Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pembimbing : Rahmat Zarkayi R, SKM, M.

Kes
Mata Kuliah : Pengelolaan Limbah

BIAYA PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK DAN B3

Di Susun Oleh :

Kelompok 3

Maghfira Nurul Islamiah 218240013


Diva Priandini Kunnu 218240025
Eva Nurfadilla 218240035
Tirai Melinda 218240056
Trimurti Wulandari 218240061

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kami, sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing mata kuliah Pengelolaan
limbah. Adapun tugas makalah ini yang berjudul “BIAYA PENGELOLAAN
LIMBAH DOMESTIK, INDUSTRI DAN INFEKSIUS/B3”

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi
lainnya, tetapi kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Untuk itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun.

Parepare, 21 Juni 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Air Limbah...................................................................................................................3
1. Air limbah domestik.................................................................................................3
2. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).............................................................4
B. Sumber Pendanaan Air Limbah....................................................................................4
1. Air limbah domestik.................................................................................................4
2. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).............................................................6
C. Deskripsi Biaya Pengeloaan Air Limbah......................................................................6
1. Air limbah domestic.................................................................................................6
2. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).............................................................7
BAB III....................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berakhirnya era Millenium Development Goals (MDGs) memunculkan
pemikiran untuk kembali mencari tujuan pembangunan yang disepakati secara
internasional. Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai salah satu tujuan
pembangunan berkelanjutan akan menjadi acuan dalam perundingan negara-
negara dunia untuk melanjutkan pembangunan pasca Millenium Development
Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015.
Manajemen lingkungan berfokus pada pengolahan dan pencegahan biaya
lingkungan (limbah). Secara luas, manajemen lingkungan didefinisikan sebagai
sistem yang transparan, sistematis, sesuai dengan perusahaan, dengan tujuan
untuk menentukan dan melaksanakan sasaran, kebijakan dan pertanggungjawaban
lingkungan. Dengan adanya manajemen lingkungan ini, pada akhirnya
perusahaan dapat melakukan efisiensi dengan memperkecil output limbah lewat
proses produksi atau teknologi bersih lingkungan.
Dalam manajemen lingkungan, akuntansi berfungsi sebagai pengelolaan
biaya lingkungan hidup, evaluasi kinerja perusahaan di bidang lingkungan hidup
serta analisa dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan. Namun lebih spesifik
lagi, ilmu akuntansi menjadi alat utama manajemen lingkungan dalam kegiatan-
kegiatan pengelolaan biaya produksi, biaya rehabilitasi, akuntansi untuk
penggunaan energi, akuntansi untuk legal requirement, akuntansi untuk
kewajiban kontinjensi serta biaya pengelolaan sampah.
Peranan akuntansi (biaya) dalam manajemen lingkungan tidak akan berjalan
dengan optimal apabila pengalokasian dan pembebanan biaya-biaya yang terkait
dengan lingkungan tidak akurat. Akuntansi tradisional (Volume based costing
system) yang umumnya digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam
membebankan biaya lingkungan kurang mampu memberikan informasi secara
akurat. Akuntansi tradisional hanya memfokuskan pada pembebanan biaya
produk dengan menggunakan driver (penggerak) tingkat unit. Berbeda dengan
akuntansi tradisional, akuntansi dengan sistem Activity-Based Costing.
menggunakan driver yang lebih beragam untuk membebankan biaya
sehingga pembebanan menjadi lebih akurat.
Waste Cost Management System merupakan sistem yang membantu manajer
dalam mengelola dan menerapkan sistem pembebanan biaya lingkungan. Sistem
ini mengadopsi prinsip-prinsip dari sistem pembebanan biaya berdasarkan
aktivitas (Activity-Based Costing) yang digunakan untuk menghasilkan biaya-

