Oleh :
Oleh :
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada
Jurusan Ilmu Lingkungan
x
ABSTRAK
alam. Dia-lah yang menciptakan segala sesuatunya, baik yang terdapat di langit
maupun di bumi. Dia-lah yang Maha Kaya, pemilik ilmu dan dengan izin-Nya
kita dapat memperoleh ilmu tersebut. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada nabi Muhammad dan juga keluarga serta para sahabat-
sahabatnya. Tidaklah suatu kejadian terjadi tanpa seizin Allah, begitu pula
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Lingkungan
penghargaan yang tak terhingga kepada ayahanda Drs. Kamurtang dan ibunda
Afrianti Kamariah, SKM, Nahdah Fauziah, Muh. Hisyam Afif dan Muh.
Hasyim Al-Fatih yang dengan tulus telah menemani penulis. Semoga Allah
dan hambatan, namun atas rahmat-Nya, kesadaran, tekad dan kemauan yang
keras serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga hasil penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik. Dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dr. Lies
Indriyani, SP., M.Si. selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Sahindomi Bana,
SP., MP. selaku Pembimbing II, yang telah banyak mengorbankan waktu dan
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si, M.Sc. selaku
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. La Ode Sabarudin, M.Si. selaku Dekan Fakultas
3. Bapak dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan saran, kritik
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Lingkungan, serta seluruh staf di
lingkungan FHIL UHO atas segala fasilitas dan pelayanan yang diberikan
5. Bapak Camat Poasia dan Bapak Lurah Anduonohu beserta staf yang telah
6. Bapak Camat Puuwatu, Bapak Lurah Puuwatu, Bapak Kepala TPA Puuwatu,
Energi TPA Puuwatu yang telah menerima penulis dengan baik selama
melakukan penelitian.
ix
x
7. Teman-teman seperjuangan selama masa perkuliahan Fitriani Junawan,
Arifin Jauhari, Muh. Erja P, Fajarudin, Wa Ode Agustina Wati, Muh. Amin,
Anira, Riska, Sitti Malimua, Nurul Fadillah, S.Ling., Elsa Damayanti dan
persatu.
Operasilia, S.Kom., Popy Adrianingsi, Ranti Ristianti, Ade Irma Sari dan
10. Rekan-rekan KKN Hasriyanto, Novita Sari S.Ked., Seno Surya SH.,
11. Hasnita, S.Pd. , Irwan, Masniyah, SKM., Fatmarani, SKM., Ruziana, Aidal
Kaharudin, Abdul Kadir djaelani SH., Adam, Ris man, SH., yang telah
x
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
adanya. Akhirnya, hanya kepada Allah kita kembalikan segala urusan dan semoga
hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak terkhusus bagi pribadi penulis.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3. Tujuan dan Kegunaan ................................................................. 5
1.4. Kerangka Pikir ............................................................................ 6
x
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian ........................................................................... 29
5.2. Pembahasan ................................................................................. 37
xiii
DAFTAR TABEL
No Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
x
I. PENDAHULUAN
semakin beragam antara lain sampah kemasan yang berbahaya dan/atau sulit
diurai oleh proses alam. Secara nasional diperkirakan hanya 60%–70% dari total
sampah perkotaan yang dapat diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
landfilling yang baik, karena hampir seluruh TPA di Indonesia hanya menerapkan
x
2
menyebabkan beban TPA menjadi sangat berat, selain diperlukan lahan yang
cukup luas juga diperlukan fasilitas perlindungan lingkungan yang sangat mahal.
penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk Kota
Kendari tahun 2013 sebanyak 324.505 jiwa, kemudian pada tahun 2014 jumlah
penduduk Kota Kendari naik menjadi 335.889 jiwa atau mengalami pertumbuhan
sampah terpadu di TPA Puuwatu berada pada kategori kota yang memiliki tingkat
memadai dengan jumlah sampah yang diangkut ke TPA terus meningkat, TPA
masih menggunakan sistem open dumping, TPA belum memiliki pembagian zona
kepada masyarakat.
energi alternatif berupa gas metan kemudian merancang pemanfaatan gas metan
tersebut untuk masyarakat. Alternatif ini dilihat sebagai salah satu solusi yang
di TPA menggunakan sistem open dumping. Pada tahun 2008 pemerintah Kota
sampah dengan sistem lahan uruk kendali atau controlled sanitary landfill. Tahun
Pengelolaan sampah menjadi gas metan sebagai bahan bakar pembangkit listrik
dan gas. Sistem pengelolaan tersebut menjadikan TPA Puuwatu tidak menjadi
penghargaan adipura yang juga diterima Pemerintah Kota Kendari. Menteri LHK
RI menyebutkan Kota Kendari layak dicontoh oleh daerah lain di Indonesia dan
daerah lain diminta studi banding ke Kota Kendari karena TPA Puuwatu dianggap
energi alternative, dan tempat wisata itu sangat dikagumi oleh kementerian
hendak studi banding. Wali Kota Kendari mengatakan Pemkot Kendari diundang
baru yakni pemanfaatan gas metan untuk sumber energi listrik dan gas yang
dikelola dengan cara praktis dan tidak membutuhkan biaya banyak sehingga
perwakilan Negara Asia Pasifik yang hadir dalam kesempatan itu ada keinginan
(Antaranews, 2015).
