Dosen Pembimbing:
Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, DEA
Oleh:
Zalfa Annisa Dewantari
081711133006
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengolahan Limbah Cair
Industri Susu” ini dengan dengan baik. Makalah ini dikerjakan untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Proses Pengolahan Limbah Cair. Makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dengan dukungan dari beberapa pihak khususnya dosen pembimbing
Mata Kuliah Proses Pengolahan Limbah Cair.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah “Pengolahan Limbah Cair Industri Susu”
adalah:
1. Mengetahui apa saja dan bagaimana karakteristik limbah cair yang berasal
dari indistri susu.
2. Mengetahui proses pengolahan limbah cair yang berasal dari industri susu.
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber utama limbah cair industri susu adalah produk yang hilang selama
operasi pencucian yang dilakukan secara intensif selama proses proses produksi.
Limbah cair yang berasal dari industri susu karakteristiknya tidak jauh berbeda dari
perusahaan makanan lainnya. Tetapi limbah cair dari industri susu mempunyai
karakteristik khas yaitu kerentanannya terhadap bakteri pengurai. Dengan demikian
limbah cair industri susu akan mudah mengalami kebusukan. (Agus, 2000).
Selain itu juga industri pengolahan susu melibatkan bahan baku susu murni
menjadi produk konsumen seperti susu, mentega, keju, yoghurt, susu kental, susu
kering (susu bubuk), dan es krim menggunakan proses seperti chilling
(pendinginan), pasteurisasi, dan homogenisasi. Limbah susu mengandung gula
terlarut dan protein, lemak serta residu dari aditif. Parameter-parameter penting
yang harus diperhatikan dalam dairy industry atau industri susu adalah :
a. BOD dengan rata-rata berkisar 0,8-2,5 kilogram per metrik ton (kg/t) susu
dalam limbah yang belum ditreatment
b. COD yang biasanya sekitar 1,5 kali kadar BOD
c. TSS di 100-1,000 miligram per liter (mg/l)
d. Total padatan terlarut fosfor (10-100 mg/l), dan nitrogen (sekitar 6% dari
tingkat BOD).
Limbah dari pengolahan susu segar mempunyai bahan organik terlarut yang
tinggi dan bahan tersuspensi yang rendah (Jenie. 2004). pH memiliki pengaruh
besar dalam pertumbuhan mikroba. Pengukuran tingkat keasaman ini dapat
mengunakan elektroda pH yang tahan terhadap kondisi limbah itu sendiri. Produksi
krim, mentega, keju, dan whey adalah sumber utama dari BOD dalam air limbah.
Pada umumnya, beban limbah dari konstituen susu adalah sebagai berikut: 1 kg
lemak susu setara dengan 3 kg COD; 1 kg laktosa setara dengan 1,13 kg COD; dan
1 kg protein setara dengan 1,36 COD kg. Air limbah dapat mengandung zat patogen
dari bahan yang terkontaminasi atau proses produksi. Pada beberapa kasus, susu
sering menghasilkan bau dan debu yang perlu dikontrol. Sebagian besar limbah cair
dapat diolah menjadi produk lain dan produk sampingan.
Penentuan BOD dan COD sangat penting untuk mengetahui tingkat
pencemaran limbah yang menuju ke perairan umum. Kandungan BOD dan COD
perlu diketahui agar senyawa organik dalam limbah air dapat teroksidasi melalui
reaksi kimia baik yang mudah atau sukar didegradasi secara biologis . BOD dapat
diukur dengan menggunakan prinsip manometrik dan respirometrik. COD dapat
diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri setelah mengalami
pemanasan pada suhu dan waktu tertentu.
Total Suspended Solid (TSS) adalah salah satu parameter yang digunakan
untuk pengukuran kualitas air. Penentuan padatan tersuspensi total perlu dilakukan
untuk mengetahui kandungan bahan-bahan organik dan anorganik yang dapat
berdampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke
dalam air dan meningkatkan kekeruhan air yang menyebabkan gangguan
pertumbuhan bagi organisme air. Penentuan kadar TSS dapat dilakukan dengan
menggunakan metode gravimetric, spektrofotometri atau dengan TSS meter.
Lemak dan minyak biasa ditemukan mengapung di permukaan air meskipun
sebagaian terdapat dibawah permukaan air. Adanya minyak dan lemak diatas
permukaan air menghambat proses biologi dalam air sehingga proses fotosintesis
sulit terjadi. Penentuan kadar minyak dan lemak secara akurat dapat dilakukan
dengan melakukan ekstraksi atau dengan metode spektrofotometri. Limbah dari
pengolahan susu segar mempunyai bahan organik terlarut yang tinggi dan bahan
tersuspensi yang rendah (Jenie. 2004).
