Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Pencemaran
Lingkungan
JENJANG SARJANA
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
KOTA SERANG, JANUARI 2019
BAB 1.
PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Penumpukan Sampah Di TPS Komplek Puri Cilegon Dan Komplek
Mataraya
Gambar 1.1 Memperlihatkan kondisi TPS kurang layak dengan kondisi
atap dan dinding yang sudah rusak di bagian sisi samping dan belakang, serta
2.2 Sampah
2.2.1 Pengertian Sampah
Menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
dijelaskan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau
proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah
tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Mulai
Rumusan Masalah
Pengambilan data
Pengolahan Data
Selesai
Keterangan :
n = Jumlah jiwa yang akan disampling
N = Jumlah populasi jiwa saat ini
e = toleransi kesalahan (yang digunakan dalam penelitian ini sebesar
10%)
Maka,
Keterangan :
TSK = Timbulan Sampah Perkapita
BS = Berat Sampah yang diukur (Kg)
U = Unit penghasil (jiwa)
Aan
8 5 0,8700 21 Okt 2018 8,43 WIB
Suhaeni
9 Sudrajat 5 0,7700 21 Okt 2018 8,46 WIB
10 KOMPLEK Hendri 4 2,4550 21 Okt 2018 8,48 WIB
PURI
11 Dzulhadi 5 1,2200 21 Okt 2018 8,49 WIB
CILEGON
12 (RT 13) Sularso 5 2,1100 21 Okt 2018 8,50 WIB
13 Nahum 4 0,4500 21 Okt 2018 8,56 WIB
14 Nafari 5 0.8350 21 Okt 2018 8,53 WIB
15 Ehat 4 0,5950 21 Okt 2018 8,57 WIB
Maka nilai timbulan sampah perkapita yang dihasilkan oleh komplek Puri
Cilegon dan komplek Mataraya sebesar 0,32 kg/jiwa/hari.
Lokasi Sampling
Lokasi Sampling Timbulan Sampah
Timbulan Sampah
= 445 kg/hari/jiwa
= 162.425 kg/jiwa/tahun
JTS (Proyeksi) = TSK dalam satu hari x Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi
Pn=P0 (1+r)n.
Keterangan :
Pn = penduduk pada tahun n
P0 = penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan (%)
n = waktu dalam tahun (periode proyeksi)
Kemudian untuk mendapatkan nilai proyeksi jumlah timbulan sampah
dalam satu hari dihitung berdasarkan rumus berikut :
JTS (Proyeksi) = TSK dalam satu hari x Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi
JTS (Proyeksi) = TSK dalam satu hari x Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi
2. Pencemaran Tanah
Timbulan sampah yang berada di TPS desa Margasana yang kapasitasnya
sudah tidak mencukupi untuk menampung sampah terlihat pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Area Terdampak Timbulan Sampah di TPS Komplek Puri Cilegon
dan Komplek Mataraya
Dari gambar tersebut terlihat area terdampak akibat timbulan sampah yaitu
tanah yang digunakan sebagai kegiatan pertanian, timbulan sampah yang ada di
TPS di amati secara visual didominasi oleh sampah anorganik yang tidak
mudah terurai apalagi tertimbun dalam tanah sehingga dapat menurunkan
kualitas tanah yang digunakan sebagai lahan untuk pertanian.
Tempat Pembuangan
Sampah (TPS)
1. Kegiatan 3R
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang telah
diundangkan pada tanggal 15 Oktober 2012. Peraturan pemerintah ini sangat
penting sebagai peraturan pelaksana UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Sampah bisa diolah dengan berbagai cara salah satunya dengan menerapkan
prinsip 3R. Penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah satu
solusi dalam menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah untuk
dilakukan di samping mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan
sampah menjadi sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Selain itu,
penerapan 3R ini juga dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-
hari. 3R terdiri dari Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse berarti memanfaatkan
kembali barang yang sudah tidak terpakai. Reduce berarti mengurangi sampah
dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang tidak terlalu kita
butuhkan. Recycle adalah mendaur ulang barang. Kita bias mendaur ulang
sampah organic dan anorganik menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat. Manfaat
sistem 3R, yaitu :
1. Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat
tinggal.