menjadi salah satu kebanggaan Kota Kendari untuk meraih dan mempertahankan
penghargaan Adipura yang diraihnya selama lima tahun berturut-turut dan satu
kali mendapat penghargaan Adipura Kencana, pada tahun 2013 TPA Puuwatu
Kendari?
Kota Kendari?
Kota Kendari.
(TPA).
6
jenis sampah setiap harinya mulai dari urusan industri, perkantoran dan rumah
sampah di Kota Kendari yang pada awalnya menggunakan metode yang sama
sampah di Kota Kendari dapat teratasi dengan semakin banyaknya sampah yang
terangkut ke TPA dan semakin banyaknya sampah yang dapat ditampung di TPA
sampah terpadu di TPA Puuwatu Kota Kendari saat ini menghasilkan gas metan
yang dimanfaatkan sebagai energi alternatif dan terbarukan sebagai bahan bakar
pembangkit listrik dan gas yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TPA
7
lingkungan yang terjadi di Kota Kendari yang ditimbulkan oleh sampah dapat
2.1. Sampah
dengan sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
Sampah adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi,
baik berupa bahan buangan yang berasal dari rumah tangga maupun pabrik
sebagai sisa proses industri. Kesimpulan yang didapat bahwa sampah merupakan
bahan buangan yang tidak berguna atau bahan sisa dan dapat menimbulkan
(Apriadji, 2002).
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak terpakai lagi dan harus dibuang
(Widyati dan Yuliarsih, 2002). Menurut Murthado dan Said (1987), sampah
adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat.
Sedangkan limbah itu sendiri pada dasarnya berarti suatu bahan yang dibuang
atau terbuang dari suatu aktivitas manusia, maupun proses-proses alam dan tidak
atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi
Sampah dapat didefinisikan sebagai semua bahan dan alat buangan yang
dihasilkan dari semua aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang
x
9
Sampah juga merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak
menghasilkan buangan atau sampah, pengolahan yang ada saat ini hanya terbatas
pada pengolahan sampah secara konvensional yaitu hanya diangkut dari tempat
penghasil sampah ke TPS dan kemudian hanya dibuang begitu saja ke TPS tanpa
sampah yang harus dilakukan yaitu pengumpulan sampah kemudian didaur ulang
(Jalaludin, 2015).
Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis
(karena kotoran manusia tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat
(Azwar, 1990). Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari
bersifat padat, setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan
ialah setiap bentuk barang padat atau cairan yang dibuang karena dianggap
sudah tidak berguna lagi baik yang berasal dari perorangan, rumah tangga,
komersial, selain terdiri atas sampah organik dan anorganik, juga dapat
sehingga sulit terdekomposisi. Bagian organik sebagian besar terdiri atas sisa
makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil, karet, kulit, kayu, dan sampah kebun.
Bagian anorganik sebagian besar terdiri dari kaca, logam, dan debu. Sampah yang
mudah terdekomposisi, terutama dalam cuaca yang panas, biasanya dalam proses
tergolong sampah hayati, atau secara umum dikenal sebagai sampah organik.
