Anda di halaman 1dari 20

Makalah

STUDI KELAYAKAN BISNIS DALAM ASPEK LINGKUNGAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 5
1. SUDARNI (G21116001)
2. NAWANGSIH WULANDARI (G21116010)
3. STEVIAN KRISMON (G21116018)
4. ARDILLAH RAUF (G21116307)
5. ANDI KUMALA SARI (G21116502)
6. MUH. NUR REVOLLAH (G21116513)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini Makalah ini telah kami susun dengan

maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat

memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat

banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dari pembaca untuk

meningkatkan kualitas penyajian makalah selanjutnya.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun

insipirasi terhadap pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala

usaha kita. Amin. Terima kasih

Makassar, April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................2

C. Tujuan..................................................................................................2

II. PEMBAHASAN

A. Definisi Studi Kelayakan Bisnis...........................................................3

B. Tujuan dari Aspek Lingkungan............................................................4

C. Jenis- jenis Aspek Lingkungan...........................................................5

III. PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................16

B. Saran.................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan bisnis atau usaha pada saat ini telah menjadi suatu
perkembangan yang sangat signifikan bagi Indonesia. Dari yang berwujud
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sampai dengan perusahaan-
perusahaan besar. Itu menandakan bahwasanya kesadaran akan
berwirausaha pada saat ini telah meningkat dari sebelumnya.Tahapan-
tahapan membuat suatu usaha adalah suatu proses yang akan membantu
kita untuk bisa mendirikan suatu usaha dengan benar.
Untuk menjalankan usaha diperlukan sebuah studi kelayakan bisnis,
apakah sebuah usaha layak dijalankan atau tidak layak dijalankan. Studi
kelayakan bisnis bisa disimpulkan untuk menentukan seberapa besar
pengembalian sebuah investasi atas suatu aktifitas usaha dan implikasi
usaha tersebut dalam sebuah investasi, selalu ada nilai investasi awal
atau disebut sumber daya yang akan di alokasikan. Pengembaliannya
adalah perbandingan antara input investasi dengan dibandingkan dengan
output yang akan dihasilkan dengan mempertimbangkan seluruh aspek
yang perlu dijalankan. Studi kelayakan dilakukan sebelum sebuah usaha
benar-benar akan dijalankan, masih dalam tahap awal perencanaan dan
sangat penting dalam pengambalian keputusan strategis.
Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitian yang
menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi
dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi
sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua
digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan
untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat
dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan. Studi kelayakan
sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para
investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan
pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan
perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda
satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk
mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk
mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran
pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari
investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan
kesempatan kerja, dll.
Lingkungan merupakan hal yang penting dalam berwirausaha. Jika
dalam menentukan lingkungan kita salah memilih maka usaha tersebut
bisa tidak berjalan dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Studi
lingkungan usaha merupakan suatu langkah yang penting dilakukan
dengan tujuan untuk menemukan apakah lingkungan di mana usahanya
itu akan berdiri nantinya tidak akan menimbulkan ancaman dan justru
dapat memberikan peluang di luar dari usaha yang utama.
B.      Rumusan Masalah
1. Apa definisi studi kelayakan bisnis dalam aspek lingkungan ?
2.   Apa saja tujuan mempelajari studi kelayakan bisnis dalam aspek
lingkungan ?
3.    Apa saja jenis- jenis aspek lingkungan ?
C.     Tujuan
Untuk mengetahui dampak apa saja yang diakibatkan oleh kegiatan
bisnis terhadap lingkungan dari dampak positif dan negatifnya

