KERJA PRAKTIK
disusun oleh:
WINDY SURYA PERMANA
21080112110025
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan
rahmat dan ridho dari-Nya dapat melaksanakan kerja praktek di PT. Petrokimia
Gresik dan menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Laporan Kerja Praktek ini diberi judul : “Tinjauan Pengelolaan Limbah
Cair Dalam Rangka Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Di PT.
Petrokimia Gresik.” Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
meningkatkan ilmu pengetahuan akan sistem manajemen lingkungan bagi para
pembaca. Selain itu, laporan ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk
menyelesaikan Program Sarjana Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro.
Dalam pelaksanaan penulis laporan kerja praktek ini, penulis mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Secara khusus ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua (Ibu Sri Sukamti dan Bapak Mulyono) penulis yang dengan
senantiasa memberi doa serta dukungan moral maupun material.
2. Bapak Dr. Ir. Syafrudin, CES, MT selaku Ketua Jurusan Program Studi Teknik
Lingkungan Universitas Diponegoro yang telah memberikan izin pelaksanaan kerja
praktek
3. Ibu Pertiwi Andarani ST, M,Eng selaku koordiantor mata kuliah kerja praktek
yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, petunjuk serta
nasehat kepada penulis.
4. Bapak Wiharyanto Oktiawan, ST.MT selaku dosen pembimbing kerja praktek
yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, petunjuk serta
nasehat kepada penulis
5. Ibu Verona Amelia, Bapak Bagus Eka Saputra, Ibu Anin selaku pembimbing
lapangan Kerja Praktek di PT. Pertamina Gresik yang telah memberikan banyak
bantuan, bimbingan dan nasihat kepada penulis
7. Teman-teman Teknik Lingkungan Undip 2012 yang selalu memberi semangat dan
dukungan
8. Segenap pihak yang turut membantu dan memberikan motivasi dalam pelaksanaan
dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran maupun kritik yang membangun untuk
penyempurnaan isi dan penyajian dimasa yang akan datang. Penulis berharap laporan
ini dapat memberikan kontribusi yang berarti, baik informasi maupun wawasan
kepada semua pembaca. Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis
memohon semoga semua keikhlasan yang telah diberikan akan dibalas-Nya. Amin.
Halaman Judul........................................................................................................i
Halaman Pengesahan.............................................................................................ii
Kata Pengantar......................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................v
Daftar Tabel..........................................................................................................ix
Daftar Gambar.......................................................................................................x
Daftar Lampiran...................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ........................................................................................... I-1
1. 2 Identifikasi Masalah ................................................................................... I-4
1. 3 Tujuan Kegiatan Kerja Praktek .................................................................. I-5
1. 4 Ruang Lingkup Masalah Kerja Praktek ..................................................... I-5
1. 5 Manfaat Kegiatan Kerja Praktek ................................................................ I-5
BAB I
PENDAHULUAN
lingkungan dengan penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dengan baik,
yang diakui baik secara nasional maupun internasional, sesuai peraturan guna
memenuhi ketentuan perundangan dan kebijakan pemerintah. Komitmen ini
dibuktikan dengan terakreditasinya sertifikasi ISO 14001 pada tahun 1997 dari
lembaga SUCOFINDO SICS dan diperbaharui pada tahun 2015 dari lembaga yang
sama yaitu SUCOFINDO SICS. Dengan perolehan sertifikat SML ISO 14001 dapat
meningkatkan 4 citra dan memberi jaminan, bahwa PT. Petrokimia Gresik Jawa
Timur telah melaksanakan dan menerapkan sistem manajemen lingkungan.
PT. Petrokimia Gresik mulai menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO
14001 sejak tahun 1997 dengan dibentuknya tim penerapan ISO 14001 dan telah
mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Persiapan yang
dilakukan dalam penerapan ISO 14001 adalah Pembentukan Tim Penerapan SML
ISO 14001 dengan menunjuk Wakil Manajemen dan Deputi Wakil Manajemen
bidang SML, ketua tim, sekretaris serta anggota. Kemudian dilakukan pelatihan
awareness untuk para manajer menengah sampai puncak. Pelaksanaan awareness
dilakukan oleh SUCOFINDO SICS dan ASPIN WALL dan dilakukan secara
berjenjang. Langkah persiapan berikutnya adalah studi banding, studi banding
dilakukan ke PT. Pupuk Kaltim dan PT. PUSRI yang terlebih dahulu telah
menerapkan ISO 14001.
Pelaksanaan implementasi ISO 14001 dimulai dengan melakukan identifikasi
aspek dan dampak lingkungan. Identifikasi aspek dan dampak lingkungan dilakukan
oleh seluruh unit kerja. Hasil identifikasi selanjutnya direview dan dikoreksi jika
diperlukan yang dikoordinir oleh Departemen Lingkungan & K3. Langkah berikutnya
adalah Penyusunan Kajian Lingkungan Awal (Initial Review) dengan memotret
kondisi-kondisi lingkungan sebelum penerapan. Kajian lingkungan dilakukan dengan
membuat score semua aspek yang telah diidentifikasi. Score dibagi menjadi 3
kategori yaitu: sangat signifikan, signifikan, dan tidak signifikan sesuai 5 dengan nilai
dari masing-masing aspek. Langkah berikutnya adalah membuat dan mengevaluasi
dokumen lain (prosedur, instruksi kerja dan dokumen lain).
I-17
Setelah proses diatas langkah berikutnya adalah dengan melakukan uji coba
penerapan dokumen prosedur, instruksi kerja dan dokumen lain dilapangan.
Kemudian dikonsultasikan dengan konsultan untuk dilakukan GAP Analysis
kecukupan dokumen, penerapan di lapangan dan pemenuhan standart. Langkah
berikutnya adalah mereview ulang temuan GAP Analysis. Setelah itu SML ISO
14001 resmi diterapkan di PT. Petrokimia Gresik sejak tanggal 12 Oktober 2008 dan
diperbaharui Sertifikat SML pada tahun 2015 dari lembaga yang sama yaitu
SUCOFINDO SICS.
Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) dimaksudkan untuk
menghasilkan kinerja lingkungan yang lebih baik, karena kinerja lingkungan
perusahaan langsung berhubungan dan berpengaruh terhadap kegiatan perusahaan.
Kefektifan sistem manajemen lingkungan tergantung pada pemahaman unsur-unsur
kegiatan perusahaan yang mempengaruhi lingkungan.
PT. Petrokimia Gresik merupakan industri pupuk yang kegiatan operasinya
secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar. Maka dari itu PT. Petrokimia Gresik selalu berupaya menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat di sekitar industri dan
mengusahakan diversifikasi sumber daya alam yang ramah lingkungan. Karena
kegiata yang tidak ramah lingkungan disisi lain dapat memicu suatu kerawanan social
sehingga perlu diantisipasi jauh-jauh sebelum beroperasi. Atas dasar hal tersebut di
atas, penulis tertarik untuk melakukan kerja praktek mengenai penerapan Sistem
Manajemen Lingkungan di PT. Petrokimia Gresik, mengingat PT. Petrokimia Gresik
telah memiliki sertifikat ISO 14001 sebagai bukti perusahaan telah benar-benar
menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan.
1. 2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam kegiatan kerja praktek ini yaitu:
1. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berdasarkan ISO
14001 di PT. Petrokimia Gresik Divisi LK3?
I-18
2. Apa saja hambatan yang ditemui dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
berdasarkan ISO 14001 di PT. Petrokimia Gresik Divisi LK3?
3. Mengenalkan dunia kerja pada salah satu bidang keahlian sarjana teknik
lingkungan, khususnya bagi mahasiswa
4. Memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktek pada kurikulum Program Studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Perkembangan ISO
ISO (Internasional Organization for Standardization) berdiri pada 23
Februari 1947 merupakan organisasi non pemerintah yang independen terdiri dari
Badan Standarisasi Nasional dari 162 negera (Australia, Afganistan, Bahamas,
Canada, Jerman, Prancis, Jepang, Indonesia dan negara-negara lainnya), bertemu
sekali setahun dalam majelis umum untuk memutuskan tujuan strategi yang
dirancang dengan pusat kesekretariatan di Jenewa, Swis. Ada tiga tingkatan dalam
anggota ISO antara lain:
1. Full Member / Member Bodies
Memiliki peran dengan memberikan suara dalam rapat teknis kebijakan ISO
2. Correspondent Member
Menghadiri pertemuan teknis dan kebijakan ISO dengan kedudukan sebagai
pengamat
3. Subscriber Member
Anggota dengan tingkatan ini up to date dengan pekerjaan ISO tetapi tidak
ikut berpartisipasi didalamnya.
II-19
II-20
4. ISO 14064 : Bagian satu yang berkaitan dengan spesifikasi dengan panduan pada
level organisasi untuk kuantifikasi dan pelaporan emisi gas rumah kaca dan
kepindahan.
Penerapan ISO 14000 tidak menggantikan peraturan perundang-undangan
pengelolaan lingkungan. Walaupun bersifat sukarela, penerapan ISO 14000
diharapkan dapat melengkapi pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
II-21
2. Sukarela
6. Didesain komplemen dengan standar seri Sistem Manajemen Mutu ISO 9000
8. Dinamis, terhadap :
hukum, pemberian denda, dan lain-lain. Dengan demikian sertifikat ISO 14001 untuk
pengelolaan lingkungan besar kesempatannya untuk memperoleh dokumen tertulis
yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa organisasi tersebut telah bertindak sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
4. Pembentukan sistem pengelolaan yang efektif
Pengelolaan yang efektif adalah bisnis yang baik, demikian juga dengan
perencanaan, dokumentasi, dan pelaksanaan dari sistem pengelolaan lingkungan. ISO
14001 menerapkan teknik pengelolaan dengan baik. Pengelolaan personil lingkungan,
akuntansi, dan pengawasan penunjang, pengawasan dokumen, dan sistem lainnya
adalah sistem pengelolaan umum dengan suatu arahan ke bidang lingkungan.
5. Penurunan biaya
Sertifikasi akan memberikan penghematan biaya dalam jangka panjang
terutama dalam hal pembersihan dan pengawasan lingkungan. Biaya yang
dikeluarkan akan ditutupi oleh peningkatan kepuasan pelanggan, kepercayaan pada
organisasi, dan meningkatnya moral organisasi.
6. Penurunan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan akan berpengaruh pada penurunan tingkat kecelakaan
kerja. Karena pengelolaan lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja sangat
berkaitan, maka ketika yang satu memperoleh manfaat dari perubahan yang ada, hal
lainnya juga akan memperoleh manfaat yang sama. Pada dasarnya, pekerja adalah
bagian dari lingkungan secara keseluruhan. Penurunan tingkat kecelakaan dan
penyakit yang diakibatkan oleh pekerja akan dapat terjadi jika organisasi
memasukkan unsur kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangkaian usaha untuk
memperoleh sertifikasi ISO 14001 sebagai pelengkap dari usaha pengelolaan
lingkungan.
7. Peningkatan hubungan masyarakat
Sebagian besar masyarakat peduli terhadap lingkungan saat ini. Ada beberapa
kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan yang dapat dilakukan oleh organisasi
untuk mempertahankan atau meningkatkan kredibilitas dan hubungan dengan
II-26
masyarakat. Salah satu hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan tidak
membuang limbah dalam jumlah besar, minimalisasi limbah yang dihasilkan, dan
kegiatan yang bersifat proaktif di bidang lingkungan.
8. Peningkatan kepercayaan dan kepuasan konsumen
Dengan melihat bahwa perusahaan memiliki sertifikat ISO 14001, konsumen
akan merasa bahwa lingkungan mereka telah terlindungi. Hal ini menunjukkan pihak
produsen benar-benar peduli pada lingkungan. Dengan ISO 14001, suatu organisasi
dapat meyakinkan konsumen mereka dan masyarakat luas bahwa mereka benar-benar
melakukan kegiatan perlindungan terhadap lingkungan dan mempunyai dokumen-
dokumen yang cukup untuk mendukung pernyataan tersebut.