Sampah yang tergolong hayati ini untuk Kota-Kota besar bisa mencapai 70 % dari
total sampah, dan sekitar 28 % adalah sampah nonhayati yang menjadi obyek
aktivitas pemulung yang cukup potensial, mulai dari sumber sampah (dari rumah-
rumah) sampai ke TPA. Sisanya (sekitar 2%) tergolong B3 yang perlu dikelola
Jenis sampah yang dapat didaur ulang diantaranya botol plastik, kertas,
kantong plastik, atau botol kaca, sedangkan sampah yang tidak dapat didaur ulang
11
kotak, puntung rokok dan sebagainya. Sampah organik seperti daun, sampah
Indonesia adalah tergolong sampah hayati, atau secara umum dikenal sebagai
sampah organik. Sampah yang tergolong hayati ini untuk kota-kota besar bisa
mencapai 70 % (volume) dari total sampah, dan sekitar 28 % adalah sampah non-
hayati yang menjadi obyek aktivitas pemulung yang cukup potensial. Sisanya
sampah dapat dilakukan dengan cara Reuse, Reduce dan Recycle (3R) adalah
dan mendaur ulang. Pemahaman masyarakat terhadap konsep 3R, yaitu reuse
(memakai kembali barang bekas yang masih bisa dipakai), reduce (berusaha
peran serta masyarakat sangat penting untuk mengelola sampah yang dimulai dari
Akhir (TPA) sudah berkurang cukup banyak dan tidak menimbulkan timbunan
permasalahan muncul yang disebabkan oleh: (1). Sampah yang bercampur antara
basah dan kering, sehingga sangat sulit untuk dimanfaatkan kembali. Meskipun
sampah basah bisa dibuat kompos, tetapi jika telah bercampur dengan sampah
berbahaya seperti batu baterai, pembalut wanita, atau jenis-jenis kimia lainnya
maka kualitas kompos yang dihasilkan akan rendah. (2). Akibat tidak adanya
kota menjadi tidak berimbang antara jumlah petugas dengan jumlah sampah yang
harus ditangani. (3). Kapasitas TPA yang terbatas, jumlah sampah tiap hari terus
menerus masuk ke TPA, hanya sebagian kecil saja yang dapat diproduksi oleh
pemulung. Pada suatu saat TPA tidak sanggup lagi menampung sampah kota yang
dibuang oleh masyarakat. Ketika TPA tidak beroprasi dalam beberapa hari saja,
maka sampah kota akan menumpuk dan tersebar dimana-mana. (4). Biaya
meningkat seiring dengan kenaikan harga bahan bakar dan ditambah lagi perlunya
pembuangan sampah. Ditambah lagi pada era otonomi daerah kesulitan mencari
dalam galian tanah pekarangannya atau dengan cara lain yang masih dapat
13
dibenarkan. Hal ini dimungkinkan bila daya dukung lingkungan masih cukup
terpusat, khususnya dalam teknik operasional, adalah suatu proses atau kegiatan
(Tosepu, 2010).
dalam kaitannya dengan lingkungan dapat ditimbulkan. Oleh karena itu dapat
(Hadiwiyoto, 1983),
dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik yang berhubungan
subsidi energi dari luar. Sampah tersebut harus terbakar dengan sendirinya.
Sampah akan disebut layak untuk insinerator, bila mempunyai paling tidak nilai
kalor sebesar 1500 Kcal/kg kering. Untuk sampah kota di Indonesia, angka ini
mempunyai kadar air yang tinggi (sekitar 60%), sehingga akan mempersulit agar
berat sampah, reuse berarti memanfaatkan kembali dan recycle berarti daur ulang
proses ini sebenarnya hanya menunda atau mencegah material sampah anorganik
mampu mereduksi sampah sebesar 62,5% dari total sampah (jumlah sampah
dari total sampah, dan abu hasil pembakaran dapat dimanfaatkan untuk
sampah pada lubang kecil dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan pupuk
sampah), dan yang kedua adalah energi yang dihasilkan dengan memanfaatkan
waste to energy dilakukan dengan alternatif yang kedua. Hal ini dikarenakan
alternatif pertama tidak memberikan dampak pada reduksi sampah di TPA dan
gas methana yang dihasilkan relatif lama ± 3 tahun (Surjandari et al., 2009).
lingkungan bagi warga sekitar, terjadinya pencemaran air, udara, dan tanah, akibat
masih banyak sampah yang berceceran, menumpuk tidak pada tempatnya hal itu
jumlah dan jarak tempat pembuangan sampah sementara yang disediakan belum
memadai.
Tugel Purwakerto. Oleh Ricky Prabowo NIM E1A004240 (2011). Sampah yang
Gunung Tugel. Keprihatinan yang muncul saat ini banyak dilontarkan warga
yang mendiami wilayah sekitar TPA. Bau menyengat muncul pada siang hari
sampah akhir-akhir ini berkembang dengan cepat. Telah kita sadari masalah
sistem open dumping dimana dengan menggunakan sistem ini masih banyak
kekurangan terutama dalam meminimalisir sampah yang ada di TPA dan juga
tahap revitalisasi TPA belum sepenuhnya rampung, sarana dan prasarana masih
timbulan sampah medis di RSUD dr. Moewardi sebesar 240,6443 kg/hari, yang
kg/hari (8,786 %). Untuk sampah non medis, jumlah timbulannya 1002,271
kg/hari, yang tertangani 969,6567 kg/hari (96,746 %) dan yang tidak tertangani
32,6143 kg/hari (3,254 %). Masalah yang ada pada tahap input adalah tidak
perhatian dari pihak rumah sakit sehingga perlu adanya peningkatan manajemen
memuat pertayaan terkait dengan obyek yang diamati. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alat perekam suara, kamera sebagai alat dokumentasi dan alat
tulis menulis.