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi studi kelayakan bisnis
Studi kelayakan adalah sebuah studi untuk mengkaji secara
komprehensif dan mendalam terhadap kelayakan sebuah usaha. Layak
atau tidak layaknya dijalankan sebuah usaha merujuk pada hasil
pembandingan semua faktor ekonomi yang akan dialokasikan kedalam
sebuah usaha bisnis baru dengan hasil pengembaliannya yang akan
diperoleh dalam jangka waktu tertentu.
Lingkungan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan dimana seseorang hidup maka
akan tercipta suatu lingkungan yang berbeda dan sebaliknya. Akhir-akhir
ini sering kali ditemukannya suatu pengrusakan lingkungan oleh manusia
dengan alasan pemanfaatan untuk menghasilkan materi yang lebih,
secara tidak langsung tindakan ini akan mengakibatkan terkikisnya
lingkungan dan mengancam pada kelangsungan hidup
manusia.Disamping itu keteloderan manusia dalam pendirian bangunan
dengan tanpa memperhatikan dampak dari usaha atau industri yang akan
berlangsung dibangunan tersebut juga akan merusak lingkungan fisik dan
biologis secara perlahan dan tidak langsung.
Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu usaha untuk melestarikan
kualitas lingkungan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, sejak
mulai penyusunan rencana pembangunan daerah sampai setelah proyek-
proyek pembangunan dijalankan, misalnya penyusunan rencana
penggunaan tata ruang, rencana pembangunan ekonomi suatu daerah,
penetapan proyek-proyek yang akan dibangun, sampai pada waktu
proyek-proyek telah berjalan. Dengan adanya perencanaan hal-hal yang
mungkin bias mengantisipasi timbulnya dampak buruk pada lingkungan
sekitar maka kerusakan lingkungan akan dapat dikurangi atau bahkan
dicegah sama sekali.Dari alasan inilah maka perlu dibuat sebuah rencana

3
pengelolaan lingkungan demi terciptanya keseimbangan antara
kepentingan manusia dan kelestarian lingkuangan disekitarnya.
Aspek Lingkungan
Lingkungan tempat bisnis akan dijalankan harus dianalisis dengan
cermat. Hal ini disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang
dari bisnis yang akan dijalankan, namun disisi lain lingkungan juga dapat
menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat
berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun
lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga
menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan
kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat
berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya
kerawanan sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya
hidup sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah.
B. Tujuan dari Aspek Lingkungan
Analisis aspek lingkungan dilakukan untuk menjawab  “ apakah
lingkungan setempat sesuai dengan ide bisnis yang akan dijalankan dan
apakah manfaat bisnis bagi lingkungan lebih besar dibandingkan dampak
negatifnya?’. Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek
lingkungan sesuai dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis
tersebut  mampu memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan  dampak negatifnya di wilayah tersebut.
Aspek  lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan untuk:
a.       Menganalisis kondisi lingkungan operasional
b.      Menganalisis kondisi lingkungan industri
c.       Menganalisis lingkungan ekonomi
d.      Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap
lingkungan
e.       Menganalis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatif bisnis terhadap lingkungan.

4
C. Jenis – jenis Aspek Lingkungan
Adapun jenis-jenis aspek lingkungan yaitu :
1. Lingkungan bisnis
Merupakan  unsur  yang ada diluar perusahaan dan tidak dapat
dikendalikan oleh pelaku bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan. Sedangkan Robinson (2007) meandefinisikan lingkungan
sebagai segala sesuatu yang berada diluar organisasi.
2. Lingkungan Operasional
Lingkungan yang memiliki kaitan langsung dengan aktivitas
operasional perusahaan. Lingkungan operasional adalah lingkungan yang
paling dekat dengan semua aktivitas perusahaan.  Lingkungan
operasional meliputi :
a. Lingkungan pesaing
Pesaing adalah perusahaan dalam industri yang sama dan menjual
produk, baik berupa barang atau jasa, kepada pelanggan. Pesaing sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis. Perusahaan harus memiliki
keuanggulan bersaing untuk dapat memenangkan persaingan. Oleh
karena itu, analisis terhadap kelebihan dan kelemahan pesaing
dibandingkan dengan perusahaan sangat penting dalam menentukan
strategi bisnis. Analisis pesaing dalam lingkungan operasional dapat
dilakukan dengan menggunakan matriks profil persaingan.
b. Lingkungan Pelanggan
Pelanggan adalah pembeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pelanggan merupakan faktor kunci keberhasilan bisnis karena pelanggan
sumber pendapatan. Analisis pelanggan dalam lingkungan operasional
dilakukan dengan analisis reaktif dan proaktif. Analisis reaktif adalah
analisis masalah pelanggan setelah kejadian.  Analisis proaktif adalah
memperkirakan kecenderungan dan masalah sebelum terjadi. Selain itu
dilakukan pula analisis segmentasi pelanggan untuk mengelompokkan
pelanggan sesuai dengan karakteristiknya.