9. Peningkatan perhatian menejemen puncak
Seluruh proses yang dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14001 akan
berdampak pada meningkatnya penghargaan positif yang diberikan oleh masyarakat
terhadap pihak manajemen puncak di hampir seluruh seluruh organisasi. Dengan ISO
14001 maka bidang lingkungan dalam organisasi akan lebih dihargai sebagai bagian
positif dan penting dalam kegiatan organisasi.
6. Dikomunikasikan kepada semua orang yang bekerja pada atau atas nama
organisasi
2.9.3 Perencanaan
2.9.3.1 Aspek Lingkungan
Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi
aspek lingkungan dari kegiatan, produk, dan jasanya. Sehingga organisasi tersebut
dapat mengendalikan dan dengan prosedur ini diharapkan mempunyai suatu
pengaruh, agar dapat menetukan hal-hal yang mempunyai dampak penting pada
II-31
1. Membuat dampak lingkungan dari daerah–daerah utama dan jenis limbah yang
dihasilkan.
2. Memeriksa daftar badan atau tingkatan pemerintahan yang mengeluarkan peraturan
5. Memeriksa dokumen awal, mulai dari daftar isi, pembukaan peraturan, dan
kebagian lain yang relevan
bersamaan dengan jadwal waktu untuk pencapainnya dan direferensikan pada laporan
pra penilaian. Manajemen perlu memperhatikan batas waktu penyelesaian untuk tiap
masalah. Jika ditemui masalah, rencana tindakan harus disesuaikan agar sasaran dapat
tercapai.
Dalam pencapaian tujuan dan sasaran, hal yang lebih penting untuk
dilaksanakan adalah bagaimana mencapai pelaksanaan kebijakan, tujuan, dan sasaran
secara sinkron. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas, energi, dan kemauan untuk
mencapainya. Salah satu saran yang diberikan adalah menetapkan rencana tindakan
(action plan).
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara program untuk mencapai
tujuan dan sasarannya. Program ini harus mencakup :
1. Pemberian tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada fungsi dan
tingkatan yang sesuai dalam organisasi tersebut
2. Cara dan jangka waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
2. Dampak penting terhadap lingkungan yang actual, atau potensial dari kegiatan
kerja mereka dan manfaat lingkungan dari kinerja pribadi yang ditingkatkan.
3. Peran dan tanggung jawab mereka dalam mencapai kesesuaian dengan kebijakan
dan prosedur lingkungan dengan persyaratan SML, termasuk persyaratan tanggap
darurat.
2.9.4.3 Komunikasi
Berkaitan dengan aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan
organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk:
1. Komunikasi internal antara tingkatan dan fungsi yang beragam di organisasi
tersebut
2.9.4.4 Dokumentasi
Bentuk dari SML yaitu berupa dokumentasi yang harus memenuhi
persyaratan ISO 14001 dan kebutuhan sesuai kondisi perusahaan. Perpaduan
keduanya harus didesain menjadi alat bantu dan alat kendali yang efektif. Proses dan
prosedur operasional sebaiknya didokumentasikan dan dimutakhirkan (updated) bila
perlu. Adanya dokumentasi SML membantu kepedulian karyawan tentang apa yang
diperlukan untuk mencapai sasaran lingkungan perusahaan dan memungkinkan
evaluasi kinerja system dan lingkungan (Sunu, 2001).
Dokumentasi sistem manajemen lingkungan harus mencakup (SNI 19 -14001-
2005) :
II-37
4. Dokumen kadaluarsa segera disingkirkan dari semua tempat penerbitan dan tempat
penggunaan.
1. Tumpahan
2. Kebocoran
3. Kebakaran
4. Kesalahan operasional
2.9.5 Pemeriksaan
2.9.5.1 Pemantauan dan Pengukuran
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
secara berkala memantau dan mengukur karakteristik pokok operasinya yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan penting. Prosedur tersebut harus termasuk
pendokumentasian informasi untuk memantau kinerja, pengendalian operasional yang
berlaku dan pemenuhan tujuan dan sasaran lingkungan organisasi.
Organisasi harus memastikan agar peralatan pemantauan dan pengukuran
dikalibrasi atau diverifikasi, digunakan dan dipelihara serta organisasi harus
menyimpan rekaman yang terkait (SNI19-14001-2005).
Sistem pemantauan dan pengukuran sebaiknya mencakup :
1. Prosedur untuk memantau dan mengukur karakteristik operasi dan kegiatan secara
berkala yang dapat mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
2. Mekanisme untuk merekam informasi yang menelusuri kinerja, pengendalian
operasional yang relevan, dan kesesuaian dengan tujuan dan sasaran
3. Prosedur untuk mengkalibrasi peralatan pemantauan, metode untuk menjamin
bahwa rekaman kalibrasi disimpan untuk jangka waktu tertentu yang sudah
ditentukan
4. Prosedur untuk melakukan evaluasi secara berkala sesuai dengan perundang-
undangan dan peraturan lingkungan.
