Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LIMBAH INDUSTRI GULA

DISUSUN OLEH :
NAMA : RAFI SAFRINANDA
NPM : 171016154231010

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2018/2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Limbah industri ........................................................................................ 2
B. Macam – macam limbah industri ............................................................. 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga tugas
makalah yang berjudul “LIMBAH INDUSTRI GULA” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini tidak akan berhasil
dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sebagai balasan atas amal baik dari semua pihak yang telah membantu.

Kemudian penulis juga sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu Penulis mengharap saran dan kritik
konstruktif guna kesempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membacanya.

Ma. Bungo, Juni 2019

PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris dengan iklim subtropis. Di sinilah tumbuh dengan

subur tanaman tebu dan bahkan Indonesia dikenal dengan cikal bakal tebu dunia. Tebu adalah

bahan baku dalam pembuatan gula (gula kristal putih, white sugar plantation) di pabrik

gula. Dalam operasionalnya setiap musim giling (setahun), pabrik gula selalu mengeluarkan

limbah yang berbentuk cairan, padatan dan gas. Limbah cair meliputi cairan bekas analisa di

laboratorium dan luberan bahan olah yang tidak disengaja. Limbah padat meliputi ampas

tebu, abu dan debu hasil pembakaran ampas di ketel, padatan bekas analisa laboratorium,

blotong dan tetes. Limbah gas meliputi gas cerobong ketel dan gas SO2 dari cerobong reaktor

pemurnian cara sulfitasi.

Limbah (waste) merupakan bahan sisa yang tidak berguna atau sama sekali tidak

mempunyai nilai ekonomis. Limbah pabrik gula dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu :

limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.

2. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud limbah industri gula

B. Sebutkan macam – macam limbah industri gula

3. Tujuan

A. Untuk mengetahui limbah industri gula

B. U mengetahui macam limbah industri gula


BAB II

PEMBAHASAN

A. Limbah Industri Gula

Limbah (waste) merupakan bahan sisa yang tidak berguna atau sama sekali tidak

mempunyai nilai ekonomis.

Limbah pabrik gula dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu : limbah padat,

limbah cair, dan limbah gas.

1. Limbah Padat

Limbah pada produksi gula berupa ampas tebu, blotong dan abu pembakaran ampas

tebu.

Ampas tebu didapatkan dari proses penggilingan sedangkan blotong didapatkan dari proses

akhir pemurnian nira dan abu pembakaran ampas tebu dihasilkan dari pembakaran ampas

tebu di ketel uap.

a. Ampas tebu

Ampas tebu adalah suatu residu dari proses penggilingan tanaman tebu setelah

diekstrak atau dikeluarkan niranya pada industri pemurnian gula sehingga diperoleh hasil

samping sejumlah besar produk limbah berserat yang dikenal sebagai ampas tebu (bagasse).

Pada proses penggilingan tebu, terdapat lima kali proses penggilingan dari batang

tebu sampai dihasilkan ampas tebu. Pada penggilingan pertama dan kedua dihasilkan nira

mentah yang berwarna kuning kecoklatan, kemudian pada proses penggilingan ketiga,

keempat dan kelima dihasilkan nira dengan volume yang tidak sama. Setelah proses

penggilingan awal yaitu penggilingan pertama dan kedua dihasilkan ampas tebu basah. Untuk

mendapatkan nira yang optimal, pada penggilingan ampas hasil gilingan kedua harus

ditambahkan susu kapur 3Be yang berfungsi sebagai senyawa yang mampu menyerap nira

dari serat ampas tebu, sehingga pada penggilingan ketiga nira masih dapat diserap meskipun
volumenya lebih sedikit dari hasil gilingan kedua. Pada penggilingan seterusnya hingga

penggilingan kelima ditambahkan susu kapur 3Be dengan volume yang berbeda-beda

tergantung sedikit banyaknya nira yang masih dapat dihasilkan.

Kebutuhan energi di pabrik gula dapat dipenuhi oleh sebagian ampas dari gilingan

akhir. Sebagai bahan bakar ketel jumlah ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30 % berat

tebu dengan kadar air sekitar 50 %. Berdasarkan bahan kering, ampas tebu adalah terdiri dari

unsur C (Carbon) 47 %, H (Hydrogen) 6,5 %, O (Oxygen) 44 % dan abu (Ash) 2,5 %.

Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula

sekitar 2,5 % akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal.