5
c. Lingkungan Pemasok
Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga
kerja, keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Pemasok
memegang peranan  yang sangat penting bagi kelancaran bisnis.
Pemilihan pemasok dapat meningkatkan keunggulan bersaing. Analisis
pemilihan pemasok dalam lingkungan operasional dapat dilakukan
dengan CPM antar pemasok.
d. Lingkungan Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memeiliki peranan yang penting dalam
bidang keuangan, dan semakin penting jika sebagian besar permodal
perusahaan berasal dari kredit. Dalam memilih kreditor, perusahaan harus
memperhatikan bunga dan persyaratan kredit.
e. Lingkungan Pegawai
Pegawai merupakan aspek yang paling penting, karena pegawai adalah
pelaku yang menunjang tujuan perusahaan tercapai.
3. Lingkungan Industri
Porter (1985) membagi lima kekuatan yang menentukan tingkat
persaingan dalam suatu industri, yaitu pendatang baru dalam pasar
persaingan sempurna akan mudah untuk masuk ke pasar sehingga
persaingan dalam pasar ini akan semakin ketat. Kondisi persaingan yang
ketat mengharuskan penyusunan strategi harus didasarkan pada analisis
masing-masing sumber. Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru
akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada,
misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa  
pasar   serta   perebutan   sumber   daya   produksi   yang   terbatas. Ada  
beberapa   faktor   penghambat pendatang baru masuk ke dalam suatu
industri, yang sering disebut dengan hambatan masuk, diataranya
adalah :
1. Skala ekonomi, apabila pendatang baru berproduksi dengan skala kecil,
maka mereka akan dipaksa berproduksi   pada   biaya   per   unit  
yang   tinggi   padahal   perusahaan   yang   ada   tengah berupaya

6
pada skala produksi yang terus diperbesar dan proses produksi yang
terus menerus diefisiensikan sehingga harga per unit barang menjadi
lebih rendah.
2. Diferensiasi produk, diferensiasi   yang   menciptakan   hambatan  
masuk   memaksa   pendatang   baru   untuk mengeluarkan biaya dan
usaha yang besar untuk merebut para pelanggan yang loyal kepada
perusahaan utama.
3. Kecukupan modal, jenis industri  yang   memerlukan modal besar
merupakan hambatan yang besar bagi pemain baru, terutama pada
jenis industri yang memerlukan biaya yang besar untuk riset dan
pengembangan serta eksplorasi.
4. Biaya peralihan, biaya peralihan (switching cost) ini   dapat berupa
biaya pelatihan kembali karyawan, biaya peralatan pelengkap yang
baru, dan desain ulang produk. Pada akhirnya biaya ini akan
ditanggung oleh konsumen.
5. Akses ke saluran distribusi, jalur distribusi sangat menentukan
penyebaran produk. Perusahaan yang mempunyai jalur distribusi yang
luas dan bekerja secara baik akan sangat menghambat masuknya
produk baru ke dalam pasar.
6. Ketidak unggulan biaya independen,  keunggulan  biaya   yang 
dipunyai  oleh   perusahaan yang   sudah   ada sulit  ditiru oleh
pendatang baru. Keunggulan itu mungkin timbul dari teknologi yang
telah dipatenkan perusahaan, konsesi bahan baku, atau subsidi
pemerintah.
7. Peraturan pemerintah, pemerintah   biasanya   menerbitkan   sejumlah  
aturan   yang   mengatur   bidang– bidang tertentu seperti yang selalu
diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat Daftar Investasi
Negatif (DIN).
 Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
Persaingan   dalam   industri   sangat   mempengaruhi   kebijakan  
dan   kinerja   perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli,

