembuangan Akhir).
a. alat dan bahan

1. Alat

1. Kran Ø1 Inc

2. Pipa Ø1 Inc (2.5 cm)

3. Polietilena

4. Kran gas untuk kompor

5. lampu dan manometer air Ø 1.2 cm

6. Pipa plastik / paralon Ø1.2 cm secukupnya.

7. Pipa gelas Ø1 cm panjang 75 cm

8. Pipa karet Ø 1cm panjang 20 cm.

9. tali plastik

10. Rafia

11. Bambu

12. Plat aluminium panjang 30 cm

13. Kawat jemuran

14. paralon 20 cm

15. Besi cor

16. Alat-alat lain yang dianggap perlu.


2. Bahan

1. bahan organik yang akan digunakan

2. air

3. bakteri pengurai

b. cara pembuatan

Berikut langkah-langkah untuk pembuatan biogas:

1. Menyediakan wadah atau bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau
hanya diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari semen yang
cukup lebar atau drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran
hewan (baik sapi maupun kambing) yang merupakan bahan baku biogas. Kalau sulit mencari
kotoran hewan, maka percuma aja. Untuk itu diperlukan survey terlebih dahulu.

2. mencampurkan kotoran organik tersebut dengan air. Biasanya campuran antara kotoran dan air
menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan perbandingan 1:1,5. Air berperan
sangat penting di dalam proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan terlalu banyak
(berlebihan) juga jangan terlalu sedikit (kekurangan).

3. Temperatur selama proses berlangsung, karena ini menyangkut “kesenangan” hidup bakteri
pemroses biogas antara 27 – 28 derajat celcius. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas
akan berjalan sesuai dengan waktunya. Tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah
(dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.

4. Kehadiran jasad pemroses, atau jasad yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan
bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH4 (gas metan) dan CO2. Dalam kotoran kandang,
lumpur selokan ataupun sampah dan jerami, serta bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad
renik, baik bakteri ataupun jamur pengurai bahan-bahan tersebut didapatkan. Tapi yang menjadi
masalah adalah hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta mempunyai
kemampuan sebagai bahan bakar.

5. Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung (bejana) kotoran organik harus
bersifat anaerobik. Dengan kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang masuk
sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa dikonversi
mikroba. Keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Untuk itu maka bejana
pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.

6.Setelah proses ini selesai, maka selama dalam kurun waktu 1 minggu didiamkan, maka gas
metan sudah terbentuk dan siap dialirkan untuk keperluan memasak. Namun ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan biogas. Seperti misalnya sifat biogas yang tidak
berwarna, tidak berbau dan sangat cepat menyala. Karenanya kalau lampu atau kompor
mempunyai kebocoran, akan sulit diketahui secepatnya. Berbeda dengan sifat gas lainnya, sepeti
elpiji, maka karena berbau akan cepat dapat diketahui kalau terjadi kebocoran pada alat yang
digunakan. Sifat cepat menyala biogas, juga merupakan masalah tersendiri. Artinya dari segi
keselamatan pengguna. Sehingga tempat pembuatan atau penampungan biogas harus selalu
berada jauh dari sumber api yang kemungkinan dapat menyebabkan ledakan kalau tekanannya
besar.

1. MANFAAT BIOGAS

1. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau
komunitas

2. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil sampingan

3. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan mengurangi pembuangan
sampah ke lingkungan (aliran air/sungai)

4. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah karbodioksida akibat
pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar

5. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang menguntungkan dalam
jangka panjang
BAB IV

KESIMPULAN

1. Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik.
2. Biogas memiliki banyak manfaat dan keungguln.
3. Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%,
Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen
(O2) 0.1-0.5%.
LAMPIRAN

Tabel berikut menunjukkan kadar N dan rasio C/N dari beberapa jenis bahan organik.
DAFTAR PUSTAKA

Junus, M., 1987, Teknik Membuat dan Memanfaatkan Unit Gas Bio, Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya, GadjahMadaUniversity Press, Yogyakarta.

