Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN KERJA PRAKTEK

MAINTENANCE POMPA P-1002 PADA DEPARTEMEN PEMELIHARAAN III

DI PT. PETROKIMIA GRESIK

Disusun oleh :

ACHMAD RIGI SANTOSO 421304280

DODY NOVIYANTO 421304333

SYAHRUL AGUSTIAN 421304377

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

2016
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


DI DEP. PEMELIHARAAN III
PT PETROKIMIA GRESIK
Periode : 01/03/2016 – 31/03/2016

Disusun oleh :

1. ACHMAD RIGI SANTOSO 421304280


2. DODY NOVIYANTO 421304333
3. SYAHRUL AGUSTIAN 421304377

Menyetujui,

Manager Departemen Pemeliharaan III Pembimbing

(Ir. I Wayan Widana) (Mardada, S. T.)

Menager Pendidikan dan Pelatihan

(Dra. Chursiana Luthfa)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sepatutnya kami persembahkan kepada Allah SWT, karena atas
kehendak-Nya kami dapat melaksanakan Kerja Praktek (KP) serta dapat menyelesaikan
laporan Kerja Praktek (KP) yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret – 31 Maret 2016 di PT.
Petrokimia Gresik.
Kerja Praktek (KP) ini merupakan suatu bagian dari mata kuliah wajib yang ada
dalam kurikulum Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, tidak hanya
ada tatap muka dengan dosen pembimbing di kelas namun juga harus ada praktek kerja di
suatu instansi yang terkait dengan program studi Teknik Mesin. Diharapkan setelah
mengikuti kerja praktek ini mahasiswa diharapkan mengetahui secara langsung kegiatan kerja
lapangan, selain itu Kerja Praktek juga untuk menguji kemampuan berfikir mahasiswa dalam
mengatasi masalah dalam lingkungan kerja dan membandingkan antara teori yang di dapat di
tempat kuliah dengan ilmu yang di dapat pada saat Kerja Praktek.
Adapun dalam penyelesaian penyusunan laporan Kerja Praktek ini kami sadar
sepenuhnya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih yang
sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
laporan Kerja Praktek kepada :
1. Bapak Ir. Ichlas Wahid, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
2. Bapak Ir. Ismail, Msc. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek.
3. Bapak I Wayan Widana selaku Manager Departemen Pemeliharaan III PT.
Petrokimia Gresik
4. Bapak Mardada, S.T. selaku pembimbing kami selama kerja praktek di PT.
Petrokimia Gresik.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada kami.
6. Segenap staf dan karyawan PT. Petrokimia Gresik yang telah membantu dalam
memperlancar pelaksanaan kerja praktek maupun penyusunan laporan ini.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ii
7. Kedua Orang Tua serta keluarga yang selalu mendukung dan membantu dengan
segala doa dan restu.
8. Dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu namun telah
memberikan kemudahan, bantuan maupun fasilitas sehingga kerja praktek kami
selesai sesuai dengan yang diinginkan.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran, petunjuk, bimbingan, dan kritik yang bersifat membangun.
Akhirkata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi yang membaca.

Surabaya, 25 Maret 2016

Penulis

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………... i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL…………….…………………………………………………. viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2. Tujuan……………............................................................................................ 2
1.3. Manfaat.............................................................................................................. 2
1.4. Dasar Pemikiran................................................................................................. 3
1.5. Waktu dan Tempat Kerja…………………………..…………………………. 4
1.5.1. Waktu Kerja Praktek…………………..……………………………...... 4
1.5.2. Tempat Kerja Praktek………………...…………………………….….. 4
1.6. Metode Pelaksanaan……………………………………………………….…. 5
1.7. Batasan Masalah…………………………………………………………….... 5
BAB II PROFIL PT. PETROKIMIA GRESIK
2.1. Identitas Perusahaan.......................................................................................... 6
2.2. Riwayat Singkat Perusahaan………….............................................................. 6
2.2.1. Arah Pengembangan Perusahaan………………………………………. 7
2.2.2. Perkembangan Berkelanjutan………………………………………….. 7
2.3. Lokasi Industri PT. Petrokimia Gresik.............................................................. 9
2.4. Logo Perusahaan dan Arti................................................................................. 10
2.5. Visi dan Misi PT. Petrokimia Gresik…………………………………………. 12
2.5.1. Visi…………………….……………………………………………….. 12
2.5.2. Misi…………………..………………………………………………… 12
2.6. Nilai-Nilai Dasar PT. Petrokimia Gresik……………………..………………. 12

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya iv
2.7. Tri Darma Karyawan…………………...…………………………………….. 12
2.8. Struktur Organisasi……………………………………………………………. 13
BAB III PRODUK
3.1. Unit-Unit Produksi............................................................................................. 14
3.1.1. Kompartemen Produksi I (Unit Pupuk Nitrogen)……………………… 14
3.1.2. Kompartemen Produksi II (Unit Pupuk Fosfat)………………………... 15
3.1.3. Kompartemen Produksi III (Unit Produksi Asam Sulfat)……………… 15
3.2. Kapasitas Pabrik……......................................................................................... 16
3.2.1. Kapasitas Produksi Pupuk……………………………………………… 17
3.2.2. Kapasitas Produksi Non Pupuk………………………………………… 18
3.3. Spesifikasi Pupuk dan Kegunaan....................................................................... 18
3.3.1. Produk Pupuk…………………………………………………………... 18
3.3.2. Produk Non Pupuk……………………………………………………... 23
3.4. Sistem Pemasaran............................................................................................... 32
BAB IV MANAJEMEN MAINTENANCE POMPA P-1002 PADA DEPARTEMEN
PEMELIHARAAN III
4.1. Definisi Pemeliharaan........................................................................................ 33
4.2. Tujuan Pemeliharaan………………….............................................................. 33
4.3. Manfaat Pemeliharaan………………………………………………………… 33
4.4. Schedule Departeman Pemeliharaan III……………………………………… 34
4.4.1. Shutdown…………………….………………………………………… 35
4.4.2. Streamdays………………..……………………………………………. 35
4.5. Sistem Pemeliharaan Departeman Pemeliharaan III......................................... 35
4.5.1. Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance)……………………… 35
4.5.2. Pemeliharaan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)…….……… 37
4.5.3. Pemeliharaan Korektif…………………………………………………. 38
4.6. Proses Pembuatan Asam Sulfat Unit Produksi III............................................. 39
4.6.1. Belerang………………………………………………………………… 39
4.6.2. Bahan Baku Produk……………………………………..……………... 40
4.6.3. Proses Pembuatan………………………………………..…………….. 40

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya v
4.7. Pompa P-1002…………………….…………………………………………... 41
4.8. Komponen Utama Pompa P-1002………………………………………..…… 44
4.8.1. Casing…………………….……..………………………….………….. 44
4.8.2. Impeller…………………..……….………………………….………… 44
4.8.3. Shaft/As………………………………………………………..………. 45
4.8.4. Bearing……………………………………………………..…………... 45
4.9. Masalah-Masalah Pada Pompa P-1002…..…………………..……..………… 46
4.9.1. Masalah Mekanika……………………………………………..………. 46
4.9.2. Masalah Operasional…..………………………………………..……… 49
4.10. Maintenance Pada Pompa P-1002………………………….……………….. 49
BAB V KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
5.1. Penerapan K3 di PT. Petrokimia Gresik............................................................ 51
5.2. Sasaran Pelaksanaan K3 di PT. Petrokimia Gresik........................................... 52
5.3. Batasan dan Sasaran Keselamatan Kerja........................................................... 53
5.4. Kebijakan K3..................................................................................................... 54
5.5. Organisasi K3…………………………..………………………………….…. 55
5.6. Program Kecelakaan Nihil……………………………………………………. 57
5.7. Implementasi K3 di Tempat Kerja……………………………………………. 58
5.8. Evaluasi Kinerja K3……………………………………………………...…… 65
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan........................................................................................................ 67
6.2. Saran…………….............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….... 68
LAMPIRAN……………….…………………………………………………….. 69

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Logo PT. Petrokimia Gresik


Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik
Gambar 3.1. Diagram Alur Distribusi Pupuk Tahun 2001-Sekarang
Gambar 4.1. Belerang
Gambar 4.2. Pompa P-1002
Gambar 4.3. Data Pompa P-1002
Gambar 4.4. Casing
Gambar 4.5. Impeller
Gambar 4.6. Shaft/As
Gambar 4.7. Bearing
Gambar 4.8. Impeller Pecah
Gambar 4.9. Mechanical Seal Rusak
Gambar 4.10. Poros/Shaft Bengkok
Gambar 4.11. Bushing Mengalami Keausan
Gambar 5.1. Safety Poster

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Produk Utama Unit Produksi I


Tabel 3.2. Produk Unit Produksi II
Tabel 3.3. Kapasitas Produksi Pupuk
Tabel 3.4. Kapasitas Produksi Non Pupuk
Tabel 3.5. Spesifikasi dan Kegunaan Produk Pupuk
Tabel 3.6. Spesifikasi dan Kegunaan Non Pupuk

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Melihat semakin berkembangnya zaman, di era globalisasi ini ilmu


pengetahuan dan teknologi merupakan peran yang sangat penting bagi kemajuan bangsa
dan negara, selain itu untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat
dituntut agar memiliki kualitas dan mutu yang baik sehingga mampu bersaing dengan
tenaga ahli dari Negara lain.
Keberhasilan dalam bidang industrialisasi dapat tercapai apabila dilakukan
suatu penelitian, perencanaan, pengembangan dan dukungan dari departemen terkait.
Dimana salah satunya adalah departemen pendidikan menyediakan tenaga-tenaga ahli,
guna mencari terobosan-terobosan baru sesuai dengan perkembangan teknologi industri
khususnya di Indonesia. Selain itu, peranan pemerintah dibutuhkan untuk mendorong
pertumbuhan keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini, permasalahan dalam bidang
IPTEK sangatlah komplek, sangat menarik bagi mahasiswa mendalami dan mengenal
lebih jauh.
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sebagai salah satu lembaga pendidikan
di Indonesia yang memiliki sistem pendidikan yang berfokus pada teori dan praktek,
berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dan IPTEK guna menunjang
pembangunan industri. Untuk mewujudkan hal tersebut Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya mempunyai progam kegiatan Kerja Praktek (KP) bagi mahasiswa. Kerja
Praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa
Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Selain itu kegiatan tersebut
diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan kerja sesungguhnya di dunia
industri. Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri khususnya di bidang
produksi dan manajemen dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari
materi perkuliahan, sehingga mahasiswa bisa menjadi salah satu sumber daya manusia

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1
yang siap menghadapi tantangan era globalisasi serta mampu menghasilkan tenaga-
tenaga profesional yang siap bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan dari Kerja Praktek ini adalah :


1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis di Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
2. Mendapatkan pengalaman dalam suatu lingkungan kerja dan mendapat peluang untuk
berlatih menangani permasalahan dalam pabrik dan melaksanakan studi perbandingan
antara teori yang didapat di kuliah dengan penerapannya di pabrik.
3. Mengenal secara langsung tentang proses produksi dan memahami manajemen
pengelolaan dan pengorganisasian di PT. Petrokimia Gresik
4. Mengenal lebih jauh mengenai teknologi terbaru yang diperuntukkan bagi pabrik

1.3. Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :


1. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan industri di Indonesia
maupun proses dan teknologi yang mutakhir, dan dapat digunakan oleh pihak yang
memerlukan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama Kerja Praktek dapat menjadi
bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan perusahaan di masa
yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mendapat pengalaman yang sebenarnya di dunia kerja
b. Dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan yang ada di dalam
dunia industri sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang
didapat dalam bidang industri.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2
c. Mampu menerapkan metode-metode penyelesaian secara umum, yaitu dengan
mendapatkan masalah, merumuskan masalah, dan kemudian menarik kesimpulan.
d. Mengetahui dan mempelajari hal-hal yang menunjang produktivitas PT. Petrokima
Gresik.