1
biaya limbah. Menurut Barcaskey (2007:3), Waste Cost Management System
dapat membantu manajer untuk mendapatkan informasi yang akurat terkait biaya-
biaya pengolahan limbah yang berguna bagi pengambilan keputusan bisnisnya,
meningkatkan kesadaran lingkungan, dan menyediakan data untuk pengambilan
keputusan.
Air limbah merupakan air bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai hasil
dari adanya berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Air limbah tersebut biasanya
dibuang ke alam yaitu tanah dan badan air.
Air limbah domestik dari rumah tangga tanpa pengolahan merupakan
sumber pencemaran utama di perkotaan yang dapat menimbulkan dampak yang
serius pada lingkungan karena dapat dengan mudah masuk ke badan air ataupun
meresap ke badan tanah. Hal ini mengakibatkan tercemarnya air sungai dan air
tanah. Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata
kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan
pencemaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sumber pendanaan limbah domestik, industry dan B3
2. Bagimana deskripsi biaya pengolahan limbah domestik, industry dan B3

C. Tujuan
1. Bagaimana sumber pendanaan limbah domestik, industry dan B3
2. Bagimana deskripsi biaya pengolahan limbah domestik, industry dan B3

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Air Limbah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005
Bab I Pasal 1, air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga
termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman. Air limbah merupakan air
bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai hasil dari adanya berbagai kegiatan
manusia sehari-hari. Daerah Perumahan, untuk daerah perumahan yang kecil
aliran air limbah biasnya diperhitungkan melalui kepadatan dan rata-rata per
orang dalam membunag air limbah.
Dapat diartikan juga bahwa air limbah adalah air yang telah selesai
digunakan oleh berbagai kegiatan manusia. Air limbah sebagai kotoran dari
masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan serta buangan lainnya. Sedangkan definisi lain yaitu air limbah dapat
diartikan sebagai air dari suatu daerah pemukiman yang telah dipergunakan untuk
berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan
hidup yang sehat dan baik.
Dari berbagai pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa air
limbah adalah air hasil buangan yang berasal dari berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh manusia baik itu kegiatan rumah tangga, industri serta sumber lain
seperti air tanah, air permukaan yang kemudian harus dikumpulkan dan diolah
agar tidak mencemari lingkungan dan menjaga lingkungan hidup agar tetap sehat
dan baik.

1. Air limbah domestik


Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar
mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia.
Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair,
gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk
dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan
bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit
lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak
membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk
mengurangi pencemaran. Sumber air limbah domestik dari rumah tangga
adalah sebagai berikut :
 WC/kakus/jamban. Air limbah domestik yang berasal dari sumber ini
sering disebut dengan istilah black water.

3
 Kamar mandi, tempat cuci, dan tempat memasak (dapur). Air limbah
domestik yang berasal dari sumber ini sering disebut dengan istilah
grey water
Dalam dunia arsitektur ada metode yang bisa diterapkan dalam
merencanakan pengolahan limbah rumah tangga yaitu dengan :
 Membuat saluran air kotor
 Membuat bak peresapan
 Membuat tempat pembuangan sampah sementara.
Pengolahan air limbah domestik rumah tangga dapat dilakukan dengan
berbagai sistem. Salah satu diantaranya menggunakan sistem setempat.
Pengolahan air limbah domestik sistem setempat dapat diartikan bahwa
pengolahan air limbah dilakukan pada lahan yang tersedia di rumah tangga
penghasil sumber air limbah tersebut. Teknologi yang digunakan untuk sistem
setempat individu umumnya berupa tangki septik.
2. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
Limbah B3 merupakan suatu buangan atau limbah yang sifat dan
konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu
kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme
lainya.
Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri,
kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini.
Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik di
antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian,
pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilat
kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu
baterai. Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari
proses utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi,
pelarutan kerak, pencucian, pengemasan dan lain-lain.
b. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu
industri (kegiatan utama).
c. Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak
diduga, misalnya prodak kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