II-41
III-46
III-47
Kesadaran
c. Komunikasi
d. Dokumentasi
e. Pengendalian Dokumen
f. Pengendalian Operasional
g. Kesiagaan dan Tanggap Darurat
5. Pemeriksaan
a. Pemantauan dan Pengukuran
b. Evaluasi Penaatan
c. Ketidaksesuaian, Tindakan
Perbaikan dan Pencegahan
d. Pengendalian Rekaman
e. Audit Internal
6. Tinjauan Manajemen
Maret 2015 Juli 2015 Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015
No Tahapan Kegaiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Persiapan
Pembuatan Proposal
Administrasi
2 Tahap Pelaksanaan
Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan Data Sekunder
3 Tahap Penyusunan Laporan
Penulisan Laporan
Asistensi
Seminar
III-49
III-50
III-51
TAHAP
PERSIAPAN
Proses Administrasi
TAHAP Literatur
PELAKSANA Pengumpulan Data
AN
DATA PRIMER :
DATA SEKUNDER :
- Interview
- Data dari laporan
- Dokumentasi
- Pengamatan - Dokumen dan referensi
langsung
PT Petrokimia Gresik
di lapangan - Literatur dari berbagai
sumber
- Survai Lapangan
LAPORAN
Kesimpulan dan Saran
Selesai
III-5
Tabel 3.3
Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek
III-54
III-6
III-7
a. Unit Produksi II
b. Water Treatment Plant di Unit Produksi II
c. Tempat Penyimpanan Sementara B3
d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan SML perusahaan
2. Metode Dokumentasi
Data yang diperoleh dari metode dokumentasi adalah berupa foto-foto
bukti penerapan SML di PT. Petrokimia Gresik
III-8
b. Dokumen Prosedur Lingkungan
c. Dokumen RKL-RPL
d. SOP, dan lainnya
4. Rekaman kegiatan yang berhubungan dengan penerapan Sistem Manajemen
Lingkungan PT. Petrokimia Gresik (Persero) Tbk, diantaranya :
a. Rekaman Pengendalian Dokumen
b. Rekaman Audit Internal
c. Rekaman Tinjauan Manajemen
d. Rekaman Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
e. Rekaman Pelatihan
f. Rekaman Tanggap Darurat
g. Rekaman Komunikasi
h. Rekaman Identifikasi Peraturan Lingkungan
i. Rekaman Aspek dan Dampak Lingkungan
j. Rekaman Pemantauan dan Pengukuran Lingkungan
5. Data-data lain sebagai data pendukung.
Persyaratan SML
Metode Analisa
SNI 19-14001-2005
Kesimpulan Akhir
III-3
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dalam lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI yang
bernaung di bawah Holding Company PT. Pupuk Sriwijaya (Persero) Palembang.
PT. Petrokimia Gresik bergerak dalam bidang usaha produksi pupuk, bahan-bahan
kimia, pestisida, dan produksi jasa lainnya. Nama Petrokimia itu sendiri berasal
dari kata “Petroleum Chemical” dan kemudian disingkat menjadi
“Petrochemical” yaitu bahan-bahan kimia yang terbuat dari bahan baku minyak
dan gas bumi. Karena bahan baku pertama yang digunakan untuk pembuatan
pupuk di PT. Petrokimia Gresik ini berasal dari minyak bumi, maka nama
Petrokimia dipakai sebagai nama perusahaan.
Sebagai pabrik pupuk kedua yang dibangun setelah PT. Pusri Palembang,
pemerintah telah merancang keberadaannya sejak tahun 1965 melalui Biro
Perancangan Negara (BPN). Pada mulanya, pabrik pupuk yang hendak dibangun
di Jawa Timur ini disebut “Proyek Pendirian Surabaya” yang dibentuk
berdasarkan ketetapan MPRS No. 11 tahun 1960 yang dicantumkan sebagai
proyek prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap I
(1961-1969). Pembangunan proyek ini berdasarkan instruksi Presiden No.
IV-58
IV-59
01/Instr/1963 dan dinyatakan sebagai proyek vital sesuai dengan Surat Keputusan
Presiden No. 225 Tahun 1963.
Kontrak pembangunan proyek ini ditandatangani pada tanggal 10 Agustus
1964 dan mulai berlaku pada tanggal 08 Desember 1964. Kontrak pembangunan
ini dilaksanakan oleh Considit Spa yaitu kontraktor dari Italia. Pembangunan
fisiknya dimulai pada awal tahun 1966 dengan berbagai hambatan yang dialami
terutama masalah kesulitan pembiayaan sehingga menyebabkan pembangunan
proyek tertunda. Kemudian pembangunan proyek ini dimulai kembali pada Maret
1970. Pabrik yang memproduksi pupuk ZA berkapasitas 150.000 ton/tahun dan
produksi Urea sebanyak 61.700 ton/tahun ini kemudian diresmikan
penggunaannya pada tanggal 10 Juli 1972 oleh Presiden Republik Indonesia yang
kemudian tanggal dan bulan tersebut diabadikan sebagai hari jadi PT. Petrokimia
Gresik.
Dalam perjalanannya sebagai perusahaan BUMN, status PT. Petrokimia
Gresik mengalami beberapa kali perubahan antara lain:
- - Proyek Petrokimia Surabaya (1963-1971)
konkrit yang dilakukan adalah dengan mendapatkan sertifikat ISO 19001, ISO
14001, dan berhasilnya pengembangan pupuk majemuk Phonska.
Agung.
40
IV-61
3) Unit Produksi III (Pabrik Asam Fosfat): terdiri dari 1 Pabrik Asam Fosfat,
1 Pabrik Cement Retarder, 1 Pabrik ALF3 dan 1 Pabrik Pupuk ZA.
Gambar 4.7 Produk yang dihasilkan pada tiap pabrik PT. Petrokimia Gresik
(Sumber : Arsip Dokumentasi PT. Petrokimia Gresik Tahun 2015).
IV-73
Kapasitas Tahun
Pupuk Pabrik beroperasi
(ton/tahun)
Tabel 4.2 Menunjukkan kapasitas produksi non-pupuk dalam satu tahun di PT.
Petrokimia Gresik Kota Gresik Jawa Timur
Kapasitas Tahun
Non-Pupuk Pabrik (ton/tahun)
beroperasi
Amoniak 1 445000 1994
Jumlah
Pabrik/Kapasitas 5 1777600 -
4.9.2 Diagram Alir Proses Produksi dan Diagram Balok Proses Baru
Kapasitas 450.000 ton/tahun Pabrik NPK Phonska I
4.9.3 Diagram Balok Proses Baru Pabrik NPK Phonska II dan III
Kapasitas 600.000 Ton/Tahun, Gambar Diagram Alir Proses
Produksi Phonska II dan III serta Deskripsi Prosesnya
Gambar 4.12 Diagram Balok Proses Baru Pabrik NPK Phonska II dan III
Kapasitas 600.000 ton/tahun
(Sumber : Hang Out Power Point Kompartemen Pabrik II).