1.4. Dasar Pemikiran

Dalam rangka memasuki era industrialisasi dan globalisasi yang mana


sekarang memegang peranan penting bagi kemajuan bangsa, serta tingkat persaingan
dunia kerja semakin tinggi sehingga dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas. Untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu memenuhi
tuntutan tersebut, selain harus melalui pendidikan formal dimana didalamnya diberikan
teori dan ilmu pengetahuan, juga diperlukan wawasan dan pengalaman yang diperoleh
secara langsung berupa kerja praktek.
Dalam perkembangannya setiap perguruan tinggi telah diarahkan untuk
mendidik mahasiswa siap terjun dalam situasi dan kondisi yang nyata dalam masyarakat.
Pengabdian dan tanggung jawab terhadap masa depan bangsa harus dimiliki setiap
mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Sejalan dengan itu menyadari akan
kekurangan didalam mempraktekkan ilmu yang telah diberikan, maka perguruan tinggi
mewajibkan para mahasiswanya untuk mengikuti mata kuliah yang disebut kerja praktek.
Diharapkan dengan kegiatan kerja praktek ini, mahasiswa mendapatkan
gambaran nyata sekaligus penerapan dari ilmu yang telah diperoleh dari teori yang di
dapatkan dalam kuliah. Salah satu perwujudan keterlibatan dunia industri dalam
membantu bidang pendidikan adalah memberikan ijin untuk dapat melaksanakan kerja
praktek di lingkungan perusahaan.
Dengan kebijakan tersebut diharapkan mahasiswa sebagai sumber daya
berpotensi mendapatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Situasi dan kondisi permasalahan yang sesungguhnya di dunia industri yang selama ini
mahasiswa hanya memperolehnya secara teoritis dari perkuliahan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 3
2. Melatih mahasiswa untuk berpikir secara menyeluruh dalam mengenali dan mengatasi
permasalahan yang cukup kompleks dan dinamis yang timbul di dalam dunia
perindustrian.
3. Menambah pengalaman dalam dunia kerja yang sesungguhnya sehingga setelah
menyelesaikan studinya, mahasiswa telah memiliki bekal yang cukup memadahi
untuk memasuki dunia kerja.

Dari penjelasan beberapa hal di atas, kerja praktek merupakan kegiatan yang
tepat bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam dunia kerja, yang
dapat diwujudkan dalam misi peningkatan sumber daya manusia. Dengan alas an dan
gambaran tersebut sebagai mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Jurusan
Teknik Mesin yang tergabung dalam kerja praktek ini berkeinginan mewujudkan tujuan
tersebut.

1.5. Waktu dan Tempat Kerja Praktek

1.5.1. Waktu Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilakukan selama 1 (satu) bulan dimulai pada


tanggal, 01 Maret 2016 sampai dengan 31 Maret 2016, setiap hari kerja mulai jam
07.00 – 12.00 WIB.

1.5.2. Tempat Kerja Praktek

Tempat kerja praktek di PT. Petrokimia Gresik, Jalan Jenderal Ahmad Yani,
Gresik 61119. Pemilihan ini berdasarkan karena mahasiswa tertarik untuk mengetahui
produksi dan manajemen pemeliharaan (maintenance) pada PT. Petrokimia Gresik.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 4
1.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan dengan beberapa cara, yakni
sebagai berikut :
1. Metode pengumpulan data primer, meliputi: observasi, pengamatan langsung pada
objek yang diteliti, pengambilan gambar menggunakan kamera handphone, bertanya
langsung pada para ahli atau pihak yang terkait dalam observasi.
2. Metode pengumpulan data sekunder, yakni: pengumpulan data-data dari buku,
petunjuk di pabrik, brosur, majalah, dan lain-lain.
3. Metode diskusi, artinya metode ini dilakukan untuk memecahkan masalah secara
kelompok dengan mengungkapkan masing-masing ide. Diskusi dilakukan ketika
memang diperlukan suatu diskusi.

1.7. Batasan Masalah

Dalam kerja praktek ini mahasiswa hanya melakukan dan mengikuti proses
dengan jadwal yang telah ditentukan oleh bagian diklat PT. Petrokimia Gresik. Jadi,
laporan kerja praktek ini hanya menitik beratkan pada analisa dan perbaikan alat-alat
produksi yang digunakan oleh PT.Petrokimia Gresik (Departemen Pemeliharaan pabrik
III).

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 5
BAB II
PROFIL PT. PETROKIMIA GRESIK

2.1. Identitas Perusahaan

PT. Petrokimia Gresik (PG) ini adalah Anak Perusahaan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang berbidang usaha di industri dan perdagangan. Perusahaan ini
berdiri pada 10 Juli 1972, beralamatkan di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Gresik 61119.
Dasar hukum yang dipakai adalah Ketetapan MPRS. No II/MPRS/1960, Peraturan
Presiden No. 55/1971, Peraturan Presiden No. 35/1974, dan Peraturan Presiden No.
28/1997.

2.2. Riwayat Singkat Perusahaan

Industri pupuk merupakan industri yang strategis mengingat Negara Indonesia


merupakan Negara agraris dengan jumlah penduduk yang besar dan laju
pertumbuhannya setiap tahun cukup tinggi. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan
pemerintah berupaya memajukan sektor pertanian dengan cara meningkatkan
produktivitas pertanian yang pada akhirnya pencapaian kesejahteraan masyarakat maka
diperlukan pupuk yang berkualitas. Melalui keputusan Presiden No. 260 Tahun 1960,
Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, Proyek Petrokimia Surabaya sebagai proyek
Prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap I ( Tahun 1961 –
1969), inilah awal berdirinya PT Petrokimia Gresik. Kontrak pembangunan proyek
ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964 dan mulai dilaksanakan pada tanggal 8
Desember 1964. Proyek Petrokimia Surabaya diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal
10 Juli 1972, selanjutnya tanggal 10 Juli diabadikan sebagai Hari Jadi PT Petrokimia
Gresik.
Di dalam perjalanannya perusahaan mengalami perubahan status, pada tahun
1971 sesuai PP No. 35/1971 menjadi Perum, pada tahun 1974 sesuai PP No. 35/1974 jo

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 6
PP No. 14/1975 berubah menjadi Persero. Berdasarkan PP No. 28/1997 PT Petrokimia
Gresik menjadi anggota Holding PT Pupuk Indonesia (Persero). PT Petrokimia Gresik
berlokasi di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur dengan menempati lahan seluas 450
Hektar. Pada awal berdirinya perusahaan memproduksi Amoniak, Pupuk Urea dan ZA
hingga saat ini PT Petrokimia Gresik telah memiliki berbagai bidang usaha dan fasilitas
pabrik terpadu.

2.2.1. Arah Pengembangan Perusahaan

Sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, PT Petrokimia Gresik


menyusun arah pengembangan perusahaan sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan pupuk sesuai permintaan pasar sekaligus mendukung
pelaksanaan kebijakan Pemerintah untuk penerapan pemupukan secara berimbang
sesuai dengan program ketahanan pangan nasional;
2. Memperkuat struktur bisnis perusahaan dengan pengamanan pasokan bahan baku
Fosfat (batuan fosfat/ asam fosfat) dan nitrogen (amoniak);
3. Mengembangkan produk-produk inovatif melalui riset.

2.2.2. Pengembangan Berkelanjutan

1. Pupuk Nitrogen

Agar dapat memenuhi kebutuhan nitrogen untuk pupuk NPK dan


sejalan dengan rencana program peremajaan pabrik Amoniak-Urea II di
lingkungan industri pupuk, PT Petrokimia Gresik berencana untuk membangun
pabrik Amoniak kapasitas 2.000 ton/hari dan Urea 1.725 ton/hari. Pemilihan lokasi
pembangunan pabrik Amoniak-Urea II didukung dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Ketersediaan gas bumi di Jawa Timur
Bahan baku pabrik pupuk Urea yang paling efisien selama ini adalah
gas bumi. Tersedianya cadangan gas blok cepu sebesar 1,4 TCF yang
diperkirakan mulai produksi pada tahun 2015 dengan jarak ke lokasi sekitar 120
Km sangat layak sebagai bahan baku Pabrik Amoniak-Urea II di Gresik.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 7
b. Kebutuhan Pupuk Urea
Total kebutuhan pupuk Urea sebesar 1,3 juta ton per tahun.
c. Kebutuhan Amoniak
Selama ini kebutuhan Amoniak dipenuhi oleh produksi sendiri sebesar
425.000 ton dan sisanya didapatkan dari beberapa sumber seperti PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kaltim dan lain sebagainya. Sejalan dengan
rencana PT Petrokimia Gresik yang aktif dalam melakukan pengembangan,
kebutuhan bahan baku Amoniak diperkirakan akan meningkat di masa datang.
d. Penghematan Biaya
Pengangkutan Urea dari Kalimantan Timur ke Jawa Timur dan
Amoniak dari Palembang menggunakan kapal melalui pelabuhan Banyuwangi
dan Surabaya. Dengan dibangunnya Pabrik Amoniak-Urea II akan menghemat
ongkos angkut.

2. ASAM FOSFAT

Guna memenuhi kebutuhan unsur fosfat bagi pupuk NPK yang


konsumsinya diperkirakan menjadi 9,7 juta ton pada tahun 2015, maka
pembangunan pabrik Asam Fosfat dinilai sangat diperlukan. Pembangunan Pabrik
Asam Fosfat didukung dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengamanan pasokan Batuan Fosfat
Selama ini impor batuan fosfat kurang terjamin keberlanjutannya.
Dengan dilakukan kerjasama dengan pemilik tambang Batuan Fosfat di luar
negeri, diharapkan pasokan Batuan Fosfat dapat terjamin dalam jangka panjang.
b. Kebutuhan Asam Fosfat
Pasokan bahan baku Asam Fosfat untuk pabrik pupuk PT Petrokimia
Gresik, khususnya NPK akan lebih terjamin untuk jangka panjang. Perusahaan
tidak perlu lagi mengimpor Asam Fosfat dimana kapal pengangkut Asam Fosfat
lebih sulit dicari dan lebih mahal bila dibandingkan dengan pengangkutan
Batuan Fosfat.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 8
c. Infrastuktur
PT Petrokimia Gresik memiliki dermaga untuk impor bahan baku
Batuan Fosfat dan juga tersedia conveyor untuk transportasi Batuan Fosfat dari
dermaga ke lokasi pabrik.

2.3. Lokasi Industri PT. Petrokimia Gresik

Kawasan industri PT. Petrokimia terletak di areal seluas 450 Ha, sementara
luas areal tanah yang telah ditangani adalah 300 Ha. Areal tanah yang ditempati berada
di tiga Kecamatan yang meliputi 10 desa yaitu :
1. Kecamatan Gresik, meliputi :
Desa Ngipik, desa Karangturi, desa Sukorame, desa Tlogo Pojok.
2. Kecamatan Kebomas, meliputi :
Desa Kebomas, desa Tlogo Patut, desa Randu Agung.
3. Kecamatan Manyar, meliputi :
Desa Roomo Meduran, desa Pojok Pesisir, desa Tepen.

Dipilihnya Gresik sebagai lokasi pendirian Pabrik Pupuk merupakan hasil


studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek – proyek Industri (BP3I)
dibawah Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan dengan atas dasar
pertimbangan keuntungan teknis dan ekonomis yang optimal antara lain :
1. Tersedianya lahan yang kurang produktif.
2. Tersedianya sumber air dari sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo.
3. Dekat dengan daerah konsumen pupuk terbesar yaitu perkebunan dan petani tebu.
4. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkat peralatan pabrik
selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku dan pendistribusian hasil produksi
melalui angkatan laut.
5. Dekat dengan Surabaya yang melangkapi kelengkapan yang memadai antara lain
tersedianya tenaga terlatih.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 9
2.4. Logo Perusahaan dan Arti

Dari berbagai diskusi yang dilakukan oleh tim yang dibentuk Sekretaris
Perusahaan yaitu tim Corporate Identity dengan konsultan, logo PT Petrokimia Gresik
bertransformasi untuk keempat kalinya. Terdapat beberapa perubahan dari logo PT
Petrokimia Gresik dan standarisasi yang dilakukan oleh tim Corporate Identity.
Diantaranya adalah perubahan warna dari yang sebelumnya kerbau berwarna emas
menjadi berwarna kuning keemasan. Selain itu logotype pun telah dirubah dari huruf
Times New Roman, dirubah menjadi Signika Semibold. Penentuan jenis logo telah
melalui serangkaian diskusi panjang dengan berbagai argumentasi yang dilakukan oleh
kedua belah pihak dan pada akhirnya disetujui oleh jajajaran Direksi PT Petrokimia
Gresik. SK terkait pengesahan dari logo baru tersebut telah di sahkan dan secara resmi
berlaku tepat di hari ulang tahun PT Petrokimia Gresik ke 42 yaitu 10 Juli 2014.

