Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN II

“Manajemen Biaya Lingkungan”

Dosen : Faizah Kamilah, SE., M.Ak, Ak

DISUSUN OLEH

Kelompok 3

Nama : Cindy Pertiwi (1762201161)

Genny Agustin (1762201068)

Gezi Rahayu Putri (1762201142)

Indah Permata Sari (1762201067)

Jihan Pratiwi (1762201042)

Pratiwi (1762201003)

Suhartini Alfiadi (1762201010)

Selvia Windari (1762201057)

AKUNTANSI 5.1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

TAHUN AJARAN 2019-2020


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan atas segala limpahan rahmat dan karunia Allah
SWT, karenaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, rosul penutup dan pemberi syafaat
yang mulia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen II,
adapun judul makalah ini adalah “MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN”.
Penyusun menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya.
Untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang membangun agar supaya adanya
perbaikan.
Akhirnya, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih atas perhatiannya dan mohom maaf
atas segala kekurangan. Besar harapan semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Alhamdulillahirabbil’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 18 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 2
BAB II TUJUAN PUSTAKA....................................................................................................3

BAB III KASUS DAN PENYELESAIAN..............................................................................21

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................................................23
4.2 Saran.........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tampilan 17-4 Laporan Keungan Lingkungan.......................................................................8


Tampilan 17-7 Analisis Persediaan......................................................................................15

iii
DAFTAR GAMBAR
Gamabar 17-1 Penyebab-penyebab dan Insentif- insentif untuk Ekoefisiensi...........................4
Gambar 16.1 Tahapan Siklus Hidup Produk............................................................................13

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan saat ini. Banyak
perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal, yang berarti
meningkatkan produksi barang dan jasa, sementara pada saat yang sama mengurangi efek
yang merusak lingkungan. Tapi sayangnya tidak semua perusahaan mau berusaha keras untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu komponen dalam mencapai ecoefficiency yang
maksimal adalah dengan adanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development),
yang berarti menjalankan kegiatan usaha yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan
dimasa kini tanpa membatasi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka (Hansen dan Mowen, 2009).

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu upaya tanggung
jawab suatu organisasi di bidang sosial. Tanggung jawab dalam bidang sosial ini dikenal
sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Sehubungan dengan gagasan yang
terkandung dalam CSR maka setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha tidak cukup
hanya dihadapkan pada kebijakan yang menganut sistem single buttom line (keuangan) tetapi
harus berpijak pada triple buttom line (keuangan, sosial dan lingkungan).

Dalam rangka melakukan tanggung jawab dan upaya perlindungan serta pengelolaan
lingkungan maka suatu organisasi melakukan berbagai aktifitas yang berkaitan dengan
lingkungan. Misalnya: dengan melakukan pengolahan limbah. Dengan adanya aktivitas
tersebut maka timbul biaya yang disebut biaya lingkungan.

Tujuan dari penyusunan laporan biaya lingkungan adalah sebagai bahan pertimbangan
untuk melaksanakan segala bentuk perencanaan, pengendalian, serta evaluasi terkait
lingkungan. Hal ini akan bermanfaat bagi manajemen perusahaan dalam melaksanakan
perencanaan, kontrol dan pengambilan keputusan yang tepat berkitan dengan lingkungan
(planning, controlling< and decision making). Menurut Hansen dan Mowen (2007)
pelaporan biaya lingkungan penting jika sebuah organisasi serius untuk memperbaiki kinerja
lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pokok permasalahan penelitian ini
adalah : berapa besar biaya lingkungan dan bagaimana pelaporan biaya lingkungan
disuatu perusahaan.

1.3 Tujuan Penelitian .


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui berapa besar biaya lingkungan dan meningkatkan perhatian menajemen
terhadap pentingnya menyusun laporan biaya lingkungan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mengukur Biaya Lingkungan


Pada kenyataanya, bagi banyak organisasi, pengelolaan lingkungan menjadi
proritas utama dan minat yang intens. Sebenarnya terdapat beberapa alasan atas
peningkatan minat tersebut,tetapi alasan utamanya ada dua. Pertama, peraturan
lingkungan negara-negara telah meningkat secara signifikan, bahkan diperkirakan
akan semakin ketat. Kedua, keberhasilan penyelesaian masalah-masalah lingkungan
menjadi isu yang semakin kompetitif. Perusahaan-perrusahaan menemukan
pemenuhan tujuan bisnis dan penyelesaian masalah lingkungan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain.
B. Manfaat Ekoefisiensi
Ekoefisiensi mempertahankan bahwa organisasi dapat memproduksi barang
atau jasa yang lebih bermanfaat sambil menggurangi dampak negatif lingkungan,
konsumsi sumber daya, dan biaya secara simultan. Ekoefesiensi adalah suatu
pelengkap dan pendukung pengembangan yang berkesinambungan (sustainable
development). Pengembangan yang berkesinambungan didefinisikan sebagai
pengembangan yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa mengurangi kemampuan
generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Ekoefesiensi mengimplikasikan peningkatan efesiensi berasal dari perbaikan
kinerja lingkungan. Ada sejumlah sumber dari insentif dan penyebab peningkatan
efesiensi ini. Pertama, pelanggan mengingginkan produk yang lebih bersih, yaitu
produk yang di produksi tanpa merusak lingkungan serta penggunaan dan
pembuangannya ramah lingkungan. Kedua, para pegawai lebih suka bekerja di
perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan akan menghasilkan
produktivitas yang lebih besar (yaitu: kondisi kerja yang bersih dan aman akan
menarik pekerja yang baik dan mendorong produktivitas). Ketiga, perusahaan yang
bertanggung jawab trhadap lingkungan cenderung memperoleh keuntungan eksternal,
seperti biaya, modal yang lebih rendah dan tingkat asuransi yang lebih rendah.
Keempat, kinerja lingkungan yang lebih baik dapat menghasilkan keuntungan sosial
yang signifikan, seperti keuntungan bagi kesehatan manusia. Kelima, fokus pada

3
perbaikan kinerja lingkungan membangkitkan keinginan para manajer untuk
melakukan inovasi dan mencari peluang baru. Keenam, pengurangan biaya
lingkungan dapat mempertahankan atau menciptakan keunggulan bersaing.