Untuk itulah abu ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan dasar bangunan
seperti batu bata dan paving block (Desa Jetis, 2017) cara pembuatan dijelaskan
pada lampiran 5. Dengan melakukan pengelolaan terhadap abu ini masyarakat dan
pemerintah Kramatwatu telah berupaya untuk meminimalisir pencemaran
lingkungan yang tejadi dan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki jalan menuju
komplek Puri Cilegon yang berlubang, atau menjadikan sebagai nilai ekonomi
untuk dijual.
3.1 Kesimpulan
Berdasar pada tujuan dilakukan penelitian ini, maka dari hasil penelitian
dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Penduduk di Komplek Mataraya dan Komplek Puri Cilegon menghasilkan
timbulan sampah perkapita sebesar 0,32 kg/jiwa/hari
2. Komposisi sampah yang timbul dari pemukiman Komplek Mataraya dan
Komplek Puri Cilegon secara kualitatif terdiri dari 57 % sampah organik dan
43% sampah anorganik, dan secara kuantitatif jumlah timbulan s ampah yang
dihasilkan sebesar 445 kg/hari/jiwa.
3. Hasil proyeksi jumlah timbulan sampah (JTS) dari tahun 2018 sampai dengan
tahun 2045 di pemukiman Komplek Mataraya dan Komplek Puri Cilegon
menggunakan 3 metode yaitu sebagai berikut :
No Metode JTS Tahun 2045 Nilai Tingkatan
(Kg/Jiwa/Hari)
1 Aritmatika 1.196 Rendah
4. Dari hasil peneltian dampak yang ditimbulkan akibat timbulan sampah yaitu
dampak terhadap kesehatan dan dampak terhadap lingkungan. Adapun upaya
penanganan yang dapat dilakukan di area ini yaitu : melakukan kegiatan 4R,
membuat keranjang Takakura, membuat paving block, serta pembuatan
sarana Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST).
3.2 Saran
Penelitian yang dilakukan dengan cara sampling, pengumpulan data, dan
hasil pengamatan langsung, telah memberikan catatan tersendiri untuk adanya hal-
Sumber Buku :
Sumber Peraturan :
Sumber Website :
http://eprints.ung.ac.id/1866/6/2012-2-13201-811408071-bab2 23012013051701
Diakses pada hari Minggu tanggal 16 Desember 2018.Pukul 20.04 WIB.
http://eprints.umm.ac.id/35383/3/jiptummpp-gdl-denirezkia-49846-3-babii.pdf
Diakses pada hari Minggu tanggal 16 Desember 2018.Pukul 22.50 WIB.
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/SNI-3242-2008.pdf
Diakses pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2018.Pukul 02:55 WIB.
https://marphoamatonte17.wordpress.com/2011/04/03/timbulan-komposisi-dan-
karakteristik-sampah/
Diakses pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2018.Pukul 01:05 WIB.
https://www.kompasiana.com/lhapiye/56bae0ce7793739410a33036/menyongsong
-hari-peduli-sampah-nasional-2016-indonesia-darurat-sampah?page=all
http://dwiyantifitriana.blogspot.com/2017/06/konsep-proyeksi-penduduk-mata-
kuliah.html
Diakses pada hari Minggu tanggal 30 Desember 2018.Pukul 01:35 WIB.
http://caraharian.com/cara-menghitung-pertumbuhan-ekonomi.html
Diakses pada hari Jumat 04 Januari 2019 .Pukul 01.00 WIB.
http://iadarfiansyah.blogspot.com/2010/08/mengelola-sampah-untuk-membangun-
rumah.html
Diakses pada hari Jumat 04 Januari 2019 .Pukul 02:45 WIB.
http://repository.unpas.ac.id/28401/2/11BAB%202%20TINJAUAN%20PUSTAK
A.pdf
Diakses pada hari Jumat 18 Januari 2019 .Pukul 06:00 WIB.
https://environment-indonesia.com/mengelola-sampah-rumah-tangga-dengan-3r/
Diakses pada hari Jumat 18 Januari 2019 .Pukul 06:10 WIB.