Ludwig Sasse-Borda, 1988, Biogas Plant Manual Book, A Publication of the Deutsches

Zentrum ” Entwicklungstechnologien – GATE in: Deutsche Gesellschaft ” Technische


Zusammenarbeit (GTZ)

Suriawiria, U., 2005, Menuai Biogas dari Limbah

Suyati, F., 2006, Perancangan Awal Instalasi Biogas Pada Kandang Terpencar

Kelompok Ternak Tani Mukti Andhini Dukuh Butuh Prambanan Untuk Skala RumahTangga,
Skripsi, Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………….. 1

1. latar belakang…………………………………………………………… 1
2. rumusan masalah……………………………………………………….. 2
3. tujuan …………………………………………………………………… 2

BAB II Tinjauan pustaka……………………………………………………… 3

BAB III Pembahasan…………………………………………………………… 4

1. Pengertian biogas……………………………………………………….. 4
2. Sejarah biogas…………………………………………………………… 5
3. Komposisi biogas………………………………………………………… 5
4. Alat pembangkit biogas………………………………………………… 6
5. Pembuatan biogas……………………………………………………….. 8
6. Manfaat biogas…………………………………………………………… 12

BAB IV Kesimpulan…………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 14

LAMPIRAN……………………………………………………………………
Bioteknologi Bahan Bakar Alternatif

A. Bioteknologi

Bioteknologi adalah ilmu terapan yang melibatkan disiplin ilmu mikrobiologi,


biokimia, genetika, dan biomolekuler. Definisi bioteknologi secara klasik atau
konvensional adalah teknologi yang memanfaatkanagen hayati atau bagian-
bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern,
bioteknologi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagian yang
telahdirekayasa secara in vitro untuk menghasilkan barang dan jasa pada skala
industri.

Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan


memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya, misalnya
bakteri dan kapang. Selain itu, bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau
sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar berbagai proses industri.

B. Bioteknologi Bahan Bakar Alternatif

Bahan bakar minyak yang ada sekarang suatu saat akan habis kerena
termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Hal ini merupakan tantangan
bagi para ilmuwan untuk menemukan bahan bakar pengganti yang diproduksi
melalui bioteknologi. Saat ini, ada 2 jenis bahan bakar yang diproduksi dari
fermentasi limbah, yaitu gasohol (alcohol) dan biogas (metana).

Dalam blog ini yang akan dibahas lebih rinci adalah tentang biogas.

Biogas dibuat melalui fase anaerob dalam fermentasi limbah kotoran


organism. Pada fase anaerob akan dihasilkan gas metana (gass biogas) yang
mudah terbakar untuk bahan bakar.
Di Indonesia, terutama di desa Tegal, Kebon agung, Imogiri, Bantul sudah
memiliki fermentor biogas untuk menghasilkan biogas.

Contoh Bioteknologi Bidang Bahan Bakar Alternatif - Teknologi biogas muncul


karena didorong oleh naiknya harga minyak dunia. Biogas memberikan solusi
terhadap masalah penyediaan energi dengan murah dan tidak mencemari
lingkungan. Biogas kali pertama dikembangkan pada 1970 di Denmark. Saat itu,
Denmark telah membangun 55 pengolahan biogas. China dan India mulai mengem-
bangkan pengolahan biogas pada 1980-an.

Teknologi biogas pada dasarnya memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan


oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana (CH4) dan bakteri
asam. Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara. Bakteri
methanogen akan secara alami berada dalam limbah organik, seperti kotoran
binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga. Contoh bakteri
methanogen, yaitu ethanobacterium, ethanobacillus, ethanosarcina, dan
ethanococcus.

Tahap lengkap pencernaan material organik oleh bakteri methanogen adalah


sebagai berikut ( wikipedia, 2005):

1) Hidrolisis. Pada tahap ini, molekul organik kompleks diuraikan menjadi bentuk
yang lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino, dan asam
lemak.
2) Asidogenesis. Pada tahap ini terjadi proses penguraian yang menghasilkan
amonia, karbondioksida, dan hidrogen sulfida.
3) Asetagenesis. Pada tahap ini dilakukan proses penguraian
produk asidogenesis; menghasilkan hidrogen, karbondioksida, dan asetat.
4) Methanogenesis. Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus yang paling
menentukan, yakni dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap sebelumnya
untuk menghasilkan gas methana (CH4). Hasil lain dari proses ini berupa karbon
dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.

Kegagalan biogas bisa disebabkan tidak seimbangnya bakteri methan terhadap


bakteri asam. Akibatnya, lingkungan menjadi sangat asam (pH kurang dari 7) yang
dapat menghambat kelangsungan hidup bakteri methan. Keasaman substrat media
biogas yang dianjurkan berada pada rentang pH 6,5–8. Suhu optimum untuk
perkembangbiakan bakteri methan adalah 35°C.

