Anda di halaman 1dari 8

TUGAS EKONOMI MAKRO

TEORI COMPETITIVE ADVANTAGE

Oleh :

Febianti 1451166

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2015
1. Teori Competitive Advantage / Teori Keunggulan Bersaing
a. Michael Porter

PEMERINTAH

STRATEGI, STRUKTUR
PERSAINGAN PERUSAHAAN

SUMBER DAYA SAING PERMINTAAN


DAYA INTERNASIONAL DOMESTIK

INDUSTRI TERKAIT DAN


PENDUKUNG

AKSES DAN
KESEMPATAN

Berlian Porter (Porters diamond) adalah model yang diciptakan oleh Michael Porter untuk
membantu kita dalam memahami konsep keunggulan kompetitif (competitive advantage) suatu
negara yang semakin populer dalam dunia yang semakin mengutamakan kompetisi saat ini.
Konsep keunggulan kompetitif adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa kondisi alami-
keunggulan komparatif- tidaklah perlu untuk dijadikan penghambat karena keunggulan pada
dasarnya dapat diperjuangkan dan ditandingkan (dikompetisikan) dengan berbagai
perjuangan/usaha. Dan keunggulan suatu negara bergantung pada kemampuan perusahaan-
perusahaan di dalam negara tersebut untuk berkompetisi dalam menghasilkan produk yang dapat
bersaing di pasar.
Porter mengungkapkan bhw ada 4 atribut utama yg menentukan mengapa industri tertentu
dalam suatu negara dapat mencapai sukses internasional (keunggulan kompetitif) :
Factor Conditions/Kondisi Faktor Produksi/Sumber Daya
Kondisi faktor produksi adalah sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara, terdiri
dari 5 kategori :
Human Resources (Sumber Daya Manusia)
Physical Resources (Sumber Daya Alam)
Knowledge Resources (IPTEK atau Sumber Daya Teknologi)
Capital Resources (Sumber Daya Kapital-Permodalan)
Infrastructure (Sumber Daya Infrastruktur atau Prasarana)
Kondisi faktor produksi dikatakan baik apabila jumlah faktor produksi yang dimiliki
ada banyak dan perbandingan antara masing-masing faktor produksiyang dimiliki
negara jumlahnya proporsional. Semakin baik kondisi faktor produksi yang dimiliki
oleh perusahaan-perusahaan di dalam suatu negara, maka akan semakin kompetitif
negara tersebut.
Domestic Demand Conditions/Kondisi Permintaan Domestik
Permintaan merupakan salah satu faktor penting sebagai penentu keunggulan
kompetitif suatu bangsa/perusahaan dalam produk atau jasa yang dihasilkan.
Permintaan domestik yaitu bagaimana permintaan didalam negeri terhadap produk
atau layanan industri di negara tersebut. Permintaan hasil industri terutama
permintaan dalam negeri merupakan aspek yang mempengaruhi arah pengembangan
faktor awalan keunggulan kompetitif sektor industri. Inovasi dan kemajuan teknologi
dapat terinspirasi oleh kebutuhan dan keinginan konsumen.
Related and Supporting Industries/Industri-industri yang Berkaitan dan Mendukung
Faktor ini menggambarkan hubungan dan dukungan antar industri, dimana ketika
suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif maka industri-industri
pendukungnya juga akan memiliki keunggulan kompetitif.
Untuk menjaga dan memelihara kelangsungan keunggulan kompetitif, maka perlu
selalu dijaga kontak dan koordinasi dengan pemasok (supplier), terutama dalam
menjaga dan memelihara rantai nilai yang ada (handling material, purchasing,
inventory handling, production, warehousing and distribution, sales and marketing,
customer service)
Firms Strategy Structure Rivalry/Strategi, Struktur, dan Persaingan Perusahaan
Strategi dan struktur yang diterapkan perusahaan akan menentukan
kompetitivitasnya. Perusahaan dituntut agar dapat menerapkan strategi dan struktur
yang paling tepat dengan keadaan yang dialami agar dapat bertahan terhadap kondisi
sekitarnya. Selain itu, persaingan antarperusahaan juga dapat meningkatkan
kompetitivitas perusahaan karena dengan adanya persaingan, maka dipastikan akan
ada usaha ekstra dari perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya agar dapat
bertahan dalam kompetisi.
Selain keempat determinan di atas, masih ada dua unsur lagi yang berada di luar berlian
Porter, namun kedua unsur ini memiliki pengaruh pada keempat determinan tersebut. Kedua unsur
tersebut adalah :
Government/Pemerintah
Pemerintah yakni pemerintah pada semua tingkatan pemerintahan dapat
meningkatkan atau memperlemah keunggulan nasional. Peran pemerintah terutama
dalam membentuk kebijakan yang mempengaruhi komponen-komponen Diamond
Porter. Misalnya kebijakan pemerintah yang mendukung pendidikan dapat mengubah
kondisi faktor produksi.
Access and Chance/Akses dan Kesempatan
Kesempatan yaitu perkembangan yang berada diluar kendali perusahaan-
perusahaan(dan biasanya juga diluar kendali pemerintah suatu negara). Unsur
kesempatan memberikan dampak yang cukup signifikan pada keempat determinan
berlian Porter, meskipun unsur yang satu ini tidak dapat diprediksi dengan tepat
keberadaan dan pergerakannya.
b. Dong Sung Cho
Model 9 faktor yang diciptakan oleh Dong-Sung Cho merupakan pengembangan dari model
berlian Porter. Menurut Dong-Sung Cho, kita membutuhkan model yang bisa mengatakan pada kita
bukannya seberapa banyak tingkat sumber daya yang sekarang dimiliki oleh suatu negara, tetapi
siapa yang menciptakan sumber daya dan kapan seharusnya setiap sumber daya itu diciptakan.