Gambar 2.1. Logo PT. Petrokimia Gresik

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 10
PT Petrokimia Gresik memiliki lambang/logo, yaitu :

Seekor kerbau berwarna kuning emas dan daun berwarna hijau berujung lima dengan
huruf PG berwarna putih yang terletak di tengah-tengahnya serta warna hitam pada penulisan
nama perusahaan. Masing-masing lambang tersebut mengandung arti :

1. Kerbau berwarna kuning emas

- Dalam bahasa (Jawa) dikenal sebagai Kebomas merupakan penghargaan


perusahaan kepada daerah dimana PT Petrokimia Gresik berdomisili, yaitu
Kecamatan Kebomas di Kabupaten Gresik.
- Warna emas sebagai lambang keagungan, kejayaan, dan keluhuran budi.
- Kerbau merupakan simbol sahabat petani yang loyal, tidak buas, pemberani, dan
giat bekerja.

2. Daun berujung lima

- Daun berujung lima melambang kelima sila pancasila


- Warna hijau sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan

3. Warna Putih Huruf PG

- PG singkatan dari Petrokimia Gresik


- Warna putih sebagai lambang kesucian, kejujuran, dan kemurnian

4. Warna Hitam penulisan nama perusahaan

- Warna hitam sebagai lambang kedalaman, stabilitas, dan keyakinan teguh


- Garis batas hitam di seluruh komponen sebagai lambang kewibawaan dan elegan

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 11
2.5. Visi dan Misi PT. Petrokimia Gresik

2.5.1. Visi

Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi
dan produknya paling diminati konsumen.

2.5.2. Misi

1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada


pangan.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan
pengembangan usaha perusahaan.
3. Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan
berperan aktif alam community development.

2.6. Nilai-Nilai Dasar PT. Petrokimia Gresik

1. Meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam setiap kegiatan operasionalnya.


2. Memanfaatkan profesionalisme untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis.
4. Meningkatkan integritas diatas segala hal.
5. Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.

2.7. Tri Darma Karyawan

1. Rumongso Melu Handarbeni (Rasa ikut memiliki)


2. Rumongso Melu Hangrungkebi (Rasa ikut bertanggung jawab)
3. Mulat Sariro Hangroso Wani (Berani mawas diri atas segala tindakan)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 12
2.8. Struktur Organisasi

Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Petrokimia Gresik :

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 13
BAB III
PRODUK

3.1. Unit-Unit Produksi

PT. Petrokimia Gresik mempunyai tiga unit Kompartemen produksi/pabrik,


yaitu :
1. Kompartemen Produksi I (unit pupuk Nitrogen)
2. Kompartemen Produksi II (unit pupuk Fosfat)
Dibagi menjadi IIA dan IIB
3. Kompartemen Produksi III (Unit Asam Fosfat)
Dibagi menjadi IIIA dan IIIB.

3.1.1. Kompartemen Produksi I (Unit Pupuk Nitrogen)

Kompartemen Produksi I menghasilkan produk utama sebagai berikut :

Tabel 3.1. Produk Utama Unit Produksi I


Produk Kapasitas Produksi (ton/tahun) Produksi Komersial

ZA I 200. 000 07-Mei-76


ZAIII 200. 000 01-Okt-86
Urea 460. 000 01-Des-94
Amoniak 445. 000 01-Des-94

Selain itu Unit Produksi I juga menghasilkan produk samping berupa :


1. CO2 cair, digunakan sebagai bahan pembuatan es kering (CO2 padat) dengan
kapasitas produksi sebesar 16.600 ton/tahun.
2. Nitrogen gas, dengan kapasitas produksi sebesar 500.000 NCM/tahun.
3. Nitrogen cair, dengan kapasitas produksi sebesar 8.000 ton/tahun.
4. Oksigen cair, dengan kapasitas produksi sebesar 7.500 ton/tahun.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 14
3.1.2. Kompartemen Produksi II (Unit Pupuk Fosfat)

Pada Kompartemen Produksi II dibagi menjadi dua unit departemen, yaitu


Departemen Produksi IIA dan Departemen Produksi IIB. Pembagian ini dikarenakan
banyaknya jumlah unit produksi/pabrik pada Departemen II, sehingga dipisahkan
untuk mempermudah dalam manajemen dan pengoperasiannya. Produk yang
dihasilkan pada Departemen Produksi II ini diantaranya adalah :

Tabel 3.2. Produk Unit Produksi II


Produk Kapasitas Produksi (ton/tahun)

SP-36 1. 000. 000


SP-18 1. 000. 000
PHONSKA (I,II,III,IV) 2. 340. 000
NPK Kebomas (NPK I,II,III,IV) 370. 000
TSP Tergantung pemasaran
DAP Tergantung pemasaran
ZK 10. 000
HCl (tidak diketahui)
Petroganik 10. 000

3.1.3. Kompartemen III (Unit Produksi Asam Sulfat)

Beroperasi sejak tahun 1 Januari 1985, yang terbagi menjadi pabrik IIIA dan IIIB.
1. Pabrik IIIA terdiri dari :
a. Pabrik Asam Fosfat Kapasitas produksi sebesar 200.000 ton/tahun dan
digunakan untuk pembuatan pupuk TSP/SP-36 serta produk samping gypsum
untuk bahan baku Unit Cement Retarder serta pupuk ZA II dan Asam
Fluosilikat (H2SiF6) untuk bahan baku Unit Aluminium Fluorida.
b. Pabrik Asam Sulfat (H2SO4) Beroperasi sejak tahun 1985 dengan kapasitas
produksi sebesar 550.000 ton/tahun dan digunakan sebagai bahan baku Unit
Asam Fosfat dan Unit Pupuk Fosfat.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 15
c. Pabrik ZA II Kapasitas produksi sebesar 250.000 ton/tahun.Bahan bakunya
berupa gypsum dan ammonia cair. Dimana Gypsum diperoleh dari limbah
proses pembuatan Asam Fosfat.
d. Pabrik Cement Retarder (CR) Kapasitas produksi sebesar 440.000 ton/tahun dan
digunakan dalam industri semen sebagai bahan penolong untuk mengatur waktu
pengeringan.
e. Pabrik Aluminium Fluorida (AlF3) Kapasitas produksi 12.600 ton/tahun yang
diperlukan sebagai bahan penurun titik lebur pada industri peleburan bijih
aluminium serta hasil samping berupa silika (SiO2) untuk bahan kimia
tambahan Unit Asam Fosfat.

2. Pabrik IIIB terdiri dari :


Di pabrik IIIB ini merupakan perluasan dari pabrik IIIA diantaranya yaitu:
a. Revamping Pabrik Asam Fosfat
b. Revamping Pabrik Asam Sulfat (H2SO4)
c. Revamping Pabrik Cement Retarder (CR)
d. Revamping Pabrik Aluminium Fluorida (AlF3)

Di Pabrik IIIB juga ada penambahan bangunan yaitu :


a. Utilitas Batu Bara
Memiliki kapasitas steam 2 x 150 ton/jam, serta tenaga listrik sebesar 32 MW.
Unit ini dilengkapi dengan dermaga khusus batu bara berkapasitas 10.000
DWT.

3.2. Kapasitas Pabrik

Selaras dengan program pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan


pupuk nasional yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, perusahaan berupaya
mengembangkan pabrik sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dari 4. 417.
500 ton/tahun (tahun 2007) menjadi 6. 175. 800 ton/tahun. Sampai dengan tahun 2012,
PT Petrokimia Gresik memiliki 23 pabrik yang terdiri dari:

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 16
Pabrik Pupuk : 16 Unit
Pabrik Non Pupuk : 7 Unit

Pada tahun 2012 kapasitas pabrik PT Petrokimia Gresik meningkat menjadi 6.


175. 800 ton/tahun, yaitu telah beroperasinya Pabrik Phonska IV berkapasitas 630. 000
ton/tahun pada bulan April 2011 dan kapasitas pabrik Pupuk Fosfat/SP-36 menjadi 500.
000 ton/tahun.

3.2.1. Kapasitas Produksi Pupuk

Tabel 3.3. Kapasitas Produksi Pupuk


Pupuk Pabrik Kapasitas (ton/tahun) Tahun Beroperasi

Pupuk Urea 1 460. 000 1994


Pupuk Fosfat/SP36 1 500. 000 2009
Pupuk ZA 3 750. 000 1972, 1984, 1986
Pupuk NPK :
- Phonska I 1 450. 000 2000
- Phonska II & III2 2 1. 260. 000 2005, 2009
- Phonska IV 1 630. 000 2011
- NPK I 1 70. 0000 2005
- NPK II 1 100. 000 2008
- NPK III & IV 2 200. 000 2009
- NPK Blending 1 60. 000 2003

Pupuk K2SO4 (ZK) 1 10. 000 2005

Pupuk Petroganik 1 10. 000 2005

Jumlah 16 4. 500. 000


Pabrik/Kapasitas

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 17
3.2.2. Kapasitas Produksi Non Pupuk

Tabel 3.4. Kapasitas Produksi Non Pupuk


Non-Pupuk Pabrik Kapasitas Tahun Beroperasi
(ton/tahun)
Amoniak 1 445. 000 1994
Asam Sulfat (100% P2O5) 1 550. 000 1985
Asam Fosfat (98% H2SO4) 1 200. 000 1985
Cement Retarder 1 440. 000 1985
Alumunium Fluorida 1 12. 600 1985
CO2 Cair 1 16. 600 1994
HCl 1 11. 600 2005
Jumlah Pabrik/Kapasitas 7 1. 675. 800

3.3. Spesifikasi Pupuk dan Kegunaan

3.3.1. Produk Pupuk

Tabel 3.5. Spesifikasi dan Kegunaan Produk Pupuk


No. Pupuk Spesifikasi Kegunaan
1. Urea • Kadar Nitrogen min. • Menjadikan tanaman
46% lebih hijau dan segar,
• Kadar air maks. 0,50% karena banyak
• Kadar Biuret maks. mengandung butir hijau
1,2% daun yang penting dalam
• Bentuk butiran (Prill) proses fotosintesa.
• Warna Pink dan Putih • Mempercepat
• Size 1-3,35 m min. 90% pertumbuhan.
(Sesuai SNI 2801- • Menambah kandungan
2010) protein hasil panen.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 18
2. ZA • Kadar Nitrogen min. • Sebagai pupuk dasar dan
20,8% susulan.
• Kadar Belerang min. • Memperbaiki kualitas
23,8% dan meningkatkan
• Asam Bebas sebagai produksi hasil panen.
H2SO4 maks. 0,1% • Menambah daya tahan
• Kadar Air maks 1% tanaman dari gangguan
• Bentuk Kristal hama, penyakit, dan
• Warna putih kekeringan.
(Sesuai SNI 02-1760-
2005)

3. SP – 36 • Kadar P2O5 total min. • Menjadikan tanaman


36% lebih hijau dan segar,
• Kadar P2O5 larut karena banyak
dalam Asam Sitrat 2 % mengandung butir hijau
min. 34% daun yang penting dalam
• Kadar P2O5 larut proses fotosintesa.
dalam air min. 30% • Mempercepat
• Kadar Belerang sebagai pertumbuhan.
S min 5% • Menambah kandungan
• Kadar asam bebas protein hasil panen.
sebagai H3PO4 maks
6%
• Kadar air maks. 5%
• Bentuk butiran
• Warna keabu-abuan
(Sesuai SNI 02-3769-
2005)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 19
4. NPK PHONSKA • Kadar Nitrogen 15% • Menjadikan tanaman
• Kadar P2O5 15% lebih hijau dan segar,
• Kadar K2O 15% karena banyak
• Kadar air maks. 2% mengandung butir hijau
• Bentuk butiran daun yang penting dalam
• Warna merah muda proses fotosintesa.
(Sesuai SNI 02-2803- • Memacu pertumbuhan
2000) akar dan pembentukan
sistem perakaran yang
baik.
• Menambah daya tahan
tanaman terhadap
serangan hama dan
penyakit.