1
IV-79
produk yang didaur ulang dan produk yang akan dikirim ke tahap
selanjutnya. Produk on-size selanjutnya diumpankan ke polishing screen
untuk memisahkan produk halus (kurang dari 2 mm) dengan suhu produk
70-90 oC.
Selanjutnya produk masuk fluid bed cooler untuk mecapai suhu
kurang dari 45OC, dengan udara pendingin yang sudah dikeringkan dan
dikondisikan di chiller system untuk mencegah penyerapan air oleh produk
terhadap uap air dalam udara pendingin. Produk dingin kemudian
diumpankan ke coater untuk pelapisan produk dengan coating agent agar
tidak menggumpal, yang selanjutnya dikirim ke gudang produk dengan
spesifikasi : bentuk granul 2-4 mm 90%, kadar air maksimal 1,5% sebagai
air bebas, dengan komposisi:
N : P2O5 : K2O = 15 : 15 : 15
4.9.4 Diagram Balok Pupuk Fosfat I Kapasitas 500.000 Ton/Tahun,
Gambar Diagram Alir Proses Produksi Pupuk SP-36 (I), dan
Diagram Alir Proses Produksi Pupuk SP-36 (II)
500OC) yang dialirkan secara co-current atau searah dengan produk agar proses
pengeringan lebih efesien.
Produk yang telah dikeringkan dalam dryer dipisahkan sesuai dengan
ukuran yang memenuhi spesifikasi yang diinginkan -4 + 16 mesh sekitar 70% dan
-6 +16 mesh minimal 50%. Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan
Vibrator Screen dimana produk yang undersize akan direcycle menuju granulator
sedangkan produk oversize akan direcycle juga tetapi sebelumnya si haluskan di
dalam crusher terlebih dahulu. Pendinginan produk on size dari Vibrator Screen
dilakukan pada temperatur 47OC sebelum dikemas dalam bag 50 kg. Proses
pendinginan menggunakan udara dengan aliran counter current.
Debu, padatan, dan partikel yang terbawa udara dalam proses granulasi,
drying, dan cooling dibawa menuju scrubbing system untuk discrub oleh air
sehingga udara yang dibuang tidak mengandung padatan ROP.
4.9.5 Diagram Alir Pengantongan Phonska I, Phonska II/III, Phonska IV
Gambar 4.24 Fasilitas Pengendali Limbah Gas dan Debu PT. Petrokimia
Gresik (Sumber : Arsip Dokumentasi PT. Petrokimia Gresik
Tahun 2015).
Gambar 4.25 Fasilitas Pengolahan Limbah Cair PT. Petrokimia Gresik (Sumber :
Arsip Dokumentasi PT. Petrokimia Gresik Tahun 2015).
IV-92
- SD : 32 orang.
-SD : 30 orang.
Sebagian besar proses yang ada di PT. Petrokimia Gresik beroperasi
selama 24 jam. Sistem kerja di PT. Petrokimia Gresik dibagi menjadi 2 jenis
yaitu:
1) Normal Day : Jam kerjanya dimulai dari jam 07.00 sampai dengan jam
15.00 WIB. Hari Senin sampai dengan Jum’at
kemudian waktu istirahatnya pukul 12.00 sampai
dengan 13.00 WIB.
2) Shift : Shift kerja terbagi menjadi 3 yaitu shift I dimulai dari
IV-94
-Penghargaan Kategori Silver untuk Strategic Marketing dalam BUMN
Marketing Award 2013.
-Penghargaan Kategori Bronze untuk Tactical Marketing dalam BUMN
Marketing Award 2013.
-Penghargaan SNI Award dari Badan Standarisasi Nasional sebagai Nominee
kategori Perusahaan Besar Sektor Kimia dan Serba Aneka.
-Penghargaan Responsible Care Award sebagai perusahaan yang telah
menerapkan sistem manajemen lingkungan dan K3. PT. Petrokimia Gresik
adalah salah satu pioner dalam penerapan Responsible Care dan memperoleh
Kategori Gold.
-Penghargaan Proper Peringkat Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup.
-Penghargaan Nihil Kecelakaan (Zero Accident Award) dari Bupati Gresik,
Gubernur Jawa Timur, dan Kementerian Nakertrans Republik Indonesia.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
2) Pabrik II (Pupuk, Phonska, dan unit pendukung) sertifikasi SML diperoleh pada tanggal
10 Oktober 2000, kemudian mendapatkan sertifikasi SML kembali pada tahun 2003;
3) Pabrik III (Pabrik Asam Phosphate, hasil sampling, dan unit pendukung) sertifikasi
SML diperoleh pada tanggal 22 April 2002, kemudian mendapatkan sertifikasi SML
kembali pada tahun 2005.
Sertifikasi diatas diperoleh dari badan sertifikasi, yaitu SUCOFINDO SICS. Sesuai
dengan persyaratan SML yang telah ditetapkan, PT. Petrokimia Gresik telah melakukan
audit lingkungan baik berupa audit internal maupun audit eksternal yang sudah dimulai
pada tanggal 11 Februari 1998 dan mulai menerapkan SML ISO 14001 sejak tahun 1997
dengan dibentuknya tim penerapan SML ISO 14001. Pada tanggal 10 Agustus 1998,
perusahaan ini dinyatakan telah memenuhi dan sebagai konsekuensinya dilakukan audit 3
tahun sekali. Untuk pelaksanaannya, karyawan PT. Petrokimia Gresik diikutsertakan
dalam pelatihan auditor, sehingga mempunyai kemampuan mengaudit secara internal dan
eksternal, serta mampu menciptakan suatu perusahaan yang berwawasan lingkungan.
V-98
Audit SML harus disusun dan dipelihara secara berkala untuk menentukan apakah
SML sesuai dengan aspek yang diinginkan yaitu sesuai dengan rencana, memenuhi
persyaratan standar, diterapkan dan dipelihara dengan baik, serta memberikan informasi
kepada manajemen. Program audit (termasuk jadwalnya) harus didasarkan kepada
pentingnya faktor lingkungan dan hasil audit sebelumnya. Prosedur audit meliputi lingkup
audit, frekuensi dan metodologi, penanggung jawab, persyaratan auditor, serta tindak
lanjut dan pelaporan.