POLITISI TENAGA KERJA


BIROKRASI

LINGKUNGAN
BISNIS

SUMBER DAYA SAING PERMINTAAN


DAYA INTERNASIONAL DOMESTIK

INDUSTRI TERKAIT DAN


PENDUKUNG

TEKNISI, PERANCANG,
KEWIRAUSAHAAN MANAJER PROFESIONAL

AKSES DAN
KESEMPATAN

Perbedaan dengan model Porter adalah terletak pada faktor yang terdapat di luar kotak
berlian, yaitu tenaga kerja, birokrasi dan politik, kewirausahaan, serta teknisi, perancang dan
manajer profesional. Juga faktor akses dan kesempatan yang berada diluar kotak segi empat
tersebut. Dimana faktor akses dan kesempatan ini ikut mempertajam daya saing internasional
suatu negara.
Dengan demikian, dari rangkaian kualitas tenaga kerja, birokrasi yang andal dan politisi yang
profesional dan mampu menciptakan kebijakan yang kondusif bagi pengembangan daya saing
suatu negara, khususnya bagi jajaran politisi dan birokrasi yang diperlukan faktor intergritas dan
kejujuran yang merupakan prasyarat utama dalam pengembangan daya saing.
Semua faktor diatas saling berkaitan untuk menentukan ketajaman tingkat kompetisi suatu
negara.
2. Kaitan dengan kondisi Indonesia
a. Michael Porter
Faktor produksi/Sumber daya
Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi
barang dan jasa. Faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga
kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan.
Di Indonesia faktor produksi sumber daya alam dan tenaga kerja memang melimpah
tetapi tidak seimbang dengan faktor produksi kewirausahaan dan modal. Tenaga
kerja Indonesia memang banyak tetapi tingkat kewirausahaannya masih rendah
(kurang keahlian atau keterampilannya).
Domestic Demand Conditions/Kondisi Permintaan Domestik
Permintaan konsumen domestik akan membentuk bagaimana perusahaan memiliki
persepsi, mengartikan dan bereaksi terhadap kebutuhan konsumen/pembeli. Suatu
negara akan memiliki keunggulan Kompetitif dalam suatu industri jika konsumen
domestik dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kebutuhan konsumen.
Konsumen Indonesia sangat menuntut untuk memperoleh barang dan jasa yang
berkualitas baik, memiliki kesadaran yang tinggi akan hak-haknya, dan selalu
menyuarakan kepentingan dan memperjuangkan kesejahteraannya maka karakter
konsumen seperti ini mendorong produsen atau industri bekerja lebih efisien,
inovatif dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas untuk memenuhi tuntutan
konsumen. Karakter ini muncul karena daya beli masyarakat Indonesia, dengan
kelompok kelas menengahnya yang semakin besar, terus meningkat, yang
selanjutnya mendorong pertumbuhan konsumsi domestik.
Related and Supporting Industries/Industri-industri yang Berkaitan dan Mendukung
Dalam hal industri terkait dan pendukung, kemajuan industri nasional dan
perdagangan internasional dari negara-negara industri maju maupun negara-negara
industri baru karena didukung oleh industri terkait dan industri pendukung mereka
yang maju dan kompetitif. Pengalaman dari negara-negara ini memberi suatu kesan
bahwa suatu industri di suatu negara akan semakin kompetitif di pasar dunia jika
industri-industri terkait dan pendukungnya didalam negeri juga mempunyai
keunggulan kompetitif.
Kelemahan dari industri Indonesia adalah masih kurangnya industri-industri terkait
dan pendukung sehingga banyak industri di Indonesia yang bergantung pada impor
bahan baku. Karena banyak industri yang bergantung pada impor maka sulit untuk
menjaga kontak dan koordinasi dengan pemasok (supplier), terutama dalam
menjaga dan memelihara rantai nilai yang ada sehingga menyebabkan industri-
industri di Indonesia sulit untuk menjaga dan memeliharan kelangsungan
keunggulan kompetitif.
Firms Strategy Structure Rivalry/Strategi, Struktur, dan Persaingan Perusahaan
Strategi yang tepat harus diaplikasi untuk meraih keberhasilan melalui pemanfaatan
peluang-peluang yang ada pada lingkungan bisnis yang bergerak cepat dan semakin
kompetitif. Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia telah menyadari hal
tersebut dan memilih strategi perusahaan yang tepat. Namun tidak sedikit pula dari
mereka yang tidak memperhitungkan implikasi langsung strategi perusahaan
tersebut terhadap sumber daya manusia.