Kelebihan jumlah ampas (bagasse) tebu dapat membawa masalah bagi pabrik gula,

ampas bersifat bulky (meruah) sehingga untuk menyimpannya perlu area yang luas. Ampas

mudah terbakar karena di dalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga bila

tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas. Terjadinya kasus kebakaran ampas di

beberapa pabrik gula diduga akibat proses tersebut. Ampas tebu selain dijadikan sebagai

bahan bakar ketel di beberapa pabrik gula mencoba mengatasi kelebihan ampas dengan

membakarnya secara berlebihan (inefisien). Dengan cara tersebut mereka bisa mengurangi

jumlah ampas tebu.

b. Blotong

Blotong merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian nira, berupa endapan

berbentuk padatan semi basah dengan kadar air 50 – 70%, dalam sehari dapat dihasilkan 3,8

– 4 % dari jumlah tebu yang digiling. Blotong yang dihasilkan diangkut dengan truk

kemudian ditampung pada lahan berbentuk cekungan di bagian belakang pabrik. Blotong

dimanfaatkan sebagai tanah urug dan pengeras jalan. Limbah ini juga sebagian besar diambil

petani untuk dipakai sebagai pupuk, sebagian yang lain dibuang di lahan terbuka dan dapat

menyebabkan polusi udara, pandangan dan bau yang tidak sedap di sekitar lahan tersebut.
c. Abu pembakaran ampas tebu

Abu pembakaran ampas tebu merupakan sisa pembakaran tidak sempurna ampas tebu

yang digunakan dalam proses pengolahan tebu. Kebanyakan masyarakat masih

memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. Komposisi kimia dari abu

ampas tebu terdiri dari beberapa senyawa yang dapat dilihat pada tabel (3.2) berikut.

Tabel 2.3 Komposisi Kimia Abu Pembakaran Ampas Tebu

Senyawa Kimia Prosentase (%)

SiO2 71

Al2O3 1,9

Fe2O3 7,8

CaO 3,4

MgO 0,3

KzO 8,2

P2O5 3,0

MnO 0,2

(Sumber : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.pdf)

B. Limbah Cair

Limbah cair pada pabrik gula terdiri dari air bekas kondensor dan air cuci tapisan.

Limbah cair tersebut tidak mengandung senyawa-senyawa kimia berbahaya, hanya minyak

yang terbawa dalam air cucian dan angka BOD nya yang perlu mendapatkan pengontrolan.

C. Limbah Gas

Limbah gas pada pabrik gula umumnya adalah asap cerobong yang merupakan gas

sisa pembakaran dari ketel uap. Asap cerobong ini dapat digolongkan sebagai aerosol.
Asap cerobong yang mengandung partikel-partikel arang yang berasal dari

pembakaran ampas merupakan asap yang berbahaya sehingga tidak boleh langsung dibuang

ke udara tanpa pengolahan terlebih dahulu.

Dalam menangani limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

- Pengendalian Limbah (treatment) yang menggunakan perlakuan tertentu untuk mengatasi

masalah pencemaran yang ditimbulkan tanpa memanfaatkannya.

- Pemanfaatan (utilization) yang bertujuan untuk mengatasi masalah pencemaran yang

ditimbulkan sekaligus memanfaatkannya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Limbah (waste) merupakan bahan sisa yang tidak berguna atau sama sekali tidak

mempunyai nilai ekonomis. Limbah pabrik gula dapat digolongkan menjadi 3

macam, yaitu : limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.

2. Ampas tebu adalah suatu residu dari proses penggilingan tanaman tebu setelah

diekstrak atau dikeluarkan niranya pada industri pemurnian gula sehingga

diperoleh hasil samping sejumlah besar produk limbah berserat yang dikenal

sebagai ampas tebu (bagasse).

3. Blotong merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian nira, berupa endapan

berbentuk padatan semi basah dengan kadar air 50 – 70%, dalam sehari dapat

dihasilkan 3,8 – 4 % dari jumlah tebu yang digiling. Blotong yang dihasilkan

diangkut dengan truk kemudian ditampung pada lahan berbentuk cekungan di

bagian belakang pabrik

4. Abu pembakaran ampas tebu merupakan sisa pembakaran tidak sempurna ampas

tebu yang digunakan dalam proses pengolahan tebu.


DAFTAR PUSTAKA

Martoyo, T., B. E. Santoso dan M. Mochtar. 1994. Bahan penjernih alternatif untuk
analisis pol nira dan bahan alur proses di pabrik gula. Majalah Penelitian Gula Vol 30 (3 –
4). P3GI. Pasuruan. pp: 1– 5.
Santoso.B.E., 2008., Limbah Pabrik Gula: Penanganan, Pencegahan Dan
Pemanfaatannya
Dalam Upaya Program Langit Biru Dan Bumi Hijau. Pusat Penelitian Perkebunan
Gula Indonesia. Pasuruan, Indonesia. p: 1-6.
Widodo. Yusuf., 2007, Pemanfaatan Limbah Industri Gula Melalui Pengolahan
Biologis Dan Kimiawi Dalam Upaya Meningkatkan Upaya Kecernaannya Secara Invitro,
Lampung University Library, Lampung.
http://www.penelitian_gula.asp.atm. Diakses 14 Februari 2011.

Anda mungkin juga menyukai