7
perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk  
mempengaruhi   pasar.   Persaingan   pasar   yang   sempurna  
biasanya   akan   memaksa perusahaan   menjadi follower  termasuk  
dalam   hal   harga   produk. Menurut   Porter,   tingkat persaingan
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
a.   Jumlah competitor. Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan
mempengaruhi tingkat persaingan.kompetitor hendaknya dilihat dari
beberapa sisi seperti jumlah, ukuran, dan kekuatannya.
b.  Tingkat pertumbuhan industry. Pertumbuhan   industri   yang   besar  
biasanya   menyediakan   sejumlah   peluang   bagi perusahaan  
untuk   tumbuh   bersama   industrinya.   Pertumbuhan   industri  
yang   lambat sebaiknya tidak direspons dengan ekspansi pasar
kecuali perusahaan mampu mengambil pangsa pasar pesaing.
c.  Karakteristik Produk, produk   hendaknya   tidak   hanya  
sekedar  menyediakan  kebutuhan   dasar   akan   tetapi hendaknya
memiliki suatu pembedaan (differentiation) atau nilai tambah.
d.  Biaya tetap yang besar. Pada jenis industri yang mempunyai total
biaya tetap yang besar, perusahaan hendaknya beroperasi pada skala
ekonomi yang tinggi.
e.  Kapasitas. Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produksi per unit.
Produksi pada kapasitasyang tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi
biaya per unti.
f.   Hambatan keluar. Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak
keluar dari industri. Hambatan ini dapat berupa aset – aset khusus
ataupun kesetiaan manajemen pada bisnis tersebut.
Selain adanya hambatan masuk, pendatang baru akan berpikir dua
kali jika :
a. Pemain lama memilki sumber daya penting yang dapat digunakan
untuk menyerang balik, seperti kelebihan modal, kapasitas produksi,
serta kedekatan dengan saluran distribusi pelanggan.

8
b. Pemain lama kemungkinan akan menurunkan harga untuk
mempertahankan marketshare atau karena industri keseluruhan
kelebihan kapasitas.
c. Pertumbuhan industri yang lambat sebagai akibat masuknya
pendatang baru atau mungkin karena pengaruh kinerja keuangan
kolega-kolega yang terlibat.
 Pemasok akan memiliki kekuatan jika :
a. pemasok didominasi oleh sedikit perusahaan,
b. produk yang dihasilkan unik sehingga sulit untuk mencari pengganti,
c. produk pemasok sangat penting bagi pembeli,
d. pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke depan ke
arah industri pembeli,
e. pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok.
Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga,
meningkatkan mutudan pelayanan serta  mengadu perusahaan dengan
competitor melalui kekuatan yangmereka miliki.
 Pembeli akan mempunyai kekuatan tawar, jika :
a. Pembeli terkosentrasi membeli dalam jumlah besar,
b. Produk yang dibeli dari industri standar atau tidak terdiferensiasi
c. Produk yang dibeli dari industri mempunyai porsi yang signifikan dari
biaya beli sehingga tidak ada kenaikan harga atau perusahaan lain
menawarkan harga yang lebih murah akan segera berpindah
d. Produk yang dibeli hanya akan mendatangkan keuntungan  kecil bagi
pembeli
e. Produk yang ditawarkan industri dipandang memiliki resiko keuangan
yang tinggi
f. Produk yang ditawarkan  industri dipandang tidak begitu penting bagi
pembeli
g. Pembeli memilki ancaman yang kuat untuk berintegrasi ke belakang
masuk ke industri pemasok.