5. PETROGANIK • Kadar C-Organik min • Menggemburkan dan


12,5% menyuburkan tanah.
• Kadar C/N Ratio 10 • Meningkatkan daya
25% simpan dan daya serap
• Kadar air 4-12% air.
• Bentuk Granul • Memperkaya hara makro
• Warna abu kehitaman dan mikro.
(Sesuai Peraturan
Menteri Pertanian No:
28/Permentan/SR.130/5
/2009)

6. DAP • Kadar Nitrogen min. • Menjadikan tanaman


18% lebih hijau dan segar,
• Kadar P2O5min. 46% karena banyak

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 20
• Kadar Air maks. 2% mengandung butir hijau
• Butiran lolos ayakan 5 daun yang penting dalam
US Mesh, tidak lolos proses fotosintesa.
ayakan 10 US Mesh • Mempercepat
min 80% pertumbuhan tanaman
• Kadar Cd maks 100 dan memperbanyak
ppm jumlah anakan.
• Kadar Pb maks 500 • Memacu pembentukan
ppm bunga dan masaknya
• Kadar Hg maks 10 ppm buah/biji sehingga cepat
• Kadar As maks 100 panen.
ppm
• Hitam atau abu-abu
(Sesuai SNI 02-2858-
2005)

7. NPK KEBOMAS • Komposisi : Nitrogen • Menjadikan tanaman


(N) Fosfat (P205), lebih hijau dan segar,
Kalium (K20), dan karena banyak
dapat dikombinasi mengandung butir hijau
dengan unsur hara lain daun yang penting dalam
seperti : Mg, Cu, B, Zn, proses fotosintesa.
dll. (spesifik komoditi • Memacu pertumbuhan
& spesifik lokasi) akar dan pembentukan
• F ormula dan bentuk sistem perakaran yang
(granul dan powder) baik.
sesuai pesanan • Memperbesar persentase
(Sesuai SNI 02-2803- terbentuknya bunga
2000) menjadi buah/biji.
• Menambah daya tahan

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 21
tanaman terhadap
serangan hama dan
penyakit.

8. ZK • Kadar Kalium sebagai • Memperbaiki warna,


Kalium Oksida K2O aroma, rasa, dan
min 50%. mengurangi penyusutan
• Belerang min.17% selama penyimpanan.
• Asam bebas sebagai • Sangat cocok untuk
H2SO4 maks 2,5% semua jenis tanaman,
• Kadar Klorida (Cl) termasuk tembakau
maks 2,5%
• Kadar air maks 1%
• Bentuk powder
• Warna putih
(Sesuai SNI 02-2809-
2005)

9. PETROKALIMAS • Kadar K2O min 30% • Meningkatkan jumlah


• Kadar Belerang min dan mutu hasil pertanian.
18% • Meningkatkan efisiensi
• Kadar Magnesium min dan efektivitas
10% penggunaan pupuk.
• Kadar air maks 2 % • Pilihan terbaik untuk
• Bentuk Granular memenuhi kebutuhan
• Warna Putih tanaman yang tidak
menghendaki unsur
Chlor (Cl).

10. KAPUR • Kadar CaCO3, min. • Meningkatkan pH tanah

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 22
PERTANIAN 85% menjadi netral
• Kadar Al2O3 + Fe2O3 • Meningkatkan produksi
maks. 3% dan mutu hasil panen
• Kadar air maks. 5% • Dapat dipergunakan
• Bentuk tepung halus untuk lahan pertanian,
• Warna putih perikanan, dan
(Sesuai SNI 02-0482- perkebunan
1998) • Meningkatkan
ketersediaan unsur hara
dalam tanah

3.3.2. Produk Non-Pupuk

Tabel 3.6. Spesifikasi dan Kegunaan Produk Non Pupuk


No. Non-Pupuk Spesifikasi Kegunaan
1. AMONIAK • Kadar NH3 min. 99,5% • Industri pupuk (Urea,
• Kadar minyak maks. 10 ZA, DAP, MAP, dan
ppm Phonska).
• Kadar air maks. 0,5 % • Bahan kimia (Asam
• Bentuk cair Nitrat, Amonium Nitrat,
(Sesuai SNI 06-0045- Soda Ash, Amonium
1987) Chlorida, dll).
• Media pendingin (pabrik
es, cold storage,
refrigerator).
• Industri makanan (MSG,
Lysine, dll).

2. ASAM SULFAT • Kadar ZN max. 0,2% • Industri pupuk (ZA, SP


• Kadar Arsen max. 0,2% 36, SP-18).

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 23
• Kadar Tembaga max. • Bahan kimia (Asam
1,0% Fosfat, tawas, PAC, serat
• Kadar H2SO4min. 98% rayon, alkohol, dan
• Kadar sisa pemijaran bahan baku detergen).
maks. 0,02% • Makanan (Bumbu masak,
• Kadar Klorida (Cl) MSG, Lysine, dll).
maks. 10 ppm • Industri (Tekstile,
• Kadar Besi (Fe) maks. spiritus, utilitas pabrik,
40 ppm dan pertambangan).
• Kadar Timbal (Pb)
maks. 9 ppm
• Tidak berwarna sampai
sedikit kuning
(Sesuai SNI 06-0030-
2011)

3. ASAM FOSFAT • Kadar P2O5 min. 50% • Industri pupuk (SP-36,


• Kadar SiO3 maks. 4,0% Phonska, TSP, dan
• Kadar CaO maks. 0,7% DSP).
• Kadar MgO maks. • Bahan kimia STPP, DPC.
1,7% • Makanan (Lysine, HCl,
• Kadar Fe2O3 maks. pabrik gula)
0,6%
• Kadar Al2O3 maks.
1,3%
• Kadar Cl maks. 0,04%
• Kadar F maks. 1,0%
• Suspensi padat maks.
1,0%
• Berat jenis maks. 1,7%

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 24
• Warna cokelat sampai
hitam keruh
(Sesuai SNI 06-2575-
1992)

4. PURIFIED GYPSUM • Kadar CaSO4 . 2H2O • Bahan baku pembuatan


min. 95% semen.
• Kadar SO3 min. 44%
• Kadar air kristal, min.
19%
• Kadar CaO, min 31%
• Kadar P2O5 total maks.
0,5%
• Kadar P2O5 larut
dalam air maks. 0,3%
• Kadar Flourida total
maks. 0,5%
• Kadar air bebas maks.
20%

5. CRUDE GYPSUM • Kadar CaSO4 . 2H2O • Bahan baku pembuatan


min. 94% semen dan plaster board.
• Kadar SO3 min. 44%
• Kadar air kristal, min.
19%
• Kadar CaO, min 30%
• pH 10% min 2
• Kadar P2O5 total maks.
1,0%
• Kadar P2O5 larut

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 25
dalam air maks. 0,6%
• Kadar Flourida total
maks. 0,8%
• Kadar air bebas maks.
20%

6. GRANULATED • Kadar CaSO4.2H2O • Bahan baku pembuatan


GYPSUM min. 91% semen.
• Kadar SO3 min. 42%
• Kadar Air Kristal min.
19%
• Kadar air bebas maks.
8%
• Kadar bagian tak larut
dalam asam maks.
2,5%
• Kadar P2O5 total maks.
0,5%
• Kadar P2O5 larut
dalam air maks. 0,02%
• Kadar Flourida content,
total maks 0,5%.
• Ukuran butiran 5-40
mm min 90%
(Sesuai dengan SNI 15-
0715-1989-A)

7. ALUMINIUM • Kadar Alumunium • Untuk peleburan


FLORIDA Flourida (AlF3) min. Aluminium.
90%

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 26
• Kadar Silikat (SiO2)
maks. 0,2%
• Kadar Besi (Fe2O3)
maks. 0,07%
• Kadar air sebagai H2O
maks. 0,35%
• Kadar hilang pijar (110
150 0C) maks. 0,85%
(Sesuai SNI 06-2603-
1992)

8. KARBON DIOKSIDA • Kadar CO2 min. 99,7% • Pendingin (Ekspor ikan


PADAT • Kadar CO maks. 10 tuna)
ppm • Industri Ice Cream
• Kadar minyak maks. 5 sebagai pendingin.
ppm • Media pengawetan
• Kadar senyawa sayuran.
belerang dihitung • Pembuatan asap pada
sebagai H2S maks. 0,5 pementasan.
ppm
• Kadar air maks. 0,05%
• Kadar Arsen tak
ternyata
(Sesuai SNI 06-0126-
1987)

9. PETRO BIOFERTIL a. Konsorsium mikroba • Berfungsi sebagai


berguna: penambah nitrogen
• Azotobacter sp. 1,6 x bebas, pelarut fosfat, dan
106 cfu/g merombak bahan

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 27
• Azospirilum sp. 1,46 organik selulolitik.
x 106 cfu/g • Meningkatkan kesuburan
• Steptomyces sp. 8,10 tanah (sifat fisik, kimia,
x 108 cfu/g dan biologi).
• Aspergillus sp. 1,00 x • Meningkatkan Efisiensi
104 cfu/g pengunaan pupuk
• Penicillium sp. 1,00 x organik.
104 cfu/g • Merangsang
• Pseudomonas sp. 1,56 perkembangan dan
x 107 cfu/g pertumbuhan akar
b. Kadar air < 20%
c. pH 5-8

10. PETROFISH a. Konsorsium mikroba • Berfungsi


PREBIOTIK IKAN berguna : menyeimbangkan
• L actobacilus mikroflora pencernaan,
plantarum 1x106 mendekomposisi sisa
cfu/ml bahan organik,
• Nitrosomonas mencegah serangan
europea 1x106 mikroba pathogen,
cfu/ml mengikat N bebas di
• Bacillus subtilis tambak.
1x106 cfu/ml • Memperbaiki
b. Berbentuk cair, metabolisme pada ikan
berwarna kecoklatan & udang
c. Ijin edar KKP RI No D • Memperbaiki kualitas
1103158 BBC lingkungan tambak
• Meningkatkan jumlah
pakan alami di tambak
• Meningkatkan kualitas

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 28
dan kuantitas hasil
tambak

11. PETRO a. Konsorsium mikroba • Berfungsi sebagai


GLADIATOR berguna : perombak selulosa &
• Bacillus sp. 1,37x107 lignin
cfu/g • Mempercepat proses
• L actobacillus sp. dekomposisi &
1,00x107 cfu/g meningkatkan
• Streptomyces kandungan hara bahan
sp.7,40x108 cfu/g organik.
• Trichoderma sp. • Menanggulangi masalah
1,00x104 cfu/g penumpukan sampah
b. Kadar air <35%
c. pH 6-8

12. PETROSEED BENIH Rice Seed • Tahan terhadap hama


PADI • Daya tumbuh min. 90% wereng coklat bio tipe II
• Benih murni 99,8% dan III
• Benih varietas lain • Tahan terhadap bakteri
0,2% hawar daun strain III dan
• Benih tanaman lain IV
0,1% • Cocok ditanam di musim
• Kadar air maks. 12% hujan dan kemarau
• Varietas : Ciherang dan
Inpari 13
(Sesuai SNI 61-6233.3-
2003)

13. GYPSUM • Kadar CaO min. 30% • Memperbaiki sifat fisik

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 29
PERTANIAN • Kadar Belerang dalam tanah
bentuk SO3 min. 42% • Memperbaiki perakaran
• Kadar P2O5 min. 0,5% tanaman
• Kadar air maks. 25% • Sumber kalsium dan
• Bentuk powder Sulfat yang siap
• Warna putih kecoklatan digunakan tanaman

14. KARBON DIOKSIDA • Kadar Co2 min. 99,9% • Industri minuman


CAIR • Kadar CO maks. 10 berkarbonat.
ppm • Industri logam dan
• Kadar total karoseri sebagai
Hidrokarbon pendingin pada logam
• Sebagai metana maks. (Welding) dan
50 ppm pengecoran.
• Sebagai non-metana • Industri pengawetan
maks. 20 ppm sebagai media
• Kadar benzena maks. pengawetan sayuran,
0,02 ppm buah-buahan, gabah,
• Kadar SO2 maks. 1 daging, dll.
ppm
• Kadar air maks. 20 ppm
• Tidak berwarna
• Tidak berbau (Sesuai
SNI 06-0029-2008)

15. ASAM KLORIDA a. Grade A • Food industry (Lysine,


• Kadar Asam Klorida dll.)
(HCL) min. 32% • Industri kimia (Bletching
• Kadar sisa pemijaran earth, dll.)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 30
maks. 0,1% • Bahan pembersih
• Kadar Sulphate (galvanishing, coagulant,
sebagai SO4 maks. pertambangan, utilitas,
0,012% pabrik, dll.)
• Kadar Arsen sebagai
AS2O3 maks.
0,0002%
• Kadar logam berat
sebagai Pbmaks.
0,0005%
• Kadar Besi (Fe2O3)
maks. 0,004%
• Kadar Klor bebas
sebagai Cl2 maks.
0,005%
(Sesuai SNI 06-2557-
1992)
b. Grade B
• Kadar Asam Klorida
(HCL) min. 31%
• Kadar sisa pemijaran
maks. 0,2%
• Kadar Besi (Fe2O3)
maks. 0,02%
(Sesuai SNI 06-2557-
1992)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 31
3.4. Sistem Pemasaran

PT. Petrokimia Gresik menangani langsung kegiatan pemasaran dari


produknya sejak tahun 2001 hingga saat ini, dengan alokasi pengadaan dan penyaluran
pupuk urea di enam kabupaten di Jawa Timur dan non urea di seluruh Indonesia.
Untuk Daerah yang di cover Gudang Gresik (Tanpa melalui Gudang Penyangga)

Ditributor

Kios

Gudang Gresik

Konsumen
(Petani)

Konsumen
Industri

Gambar 3.1. Diagram Alur Distribusi Pupuk Tahun 2001 – Sekarang

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 32
BAB IV
MANAJEMEN MAINTENANCE POMPA P-1002 PADA DEPARTEMEN
PEMELIHARAAN III

4.1. Definisi Pemeliharaan

Merupakan pengorganisasian operasi pemeliharaan untuk memberikan


performan mengenai peralatan produksi dan fasilitas industri dengan cara memperbaiki /
mengganti / merubah dan atau menambah suatu equipment sebagian maupun seluruhnya.