Permintaan Pelanggan akan


Produk yang Lebih Bersih

Pengurangan Biaya Pegawai yang Lebih


dan Baik
dan Produktivitas
Keunggulan Bersaing

Ekoefisiensi
Biaya Modal yang
Inovasi Lebih
dan Rendah dan
Peluang Baru Asuransi
yang Lebih
Rendah
Keuntungan Sosial
yang Signifikan sehingga
Citra Perusahaan
Menjadi Lebih Baik

Gamabar 17-1 Penyebab-penyebab dan Insentif- insentif untuk Ekoefisiensi

Penyediana informasi keuangan perlu mendefenisikan, mengukur, mengklarifiksikan,


dan membebankan biaya-biaya lingkungan pada proses, produk, objek biaya lain. Biaya
lingkungan harus dilaporkan sebagai sebuah klasifikasi terpisah agar menejer dapat menilai
pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan. Selain itu, dengan membebankan biaya
lingkungan pada produk dan proses, sumber-sumber dari biaya ini akan tampak dan
membantu mengidentifikasi penyebab-penyebab dasarnya agar dapat dikendaliakan.

C. Model Biaya Kualitas lingkungan


Sebelum informasi biaya lingkungan dapat disediakan bagi manajemen,
biaya-biaya lingkungan harus didefinisikan. Ada banyak kemungkinan;
namun, pendekatan yang menarik adalah mengadopsi definisi yang konsisten
dengan model kualitas lingkungan total. Dalam model kualitas lingkungan

4
total, keadaan yang ideal adalah tidak ada kerusakan lingkungan (sama dengan
keadaan cacat nol pada manajemen kualitas total). Kerusakan didefinisikan
sebagai degradasi langsung dari lingkungan, seperti emis residu benda pasat,
cair, atau gas ke dalam lingkungan ( misalnya: pencemaran air dan polusi
udara), atau degradasi tidak langsung seperti penggunaan bahan baku dan
energi yang tidak perlu.

Dengan demikian, biaya lingkungan dapat disebut biaya kualitas lingkungan


(invironmental quality cost). Sama halnya dengan biaya kualitas, biaya
lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena kualitas lingkungan yang
buruk atau kualitas ikan yang buruk mungkin terjadi. Jadi, biaya lingkungan
berhubungan dengan kreasi, deteksi, perbaikan dan pencegahan degradasi
lingkungan. Dengan definisi ini, biaya lingkungan dapat di klasifikasikan
menjadi empat kategori: biaya pencegahan (prevention cost) , biaya deteksi
(detection cost), biaya kegagalan ingternal (internal fairul cost), dan biaya
kegagalan eksternal (external failur costs). Selanjutnya, biaya kegagalan
eksternal dapat di bagi lagi menjadi kategori yang di realisasi dan tidak
direalisasikan.

Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention cost)


adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah
diproduksinya limbah dan/ atau sampah yang dapat merusak lingkungan.
Contoh-contoh aktivitas pencegahan: evaluasi dan pemilihan pemasok,
evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan polusi, desain proses dan
produk untuk mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai,
mempelajari dampak lingkungan, audit risiko lingkungan, pelaksanaan peneliti
lingkungan, pengembangan sistem manajemen lungkungan, daur ulang
produk, serta pemerolehan sertivikat ISO 14001.

Biaya deteksi lingkungan (invironmental detection costs) adalah biaya-


biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa produk, proses,
dan aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang
berlaku atau tidak. Standar lingkungan dan prosedur yang diikuti oleh
perusahaan didefinisikan dalam tiga cara: peraturan pemerintah, standar
sukarela (ISO 14001) yang di kembangkan international standards

5
organization , dan kebijakan lingkungan yang dikembangkan manajemen.
Contoh-contoh aktivitas deteksi adalah audit aktivitas lingkungan,
pemeriksaan produk dan proses (agar rumah lingkungan), pengembangan
ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian pencemaran, verifikasi
kinerja lingkungan dari pemasok, serta pengukuran tingkat pencemaran.

Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal


failure costs) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena
diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak di buang ke lingkungan luar.
Jadi, biaya kegagalan internal terjadi untuk menghilangkan dan mengolah
limbah dan sampah ketika di produksi. Aktivitas kegagalan internal memiliki
salah satu dari dua tujuan berikut: (1) memastikan limbah dan sampah yang
diproduksi tidak di buang ke lingkungan luar, atau (2) mengurangi tingkat
limbah yang di buang sehingga jumlahnya tidak melewati standar lingkungan.
Contoh-contoh aktivitas kegagalan internal adalah pengoperasian peralatan
untuk mengurangi atau menghilangkan polusi , pengolahan dan pembuangan
limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi fasilitas untuk
memproduksi limbah, serta daur ulang sisa bahan.

Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external


failure) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas
limbah atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal yang
direalisasi (realized external failure costs) adalah biaya yang dialami dan
dibayar oleh perusahaan. Biaya kegagalan eksternal yang tidak
direalisasikan (unrealized external failur cost)atau biaya sosial disebabkan
oleh perusahaan, tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar
perusahaan. Biaya sosial lebih lanjut dapat diklasifikan sebagai : (1) biaya
yang berasal dari degradasi lingkungan dan (2) biaya yang berhubungan
dengan dampak buruk terhadap properti atau kesejahteraan masyarakat. Pada
kasus-kasus tersebut biaya ditanggung oleh pihak lain, bukan oleh perusahaan,
meskipun hal tersebut disebabkan oleh perusahaan. Dari keempat kategori
biaya lingkungan, kategori kegagalan eksternal paling merusak. Contohnya,
laporan dari environmental protection agency menunjukkan biaya
pembersihan swasta- menurut Comprehensive Enveronmental Response,
Compensation, and Liability Act tahun 1980-an telah mencapai puluhan miliar