Nama Area :
RT :
RW :
……………………,………………
DibuatOleh,
(………………)
Keterangan :
RT 12 (Komplek Mataraya)
Diketahui :
n = 2045 – 2015
= 30
Jumlah penduduk
Tahun 2015 = 1.110
Tahun 2016 = 1.210
Tahun 2017 = 1.244
Tahun 2018 = 1.392
AngkaPertumbuhan (R)
R2016 =(Jumlah Penduduk2016- Jumlah Penduduk2015)/Jumlah Penduduk2015)
= (1.210 – 1.110 ) / 1.110
= 0,090
R2017 =(Jumlah Penduduk2017- Jumlah Penduduk2016)/Jumlah Penduduk2016)
= (1.244 – 1.210 ) / 1.110
= 0,028
R2018 =(Jumlah Penduduk2018- Jumlah Penduduk2017)/Jumlah Penduduk2017)
= (1.392 – 1.244) / 1.110
= 0,119
R rata – rata = (R2016+ R2017 + R2018 ) / 3
= (0,090 + 0,028+0,119) /3
= 0,079
Ditanya :
1. Jumlah Timbulan Sampah Tahun 2045 Metode Aritmatika
2. Jumlah Timbulan Sampah Tahun 2045 Metode Geometri
3. Jumlah Timbulan Sampah Tahun 2045 Metode Eksponensial
B) Metode Geometrik
Perhitungan manual yang dipakai untuk menghitung tahun 2045 yaitu
sebagai berikut :
C) Metode Eksponensial
Perhitungan manual yang dipakai untuk menghitung tahun 2045 yaitu
sebagai berikut : e = 2.7182818
1) Keranjang(bertutup)
2) Kardus
3) Gunting/cutter
4) Kain Strimin / berjaring
5) Benang Jarum
6) Sekam/dedak/serbuk gergaji
7) Starter
8) Sampah organik
Cara Pembuatan :
11) Sampah yang sudah terurai (kompos) diangin-anginkan diatas karung plastik
di tempat teduh sampai mengering (jangandijemur).
12) Susunan dalam keranjang Takakura adalah sebagaiberikut :
Cara pembuatan :
Jawaban :
a) Adapun tindakan solutif yang dapat kami sarankan adalah menutup area
pengelolaan sampah akhir tersebut, lalu mengganti atau mengalihkan ke
tempat pengalihan baru yang sudah direncanakan dengan pemerintah
setempat sehingga dapat meminimalisir terjadinya gangguan keselamatan.
b) Sampah yang dapat dikelola menjadi paving block adalah sampah jenis
anorganik, namun dalam saran yang kami ajukan bahan utama dari paving
block ini adalah timbunan sisa abu yang ditimbulkan akibat pembakaran
sampah anorganik yang berada di belakang komplek puri cilegon.
2. Nama : Rini
Kelompok : 5 (Lima)
Pertanyaan :
Dari beberapa metode yang disarankan untuk menanggulangi timbulan
sampah, apakah metode tersebut dapat terlaksana? Dan apa saja yang sudah
terlaksana?
Jawaban :
3. Nama : Irfan
Kelompok : 5 (Lima)
Pertanyaan :
a) Dengan jumlah timbulan sampah yang tinggi terlihat secara visual di area
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sudah adakah keluhan dari
masyarakat setempat?
b) Dalam metode pembuatan paving block apakah membutuhkan biaya yang
tinggi?
Jawaban :
a) TPS untuk desa Margasana awalnya ada 2 buah TPS yang terletak di dekat
jembatan tol kramatwatu dan dekat SD 1 Kramatwatu. Penumpukan
sampah yang terjadi di area TPS itu dikarenakan kurangnya kapasitas
penampungan, yang bersumber dari rumah tangga warga setempat dan
pasar yang berada di wilayah tersebut , sehingga dari segi kapasitas
memang sudah tidak mencukupi, termasuk di TPS dekat SDN 1
Kramatwatu.
Sudah ada keluhan dari masyarakat hanya dari masyarakat di dekat TPS
SDN 1 Kramatwatu melakukan keluhan dan tindakan sehingga mendapat
perhatian lebih dari pemerintah, sehingga yang kita lihat sekarang sudah
tidak ada lagi TPS di dekat SDN 1 Kramatwatu. Namun untuk TPS yang
berada di jembatan tol kramatwatu belum ada tindakan
keras/protes/tindakan masyarakat terhadap kondisi yang ada hanya baru