B. Sumber Pendanaan Air Limbah


1. Air limbah domestik
Pasal 66

4
a. Pembiayaan pengelolaan air limbah domestik setempat skala individu dan
skala komunal bersumber dari masyarakat.
b. Pembiayaan SPALD-S skala individual dan komunal di kawasan
masyarakat berpenghasilan rendah berasal dari APBD dan/atau sumber
lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Pembiayaan pengelolaan air limbah domestik terpusat berasal dari
masyarakat, APBD serta sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Adapun dana yang dapat diambil dari berbagai sumber untuk
pembangunan IPAL komunal Surabaya yaitu :
a. Dana APBN
Dana APBN dialokasikan melalui Satker Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat digunakan untuk sosialisasi, pelatihan (tenaga fasilitator
lingkungan) TFL, pelaporan serta monitoring dan evaluasi.
b. Dana DAK
Dana DAK dipergunakan untuk pembangunan prasarana fisik dan gaji
TFL. Gaji dan Operasional TFL serta Petugas e-Monitoring dialokasikan
sebanyak 5 % dari total Pagu DAK Sub Bidang Sanitasi Kabupaten/ Kota.
c. Dana Masyarakat
1) Dana masyarakat (in-cash dan/atau in-kind) dikumpulkan berdasarkan
kesepakatan hasil musyawarah dan kesepakatan masyarakat calon
pengguna/penerima manfaat program,
2) Pengumpulan dana masyarakat dilakukan oleh KSM,
3) Dana dari masyarakat dalam bentuk tunai dimasukkan ke rekening
bersama atas nama 3 (tiga) orang yaitu : Ketua KSM, Bendahara KSM
dan 1 (satu) orang wakil dari penerima manfaat yang terpilih melalui
rembug warga.
d. Dana Swasta/Donor (apabila ada)
1) Dana swasta/donor adalah dalam bentuk hibah sebagai bentuk
kontribusi swasta dalam kegiatan perbaikan sanitasi masyarakat,
2) Pencairan dana dilakukan sesuai peraturan yang berlaku di masing-
masing perusahaan/lembaga atau institusi yang bersangkutan setelah
ada rencana kerja masyarakat/RKM,
3) Dana dari Swasta/Donor diwujudkan dalam bentuk tunai yang
ditransfer langsung ke rekening. KSM.
e. Dana LSM (apabila ada)

5
Dukungan dari LSM biasanya berbentuk keahlian (expertise) sebagai
bentuk kontribusi mereka terhadap kegiatan perbaikan sanitasi
masyarakat.

2. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)


Pasal 47
Pembiayaan yang diperlukan dalam pembinaan dan pengawasan pengelolaan
limbah B3, bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
b. sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3 menjadi salah
satu isu lingkungan penting dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi
(migas). Selain jumlah limbah B3 yang dihasilkan, besaran biaya untuk
mengelolaannya juga cukup besar. Ini tentunya untuk memenuhi peraturan
dan perundangan yang berlaku.
Besaran jumlah yang dihasilkan dan biaya pengelolaan limbah B3
tersebut tergambar dari 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas
sepanjang tahun 2018. Padahal saat ini, setidaknya ada 198 KKKS aktif yang
beroperasi di wilayah Indonesia. Dengan begitu, jumlah dan biaya yang
dikeluarkan pun bisa lebih besar lagi.
Dari total jumlah limbah B3 sebanyak 70.197,35 ton, terdiri dari
30.987,51 ton Tanah Terkontaminasi Minyak, 6.081,22 ton Limbah Sisa
Operasi dan 33.128,62 ton Limbah Sisa Produksi. Tonase limbah B3 yang
dihasilkan oleh 10 KKKS Migas tahun 2018. Sedangkan biaya
pengelolaannya yang mencapai US$ 12.174.528,50, terdiri dari US$
4.232.551,38 biaya Tanah Terkontaminasi Minyak, US$ 2.785.627,57 biaya
Limbah Sisa Operasi dan US$ 5.156.349,55 biaya Limbah Sisa Produksi.

