Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mutmawardina.

M
NIM : 14120180125
Kelas : C8
RANGKUMAN PEMASARAN SOSIAL
“Bauran Pemasaran (Marketing Mix)”
I. Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan suatu pendekatan yang mudah dan
fleksibel yang diperlukan dalam memasarkan suatu produk atau jasa dalam sebuah
perusahaan. Beberapa ahli mengemukakan bauran pemasaran (marketing mix) sebagai
berikut: Menurut kotler dan Armstrong (1997:48), pengertian marketing mix adalah
perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan
promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan
dalam target market.
Menurut Buchari Alma (2005:205), pengertian marketing mix adalah strategi
mengkombinasikan kegiatan-kegiatan marketing, agar tercipta kombinasi maksimal
sehingga akan muncul hasil paling memuaskan.
Sedangkan menurut Sumarmi dan Soeprihanto (2010:274), pengertian bauran pemasaran
adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain definisi marketing mix adalah
kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi
tanggapan konsumen.
Salah satu strategi utama dalam menentukan keberhasilan mencapai tujuan kegiatan
pemasaran perusahaan adalah penentuan marketing mixnya. Penentuan ini secara lansung
berhubungan dengan langkah operasi perusahaan didalam pelaksanaan kegiatan
berhubungan dengan langkah operasi.
Dalam Marketing Mix, ada unsur-unsur atau elemen yang menjadi dasar pertimbangan
pengambilan keputusan dalam pembuatan strategi komunikasi pemasaran, yaitu 4P ditambah
3P : Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), People,
Process, Physical evidence
Adapun beberapa tujuan marketing mix diantaranya adalah :
1. Periklanan (Advertising). Tujuan utama dari periklanan ini adalah untuk memberikan
informasi tentang produk (barang/jasa) kepada target konsumen dan untuk meningkatkan
penjualan.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion). Tujuan sales promotion ini adalah untuk
meningkatkan penjualan. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara pemberian diskon,
pengadaan kontes, pemberian kupon atau sampel produk.
3. Pemasaran Langsung (Direct Marketing). Tujuan direct marketing adalah untuk
mengkomunikasikan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen yang dianggap
target market potensial.

II. Komponen Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


Konsep dari strategi bauran pemasaran dikenalkan pada tahun 1964, oleh Neil Borden
dengan menerbitkan sebuah artikel yang berjudul “The Concept of the Marketing Mix”,
sejak itu konsep marketing mix ini kemudian menjadi sangat populer di lingkungan para
pemasar.
1. Produk (Product)
Produk secara singkat menurut Philip Kotler “Dasar-dasar Pemasaran” (1989:89)
dapat didefinisikan sebagai berikut: “Produk adalah apa yang dapat ditawarkan didalam
pasar untuk dipertahankan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan termasuk didalamnya adalah objek fisik, jasa,
orang, tempat organisasi dan gagasan”. Dari definisi tersebut terkandung tiga makna yang
perlu dibedakan :
1. Produk ini yang merupakan manfaat yang dicari oleh pembeli.
2. Produk formal yaitu obyek fisik yang ditawarkan seperti : kemasan, merek, mutu
3. Produk yang disempurnakan yaitu mencakup keseluruhan manfaat yang diberikan
oleh produk formal.
Dari ketiga makna produk, menimbulkan gagasan bagi pemasar selalu
mempertimbangkan konsumsi konsumen yaitu bagaimana cara seseorang membeli,
bukan semata-mata dipengaruhi oleh manfaat yang dicari, melainkan dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang menyertai barang yang bersangkutan. Maka dari itu produk
digolongkan menjadi :
1. Penggolongan menurut tujuan pemakainya
a. Barang konsumsi, yaitu barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan
b. Barang industri, yaitu yang dibeli untuk menghasilkan barang lain atau untuk
menyelenggarakan suatu usaha.
2. Penggolongan menurut tingkat konsumsi dan konkret tidaknya suatu barang.
a. Barang tahan lama, yaitu barang konkret yang dapat digunakan dalam jangka
waktu tertentu.
b. Barang tidak tahan lama, yaitu barang konkret yang habis dikonsumsikan setelah
digunakan sekali atau beberapa kali.
c. Jasa, yaitu kegiatan, kegunaan atau kepuasan yang dijual.

2. Harga (Price)
Dalam penetapan harga jual, perusahaan harus memperhatikan berbagai pihak antara
lain para konsumen akhir, para penyalur, saingan, para suplier, bahan, dana, tenaga kerja
dan para manager perusahaan yang bersangkutan.
Marius P Angipora (1998 : 186) mendefinisikan kebijakan harga sebagai berikut:
“Tuntutan atau pedoman managerial yang akan diperlukan untuk membuat keputusan-
keputusan dimasa yang akan datang bila mana situasi menuntutnya.”
Harga bisa juga didefinisikan suatu takaran perbandingan antara pengorbanan dan
manfaat dalam pikiran (asumsi konsumen). Untuk mencapai keunggulan dalam harga,
menurut Michael Treacy, diperlukan keunggulan operasional (operational exelence)
dengan keunggulan operasional akan memberikan perpaduan kualitas, harga dan
kemudahan dalam membeli (Michael Treacy & Fred Wiessema, Op Cit 22).
Dengan keunggulan dalam pelaksanaan operasi perusahaan, maka perusahaan akan
dapat menekan biaya produksi. Sebab konsumen pada umumnya memiliki suatu acuan
dalam menilai harga. Acuan atau dasar yang sering dijadikan konsumen dalam menilai
harga adalah:
a. Harga produk lain.
b. Perubahan waktu pembelian
c. Lingkungan pembelian
Perusahaan juga dapat menggunakan cara dengan melakukan pendekatan penetapan
harga secara umum yang meliputi satu atau lebih diantara tiga perangkat perimbangan
berikut ini yakni:
1. Cost-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya)
a. Cost-Plus-Pricing (Penetapan harga biaya plus).
b. Break Even Analysis and Target Profit Pricing (Analisis peluang pokok dan
penetapan harga laba sasaran).
2. Value-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai).
3. Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan)
a. Going-rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku).
b. Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup).

