Anda di halaman 1dari 23

PENGUKURAN ANGKA INDEKS

PAPER

Oleh:
1. FATTAHIYA FADHILLAH SRG (180304007)
2. SRIMAYA IRNIYANTI BR GINTING (180304015)
3. RIZKI ALAMSYAH. H (180304017)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.
Adapun judul paper ini adalah “Pengukuran Angka Indeks“ yang merupakan salah
satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian pada mata kuliah Ekonomi Manajerial di
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung
jawab mata kuliah Ekonomi Manajerial, yaitu Ibu Dr. Salmiah, MS yang telah memberi tugas ini
kepada kami.
Kami menyadari bahwa paper ini memiliki kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi
kebaikan kami mendatang. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan ...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengantar....................................................................................................................3
2.2 Kerangka Konseptual Notasi.....................................................................................3
2.3 Indeks Harga Output..................................................................................................4
2.4 Indeks Harga Input.....................................................................................................5
2.5 Indeks Kuantitas Output............................................................................................8
2.5.1 Pendekatan Langsung.......................................................................................9
2.5.2 Pendekatan Tidak Langsung.............................................................................10
2.5.3 Metode Deflasi..................................................................................................11
2.5.4 Pendekatan Samuelson dan Swamy..................................................................12
2.5.5 Pendekatan Malmquist .....................................................................................13
2.6 Indeks Kuantitas Input...............................................................................................14
2.7 Transitivitas Dalam Perbandingan Multilateral.........................................................15
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................18
3.2 Saran..........................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengantar
Angka Indeks adalah instrument yang sangat sering digunakan untuk mengukur
perubahan dalam level dari bermacam variabel ekonomi. Angka indeks berhubungan dengan
bermacam fenomena ekonomi yang secara teratur dikumpulkan dan diperbanyak atau diseb
barkan. Indeks harga konsumen (CPI), yang mengukur perubahan dalam harga dari seperangkat
barang dan jasa konsumen, yang digunakan secara sebagian besar dan luas sebagai indikator
ekonomi. Kepentingan lain dari angka indeks meliputi deflator harga untuk pendapatan nasional
agregat; indeks keuangan seperti semua Ordinary Indeks (Australia) dan Dow Jones Indeks
(USA); dan indeks harga impor dan ekspor.
Tujuan utama dari bagian ini adalah menyediakan eksposisi sederhana bagi berbagai
angka indeks yang relevan dalam konteks pengukuran perubahan produktivitas sepanjang waktu
dan ruang. Berdasarkan atas diskusi sebelumnya, sebagai bukti pengukuran perubahan
produktivitas secara diperlukan meliputi pengukuran perubahan dalam level output dan
berasosiasi dengan perubahan dalam penggunaan input. Perubahan seperti demikian mudah
untuk diukur dalam kasus output tunggal dan input tanggal, tetapi akan lebih sulit pada kasus
multi-produk dan multi
Penggunaan kedua dari Angka Indeks dalam pengukuran produktivitas adalah peranan
tidak langsung. Ini berkaitan dengan angka indeks dalam penurunannya dibutuhkan data yang
dapat digunakan dalam aplikasi dari data Enveloment analysis (DEA) atau dalam estimasi dari
Stokastik Frointer. Ada dua teknik yang didiskusikan dalam bagian ini. Aplikasi dari pengguna
teknik ini membutuhkan data yang sangat detail atas input dan output menjadi tidak mungkin
dikarenakan kekurangan degree of freedom. Dalam sebagian besar aplikasi praktis dari teknik
ini, akan menjadi kebutuhan untuk mengagregasi data ke dalam set yang lebih kecil dari variabel
input dan output. Sebagai Contoh, perbedan tipe dari input tenaga kerja biasanya diagregasi ke
dalam satu single input tenaga kerja. Output milik dari kelompok tertentu biasanya diagresi ke
dalam satu output agregat. Sebagai contoh, dalam pertanian, item seperti gandum, padi, dan
lainnya dikelompokkan atas bentuk output dari "padi-padian - cereals". Tipe agregasi ini yang
secara esensial sebagai tahapan intermediate dalam proses pengukuran perubahan efisiensi dan
produktivitas, membutuh kan angka indeks. Biasanya agregasi seperti itu berbentuk "nilai
agregasi pada harga konstan" atau hanya "serial harga konstan.
Isu ketiga berkenaan dengan tipe angka indeks yang dibutuhkan dalam menangani setiap
data panel, dengan data harga dan kuantitas sepanjang waktu dan ruang. Perbandingan dari
observasi spasial biasanya memerlukan beberapa dasar prekondisi kondisi scperti "transitivity',
dan 'base invariance". Persyaratan nantinya akan stipulasi bahwa formula yang digunakan untuk
tujuan menurunkan angka indeks, dari tipe diskusi dalam dua paragraf sebelumnya,
membutuhkan kepuasan atas beberapa persyaratan tambahan.
2.2. Kerangka Konseptual Notasi
Suatu Angka Indeks didefinisikan sebagai angka ril yang mengukur perubahan dalam
satu set variabel yang berhubungan. Secara konseptual, angka indeks mungkin saja digunakan
untuk perbandingan atas waktu atau ruang atau keduanya. Angka indeks digunakan untuk
mengukur perubahan harga dan kuantitas atas waktu, sekaligus sebaik pengukuran perbedaan
dalam level antarperusahaan, industri, daerah atau negara. Angka indeks harga boleh
diasosiasikan dengan harga konsumen, harga input dan output, harga impor dan lain-lain,
sedangkan angka indeks kuantitas mungkin mengukur perubahan dalam kuantitas yang
dihasilkan atau input yang digunakan oleh perusahaan atau industri atas waktu atau antar
perusahaan.
Angka indeks mempunyai sejarah yang panjang dan tertentu dalam ilmu ekonomi,
dengan beberapa kontribusi yang sangat penting disebabkan oleh hasil kerja Lasperyers dan
Paache akhir abad ke-19. Formula Laspeyres dan Paasche sampai sckarang masih biasa
digunakan oleh kantor statistik di seluruh dunia. Tetapi adalah hasil kerja dari Irving Fisher dan
bukunya, the Muking of Indes Numbers dipublikasikan tahun 1922, yang mengakui
kemungkinan penggunaan formula statistic untuk menurunkan perkiraan angka indeks. Indeks
Tornqvist (1936) adalah formula yang memainkan perana mayoritas dalam pengukuran
produktivitas.
Notasi
Uraian berikut ini menggunakan notasi berikut, anggap Pij dan Yij mempresentasikan
harga dan kuantitas, secara berurutan, harga dan kuantitas dari komoditas ke-i (i=1,2,….,N)
dalam period eke-j (j=s,t). Tanpa kehilangan generalisasi, s dan t berhubungan dengan input dan
output.
Secara konspetual, semua angka indeks referensi. Periode referensi dinotasikan
berhubungan dengan “periode sekarang”. Periode dengan nama indeks dihitung berhubungan
dengan “periode sekarang”. Biarkan Ist mempresentasikan angka indeks umum untuk periode
sekarang, t, dan s sebagai periode dasar. Sama, anggap V st Pst dan Yst mempresentasikan angka
indeks nilai, harga dan kuantitas, secara berurutan.
Masalah Indeks Angka Umum
Nilai perubahan dari periode s dan t adalah rasio dari nilai komoditas dalam periode s dan
t, nilai pada harga yang bersangkutan. Lantas