9
 Ancaman produk pengganti akan kuat, jika :
 Konsumen memiliki switchingcost yang rendah sehingga mudah
untuk berpindah ke produk yang lain
 Produk pengganti memiliki harga yang murah dengan kualitas yang
sama atau lebih tinggi.
Intensitas rivalitas antarpemain dalam industri dipengaruhi oleh
struktur biaya produk, tingkat diferesiasi produk, pertumbuhan industri,
dan tingkat kapasitas terpasang.  Semakin besar porsi biaya tetap dalam
struktur biaya produksi, semakin tinggi intensitas rivalitas. Semakin
homogen produk, semakin tinggi rivalitas. Pertumbuhan industri yang
menurun dan tingkat kapasitas terpasang yang besar akan mempengaruhi
intensitas rivalitas antarpelaku industri.
 Intensitas persaingan antarperusahaan dalam industri
tergantung pada :
 Jumlah pesaing banyak dengan kekuatan berimbang
 Pertumbuhan industri lambat
 Produk atau jasa yang dihasilkan kurang terdiferensiasi atau memiliki
switchingcost yang rendah
 Produk memiliki biaya tetap tinggi dan tidak tahan lama
 Penambahan kapasitas dalam jumlah besar akan mengganggu
keseimbangan permintaan dan penawaran dalam industri
 Rintangan keluar yang tinggi
 Pesaing memiliki perbedaan dalam strategi, asal, dan kepribadian.
D.    Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh mencakup faktor-faktor yang bersumber dari luar
operasional perusahaan. Analisis ini digunakan untuk menyerang maupun
bertahan terhadap faktor lingkungan dengan merumuskan strategi yang
memanfaatkan peluang atau meminimalkan ancaman. Lingkungan jauh
adalah  sebagai berikut :

10
a. Lingkungan ekonomi
Variabel-variabel ekonomi yang dapat mempengaruhi keberhasilan
bisnis diantaranya adalah ketersediaan kredit secara umum, tingkat
penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta kecenderungan belanja
masyarakat, suku bunga primer, laju inflasi, tingkat pasar uang, defisit
anggaran pemerintah, produk domestik bruto, pola konsumsi,
pengangguran, tingkat produktivitas pekerja, nilai dollar di pasar dunia,
kecenderungan pasar saham, kondisi ekonomi luar negeri, faktor
ekspor/impor, pergeseran permintaan barang dan jasa, perbedaan
pendapatan antarnegara, fluktuasi harga, kebijakan fiskal, kebijakan
moneter, serta kebijakan organisasi-organisasi dunia seperti MEE
(Masyarakat Ekonomi Eropa), G20, OPEC, WTO, APEC. Indikator yang
digunakan dalam pengukuran lingkungan ekonomi adalah income per
kapita, penyerapan tenaga kerja, peningkatan upah rata-rata, serta
dampak negatif bisnis bagi perekonomian di wilayah tersebut. Contoh
pembangunan jembatan Suramadu.
b. Lingkungan sosial budaya
Faktor sosial dan budaya berdampak besar pada semua produk, jasa,
pasar dan pelanggan. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu
perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-
orang di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari
pengaruh budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik.
Contoh : dibangunnya kawasan industri menarik tenaga kerja sehingga
menimbulkan keramaian.
c. Lingkungan politik
Suatu negara yang kondisi politiknya tidak stabil memiliki resiko bisnis
yang tinggi.  Faktor politik berkaitan dengan peraturan perundang-
undangan yang dikeluarkan pemerintah, seperti peraturan tentang
perdagangan yang, undang-undang antitrust, program perpajakan, UMR,
kebijakan polusi, penetapan harga, peraturan perlindungan bagi pekerja.