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dari penelitian ini meliputi masyarakat yang tinggal di sekitar TPA dengan jumlah
pertama-tama dipilih beberapa sampel saja, akan tetapi jika sampel yang dipilih
x
19
sederhana (simple random sampling) sehingga dari jumlah populasi yang ada
57 KK.
slovin dengan tingkat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan 10% (Sujarweni,
2014)
N
n 2
1 N
13 13 13 13 13
n 2 2
1 13 1 1 13 ,1 1 13 , 1 1 1,3 2,3
n 56,5 atau i ulatkan 57 Oran
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance) 10%
Akhir (TPA) Puuwatu Kota Kendari menggunakan jenis data deskripsi kualitatif
dan kuantitatif dengan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
1. Data Primer
kepada pengumpul data yang dapat diperoleh dari informan melalui kuesioner,
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan
20
narasumber. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara
masyarakat sekitar TPA karena informasi dan data yang akan diperoleh mengenai
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. Data
sekunder dapat dijadikan sebagai sumber data penelitian yaitu berupa sumber
buku, arsip literatur, atau dokumen penelitian seperti foto dan sebagainya. Data
sekunder yang dimaksud berupa data yang didapatkan dari dinas terkait
pengelolaan sampah terpadu di TPA Puuwatu yaitu data yang didapatkan dari
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari dan data jumlah
penduduk kota kendari dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data yang
1. Observasi
dan manfaat pengelolaan sampah terhadap masyarakat sekitar TPA Puuwatu Kota
Kendari.
21
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu pengelolaan sampah, manfaat
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
kualitatif meliputi:
1. Pengumpulan data
penelitian ini peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai
TPA Puuwatu.
2. Reduksi Data
pada hal-hal yang penting. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mernpermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
23
3. Penyajian data
4. Penarikan kesimpulan/verifikasi
temuan peneliti untuk dijadikan suatu kesimpulan dari penelitian yang didukung
dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten terkait teknik pengelolaan sampah
Puuwatu.
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman
apat i uat alam ntuk pilihan an a, jawa an “ya” i ri skor t rtin i satu
responden dengan kriteria objektif baik bila skor jawaban responden > 50% dari
pertayaan yang diberikan dan tidak baik bila skor jawaban responden < 50% dari
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan
2. Sampah organik adalah sampah yang dapar diurai oleh makhluk hidup dan
sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai oleh proses alam
3. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
kerja tertentu.
sampah.
7. Teknik pengelolaan sampah adalah metode atau cara yang digunakan dalam
(TPS).
25
11. Daur ulang adalah kegiatan pemanfaatan kembali materi yang ada pada
sampah anorganik.
proses pembusukan.
13. TPS tempat sebelum sampah diangkut ketempat pendaur ulang, pengelolaan
15. TPA adalah tempat untuk mengisolasi sampah yang memenuhi standar teknis
Wua-wua,
Puuwatu, 2017).
4.2. Iklim
Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun Meteorologi Maritim Kendari, pada
tahun 2016 curah hujan di Kecamatan Puuwatu mencapai 2.148,6 mm dalam 205
hari hujan, suhu udara maksimum 31,80C dan minimum 24,80C dengan suhu
udara rata-rata 27,60C. Tekanan udara rata-rata 1.010,03 Milibar (Mb) dengan
x
27
kelembaban udara rata-rata 840C dan kecepatan angin 4,9 Knot. Tabel banyaknya
Tabel 1. Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan di Kecamatan
Puuwatu Tahun 2016.
No. Bulan Hari Hujan Curah Hujan (mm)
1 Januari 15 97,1
2 Februari 24 330,3
3 Maret 26 359,3
4 April 23 267,4
5 Mei 19 108,7
6 Juni 21 266,8
7 Juli 17 162,3
8 Agustus 7 49,0
9 September 8 80,5
10 Oktober 15 187,9
11 November 10 41,0
12 Desember 20 198,3
Sumber: BPS Kecamatan Puuwatu, 2017
4.3. Topografi
berada pada ketinggian 10 meter di atas permukaan laut (dpl) (BPS Kecamatan
seluas 2.046 ha, kawasan rawa seluas 12 ha. Letak kasawan di Kelurahan Puuwatu
terbagi dua yaitu kawasan perkantoran dengan luas 17.00 ha dan kawasan industri
4.4. Tanah
dan kegiatan lainnya. Ditinjau dari segi geologi Kelurahan Puuwatu memiliki
warna tanah kuning dan abu-abu. Tekstur tanah di Kelurahan Puuwatu yaitu
umur 0-4 tahun sebesar 3.905 orang (BPS Kecamatan Puuwatu, 2017).
pendidikan, dan pekerjaan. Secara detail karakteristik informan dapat dilihat pada
Tabel 3.
laki-laki dengan jumlah 43 responden atau sebesar (75,4%) dan selebihnya adalah
masyarakat sekitar TPA Puuwatu bedasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 4.
x
30
yang paling mendominasi adalah responden yang berumur 36-45 tahun berjumlah
pada Tabel 5.
responden atau sebesar 47,4%, dan tingkat pendidikan yang pling sedikit adalah
adalah pemulung dengan jumlah 34 orang 59,6%. Jenis pekerjaan yang tidak
banyak dilakoni oleh responden adalah buruh yaitu hanya 2 orang atau 3,5%.