Indeks Vst mengukur perubahan dalam nilai dari kumpulan kuantitas dalam komoditas N
dari periode s ke t. Nyatalah Vst adalah hasil dari perubahan dalam dua komponen, harga dan
kuantitas. Sedangkan Vst adalah mudah untuk diukur, yang lebih menyulitkan adalah
memisahkan pengaruh perubahan harga dan kuantitas. Kita menginginkan pemisahan pengaruh
ini sehingga, sebagai contoh, komponen kuantitas dapat digunakan dalam mengukur perubahan
kuantitas.
Jika beroprasi pada output tunggal, dekomposisi demikian sangat sederhana dicapai, yaitu
:

Disini rasio Pt/Ps dan Yt/Ys mengukur perubahan relatif harga dan kuantitas dan tidak ada
masalah angka indeks.
Secara umum bila dipunyai N≥2 komoditas akan diperoleh permasalahan agregasi. Untuk
setiap komoditas, i(i=1,2,…..N), harga relative PIt/Pis, mengukur perubahan dalam level kuantitas
komoditas ke-i.
Sekarang permasalahannya adalah sesuatu mengombinasikan perbedaan N mengukur
perubahan harga (kuantitas), kedalam angka rill tunggal, disebut indeks harga (kauntitas).
Masalah ini hampir mirip sama dengan permasalahan memililih ukuran yang cocok bagi
kecenderungan sentral.
2.3. Indeks Harga Output
Untuk level input tertentu X, anggap fungsi pendapatan (maksimum) didefenisikan, untuk
teknologi dalam periode-t, sebagai
R’(P,X) = maxY {PY : (Y,X)}
Adalah fesible dalam St
Fungsi ini diformulasikan dengan melihat kurva kemungkinan produksi (production
possibility curve –PPC) dan garis iso-reveme ( Untuk kasus dua output). Titik singgung antara
PPC dengan garis iso –revenue mengindikasikan kombinasi dari dua output ( Y 1 dan Y2) yang
memaksimumkan pendapatan, sesuai dengan vector inputX, vektor harga output P t dan teknologi
St .
Indeks harga output didasarkan pada fisher dan shell (1972) dan Diewert (1980),
berdasarkan teknologi periode-t, didefenisikan sebagai :

Indeks ini adalah rasio dari kemungkinan revenue maksimum dengan dua vektor harga, P t
dan Ps, menggunakan level input tetap, X, dan teknologi periode-t, dimana kita mengamati titik
revenue maksimum yang dibutuhkan dengan dua vektor harga Pt dan Ps.

