Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM I

SARINGAN PASIR SEDERHANA

Hari/Tanggal : Senin, 14 November 2016


Waktu : 13.00 WIB s/d selesai
Tempat : Workshop Kesehatan Lingkungan
Tujuan : Untuk mengetahui dan dapat membuat saringan pasir sederhana

A. Tinjauan Pustaka
Air dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan
manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut belum tercukupi maka dapat
memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun
social. Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi
syarat kesehatan; yang dapat ditinjau dari aspek fisika, kimia, dan biologi.
Adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kualitas
air bersih, sehingga diperlukan upaya perbaikan baik secara sederhana
maupun modern.
Permasalahan yang timbul dan sering dijumpai bahwa kualitas air tanah
maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat
sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bisa dikatakan tidak
layak untuk diminum. Air yang layak diminum, mempunyai standar
persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan
radiologist. Sehingga dalam proses penyediaan air bersih ini perlu dilakukan
suatu upaya mengurangi resiko negatif yang berdampak bagi kesehatan
masyarakat.
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun
gas) yang membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan
berpori lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang
tersuspensi dan koloid. Secara umum filtrasi adalah proses yang digunakan
pada pengolahan air bersih untuk memisahkan bahan pengotor (partikulat)
yang terdapat dalam air. Pada prosesnya air merembes dan melewati media
filter sehingga akan terakumulasi pada permukaan filter dan terkumpul
sepanjang kedalaman media yang dilewatinya. Filter juga mempunyai
kemampuan untuk memisahkan partikulat semua ukuran termasuk
didalamnya algae, virus, dan koloid-koloid tanah.
Proses filtrasi adalah mengalirkan air hasil sedimentasi atau air baku melalui
media pasir. Proses yang terjadi selama penyaringan adalah pengayakan
(straining), flokulasi antar butir, sedimentasi antar butir, dan proses biologis.
Dilihat dari segi desain kecepatan, filtrasi dapat digolongkan menjadi
saringan pasir cepat (filter bertekanan dan filter terbuka) dan saringan pasir
lambat
Setelah filter digunakan beberapa saat, filter akan mengalami penyumbatan.
Untuk itu perlu pembersihan, yang dapat dilakukan dengan pencucian dengan
udara dan pencucian dengan air (pencucian permukaan filter dengan
penyemprotan dan pencucian dengan backwash). Sedangkan tenaga untuk
pencucian dapat dilakukan dengan cara pompa (memompa air yang ada di
reservoir penampung ke dasar filter), menggelontor air yang ada di reservoir
atas (elevated tank) secara gravitasi ke dasar filter, dan menggelontor air yang
ada di filter sebelahnya ke filter yang sudah jenuh (interfilter). Hal yang
dipertimbangkan dalam mendesain proses filtrasi adalah media filter dan
hidrolika filtrasi.
Pada filtrasi dengan media berbutir, terdapat mekanisme filtrasi sebagai
berikut:
a. Penyaringan secara mekanis (mechanical straining)
b. Sedimentasi
c. Adsorpsi atau gaya elektrokinetik
d. Koagulasi dalam filter bed
e. Aktivitas biologis
Menurut Baker (1948), catatan tertulis paling awal tentang pengolahan air,
sekitar tahun 4000 SM, menyebutkan filtrasi air melalui pasir dan kerikil.
Walaupun sejumlah modifikasi telah dibuat dengan cara yang aplikasi, filtrasi
tetap menjadi salah satu teknologi mendasar terkait dengan pengolahan air.
Digunakannya media filter atau saringan karena merupakan alat filtrasi atau
penyaring yang memisahkan campuran solida likuida dengan media porous
atau material porous lainnya guna memisahkan sebanyak mungkin padatan
tersuspensi yang paling halus. Dan penyaringan ini merupakan proses
pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan, dimana prosesnya bisa
dijadikan sebagai proses awal (primary treatment).
Menurut Tjokrokusumo (1995), pada pengolahan air baku dimana proses
koagulasi tidak perlu dilakukan, maka air baku langsung dapat disaring
dengan saringan jenis apa saja termasuk pasir kasar. Karena saringan kasar
mampu menahan material tersuspensi dengan penetrasi partikel yang cukup
dalam, maka saringan kasar mampu menyimpan lumpur dengan kapasitas
tinggi. Karakteristik filtrasi dinyatakan dalam kecepatan hasil filtrat.
Masing-masing dipilih berdasarkan pertimbangan teknik dan ekonomi
dengan sasaran utamanya, yakni menghasilkan filtrat yang murah dengan
kualitas yang tetap tinggi.Dikarenakan juga karena air olahan yang akan
disaring berupa cairan yang mengandung butiran halus atau bahan-bahan
yang larut dan menghasilkan endapan, maka bahan-bahan tersebut dapat
dipisahkan dari cairan melalui filtrasi. Apabila air olahan mempunyai padatan
yang ukuran seragam maka saringan yang digunakan adalah single medium.
Sebaliknya,jika ukuran padatan beragam maka digunakan saringan dual
medium atau three medium (Kusnaedi, 1995). Bagian filter yang berperan
penting dalam melakukan penyaringan adalah media filter. Media Filter dapat
tersusun dari pasir silika alami, anthrasit, atau pasir garnet. Media ini
umumnya memiliki variasi dalam ukuran, bentuk dan komposisi kimia.