Audit internal merupakan suatu kegiatan pemastian dan konsultasi yang
independen serta objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi organisasi. Audit internal membantu dalam meningkatkan efektifitas proses
pengelolaan resiko, pengendalian, dan tata kelola. Sedangkan audit eksternal adalah audit
lanjutan dari audit internal dengan melakukan pemantauan lingkungan secara lebih
mendetail. PT. Petrokimia Gresik melaksanakan Audit internal setiap 1 bulan sekali dan
dilakukan audit secara berkala kemudian selanjutnya dilakukan dengan audit eksternal
yang dilaksanakan 1/3 bulan. Audit ini dilaksanakan dengan cara: pemeriksaan dokumen,
wawancara, pengamatan kegiatan dan kondisi serta pengujian data.
Top manajemen harus mengkaji pelaksanaan SML secara periodik. Informasi
penting harus tersedia, agar manajemen dapat melakukan evaluasi. Informasi meliputi:
hasil audit, komunikasi dengan pihak eksternal, kinerja lingkungan, status tindakan
perbaikan. Berdasarkan hasil audit, pengkajian manajemen harus membahas kemungkinan
perubahan yang meliputi kebijakan, tujuan atau sasaran, dan unsur-unsur lain di dalam
SML. Tujuan dari mengkaji ulang manajemen antara lain yaitu memastikan bahwa
penerapan Sistem Manajemen Mutu dan SML berlangsung terus secara efektif dan tepat,
meninjau hal-hal yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu dan SML berlangsung
terus secara efektif dan tepat, meninjau hal-hal yang berkaitan dengan Sistem Manajemen
Mutu dan SML sebagai akibat dari adanya perubahan dan perkembangan teknologi,
strategi pasar atau kondisi sosial, meninjau kemajuan atau pencapaian setiap unit kerja
dalam usahanya mencapai tujuan, sasaran, program dibidang mutu dan lingkungan yang
telah ditetapkan, perubahan serta untuk menunjukkan setiap unit kerja atas kebijakan
perusahaan.
Kajian ulang manajemen diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 6
bulan, yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu dilakukan oleh Departemen
organisasi dan prosedur. Sedangkan yang berkaitan dengan SML dilakukan oleh
Departemen LK3 bagian lingkungan.
V-99
Gambar 5.1 Proses Penerapan SML ISO 14001 di PT. Petrokimia Gresik (I)
(Sumber : Dokumentasi Arsip SML di Dep. Produksi II A)
Gambar 5.2 Proses Penerapan SML ISO 14001 di PT. Petrokimia Gresik (II)
(Sumber : Dokumentasi Arsip SML di Dep. Produksi II A)
V-100
5.5.1 Proses Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 di PT.
Petrokimia Gresik
Proses penerapan SML ISO 14001 yang dilakukan oleh PT. Petrokimia Gresik di
dalam menerapkan SML ISO 14001 meliputi proses persiapan, start proyek, persiapan
penerapan, dan sertifikasi, penjabarannya yaitu sebagai berikut:
5.1.1.1 Proses Persiapan
Proses persiapan yang dilakukan dalam penerapan SML ISO 14001 di PT.
Petrokimia Gresik adalah Pembentukan Tim Penerapan SML ISO 14001 dengan
menunjuk Wakil Manajemen dan Deputy Wakil Manajemen bidang SML, ketua tim,
sekretaris serta anggota. Kemudian dilakukan pelatihan awareness untuk para manajer
menengah sampai puncak. Pelaksanaan awareness dilakukan oleh lembaga SUCOFINDO
SICS dan ASPIN WALL dan ini dilakukan secara berjenjang. Langkah proses persiapan
berikutnya adalah studi banding, studi banding dilakukan ke PT. Pupuk Kaltim dan PT.
Pupuk PUSRI yang terlebih dahulu sudah menerapkan SML ISO 14001.
sebelum penerapan. Kajian lingkungan dilakukan dengan membuat score semua aspek
yang telah diidentifikasi. Score dibagi menjadi tiga kategori yaitu: sangat signifikan,
signifikan, dan tidak signifikan sesuai dengan nilai masing-masing aspek. Langkah
selanjutnya adalah membuat dan mengevaluasi dokumen lain (prosedur, instruksi kerja,
dan dokumen yang lain).
5.1.1.3 Persiapan Penerapan
Setelah proses diatas dilakukan langkah berikutnya adalah uji coba penerapan
dokumen prosedur, instruksi kerja dan dokumen lain di lapangan. Kemudian
dikonsultasikan dengan konsultan untuk dilakukan gap analysis kecukupan dokumen,
penerapan di lapangan dan pemenuhan standart. Langkah selanjutnya adalah mereview
ulang temuan gap analysis. Setelah itu SML ISO 14001 resmi diterapkan di PT.
Petrokimia Gresik sejak tanggal 11 Februari 1998.
5.1.1.4 Sertifikasi
Sebelum proses sertifikasi terlebih dahulu dilakukan pelatihan audit internal oleh
pihak eksternal, setelah itu dilakukan audit internal yang dilakukan pada tanggal 6 sampai
dengan 9 April 1998 dengan temuan 59 Non Conformace dan 99 observasi. Hasil temuan
tersebut dibahas dalam rapat pengkajian ulang manajemen pada tanggal 7 Mei 1998.
Langkah berikutnya adalah audit yang dilakukan oleh konsultan pada tanggal 20-22 April
1998 dengan temuan 2 Non Conformance.
Setelah persiapan diatas pada tanggal 1 dan 27 April 1998 PT. Petrokimia Gresik
membuat aplikasi kepada badan sertifikasi ISO 14001 dan dipilih yaitu adalah lembaga
SUCOFINDO SICS. Selanjutnya dilakukan audit oleh SUCOFINDO SICS, audit
dilakukan dalam 3 tahapan yaitu: adequacy audit untuk melihat kecukupan dokumen (6
sampai dengan 9 April 1998) dengan 8 NC dan 11 observasi, initial audit untuk
menentukan layak tidaknya dilakukan compliance audit (3 sampai dengan 4 Juni 1998)
dengan hasil 0 NC dan 5 observasi. Selanjutnya dilakukan Compliance audit (20 sampai
dengan 22 Juli 1998) untuk menentukan layak tidaknya mendapat sertifikat.