a. Indeks Laspeyres

b. Indeks Paasche

Bukti dari hasil ini didapat dengan mengasumsi bahwa Yt adalah optimal untuk Xt pada
harga Pt dan Ys adalah optimal untuk harga Ps. Sebagai contoh, dalam kasus Indeks Paasche, ini
menimplikasikan bahwa revenue yang dihasilkan pada titik A sama dengan ∑iPitYit dan juga
diketahui bahwa revenue yang dihaslkan pada titik B harus paling kurang sebesar ∑iPisYit (karena
revenue diasosiasikan dengan vektor Y yang menghasilkan revenue maksimum untuk harga P s
tertrentu. Lebih lanjut didaoat bahwa indeks Paasche adalah paling kurang sebesar P t(Ps,Pt,Xs).
Argumentasi yang sama juga berlaku dalam membuktikan Indeks Laspeyres.

= Indeks harga Fisher


Sehingga fisher adalah bentukan artificial, yaitu antara dua ekstrim, memungkinkan
sebagai propertas teori ekonomi dan statistic yang diinginkan.
Fungsi pendapatan translog dinyatakan sebagai :

Dimana αijt = αjit, βijt = βjit, dan γijt = γjit. Hasil berikutnya menggunakan spesifikasi translog bagi
fungsi pendapatan.
Dalam bagian ini akan didefenisikan Indeks Harga Tornqvist (TPI), pada bagian lain
akan didefenisikan pula Indeks Kuantitas Tornqvist. TPI adalah rata-rata geometri disesuaikan
(weighted) dari harga relative, penyesusaian diberikan olej rata-rata sederhana dari nilai share
dalam periode s dan t, kemudian rata-rata geometri dari dua indeks harga persamaan adalah sama
dengan indeks Harga output Tornqvist.

Adalah nilai share dalam periode s dan t. pembuktian dari hasil terlihat dalam Diewert (1983).
2.4 Indeks Harga Input

Mengikuti kerangka untuk indek harga input yang secara esensial diadaptasi dari Konus (1924)
indeks biaya hidup yang mengukur perubahan dalam biaya pemeliharaan terhadap tingkat utilitas
tertentu pada setting harga yang berbeda. Perluasan dari konsep ini dapat mengukur angka indeks
harga input dengan membandingkan biaya menghasilkan vektor output tertentu, dihubungkan
dengan teknologi produksi yang tersedia, dan level output yang ada, sehingga dapat diringkaskan
menjadi:

C t ( w , Y )=min x {wX ∨( X , Y )∈ St }

Fungsi biaya, Ct(w,Y), adalah biaya minimum dalam menghasilkan Y dengan tcknologi tersedia
pada periode-t, menggunkan vector harga input, w.

Mudah untuk melihat bahwa fungsi biaya, Ct(w,Y) adalah homogen secara linear dalam w dan
non-decreasing dalam vektor output, Y. Kita dapat menggunakan fungsi biaya untuk
mendefinisikan angka indeks harga input. Berdasarkan harga input yang berlaku, w t dan ws,
dalam periode t dan s, dapatlah didefinisikan indeks harga input adalah rasio dari biaya
minimum menghasilkan vektor output yang ada menggunakan teknologi produksi terseleksi
secara arbitrari, Sj (j=s,t). Kemudian indeks diberikan oleh:

j C j (w t , Y ∨S)
P ( ws , wt ,Y ) = j
i
C ( w s , Y ∨S)

Dimana fungsi biaya didefiniskan menggunakan perangkat teknologi, S. unsur biaya dalam
persamaan (9.15) dapat dilihat dari gambar 9.3 berikut. Anggap isokuan dibawah teknologi, S s,
untuk level output yang ada, Y, direpresentasikan oleh Isoq(Y)-Ss. Dua set harga input, ws dan wt
dapat dipresentasikan oleh garis isocost AA’ dan BB’. Kombinasi biaya minimum dari input
menghasilkan vector output, Y, untuk dua vector dengan menggeser garis AA’ dan BB’ menjadi
aa’ dan bb’, dimana garis-garis itu bersinggungan dengan Isoq(Y)-S s. Angka indeks harga input
dalam persamaan (9.15) untuk kasus dua input ini kemudian diberikan oleh rasio dari biaya pada
titik X* dan X**.
Indeks harga input yang didefinisikan diatas dapat diperlihatkan untuk memenuhi banyak
propertas yang berguna, termasuk monotonicity, linear homogeneity dalam harga input,
independen dari ukuran unit, proporsionality, dan transitivity (untuk Y dan teknologi tetap).
Propertas ini didapat dari teori dualitas dan faktanya bahwa fungsi biaya, C j (w,Y), diasosiasikan
dengan teknologi produksi, Sj, dengan karakteristik tertentu.

