PROPOSAL PENELITIAN
Dosen Pengampu :
Rini Anggraeni, SKM, M.Kes.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan syukur kehadiat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas yang telah diberikan, yaitu sebuah proposal penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Sampah Plastik Terhadap Kerusakan Lingkungan di Kawasan
Pesisir Pantai Kota Makassar Tahun 2021”.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna, maka apabila terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan
Proposal ini, dengan senang hati penulis mengharap kritik dan saran dari ibu
Dosen serta pembaca untuk memperbaiki dan menyempurnakan Proposal ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
semua pihak, baik bagi pembaca maupun kami sendiri.
A. Latar Belakang
Kawsasan pesisir sering sekali menjadi tempat pembuangan limbah baik
itu imbah padat maupun limbah cair yang berasal dari industri, rumah tangga,
dan pertanian di darat yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan. Dampak yang terjadi antara lain kerusakan ekosistem mangrove,
padang lamun, terumbu karang, kehidupan dari jenis-jenis biota laut yang
hidup di dalamnya, dan abrasi (UNEP, 2011).
Plastik adalah polimer hidrokarbon rantai panjang yang terdiri atas jutaan
monomer yang saling berikatan dan tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000
tahun untuk dapat terurai. Sampah plastik dapat menimbulkan pencemaran
terhadap tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah. (Wibowo dalam
Purwaningrum, 2016).
Sampah plastik selain menyebabkan pencemaran, juga bisa
mengakibatkan penurunan kualitas perairan, kerusakan ekosistem, lambatnya
pertumbuhan ikan dan kerugian ekonomi bagi nelayan serta masyarakat yang
bermatapencaharian di sektor pesisir. Kerusakan ekosistem di laut tentunya
dapat menghilangkan mata pencaharian nelayan tangkap dan pedagang ikan.
Mengingat usaha kelautan dan perikanan adalah kegiatan berbasis sumber
daya alam.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh dampak sampah plastik terhadap lingkungan
kawasan pesisir pantai lumpue di Kota Parepare Tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Penulis
Dengan penelitian ini, dapat memberikan pengalaman bagi penulis dalam
meneliti tentang pengaruh sampah plastik tehadap kerusakan lingkungan
kawasan pesisir pantai di Kota Parepare.
2. Manfaat Bagi Pembaca
Dengan penelitian ini, dapat menambah wawasan pembaca tentang
pengaruh sampah plastik tehadap kerusakan lingkungan kawasan pesisir
pantai di Kota Parepare, sehingga kedepannya dapat lebih menjaga dan
melestarikan kawasan pesisir Kota Parepare.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sampah
1. Pengertian Sampah
2. Sumber Sampah
3. Jenis Sampah
B. Sampah Plastik
1. Pengertian Sampah Plastik
Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak, dll.
Polyvinyl Chloride (PVC) mengandung diethylhydroxylamine
(DEHA) yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan
plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan
tersebut, titik lelehnya 70–140ºC. Plastik ini bisa ditemukan pada
plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol, pipa, konstruksi
bangunan.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya,
fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC
sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air
tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti
oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik
terhadap reaksi kimia. Biasanya plastik jenis ini digunakan untuk
tempat makanan, plastik kemasan, botol yang lunak.
e. Polypropylene (PP)
f. Polystyrene (PS)
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan
bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut
bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang
berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf,
juga bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur ulang, bahan ini
memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini biasa
dipakai pada sebagian bahan tempat makan styrofoam, tempat CD,
karton tempat telor, dan lain-lain.
g. Other
Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari
bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan
dari kondisi asal pada kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat
masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan
tersebut pada umumnya mempunyai sifat racun (toksis) yang berbahaya
bagi organisme hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan itulah yang
kemudian menjadi pemicu terjadinya pencemaran (Palar, 1994).
b. Deoksigenasi
Air merupakan sumber utama dari kebutuhan manusia, tetapi air dapat
juga menjadi sumber penyakit yang dapat membahayakan kesehatan, hal
ini disebabkan air telah tercemar oleh polusi. Fardiaz (1992) menyatakan
bahwa polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal,
bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat
dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air tercemar atau
terpolusi.
Wardhana (1995) menyatakan bahwa diperlukan pengujian untuk
menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi
penyimpangan dari batas-batas polusi air. Indikator atau tanda bahwa air
lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang
dapat diamati melalui:
a. Adanya perubahan suhu air
b. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion hydrogen
c. Adanya perubahan bau, rasa dan warna air
d. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut
e. Adanya mikroorganisme
f. Meningkatnya radio aktif lingkungan.
Perairan sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik di
antaranya berbagai jenis logam berat berbahaya yang banyak dihasilkan
dari proses industri. Logam-logam tersebut dapat terakumulasi di dalam
tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu
yang lama sebagai racun. Logam berat merupakan salah satu bahan
pencemar yang berbahaya karena bersifat toksik jika terdapat dalam
jumlah tertentu atau melebihi ambang batasnya dan dapat mempengaruhi
berbagai aspek dalam perairan baik aspek ekologis maupun aspek
biologi. Salah satu yang dapat mencemari perairan adalah logam berat
kromium (Cr). Bahan kromium banyak digunakan oleh manusia untuk
berbagai keperluan misalnya dalam bidang litigrafi, tekstil, fotografi, zat
warna, dan lain sebagainya (Palar, 2008).
Menurut Wardhana (1995) fungsi laut bagi bangsa Indonesia antara
lain:
a. Sebagai media komunikasi dan transportasi
b. Sebagai sumber mineral dan hasil-hasil tambangnya
c. Sebagai sumberdaya hayati laut yang dapat menghasilkan sumber
protein konsumtif di samping protein yang berasal dari ternak potong
dan protein nabati
d. Sebagai media pertahanan dan keamanan nasional
e. Sebagai media olahraga dan sarana pariwisata yang mampu
menghasilkan devisa negara.
f. Sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Lautan juga menerima bahan-bahan yang terbawa oleh air dari daerah
pertanian dan limbah rumah tangga, atmosfer, sampah dan bahan buangan
dari kapal, tumpahan minyak dari kapal tanker dan penegeboran minyak
lepas pantai, dan masih banyak lagi bahan yang terbuang di lautan. Lautan
dapat melarutkan dan menyebarkan bahan-bahan tersebut sehingga
konsentrasinya menjadi menurun, terutama di daerah lautan dalam.
Kehidupan laut juga terbukti lebih sedikit terpengaruh daripada laut
dangkal. Daerah pantai, terutama daerah muara sungai sering mengalami
pencemaran berat, yang disebabkan karena proses pencemaran yang sangat
lambat (Darmono, 2001).
A. Jenis Penelitian
Penelitian in menggunakan desain penelitian observasional analitik
dengan rancangan cross sectional. Desain penelitian analitik merupakan suatu
penelitian untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi
melalui sebuah analisis statistik seperti korelasi antara sebab dan akibat atau
faktor risiko dengan efek serta kemudian dapat dilanjutkan untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi dari sebab atau faktor risiko tersebut terhadap
akibat atau efek.
c. Variabel Perancu/penganggu
1) Variabel penganggu terkendali : kegiatan manusia,
pencemaran, overeksploitasi sumber daya alam
2) Variabel penganggu tidak terkendali : pertumbuhan penduduk,
sedimentasi
2. Definisi Operasional
E. Hipotesis Penelitian
F. Desain Penelitian
G. Instrumen Penelitian