Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN

( PEGADAIAN)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


INDRASWARI RUSLI (1801074)
REYNALDI (1801091)
AHSA (1801112)
JUPRIANTO (1801126)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AMSIR


PAREPARE
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR
    Alhamdulillah puji dan syukur atas ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan
karuniaNya kepada penulis (Kelompok 3) sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu dan makalah ini berjudul Manajemen Lembaga keuangan: Pegadaian
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen lembaga keuangan yang dibimbing oleh dosen ULFA NATSIR S.Sy.,M.Si
Semoga makalah ini yang disusun oleh penulis (Kelompok 3) dapat bermanfaat dan
berguna bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat kami menyadari di dalam penyusunan dan pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan dan maka dari pada itu kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi, dan atas kritik
dan saran kami ucapkan terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb

Parepare, Maret 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
A.Pengertian Pegadaian..............................................................................................................2
B. Sejarah Pegadaian...................................................................................................................2
C. Jenis-jenis Pegadaian..............................................................................................................4
D. Tugas, tujuan, dan Fungsi pegadaian....................................................................................4
E. Struktur Pimpinan dalam Pegadaian.......................................................................................5
F. Kegiatan Usaha dalam Pegadaian...........................................................................................5
G. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai...........................................................................7
H. Manfaat Pegadaian................................................................................................................10
BAB III PENUTUP......................................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berawal dari adanya mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, kami
terinspirasi untuk menyusun makalah ini dengan sub tema “Pegadaian” sesuai dengan
pembagian dari dosen. Pegadaian yang terkenal dengan tag line nya ‘Mengatasi masalah
tanpa masalah’merupakan lembaga keuangan non bank yang sudah menjamur di
Indonesia. Lembaga ini juga berperan dalam mengatasi masalah keuangan yang ada di
masyarakat.
Namun, karena sifat kekurangtahuan kami dalam masalah pegadaian, lembaga ini
jarang kami gunakan sebagai referensi masalah keuangan. Mengingat, saat ini bank sudah
banyak berdiri dan perum pegadaian sedikit terlupakan. Oleh sebab itulah, kami ingin
mengulas lebih dalam mengenai pegadaian.

B.Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ini:
1. Apa pengertian pegadaian ?
2. Bagaimana sejarah atau awal mula adanya pegadaian ?
3. Apa Jenis-Jenis Pegadaian ?
4. Apa Tugas, Tujuan, dan Fungsi pegadaian ?
5. Bagaimana struktur pimpinan yang ada di perum pegadaian ?
6. Apa saja kegiatan usaha yang dilakukan di pegadaian ?
7. Bagaimana proses pinjaman atas dasar hukum gadai ?
8. Apa manfaat dari pegadaian ?

C. Tujuan
Setelah dilakukan pembahasan dalam makalah ini, kami berharap pembaca mampu untuk :
1. Memahami pengertian pegadaian
2. Mengetahui sejarah pegadaian
3. Mengetahui jenis-jenis Pegadaian
4. Mengetahui Tugas, Tujuan, dan Fungsi Pegadaian
5. Mengetahui struktur pimpinan yang ada di perum pegadaian
6. Menjelaskan kegiatan usaha yang dilakukan pegadaian
7. Memahami proses pinjaman atas dasar hukum gadai
8. Mengetahui manfaat dari pegadaian
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Pegadaian
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah hak yang
diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak
tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorangyang mempunyai utang
atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang
tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang
bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak
dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.1Dengan bahasa mudahnya, gadai
merupakan proses meminjam dana oleh seseorang kepada sebuah lembaga (perum
pegadaian) dengan memberikan jaminan berupa barang bergerak, seperti BPKB sepeda
motor, mobil, dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Kashmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
(2008 : 262), secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-
barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang
dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga
gadai. Beliau juga menyimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan
2.Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan
3.Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.

B. Sejarah Pegadaian

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC)


mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit
dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20
Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-
1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan
untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat
(liecentie stelsel). Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi
menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan
pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi
pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu
membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata
banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah
Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan ‘culture stelsel’ dimana dalam
kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian
ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang
lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia
Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur
bahwa usaha pegadaian merupakan monopoli pemerintah dan tanggal 1 April 1901
didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal
1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang
terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat
Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang
terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur
Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji
Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama
Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian
sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus
memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian
dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan
Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah
Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu
sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan
PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan
PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi
Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.1[1]
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh
masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata
perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan
bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada
dalam situasi yang tidak menguntungkan.