Jenis pekerjaan responden masyarakat sekitar TPA Puuwatu dapat dilihat pada
tabel 7.
saat ini, mulai dari jenis dan sumber sampah, sistem pendanaan pengelolaan
pengelolaan sampah dan manfaatnya kepada masyarakat sekitar TPA. Data teknik
pengelolaan sampah di TPA dapat dilihat pada tabel 7 dan data manfaat
pengelolaannya.
tangani secara khusus oleh pengelola TPA. Penanganan sampah di TPA Puuwatu
“Sampah yan t ran kut k TPA s kitar 16 -180 ton/hari, sampah ada di
TPA tidak ditangani khusus karena kurangnya pegawai jadi pemilahan
dilakukan oleh pemulung dengan mengumpulkan sampah yang bernilai
ekonomi untuk selanjutnya di jual ke pengumpul. Jumlah pemulung yang
34
“Sampah p rhari i sini itu 16 -180 ton/hari yang masuk untuk yang
tangani sampah secara khusus belum ada soalnya kita masi kekurangan
SDM kalau sampah yang bernilai ekonomi biasanya yang kumpul
pemulung, dikumpulkan terus dijual ke pengepung biasanya datang di
sini, jumlah pemulung tidak di batasi apalagi mereka cari rejeki
Suar in, 2 18 ”
yang tidak berguna menjadi material baru dengan model dan bentuk baru yang
volume sampah di TPA dan peningkatan volume sampah yang terangkut dari TPS
melalui proses pengolahan sampah atau barang bekas pakai yang dianggap tidak
dapat lagi dimanfaatkan tapi dapat diubah bentuk untuk kembali dimanfaatkan
dengan jenis atau manfaat yang berbeda dari bahan bakunya. Berdasarkan hasil
“P n anaan untuk p n lolaan i sini itu ari ana APBD Kota K n ari
jumlahnya ± Rp. 500 juta rupiah, tapi dengan dana segitu akhirnya TPA
seperti sekarang ini sistem pengelolaannya tidak berjalan secara efisien
selalu saja ada kendala kita juga tidak bisa bergerak cepat karena semua
iatur ari atasan, kita hanya isa m nun u A ullah Syam, 2 18 ”
36
”P n anaan untuk p n lolaan TPA itu masih kuran s p rti s karan ini
kita terkendala karena kerusakan alat tapi untuk perbaikan kita tunggu
dari dinas dulu itu semua dana disini cuma dari APBD awalnya ada dari
pusat, antuan untuk alat rat Jamal, 2 18 ”
masih minimnya sarana dan prasarana serta kurangnya tenaga kerja di TPA
“K n ala yan t rja i i TPA Puuwatu itu mulai ari minimnya sarana
dan prasarana, ketersediaan dana yang tidak mencukupi juga faktor SDM
yang tidak memadai jadi kita cuma pakai apa adanya saja dan berusaha
melakukan pengelolaan sebaiknya sesuai dengan sistem pengelolaan di
sini A ullah Syam, 2 18 ”
“M nja i k n ala saat ini itu kerusakan alat jadi sampah bertumpuk juga
kurangnya pendanaan, saat ini karena kerusakan alat sampah menumpuk
baru kali ini TPA sekotor dan sebau ini kalau tahun-tahun sebelumnya
tidak ada sampah kelihatan di sini tapi karena alat rusak dan seharusnya
semua alat di sini itu di ganti karena sudah tidak layak pakai jadi kita
pak alat s a aanya saja Jamal, 2 18 ”
Puuwatu dilihat dari tiga aspek penilaian yaitu manfaat ekonomi, estetika dan
menjawab Ya berjumlah 569 jawaban dan yang menjawab Tidak berjumlah 459
jawaban. Jawaban Ya dengan nilai satu dan jawaban Tidak dengan nilai nol.
dapat dilihat dengan menjumlahkan total jawaban Ya dibagi total seluruh jawaban
di kali 100% yaitu 569/1028 X 100% dengan hasil 55,3% sehingga presentasi
5.2. Pembahasan
dari sumbernya. Sumber sampah di TPA Puuwatu bersumber dari seluruh sampah
di Kota Kendari mulai dari sampah rumah tangga, sampah komersial, sampah
bangunan, sampah dari fasilitas umum, sampah hasil tebangan, dan sampah dari
industri perikanan. Jenis sampah di TPA Puuwatu yaitu jenis sampah organik dan
menyatakan bahwa sampah organik untuk kota-kota besar bisa mencapai 70%,
sekitar 28% adalah sampah anorganik dan sekitar 2% tergolong B3 yang perlu
dikelola sendiri.