Agar dapat menghitung secara actual indeks harga input dalam persamaan (9.15) dibutuhkan
teknologi spesifik dan juga level output, Y, pada saat mana kita ingin menghitung angka indeks.
Dua titik dapat dibuat disini. Pertama, indeks harga adalah independen dari periode teknologi
yang digunakan jika dan hanya jika teknologi memperlihatkan implisit netralitas input Hicks.
Kedua, indeks Pi(wt,ws,Y), untuk teknologi tertentu, adalah independen dari level output, Y, jika
dan hanya jika teknologi memperlihatkan homotetisitas input (lihat Fare dan Primont, 1995).

Jika teknologi tidak memenuhi kondisi ini, kemudian kini dapat mendefinisikan banyak angka
indeks harga input menggunakan alternative spesifikasi dari teknologi, S, dan vector output, Y.
Dua spesifikasi alami yang digunakan teknologi periode-s dan periode-t, seiring dengan vector
output, Ys dan Yt. Hasil ini dalam angka indeks harga input berikut adalah :

Amati bahwa dibawah asumsi efisiensi alokatif dan teknis, biaya input yang diamati, w sXs dan
wtXt, sama dengan Cs(ws,Ys) dan Ct(wt,Yt), secara berurutan. Kita sekarang mengemukakan dua
hasil tanpa pembuktian. Pembuktian hasil 9.4 terlihat sederhana, sedangkan pembuktian hasil 9.5
sedikit lebih rumit.

Hasil 9.4: dibawah asumsi kita atas teknologi produksi dalam periode t, dan s, dan perilaku
optimal tersedia dari perusahaan dalam periode ini, Indeks Laspeyers dan Paasche menyediakan
batas atas dan bawah bagai angka indeks teoretis ekonomi dalam persamaan (9.16) dan (9.17).
Juga rata-rata geometris dari indeks ini dapat dihitung oleh angka indeks harga fisher untuk
harga input.

Hasil berikutnya didasarkan atas asumsi bahwa fungsi biaya, C(w,Y), mempunyai bentuk
translog, seiring dengan restriksi yang cocok atas parameter dari fungsi untuk menjamin
homogenitas linear dalam harga input.

Hasil 9.5: Jika teknologi dalamm periode t dan s direpresentasikan oleh fungsi biaya translog,
dengan asumsi tambahan bahwa koefisien order kedua adalah identic dalam periode ini,
kemudian, dibawah asumsi rata-rata geometris efisiensi teknis dan alokatif dari dua angka indeks
harga Tornqvist diaplikasikan pada harga input dan kuantitas, yaitu:

Dimana ω itdan ω is adalah share pengeluaran input dari input ke-I dalam periode t dan s, seacra
berurutan. Sisi kanan dari persamaan (9.17) adalah indeks harga Tornqvist.

Hasil 9.4 dan 9.5 mengimplikasikan bahwa indkes fisher dan tornqvist dapat diaplikasikan dalam
mengukur perubahan dalam harga input dan pada waktu yang sama mempunyai kerangka
teoritis-ekonomi yang cocok untuk mendukung penggunaannya. Hasil tersebut juga
mengilustrasikan bahwa, dibawah asumsi tertentu, tidaklah diperlukan untuk mengetahui nilai
numeric dari parameter fungsi biaya atau pendapatan atau teknologi produksi yang
mendasarinya; terpenuhi untuk mempunyai data kuantitas dan haraga input yang diobservasikan
untuk mengukur perubahan dalam harga input.

Hasil 14.5 memperlihatkan bahwa indeks harga input tornqvist adalah exect untuk rata-rata
geometris dari dua indeks teoretis, bila yang mendasari fungsi biaya adalah translog dan
selanjutnya dapat juga dipertimbangkan sebagai superlative. Diewert (1983) memperlihatkan
bahwa indeks harga input Fisher, sedangkan dia menyediakan perkiraan sebagai dalam hasil 9.4,
adalah juga exact untuk fungsi biaya dari mana indeks harga input fisher dapat diperluhatkan
sebagai exact.

2.5 Indeks Kuantitas Output


Dua pendekatan dapat digunakan dalam mengukur perubahan kuantitas. Pendekatan pertama
adalah pendekatan langsung, dimana kita menderivasi formula yang mengukur semua perubahan
kuantitas dari perubahan kuantitas spesifik komoditas individu, diukur oleh Yit/Yis, Indeks –
indeks Laspeyers, Paasche, Fisher, dan Tornqvist dapat diaplikasikan secara langsung terhadap
kuantitas relative. Pendekatan kedua adalah pendekatan tidak langsung, yang menggunakan ide
dasar bahwa perubahan harga dan kuantitas terdiri dari kua komponen yang membuat perubahan
nilai atas periode s dan t. Sehingga jika harga berubah diukur secara langsung menggunakan
formula dalam kupasan sebelumnya, kemudian perubahan kuantitas bisa didapatkan secara tidak
langsung sesudah dihitung perubahan nilai bagi perubahan harga.