4.2. Tujuan Pemeliharaan

1. Memastikan kondisi equipment dalam keadaan baik sehingga dapat bekerja dengan
maksimal sesuai fungsinya.
2. Mengurangi downtime yang tidak diperlukan akibat kerusakan.
3. Menghemat biaya perbaikan equipment yang mungkin timbul bila tidak melakukan
perawatan
4. Membuat umur pakai suatu peralatan lebih lama
5. Menemukan suatu modifikasi baru yang dapat membuat proses produksi bisa berjalan
dengan lebih baik
6. Meningkatkan performansi suatu mesin atau peralatan sebaik baiknya
7. Memperbaiki efisiensi suatu proses produsi
8. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh suatu industri
9. Meningkatkan keamanan operasional mesin pabrik
10. Meningkatkan keselamatan kerja

4.3. Manfaat Pemeliharaan

1. Kondisi equipment dalam keadaan baik dan dapat bekerja dengan maksimal sesuai
fungsinya.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 33
2. Dapat mengurangi downtime yang tidak diperlukan akibat kerusakan.
3. Dapat menghemat biaya perbaikan equipment yang mungkin timbul bila tidak
melakukan perawatan
4. Umur pemakaian peralatan akan lebih lama.
5. Dapat Menemukan suatu modifikasi baru yang dapat membuat proses produksi bisa
berjalan dengan lebih baik
6. Dapat Meningkatkan performansi suatu mesin atau peralatan sebaik baiknya
7. Proses produksi lebih efisien
8. Dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh suatu industri
9. Dapat meningkatkan keamanan operasional mesin pabrik
10. Dapat meningkatkan keselamatan kerja

4.4. Schedule Departement Pemeliharaan III

Pemeliharaan merupakan suatu bagian penting dalam proses produksi dan


proses operasi disemua perusahaan. Agar proses produksi dan proses operasi dalam suatu
perusahaan lancar, maka dibutuhkan pemeliharaan peralatan-peralatan pabrik dengan
baik. Adapun metode yang digunakan untuk melakukan pemeliharaan pabrik , yaitu:
preventive maintenance (PM), predictive maintenance (PdM), corrective maintenance
(CM).
Didalam departement pemeliharaan III terbagi menjadi beberapa bagian
diantaranya bagian instrumentasi, bagian listrik, bagian mekanik, bagian bengkel dan
bagian candal yang seluruhnya berguna memelihara pabrik dengan baik sesuai dengan
porsinya masing-masing dari pemeliharaan skala kecil hingga pemeliharaan skala besar.
Didalam Pemeliharaan peralatan produksi pabrik terdapat dua schedule yang biasanya
diterapkan , yaitu shutdown dan streamdays :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 34
4.4.1. Shutdown

Shut down ini sendiri diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Schedule shutdown merupakan perbaikan tahunan dimana semua aktivitas pabrik
dinonaktifkan hingga Turn Arrown (TA) yang direncanakan. Untuk mengadakan
Turn Arrown (TA) kita harus mengetahui terlebih dahulu kapan dan berapa lama
Turn Arrown (TA) akan berlangsung. Turn Arrown (TA) merupakan kegiatan
perbaikan dan penggantian alat-alat yang rusak.
2. Unschedule shutdown merupakan penghentian seluruh aktivitas pabrik yang tidak
direncanakan karena terdapat peralatan yang mengalami kerusakan seperti, pompa
mati atau pipa yang mengalami kebocoran yang besar.

4.4.2. Streamdays

Streamdays adalah hari dimana pabrik tersebut beroperasi. Berikut ini


merupakan contoh kasus streamdays, Dalam setahun ada 365 hari, Misalnya :

 Waktu Turn Arrown (TA) yang dijadwalkan 30 hari.


 Waktu shut down pertahun adalah 1 kali.
Streamdays = 1 tahun – (Waktu Turn Arrown + Waktu shut down perbulan)
Streamdays = 365 hari – (30 * 1) hari
Sreamdays = 335 hari

4.5. Sistem Pemeliharaan Departement Pemeliharaan III

Sistem pemeliharaan di bagi 3 sistem, yaitu pemeliharaan terencana,


pemeliharaan tidak terencana, dan pemeliharaan korektif :

4.5.1. Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance)

1. Preventive Maintenance

Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang


terjadwal dan terencana sebelumnya dan biasanya jadwal jangka panjang. Hal ini

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 35
dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada komponen/ alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam
operasi.
Kegiatan pemeliharaan pada equipment untuk mencegah kerusakan
yang dapat lebih parah agar kelangsungan operasional dan kehandalan equipment
dapat terjaga secara berkesinambungan, efektif, efisien, aman dan mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan. Kegiatan yang meliputi:
pemeriksaan rutin, pembersihan, pelumasan, penggantian/ perbaikan komponen
secara berkala. Kegiatan ini bias dilakukan secara harian, mingguan, bulanan atau
tahunan.
Pada kegiatan pemeliharaan ini memerlukan beberapa persyaratan
antara lain :
a. Diperlukan perencanaan yang matang/ baik
b. Tersedianya sumberdaya manusia yang cukup
c. System administrasi yang baik
d. Tersedianya material/ spare part
e. Diperlukan koordinasi yang baik antara departemen/ seksi yang bersangkutan

Terdapat dua tipe preventive maintenance :


a. Time Base Maintenance (TBM)
Kegiatan pemeliharaan berbasis interval waktu tertentu baik interval service
ataupun interval penggantian.
b. Condition Base Maintenance (CBM)
Kegiatan merawat/ memelihara yang dilakukan sebagai tindak lanjut terjadinya
penurunan performance peralatan yang diindikasikan oleh perubahan parameter-
parameter yang dipantau teknik-teknik monitoring tertentu.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 36
2. Predictive Maintenance

Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi,


dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala maupun evaluasi dari
perawatan yang lain. Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari semua data diagnose,
evaluasi kinerja, sejarah kerusakan, data operasi dan data desain yang tersedia dan
juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan
tindakan perbaikan selanjutnya dalam pengambilan keputusan. Dengan tujuan agar
kinerja yang dilakukan mesin tetap optimum dengan mencegah terjadinya down
time pada saat yang tidak tepat.
Prasyarat yang harus dipenuhi antara lain :
a. Perencanaan yang matang/ baik
b. Tersedianya sumber daya manusia yang cukup
c. System administrasi yang baik
d. Tersedianya material (spare part/ suku cadang, consumable, dan baik material)
yang memadai.
e. Koordinasi yang baik antara ketua seksi pemeliharaan dengan mekanik-mekanik.

4.5.2. Pemeliharaan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)

Break Down Maintenance

Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya


rencana terlebih dahulu dan tanpa di duga. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak
pada suatu alat/ mesin yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan
bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi.
Ada beberapa persyaratan yang harus di lakukan pada system break down,
antara lain :
1. Tersedianya tenaga shift pemeliharaan
2. Tersedianya tenaga ahli yang siap setiap saat
3. Tersedianya spare part/ sukucadang yang cukup

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 37
4. Tersedianya sarana kerja/ tools yang cukup
5. Perlunya langkah- langkah evaluasi dari sebab terjadinya break down

4.5.3. Pemeliharaan Korektif

Sistem Improvement Maintenance

Merupakan suatu kegiatan perbaikan terhadap asset dan peralatan yang


telah mengalami kerusakan agar alat tersebut dapat kembali pada standar yang
dipersyaratkan. Pemeliharaan ini tidak hanya berarti memperbaiki, akan tetapi juga
mempelajar sebab-sebab terjadinya kerusakan serta mempelajari cara- cara
mengatasinya dengan cepat, tepat, dan benar, sehingga bias tercegah terulangnya
kembali kerusakan yang serupa. Untuk mencegah terulangnya kerusakan yang serupa
ini perlu dipikirkan sesuatunya dengan mantap dan seksama. Dilakukannya
pemeliharaan ini dengan cara melakukan analisa cara- cara perbaikan yang lebih
cepat, perubahan pada suatu peralatan/ mesin, merubah material, menambah peralatan
baru, menambah instalasi baru.

Beberapa macam tindakan yang dapat dipakai sebagai alternative (pilihan),


antara lain adalah sebagai berikut :

1. Merubah proses produksi, sehingga semua system produksi berubah.


2. Mengganti desain/ konstruksi/ material dari komponen yang mengalami kerusakan.
3. Mengganti komponen yang rusak dengan komponen yang sejenis dengan desain
atau konstruksi yang lebih baik.
4. Seluruh mesin diganti dengan yang baru.
5. Memperbaiki prosedur preventive maintenance, misalnya memperbaiki jadwal
pelumasan.
6. Mempertimbangkan atau mengganti prosedur operasi, misalnya dilakukan training
terhadap operator untuk mengoperasikan suatu unit khusus dengan benar.
7. Mengubah atau mengurangi bebanpada unit.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 38
Dengan tujuana ntara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan kehan dalam mesin
2. Mengurangi terjadinya break down secara singkat
3. Meningkatkan efisiensi operasional mesin pabrik
4. Mengurangi/ menekan biaya pemeliharaan
5. Memenuhi tuntutan pelangggan

Penerapan pemeliharaan ini meamang tidak dapat menghilangkan atau


eliminasi semua kerusakan, tetapi harus mencegah terulangnya kembali kerusakan
yang serupa dalam jangka waktu yang singkat.
Dengan improvement maintenance ini maka jumlah kerusakan akan
berkurang, dan waktu terhentinya mesin (down time) juga akan berkurang sehingga
kapasitas produksi dapat ditingkatkan. Disamping itu pula masih membuka
kemungkinan terhadap berubahnya proses produksi, penggantian peralatan, dan
perencanaan kembali peralatan demi penyempurnaan.
Penerapan Improvement Maintenance ini diperlukan adanya persiapan yang
matang/ baik yang menyangkut tentang perhitungan, analisa, dampak- dampak yang
mungkin ditimbulkan dengan perubahan yang akan dilakukan.

4.6. Proses Pembuatan Asam Sulfat Unit Produksi III

4.6.1. Belerang

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Belerang merupakan unsur non-logam yang tidak
berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di
alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral
sulfida dan sulfat. Belerang adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan
dalam 2 asam amino. Salah satu contoh penggunan umum belerang adalah dalam
pupuk. Belerang mempunyai titik leleh 115,21oC dan titik didih 444,6o C.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 39
Gambar 4.1. Belerang

4.6.2. Bahan Baku Produk

1. Belerang padat dengan spesifikasinya :


 Kemurnian : 98,11 % berat minimum
 H2O : 2,6 % berat maksimum
 Abu : 0,9 % berat
 Keasaman : 0,52 % berat
 Impurities : NaCl, Fe, K, Na, HC
2. Bahan penunjang
 Udara (O2)
 Katalis Vanadium Pentaoksida (V2O5)

4.6.3. Proses Pembuatan

Belerang dari tempat penyimpanan diangkut dengan shovel loader ke Dump


Hopper kemudian dimasukkan kedalam Melter D1002 A/B yang bagian dalamnya
dilapisi batu tahan asam. Melter ini dilengkapi dengan steam coil yang berisi kukus
jenuh bertekanan 7 kg/cm2 dan temperature 175o C serta sebuah pengaduk untuk
meratakan panas. Suhu dalam Melter sekitar 135o C. Kapur aktif perlu ditambahkan
untuk menetralkan free acid dan mengendapkan pengotor lainnya.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 40
Under flow dari melter dimasukkan ke dalam penampung belerang kotor.
Kotoran-kotoran pada belerang cair mengendap pada penampung tersebut.
Temperatur pada penampung tersebut adalah 135o C untuk menjaga belerang pada
fase cair. Under flow dari penampung tersebut dipompakan ke penampung belerang
kotor D1005 A/B selanjutnya diteruskan ke Filter Fil 1001 A/B dengan pompa P1002
A/B. Kotoran yang terdapat pada belerang cair disaring dengan fiter yang dilapisi
dengan diatomeus earth dan Filter Aid. Filter ini digunakan secara bergantian dengan
periode pergantian selama 18 jam. Selama fiter tidak digunakan, filter dibersihkan
dari cake dan untuk keperluan pelapisan diatomeus earth dicampur dengan belerang
cair yang dipompa dari bagian penampungan. Setelah keluar dari filter diharapkan
kandungan pengotor pada belerang cair 50 ppm maksimal sebagai abu. Filtrat hasil
filtrasi dimasukkan kepenampung belerang umpan burner. Semua pipa yang
digunakan untuk mengalirkan belerang cair dilengkapi dengan steam jacket
menggunakan kukus bertekanan 4 kg/cm2. Belerang cair dialirkan pada temperatur
135o C karena pada temperature ini viskositas belerang pada titik rendah.