Media penyaringan pasir sederhana dapat dibagi dari beberapa komponen


yaitu:
1. Pasir
Pasir merupakan media penyaring yang baik dan biasa digunakan
dalam peroses penjernihan air. Ini dikarenakan sifatnya yang berupa
butiran bebas yang porous, berdegradasi, dan uniformity. Butiran pasir
memiliki pori-pori dan celah yang mampu menyerap dan menahan
pertikel dalam air. Selain itu butiran pasir juga mempnyai keuntungan
dalam pengadaannya yang mudah dan harganya yang relatif rendah.
Pasir berfungsi menyaring kotoran dan air, pemisah sisa-sisa flok
serta pemisah partikel besi yang terbentuk setelah kontak dengan udara.
Selama penyaringan koloid suspensi dalam air akan ditahan dalam media
porous tersebut sehingga kualitas air akan meningkat (Kusnaedi,1995).
2. Kerikil
Kerikil berfungsi sebagai media penyangga dalam proses filtrasi,
agar media pasir tidak terbawa aliran hasil penyaringan, sehingga
penyumbatan dapat dihindari. Diameterkerikil yang digunakan biasanya
antara 1 – 2,5 cm. Batuan kerikil mempunyai bentuk yang tidak beraturan
namun ukurannya dapat disamakan melalui proses pengayakan analisa
krikil. Di Indonesia pembagian fradasi krikil sesuai dengan lubang ayakan
yang terdiri dari 5 mm, 10 mm, 15 mm, 20 mm, 25 mm, 40 mm.
3. Arang
Arang aktif adalah bahan padat berpori yang terbentuk dari hasil
pembakaran bahan yang mengandung karbon. Unsur utamanya terdiri atas
karbon terikat, abu, nitrogen, air, dan sulfur. Arang yang baik adalah
arang yang memiliki kadar karbon tinggi dan kadar abu rendah. Arang
tempurung kelapa termasuk arang yang sudah diaktifkan sehingga pori-
porinya terbuka, dengan demikian gaya absorbsi menjadi lebih besar.
Pori-pori arang aktif tersebut bersifat menyerap.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Ember
b) Beaker glass
c) Sendok teh
d) Sekop
2. Bahan
a) Air baku
b) Ijuk
c) Kerikil
d) Pasir
e) Pecahan genteng
f) Kaporit
g) Tawas
h) Kapur

C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat saringan
pasir sederhana
2. Siapkan kerikil, ijuk, dan pasir yang akan digunakan sesuai kebutuhan
3. Cuci kerikil, ijuk, dan pasir sampai bersih
4. Susun ember secara bertingkat, yaitu ember untuk air baku diletakkan di
tingkat atas, ember untuk penyaringan diletakkan di tengah, dan ember
untuk menampung air hasil saringan diletakkan di bawah
5. Masukkan air baku ke dalam ember ditingkat atas sebanyak 20 L
6. Tambahkan kaporit sebnayak 1 sendok teh, tawas sebanyak 2 ssendok teh,
dan kapur sebnyak 1 sendok teh ke dalam air baku lalu aduk sampai rata
kemudian diamkan selama 15 menit
7. Masukkan ijuk, kerikil, pasir yang telah dicuci bersih dan pecahan
genteng ke dalam ember kedua dengan susunan
a. Letakkan ijuk pada dasar ember sampai menutupi lubang pada kran
dengan tujuan untuk menahan kerikil dan pasir agar tidak ikut
terbawa air yang akan disaring
b. Masukan kerikil ±10 cm
c. Kemudian masukkan pasir setebal ±20 cm
d. Yang terakhir masukkan pecahan genteng setebal 2 cm, hal ini
bertujuan untuk menahan percikan air yang keluar ember pertama
8. Setelah air baku didiamkan selama 15 menit, saringlah air baku tersebut
dengan cara alirkan air baku ke dalam ember kedua, kemudian tampung
air baku yang telah disaring
9. Amati dan catat hasilnya
D. Hasil Pengamatan

Proses pencucian pasir dan koral

Proses peletakkan koral dan busa


Proses peletakkan pasir

Proses pencucian genting dan peletakkan genting

Proses penuangan air baku


Hasil saringan pasir

E. Kesimpulan
Dengan menggunakan alat penjernih saringan pasir sederhana dapat
menghasilkan air jernih dari air keruh karena suspensi air keruh memiliki
partikel-partikel cukup besar dibandingan kerapatan komponen alat penjernih
air sehingga kotoran tertinggal didalamnya selain itu alat penjernih air
mengandung tawas dan kapur yang akan mengendapkan berbagai kotoran
dalam air keruh.
Tawas berfungsi memisahkan dan mengendapkan kotoran agar lebih
mudah untuk disaring.
Kaporit berfungsi untuk membunuh kuman, bakteri, dan virus dalam air
dan juga menaikkan pH dalam air.
Kapur tohor berfungsi untuk menaikkan pH yaitu untuk menetralkan
keasaman yang terjadi karena penggunaan tawas.
Daftar pustaka

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Pasir/pasir.html

www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB5SARPALAM.pd

www.tzuchi.or.id/ruang-hijau/saringan-air-sederhana/15

www.nicofilter.co.id/sistem-dan-teknik-penjernihan-air-sederhana.html

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Pasir/pasir.html
http://andyn-meilynda.blogspot.co.id/2012/01/laporan-praktikum-politeknik-
kesehatan.html

http://kikirisky25.blogspot.co.id/2014/11/laporan-praktikum.html

Anda mungkin juga menyukai