38
180 ton/hari atau sekitar 4.410-5.560 m3/bulan. Jumlah volume sampah yang
dihasilkan akan semakin meningkat pada hari-hari tertentu seperti hari raya, natal,
tahun baru dan acara-acara lainnya. Jenis sampah yang diangkut ke TPA adalah
jenis sampah organik dan anorganik, dengan alur pembuangan sampah yaitu
kecuali sampah jenis B3 karena belum adanya penanganan khusus, sehingga pihak
sampah di TPA karena dapat mencemari lingkungan. Menurut Arif Zulkifli (2014)
dilakukan uji analisis kandungan untuk menetapkan prosedur yang tepat dalam
timbunan tanah untuk penangkapan gas metan dari sampah serta untuk
mengurangi polusi udara dari sampah berupa gas metan berupa GRK yang jika
ozon.
39
pemulung tersebut.
kembali dijual ke pengumpul dan ada juga dijual ke pihak TPA untuk
kompos untuk sampah tebangan (organik). Akan tetapi, proses pencacahan ini
tidak berjalan efisien karena kondisi alat pencacah yang tidak memadai dan
sampah kewalahan.
kompos dan gas metan sebagai energi alternatif dan terbarukan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TPA dan juga merupakan terobosan terbaru
oleh pemerintah Kota Kendari dalam pengelolaan sampah terpadu di TPA yang
Kendari untuk mendapatkan kota bersih dan sehat serta pemanfaatan sampah dari
bahan baku yang tidak berguna menjadi bahan baku baru yang dapat di
jumlahnya dan berpotensi sebagai sumber gas metan. Pengelolaan sampah di TPA
menghasilkan gas metan sebagai salah satu sumber Gas Rumah Kaca (GRK)
sehingga emisi gas metan yang lepas ke atmosfer dapat menyebabkan penipisan
lapisan ozon sehingga dapat menimbulkan efek rumah kaca serta memberi
controlled sanitary landfill. Prinsip metode ini adalah membuang dan menumpuk
sampah dalam lubang yang dilapisi plastik, tanah liat dan pasir untuk mencegah
kemudian dipasangkan instalasi berupa pipa paralon ukuran 4 inch, 2 inch serta ¼
ketebalan 15-20 cm yang dilakukan 2-3 hari sekali sampai seminggu sekali oleh
pengelola TPA. Sampah yang dilapisi timbunan tanah tipis bertujuan untuk
mencegah tersebarnya gas metan yang dapat mencemari udara dan membantu
kompos. Hal tersebut juga membantu dalam pengurangan bau yang dihasilkan
TPA Puuwatu yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman hias dan tanaman
sampah dan meredam kebisingan yang ditimbulkan oleh proses penimbunan oleh
41
ditimbun kembali dengan sampah, yang dilakukan secara berulang kali dan terus
kali bertujuan untuk proses penangkapan gas metan terus berjalan agar dapat
sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan gas sebagai bahan bakar kompor
untuk keperluan memasak yang digunakan oleh masyarakat sekitar TPA Puuwatu
(gratis).
sehingga sampah yang terangkut dari TPS ke TPA lebih banyak dan TPA
menggunakan sistem open dumping. Oleh karena itu, upaya pengurangan sampah
dari total 18 ha lahan TPA yang ada. Luas lokasi TPA dibagi menjadi beberapa
bundaran jalan keluar dari lokasi pengelolaan sampah di TPA), zona B (lokasi
flying fox), zona C (lokasi bekas pembuangan sampah yang sudah tidak di
gunakan lagi), zona D (lokasi flying fox dan gazebo puncak TPA), zona E ( lokasi
instalasi gas metan, garasi alat berat, gudang peralatan dan pos jaga), zona F
(lokasi pengelolaan sampah dilakukan/zona aktif). Saat ini luas lahan pengelolaan
penduduk dan volume sampah setiap tahunnya sehingga luas kawasan TPA perlu
pegawai.
dimana yang berstatus sebagai pegawai tetap berjumlah 5 orang dan honorer 15
kali dalam satu tahun. Menurut Dewanto (2017) Pelatihan dan pengelolaan
sampah merupakan suatu proses pendidikan jangka pendek yang bertujuan untuk
ini seseorang dapat mengurangi dan bisa melakukan penanganan sampah secara
baik.
Puuwau menggunkan alat Dump Truck sebagai armada pengangkut sampah dari
TPS ke TPA. Sampah yang terangkut dari TPS di ratakan dengan bantuan alat
bantuan alat exavator dan compactor sebagai pemadat sampah dan penguruk
tanah timbunan.