Pemantauan tindak lanjut dilakukan pemantauan dan evaluasi, untuk mencapai
tujuan akhir kegiatan audit internal yaitu adanya perbaikan, penertiban, sekaligus
pemanfaatan dalam upaya meminimasi pencemaran limbah. Pada tanggal 10 Agustus 1998
PT. Petrokimia Gresik (unit produksi I dan unit pendukung) dinyatakan layak memperoleh
sertifikat SML ISO 14001. Kemudian selanjutnya pabrik yang lain juga disertifikasi,
pabrik II memperoleh sertifikat pada tanggal 10 Oktober 2000 dan pabrik III pada tanggal
22 April 2002. Karena masa berlaku sertifikat, berlaku untuk jangka waktu 3 tahun, maka
V-102
pada tanggal 2 Oktober 2004 dilakukan sertifikasi untuk pabrik I, I Oktober 2003 untuk
pabrik III, dan 1 April 2005 untuk pabrik II. Selanjutnya karena standar SML ISO 14001
mengalami versi dari versi 1996 ke versi 2004 dan untuk kemudahan audit dilakukan
merger 3 sertifikat menjadi 1, maka pada Juli 2005 dilakukan merger dan migrasi yang
berlaku sampai 12 Oktober 2008 kemudian diperbaharui lagi sertifikat SML ISO 14001
pada tahun 2015 sampai dengan 2018.
5.5.2 Hasil - Hasil Yang Diperoleh Dengan Penerapan SML ISO 14001
Selama menerapkan SML ISO 14001, PT. Petrokimia Gresik telah memperoleh
manfaat baik secara langsung berupa finansial dan image yang baik dari pelanggan.
Dengan diterapkannya ISO 14001, PT. Petrokimia Gresik telah memperoleh manfaat
langsung diantarannya adalah pengendalian buangan limbah yang lebih baik,
housekeeping bisa lebih terjaga atau lebih baik, pentaatan terhadap peraturan lingkungan
semakin meningkat, menghemat biaya, meningkatkan citra perusahaan, komitmen
karyawan terhadap lingkungan semakin lebih baik dan sebagainnya.
V-103
5.2 Proses Sertifikasi atau Audit SML ISO 14001 di PT. Petrokimia Gresik
PT. Petrokimia Gresik telah mengikuti sertifikasi SML 14001, dimana sertifikasi
ini diperoleh dari badan sertifikasi, yaitu lembaga SUCOFINDO SICS pada tanggal 11
Agustus 1998 dan diperbaharui kembali pada tahun 2015 sampai dengan 2018.
Menurut Tjipto S di dalam hangout power pointnya mengenai Internal Audit K3,
Tahapan atau Proses sertifikasi atau Internal Audit K3 meliputi, antara lain:
1) Input : Kebijakan dan Perencanaan;
2) Process : Implementasi dan Operasi;
3) Output : Evaluasi dan Tinjau Ulang.
Tahapan Input Audit K3 meliputi: Pembentukan tim, pembentukan lingkup SMK3,
tinjauan Awal, kebijakan K3, identifikasi bahaya, resiko, dan control, legal aspek, sasaran
K3 dan program K3.
Tahapan Proses Audit K3 meliputi: Sumber daya, pelatihan, komunikasi,
konsultasi, dokumentasi, operasional, dan tanggap darurat.
Tahapan Output Audit K3 meliputi: Penyelidikan incident: pengendalian rekaman, audit
internal, dan tinjauan manajemen.
Agar dapat diimplementasikan secara efektif, SML harus mencakup beberapa
elemen utama yaitu sebagai berikut:
Sesuai dengan apa yang telah diperyaratkan dalam ISO 14001, kebijakan
lingkungan adalah pernyataan dari suatu organisasi dalam kepeduliannya terhadap prinsip
atau jasa yang berkaitan dengan Kinerja Pengelolaan Lingkungan secara menyeluruh serta
membuat kerangka kerja untuk menindaklanjuti dalam menerapkan tujuan serta target
Pengelolaan lingkungan.
PT. Petrokimia Gresik bertekad menjadi pusat industri kimia bertaraf internasional
yang berwawasan lingkungan sekaligus menjadi pembina lingkungan yang baik.
Pengelolaan lingkungan diintegrasikan ke dalam pengelolaan perusahaan secara
keseluruhan dengan menerapkan kebijakan perusahaan dalam penerapan sistem
manajemen PT. Petrokimia Gresik.
Sejak tahun 2011 dan diperbaharui lagi pada tahun 2015, PT. Petrokimia Gresik
mempunyai kebijakan SML yang terintegrasi dengan Kebijakan Sistem Manajemen Mutu
dan SMK3 sehingga menjadi Sistem Manajemen PT. Petrokimia Gresik. Kebijakan
manajemen mutu, lingkungan, dan K3.
Kebijakan sistem manajemen PT. Petrokimia Gresik dikomunikasikan kepada
seluruh karyawan, rekanan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya untuk dipahami
dan keefektifannya ditinjau secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
Kebijakan sistem manajemen PT. Petrokimia Gresik tahun 2015 telah disahkan di Gresik
pada tanggal 17 Oktober 2011 oleh Direktur Utama PT. Petrokimia Gresik Bapak Ir.
Hidayat Nyakman.
Adapun gambar kebijakan sistem manajemen PT. Petrokimia Gresik pada tahun
2015 dapat dilihat di lampiran.
Aspek lingkungan tersebut ditentukan penting atau tidak penting dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Aspek lingkungan ditetapkan signifikan (nyata) apabila total point 1 diatas lebih
besar atau sama dengan 6.750 (Enam ribu tujuh ratus lima puluh).
Keterangan:
1) Kondisi Normal: Kondisi dimana terjadi dampak dari kegiatan operasi normal;
2) Kondisi Abnormal: Kondisi dimana terjadi dampak dari kegiatan operasi abnormal.