1
C. Jenis-jenis Pegadaian
Berikut ini merupakan jenis-jenis pegadaian :
1. Pegadaian konvensional
Jenis pegadaian ini merupakan suatu lembaga pemerintah yang memberikan uang
pinjaman terhadap nasabah atas dasar hukum gadai. Pegadaian konvensional ini sudah
tersebar ke semua pedesaan. Namun jenis pegadaian ini masih menggunakan sebuah
sistem pencatatan manual, dengan menggunakan sistem bunga dan tarif jasa simpannya
yang cukup besar.
2. Pegadaian syariah
Jenis pegadaian ini adalah sebuah lembaga keuangan / devisi dari bentuk pegadaian
dengan memberikan uang pinjaman sesuai dengan sebuah prinsip-prinsip syariat islam.
Banyak sekali keuntungan pada pegadaian syariah ini, yaitu antara lain :
Menggunakan sebuah sistem bagi hasil yang sesuai syariat dan prinsip-prinsip islam, tarif
jasa simpan uang tidak terlalu besar, dan pada biaya administrasi sangat kecil. Tapi,
pegadaia syariah ini dalam pencatatan yang masih manual.
Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti :
a. Tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba
b. Menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan
c. Melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil.
Pegadaian syariah atau biasa dikenal dengan istilah rahn, dalam pengoperasiannya
menggunakan metode Fee Based Income(FBI) atau mudharabah (bagi hasil). Sebagai
penerima gadai atau disebut Mutahim, penggadai akan mendapatkan Surat Bukti Rahn
(Gadai) berikut dengan akad pinjam-meminjam yang disebut akad gadai syariah dan akad
sewa tempat (ijarah). Dalam akad gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akad tidak
diperpanjang maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh murtahin
guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad sewatempat (ijarah) merupakan kesepakatan
antara penggadai dengan penerima gadai untuk menyewa tempat untuk penyimpanan dan
penerima gadai akan mengenakan jasa simpan

D. Tugas, tujuan, dan Fungsi pegadaian


Sebagai lembaga keuangan non bank milik pemerintahan yang berhak memberikan
pinjaman kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai yang bertujuan agar
masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga keuangan non formal yang cenderung
memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat, maka pada dasarnya lembaga
pegadaian (Perum Pegadaian) tersebut mempunyai tugas, tujuan serta fungsi-fungsi pokok
sebagai berikut (Usman, 1995:359) :
 Tugas pokok
Tugas pokok Pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan
usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.

 Fungsi Pegadaian
 Sebagai pengelola penyaluran dana pinjaman yang berdasarkan atas dasar hukum gadai
dengan cara yang mudah, cepat dan aman.
 Untuk mengelola semua bentuk keuangan, kepegawaian, perlengkapan, pendidikan
dan, pelatihan.
 Untuk menciptakan & mengembangkan suatu usaha-usaha yang menguntungkan bagi
pegadaian itu sendiri dan masyarakat pada umumnya.
 Untuk mengelola sebuah organisasi dan tata cara dalam pelaksanaan pegadaian.
 Untuk pengembangan dan pengawasan dalam sebuah pengelolaan pegadaian.

 Tujuan Pegadaian
 Untuk melaksanakan dan menunjang sebuah kebijaksanaan dan program pemerintah
dibidang ekonomi dan dibidang pembangunan nasional yang melalui penyaluran
pinjaman atas dasar hukum gadai
 Untuk mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar
lain sebagainya.
 Agar menyediakan dana dengan cara yang sederhana pada masyarakat luas, terutama
bagi kalangan menengah bawah, untuk konsumsi dan produksi.

E. Struktur Pimpinan dalam Pegadaian


Kegiatan usaha perum pegadaian dipimpin oleh sebuah dewan direksi yang terdiri
dari seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari masing-masing
anggota dewan direksi adalah 5 (lima) tahun, dan setelah masa jabatan tersebut berakhir
yang bersangkutan dapat diangkat kembali. Di samping dewan direksi yang bertugas
menjalankan dan mengelola kegioatan usaha, Perum pegadaian juga mempunyai sebuah
dewan pengawas yang fungsi utamanya adalah untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan
usaha Perum pegadaian agar selalu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat
merealisasikan misinya untuk membantu masyarakat dalam bidang pendanaan atas dasar
hukum gadai. Dewan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan
Perum Pegadaian agar badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat memberatkan
keuangan negara. Anggota dewan direksi dan dewan pengawas diangkat dan diberhentikan
oleh presiden atas usul Menteri Keuangan. Dalampelaksanaan tugas yang berkaitan
dengan Perum Pegadaian, Menteri Keuangan dibantu oleh sebuah Direktorat Jenderal.
(Triandaru & Santoso, 2006)