43
Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dari jam 04.00 pagi sampai
12.00 siang untuk shif pertama, Shif ke dua dimuali dari jam 12.30-18.30 dengan
sampah dengan sistem shit untuk memudahkan dalam proses pengangkutan secara
terinci pada siang hari karena jika pengakutan di tunda maka sampah akan
Pendanaan dalam pengelolaan sampah di TPA Puuwatu dari dana APBD kota
kendari yang ditentukan oleh DLHK Kota Kendari berjumlah Rp. ± 500.000.000
per tahun. Pengelolaan sampah di TPA akan berjalan secara efektif dan efisien
jika pengelolaan sampah didanai Rp. ± 2 Milyar per tahun (Syam, 2018).
dana untuk pengelolaan, kondisi peralatan yang kurang baik, kurangnya tenaga
sampah di TPA Puuwatu saat ini tidak terlaksana secara efisien dan sebagai mana
semestinya peralatan tersebut sudah tidak layak pakai sehingga sampah di TPA
berserakan. Kondisi TPA Puuwatu saat ini berbeda dengan kodisi tahun
sebelumnya dimana TPA Puuwatu jauh dari kata kotor dan bau.
Puuwatu pengelola TPA saat ini menggunakan sarana dan prasarana seperlunya
yang masih digunakan untuk melakukan pengelolaan agar sampah di TPA tidak
sampah di TPA Puuwatu lebih di perhatikan hal ini juga demi kenyamanan semua
sampah dari sumber sampah ke TPA oleh pengelola yang sebagian besar adalah
lakukan oleh masyarakat sekitar TPA yang pada tabel 7 dapat dilihat sebagaian
besar berprofesi sebagai pemulung. Sampah yang telah dipilah dengan jenis
sampah anorganik dengan membedakan jenis sampah plastik dan menurut kriteria
untuk dijual dengan harga lebih tinggi dari sampah jenis anorganik yang belum
45
olah atau dicacah. Sisa sampah yang telah dilakukan pemilahan oleh pemulung di
timbun oleh tanah urug untuk proses penangkapan gas metan yang dimanfaatkan
masyarakat sekitar TPA Puuwatu dengan melihat dari tiga aspek yaitu manfaat
ekonomi, manfaat estetika, dan manfaat kesehatan dengan nilai presentasi 55,3%
memberikan bantuan tempat tinggal dan pemanfaatan gas metan dari pengelolaan
kompor (pengganti minyak tanah dan gas) untuk keperluan memasak kepada
adalah sampah jenis anorganik yaitu sampah plasitk, kaleng dan koran/kertas.
Berdasarkan hasil wawancara, jenis sampah yang memiliki nilai ekonomi yang
paling tinggi adalah jenis sampah plastik selanjutnya sampah kaleng dan yang
Puuwatu tidak hanya sebagai tempat pengelolaan sampah yang identik dengan
tumpukan sampah, lalat dan bau busuk yang menyengat. TPA Puuwatu dibentuk
oleh pemerintah Kota kendari menjadi tempat pengelolaan sampah yang juga
dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan tempat belajar. Kondisi lingkungan
TPA Puuwatu jauh dari kata kotor dan bau karena tempat pengelolaan sampah di
TPA puuwatu di kelilingi oleh taman bunga dan tanaman kehutanan, juga tersedia
sarana wisata yaitu flying fox, gazebo dan tempat duduk di puncak TPA dengan
TPA mengatakan tidak merasa terganggu dengan pengelolaan di TPA dan merasa
mereka tidak terganggu dengan adanya pengelolaan sampah di TPA. Bau yang
ditimbulkan dari timbunan sampah hanya dapat tercium pada saat musim hujan,
tetapi bau tersebut tidak sampai ke pemukiman warga hanya dapat tercium bila
mengatakan bahwa pemanfaatan gas metan dari TPA Puuwatu tidak berjalan
tidak berjalan secara efisien disebabkan oleh rusaknya sarana pengelolaan seperti
gas metan tidak berjalan efisien dan efektif. Hal tersebut yang menyebabkan
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
anorganik yang bernilai ekonomi oleh pemulung dan sampah organik untuk
manfaatkan untuk pembangkit listrik dan bahan bakar pengganti gas dan
sekitar TPA.
x
49
6.2 Saran
Saran yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
TPA sehingga Kota Kendari dapat menjadi Kota yang bersih dan nyaman
dengan itu salah satu dukungan yaitu dengan ketersediaan dana untuk TPA
kreatifitas untuk pengeolaan lanjutan sampah agar dapat dijual dengan bentuk
perekonomian masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi Sulawesi Tenggara. 2015. Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun
2015. Kendari.
BPS Kota Kendari. 2017. Kota Kendari Dalam Angka 2017. Kendari
x
51
Faizah. 2008. Pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat (studi kasus
di Kota Yogyakarta) [tesis]. Universitas Diponegoro. Semarang.