2.5.1 Pendekatan Langsung

Bermacam formula indeks kuantitas dapat didefinisikan menggunakan indeks harga, dengan
hanya mengubah harga dan kuantitas. Formula digambarkan diatas menghasilkan :

(9.19)

Indeks kuantitas Tornqvist dalam perkalian dan penambahannya (long-change), disajikan sebagai
:

Indeks Tornqvist dalam persamaan (9.20) adalah angka indeks yang sangat popular digunakan
dalam mengukur perubahan dalam kuantitas output yang dihasilkan dan kuantitas input yang
digunakan dalam produksi atas dua oeriode waktu s dan t. Bentuk log-change dari indeks
Tornqvist dalam persamaan (9.21) adalah formula yang umumnya digunakan untuk tujuan
komputasi. Preferensi bagi penggunaan formula Indeks Tornqvist disebabkan banyak propertas
penting teoritis ekonomi yang diatributkan oleh Diewert (1976, 1981) dan Caves, Christensen
dan Diewert (1982b).
2.5.2 Pendekatan Tidak Langsung

Pendekatan tidak langsung biasanya digunakan untuk tujuan perbandingan kuantitas antarwaktu.
Pendekatan ini menggunakan argumentasi dasar bahwa harga dan kuantitas yang diukur harus
memperhitungkan perubahan nilai.

Perubahan nilai = Perubahan harga x perubahan kuantitas

(9.22)

Selagi Vst didefiniskan dari data secara langsung sebagai ratio nilai dalam periode t dan s, Y st
dapat dicari sebagai fungsi dari Pst seperti yang ditunjukkan oleh persamaan berikut :

(9.23)

Yaitu rasio antara periode t, disesuaikan dengan perubahan harga dan nilai dalam periode s, atau
rasio dari nilai dalam peeriode t (konstan t periode harga s) dan nilai dalam periode s (pada
periode harga s).

Numerator dalam ekspresi ini berhubungan dengan serial harga konstan yang biasa digunakan
dalam publikasi statistic. Secara dasar, pendekatan menyatakan bahwa indeks-indeks kuantitas
dapat dihitung dari rasio nilai, diagregasikan sesudah menghilangkan pergerakan pengaruh harga
atas periode yang diperhitungkan.

2.5.3 Metode Deflasi

Pendekatan ini didiskusikan dalam Fisher dan Shell (1972) dan mendekati angka indeks
kuantitas tidak langsung. Pendekatan disini adalah membagi nilai indeks dengan harga output,
menggunakan teknologi periode-t, pada level input X, indeks kuantitas output diberikan oleh :

(9.24)
Persamaan ini menyediakan indeks kuantitas sebagai generalisasi dari persamaan (9.23), didapat
dengan mendeflasikan nilai indeks dengan indeks yang secara teoritis berarti dari harga output.
Persamaan (9.24) dengan persamaan (9.23) dapat didefinisikan menggunakan teknologi periode-
s dan vector input, Xs.

Sangat diperlukan untuk membuat pilihan tentang formula mana yang akan digunakan untuk
mengukur perubahan tentang formula mana yang akan digunakan untuk mengukur perubahan
harga output. Apakah indeks harga output Tornqvist atau Fisher dapat digunakan dalam
persamaan (9.24)

2.5.4 Pendekatan Samuelson dan Swamy

Dalam bagian ini, pendekatan Samuelson dan Swamy (1974) untuk mengukur perubahan dalam
level output. Pendekatan ini menggunakan fungsi pendapatan, R(X,P), diasosiasikan dengan
vector harga output, P, dan vector input, X, dibawah teknologi produksi tertentu.

(9.25)

Interpretasi dari rasio pertama pada sisi kanan dari garis terakhir persamaan (9.25) sebagai
ukuran dari perubahan teknologi dari periode-s ke periode-t, dan komponen kedua sebagai
ukuran perubahan output, sebagai diukur dari perubahan pendapatan, dikarenakan perubahan
dalam input yang digunakan dibawah teknologi periode-s.

2.5.5 Pendekatan Malmquist

Pendekatan Malmquist adalah pendekatan yang sangat umum digunakan untuk perbandingan
output. Pendekatan ini didasarkan atas konsep fungsi jarak output.

Untuk tenologi periode-t, fungsi distance output untuk vector output, Y, dan vector input
tersedia, X, didefiniskan sebagai:
Jarak (distance) disini mewakili factor terkecil, δ, dengan mana output perlu dideflasikan agar
layak atau dapat diproduksi dengan vector input yang tersedia, X, dibawah teknologi periode-t.
fungsi jarak diasosiasikan dengan vector output Y dan Y *, keduanya respek pada vector input
yang sama, X. ini berarti bahwa kita perlu mendeflasikan Y untuk membawanya ke permukaan
perangkat kemungkinan produksi, P(X), diasosiasikan dengan X. Akan tetapi, Y *perlu
dideflasikan. Kita juga mencatat bahwa fungsi jarak tergantung pada pilihan dari vector input
referensi, X.