C. Deskripsi Biaya Pengeloaan Air Limbah

1. Air limbah domestic


Harga Harga
No Uraian Kegiatan Satuan Volume
Satuan Total
I PERJALANAN PERSIAPAN
1 m2 Pembersihan Lapangan
A m2 5,29 7707,5 40772,7
"Ringan" dan Perataan
II PEKERJAAN TANAH
1 m2 Penggalian Tanah
A m2 9,196 73787,5 678549,85
Biasa untuk Konstruksi
B 1m3Pengurugan Pasir m3 0,242 181315 43878,2
III PEKERJAAN BETON
1 m3 Pekejaan Pondasi
409834,405
A Beton Bertulang (150 kg m3 0,484 846765,3
2
Besi + Bekisting)
B Pekerjaan Berstruktur K-225

6
Pekerjaan Lantai m3 0,5677
Pekerjaan Dinding m3 0,792
Pekerjaan Atap m3 0,484
Total Pekerjaan Berstruktur m3 1,8437 106130 195672,0
C Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Lantai m3 0,5677
Pekerjaan Dinding m3 0,792
Pekerjaan Atap m3 0,484
Total Pekerjaan Berstruktur m3 1,8437 954112,7 1759097,6
IV FINISHING
Pemanasan Pipa m 0,3 13753,9 1031,5425
TOTAL BIAYA PEMBANGUNAN BAK EKUALISASI 3.128.836
Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa biaya yang dibutuhkan
untuk membangun unit IPAL Bak Ekualisasi untuk kawasan 1 adalah Rp.
3.128.836.

2. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)


a. Mengidentifikasi kategori-kategori limbah, melacak dan menghitungnya
dalam kuantitas fisik. Langkah ini juga termasuk mengklasifikasikan
limbah ke dalam tipe limbah cair, padat atau gas; berbahaya atau tidak.
Serta mengidentikasi kuantitas, titik generasi, metode pengolahan dan
pelepasannya.
b. Menghubungkan kuantitas fisik limbah ke produk, proses, departemen,
dan pusat biaya yang secara langsung bertanggung jawab terhadap limbah
tersebut.
c. Menghitung biaya langsung. Untuk memulai proses pembebanan biaya,
dimulai dengan biaya langsung yang terlihat dan mudah didapatkan yaitu
terkait dengan biaya limbah langsung yang berupa biaya tenaga kerja
langsung dan biaya material langsung.
d. Mengidentifikasi dan mengkuantifikasi aktivitas yang terkait dengan
manajemen limbah. Untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas
tersebut diperlukan diskusi dengan bagian produksi, penanganan material,
pelepasan limbah dan manajemen lingkungan. Flow chart aktivitas akan
sangat membantu untuk menggambarkan informasi tersebut. Langkah ini
meliputi pula penentuan penggerak biaya yang relevan untuk setiap
aktivitas yang telah diidentifikasi.
e. Menghitung biaya dari aktivitas manajemen limbah yang diidentifikasikan
dalam langkah keempat. Untuk menentukan biaya dari aktivitas
manajemen limbah ada tiga langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Menghitung waktu yang digunakan oleh karyawan untuk melakukan
aktivitas terkait limbah.
2) Menghitung biaya dari aktivitas-aktivitas yang terkait dengan limbah.
Cara yang paling mudah adalah dengan menentukan persentase waktu