11
d. Lingkungan teknologi
Penemuan teknologi baru dalam bidang bisnis sering kali mempunyai
pengaruh yang dramatis terhadap perusahaan. Analisis terhadap
perubahan teknologi sangat penting untuk mengantisipasi peluang dan
ancaman bisnis kondisi yang akan datang. Contoh : teknologi internet
berdampak pada peluang dan ancaman bisnis
e. Lingkungan ekologi
Lingkungan ekologi adalah hubungan antara manusia dan mahluk
hidup lainnya dengan udara, tanah, dan air, yang mendukung kehidupan
mereka sebagai akibat adanya kegiatan produksi. Contoh : Bisnis
pembuatan tahu menghasilkan limbar cair yang sangat bau dan
mencemari air sungai.
f. Lingkungan global
Era globalisasi ditandai dengan batas-batas ekonomi antarnegara
yang semakin tidak jelas, arus informasi dan komunikasi sangat cepat
sehingga perubahan perrekonomian suatu negara berdampak terhadap
perekonomian negara lain. Contoh : adanya krisis global berakibat
menurunnya daya beli masyarakat di negara-negara tujuan ekspor.
 Dampak Fisik (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan / AMDAL )
Studi mengenai dampak fisik ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya kemungkinan bahwa akibat dari pendirian dan proses produksi
dari usaha baru itu akan menimbulkan pencemaran udara, pencemaran
air, dan sebagainya di sekitar lokasi usaha. 
AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan
dua alasan pokok : Pertama, Karena UU dan Peraturan Pemerintah
menghendaki demikian. Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para
pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas Lingkungan.
Kedua, AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak
dengan beroperasinya proyek-proyek industri.

12
Selanjutnya, beberapa peran AMDAL adalah sebagai berikut:
a.  Peran AMDAL dalam pengelolaan Lingkungan. Aktivitas pengelolaan
lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan
yang akan timbul akibat dari proyek yang akan dibangun.
b.  Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek.  AMDAL merupakan salah
satu studi kelayakan lingkugan yang disyaratkan untuk mendapatkan
perizinan. Bagian dari AMDAL yang diharapkan oleh aspek teknis dan
ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat
menunjang perwujudan proyek, terutama sumber daya yang
diperlukan proyek tersebut.
c.   AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan
dokumen penting sumber informasi yang detail mengenai kedaan
lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan
lingkungan di masa setelah proyek dibangun.
Seperti telah diketahui bahwa AMDAL merupakan suatu hasil studi
mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanaan dan diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Analisis ini
meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 dokumen yang terdiri dari :
PIL (Penyajian Informasi Lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL
(Analisis Dampak Lingkungan), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan),
dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan).
Dalam PP 51 Tahun 1993 ditetapkan 4 jenis studi AMDAL, yaitu :
a.     AMDAL Proyek, yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang
berada dalam kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana
kegiatan pabrik tekstil yang mempunyai kewenangan memberikan ijin
dan mengevaluasi studi AMDAL nya ada pada Departemen
Perindustrian.
b.     AMDAL Terpadu / Multisektoral, adalah AMDAL yang berlaku bagi
suatu rencana kegiatan pembangunan yang bersifat terpadu, yaitu
adanya keterkaitan dalam hal perencanaan, pengelolaan dan proses

13
produksi, serta berada dalam satu kesatuan ekosistem dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi.
c.     AMDAL Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu rencana
kegiatan pembangunan yang berlokasi dalam satu kesatuan
hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi.
Contohnya adalah rencana kegiatan pembangunan kawasan industri.
d.    AMDAL Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi rencana
kegiatan pembangunan yang sifat kegiatannya saling terkait dalam
hal perencanaan dan waktu pelaksanaan kegiatannya. Contoh
AMDAL Regional adalah pembangunan kota -kota baru.
AMDAL merupakan suatu proses yang panjang dengan sistematika
langkah tertentu menurut PP 29 Tahun 1986 :
a.     Usulan proyek. Usulan proyek datang dari pemerakarsa, yaitu orang
atau badan yang mengajukan dan bertanggungjawab atas suatu
rencana kegiatan yang akan dilaksanaknan.
b.     Penyajian informasi lingkungan. Usulan proyek kemudian mengalami
penyaringan yang bertujuan untuk menentukan perlu atau tidak perlu
dilengkapi dengan ANDAL. Penyaringan dilakukan dengan penyajian
informasi lingkungan atau disebut PIL. PIL ini disusun oleh
pemerakarsa sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Penilaian
terhadap PIL dikerjakan oleh sebuah komisi yang dibentuk oleh
innstansi yang bertanggungjawab dan menentukan usulan proyek
kedalam tiga kemungkinan, yaitu :
1)     Perlu dibuatkan AMDAL, karena dinilai proyek akan menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan. Langkah selanjutnya adalah
TOR untuk menyusun ANDAL.
2)     Tidak perlu dibuatkan ANDAL, karena diperkirakan tidak akan
menimbulkan dampak penting. Pemerakarsa kemudian menyiapkan
RPL dan RKL.
3)     PIL kurang lengkap dan dikembalikan ke pemerakarsa proyek untuk
perbaikan sebelum diajukan kembali.

14
c.     Menyusun kerangka acuan. Bila inastansi yang bersangkutan
memutuskan perlu membuat ANDAL, pemerakarsa bersama instansi
gtersebut menyusun kerangka acuan TOR sesuai dengan pedoman
yang telah ditetapkan bagi analisis damapk lingkungan.
d.     Membuat ANDAL. Pemerakrsa membuat ANDAL sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan, kemudian mengajukannya kepada
instansi yang bertanggungjawab untuk dikaji terlebih dahulu sebelum
mendapatkan keputusan. Kemungkinan hasil penialaian ada 3, yaitu :
1)        ANDAL disetujui kemudian pemerakarsa melnajutkan pembuatan
RKL dan RPL.
2)        ANDAL ditolak karena dianggap kurang lengkap atau kurang
sempurna. Untuk ini perlu perbaikan dan diajukan kembali.
3)        ANDAL ditolak karena dampak negatif nya, karena tidak dapat
ditanggulangi oleh ilmu dan teknologi yang telah ada, diperkirakan
lebih besar dari dampak positifnya. Dalam kondisi seperti ini
pemerakarsa diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan
kepada instansi yang berwenang.
e.     Membuat RKL dan RPL. Bila ANDAL telah disetujui maka
pemerakarsa dapat melanjutkannya dengan membuat Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RPL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan(RPL) untuk diajukkan kepada instansi yang berwenang.
Demikian pula halnya dengan usulan rencana proyek yang tidak
memerlukan ANDAL karena tidak adanya dampak penting.
f.     Implementasi pembangunan proyek dan aktivitas pengelolaan
lingkungan. Bila RKL dan RPL telah disetujui maka implementasi
proyek dapat dimulai, lalu dilanjuykan dengaan pelaksanaan aktivitas
pengelolaan lingkungan.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakuknya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Analisis aspek lingkungan tidak hanya membahas tentang kesesuaian
lingkungan dengan bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga membahas
tentang dampak bisnis terhadap lingkungan serta pengaruh perubahan
lingkungan yang akan datang terhadap bisnis. Suatu bisnis dapat
menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi
lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat
sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin
ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial,
timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai
akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah. Oleh karena itu, analisis
pada aspek lingkungan memerlukan kemampuan analisis yang lebih
komprehensif.
B. Saran
Adapun saran dalam studi kelayakan bisnis dalam aspek lingkungan
yaitu :
1. Meningkatkan kesadaran pelak industri dibidang lingkungan maka
pemberian penghargaan bagi industri yang telah melaksanakan dan
mematuhi aturan dan pemberian sanksi bagi industri yang melanggar
aturan di bidang lingkungan perlu diintensifkan.
2. Perlu adanyaa kajian mengenai daya tampung lingkungan yng dapat
menjadi dasar kebijakan dalam penyusunan peraturan daerah.

16
DAFTAR PUSTAKA
DR. Suliyanto. 2008 . Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
http://ofosiharefa-anknias.blogspot.co.id/2011/09/study-kelayakan-bisnis-
ditinjau-dari.html  diakses pada tanggal 26 April 2017 pukul 09.00 WIB.
Johan , Suwinto . 2011 . Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis .
Yogyakarta : Graha Ilmu
Jumingan, Drs. S.E., M.M., M.Si. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Teori &
Pembuatan Proposal Kelayakan, Jakarta : Bumi Aksara.
Suliyanto. Dr. 2008.  Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan
Praktis, Yogyakarta, Andi.
Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis Teknik Menganalisis
Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif,Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.

17

Anda mungkin juga menyukai