Menggunakan fungsi jarak yang didefiniskan diatas, indeks output Malmquist, didasarkan atas
teknologi periode-t, didefinisikan sebagai:

(9.28)

Secara arbitrary diseleksi vector input, X.

Indeks Malmquist yang sama dapat didefinisikan menggunakan teknologi periode-s.


Kenyataannya, kita juga dapat mendefinisikan banyak alternative indeks menggunakan
perbedaan level dari X. Seperti sebelumnya, indeks didefinisikan dalam persamaan (9.28) adalah
independen terhadap masuknya teknologi, jika dan hanya jika teknologi adalah output
homothetic. Walaupun dalam kasus dimana asumsi ini berlaku, kita masih perlu untuk
mengetahui bentuk fungsional dari fungsi jarak sepertinya juga nilai angka dari semua parameter
yang terlingkup. Pendekatan indeks angka berusaha untuk melewati masalah ini
denganmenyediakan perkiraan bagi indeks dalam persamaan (9.28) bila kita tidak yakin bentuk
fungsional, atau tidak mempunyai informasi cukup untuk mengestimasikan parameter dari fungsi
jarak, walaupun hanya kita mengetahui bentuk fungsi .
Jika dipertimbangkan indeks kuantitas berdasarkan teknologi dalam periode-s dan t, sciring
dengan input yang digunakan dalam periode ini, maka akan mempunyai dua kemungkinan
ukuran dari perubahan output, given Q,s(Y., X) dan Qo'(Y, X.). Terdapat banyak hasil standar
dari bunga yang berhubung indeks init terhadap indeks kuantitas Laspeyres dan Paasche. Hasil
dari kepentingan khusus adalah indeks Fisher menyediakan perkiraan rata-rata geometri dari dua
indeks tersebut (lihat Diewert, 1981, 1983, dan Balk, 1977). Hasil berikutnya menetapkan
propertas teori ekonomis tentang indcks output Tornqyist dan memperlihatkan mengapa indcks
tersebut dipertimbangkan scbagai indeks pasti dan superlatif.

Hasil 9.6: Jika fungsi jarak untuk periode s dan t keduanyamdirepresentasikan oleh fungsi
translog dengan parameter turunan kedua yang identik, maka rata-rata gcometri dari indeks
output Malmquist dalam persamaan (9.28), didasarkan atas teknologi periode s dan t, yang
berkoresponden dengan vektor input, X,, dan X, adalah ckuivalen dengan indeks kuantitas output
Tornqvist. Indeks tersebut adalah:

Hasil ini mengimplikasikan bahwa indeks Tornqvist adalah exact untuk rata-rata geometri dari
indeks output teoretis periode-t dan periode-s bilam teknologi direpresentasikan oleh fungsi jarak
output translog. Selagim bentuk fungsional translog adalah feksibel, indeksTornqvist juga
dianggap superlatif.

Jika fungsi translog diganti dengan fungsi kuadratik, dengan perkiraan normalization dan
restriksi, melambangkan fungsi jarak output, kemudian sisi kiri dari persamaan (9.29) dapat
ditunjukkan sama dengan indeks kuantitas Fisher, yang memantapkan alani pasti dan superlatif
dari indeks kuantitas Fisher.

Dalam memilih antara tiga alternatif pengukuran perubahan kuantitas yang didiskusikan dalam
sub bagian ini, indeks Malmquist adalah indeks yang memenuhi propertas homogenitas, jika
Y t =λ Y s , kemudian Qt0 ( Y s , Y t , X ) =Qt0 ( Y s , λ Y s X )=λ . Propertas ini tidak berlaku untuk
pendekatan Fisher-Shell dan Samuelson-Swamy. Dicwert (1983) menyatakan kondisi diperlukan
dan mencukupi (necessary and sufficient condition) di bawah mana semua pendekatan adalah
ekuivalen.
Skala Efisiensi

Pendekatan di atas dapat diperluas dengan memisahkan perubahan efisiensi teknis CRS ke dalam
skala efisiensi dan komponen efisiensi teknis ‘murni’. Ini akan mencakupi perhitngan dua
tambahan LP( bandingkan dua titik produksi). Ini juga karena meliputi pengulangan persamaan
LP (9.21) dan persaman (9.22) dengan pembatasan konveksitas (N1'λ =1) ditambahkan pada
masing-masing persamaan. Dengan demikian, kita akan menghitung fungsi jarak relatif dari
teknologi CRS dan VRS (di samping teknologi CRS). Kita juga dapat menggunakan nilai

CRS dan VRS untuk menghitung pengaruh skala efisiensi secara residual, menggunakan metode
yang diterangkan sebelumnya. Untuk kasus N perusahaan dan T periode waktu, ini akan
meningkatkan jumlah LP dari Nx(3T-2) menjadi Nx (4T-2). Lihat Fare et al (1994, hIm. 75)
untuk lebih detail atas skala efisiensi.