Dilihat dari sisi konstruksinya, pada umumnya reaktor biogas bisa digolongkan
dalam dua jenis, yakni fi ed dome dan floating drum. Fi ed dome mewakili
konstruksi reaktor yang memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan
meningkatkan tekanan di dalam reaktor. Adapun floating drum berarti ada bagian
pada kontruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan
tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor tersebut juga menjadi tanda telah
dimulainya produksi gas di dalam reaktor biogas.
Bioteknologi Bahan Bakar Alternatif

Baca juga :
Bioteknologi Penanggulangan Pencemaran
Bioteknologi Pengolahan Limbah

A.Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme
pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 %
CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbon dioksida) dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S.

Biogas dibuat dengan memanfaatkan kotoran ternak, karena itu dapat mengurangi pencemaran
oleh kotoran ternak, dan sisa-sisa biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara
bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah
terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.
Bakteri yang membantu pembentukan biogas :

· Bakteri fermentatif : Streptococci, Bacterioides, dan beberapa jenis Enterobacteriaceae


· Bakteri asetogenik : Kethanobacillus dan Desulfovibrio
· Bakteri metana : Methanobacterium, Methanobacillus, dan Methanococcus

B. Gasohol
Gasohol merupakan bahan bakar untuk otomotif yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui dan
tidak menimbulkan polusi. Bahan baku yang paling banyak digunakan adalah tebu. Gasohol dihasilkan
dari fermentasi khamir pada gula . Setelah tebu diambil gulanya, maka tersisa limbah yang berserat yang
disebut bagasse. Bagasse dapat dikeringkan dan dibakar sebagai sumber energi untuk proses destilasi
pembuatan gasohol.
Proses pembuatan gasohol :

a. Penanaman tebu

b. Ekstrasi gula dengan memecah dan menggilas tebu

c. Pengkristalan sukrosa, yang menyisakan sirup glukosa yang disebut molase

d. Fermentasi molase oleh khamir Saccharomyces cerevisiae menjadi alcohol pekat

e. Destilasi (penyulingan) alcohol pekat menjadi alcohol murni (gasohol), memakai sumber tenaga dari
bagasse.

Ada juga gasohol yang bahan bakunya berasal dari singkong atau ubi kayu yang banyak dijumpai di
kebun. Tanaman ini dipilih karena selain menanamnya mudah, kadar pati singkong cukup tinggi, 28
sampai 30 persen. Di panen setelah mencapai usia tanam 9 bulan. Lalu singkong-singkong tersebut
diproses menjadi ethanol, hingga kadar alkoholnya mencapai angka 99,5 % atau bioetanol fuel grade.
Selanjutnya dicampur dengan bensin biasa atau premium, dengan perbandingan bensin 90 persen, etanol
10 persen.

Hasil campuran bensin dengan bio-etanol inilah yang kemudian diberi nama dengan gasohol bio-etanol
10% atau disingkat Gasohol Be-10 atau cukup disebut dengan gasohol. Sebagai aditif atau substitusi
bahan bakar otomotif, campuran etanol fuel grade dengan bensin ini, bisa mencapai angka 20 %, tanpa
harus mengubah mesin yang sudah ada. Dari uji coba yang telah dilakukan, diperoleh beberapa
keunggulan. Gasohol mengandung oksigen yang membuat pembakaran lebih sempurna dan lebih ramah
lingkungan karena asap pembuangan tidak hitam.

C.Biodiesel
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, baik minyak baru
maupun bekas penggorengan dan melalui proses transesterifikasi. Proses ini menghasilkan dua produk
yaitu metil esters (biodiesel)/mono-alkyl esters dan gliserin yang merupakan produk samping. Bahan
baku utama untuk pembuatan biodiesel antara lain minyak nabati, lemak hewani, lemak bekas/lemak daur
ulang, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jarak, minyak goreng bekas. Sedangkan sebagai
bahan baku penunjang yaitu alkohol. Pada pembuatan biodiesel dibutuhkan katalis untuk proses
esterifikasi. Biodiesel digunakan untuk bahan bakar alternative pengganti BBM untuk motor diesel.
Produk biodiesel tergantung pada minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku serta pengolahan
pendahuluan dari bahan baku tersebut.

Alkohol yang digunakan sebagai pereaksi untuk minyak nabati adalah methanol, namun dapat pula
digunakan ethanol, isopropanol atau butyl, tetapi perlu diperhatikan juga kandungan air dalam alcohol
tersebut. Bila. Hasil biodiesel juga dipengaruhi oleh tingginya suhu operasi proses produksi, kandungan
air (kandungan air tinggi menyebabkan hasil biodiesel kualitas rendah), lamanya waktu pencampuran atau
kecepatan pencampuran alkohol.