F. Kegiatan Usaha dalam Pegadaian


Kegiatan usaha Perum Pegadaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain :
1. Penghimpunan Dana-Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan
kegiatan usahanya berasal dari :
a. Pinjaman jangka pendek dari perbankanDana jangka pendek sebagian besar adalah dalam
bentuk ini (sekitar 80% dari total dana jangka pendek yang dihimpun)
b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada
nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka, dan
lain-lain)
c. Penerbitan obligasiSampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 kali
menerbitkan obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama
adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliar dan penerbitanyang kedua kalinya adalah
pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai dengan tahun 1994 total
nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50 miiliar.
d. Modal sendiriModal sendiri yang dimiliki Perum Pegadaian terdiri dari :i)Modal awal ;
kekayaan negara di luar APBN sebesar Rp 205 miliarii)Penyertaan modal
pemerintahiii)Laba ditahan : laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan
pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.
2. Penggunaan DanaDana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk
mendanai kegiatan usaha Perum Pegadaian, di antaranya adalah :
a. Uang kas dan dana likuid lain
b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris
c. Pendanaan kegiatan operasional
d. Penyaluran danae.Investasi lain.
3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian Berikut adalah beberapa produk dan jasa yang
disediakan oleh Perum Pegadaian.
a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
Jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan masing-masing peminjam sangat
dipengaruhi opleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan. Pinjaman ini pada
dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai dari Rp
10.000 hingga Rp 20.000.000 dengan jaminanbenda bergerak (perhiasan emas, alat
rumah tangga, kendaraan, barang elektronik, dan sebagainya)dengan prosedur mudah
dan layanan cepat.
b. Penaksiran nilai barang
Jasa ini diberikan oleh perum pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan
penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir
nilai suatu barang yang akan digadaikan. Atas jasa penaksiran yang diberikan, perum
pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran.
C. Penitipan Barang
Masyarakat menitipkan barang di pegadaian pada dasarnya karena alasan keamanan
penyimpanan, terutama bagi masyarakat yang akan meninggalkan rumahnya untuk
jangka waktu yang lama. Atas jasa penitipan yang diberikan, Perum Pegadaian
memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penitipan.
d. Jasa lain
i. Penjualan koin emas ONH, yaitu emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan
untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.
ii. Krasida yaitu Kredit Angsuran Sistem Gadai yang diberikan kepada para pengusaha
mikro dan kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang
pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
iii. Kreasi yaitu Kredit Angsuran Fidusia, pinjaman kepada para pengusaha mikro dan
kecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan konstruksi penjaminan secara
fidusia dan pengembalianpinjamannya dilakukan melalui angsuran.
iv. Kresna atau Kredit Serba Guna merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai /
karyawan dalam rangka kegiatan produktif/konsumtif dengan pengembalian secara
angsuran..
v. Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan
emas dengan sertifikat.

G. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai


1. Barang yang Dapat Digadaikan
Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di pegadaian
dengan pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-barang yng dapat digadaikan
meliputi:
a.  Barang perhiasan : perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara,
dan batu mulia.
b.  Kendaraan : mobil, sepeda motor, sepeda,dan lain-lain
c.  Barang elektronik : kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player,
televise, dan lain-lain
d.  Barang rumah tangga : perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain
e.  Mesin-mesin : tekstil
f.   Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum Pegadaian.
Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya
manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh Perum
Pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang
tertentu yang tidak dapat digadaikan. Barang-barang yang tidak dapat digadaikan
meliputi :
a.  Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan memerlukan
cara pemeliharaan khusus.
b.  Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak
c.  Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat penyimpanan
sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian.
d.  Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
e.  Barang yang amat kotor
f.   Kendaraan yang sangat besar
g.  Barang-barang seni yang sulit ditaksir
h.  Barang yang sangat mudah terbakar
i.   Senjata api, amunisi, dan mesiu
j.   Barang yang disewabelikan
k.  Barang milik pemerintah
l.   Barang ilegal
2. Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak
sebagai jaminan pada loket yang telah ditentukan pada kantor pegadaian setempat.
Mengingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai barang yang akan
digadaikan, maka barang yang diterima dari calon peminjam terlebih dahulu harus
ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang yang
sudah mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan
penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman dasar penaksiran telah
ditetapkan oleh Perum Pegadaian agar penaksiran atas suatu barang bergerak dapat
sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar
jenis barang, sebagai berikut :
a. Barang kantong
1)  Emas
 Petugas menaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran
logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk
keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga
yang terjadi.
  Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.
  Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
2)        Permata
  Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan oleh
kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar
permata yang ada.
  Petugas penaksir menguji kualitas dan berat permata
  Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
b. Barang gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)
1)    Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga
pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan harga yang terjadi.
2)    Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak ditentukan
sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan presentase tertentu. Sebagai
contoh, emas yang menurut harga pasar adalah senilai Rp 100.00, nilai taksirannya tidak
sebesar Rp 100.000. Nilai taksiran emas tersebut adalah sebesar Rp 88.000. angka
pengali sebesar 88% ditentukan oleh Perum Pegadaian, dan angka ini bukanlah angka
baku yang tetap sepanjang masa, dengan kata lain angka ini bisa mengalami perubahan.
Perum pegadaian sudah menetapkan pengali untuk berlian adalah 45%, angka pengali
untuk tekstil adalah 83%, dan seterusnya. Nilai taksiran inilah yang dijadikan acuan
untuk menentukan besarnya pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah.
3. Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya pinjaman
yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman
yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase
tertentu terhadap nilai taksiran, dan presentase ini juga telah ditentukan oleh Perum
Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.
4. Pelunasan
Nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu tanggal jatuh
tempo. Pelunasan pinjaman besesrta sewa modalnya (bunga) dibayarakan langsung ke
kasir disertai surat gadai.Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang disertai
pemenuhan kewajiban nasabah yanglain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang
digadaikan.
5. Pelelangan
Pelelangan adalah penjualan barang yang digadai, dilakukan oleh Perum pegadaian
pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila hal-hal berikut ini terjadi :a.Pada saat
pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang yang digadaikan dan
membayar kewajiban lainnyakarena berbagai alasan, dan b.Pada saat masa pinjaman habis
ataujatuh tempo, nasabah tidak memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai
alasan.
Hasil pelelangan barang akan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban nasabh berupa :
a. Pokok pinjaman
b.Sewa modal atau bunga
c. Biaya lelang.
H. Manfaat Pegadaian
Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya
adalah :
1.Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga. Hal ini
disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit;
2.Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk memenuhinya;
3.Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa aja, jadi
sesuai dengan kehendak nasabahnya.
Selain keuntungan tersebut, manfaat yang bisa diperoleh nasabah adalah :
1.Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman
dan dapat dipercaya;
2.Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan
kepada nasabahnya adalah :
1.Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana;
2.Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah pemeroleh asa
tertentu dari Perum Pegadaian;
3.Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang
memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
4.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh Perum
Pegadaian digunakan untuk :
a.Dana pembangunan semesta (55%)
b.Cadangan umum (20%)
c.Cadangan tujuan (5%)
d.Dana sosial (20%).(Triandaru & Santoso, 2006)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gadai adalah hakyang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Dengan menggadaikan barang-barang bergerak seperti kendaraan,mesin,
peralatan rumah tangga,dll dengan prosedur yang telah ditentukan kitabisa
mendapatkan pinjaman jangkapendekdari perum pegadaian denganmudah.

Prosedur peminjaman meliputi:


a. Penggadaian barang
b. Penaksiran oleh petugas penaksiran
c. Pemberian pinjaman oleh perum pegadaian
d. Pelunasan oleh nasabah
e. Pelelanganbarang yang digadaikan apabila nasabah tidak melakukan pelunasan.
DAFTAR
PUSTAKA

Kasmir, S. M. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.
Triandaru, S., & Santoso, T. B. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi
2.Jakarta: Salemba Empat.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/pegadaian.pdf
http://solikhah.blogs.uny.ac.id/wp-
content/uploads/sites/1254/2017/03/PEGADAIAN-MAkalah.pdf
http://makalahkite.blogspot.com/2013/11/manajemen-pegadaian.html
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pegadaian/

Anda mungkin juga menyukai