Output yang dihasilkan di atas, dimulai dengan daftar jarak (efisiensi teknis) yang dibutuhkan
untuk menghitung Mamlquist. Untuk keempat jarak dihitung bagi masing-masing perusahaan
tiap tahunnya. Ini adalah relatif terhadap:

1)Frontier CRS - DEA periode sebelumnya.


2) Frontier CRS - DEA periode sekarang
3) Frontier CRS - DEA periode berikutnya, dan
4) Frontier VRS - DEA periode sekarang.
Semua indeks Malmquist adalah relatif terhadap tahun sebelumnya. Lebih lanjut indeks yang
diperoleh untuk masing-masing perusahaan tiap tahunnya adalah:

1) Perubahan efisiensi teknis (relatif terhadap teknologi CRS)


2) Perubahan teknologi
3) Perubahan efisiensi teknis murni (misal, relatif terhadap teknologi VRS).
4) Perubahan dalam skala efisiensi, dan
5) Perubahan dalam total factor productivity (TFP).
2.6. Indeks Kuantitas Input
Sekarang akan didiskusikan metode pengukuran perubahan dalam penggunaan input oleh
perusahaan atas dua periode, t dan s. Strategi nyata, di mana kita tidak akan mencari metode
lebih lanjut mengukur perubahan dengan mendeflasikan perubahan pengeluaran input dalam
periode t dan s, dengan angka indeks harga input. Fungsi jarak input mendefinisikan jarak antara
vetor output, Y, dan vektor input, Y yang tersedia, sebagai nilai maksimum, dari skalar, p,
sehingga skala vector imput, X/p, tetap (menjadi) layak. Jika d ti ( X ,Y ) dinotasikan sebagai fungsi
jarak, kemudian:

(9.30)

Menggunakan konsep fungsi jarak output, kita sekarang dapat mendefinisikan indeks kuantitas
input. Sepanjang garis yang sama sebagai indeks output, kita dapat membandingkan level input
vector Xt dan Xs, dengan mengukur fungsi jarak masing-masing dari vector output yang tersedia,
dibawah kondisi teknologi yang tersedia.

Indek kuantitas input, didasarkan atas fungsi jarak input Malmquist, didefinisikan untuk vector
input, Xs dan Xt, dengan dasar teknologi periode-s dan periode-t, diberikan oleh:

(9.31)

Sangatlah mudah melihat bahwa indeks kuantitas dapat didefinisikan dengan referensi teknologi
setiap periode lain. Dua fungsi jarak tersebut dapat dilihat pada gambar (9.5)

2.7 Transitivitas dalam Perbandingan Multilateral

Dalam bagian ini kita pertimbangkan permasalahan penurunan angka indeks harga kuantitas
pada titik tertentu. Masalah ini muncul bila kita tertarik dalam perbandingan tingkat
produktivitas, output dan input antarncgara, dacrah, perusahaan pabrik dan lainnya. Dalam kasus

demikian, diperlukan perbandingan berpasangan, misanya perbandingan antar seluruh pasangan


perusahaan. Anggaplah akan diturunkan suatu indeks, Ist, untuk pasangan perusahaan (s,t)
menggunakan Formula yang kita pilih. Dipertimbangkan semua pasangan (s,t) dengan s,t = 1,2,
…, M. Kemudian akan dipcrolch matriks perbandingan antarsemua pasangan perusahaan.
(9.32)

Matriks ini merepresentasikan semua perbandingan multilateral meliputi M perusahaan dan


secara ideal akan dilihat apakah perbandingan ini secara internal konsisten, misalnya, untuk
memenuhi propertas dari transitivitas.

Konsistensi Internal memerlukan bahwa suatu perbandingan langsung antara setiap dua
perusahaan s dan t, harus sama dengan kemungkinan perbandingan secara tidak langsung antara
s dan t melalui perusahaan ketiga r. Lantas dibutuhkan, untuk setiap , s, dan t,

(9.33)

Sebagai contoh, jika matriks angka indeks menunjukkan perusahaan s menghasilkan 10% lebih
dari perusahaan r dan perusahaan r menghasilkan 20% lebih dari perusahaan t, kemudian kita
harus selalu mendapatkan bahwa perusahaan s menghasilkan 32% (1.1 x 1.2 = 1.32) lebih dari
perusahaan t.

Namun, tidak satu pun dari formula angka indeks, termasuk Fisher dan Tornqvist, memenuhi
propertas transitivitas, seperti yang diberikan oleh persamaan (9.33). Akan tetapi, ingat, bahwa
dua indeks ini memenuhi tes balikan-waktu: Ist = I/Its

Permasalahan ini kemudian: bagaimana mendapatkan perbandingan multilateral yang konsisten


antarperusahaan? Solusi sederhana adalah menurunkan indeks transitif dari satu set perbandingan
mulcilateral non-transitif menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Elteto-Koves (1964) dan
Szulc (1964). Metode ini dikenal sebagai Metode EKS. Caves, Christensen dan Diewert - CCD
(1982a) menggunakan metode EKS untuk menderivasi indeks multilateral Tornqvist yang
transitif.