Perusahaan harus memilih strategi bisnis yang tepat supaya mampu memanfaatkan
peluang bisnis dan mengantisipasi kendala-kendala yang terjadi sebagai dampak
dari perubahan lingkungan yang cepat. Salah satu kunci yang sangat penting dalam
meraih keunggulan kompetitif adalah melalui pengelolaan sumber daya manusia
secara efektif. Pengolaan strategi sumber daya manusia dapat dilakukan dengan
meningkatkan mutu SDM.
Saat ini mutu SDM di Indonesia cukup menghawatirkan. Secara umum, mutu
pendidikan di Indonesia masih realtif lebih rendah dibandingkan mutu pendidikan
di Singapura dan Malaysia. Pendidikan berperan besar dalam meningkatkan mutu
SDM sebab itu mutu pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan baik secara
kuantitas maupun secara kualitas.
Persaingan positif dengan perusahaan lain merupakan karakteristik untuk
meningkatkan produktivitas dan prestasi perusahaan. Sebab itu struktur kerja dan
budaya perusahaan yang mengacu pada inovasi, kreativitas dan belajar
berkesinambungan akan merupakan pilihan yang tepat bagi perusahaan-
perusahaan yang ingin memiliki keunggulan berkompetisi.
Government/Pemerintah
Dalam hal peran pemerintah, menurut Porter, peran yang tepat bagi pemerintah
adalah sebagai suatu katalis dan penantang, dengan maksud untuk merangsang atau
mendorong para pelaku usaha meningkatkan kinerjanya, melakukan inovasi, dan
hal-hal lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing mereka. Menurut
Porter, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung
komponen-komponen Diamond Porter.
Namun nyatanya di Indonesia masih ada kebijakan pemerintah yang kurang
mendukung contohnya adalah UMR yang terus naik. Di satu pihak memang
menguntungkan pekerja tetapi untuk perusahaan/produsen kenaikan UMR akan
menyebabkan kenaikan biaya produksi yang akhirnya akan menurunkan daya saing
perusahaan.
Access and Chance/Akses dan Kesempatan
Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan
keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan.
Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko
yang akan muncul bila MEA telah diimplementasikan.
Selain itu, kerjasama yang apik antara otoritas negara dan para pelaku usaha
diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan sosial (hukum dan kebijakan) perlu
dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja
dan perusahaan di Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di
negara sendiri di tahun 2015 mendatang.
Suatu negara yang sukses (memiliki keunggulan bersaing) dalam skala internasional pada
umumnya didukung oleh kondisi faktor produksi yang baik, permintaan dan tuntutan mutu dalam
negeri yang tinggi, industri yang maju, dan persaingan domestik yang ketat. Berkaitan dengan hal
tersebut, kondisi Indonesia belum bisa dikatakan baik/belum mencapai kriteria yang disebutkan,
sehingga wajar tingkat daya saing Indonesia masih belum maksimal. Keunggulan kompetitif yang
hanya didukung oleh satu atau dua atribut saja biasanya tidak akan dapat bertahan, sebab keempat
atribut tersebut saling berinteraksi positif dalam negara yang memiliki keunggulan bersaing.
Dari keempat kondisi utama penentu daya saing menurut model Porter, dapat dikatakan
bahwa hanya kondisi permintaan/pasar domestik yang dapat dikatakan sebagai sumber utama
pertumbuhan industri di dalam negeri selama ini. Sedangkan ketiga kondisi lainnya, khususnya
kondisi faktor dan industri pendukung masih sangat lemah. Khususnya kondisi infrastruktur dan
SDM merupakan dua penghambat besar peningkatan daya saing industri nasional.
Untuk meningkatkan keunggulan kompetitif Indonesia jika mengikuti teori keunggulan
kompetitif oleh Michael Porter maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Keunggulan kompetitif suatu negara ditentukan oleh keunggulan kompetitif dari
perusahaan-perusahaan yang ada di negara tersebut. Keunggulan kompetitif suatu
perusahaan tergantung pada kemampuannya dalam melakukan inovasi. Oleh karena
itu perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu melakukan inovasi yaitu dengan cara
penciptaan teknologi baru atau cara produksi, cara pemasaran, atau cara bersaing yang