Pengendalian senyawa nitrogen dan fosfor penting dilakukan karena
senyawa-senyawa tersebut bersifat metabolistik. Keberadaan fosfor yang
berlebihan disertai dengan keberadaan nitrogen dapat menstimulir ledakkan
pertumbuhan algae di perairan yang akhirnya membentuk lapisan di atas
permukaan air yang dapat menghambat penetrasi oksigen dan matahari sehingga
akan mengganggu kehidupan biota air. Penentuan kadar nitrogen dan fosfor dapat
dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri.
Limbah cair yang berasal dari industri susu mempunyai karakteristik
khusus, yaitu kerentanannya terhadap bakteri. Limbah tersebut mudah mengalami
proses pembusukan dan apabila tidak segera didaur ulang akan membahayakan
lingkungan di sekitar industri (R. Wagini, 2002). Suhu mempretasikan aktivitas dan
pertumbuhan bakteri dalam limbah. Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan
menggunakan termometer biasa. Selain itu juga terdapat bakteri coliform
merupakan indikator mikroorganisme berbahaya di dalam air limbah. Pada
umumnya, penentuan banyaknya bakteri coliform dalam limbah dapat
menggunakan metode MPN.
Proses Equalisasi
Proses Sedimentasi
A
A
Penambahan Koagulan
Proses Sedimentasi
Bak Penampung
Proses Flotasi
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Proses Aerasi
Proses ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme. Konsentrasi
mikroorganisme yang besar akan menurunkan kandungan bahan pencemar dalam
waktu yang sangat singkat. Eksperimen pendahuluan ini dilakukan untuk
mengetahui pertumbuhan mikroorgansme yang paling besar selama kurun waktu
10 jam. Proses aerasi dilakukan dengan memasukkan oksigen ke dalarn limbah cair
industri susu dengan menggunakan aerator pump. Pemberian oksigen dilakukan
secara terus menerus, sebelum dan selama proses aerasi berlangsung. Setiap 2 jam
dilakukan pengujian terhadap jumlah bakteri untuk mengetahui pertumbuhannya.
2.1.2 Analisa Jar Test
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui optimasi penggunaan bahan koagulan
sebagal destabilitator koloid (Tjokrokusurno.1995). Pada penelitian ini digunakan
bahan koaguIan tawas dengan konsentrasi 10% dalam 1000 ml air. Proses didahului
dengan melakukan penambahan koagulan ke dalam setiap 500 ml sampel, dengan
variasi dosis koagulan yang disertai pengadukan cepat selama 1 menit dan
diteruskan dengan pengadukan lambat selarna 2 menit. Setelah proses penambahan
koagulan dan pengadukan dilakukan, masing-masing sampel dengan dosis
koagulan yang berbeda-beda dipindahkan ke dalam tabung gelas ukur secara
perlahan supaya flok yang terbentuk tidak pecah. Pemantauan dilakukan dengan
mengamati warna secara visual dan mengukur besaran pH, kekeruhan dan zat padat
tersuspensi.
Agus, S.B. 2000. Studi Fisis Pengolahan Limbah Cair Industri Susu PT. Sari
Husada,Yogyakarta. Yogyakarta: FMIPA, UGM.
Jenie, B.S.L dan W.P. Rahayu. 2004. Penanganan Limbah Industri Pangan.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Linsey, Ray K.Franzini & Joshep B. 1991. Teknik Sumber Daya Air (Terjemahan)
Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pambudi F.H., Sa’diyah K., Juliastuti S.R, Hendrianie N. 2012. Peran
Mikroorganisme Azotobacter chrooccuum, Pseudomonas putida, dan
Aspergillus niger pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah cair Industri
Pengolahan Susu. Jurnal Teknik Pomits. 1(1): 1-4.
Robinson, R. K. 1986. “Advances in Milk Products.” In Modern Dairy Technology,
Vol. 2. Amsterdam: Elsevier Applied Science Publishers.
Tjokrokusumo, KRT. 1995. Pengantar Konsep Teknologi Bersih Khusus
Pengelolaan dan Pengolahan Air. Yogyakarta: STTL YLH.
Wagini, R.. 1996. Teknologi Daur Ulang Limbah Industri Peternakan Sapi Sebagal
Alternatif Diversifikasi Sumber Energi dan Mengatasi Pencemaran
Lingkungan. Yogyakarta: FMIPA UGM.