Berikut ini diilustrasikan konversi indeks non-transitif kedalam indeks transitif seperti berikut.
Anggap kita mulai dengan indeks Tornqvist, IstT, untuk semua pasangan s,t. Kemudian untuk
semua perusahaan s dan t, kita menggunakan metode EKS untuk mengkonversikan indeks
Tornqvist ke dalam indeks CCD multilateral dengan menghitung:
(9.34)

Indeks ini memenuhi propertas berikut :

i. IstCCD, untuk s,t = 1,2,…,M, adalah transitif


ii. Indeks baru, IstCCD, deviasi terakhir dari indeks original Tornqvist dalam bentuk least-
squares
iii. Jika kita focus pada indeks kuantitas didasarkan atas formula Tornqvist kemudian indeks
CCD dalam bentuk perubahan –logcapat ditunjukkan menjadi sama dengan

(9.35)

Contoh aplikasi
Table berikut ini adalah data harga dan kuantitas suatu pertanian jagung di daerah transmigrasi
Pulau Mentaro, Kecamatan Kumpeh Hilir, Kabupaten Muaro Jambi.

Tabel 9.1 Data Produksi dan Input Pertanian Jagung di Kecamatan Kumpeh Hilir
DATA PRODUKSI DAN
INPUT    
PERTANIAN JAGUNG    
  Output dan Harganya Output dan Harganya
  Sem 1 Sem 1 Sem 2 Sem 2
Tahun Q1 P1 Q2 P2
2000 5.250 870.0 5.400 877.5
2001 5.270 885.0 5.400 915.0
2002 5.650 937.5 5.450 1.012.5
.. .. .. .. ..
.. .. .. .. ..
2007 6.336 1.320.0 6.375 1.365.0
2009 6.254 1.425.0 6.322 1.500.0
2010 6.300 1.725.0 6.525 1.850.0
Tabel 9.2 Perkembangan Harga Output dan Input
DATA HARGA OUTPUT DAN INPUT
PERTANIAN JAGUNG
    Upah Sewa Harga Harga
  Py TK/jam Lahan Pupuk Obat
Tahun 840.0 W1 W2 W3 W4
2000.1 870.0 7.500 35,000 500 14,500
2000.2 877.5 7.500 35,000 520 14,500
2001.1 885.0 7.750 36,500 530 15,000
2001.2 915.0 7.750 36,600 550 15,100
.. .. .. .. .. ..
.. .. .. .. .. ..
.. .. .. .. .. ..
2009.1 1,425.0 10.250 41,500 980 21,000
2009.2 1,500.0 10.750 42,200 1,025 21,500
2010.1 1,725.0 11.000 42,250 1,050 22,500
2010.2 1,850.0 11.000 42,500 1,075 22,750

Hasil perhitungan
Dari hasil printout hasil estimasi menggunakan program komnputer Shazam terlihat bahwa nilai
indeks harga input (semester 1 tahun 2000 sebagai tahun dasar) terlihat bahwa perkembangan
indeks sampai dengan akhir semester 2 tahun 2000 angka indcks antarempat alat ukur sara. Pada
akhir semester 2 tahun 2005 terlihat bahwa semua angka indcks (Divisia, Laspeyres, Paasche,
dan Fisher) adalah sama 1.07 1. Artinya telah terjadi kenaikan harga output dari scmester 1 tahun
2000 sampai akhir semester 2 tahun 2005 sebesar 7,1%o. Scdangkan perkembangan angka
indeks tahun-tahun berikutnya cukup beragam, hanya perbedaannya tidak terlalu besar, kecuali
untuk indeks harga output Paasche yang cenderung lebih besar dari yang lainnya. Sebagai contoh
bahwa angka indeks harga terendah pada akhir semester 2 tahun 2010 ditunjukkan oleh angka
indeks Laspeyres yaitu sebesar 1.132, angka indeks Divisia 1.238, angka indeks Fisher 1.239,
dan angka indeks Paasche 1.247. Selama kurun waktu 9 tahun telah terjadi kenaikan harga output
sekitar 24%. (lihat Tabel 14.3).
Perkembangan angka indeks kuantitas output pada kurun waktu yang sama juga menunjukkan
pola yang sama, angka indeks Paasche cenderung lebih besar dari angka-angka indeks lainnya.
Perkembangan angka indeks kuantitas output pada tiga tahun pertama dari tahun dasar ke empat
angka indeks menunjukkan besaran yang sama, masing-masingnya sebesar 1.169. Sedangkan
sampai dengan akhir semester 2 tahun 2010 telah terjadi kenaikan angka indeks kuantitas output
sebesar 1.229 untuk indeks Divisia, 1.235 untuk indeks Paasche, 1.221 untuk indeks Laspeyres
dan 1.228 untuk indeks Fisher. Dari angka tersebut terlihat bahwa selama kurun waktu 2000 -
2010 telah terjadi kenaikan kuantitas output sebesar 22,1% sampai 23,5%. (lihat Tabel 9.5).

Anda mungkin juga menyukai