Meliputi startup, shutdown, dan keadaan emergency operasional (misalnya diakibatkan
oleh kegagalan tenaga listrik, instrumen air dan air pendingin) di area proses;
3) Luasan Dampak: Luas daerah yang terkena atau terpengaruh akibat penyebaran
dampak;
4) Keseriusan Dampak: Berat ringanya resiko suatu dampak terhadap flora, fauna, dan
dampak;
5) Kebolehjadian Dampak: Frekuensi kemungkinan terjadinya suatu dampak;
6) Waktu Pemaparan: Lamanya berlangsung penyebaran dampak;
7) Metode Pengendalian: Cara atau upaya untuk mengendalikan dampak;
8) Image Masyarakat: Persepsi atau penilaian masyarakat secara umum.
Adapun contoh penetapan aspek lingkungan signifikan, dapat dilihat pada tabel
5.2 di bawah ini.
V-110
b. Kadar NH3-N total air limbah di pabrik ZA I/III maksimum 200 ppm.
Pabrik II
a. pH air limbah rata-rata minimum 5.
c. Kadar NH3-N total air limbah di pabrik Phonska mencapai maksimum 2.000 ppm.
Pabrik III
a. pH rata-rata air limbah mencapai minimal 6.
a) Trafo TR 0-2.
b) Trafo TR 5-1.
c) Trafo TR 5-2.
2) Melaporkan kinerja SML kepada manajemen puncak untuk dikaji dan sebagai dasar
untuk penyempurnaan SML.
PT. Petrokimia Gresik menyediakan sumber daya yang memadai untuk penerapan
dan pengendalian SML yang meliputi SDM, keterampilan atau skill, teknologi dan
keuangan.
Kepala kompartemen operasi ditunjuk sebagai wakil manajemen yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk memecahkan permasalahan SML. Wakil
Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penerapan SML dapat berjalan
efektif dan bahwa persyaratan standar ISO 14001 dapat selaku terpenuhi dan terpelihara
dengan baik.
Wakil Manajemen mempunyai wewenang penuh, tidak terbatas untuk melaporkan
kinerja SML di seluruh jajaran PT. Petrokimia Gresik kepada manajemen (direksi) guna
pengkajian ulang sebagai dasar untuk penyempurnaan SML.
ditetapkan serta bertanggung jawab melakukan evaluasi terhadap efektivitas dari kegiatan
pelatihan yang dilakukannya.
PT. Petrokimia Gresik secara konsisten terus merespon pengelolaan lingkungan
dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (SML). Semua pekerja maupun mitra
kerja PT Petrokimia Gresik yang bidang pekerjaanya dapat menimbulkan dampak penting
pada lingkungan wajib memperoleh pelatihan tentang lingkungan untuk menunjang
kegiatan tugas sehari-hari sesuai kebutuhannya dalam rangka pengelolaaan lingkungan
secara konsisten dan berkelanjutan.
Adapun Pelatihan-pelatihan yang dilakukan PT Petrokimia Gresik adalah :
1) Kebijakan Lingkungan untuk SML karyawan;
2) Emergency Respon bila terjadi keadaan darurat;
3) Pelatihan pemadaman kebakaran.
didalam Daftar Induk Dokumen Lingkungan. PT. Petrokimia Gresik membagi dokumen
kedalam 2 bagian diantaranya:
1) Dokumen Terkendali
Yaitu dokumen dan data yang didistribusikan kepada bagian atau bidang yang
sudah ditentukan, dan apabila terjadi perubahan atau revisi maka bagian atau bidang yang
memiliki otorisasi berkewajiban memberikan revisi data terbaru dan memastikan dokumen
dan data yang lama telah ditarik.
3) Pemastian bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen ditunjukkan;
4) Pemastian bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku tersedia di tempat
pemakaian;
6) Pemastian bahwa dokumen yang berasal dari luar yang ditetapkan oleh perusahaan
diidentifikasi dan dikendalikan;
2) Pemeriksaan Emisi
a. Emisi diperiksa oleh Laboratorium rujukan yang ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Timur secara periodik.
b. Biro lingkungan berkewajiban untuk;
- Mengkoordinasi pelaksanaan pemeriksaan emisi.
- Menyiapkan pelaporan hasil pemeriksaan.
c. Hasil pemeriksaan dilaporkan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jatim dan
instansi terkait lainnya.
2) Mengidentifikasi ketidaksesuaian;
2) Daftar Hadir;
4) Observation.
5.4 Analisa Secara Keseluruhan SML ISO 14001 di PT. Petrokimia Gresik
Berdasarkan hasil wawancara, observasi atau pengamatan penyusun di lapangan, SNI 19-
14001-2005, SNI 19-14004-2005, dan panduan sistem manajemen PT. Petrokimia Gresik, maka
Sistem Manajemen Lingkungan PT. Petrokimia Gresik telah memenuhi standar nasional
indonesia yang telah ditetapkan dan sudah sesuai dengan yang disyaratkan dalam ISO 14001.
Dimana Plan-Do,Check, Act (PDCA) telah dilaksanakan dan diterapkan dengan baik sehingga
perusahaan tersebut layak untuk mendapatkan sertifikat SML ISO 14001.
Adapun hasil wawancara yang dilakukan oleh penyusun dengan beberapa karyawan di
Kompartemen Pabrik II Dep. Produksi II A, dapat dilihat di lampiran.
V-130
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari kegiatan Kerja Praktek yang sudah dilaksanakan, penyusun dapat
menarik beberapa kesimpulan, diantaranya adalah:
1) Sertifikat SML diperoleh perusahaan yang memiliki komitmen untuk melakukan
perbaikan secara terus menerus (continual improvement) didalam pengelolaan
lingkungan.
6.2 Saran
Saran yang dapat penyusun berikan selaku mahasiswa Kerja Praktek yaitu
sebagai berikut:
1) Memperbanyak pelatihan-pelatihan terhadap karyawan yang berhubungan
dengan sistem manajemen lingkungan ISO 14001.
VI-1
DAFTAR PUSTAKA