Katalisator dibutuhkan pula guna meningkatkan daya larut pada saat reaksi berlangsung, umumnya katalis
yang digunakan bersifat basa kuat yaitu NaOH atau KOH atau natrium metoksida. Katalis tersebut pada
umumnya sangat higroskopis dan bereaksi membentuk larutan kimia yang akan dihancurkan oleh reaktan
alkohol. Jika banyak air yang diserap oleh katalis maka kerja katalis kurang baik sehingga produk
biodiesel kurang baik. Setelah reaksi selesai, katalis harus di netralkan dengan penambahan asam mineral
kuat. Setelah biodiesel dicuci proses netralisasi juga dapat dilakukan dengan penambahan air pencuci,
HCl juga dapat dipakai untuk proses netralisasi katalis basa, bila digunakan asam phosphate akan
menghasil pupuk phosphat (K3PO4)

D. Pure Plant Oil (PPO)


Pure Plant Oil (PPO) adalah minyak yang diperoleh secara langsung baik dari pemerahan atau
pengempaan biji sumber minyak, minyak yang telah dimurnikan, maupun minyak kasar tanpa melibatkan
modifikasi secara kimia. PPO biasa disebut juga sebagai unmodiefied oil atau SVO (straight vegetable
oil). PPO dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung minyak baik yang berasal dari hewan maupun
tumbuh-yumbuhan melalui proses pemerahan. Pengembangan PPO ini bertujuan sebagai solusi terhadap
kelangkaan BBM dan isu lingkungan yang ditimbulkan akibat penggunaan BBM. Dalam aplikasinya,
PPO tidak dapat digunakan secara langsung pada mesin diesel, karena membutuhkan modifikasi atau
tambahan peralatan khusus untuk mesin.

Proses Produksi PPO :

a) Proses Ekstrasi Mekanis


Proses Ekstrasi mekanis bertujuan untuk memperoleh minyak dari biji yang mengandung minyak. Proses
yang sering digunakan adalah pengepresan hidrolik (hydraulic presssing) dan pengepresan berulir (screw
press). Ekstrasi mekanis dipandang lebih ekonomis, terutama untuk bahan-bahan yang mengandung
minyak lebih besar dari 10%.
1. Pengepresan Hidrolik (Hydraulic Presssing)
Metode hydraulic presssing merupakan proses ekstrasi dengan memanfaatkan tekanan. Banyaknya
minyak terekstrasi tergantung dari besarnya tekanan, lama pengepresan, dan kandungan minyak dalam
bahan asal. Tekanan yang umum digunakan pada hydraulic presssing sekitar 140,6 kg/cm (136 atm) dan
digunakan untuk bahan-bahan yang mengandung minyak lebih besar dari 20%.
Biji yang mengandung minyak dimasak dahulu sebelum dipres dengan tujuan menggumpalkan protein,
mematikan enzim-enzim terutama enzim lipase, dan untuk membuka sel-sel pembungkus minyak di
dalam daging biji. Biji kemudian dipres hingga menghasilkan minyak. Kemudian dilanjutkan dengan
penyaringan (filtrasi) untuk menghilangkan kotoran yang masih terkandung dalam minyak.
2. Pengepresan Berulir (Screw Pressing)

Pengepresan berulir memiliki beberapa kelebihan dibanding pengepresan hidrilic yaitu :


a. Biji dapat langsung dipres sehingga menghemat waktu proses.
b. Kapasitas produksi lebih besar karena proses dapat berjalan kontinu.
c. Menghasilkan rendemen yang besar.
Sebagai contoh, biji jarak yang dipres berulir menghasilkan minyak 27-30% dan dari jumlah biji.
Minyak yang diproses melalui metode tersebut diproses lebih lanjut untuk menghilangkan fosfor dan
asam-asam lemak bebas dalam minyak. Proses penghilangan fosfor disebut degumming, yaitu
menambahkan asa, (umumnya asam fospat) pada konsentrasi 0,01-0,2%. Penghilangan asam-asam lemak
bebas dalam minyak melalui proses netralisasi dengan menambahkan larutan alkalin. Minyak yang telah
mengalami proses degumming dan netralisasi disebut dengan PPO.
b) Proses Ekstrasi dengan Pelarut
Metode ekstrasi dengan pelarut menghasilkan minyak dengan rendemen tinggi. Namun, metode
ini tidak banyak digunakan karena memerlukan biaya investasi yang besar. Bahan yang akan diekstrak
minyaknya, dikecilkan ukurannya terlebih dahulu. Umumnya proses ekstraksi berlangsung 6 jam.
Biasanya, minyak yang dihasilkan tidak perlu dimurnikan lebih lanjut.
E. Biobriket

Biobriket adalah bahan bakar yang potensial dan dapat diandalkan untuk rumah tangga. Biobriket
mampu menyuplai energi dalam jangka panjang. Biobriket didefinisikan sebagai bahan bakar yang
berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan
dengan tekan tertentu. Harga biobriket relatif murah dan terjangkau masyarakat.