6
dolar. Lebih jauh, biaya pembersihan yang harus di tanggung para pembayar
pajak juga akan mencapai ratusan miliar dolar. Pembersihan limbah
perlindungam saja diperkirakan $500 miliar. Contoh biaya kegagalan eksternal
yang direlisasi adalah pembersihan danau yang tercemar, pembersihan minyak
yang tumpah, pembersihan tanah yang tercemar , penggunaan bahan bakudan
energi yang tidak efesien, penyelesaian yang klaim kecelakaan pribadi dari
praktik kerja yang tidak ramah lingkungan, penyelesaian klaim kerusakan
properti, pembaruan tanah keadaan alaminya, dan hilangnya penjualan karena
reputasi lingkungan yang buruk. Contoh biaya sosial mencakup perawatan
medis karena udara yang terpolusi (kesejahteraan individu), hilangnya
kegunaan danau sebagai tempat rekreasi karena pencemaran (degradasi),
hilangnya lapangan pekerjaan karena pencemaran (kesejahteraan individual),
dan rusaknya ekosistem karena pembuangan sampah padat (degradasi).

D. Laporan Biaya Lingkungan


Pelaporan biaya lingkungan adalah penting jika suatu organisasi serius
memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya.
Langkah pertama yang baik adalah laporan yang memberikan perincian biaya
lingkungan menurut kategori memberikan dua hasil yang penting : (1) dampak biaya
lingkungan terhadap profitabilitas dan (2) jumlah relatif yang dihabiskan setiap
kategori. Laporan biaya juga menyediakan informasi yang berhubungan dengan
distribusi relatif dan biaya lingkungan.
E. Mengurangi Biaya Lingkungan
Model pengurangan biaya lingkungan mungkin akan berprilaku serupa
dengan model biaya kualitas total. Biaya lingkungan terendah yang diperoleh pada
titik kerusakan –nol mungkin sama seperti titik cacat-nol pada model biaya kualitas
total. Pada kenyataannya, degradasi nol merupakan titik biaya rendah bagi
kebanyakan aktivitas pencemaran.
F. Laporan Keuangan Lingkungan
Ekoefisiensi menyarankan sebuah kemungkinan modifikasi untuk pelaporan
biaya lingkungan. Secara khusus, selain melaporkn biaya lingkungan, mengapa tidak
melaporkan keuntungan lingkungan? Pada suatu priode tertentu, adatiga jenis
keuntungan : pemasukan, penghematan saat ini, dan penghindaran biaya
(penghematan berjalan). Pemasukan mengacu pada pendapatan yang mengalir

7
kedalam organisasi karena tindakan lingkungan seperti mendaur ulang kertas,
menemukan aplikasi baru untuk limbah yang tidak beerbahaya, dan meningkatkan
penjualan karena penguatan citra lingkungan. Penghindaran biaya mengacu pada
penghematan yang dihasilakan ditahun-tahun sebelumnya. Saat ini penghematan
mengacu pada penguranga biaya lingkungan yang dicapai tahun ini. Laporan
keuangan lingkungan juga dapat menjadi bagian dari laporan kemajuan lingkungan
yang disediakan bagi pihak pemegang saham setiap tahunnya.
G. Membebankan Biaya Lingkungan
Produk dan proses merupakan sumber-sumber biaya lingkungan. Proses yang
memproduksi produk dapat menciptakan residu padat, cair, dan gas yang selanjutnya
dilepas ke lingkungan. Residu ini memiliki potensi mendegradasi lingkungan. Dengan
demikian, residu merupakan penyebab biaya kegagalan lingkungan internal dan
eksternal (misalnya : investasi pada peralatan untuk mencegah penyebaran residu
kelingkungan pembersihan residu setelah memasuki lingkungan). Proses produksi
bukanlah satu-satunya sumber biaya lingkungan. Pengemasan juga juga merupakan
sumber sumber biaya lingkungan. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, 30% dari
semua jumlah padat perkotaan merupakan bahan kemasan.

Thamus Corporation
Laporan Keuangan Lingkungan
untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2008
Keuntungan lingkungan:
Pengurangan biaya, pencemaran $ 3.000.000
Pengurangan biaya, pembuangan limbah yang berbahaya 4.000.000
Pemasukan daur ulang 2.000.000
Penghematan biaya konservasi energi 1.000.000
Pengurangan biaya pengemasan 1.500.000
Total keuntungan lingkungan $ 11.500.000
Biaya lingkungan:
Biaya pencegahan $ 2.800.000
Biaya deteksi 3.200.000
Biaya kegagalan internal 6.000.000
Biaya kegagalan eksternal 18.000.000
Total biaya lingkungan $ 30.000.000

8
Tampilan 17-4 Laporan Keungan Lingkungan

Produk ini dapat menjadi sumber biaya lingkungan. Setelah menjual produk,
penggunaan dan pembuangan oloh pelanggan dapat mengakibatkan degradasi lingkungan.
Hal ini adalah contoh biaya lingkungan pascapembelian. Biaya lingkungan pascapembelian
serimg ditanggung oleh masyarakat, bukan oleh perusahaan sehingga merupakan biaya sosial.
Akan tetapi, biaya lingkungan pascapembelian terkadang dikonversi menjadi biaya eksternal
yang direalisasikan.