4.7. Pompa P-1002

Pompa P-1002 adalah pompa tipe sentrifugal vertical, pompa ini berfungsi
untuk memindahkan belerang cair (moulten sulfur) yang membutuhkan lilitan dari steam
jacket untuk menjaga temperatur agar belerang dalam kondisi cair. Belerang mempunyai
titik leleh 115o C, sedangkan pompa P-1002 membutuhkan temperatur 130-140o C untuk
menjaga kondisi belerang tetap cair, supaya tidak sering terjadi kendala penyumbatan
pada komponen yang diakibatkan oleh tekanan kepadatan yang membentuk gumpalan
dari pada belerang cair tersebut.
Pada dasarnya prinsip kerja pompa P-1002 sama dengan pompa sentrifugal
pada umumnya yaitu daya putar dari penggerak mula (motor/turbin) diberikan pada
poros pompa untuk memutar impeller, impeller yang berputar akan menghisap fluida lalu
memutarkannya. Akibat dari putaran fluida cair yang cepat maka timbul gaya Sentrifugal
yang besar sehingga cairan akan terlempar dan mengalami kenaikan kecepatan. Setelah
keluar dari impeller, fluida akan mengalir dan ditampung pada saluran berbentuk spiral

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 41
(volute) kemudian sebagian kecepatan aliran dirubah menjadi tekanan keluaran
(discharge pressure). Jadi di dalam impeller, fluida mengalami kenaikan energi kinetik.
Akan tetapi pada pompa P-1002 menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasanag
berderet pada satu poros . Zat cair yang keluar dari impeler tingkat pertama akan
diteruskan ke impeler tingkat kedua dan seterusnya hingga tingkat terakhir. Head total
pompa merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing - masing impeler.
Dengan demikian head total pompa ini relatif tinggi dibanding dengan pompa satu
tingkat, namun konstruksinya lebih rumit dan besar.

Gambar 4.2. Pompa P-1002

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 42
Berikut ini adalah data pompa P-1002 :

Gambar 4.3. Data Pompa P-1002

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 43
4.8. Komponen Utama Pompa P-1002

4.8.1. Casing

Adalah berfungsi melindungi seluruh bagian pompa, menurunkan kecepatan


aliran dari pompa dan mengubahnya menjadi energi tekan, mencegah bagian dalam
pompa dari korosi dan tempat melekatnya impeller.

Gambar 4.4. Casing

4.8.2. Impeller

Impeller adalah berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa


menjadi energi kecepatan pada fluida yang dipompakan secara continue (terus
menerus). Dengan adanya proses ini maka saluran suction (hisap) akan bekerja secara
maksimal dan terus menerus sehingga tidak ada kekosongan fluida dalam rumah
pompa.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 44
Gambar 4.5. Impeller

4.8.3. Shaft/As

Adalah berfungsi untuk meneruskan momen putar dari penggerak selama


pompa dalam kondisi beroperasi, komponen ini berfungsi juga sebagai dudukan
impeller dan bagian yang bergerak lainnya.

Gambar 4.6. Shaft/As

4.8.4. Bearing

Adalah berfungsi sebagai penahan dari shaft agar perputar tanpa ada beban
penghambat. Terdiri dari lubang yang luar tidak bergerak (stator) dan bagian dalam
bergerak (rotor), diantara keduanya terdapat bola/bantalan peluru (gotri) sehingga
rotor bergerak.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 45
Gambar 4.7. Bearing

4.9. Masalah – Masalah Pada Pompa P-1002

4.9.1. Masalah Mekanika

Gangguan yang diakibatkan oleh faktor mekanikal seperti :

1. Impeller Pecah

Impeller pada pompa P-1002 mengalami kerusakan. Impeller pecah,


aus akibat gesekan dan wearing impeller dengan wearing casing lengket atau
menempel akibat gesekan, sehingga impeller rusak/pecah. Jika impeller dalam
kondisi rusak / pecah maka aliran fluida yang dialirkan akan berkurang dan
tekanan akan menurun. Untuk penangannanya jika kondisi impeller masih dapat di
perbaiki maka akan dilakukan repair. Akan tetapi jika impeller dalam kondisi rusak
parah maka akan dilakukan penggantian dengan separepart yang baru.

Gambar 4.8. Impeller Pecah

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 46
2. Mechanical seal (perapat mekanikal) bocor

Dimana mechanical seal pada pompa P-1002 rusak/longgar. Terjadi


aus atau tergerus akibat gesekan dan kondisi fisik mechanical seal dalam keadaan
yang buruk. Hal ini lah yang menyebabkan kebocoran pada pompa. Penanganan
yang dilakukan yaitu mengganti mechanical seal dengan separepart yang baru.
Diamana jika terjadi kerusakan pada mechanical seal biaya perbaikannya cukup
mahal untuk membeli separepart yang baru dan pembelian sparepatnya juga cukup
susah dan lama. Maka dari itu ketika melakukan pemasangan mechanical seal
harus hati-hati agar tidak pecah.

Gambar 4.9. Mechanical Seal Rusak

3. Poros (shaft) patah atau bengkok

Pada pompa P-1002 poros mengalami bengkok dan tergerus akibat


gesekan. Penyebab poros bengkok dikarenakan pengoprasiannya dijalankan pada
temperature yang tinggi sehingga terjadi pemuaian, dikarenakan beban tidak
seimbang sehingga shaf/poros menjadi bengkok. Bengkoknya poros dapat
mengakibatkan vibrasi (getaran) saat pompa beroprasi. Penanganannya dilakukan
dengan mengganti poros/shaf dengan separepart yang baru.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 47
Gambar 4.10. Poros/Shaft Bengkok

4. Kerusakan Bushing

Bushing pada pomp P-1002 mengalami keausan atau tergerus akibat


gesekan. Dimana jika bushing/spacer antar impeller melebar maka fungsi
balancing pressure tidak berfingsi. Sehingga tekanan yang di salurkan dari sisi
outlet pompa menuju sisi inlet pompa terbebas kembali, sehingga karena tekanan
pada sisi outlet lebih besar aliran fluida akan kembali menuju sisi inlet.
Penanganan yang dilakukan dengan mengganti separepart yang baru.

Gambar 4.11. Bushing Mengalami Keausan

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 48
4.9.2. Masalah Operasional

Gangguan yang berkaitan dengan oprasional alat seperti :


1. Kavitasi
Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di
dalam cairan yang terjadi akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan
uap jenuh cairan pada suhu operasi pompa. Gelembung uap yang terbentuk dalam
proses ini mempunyai siklus yang sangat singkat. Bahwa mulai terbentuknya
gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0,003 detik.
Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah
yang mempunyai tekanan lebih besar dari pada tekanan uap jenuh cairan. Pada
daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan kerusakan
pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang
terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan.
Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa.
2. Berkurangnya aliran fluida.
3. Berkurangnya tekanan fluida.
4. Putaran tidak mau naik.

4.10. Maintenance Pada Pompa P-1002

Setelah dilakukan perencanaan perawatan maka selanjutnya dilakukanlah


tindakan perawatan. Tindakan perawatan di Unit SERVICE UNIT bertujuan untuk
mempertahankan kelancaran produksi agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Kegiatan-kegiatan perawatan meliputi :
1. Melakukan breakdown maintenance, dimana pompa P-1002 mengalami kerusakan,
kebocoran, sehingga pompa dihentikan pengoprasinnya dan di bongkar. Saat
pembongkaran di temukan kerusakan-kerusakan pada bagian-bagian pompa.
2. Melakukan preventive maintenance dimana dilakukan untuk mengantisipasi
masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa dan menjaganya
selalu tetap normal selama dalam operasi.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 49
Yaitu :
 Melakukan pengadaan separepart, dimana bertujuan agar ketika terjadi kerusakan
dapat dilakukan penggantian.
 Melakukan switch pada pompa P-1002 setiap minggu. Dimana pada saat salah satu
pompa tidak beroprasi dilakukan pengecekan oli pada bearing.
 Dilakukan pelumasan penggantian oli pada bearing secara berkala.
 Mengecek kekencangan baut-baut pondasi pompa pada setiap minggunya ketika
pompa dimatikan.
 Membersihkan oil filter dan cooler pada saat pompa dimatikan tiap minggunya.
3. Melakukan predictive maintenance dengan pengamatan terhadap objek dan melakukan
pengukuran-pengukuran tertentu. untuk menentukan langkah perawatan yang dilakukan
serta menigkatkan kesiapan untuk melakukan perawatan.
 Melakukan pengecekan terhadap temperature mesin.
 Mengukur tingkat kebisingan pada mesin, apakah mesin menimbulkan suara bising
atau tidak. Biasanya timbul suara berdecit diakibatkan pelumasan pada sealface
tidak berjalan dengan baik.
 Memprediksi terhadap kerusakan dari mesin.
 Pengecekan vibrasi pada alat putar.
4. Melakukan corrective maintenance dimana merupakan pemeliharaan yang telah
direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan
pada buku petunjuk pompa. Pompa P-1002 dalam kurun waktu satu tahun seharusnya
tidak mengalami masalah atau kerusakan. Sehingga setelah pompa beroprasi selama
satu tahun dilakukan pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian terhadap setiap bagian-
bagian pompa yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum
waktu operasi yang telah ditentukan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 50
BAB V
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

5.1. Penerapan K3 di PT. Petrokimia Gresik

Keselamatan dan kesehatan kerja mutlak harus dilakukan dalam perusahaan


sebagai usaha mencegah dan mengendalikan kerugian yang diakibatkan dari adanya
kecelakaan, kebakaran, kerusakan harta benda perusahaan dan kerusakan lingkungan
serta bahaya-bahaya lainnya. Sasaran pencapaian pengelolaan K3 adalah nihilnya
kecelakaan yang disertai dengan produktivitas yang tinggi sehingga tujuan perusahaan
dapat dicapai secara optimal.
Penerapan K3 di PT Petrokimia Gresik sebagai usaha penjabaran Undang-
Undang No.1 tahun 1970 dari peraturan K3 lainnya dalam melakukan perlindungan
terhadap aset perusahaan baik sumber daya manusia dan factor produksi lainnya. K3
sedah terintegrasi didalam semua fungsi perusahaan baik fungsi perencanaan, produksi
dan pemasaran serta fungsi-gungsi lainnya yang ada dalam perusahaan. Tanggung jawab
pelaksana K3 di perusahaan merupakan kewajiban seluruh karyawan maupun semua
orang yang bekerja atau berada di lingkungan PT. Petrokimia Gresik.
Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kebijakan pengelolaan K3 yang
diambil oleh pimpinan perusahaan yaitu komitmen manajemen, kepemimpinan yang
tegas, organisasi K3 dalam struktur organisasi perusahaan, sarana dan prasarana yang
memadai, integritas K3 pada semua fungsi perusahaan dan dukungan semua karyawan
dalam K3.
Pada proses penerapan K3 itu sendiri, perusahaan menggunakan filosofi dasar
pelaksanaan K3 sebagai berikut :
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas.
2. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu jaminan keselamatan.
3. Setiap sumber-sumber produksi yang digunakan secara efisien dan efektif.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 51
4. Pengurus/Pimpinan perusahaan diwajibkan memenuhi dan mematuhi semua syarat-
syarat dan ketentuan K3 yang berlaku pada perusahaan dan tempat kerja yang
dijalankan.
5. Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati semua persyaratan K3.
6. Tercapainya kecelakaan nihil.