3. Distribusi (Place)
Secara singkat saluran distribusi menurut Drs. Basu Swasta (1990) tersebut dapat
didefinisikan sebagai saluran distribusi untuk suatu barang adalah: “Saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke
konsumen atau pemakai industri”.
Willian J. Stanto (1986 : 81) membagi gambaran umum mengenai saluran distribusi
yang paling banyak digunakan untuk barang hasil produksi buat konsumen atau pemakai
industri antara lain:
a. Distribusi barang-barang konsumen
1. Produsen => Konsumen
2. Produsen => Pengecer => Konsumen
3. Produsen => Pedagang besar => Pengecer => Konsumen
4. Produsen => Agen => Pengecer => Konsumen
5. Produsen => Agen => Pedagang besar => Pengecer => Konsumen
b. Distribusi barang industry
1. Produsen => Pemakai Industri
2. Produsen => Distributor Industri => Pemakai
3. Produsen => Agen => Pemakai
4. Produsen => Agen => Distributor Industri => Pemakai

4. Promosi (Promotion)
Promosi menurut Basu Swaswa Dh Op. Cit (273) adalah: “Arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisai kepada
tindakan untuk menciptakan pertukaran dalam pemasaran.”
Philip Kotler “Manajemen Pemasaran Analisis” (1983 : 177) membagi kegiatan
promosi kedalam beberapa element, antara lain:
a. Periklanan, yaitu setiap penyajian yang bukan dengan orang pribadi dan promosi,
ide-ide, barang atau jasa dengan pembayaran oleh suatu sponsor tertentu.
b. Penjualan pribadi (personal selling), yaitu penyajian yang secara lisan dalam
percakapan bersama calon pembeli dengan tujuan melaksanakan jual beli.
c. Promosi dagang, yaitu ransangan (stimulation) jangka pendek untuk mendorong
jual beli suatu barang atau jasa.
d. Publisitas, yaitu penggairahan bukan bribadi untuk meransang permintaan terhadap
suatu barang atau jasa, atau suatu unit niaga dengan menanam berita dengan sifat
komersil dalam suatu media penerbitan atau untuk memperoleh penyajian baik
dalam siaran radio, TV, atau dipentas tanpa lansung dibayar oleh seorang sponsor.
Marketing 4 P yakni konsep marketing yang berfokus pada 4 hal yakni Product (produk),
Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi). Namun dengan perkembangan
keadaan pasar yang sudah sangat dinamis saat ini menyebabkan konsep 4 P tersebut dirasa
sudah kurang efekif. Oleh karena itu banyak pengamat yang merasa perlu ditambahkannya
poin lain dalam konsep tersebut. Hingga dipopulerkanlah istilah Marketing Mix atau
Marketing 7 P.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai semua poin dalam konsep Marketing Mix,
simak ulasan detilnya berikut ini:
1. Aspek Produk (Product), yaitu hal yang kita jual dalam bisnis meliputi barang atau
jasa yang memiliki nilai guna dan dibutuhkan oleh konsumen.
2. Aspek Harga (Price). Harga merupakan uang yang harus diberikan konsumen untuk
mendapatkan barang atau jasa yang dijual. Harga menjadi aspek yang sangat penting
karena umumnya konsumen menjadikan harga sebagai pertimbangan utama sebelum
membeli.
3. Aspek Tempat (Place), yaitu merupakan lokasi dimana kita akan melakukan proses
jual beli. Bagi usaha konvensional aspek ini memang sangat penting.
4. Aspek Promosi (Promotion), yaitu kegiatan bisnis yang mempunyai tujuan agar
konsumen bisa lebih mengenal dan tertarik dengan produk bisnis Anda.
5. Aspek Proses (Process.) proses dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang
dilakukan antara penjual dan konsumen. Di dalamnya meliputi pelayanan serta proses
transaksi.
6. Aspek Orang (People). Yang termasuk dalam aspek ini tentu saja bukan hanya
konsumen namun semua SDM yang terlibat termasuk pekerja atau tim bisnis.
7. Aspek Bukti Fisik (Physical Evidence). Physical evidence merupakan semua yang
berbentuk peralatan atau perangkat yang digunakan untuk mendukung berjalannya
bisnis kita.
Mengingat semua aspek dalam konsep Marketing Mix saling berkaitan satu sama lain,
maka Anda harus menjalankannya secara beriringan serta proporsional. Kotler 1986
mengemukan bahwa 11P dari teori pemasaran adalah :
1. Kualitas Produk (Produk)
2. Harga (Harga)
3. Promosi (Promosi)
4. Distribusi (Tempat)
5. Kekuasaan pemerintah (Kekuasaan)
6. Hubungan Masyarakat (PublicRelations)
7. Survey (Penyelidikan)
8. Segmentasi (Partisi)
9. Presedensi (Prioritas)
10. Lokasi (Posisi)
11. Staf (Orang)

Anda mungkin juga menyukai