H. Biaya Produk Lingkungan


Biaya lingkungan dari proses yang memproduksi, memasarkan, serta
mengirimkan produkdan biaya lingkungan pascapembelian yang disebebkan oleh
penggunaan dan pembuangan produk mrupakan contoh-contoh biaya produk
lingkungan (environmental product costs). Penghitungan biaya lingkungan penuh
(full environmental costing) adalah pembebanan semua biaya lingkungan, baik yang
bersifat privat maupun sosial, pada produk. Penghitungan biaya privat penuh (full
privat costing) adalah pembebanan biaya privat pada produk individual. Jadi,
perhitugan biaya biaya privat membebankan biaya lingkungan yang disebabkan oleh
proses proses internal produk. Perhitungan biaya privat mungkin merupakan titik awal
yang baik bagi banyak perusahaan. Biaya privat dapat dibebankan dengan
menggunakan data data yang dihasilkan di dalam perusahaan. Biaya penuh
memerlukan pengumpulan data yang dihasilkan diluar perusahaan dari pihak ketiga.
Ketika perusahaan mulai berpengalaman dengan perhitungan biaya biaya lingkungan,
pembebanan biaya produk mungkin dapat diperluas dan mengimplementasikan
pendekatan yang disebut penilaian biaya siklus hidup (life-cycle cost assessment). Hal
tersebut akan dijelaskan pada bagian selajutnya dari bab ini.
Pembeban biaya lingkungan pada produk dapat menghasilkan informasi
manajerial yang bermanfaat. Contohnya, mungkin dapat diketahui bahwa suatu
produk tertentu lebih bertanggung jawab atas limbah beracun daripada produk
lainnya. Informasi ini dapat mengarah pada desain produk dan proses alternative yang
lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan membebankan biaya lingkungan secara
tepat, dapat diketahui apakah suatu produk menguntungkan atau tidak. Jika tidak
menguntungkan, produk tersebut dapat dihentikan untuk mencapai perbaikan yang
signifikan dalam kinerja lingkungan dan efisiensi ekonomi. Peluang perbaikan

9
tersedia luas, tetapi pengetahuan mengenai biaya produk lingkungan merupakan
kuncinya. Oleh sebab itu, biaya lingkungan perlu dibebankan secara akurat.
I. Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Fungsi

Pada sebagian besar system akuntansi biaya, biaya lingkungan disembunyikan


di dalam overhead. Dengan menggunakan definisi biaya lingkungan dan kerangka
kerja klasifikasi yang baru dikembangkan, pertama-tama, biaya lingkungan harus
dipisahkan dalam kelompok biaya lingkungan. Setelah dipisahkan dalam
kelompoknya sendiri, perhitungan biaya berbasis fungsi akan membebankan biaya-
biaya tersebut pada produk individual dengan menggunakan penggerak tingkat –unit
seperti jumlah jam tenaga kerja dan jam mesin. Pendrkatan ini dapat berjalan baik
untuk produk yang homogen. Namun, dalam perusahaan yang memiliki banyak
produk bervariasi, pembebana barbasis fungsi dapat mengakibatkan distorsi biaya.

Produk yang diproduksi oleh Thamus diantaranya: jenis A dan B. Sebanyak


50.000 lembar produksi untuk setiap jenis; setiap jenis kaca memerlukan setengah jam
mesin. Anggaplah jam mesin akan digunakan untuk membebankan biaya lingkungan
ke produk. Dalam produk kaca, terdapat emisi kadmium. Untuk memproduksi
cadmium harus ada izin pemerintah tertentu yang biayanya $300.000. Izin tersebut
harus diperbarui setiap tiga bulan sekali. Jadi, biaya perizinan adalah $100.000
pertahun. Izin tersebut memperbolehkan tingkat emisi cadmium tertentu. Jika emisi
melebihi tingkat yang diizinkan, perusahaan akan didenda. Inspeksi mendadak
dilaksankan setiap tiga bulan sekali. Denda yang didenda. Inspeksi mendadak
dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Denda yang dibayarkan rata-rata $50.000 per
tahun. Jadi, biaya tahunan emisi cadmium adalah $1.500.000($100.000+$50.000).
biaya lingkungan perjam mesin adalah $3 ($150.000/50.000 jam mesin). Penggunaan
tariff ini menghasilkan biaya lingkungan per unit sebesar $1,50 untuk setiap produk
($3 × ½ jam mesin).

Keakuratan pembebanan merupakan hal yang penting. Sebagai contoh,


bagaimana jika kaca jenis A merupakan penyebab dari semua atau sebagian besar
emisi cadmium? Jika jenis A yang menyebabkan semua emisi, maka biaya lingkungan
seharusnya $3 per unit untuk jenis A dan $0 per unit untuk jenis B. dalam hal ini,
pembebanan biaya jenis B terlalu tinggi. Kemungkinan itu bukanlah suatu hal
mustahil. Hal yang sangat mirip terjadi pada Spectrum Glass, produsen kaca khusus.

10
Perusahaan tersebut menemukan bahwa hanya satu produk yaitu “Ruby Red” yang
menyebabkan semua emisi kadmiumnya. Namun demikian, system akuntansi biaya
membebankan sebagian biaya ini pada setiap produk yang dihasilkan. Setelah
membaca pengalaman Spectrum, Thamus memperbaiki system biaya lingkungannya
dengan menggunakan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.

J. Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Aktivitas


Munculnya perhitungan biaya berbasis aktivitas memfasilitasi perhitungan
biaya lingkungan. Penelusuran biaya lingkungan ke produk-produk yang
menyebabkan biaya-biaya tersebut merupakan syarat utama dari sistem akuntansi
lingkungan yang baik. Dalam hal ini diperlukan pembebanan biaya dengan
menggunakan hubungan sebab-akibat. Pendekatan ini tentu sama persis dengan ABC.

Contoh : Emisi Kadmium adalah aktivitas lingkungan (dalam hal ini aktivitas
kegagalan eksternal). Biaya aktifitas ini adalah biaya denda dan biaya perizinan
$150.000. Sekarang anggaplah jumlah edmisi kadmium adalah ukuran output aktifitas
dan anggaplah jumlahnya 20.000 unit. Tarif aktifitas adalah $7,50 per unit
($150.000/20.000 unit). Jika jenis A memproduksi 20.000 unit emisi dan jenis B
memproduksi 0 unit, maka pembebanan biaya seharusnya $150.000 untuk jenis A
($7.50 x 20.000) dan $0 untuk jenis B. Pembebanan ABC ini menghasilkan unit biaya
lingkungan sebesar $3 untuk jenis A ($150.000/50.000) dan $0 untuk jenis B.

Aktifitas Pembersih A Pembersih B


Mengevaluasi dan memilih pemasok 0.20 0,05
Mendesain Proses (untuk mengurangi 0,10 0,10
polusi)
Memeriksa proses (untuk masalah polusi) 0.25 0,15
Menangkap dan menghilangkan racun 0.05 1,00
kloroflorokarbon
Memelihara peralatan lingkungan 0,00 0,50
Membuang limbah beracun 0,10 1,75
Menggunakan bahan baku secara 0,08 0,25
berlebihan

11
Biaya lingkungan per unit $0,78 3,80
Biaya manufaktur lainnya (non 9,02 16,20
lingkungan)
Biaya unit $9,80 20,00
Unit yang diproduksi 100.000 100.000
Perhitungan biaya lingkungan ABC

K. Penilaian Biaya Siklus Hidup


Biaya produk lingkungan dapat menunjukan kebutuhan untuk meningkatkan
pembenahan produk perusahaan. Pembenahan produk adalah praktik mendesain,
membuat, mengolah dan mendaur ulang produk untuk meminimalkan dampak
buruknya terhadap lingkungan. Penilaian siklus hidup adalah sarana meningkatkan
pembenahan produk. Penilaian siklus hidup mengidentifikasi pengaruh lingkungan
dari suatu produk di sepanjang siklus hidupnya, kemudian mencari peluang untuk
memperoleh perbaikan lingkungan. Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya
dan keuntungan pada pengaruh lingkungan dan perbaikan.

Siklus hidup suatu produk meliputi: (1) ekstraksi sumber daya, (2) pembuatan
produk, (3) penggunaan produk, serta (4) daur ulang dan pembuangan. Pengemasan
produk merupakan bagiansiklus hidup produk yang sering tidak disebutkan. Sudut
pandang siklus hidup semacam ini menggabungkan sudut pandang pemasok,
produsen dan pelanggan. Penilaian biaya siklus hidup merupakan bagian mendasar
dari penilaian siklus hidup. Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke
dampak lingkungan dari beberapa desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari
penggunaan bahan baku, energi yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang
berasaldari.manufaktur.produk.

Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal:

1. Analisis persediaan (inventory analysis): memberikan perincian bahan baku,


energi, dan pelepasan ke lingkungan dari suatu produk.

2. Analisis dampak (impact analysis): menilai pengaruh lingkungan dari


beberapa desain dan memberikan peringkat relatif/penilaian biaya dari

12
pengaruh-pengaruh tersebut.

3, Analisis perbaikan (improvement analysis): bertujuan untuk mengurangi


dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh analisis persediaan dan dampak.

L. Tahap Penelitian
Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal : analisis
persediaan, analisis dampak, dan analisis perbaikan. Analisis persediaan
menyebutkan jenis dan jumlah input bahan baku dan energy yang dibutuhkan serta
pelepasan ke lingkungan yang dihasilkan dalam bentuk residu padat, cair, dan gas.
Analisis persediaan mencakup seluruh siklus hidup produk.Analisis dampak menilai
pengaruh lingkungan dari beberapa desain bersaing dan menyediakan peringkat
relative dari pengaruh – pengaruh tersebut.Analisis perbaikan bertujuan mengurangi
dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh tahap persediaan dan dampak.
Analisis persediaan Untuk mengilustrasikan analisis persediaan, perhatikan
contoh cangkir air panas sekali pakai untuk restoran siap saji. Produsen dapat memilih
membuat cangkir dengan menggunakan kertas atau polystyrene foam
(polyfoam).Setiap tahap dalam siklus hidup cangkir menghasilkan pertanyaan kunci
tertentu.
 Bahan baku apa yang dibutuhkan untuk setiap jenis cangkir ?

13
 Berapa kebutuhan energy untuk memproduksi setiap produk ?
 Jenis pembuangan cairan atau emisi apa yang dihasilkan setiap produk ?
 Apa potensi daur ulangnya ?
 Sumber daya apa yang dibutuhkan untuk pembuangan akhir ?

Jawaban atas pertanyaan tersebut mendefinisikan analisis persediaan.Tampilan


17-7 menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan data yang dilaporkan pada studi
Martin Hocking.

Analisis Dampak Selanjutnya, analisis dampak menilai makna dari nilai yang
disediakan oleh tahap analisis persediaan. Contohnya, salah satu keunggulan cangkir
kertas adalah kertas dibuat dari sumber daya lanjutnya, analisis dampak menilai
makna dari nilai yang disediakan oleh tahap analisis persediaan.Contohnya, salah satu
keunggulan cangkir kertas adalah kertas dibuat dari sumber daya yang dapat
diperbarui (kayu dan ranting), sedangkan cangkir polyfoam bergantung pada minyak,
sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Akan tetapi, pemeriksaan lebih teliti
menunjukkan cangkir kertas sebenarnya menggunakan lebih banyak bahan bakar
minyak disbanding cangkir polyfoam! Alasannya?Konversi ranting kayu menjadi
pulp, kemudian menjadi cangkir kertas dengan menggunakan energi.Pembuangan
cairan dan emisi yang dihasilkan selama siklus hidup produk juga terdapat pada daftar
di tampilan 17-7.Menariknya, satu-satunya hasil lepasan yang signifikan dari cangkir
polyfoam ke lingkungan adalah pentana, sejenis zat peledak. Di sisi lain, produksi
kertas memerlukan penggunaan kimia nonorganic secara ekstensif dan pembuangan
cairan dalam jumlah besar. Selain itu, daur ulang lebih dimungkinkan oleh cangkir
polyfoam.Akhirnya, pembuangan akhir-paling tidak di tanah- lebih dimungkinkan
oleh cangkir kertas karena kemampuannya untuk lapuk dalam tanah.Namun,
kemampuan ini banyak dipertanyakan dalam studi-studi terkini yang menunjukkan
bahan yang dapat lapuk dalam tanah tetap dalam keadaan tidak lapuk selama periode
yang cukup panjang. Dari sudut pandang berbagai dampak lingkungan, cangkir
polyfoam mungkin lebih baik daripada cangkir kertas!

Cangkir Kertas Cangkir


Polyfoam
Penggunaan bahan baku per cangkir :
Kayu dan bantang (g) 33,0 0,0

14
Minyak bahan bakar (g) 4,1 3,2
Berat akhir (g) 10,0 11,5
Utilitas per mg bahan baku :
Uap (kg) 9,000-12,000 5,000
Listrik (GJ) 3,5 0,4-0,6
Air pendingin (m3) 50 154
Pembuangan cairan per mg bahan :
Volume (m3) 50-190 0,5-2,0
Bahan padat penahan (kg) 35-60 Trace
Kebutuhan oksigen (kg) 30-50 0,07
Organoklorida (kg) 5-7 0
Garam besi (kg) 1-20 20
Emisi udara per mg bahan baku :
Klorin (kg) 0,5 0
Sulfida (kg) 2,0 0
Partikel (kg) 5-15 0,1
Pentana (kg) 0 35-50
Potensi daur ulang :
Penggunaan utama Sulit Mudah
Setelah penggunaan Rendah Tinggi
Pembuangan akhir : 20 40
Perbaikan panas (Mj / kg)
Massa ke tanah (g) 10,1 11,5
Lapuk secara alami ya tidak

Tampilan 17-7 Analisis Persediaan

Penilaian Biaya Sampai saat ini, analisis hanya menggunakan ukuran-ukuran


non keuangan dan faktor-faktor kualitatif. Contoh cangkir air panas memang telah
memungkinkan penggunaan biaya dan membahas nilainya dalam penilaian siklus
hidup.Penilaian biaya siklus hidup menentukan pengaruh keuangan dari dampak
lingkungan yang diidentifikasi pada tahap persediaan dan tahap perbaikan dari
penilaian siklus hidup.Penilaian biaya lingkungan untuk tahap persediaan dapat
memfasilitasi analisis dampak.Pada contoh cangkir kertas versus cangkir polyfoam,

15
perbandingan data operasional cukup jelas dalam arti bahwa dampak lingkungan satu
produk hampir selalu lebih sedikit dari produk lainnya.Namun, meskipun demikian,
beberapa pertanyaan masih bisa muncul.Misalnya, berapa biaya untuk memproduksi
emisi pentana dibandingkan dengan biaya partikel dan pembuangan cairan?Apa
keuntungan ekonomi daur ulang cangkir polyfoam? Keunggulan pembebanan biaya
adalah total biaya lingkungan menyediakan indeks yang dapat digunakan untuk
membuat ranking beberapa alternatif, bagaimana biaya dibebankan?

Jawaban atas pertanyaan pembebanan biaya telah diberikan. Biaya bahan baku
dibebankan melalui penelusuran langsung. Jumlah bahan baku yang dikonsumsi per
unit dapat diidentifikasi lalu dikalikan dengan harga bahan baku. Biaya energy dan
biaya memproduksi emisi ke lingkungan dibebankan melalui penelusuran penggerak
(driver tracing).Jadi, untuk produk yang ada (atau proses, jika merupakan objek
biaya), aktivitas lingkungan terkait dan biayanya diidentifikasi, tingkat aktivitasnya
dihitung, dan biaya-biaya tersebut dibebankan pada produk bersangkutan.Jika
beberapa konsumsi energy dan emisi ke lingkungan berhubungan dengan penggunaan
produk setelah pembelian, maka menurut analisis perhitungan biaya lingkungan
penuh perlu dimasukkan.Hal tersebut mungkin juga untuk membebankan biaya
privatnya saja.Daur ulang dan pembuangan merupakan hal terpisah meskipun tetap
menjadi isu penting.Sebagian besar biaya adalah biaya social dan pengukurannya
menjadi lebih sulit.Penggunaan pendekatan perhitungan biaya privat juga
dimungkinkan untuk daur ulang dan pembuangan.

Sebagai contoh, anggaplah biaya lingkungan per unit berikut ini telah
ditentukan untuk kedua cangkir tersebu.

Cangkir Cangkir
Kertas Polyfoam

Penggunaan bahan baku $ 0,010 $ 0,004

Utilitas 0,012 0,003

Sumber daya yang berhubungan dengan limbah 0,008 0,005

Total biaya privat $ 0,030 $ 0,012

16
Keuntungan daur ulang (sosial) (0,001) (0,004)

Biaya lingkungan per unit $ 0,29 $ 0,008

Biaya siklus hidup per unit menyediakan ukuran ringkasan dari dampak lingkungan
relative dari kedua produk dan disediakan untuk interpretasi kualitatif dari data lingkungan
operasional dan subjektif yang ditemukan pada tampilan 17-7

Analisis Lingkungan Penilaian dampak lingkungan dalam istilah operasional dan


keuangan menetapkan tahap untuk langkah terakhir, yaitu mencari cara mengurangi dampak
lingkungan dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan atau di analisis. Langkah inilah
yang berhubungan dengan sistem pengendalian organisasi. Perbaikan kinerja lingkungan dari
produk dan proses yang ada merupakan tujuan keseluruhan dari sistem pengendalian
lingkungan.

M. Akuntansi Pertanggung Jawaban Lingkungan Berbasis Strategi


Tujuan keseluruhan dari perbaikan kinerja lingkungan mengusulkan kinerja
perbaikan berkelanjutan untuk pengendalian lingkungan adalah paling sesuai. Pada
kenyataannya, sebuah perspektif lingkungan kemungkinan adalah perspektif kelima
dari kerangka kerja balanced scorecard. Pencetus balanced scorecard menyebutkan
contoh kasus dimana perusahaan menambahkan perspektif lingkungan kedalam
balanced scorecard tersebut. Jika suatu pihak menerima paradigma ekofisiensi, maka
perpektif lingkungan dapat diterima karena perbaikan kinerja lingkungan dapat
menjadi sumber dari keunggulan bersaing (kriteria untuk sebuah perspektif akan
dimasukkan). Sistem manajemen lingkungan berbasis strategi (strategi-based
environmental system) menyediakan kerangka kerja operasional untuk memperbaiki
kinerja lingkungan. Sebagai contohnya, perspektif lingkungan perlu dihubungkan
dengan perspektif proses untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Jadi, kerangka kerja
balanced scorecard menyediakan tujuan dan ukuran terpadu untuk mencapai
keseluruhan tujuan dari perbaikan kinerja lingkungan.
Perspektif lingkungan Dapat diidentofikasi bahwa lima tujuan inti dari
perspektiflingkungan ialah :
1. Meminimalkan penggunaan bahan baku atau bahan yang masih asli

17
2. Meminimalkan penggunaan bahan berbahaya
3. Meminimalkan kebutuhan energi untuk produksi dan penggunaan produk
4. Meminimalkan pelepasan residu padat, cair, dan gas, serta
5. Memaksimalkan peluang untuk daur ulang.

Ada dua tema lingkungan yang terkait dengan bahan baku dan energi (tiga tujuan inti
pertama)

Pertama, energi atau bahan baku yang digunakan tidak melebihi energi atau bahan baku yang
dibutuhkan (isu konservasi). Kedua, harus dicari sarana untuk menghilangkan pengguanaan
bahan baku atau energi yang merusak lingkungan (isu zat berbahaya). Ukuran kinerja harus
mencerminkan kedua tema ini. Jadi, ukuran-ukuran yang memungkinkan adalah berapa
jumlah kuantitas total per unit dari berbagaj bahan baku dan energi (misalnya: berat bahan
kimia beracun yang digunakan), ukuran produktivitas (output/bahan baku, ouput/energi), dan
biaya bahan (energi) berbahaya yang dinyatakan sebagai persentase total biaya bahan baku.

Tujuan inti yang ke empat dapat di realisasikan dalam salah satu dari dua cara berikut:

1. Menggunakan teknologi dan metode untuk mencegah pelepasan residu ketika di


produksi
2. Menghindari produksi residu dengan mengindentifikasi penyebab dasar serta
mendesain ulang produk dan proses untuk menghilangkan penyebab – penyebab nya.

Pengalaman dalam manajemen kualitas telaj menunjukkan pendekatan ini lebih mahal dari
ada melakukan dengan benar pada saat pertama.

Tujuan kelima menekankan konversi sumber daya yang tidak dapat diperbarui melalaui
penggunaan kembali. Daur ulang mengurangi permintaan untuk ekstraksi tambahan bahan
baku. Daur ulang juga mengurangi degradasi lingkungan dengan mengurangi pembuangan
sampah oleh pemakai akhir. Ukurannya mencakup berat bahan baku yang di daur ulang,
jumlah bahan baku yang berbeda-beda , persentase unit yang dibuat ulang, dan energi yang di
produksi dari pembakaran.

N. Peran Manajemen Aktivitas


Analisis aktivitas lingkungan penting untuk sistem pengendalian lingkungan
yang baik. Identifikasi aktivitas lingkungan dan penilaian biaya nya merupakan

18
persyaratan untuk menghitung biaya lingkungan berbasis aktivitas. Pengetahuan
mengenai biaya lingkungan dan produk atau proses apa yang menyebabkannya
merupakan hal yang sangat penting sebagai langkah pertama untuk pengendalian.
Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidab perlu ada jika perusahaan
beroperasi secara optimal dan efesien. Porter dan van der linde menyetakan polusi
lingkungan ekuivalen dengan ketidakefesienan ekonomim . Jika produksi limbah
ekuivalen dengan ketidakefesienan ekonomi seperti yang dinyatakan, maka semua
aktivitas yang gagal harus ditandai sebagai kegiatan tidak berniali tambah .
Pengguanaan paradigma ekoefesiensi mengimplikasikan selalu ada aktivitas yang
dapat menghindari degradasi lingjungan secara srimultan dan menghasilkan keadaan
efesiensi ekonomi yang lebih baikdari pada keadaan sekarang. Biaya lingkungan tidak
bernilai tambah adalah biaya dari aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya ini mewakili
keuntungan yang dapat ditangkap dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan.
Desain Untuk Lingkungan
Pendekatan desain khusus ini disebut desain untuk lingkungan (design for the
environment). Desain ini menyentuh produk, proses,bahan baku, energi, dan daur
ulang. Dengan kata lain, keseluruhan daur hidup produk dan pengaruhnya terhadap
lingkunganharus dipertimbangkan. Sebagai contoh, proses manufaktur adalahsumber
langsung dari berbagai residu padat, cair, dan gas. Residu ini banyak yang dilepaskan
ke lingkungan. Desain ulang suatu proses dapat menghilangkan produksi residu
tersebut (Kasus Numar yang telah disebutkan sebelumnyaadlah contoh yang baik).
Desain produk juga dapat mengurangi degradasi lingkungan. Contohnya, Eastman
Kodak telah mendesain kamera khususnyauntuk memfasilitasi daur ulang. Kamera
tersebut memiliki komponen yang diberi kode dengan warna. Komponen tersebut
dapat dipisahkan dan digunakan untuk membuat kamera baru. Sekitar 86 % ddari
setiap kamera baru dibuat dari bahan daur ulang. Sebanyak 5.000.000 unit
diperkirakan telah didaur ulang sejak produk tersebut dipasarkan dengan total sekitar
700.000 pon bahan baku.
Ukuran Keuangan

Perbaikan lingkungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang


signifikan. Hal ini berarti perusahaan telah mencapai trade-off yang menguntungkan
antara aktivitas yang gagal dan aktivitas pencegahan. Jika keputusan ekofisien dibuat,
maka total biaya lingkungan harus terhapus bersamaan dengan perbaikan kinerja

19
lingkungan. Jadi, tren biaya lingkungan merupakan ukuran kinerja yang penting. Satu
kemungkinan adalah mempersipkan laporan biaya lingkungan yang tidak bernilai
tambah dari periode berjalan dan membandingkannya dengan periode
sebelumnya.contoh laporan seperti ini ditunjukkan pada Tampilan 17-9. Kita perlu
berhati-hati dalam mengukur biaya dan tren. Pengurangan biaya harus terkait dengan
perbaikan lingkungan dan bukan sekadar menghilangkan kewajiban terhadap
lingkungan. Jadi, biaya kegagalan eksternal harus mencerminkan kewajiban tahunan
rata-rata yang berasal dari efisiensi lingkungan saat ini. Oleh sebab itu, biaya
pembersihan polusi air pada tahun 2005 merupakan biaya tahunan yang diharapkan
dengan menganggap kinerja lingkungan saat ini tetap sama. Biaya yang diharapkan
dengan menganggap kinerja lingkungan saat ini tetap sama. Biaya pembersihan
sebesar $900.000, misalnya, dapat menjadi jumlah tahunan yang harus disisihkan
untuk mendapatkan dana total yang dibutuhkan untuk melakukan pembersihan lima
tahun dari sekarang. Karena tindakan diambil untuk memperbaiki kinerja lingkungan,
jumlah pembersihan dimasa depan dapat terhapus sehingga mengurangi jumlah
tahunan menjadi $700.000 .Dengan demikian, tren perbaikan sebesar $200.000
berhubungan dengan perbaikan kinerja lingkungan.

Kemungkinan lainnya adalah menghitung biaya lingkungan total sebagai


persentase penjualan dan menelusuri nilai ini selama beberapa periode. Tampilan 17-
10 mengilustrasikan grafik tren semacam ini. Grafik ini menarik karena menelusuri
semua biaya lingkungan dan bukan hanya biaya lingkungan yang tidak bernilai
tambah. Jika keputusan ekofisien dibuat, kita perlu mengamati pengurangan total
biaya lingkungan. Hal ini berarti dapat trade-off yang menguntungkan antara investasi
untuk aktivitas pencegahan yang berhubungan dengan lingkungan dan pengurangan
biaya kegagalan lingkungan. Trennya harus mengarah kebawah, sejalan dengan
dibuatnya investasi ekofisien.

20
BAB III

KASUS DAN PENYELESAIAN

1. Biaya Lingkungan
Pada awal tahun 2008, Kleaner Company memulai sebuah program untuk
memperbaiki kinerja lingkungannya. Berbagai usaha dilakukan untuk mengurangi
produksi dan emisi residu gas, padat, dan cair yang mencemari lingkungan. Dalam
rapat eksekutif pada akhir tahun, manajer lingkungan menyatakan perusahaan rapat
eksekutif pada akhi tahun, manajer lingkungan menyatakan perusahaan telah
membuat perbaikan yang signifikan dalam kinerja lingkungannya dengan mengurangi
emisi semua jenis residu yang mencemari lingkungan. Presiden direktur perusahaan
senang mendengar laporan kesuksesan tersebut, tetapi menginginkan suatu penilaian
konsekuensi keuangan dari perbaikan lingkungan tersebut. Untuk memenuhi
permintaan ini, data keuangan untuk tahun 2007 dan 2008 diikumpulkan dan disajikan
sebagai berikut (semua perubahan biaya merupakan hasil dari perbaikan lingkungan).

2007 2008
Penjualan $ 20.000.000 $ 20.000.000
Mengevaluasi dan memilih pemasok 0 600.000
Mengolah dan membuang bahan beracun 1.200.000 800.000
Proses pemeriksaan (tujuan lingkungan) 200.000 300.000
Restorasi tanah (kontribusi dana tahunan) 1.600.000 1.200.000
Memelihara peralatan polusi 400.000 300.000
Menguji pencemar lingkungan 150.000 100.000

Diminta
1. Klasifikasikan biaya-biaya tersebut sebagai biaya pencegahan, deteksi, kegagalan
internal, ataupun kegagalan eksternal !
2. Buatlah laporan biaya lingkungan untuk tahun terakhir! Nyatakan biaya-biaya
sebagai persentase penjualan (bukan biaya operasional).

Solusi

21
1. Biaya pencegahan : evaluasi dan pemilihan pemasok, biaya deteksi : pengujian
pencemar lingkungan dan proses pemeriksaan, kegagalan internal : pemeliharaan
peralatan polusi serta pengolahan dan pembuangan bahan beracun, kegagalan
eksternal : restorasi tanah

2.
Kleaner Company
Laporan Biaya Lingkungan
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2006
Biaya Persentase dari
Lingkungan Penjualan
Biaya pencegahan :
Mengevaluasi dan memilih pemasok $ 600.000 3,00 %

Biaya deteksi :
Proses pemeriksaan $ 300.000
Menguji pencemar lingkungan 100.000
$ 400.000 2,00
Biaya kegagalan internal :
Mengolah dan membuang bahan beracun $ 800.000
Memelihara peralatan polusi 300.000
$ 1.100.000 5,50
Biaya kegagalan eksternal :
Restorasi tanah $ 1.200.000 6,00
Total biaya lingkungan $ 3.300.000 16,50 %

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Manajemen biaya sangatlah penting perannya dalam perusahaan, organisasi maupun


pemerintahan non laba berupa informasi keungan tentang biaya dan pendapatan maupun
informasi non keuangan yang relevan yaitu produktivitas, kualitasdan faktor kunci sukses
lainnya untuk perusahaan. Fokus utama informasi manajemen biaya adalah kemanfaatan dan
ketepatan waktu.

4.2 Saran

Pada saat pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan/
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik serta
sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas

23
DAFTAR PUSTAKA

Hansen. DR. Mowen. MM. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta Selatan: Salemba Empat

24

Anda mungkin juga menyukai