baru. Inovasi dapat juga diwujudkan dalam suatu rancangan produk baru, dan suatu
cara yang baru dalam melaksanakan pelatihan atau pendidikan dalam usaha
meningkatkan SDM di dalam perusahaan.
Untuk meningkatkan keunggulan kompetitif negara perlu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di Indonesia. Dengan cara :
Menciptakan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. Hal itu diwujudkan dengan
pemerataan pendidikan, perluasan akses ke perguruan tinggi, dan penyediaan
infrastruktur pendidikan yang layak. Selanjutnya, peningkatan kompetensi pendidik
dan pemberian beasiswa tetap bagi anak-anak yang kurang mampu juga harus selalu
diperhatikan. Kualitas SDM yang secara merata telah dimiliki, baik dalam
ilmu pengetahuan maupun keterampilan, akan mendukung transformasi Indonesia
sebagai negara maju yang memiliki daya saing. Namun perlu ditekankan, semua hal itu
harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan konsisten. Karena perencanaan yang
matang tanpa palaksanaan yang berkelanjutan dan konsisten akan menjadi percuma.
Perbaikan status kesehatan untuk terwujudnya SDM Indonesia yang produktif. Hal itu
dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan mendasar yang merata terhadap
seluruh masyarakat Indonesia. Selanjutnya perbaikan-perbaikan lain yang masih harus
ditingkatkan adalah kualitas pelayanan kesehatan, sarana-prasana, dan biaya
kesehatan yang murah namun berkualitas
b. Dong Sung Cho
Perbedaan dengan model Porter adalah terletak pada faktor yang terdapat di luar kotak
berlian, yaitu tenaga kerja, birokrasi dan politik, kewirausahaan, serta teknisi, perancang dan
manajer profesional. Juga faktor akses dan kesempatan yang berada diluar kotak segi empat
tersebut. Dimana faktor akses dan kesempatan ini ikut mempertajam daya saing internasional
suatu negara.
Birokrasi dan politik
Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini bisa dikatakan belum
menunjukan arah perkembangan yang baik, karena masih banyak ditemukan
birokrat yang arogan dan menganggap rakyatlah yang membutuhkannya, praktik
KKN yang masih banyak terjadi, dan mentalitas birokrat yang masih jauh dari
harapan.
Tenaga kerja
Keunggulan alami yang dimiliki Indonesia adalah jumlah tenaga kerja yang
melimpah.
Kewirausahaan
Namun tenaga kerja di Indonesia yang melimpah tidak seimbang dengan tingkat
kewirausahaannya (keahlian dan keterampilan). Kualitas SDM di Indonesia masih
rendah menyebabkan daya saing negara menurun.
Teknisi, Perancang, dan, Manajer Profesional
Kurangnya teknisi dan pekerja profesional di Indonesia mengakibatkan banyak
negara yang masih merasa tidakpasti untuk melakukan bisnis di Indonesia. Itulah
yang menyebabkan investasi di Indonesia masih rendah. Investasi yang rendah
menyebabkan kapasitas produksi terbatas sehingga produktivitas yang dihasilkan
menjadi rendah yang akibatnya akan menurunkan daya saing Indonesia.
Walaupun Indonesia memiliki tenaga kerja yang melimpah, tetapi juga tidak dibarengi oleh
keahlian dan keterampilan yang baik maka akan sulit menciptakan teknisi, perancang, dan
manajemen profesional. Belum lagi birokrasi di Indonesia yang masih banyak masalah, salah
satunya yaitu KKN, dan jauh dari harapan masyarakat Indonesia. Akibatnya semakin sulit untuk
menciptakan lingkungan bisnis yang baik. Bila lingkungan bisnis tidak tercipta maka tidak akan ada
industri terkait dan pendukung. Akibatnya tidak akan menciptakan permintaan domestik.
Untuk meningkatkan keunggulan kompetitif Indonesia jika mengikuti teori keunggulan
kompetitif oleh Dong Sung Cho maka perlu dilakukan hal sebagai berikut :
Melaksanakan reformasi birokrasi. Melalui reformasi birokrasi, dilakukan penataan
terhadap sistem penyelangggaraan pemerintah dimana uang tidak hanya efektif dan
efisien, tetapi juga reformasi birokrasi menjadi tulang punggung dalam perubahan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuan reformasi birokrasi adalah untuk
menciptakan birokrasi pemerintah yang professional, bebas dan bersih KKN,
berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

Anda mungkin juga menyukai