Susilo, R, A. 2013. Kajian umur pakai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri
Cempo Kota Surakarta [Skripsi]. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Wardiha. M. W., Pradwi., Putri., Setyawati, Dan Muhajirin. 2013. Timbulan Dan
Komposisi Sampah di Kawasan Perkantoran dan Wisma. Balai
Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar. Pusat
Penelitian danPengembangan Permukiman. Bandung
53
Widyati, R. dan Yuliarsih. 2002. Higiene Dan Sanitasi Umum Dan Perhotelan.
Gramedia, Jakarta.
x
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
54
55
Pipa penyaluran Gas Metan dari timbunan sampah ke mesin pembangkit listrik
dan kompor yang dimanfaatkan masyarakat.
56
Gas Metana Pada Kompor Rakitan Proses pemilihan sampah bernilai ekonomi
Exsavator Doser D6
Nilai jawaban Ya = 1
1 x 100% = 100%
Pegawai TPA
No Nama Umur (Tahun) Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Pekerjaan
64
13. X13 Perempuan 42 SD Pemulung Rp. 600.000
14. X14 Perempuan 42 SD Pemulung Rp. 800.000
15. X15 Laki-laki 45 SMP Pegawai TPA Rp. 1.500.000
16. X16 Laki-laki 62 SD Pemulung Rp. 800.000
17. X17 Laki-laki 25 SD Pemulung Rp. 1.400.000
18. X18 Perempuan 64 SD Pemulung Rp. 800.000
19. X19 Laki-laki 50 SD Pemulung Rp. 1. 000.000
20. X20 Laki-laki 57 SD Pemulung Rp. 600.000
21. X21 Laki-laki 21 SD Pemulung Rp. 1.200.000
22. X22 Laki-laki 54 SMA Pemulung Rp. 800.000
23.. X23 Laki-laki 26 SMA Pegawai TPA Rp. 1.400.000
24. X24 Laki-laki 44 SMA Wiraswasta/Pedagang Rp. 1.800.000
25. X25 Laki-laki 53 SMP Pemulung Rp. 1. 000.000
26. X26 Laki-laki 35 SD Pemulung Rp. 500.000
27. X27 Laki-laki 21 SMA Pegawai TPA Rp. 1. 200.000
28. X28 Laki-laki 40 SD Buruh Bangunan Rp. 900.000
29. X29 Perempuan 65 SD Pemulung Rp. 500.000
30. X30 Laki-laki 63 SD Pemulung Rp. 800.000
31. X31 Laki-laki 60 SD Pemulung Rp. 600.000
32. X32 Perempuan 40 SMA Wiraswasta/Bengkel Rp. 1. 500.000
33. X33 Laki-laki 60 SD Pemulung Rp. 1. 000.000
34. X34 Laki-laki 55 SD Pemulung Rp. 1. 000.000
35. X35 Laki-laki 45 SD Pegawai TPA Rp. 1. 200.000
36. X36 Laki-laki 51 SD Pemulung Rp. 800.000
65
37. X37 Laki-laki 36 SMA Pegawai TPA Rp. 1. 000.000
38. X38 Laki-laki 25 SMP Pegawai TPA Rp. 1. 000.000
39. X39 Laki-laki 44 SMP Pegawai TPA Rp. 1. 500.000
40. X40 Laki-laki 37 SMA Pegawai TPA Rp. 2. 800.000
41. X41 Laki-laki 47 SMP Pemulung Rp. 900.000
42. X42 Laki-laki 52 SD Pemulung Rp. 800.000
43. X43 Laki-laki 32 SMA Wiraswasta/Pedagang Rp. 2. 500.000
44. X44 Laki-laki 50 SD Pegawai TPA Rp. 1. 000.000
45. X45 Laki-laki 65 SD Pemulung Rp. 500.000
46. X46 Laki-laki 31 SMA Wiraswasta/Pedagang Rp. 1. 000.000
47. X47 Laki-laki 21 SMP Pegawai TPA Rp. 1. 140.000
48. X48 Laki-laki 31 SMP Pegawai TPA Rp. 1. 400.000
49. X49 Laki-laki 65 SD Pemulung Rp. 500.000
50. X50 Perempuan 22 S1 Pemulung Rp. 300.000
51. X51 Laki-laki 40 SD Pemulung Rp. 500.000
52. X52 Laki-laki 36 SMP Pegawai TPA Rp. 900.000
53. X53 Laki-laki 41 SMA Tukang Bangunan Rp. 500.000
54. X54 Laki-laki 34 SMP Pegawai TPA Rp. 900.000
55. X55 Laki-laki 44 SMA Pegawai TPA Rp. 500.000
56. X56 Laki-laki 48 SMA Wiraswasta/Bengkel Rp. 1. 400.000
57. X57 Laki-laki 56 SMA Pemulung Rp. 500.000
66
RIWAYAT HIDUP
tahun 2002 selesai pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
pada MTSs Al-Ikhlas Mowewe dan selesai pada tahun 2011. Pada tahun yang
Negeri 1 Mowewe dan menyelesaikan studi pada tahun 2014. Pada tahun yang
54