Proses pembuatan biobriket meliputi 4 tahap, yaitu pengeringan, penggerusan, pencampuran, dan
pembentukan campuran menjadi biobriket.

Pembuatan biobriket bisa menggunakan sekam, bungkil jarak pagar, dan tempurung kelapa
sebagai bahan bakunya. Pembuatan biobriket menggunakan sekam, sekam yang telah kering diarangkan
terlebih dahulu dengan tujuan memperbaiki sifat fisik sekam. Pengarangan dilakukan dengan
memanaskan sekam dalam drum. Proses berakhir jika sekam terlihat berwarna gelap seperti terbakar.

F. Bio-oil
Bio-oil adalah sejenis minyak seperti halnya minyak jarak, minyak sawit atau minyak kelapa
yang diperoleh dari hasil ekstraksi bahan yang mengandung minyak. Bio-oil juga merupakan bahan bakar
cair berwarna gelap, beraroma, seperti asap, dan diproduksi dari biomassa seperti kayu, kulit kayu, kertas
atau biomassa lainnya melalui teknologi pirolisa. Bahan baku bio-oil dapat berupa bagas (ampas tebu),
limbah pertanian jagung(klobot dan tongkol jagung), limbah industry pulp dan kertas, serbuk kayu
gergaji, tandan kosong kelapa sawit.

Proses pembuatan Bio-oil :

Fast pyrolysis adalah dekomposisi termal dari komponen organic tanpa kehadiran oksigen dalam
prosesnya untuk menghasilkan cairan, gas, dan arang. Cairan yang dihasilkan ini lebih lanjut kita kenal
sebagai bio-oil. Produk yang dihasilkan dalam proses fast pyrolisis tergantung dari komposisi biomassa
yang digunakan sebagai bahan baku, kecepatan, serta lama pemanasan. Rendemen cairan tertinggi yang
dapat dihasilkan dari proses fast pyrolysis berkisar 78% dengan lama pemanasan 0,5-2 detik, suhu 400-
600ᵒC, dan proses pemadaman yang cepat pada akhir proses. Pemadaman yang cepat sangat penting
untuk memperoleh produk dengan berat molekul tinggi sebelum akhirnya terkonversi menjadi senyawa
gas yang memiliki berat molekul rendah.

Proses produksi bio-oil dimulai dengan persiapan bahan baku lignoselulosa seperti kayu atau limbah
agroindustri menjadi partikel-partikel yang lebih kecil hingga berdiameter kurang dari 1mm. Pengecilan
ukuran dimaksudkan untuk mempercepat reaksi pirolisis. Selanjutnya, bahan dimasukkan ke dalam
reactor yang dipanaskan pada suhu 450-500ᵒC tanpa kehadiran oksigen. Di dalam reactor pirolisis,
partikel akan dikonversi menjadi uap yang dapat dikondensasi, gas yang tidak dapat dikondensasi, dan
padatan arang. Kemudian, produk ditransportasikan ke dalam cyclone. Di dalam cyclone, gas yang dapat
dikondensasi akan dikondensasikan (selanjutnya disebut sebagai bio-oil) dan arang yang terbentuk
dipisahkan. Sementara itu, gas yang tidak dapat terkondensasi (termasuk didalamnya CO2, H2, CH4,) akan
dibakar dibakar dan dikembalikan ke reactor untuk menjaga panas proses.

Dalam reaksi produksi bio-oil tidak dihasilkan limbah. 100% bahan baku dikonversi menjadi bio-oil dan
arang, sedangkan gas yang tidak dapat dikondensasi dikembalikan ke dalam proses sebagai sumber
energy. Tiga produk akhir yang dihasilkan dalam proses pirolisis yaitu (60-75wt%), arang (15-20wt%),
dan gas tidak terkondensasi (10-20wt%).

Arang merupakan by product dalam pembuatan bio-oil, berwujud padatan berbentuk granular. Seperti
halnya bio-oil , arang termasuk bahan bakar ramah lingkungan. Arang dapat digunakan sebagai bahan
bakar karbon aktif dan setelah dimurnikan dapat digunakan sebagai bahan pensubstitusi anthracite coal
yang umumnya dimanfaatkan dalam pembuatan baja .

Anda mungkin juga menyukai