7
yang digunakan untuk pengolahan limbah lalu dikalikan dengan gaji
karyawan tersebut selama satu tahun. Lalu, menjumlahkan semua
biaya tersebut untuk seluruh karyawan yang melakukan aktivitas
pengolahan limbah.
3) Menghitung biaya pendukung untuk departemen-departemen yang
berbeda.
f. Menghubungkan biaya yang terkait dengan aktivitas manajemen limbah
ke dalam berbagai tipe limbah. Tipe-tipe aktivitas yang dibutuhkan untuk
mengelola limbah akan berbeda untuk setiap tipe limbah. Biaya suatu
aktivitas harus dihubungkan dengan limbah yang menyebabkan aktivitas.
Prosedur untuk melakukannya harus dikembangkan. Ketika semua biaya
yang terkait limbah dihubungkan ke tipe limbah yang berbeda, biaya per
unit untuk setiap tipe limbah dapat diestimasi.
g. Mengestimasikan dan menghubungkan biaya limbah ke produk individual,
proses, departemen, dan pusat biaya. Informasi dalam kuantitas fisik dari
tipe limbah yang berbeda dihubungkan ke produk, proses, departemen,
atau pusat biaya dan informasi biaya per unit dari setiap tipe limbah harus
dikombinasikan untuk menghasilkan biaya limbah.

Penerapan WCMS di atas dapat dilakukan secara terpisah untuk setiap


jenis limbah yang dihasilkan. Biaya pengolahan setiap jenis limbah yang
telah ditemukan tersebut dapat diakumulasikan ke dalam harga pokok
setiap produk yang bertanggung jawab atas limbah. WCMS sebenarnya
menggunakan dua metode dalam pembebanannya: berdasarkan volume
dan ABC. Dalam penelitian ini, WCMS yang digunakan berdasarkan
sistem ABC.

h.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Air Limbah Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2005 Bab I Pasal 1, air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga
termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman.Daerah Perumahan, untuk
daerah perumahan yang kecil aliran air limbah biasnya diperhitungkan melalui
kepadatan dan rata-rata per orang dalam membunag air limbah.Air limbah sebagai
kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air
tanah, air permukaan serta buangan lainnya.

Dari berbagai pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa air limbah


adalah air hasil buangan yang berasal dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
manusia baik itu kegiatan rumah tangga, industri serta sumber lain seperti air tanah,
air permukaan yang kemudian harus dikumpulkan dan diolah agar tidak mencemari
lingkungan dan menjaga lingkungan hidup agar tetap sehat dan baik.

Jenis air limbah industri yang dihasilkan tergantung dari berbagai hal berikut:

Pemrosesan bahan baku awal

Proses pada industri yang menggunakan air

Sudah berapa kali penggunaan air tersebut di industri

Reaksi yang terjadi di industri

Hasil reaksi yang dihasilkan dan kontaknya dengan air yang digunakan di industri

Bahan aditif yang digunakan di industri

Temperatur penggunaan air di industri 3.

B. Saran
Penulis berharap dengan disusunnya makalah yang berjudul “Biaya
Pengolahan Limbah Domestik dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)” ini dapat
menambah wawasan serta literasi diri pembaca dan penulis sendiri mengenai
biaya pengolahan limbah yang dapat diterapkan dalam mengelolah limbah
domestik dan B3.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1999. “Waste: What Is It Really Costing You?”. OhioEPA office


of pollution prevention. August Number 72. http:/www.epa.state.oh.us/opp. Diakses
April 2007.

Barcaskey, Matthew J. 1999. Implementing a Waste Cost Management


System: An Instructional Guide for Manufacturing Facilities.
http:/www.stage.ga.us/dnr/p2ad/dl/waste_cost_guide.pdf. Diakses September 2006.

.2007. Waste Cost Management System Best Way to Go


Beyond Compliance. http:/www.stage.ga.us/dnr/p2ad/dl. Diakses April 2007

Brimson, James A., 1991. Activity Accounting: An Activity-Based Costing


Approach. Canada: John Wiley & Son, Inc.

Carter, William K. dan Usry Milton F. 2004. Akuntansi Biaya. Jakarta:


Salemba Empat.

Cahyono, Dwi. 2002. “Peran Akuntan dan Akuntansi dalam Environmental


Management System (EMS)”. Media Akuntansi. Edisi 25/Mei. hal.27-29

Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Universitas


Indonesia Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai