Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KEUANGAN HIJAU, KINERJA KEUANGAN DAN DAMPAK

LINGKUNGAN TERHADAP BANK DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Dianjurkan untuk memenuhi tugas-tugas matakuliah Manajemen keuangan internasional

Dosen : Syahwildan , SE.,MM

Program studi : Manajemen Keuangan

Disusun oleh :

Ujang Solihin - 112010460

Ivan jaenurdin - 112011248

Ilma Yusmiati - 112010300

Kismatul Maula - 112010299

Selvi Indriyani - 112010273

Konika - 112010168

Asri yanah - 112010586

Awalia Rohmah - 112010751

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

2023/2024
DAFTAR ISI
BAB 1 ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 4
1.2 Perumusan masalah ........................................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................. 8
BAB II .............................................................................................................................................. 9
LANDASAN TEORI ................................................................................................................... 9
2.1 Produk Keuangan Hijau (Green Financial Product) ........................................................ 9
2.2 Kinerja Keuangan ............................................................................................................ 10
2.3 Dampak Lingkungan ....................................................................................................... 10
2.4 Bank dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia ................................................. 11
BAB III .......................................................................................................................................... 15
METODE PENELITIAN .......................................................................................................... 15
3.1 Jenis Penelitian................................................................................................................. 15
3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................................................. 15
3.3 Desain Penelitian .............................................................................................................. 15
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................................... 16
3.5 Jenis Variabel ................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi modern saat ini dihadapkan pada berbagai
permasalahan lingkungan, seperti Pencemaran, bahkan kerusakan lingkungan oleh
orang yang tidak bertanggung jawab dan ketidak tahuan akan pentingnya perlindungan
lingkungan akibat buruknya pengelolaan lingkungan oleh perusahaan. Perseroan tetap
berkomitmen untuk memaksimalkan profitabilitas Perseroan dan meningkatkan hasil
keuangan Perseroan. Salah satu cara untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah
dengan menentukan apakah kinerja keuangan perusahaan tersebut baik atau tidak. Hasil
keuangan menggambarkan bagaimana bisnis dilakukan perusahaan-perusahaan ini.
Mencapai bisnis itu dengan menghasilkan laba yang cukup atau penjualan meningkat
dari musim ke musim. Namun, perusahaan juga harus mengatasi masalah lingkungan
dengan melaporkan informasi lingkungan dan memungut biaya lingkungan dari laporan
tahunan dan laporan keuangan perusahaan, yang merupakan ukuran untuk
mengevaluasi laporan keuangan.
Definisi manajemen hijau berasal dari Haden et al. (2009), yaitu:sebuah
perusahaan yang menerapkan inovasi untuk pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan, mengurangi pemborosan sumber daya alam, meningkatkan
kesejahteraan sosial dan memberi perusahaan keunggulan kompetitif. Perusahaan yang
menerapkan green corporate management adalah perusahaan yang mampu memperluas
tujuan keuangan perusahaan selain keuntungan keuangan, kesejahteraan manusia dan
konservasi sumber daya alam. Namun, perusahaan sebagai entitas ekonomi merupakan
penyebab utama pengurangan kapasitas negara, pencemaran lingkungan, pencemaran
udara dan air serta dampak negatif lainnya. Selain itu, beberapa perusahaan aktif dalam
industri pencemar seperti pertambangan, kimia, kayu, otomotif, dll. Hal ini berlaku
untuk masalah yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan, seperti pemanasan global.
Akibatnya, pencarian produk ekologis mendorong dunia komersial, seperti penerbit
terbesar, untuk lebih memperhatikan proses produksi produk/jasanya, sehingga terjadi
penurunan kualitas. Selain itu, sumber daya energi menjadi semakin langka. Ketika
bahan bakar fosil berkurang, ekonomi intensif energi yang terkenal harus
memanfaatkan sumber daya alam alternatif secara bijak. Hal yang sama berlaku untuk
sumber kehidupan lainnya, terutama air.
Manajemen bisnis hijau adalah strategi manajemen lingkungan terpadu
termasuk pengembangan struktur organisasi, sistem dan promosi literasi hijau melalui
penerapan dan kepatuhan terhadap semua peraturan pengelolaan lingkungan, termasuk
pengelolaan bahan baku, pengolahan limbah,penggunaan sumber daya alam yang
efisien, penggunaan teknologi produksi yang menghasilkan limbah sesedikit mungkin,
dan menerapkan komitmen kesadaran lingkungan untuk semua karyawan
organisasi. Dampak produk keuangan hijau terhadap dampak lingkungan di Indonesia
memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai sejauh mana produk tersebut dapat
mendorong keberlanjutan, termasuk mengurangi emisi gas rumah kaca, menggunakan
sumber daya secara lebih efisien, dan memberdayakan masyarakat lokal.Secara tidak
langsung, hal ini menunjukkan bahwa bank bukanlah salah satu pencemar terbesar. Di
perbankan, konsumsi energi, air, dan sumber daya alam lainnya tidak seburuk
pengelolaan industri lain, seperti pertambangan dan perindustrian. Namun, perbankan
tidak terlepas dari masalah pencemaran lingkungan. Bank mungkin atau mungkin tidak
mengurangi masalah keuangan klien mereka, tergantung pada sejauh mana kegiatan
yang dibiayai bank memiliki dampak lingkungan. Pemberian kredit atau pembiayaan
kepada nasabah merupakan salah satu contoh kegiatan yang dilakukan bank yang
berdampak pada lingkungan.
Isu kelestarian ekologis dan kesehatan lingkungan saat ini menjadi trending
topik dalam pertemuan internasional antar negara, sehingga kehadiran lembaga ramah
lingkungan dalam operasionalnya sangat diharapkan bahkan sangat penting. Hal ini
terutama berlaku di negara berkembang seperti Indonesia, yang emisi karbonnya relatif
tinggi. Keuangan hijau bertujuan untuk meningkatkan aliran keuangan dari lembaga
keuangan kepada pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan ramah lingkungan untuk
mencapai tujuan berkelanjutan. Di Indonesia, konsep green banking mendapat banyak
perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Green banking adalah perbankan yang
berlandaskan pada prinsip pengembangan bisnis yang berkelanjutan. Khususnya dalam
penyaluran kredit dan pembiayaan, misalnya dalam keseimbangan antara ekologi
(lingkungan), kesejahteraan masyarakat dan perkembangan sosial budaya masyarakat.
Gerakan penghijauan ini juga muncul di industri perbankan dengan istilah
Green Banking. Definisi green banking juga bermacam-macam, diantaranya pengertian
green banking mirip dengan ethical banking, dimana bank memiliki tanggung jawab
sosial terhadap lingkungan (Marzio, 2007). Padahal, istilah green banking itu seperti
itu Cakupannya lebih dari sekadar lingkungan bersih, yang terkait dengan
pengembangan lingkungan. Namun, istilah ini juga mencakup penguatan masyarakat
menuju kehidupan sosial yang lebih baik. Konsep Green banking pada dasarnya
mengedepankan setiap kegiatan Pelaporan aktivitas keuangan dapat meminimalkan
dampaknya lingkungan yang juga berlaku untuk dunia perbankan. Dengan menerapkan
akuntansi hijau dalam pelaporan keuangan, bank memberikan informasi tentang
tanggung jawab dan biaya lingkungan dan risiko lingkungan dalam pelaporan keuangan
mereka. Transfer langsung tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya bagi lingkungan
panjang Penggunaan energi, air dan sumber daya alam lainnya dalam operasi perbankan
tidak seburuk industri lainnya pertambangan dan industri pengolahan. Namun,
perbankan tidak dapat terbebas dari masalah pencemaran lingkungan yang semakin
meningkat Tinggal, karena akhirnya pihak bank yang harus bertanggung jawab untuk
berkontribusi pada sosial dan juga pada pelestarian keberlanjutan ekologis yang luar
biasa bisa mendapatkan informasi lebih lanjut dengan melihat perkembangan keuangan
dari laporan keuangan tahunan sehingga kita juga dapat mengetahui apa dampak
lingkungan itu untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Saat ini Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan insentif Mediasi dan
partisipasi keuangan sesuai dengan pertimbangan untuk lingkungan. Transaksi
perbankan memerlukan petunjuk dan pedoman yang jelas regulasi yang memadai untuk
memungkinkan bank mendukung pembangunan kontinu Penerapan prinsip-prinsip
tersebut dalam perbankan disebut sebagai dengan istilah Green Banking yang
penerapannya disebutkan secara implisit PBI No.8/21/PBI/2006 dan Surat Edaran Bank
Indonesia No.8/22/DPbS. Serta POJK nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan
Pembiayaan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan
publik Memberikan informasi administrasi yang berguna Sertakan dengan benar biaya
lingkungan, efektivitas perbankan dalam mengelola keuangannya agar dapat
menjalankan perannya ekonomi yang berkelanjutan. Stakeholder juga dapat
mengetahui dan menilai keseluruhan kinerja dan operasi bisnis serta risiko dan prospek
sebelumnya Mengambil keputusan. Akuntansi hijau dalam praktik pelaporan keuangan
Bisnisnya adalah lembaga keuangan yang mengutamakan Perlawanan.
Saat ini, peningkatan kesejahteraan sosial dan kelestarian sumber daya alam tak
terbarukan diintegrasikan ke dalam operasi perusahaan ketika keuntungan bisnis dicari
dalam pelaksanaan pengelolaan.bisnis hijau Oleh karena itu, kinerja green management
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:Kegiatan tersebut meningkatkan kesejahteraan sosial
dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam (MolinaAzorin et al., 2009). Interaksi
antara perusahaan dan lingkungan terdiri dari penggunaan sumber daya alam di semua
tahapan operasional, seperti produksi, distribusi, pemasaran dan penggunaan akhir
barang dan jasa. Interaksi ini dapat dilihat sebagai simbiosis yang menguntungkan
kedua belah pihak ketika tindakan positif dilakukan, yaitu. dan emisi CO2 yang besar.
akibat berbisnis. Lingkungan menghadirkan tantangan bagi dunia usaha, dimana bank,
perusahaan asuransi atau investor bisa aman jika perusahaan sudah memiliki
sertifikat.Ini mencantumkan risiko lingkungan yang mungkin timbul dari kegiatan
bisnis.
Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam dunia bisnis, faktor
lingkungan harus diperhatikan selain faktor ekonomi dan sosial.Bank Indonesia
berharap green banking dapat memberikan dampak positif bagi upaya penguatan
kebijakan fiskal dan moneter yang tercermin dari penurunan beban impor minyak dan
produk pertanian karena meningkatnya pasokan energi dalam negeri dari sumber energi
terbarukan dan peningkatan efisiensi energi. konsumsi energi industri dan pertumbuhan
produk pertanian organik yang didorong oleh perbankan nasional. Di sisi lain, langkah
ini merupakan kontribusi Bank untuk mendukung komitmen pemerintah dalam
meningkatkan posisi Indonesia di paru-paru dunia dengan mengurangi emisi gas rumah
kaca. Untuk mengimplementasikan kebijakan ini, Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH) berkoordinasi dan bekerja sama erat dengan Bank Indonesia (BI).

1.2 Perumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dalam penelitian iniPenulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah green finance mempengaruhi hasil keuangan?
2. Bagaimana dampak keuangan hijau terdapat bank dalam pembangunan di
indonesia?
3. Bagaimana kinerja keuangan perbankan dalam green finance?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui analisis pengaruh green finance terhadap keuangan
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak keuangan hijau terhadap bank dalam
pembangunan di indonesia
3. Untuk menganalisis kineja keuangan perbankan dalam green finance

1.4 Manfaat Penelitian


1. Untuk meningkatkan informasi di lingkungan kampus
2. Sebagai bahan kajian ekonomi keuangan khususnya model bisnis green banking
3. Sebagai sumbangsih intelektual bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang
ekonomi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Produk Keuangan Hijau (Green Financial Product)
Keuangan hijau (green finance) adalah konsep keuangan hijau yang mengembangkan
dan menjual produk dan layanan keuangan yang mempromosikan investasi hijau dan
keberlanjutan. Fokus konsep green finance adalah pada investasi pada proyek atau lokasi
pembangunan yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, keuangan hijau biasanya
mencakup sektor-sektor utama dalam suatu negara, seperti transportasi berkelanjutan,
pariwisata berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan
pencegahan atau pengendalian polusi.

Secara umum, keuangan hijau dapat didefinisikan sebagai pengumpulan dan


penggunaan dana untuk kegiatan yang ditujukan untuk melindungi lingkungan dan memberi
investor atau pemberi pinjaman pengembalian yang dapat diterima. Pembiayaan hijau adalah
pembiayaan investasi hijau untuk sektor publik dan swasta. Proyek keuangan hijau
menghasilkan keuntungan finansial yang berkontribusi pada lingkungan yang berkelanjutan.
Keuangan hijau mencakup semua investasi dalam barang dan jasa lingkungan, serta investasi
dalam kegiatan yang mengurangi kerusakan lingkungan dan iklim. Selain itu, dalam kebijakan
publik, pembiayaan hijau berarti pembiayaan publik yang mendorong pelaksanaan proyek
perlindungan lingkungan atau pengurangan kerusakan lingkungan.

Menurut Green Development Institute, ada 3 (tiga) unsur penting konsep green finance,
yaitu: (i) bagaimana manajemen mampu membiayai beragam peluang nvestasi berbasis green
(Investment Opportunities Set based green) termasuk didalamnya biaya modal dan persiapan
project investment, (ii) komponen kedua adalah bagaimana perusahaan membiayai investasi
berbasis green tersebut melalui beragam skim penerbitan saham dan obligasi hijau (green
common stock and green bond/debt) melalui apa yang disebut public green policies, dan (iii)
ketiga adalah bagaimana fihak manajemen mampu membangun sistem pendanaan hijau (green
financial system).

Tujuan keuangan hijau adalah untuk meningkatkan aliran keuangan dari lembaga
keuangan kepada pelaku ekonomi yang terlibat dalam proyek dan kegiatan yang melindungi
lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pembiayaan hijau mendorong
pengembangan kota pintar dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Berinvestasi
dalam proyek hijau mengurangi emisi karbon jangka panjang dan pendek. Pembiayaan hijau
sangat menarik bagi investor institusional. Pembiayaan hijau menawarkan manfaat
diversifikasi bagi investor di pasar korporasi dan sekuritas. Meningkatkan pendanaan hijau
dapat mengurangi pendanaan untuk kegiatan bahan bakar fosil yang merusak lingkungan dan
iklim.

2.2 Kinerja Keuangan


2.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah sebuah instrumen keuangan yang menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dapat menilai sebaik apa pencapaian yang telah
dicapai oleh perusahaan melalui struktur modal yang dimilikinya (Angelina dan Nursasi,
2021).

Hamidi (2019) menjelaskan bahwa kinerja keuangan menentukan berbagai ukuran


sebagai pengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga kinerja
keuangan dapat digambarkan oleh tingkat profitabilitas perusahaan. Tingkat profitabilitas
menjadi salah satu pengukur kinerja keuangan karena dalam profitabilitas menggambarkan hal
yang cukup penting, yaitu daya tarik bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Daya tarik
perusahaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan, terlebih lagi saat di mana sekarang
ini persaingan antar perusahaan yang kian ketat (Asjuwita dan Agustin, 2020).

2.2.2 Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan


Menurut Hamid (2019), tujuan penilaian kinerja keuangan adalah untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangannya yang tercermin dari segi likuiditas,
permodalan dan juga laba. Selain itu, mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam
mengelola aset untuk menghasilkan keuntungan. Terdapat berbagai alat analisis pelaporan
keuangan yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan (Subramanyam, 2014:27-28).

2.3 Dampak Lingkungan


Produk keuangan hijau mendukung proyek-proyek yang berkontribusi pada pengurangan
emisi gas rumah kaca, seperti proyek energi terbarukan atau efisiensi energi. Hal ini membantu
memerangi perubahan iklim dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Produk
keuangan hijau dapat mendorong proyek-proyek yang menggunakan sumber daya alam secara
lebih efisien, seperti pengembangan teknologi hijau atau manajemen limbah yang inovatif.

Dengan mendukung proyek-proyek seperti restorasi habitat alam, penghijauan kota, atau
perlindungan ekosistem, produk keuangan hijau dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas
lingkungan di sekitar. Melalui pemberian dukungan keuangan, produk keuangan hijau
mendorong inovasi dan pengembangan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat
membuka pintu bagi solusi baru pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

2.4 Bank dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia


Kesadaran masyarakaat akan pentingnya masalah lingkungan menyebabkan segala
sektor dituntut melakukan berbagai upaya untuk mengatasi perubahan iklim. Salah satu usaha
yang telah dilakukan organisasi internasional ialah dibentuknya rencana pembangunanan
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals dalam konferensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa tahun 2015 (United Nations, 2015). Keberlanjutan dalam jangka panjang akan terjaga
apabila setiap organisasi dapat berperilaku etis dengan tidak hanya fokus untuk meraih laba,
namun juga menaruh perhatian lebih pada aspek lingkungan dan masyarakat (Handajani et al.,
2019). Bank sebagai bagian dari lembaga sektor keuangan tidak terlepas dari tuntutan untuk
merubah iklim bisnisnya ke praktik yang lebih ramah lingkungan. Salah satu hal yang bisa
dilaksanakan perbankan untuk meminimalisir pencemaran lingkungan akibat kegiatan
bisnisnya adalah menerapkan konsep green banking

Menurut Lalon dan Raad (2015), green banking adalah kegiatan yang terutama
mengarah pada keberlanjutan, yaitu perlindungan lingkungan melalui pelaksanaan promosi
terkait lingkungan hijau (pembangunan berkelanjutan) dan investasi yang bertanggung jawab
secara sosial. Menurut Sudhalakshmi dan Chinnadorai (2014), green banking berarti
mempromosikan praktik ekologi dan mengurangi jejak karbon dari operasional bank. Menurut
Ramila dan Gurusamy (2015), green banking memiliki dua dimensi yaitu yang pertama adalah
cara bank menjalankan usahanya dalam kegiatan yang lebih mengandalkan teknologi dan
internet menjadi lebih paperless, dan yang kedua adalah green banking. Ini adalah investasi
dana oleh bank, yaitu pembiayaan usaha atau pemberian kredit kepada perusahaan yang tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan.

Dalam Tanggapan Bank Indonesia (2014) Indonesia memiliki undang-undang


lingkungan hidup dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Peraturan ini mengacu pada kegiatan ekonomi yang harus diselaraskan
dengan upaya perlindungan lingkungan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
tersebut. Bank Indonesia juga menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
14/15/PBI/2012 tentang klasifikasi kualitas aktiva bank umum. Dalam aturan tersebut, Bank
Indonesia mendorong perbankan Indonesia untuk mempertimbangkan faktor kelayakan
lingkungan dalam mengevaluasi perusahaan.
Penelitian Terdahulu

No Penulis/nama Thn/si Judul Variabel Hasil Penelitian


jurnal tasi

1 Shuai Ruan, 2023 Combining the Banking; natural The study suggests that to
Guofeng Wan, role of the resources; green enhance the nation's green
Xilin Le, banking sector economy economic growth, and
Shanshan Zhan and natural development policymakers should develop
g,Chao Yu. resource measures that effectively utilize
utilization on the growth of the country's
Resources
green economic natural resources and financial
Policy.Volume
development: development.
83, June 2023,
Evidence from
10367
China

2 Zhonglu Chen, 2022 Green Perbankan The findings are reassurance for
Nawazish Mirz Banking—Can Hijau;Lembaga green recovery, and because of
a,Lei Huang,M Financial Keuangan; the explicit benefits, banks can
uhammad Uma Institutions pemulihan hijau play a critical role in helping in
r. Economic support green achieving sustainable
Analysis and recovery? development goals. The results
Policy.Volume have important implications for
75, September regulators, monetary authorities,
2022, Pages and the banking sector since
389-395 green financing can lead to more
efficient and resilient financial
systems.
3 Nawazish Mirz 2023 The role of green The results show a positive
a,Ayesha Afzal fintech in finance;profitabilit relationship between investment
,Muhammad U promoting green y;banking in financial technology and green

mar,Saba Fazal finance, and sector;euro zone lending attributable to the search,

Firdousi. profitability: diligence, and monitoring

Economic efficiency of new technologies


Evidence from
Analysis and Similarly, results indicate a direct
the banking
PolicyVolume influence of fintech investment
sector in the
78, June 2023, on the risk-adjusted return on
euro zone
Pages 33-40 capital associated with low cost,
expanded product base, and
lower economic capital. Findings
also show the important role of
firm size, human capital
efficiency, and market
concentration in determining
bank profitability and green
lending decision. These results
have important implications for
the role of financial technology in
green finance and sustainability-
related goals.

4. Bo Zhou, 2023 When green green finance; Analysis of the underlying


Cheng Zhang. finance meets banking ; mechanism suggests a significant
banking enterprises of role of decreasing bank credit and
Pacific-Basin China increasing interest payable.
competition:
Finance Notably, banking competition
Evidence from
Journal. also significantly assisted green
hard-to-abate
Volume 78, finance's effect on promoting
enterprises of
April 2023, firm-level green innovation.
China
101954 These findings highlight the
exploitable role of banking
competition for effective green
finance, especially in emerging
market countries with developing
banking systems.

5 Nawazish Mirz 2023 The impact of green These findings demonstrate that
a,Ayesha Afzal green lending on lending;banking if banks expand their sustainable

,Muhammad U banking performance; SME lending, they are likely to

mar,Marinko S performance: SME credit in the get bottom-line support from

kare. Economic Evidence from BRIC improvement in net interest


margin and a reduction in default
Analysis and SME credit
risk. These observations suggest
Policy.Volume portfolios in the
that there are financial incentives
77, March BRIC
for the banks to extend
2023, Pages
sustainable credit to SMEs and
843-850
commercial banks can contribute
to sustainability goals by tapping
these opportunities.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berjudul Pengaruh Produk Keuangan Hijau, Kinerja Keuangan dan Dampak
Lingkungan Terhadap Pembangunan di Indonesia. Jenis dari penelitian yang dilakukan ini
ialah penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto (2019, hlm. 27) penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.

Penelitian kuantitatif didasarkan pada ideologi positivis dan harus memenuhi dua
persyaratan mendasar: kriteria penjelas dan prediktif. Kriteria penjelas menjelaskan hubungan
antara dua atau lebih fenomena berupa hubungan, perbedaan, pengaruh, dan menjelaskan
sampel penelitian kepada populasi. prediktif menunjukkan bahwa temuan penelitian harus
memiliki kemampuan prediksi yang kuat untuk meramalkan suatu fenomena yang akan
terjadi.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian, khususnya dalam
menangkap fenomena atau penelitian yang terjadi dari objek yang diteliti guna
mengumpulkan data penelitian yang dapat dipercaya. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja.
Menurut Wiratna Sujarweni (2014:73) Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu
dilakukan. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia (BEI). BEI dipilih karena data yang diberikan cukup lengkap, dan BEI merupakan
bursa pertama di Indonesia. Kerangka waktu yang dipilih adalah lima tahun, dari 2018 hingga
2023.

3.3 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan rangkaian prosedur dan metode yang digunakan untuk
menganalisis dan mengumpulkan data untuk menentukan variabel yang akan menjadi topik
penelitian. Desain penelitian juga diartikan sebagai strategi yang dilakukan oleh peneliti
untuk menghubungkan setiap elemen penelitian secara sistematis sehingga menganalisis dan
menentukan fokus penelitian menjadi lebih efektif dan efisien.. Menurut Silaen (2018),
“Desain penelitian adalah desain mengenai keseluruhan proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Metode penelitian yang digunakan Penelitian ini
bersifat kuantitatif. Terdapat tiga faktor independen dan satu variabel dependen dalam
penelitian ini. Berikut desain penelitiannya:
Gambar 3.3 Desain Penelitian

Produk Keuangan
Hijau (X1)

Bank Dalam
Kinerja Keuangan Perilaku Keuangan
Pembangunan
(X2) (M)
Indonesia (Y)

Dampak Lingkungan
(X3)

Keterangan :

X1 : Produk Keuangan Hijau

X2 : Kinerja Keuangan

X3 : Dampak Lingkungan

Y : Bank Dalam Pembangunan Indonesia

3.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah konsep, ciri, atau karakteristik yang dapat diukur, diamati, atau
dikendalikan dalam suatu penelitian dikenal sebagai variabel penelitian. Variabel dalam
penelitian digunakan untuk mengidentifikasi, menggambarkan, atau menjelaskan fenomena
yang sedang diselidiki. Bergantung pada jenis penelitiannya, variabel penelitian dapat berupa
faktor, kondisi, variable dependen, variabel independen, atau variabel kontrol. Menurut
Sugiyono (2016, h. 38) “variabel penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.”

3.5 Jenis Variabel


a. Variabel Dependan (Y)
Menurut Sugiyono (2019 :69 ) sering disebut dengan variabel terikat, variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibar, karena adanya
variabel bebas.
Pada penelitian ini variable dependan yaitu Bank Dalam Pembangunan Berkelanjutan
di Indonesia (Y)
b. Variabel Independan (X)
Sugiyono (2019:61) variable independen adalah variable- variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
Pada penelitian ini variable independan yaitu Produk Keuangan Hijau (X1), Kinerja
Keuangan (X2) dan Bank Dalam Pembangunan di Indonesia (X3)
DAFTAR PUSTAKA
Angelina, M., & Nursasi, E. (2021). Pengaruh penerapan green accounting dan kinerja
lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Jurnal Manajemen Dirgantara,
14(2), 211–224.

Anggraini, D., Nita Aryani, D., Budi Prasetyo, I., & Malang Kucecwara, S. (n.d.).
ANALISIS IMPLEMENTASI GREEN BANKING DAN KINERJA KEUANGAN
TERHADAP PROFITABILITAS BANK DI INDONESIA (2016-2019).

Chen, Z., Mirza, N., Huang, L., & Umar, M. (2022). Green Banking—Can Financial
Institutions support green recovery? Economic Analysis and Policy, 75, 389–395.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.eap.2022.05.017

Dita, E. M. A., & Ervina, D. (2021). Pengaruh Green Accounting, Kinerja Lingkungan
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial performance (Studi Kasus pada
Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2017-2018). JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies, 3(2), 72–84.

Elvera, S. E., & Yesita Astarina, S. E. (2021). Metodologi Penelitian. Penerbit Andi.

Herman, H. (2022). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean B Pekanbaru. Eko
Dan Bisnis: Riau Economic and Business Review, 13(4), 328–337.

Mirza, N., Afzal, A., Umar, M., & Skare, M. (2023). The impact of green lending on
banking performance: Evidence from SME credit portfolios in the BRIC. Economic
Analysis and Policy, 77, 843–850.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.eap.2022.12.024

Nabila, A., Asfa-Haliza, P., Ekonomi, F., Bisnis, D., Asfahaliza, P., & Anggraeni, P. W.
(2022). PENULIS KORESPONDENSI PENGARUH PENERAPAN GREEN
BANKING TER-HADAP PROFITABILITAS PERBANKAN DI INDONESIA
PERIODE 2016-2021. CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, 1.
https://doi.org/10.21776/csefb.2022.01.2.10

Rahmadani, A. (2021). Pengaruh Pajak Restoran Dan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Padangsidempuan Periode 2018-2020. Jurnal Akuntansi, 14(02),
71–85.

Rianto, M. R., Sulistyowati, A., Hidayat, W. W., Woestho, C., & Husadha, C. (2019).
ANALISIS FAKTOR MAKRO DAN MIKRO EKONOMI TERHADAP HARGA
SAHAM PADA SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (2013-2017). Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Manajemen, 15(2),
28–37.

Ruan, S., Wan, G., Le, X., Zhang, S., & Yu, C. (2023). Combining the role of the
banking sector and natural resource utilization on green economic development:
Evidence from China. Resources Policy, 83, 103671.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.resourpol.2023.103671

Saputro, A. C., & Nuvriasari, A. (2022). Pengaruh Motivasi Dan Komitmen


Organisasional Terhadap Turnover Intention Dan Permodalan Usaha Pada
Komunitas UMKM “Cupu Pitoe” Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi
Manajemen Dan Akuntansi, 1(1).

Senja, S., Ekonomi, S., Bisnis, D., & Akuntansi, /. (2022). GREEN BANKING DAN
KINERJA BANK: MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 10(1).

Zhou, B., & Zhang, C. (2023). When green finance meets banking competition:
Evidence from hard-to-abate enterprises of China. Pacific-Basin Finance Journal,
78, 101954. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2023.101954

Anda mungkin juga menyukai