Sebagai dasar usaha pelaksanaan K3 dalam upaya pencapaian tujuan


perusahaan yaitu nihil kecelakaan adalah dengan adanya teori sebab terjadinya
kecelakaan yang menyebutkan bahwa :
1. 88 % kesalahan manusia (unsafe action) yang disebabkan kurangnya pengetahuan,
kelalaian dan sikap meremehkan atau ketidaktahuan, memakai jalan pintas serta tidak
mematuhi peraturan.
2. 10 % kondisi tidak aman (unsafe condition) yang disebabkan peralatan pelindung
tidak memenuhi syarat, peralatan yang rusak, bising, terlalu sesak, ventilasi dan
penerangan yang kurang, house keeping yang kurang, pemaparan radiasi dan
sebagainya.
3. 2 % lain-lainnya (force mayor), misalkan gempa bumi dan peristiwa yang lain.

5.2. Sasaran Pelaksanaan K3 di PT. Petrokimia Gresik

Adapun sasaran pelaksanaan K3 di PT. Petrokimia Gresik yaitu :


1. Memenuhi UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Memenuhi Permenaker No.5 tahun 1996 tentang SMK3.
3. Mencapai nihil kecelakaan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 52
5.3. Batasan dan Sasaran Keselamatan Kerja

Batasan yang ada dalam usaha keselamatan kerja yaitu :


1. Safety (Keselamatan Kerja)
Safety (keselamatan kerja) meliputi 2 konteks yaitu konteks perorangan dan
konteks perusahaan, dalam konteks perorangan merupakan upaya meminimalisasi
kontak antara manusia dengan sumber bahaya terutama sebagai pencegahan orang
terhadap bahaya yang dapat mengakibatkan penderitaan fisik. Sedangkan dalam
konteks perusahaan merupakan kebebasan perusahaan dari bahaya yang dapat
merugikan perusahaan baik dari segi keselamatan, kesehatan, keamanan dan
pencemaran lingkungan.
2. Insiden
Suatu kejadian yang dapat merugikan perusahaan.
3. Kecelakaan
Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan, dapat
terjadi kapanpun, dalam rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab yang
dapat merugikan fisik (luka/penyakit) terhadap seseorang, rusaknya harta milik
perusahaan, hampir terjadinya usaha atau setiap kombinasi dari efek tersebut.
4. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia meninggalkan
kediamannya menuju tempat kerja selama jam kerja dan jam istirahat maupun
sekembalinya dari tempat kerjanya menuju ke rumah.

Sasaran usaha keselamatan kerja mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :


1. Kemanusiaan
Berupa usaha untuk mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja
dengan demikian terwujudnya kenyamanan, gairah kerja dan kesejahteraan karyawan.
2. Ekonomi
Berupaya menghindarkan kerugian bagi perusahaan dan kegiatan produksi
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 53
3. Sosial
Berusaha menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan masyarakat
perlindungan terhadap bahaya-bahaya yang timbul akibat dari kegiatan perusahaan.
4. Hukum
Berusaha melaksanakan perundang-undangan yang berlaku dan ditetapkan
oleh perusahaan.

5.4. Kebijakan K3

Maksud dan tujuan K3 adalah memberikan arah dalam menerapkan Undang-


Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tujuan umum yaitu menciptakan sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang dapat terintegrasi
dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat serta terciptanya
tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.
Sedangkan tujuan khususnya antara lain :
1. Meningkatkan kesejahteraan dan K3 karyawan.
2. Mencegah terjadinya kejadian yang merugikan perusahaan akibat kecelakaan.
3. Semua karyawan wajib memahami, menghayati dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan K3 dan menjaga kebersihan lingkungan.

Adapun pokok-pokok kebijakan K3 adalah sebagai berikut :


1. Direksi berusaha untuk selalu meningkatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja bagi setiap orang yang berada di tempat kerja yang dapat merugikan
perusahaan.
2. Perusahaan menerapkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Permenaker No.5 tahun 1996 tentang SMK3 dan norma-norma di
bidang K3.
3. Setiap pejabat/pimpinan unit bertanggung jawab atas pematuhan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh setiap orang pada unit kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 54
4. Setiap orang yang berada di tempat kerja wajib menerapkan serta melaksanakan
ketentuan dan pedoman K3.
5. Jika terjadi kecelakaan dan keadaan darurat atau bencana alam, seluruh karyawan
wajib ikut melakukan tindakan penanggulangan.

5.5. Organisasi K3

Organisasi K3 dibentuk agar dapat menjamin penerapan K3 di PT. Petrokimia


Gresik sesuai dengan Undang-Undang No.1 tahun 1970 serta peraturan K3 lainnya dan
penerapan K3 dapat dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga tercapai kondisi yang aman,
nyaman dan produktif. Organisasi yang membidangi K3 adalah biro Lingkungan dan
K3 (LK3) dibawah Kompartemen Teknik serta jajaran Direktorat Produksi.
Tugas-tugas bagian keselamatan kerja antara lain :
1. Secara administratif bertanggung jawab kepada Karo Lingkungan dan K3.
2. Menjamin pelaksanaan Undang-Undang No.1 tahun 1970 dan peraturanperaturan K3
di tempat kerja.
3. Membuat dan melaksanakan program K3 agar setiap tempat kerja aman dari bahaya.
4. Melakukan pembinaan dan pendidikan K3 kepada seluruh karyawan dan tenaga kerja
yang ada di PT. Petrokimia Gresik.
5. Melakukan pengawasan tentang ketaatan terhadap peraturan dan prosedur
keselamatan kerja di tempat kerja.
6. Melakukan kontrol secara efektif dan proaktif di pabrik dan kawasan perusahaan
dalam upaya meminimalisasi sikap dan kondisi yang tidak aman serta kebersihan
lingkungan.
7. Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi kecelakaan di
tempat kerja agar hal tersebut tidak terulangi lagi di kemudian hari.
8. Menyediakan alat pelindung bagi karyawan serta mendistribusikannya sesuai dangan
tingkat bahaya pada unit kerja.
9. Mengesahkan surat ijin kerja bagi karyawan yang bekerja di lingkungan yang
mempunyai potensi bahaya besar.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 55
10. Memberikan surat ijin mengemudi kendaraan dinas perusahaan bagi karyawan yang
berwenang.
11. Melakukan pengembangan K3 sejalan dengan perkembangan perusahaan.
12. Melakukan pemeriksaan lingkungan.
13. Sebagai anggota tim pembuat JSA pada pekerjaan-pekerjaan berbahaya.

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibentuk sebagai


penjabaran Undang-Undang No.1 tahun 1970 Bab VI pasal 10 tentang P2K3. P2K3 di
PT. Petrokimia Gresik merupakan pengarah kegiatan K3 yang merupakan kebijakan K3
dari Top Manajemen dan dibentuk sejak 1981 dengan tugas pembinaan dan
pengawasan atas penerapan K3 di perusahaan. Selain itu P2K3 merupakan wadah kerja
sama antara unsur pimpinan perusahaan dan karyawan dalam menangani masalah K3 di
perusahaan. Adapun latar belakang terbentuknya antara lain untuk meningkatkan
komitmen pimpinan perusahaan, mempercepat pengambilan keputusan K3 dan sebagai
upaya pengawasan K3 secara tidak langsung.
Manfaat adanya P2K3 antara lain :
1. Pengembangan kerjasama dibidang K3.
2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi tenaga kerja terhadap K3.
3. Sebagai forum komunikasi dalam bidang K3.
4. Menciptakan tempat kerja yang aman.

Tugas pokok P2K3 antara lain :


1. Memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3 kepada pengusaha/pengurus.
2. Mengembangkan kerjasama, saling pengertian dan partisipasi aktif di bidang K3
antar pimpinan dan karyawan dalam rangka melancarkan usaha produktif.
3. Menyelenggarakan pembinaan karyawan dalam usaha pencegahan atau
penaggulangan kecelakaan, kebakaran dan penyakit akibat kerja.
4. Melakuakn pemeriksaan K3 di seluruh karyawan yang dibagi 12 zona pengawasan
dan melaksanakan sidang bulan P2K3 untuk pembahasan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 56
Obyek pengawasan P2K3 yaitu sikap kerja yang membahayakan, keadaan
yang membahayakan dan kebersihan lingkungan kerja.

5.6. Program Kecelakaan Nihil

Sebagai usaha mencapai kecelakaan nihil, harus didukung oleh semua jajaran
karyawan untuk turut serta secara aktif dan bertanggung jawab terhadap program K3
yang diarahkan kepada pengamanan dan perbaikan terhadap ketimpangan yang ada
dalam perencanaan, pengorganisasian, pengembangan dan pengawasan secara terpadu
dalam semua kegiatan perusahaan.
Aktifitas K3 yang dilakukan untuk mencapai kecelakaan nihil diantaranya
adalah :
1. Penerapan SMK3 pada operasional perusahaan sesuai dengan Permenaker No.5 tahun
1996.
2. Pelatihan dan penyegaran K3 pada seluruh karyawan sesuai dengan jenjang jabatan.
3. Pengawasan peraturan K3.
4. Pemeriksaan P2K3.
5. Promosi K3 dengan pagging system.
6. Penerapan safety permit sesuai dengan PR-14-0119 tentang surat ijin keselamatan
kerja.
7. Pembagian alat pelindung diri (AP).
8. Pemasang safety sign dan poster K3.
9. Kampanye bulan K3.
10. Investigasi kecelakaan tentang pelaporan dan penyidikan kecelakaan kerja.
11. Audit SMK3 internal dan eksternal.
12. Pelatihan penaggulangan keadaan darurat pabrik.
13. Pembinaan K3 pada tenaga baru.
14. Membuat rencana dan melakukan pemeriksaan lingkungan kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 57
Rekomendasi sanksi K3 yang diberikan kepada pimpinan unit kerja terhadap
anak buahnya yang melakukan pelanggaran peraturan, prosedur dan pelaksanaan
ketentuan-ketentuan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan menjadi tanggung
jawabnya. Bobot rekomendasi yang akan diberikan sebagai berikut :
1. Bobot sanksi terberat diberikan sesuai dengan tanggung jawabnya.
2. Pelaksana yang melakukan pelanggaran.

Jenis pelanggaran yang direkomendasikan :


1. Pelanggaran peraturan, prosedur dan ketentuan K3 yang ditetapkan perusahaan.
2. Kecelakaan kerja yang berdasarkan hasil investigasi, tidak menggunakan alat
pelindung diri yang telah disediakan oleh perusahaan secara tepat.

Rekomendasi sanksi terhadap tenaga kerja batuan dariluar perusahaan adalah


terhadap tenaga bantuan yang melakukan pelanggaran peraturan, prosedur dan
ketentuan K3 sesuai dengan bobot pelanggarannya akan dikembalikan ke perusahaan
pemasok tenaga kerja yang bersangkutan.
Rekomendasi sanksi bagi kontraktor yang tidak memenuhi persyaratan K3
adalah pekerjaannya akan dihentikan sampai persyaratan K3 yang diisyaratkan
dipenuhi oleh perusahaan yang bersangkutan.

5.7. Implementasi K3 di Tempat Kerja

Aspek K3 telah dimulai pada tahap pra-insiden dengan mempertimbangkan


hal-hal sebagai berikut :
1. Tahap desain yaitu teknis, ekonomis dan lingkungan.
2. Hazard and Operability Study (Hazops).

Hazops tersebut dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :


1. Metode dengan menggunakan metode buku baku.
2. Dilakukan pada peralatan atau instalasi tertentu yang berpotensi bahaya tinggi (tangki
amoniak).
3. Dibentuk tim Hazops : unit produksi, pemeliharaan, proses engineer dan K3.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 58
Dalam proses implementasi K3 terdapat 3 macam tahap implementasi, yaitu
program pencegahan kecelakaan pra-operasi dan penanganan insiden danpasca insiden.
Pada program pencegahan kecelakaan pasca pra-operasi terdapatpenerapan sistem
managemen kontraktor (contractor managemen system),penerapan K3 kontraktor
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Proses tender :
Hal-hal yang dilakukan pada proses tender yaitu :
a. Di dalam kontrak dicantumkan persyaratan K3 yang wajib dipenuhi termasuk
asuransi tenaga kerja kontraktor.
b. Disamping diberikan penjelasan teknis disampaikan juga aspek K3.
c. Diberikan buku pedoman K3 kontraktor.
2. Tenaga kerja yang dipekerjakan wajib memiliki kartu ijin bekerja yang dikeluarkan
Departemen Keamanan dan mengikuti safety induction sebelum melakukan
pekerjaan, diberikan penjelasan tentang bahaya kerja, alat pelindung diri yang
digunakan dan diberikan penjelasan tentang penggunaan alat pemadam api ringan.

Implementasi K3 pada program pencegahan kecelakaan tahap operasi adalah


sebagai berikut :
1. Keselamatan peralatan proses
Implementasi K3 pada keselamatan peralatan proses meliputi :
a. Program Pemeliharaan/Maintenance yang meliputi : Preventive, Breakdown dan
Turn Around, oleh Departemen Pemeliharaan masingmasing unit pabrik.
b. Program Inspeksi dengan melaksanakan predictive maintenance, oleh Biro
Inspeksi Teknik.
c. Review Hazops untuk peralatan/sistem yang dimodifikasi.
d. Program evaluasi proses.
e. Pengendalian teknis, administrative dan penyediaan alat pelindung diri.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 59
2. Penerapan manajemen operasi
Untuk mengukur kemungkinan dan dampak terhadap pencapaian target
perusahaan dilakukan pengendalian terhadap :
a. Ketidakandalan peralatan pabrik, yang disebabkan karena kerusakan peralatan
atau penurunan kinerja peralatan.
b. Kesalahan operasi yang disebabkan karena kesalahan manusia (human error),
salah prosedur/instruksi kerja yang dapat mengakibatkan kecelakaan, peledakan,
kebocoran dan kebakaran.
c. Tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi, karena adanya kesalahan pada saat
operasi sehingga berdampak pada lingkungan hidup dan tuntutan masyarakat
yang dapat meningkatkan social cost dan rendahnya good will terhadap
perusahaan.

3. Pelaksanaan pengawasan K3 secara ketat.


Kegiatan ini dilaksankan oleh :
a. Pimpinan unit kerja, yaitu setiap pimpinan unit kerja bertanggung jawab atas K3
di unit kerjanya, meningkatkan pre contact control/pengawasan sebelum
pekerjaan, contact control/pengawasan saat pelaksanaan, past contact
control/pengawasan saat selesai pekerjaan dan membentuk Tim JSA.
b. Pengawasan safety inspector, yaitu menjalankan fungsi pengawasan, Pembina,
advisor & fasilitator di bidang K3, yaitu melakukan control proaktif dan reaktif,
meningkatkan pengawasan terhadap pemenuhan ketentuan K3 terhadap semua
pekerjaan dan setiap di tempat kerja termasuk pengawasan pelaksanaan safety
permit, menjadi Tim JSA dan meningkatkan pengawasan dan mengukur area
explosive gas.

4. Implementasi pengendalian dengan safety permit.


Safety permit diterapkan pada saat melakukan pekerjaan pada unit instalasi
yang berbahaya dan pekerjaan yang berbahaya, pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Telah diintregasikan di setiap unit kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 60
b. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab atas keselamatan proses, hal ini
merupakan implementasi komitmen manajemen di bidang K3.
c. Pimpinan pelaksana bertanggung jawab terhadap keselamatan pelaksanaan
pekerjaan.
d. Safety Inspector bertanggung jawab terhadap pengukuran gas berbahaya dan
memberikan rekomendasi apabila dipandang perlu.

5. Pelaksanaan safety sign, safety tag dan lock out system.


Safety sign sebagai tanda peringatan terhadap risiko bahaya, seperti kondisi
tempat kerja yang tidak aman. Safety tag sebagai kartu tanda peringatan/larangan
bagi yang tidak berkepentingan/bertanggung jawab terhadap pekerjaan-pekerjaan
yang terkait dengan penggantian sistem perpipaan dan atau berhubungan dengan
pekerjaan listrik dan berpotensi bahaya tinggi. Lock out system sebagai upaya
peringatan/larangan mengubah dan atau mengoperasikan suatau peralatan yang
sedang dilakukan perbaikan selain yang bertanggung jawab, sehingga aktifitas
perbaikan tersebut dapat dijamin keselamatan kerjanya.

6. Pelaksanaan Safety Talk, Safety Patrol dan Housekeeping.


Safety talk merupakan pesan K3 yang diberikan secara singkat sebelum
pekerjaan. Safety patrol dilakukan secara rutin mingguan di unit kerja dengan tim
pelaksana Sub P2K3 unit kerja setempat dan Safety Representative, obyek
pengawasannya adalah unsafe condition, unsafe action dan housekeeping.
Housekeeping dilakukan secara rutin dengan melakukan pembagian zona
disesuaikan dengan area kerja per unit kegiatan, didalamnya diterapkan prinsip-
prinsip 5R dan pengawasannya oleh Pimpinan unit kerja.

7. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia.


Pengembangan sumber daya manusia selalu ditingkatkan sebagai upaya untuk
menunjang pengendalian bahaya kerja pada tahap operasi, upaya yang dilakukan :
a. Perbakan/penyempurnaan quality plan, instruksi kerja dan prosedur kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 61
b. Meningkatkan kompetensi operator melalui program pelatihan secara terpadu
melalui in house training, on the job training maupun off the job training.
c. Meningkatkan pengawasan dan disiplin kerja.
d. Memberlakukan sistem reward dan punishment dibidang K3.
e. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan pekerjaan antar unit secara teratur.
f. Peningkatan kesehatan kerja karyawan dengan upaya preventif, yaitu
pemerikasaan kesehatan berkala, memberikan gizi kerja, mengadakan fasilitas
dan melaksanakan olahraga dan pemberian suplemen pada saat pekerjaan crash
program dan shutdown. Upaya promotif, yaitu mengadakan sosialisasi program
kesehatan kerja. Upaya kuratif, yaitu memberikan pengobatan bagi karyawan
yang sakit.

8. Pemasangan safety poster.


Safety poster dipasang sesuai dengan bahaya kerja di area kerja sengan warna
dasar yang digunakan. Warna biru seperti pada gambar 3.2 menunjukkan ketentuan
pada gambar wajib untuk dilaksanakan di area yang bersangkutan, warna hijau
seperti pada gambar 3.2 merupakan tanda penunjuk pelaksanaan, warna kuning
seperti pada gambar 3.2 merupakan tanda peringatan yang mungkin terjadi pada area
yang terpasang safety poster ini, sedangkan untuk warna merah seperti pada gambar
3.2 merupakan tanda larangan yang tidak boleh dikerjakan oleh setiap orang yang
berada di area yang bersangkutan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 62
Gambar 5.1. Safety Poster

Implementasi K3 pada tahap penanganan insiden pasca insiden adalah sebagai


berikut:
1. Penanganan Insiden (accident)
Dalam menangani insiden yang mungkin terjadi, K3 telah menerapkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Setiap karyawan atau orang lain di tempat kerja yang mengetahui adanya
kecelakaan wajib melakukan penanganan.
b. Ditetapkan prosedur penanganan kecelakaan kerja.
c. Setiap karyawan dilatih P3K, Penanggulangan Kebakaran dan Penggunaan Self
Contain Breathing Apparatus.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 63
d. Setiap kejadian kecelakaan segera dilaporkan dalam waktu 1 x 24 jam di internal
perusahaan dan 2 x 24 jam ke Disnaker sesuai peraturan perundangan.
e. Dialkukan investigasi kecelakaan.

2. Penaggulangan keadaan darurat pabrik.


Untuk menaggulangi keadaan darurat pabrik, pihak K3 telah melakukan
banyak hal, diantaranya :
a. Menetapkan Prosedur Keadaan Darurat Pabrik (PKDP) / Sistem TAnggap Darurat
Lokal (STDL).
b. Mensosialisasikan melalui safety training.
c. Simulasi/uji coba prosedur PKDP/STDL di masing-masing pabrik melibatkan Tim
Organisasi PKDP dan seluruh jajaran serta sumber daya perusahaan.
d. Sebagai pemenuhan terhadap sertifikasi ISO-14000 dan Sistem Manajemen K3
Permen Naker No.05/Men/1996.
e. Bagi unit kerja berpotensi bahaya tinggi disiapkan peralatan keadaan darurat secara
memadai.

3. Penerapan Investigasi Kecelakaan


Penerapan investigasi kecelakaan dilakukan sebagai upaya mencegah kejadian
yang sama di unit kerja tempat kejadian maupun unit kerja lainnya, untuk menunjang
kegiatan ini dibentuk tim investigasi yang terdiri dari pimpinan unit kerja, pelaksana
pekerja, K3 dan unit
kerja terkait lainnya. Pada penerapannya setiap unit kerja terkait harus segera
melakukan tindak lanjut rekomendasi. Setelah proses investigasi dilakukan
perbaikan/rehabilitasi.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 64
5.8 Evaluasi Kinerja K3

Evaluasi kinerja K3 dapat dilihat dari tingkat kekerapan kecelakaan/frequency


rate (FR), tingkat keparahan kecelakaan/severity rate (SR) dan audit K3 (safety audit).
Frequency rate atau tingkat kekerapan kecelakaan adalah parameter yang digunakan
untuk menghitung atau mengukur tingkat kekerapan kecelakaan kerja untuk setiap satu
juta jam kerja orang. Persamaan yang digunakan untuk mengukur frequency rate dapat
dilihat pada persamaan (5.1)

FR = Jumlah karyawan yang kecelakaan x 1 juta …………….(5.1)


Jumlah seluruh jam kerja karyawan

Severity rate atau tingkat keparahan kecelakaan adalah parameter yang


digunakan untuk menghitung atau mengukur tingkat keparahan total hilangnya hari kerja
pada setiap satu juta jam kerja orang. Persamaan yang digunakan untuk mengukur
severity rate dapat dilihat pada persamaan (5.2)

SR = Jumlah hilangnya hari kerja karena kecelakaan x 1 juta …..(5.2)


Jumlah seluruh jam kerja karyawan

Safety audit atau audit K3 merupakan sistem penilaian kinerja efektif di


perusahaan. Pokok sasaran audit K3 adalah :
1. Manajemen audit yaitu penilaian pelaksanaan program K3 di perusahaan.
2. Physical audit yaitu atas perangkat keras di unit kerja seperti alat-alat kerja, mesin,
peralatan dan lain-lain.

Tujuan dilakukannya audit K3 adalah :


1. Untuk menilai dan mengidentifikasi secara kritis dan sistematis semua sumber potensi
bahaya.
2. Mengukur dan memastikan secara obyektif pekerjaan apakah telah berjalan sesuai
dengan perencanaan dan standar.
3. Menyusun suatu rencana koreksi untuk menentukan langkah dan cara mengatasi
sumber potensi bahaya.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 65
Pelaksanaan Audit K3 terdiri dari :
1. Audit Internal/Intern yaitu audit K3 yang dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh intern
perusahaan.
2. Audit Eksternal/Ekstern yaitu audit yang dilakukan 3 tahun sekali atau sesuai dengan
kebutuhan oleh eksternal perusahaan misalnya depnaker.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 66
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam kerja praktek ini adalah:


1. PT. Petrokimia Gresik memiliki struktur organisasi yang sangat terorganisir dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
2. PT. Petrokimia Gresik sangat mengutamakan peranan pemeliharaan yang terdiri dari :
Departemen Pemeliharaan I, II & III yang masing-masing membawahi beberapa
bengkel dan mekanik yang berguna untuk memelihara mesin dan peralatan-peralatan
yang bersifat mekanik.
3. PT. Petrokimia Gresik khusunya Di Departemen Pemeliharaan III melakukan sitem
pemeliharaan dengan cara preventive, predictive, corective dan breakdown.
4. PT. Petrokimia Gresik sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja bagi
kariyawan, maka dari itu setiap kariyawan dapat fasilitas APD (Alat Pelindung Diri)
dari perusahaan.

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat dimabil dalam kerja praktek ini adalah:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu ditingkatkan lagi dalam perusahaan sebagai
usaha mencegah dan mengendalikan kerugian yang diakibatkan dari adanya
kecelakaan.
2. Perlu adanya pengecekan mesin atau pompa secara berkala supaya tidak terjadi
kerusakan yang sangat fatal pada mesin atau pompa tersebut.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 67
DAFTAR PUSTAKA

1. www.petrokimia-gresik.com
2. www.google.com
3. http://www.academia.edu/11778259/Pembuatan_Asam_Sulfat_di_Petrokimia_Gresik
4. Data PT. Petrokimia Gresik
5. Laporan Kerja Praktek PT. Petrokimia Gresik pada pemeliharaan pabrik III yang disusun
oleh Andika Jaya Wardana Dasilva Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya
6. Laporan Kerja Praktek PT. Petrokimia Gresik di Bagian Service Unit Pabrik-III yang
disusun oleh Muhammad Hasyim Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 68
LAMPIRAN

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 69
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 70

Anda mungkin juga menyukai